Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Teks memberikan informasi mengenai ascariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan sanitasi yang buruk. Gejalanya bervariasi dari tidak bergejala hingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada infeksi berat, terutama pada anak-anak. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing pada tinja, sedangkan pengobatannya menggunak
Dokumen tersebut membahas tentang soal-soal virologi yang terkait dengan virus pencernaan, virus SSP dan kulit, virus hepatitis, virus AIDS dan lentivirus, serta cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Terdapat berbagai pertanyaan mengenai identifikasi virus penyebab penyakit tertentu berdasarkan ciri-cirinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Tes makroskopik dan mikroskopik cairan otak memberikan informasi penting untuk diagnosis penyakit. Tes makroskopik melihat warna, kekeruhan, dan bekuan cairan, sementara tes mikroskopik menghitung dan mengidentifikasi jenis sel untuk mendeteksi infeksi. Hasil tes dibandingkan dengan nilai normal untuk mendiagnosis kondisi seperti meningitis dan tumor.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi dan desinfeksi untuk membunuh organisme penyebab infeksi. Ia menjelaskan definisi sterilisasi dan desinfeksi, istilah terkait, bahan kimia yang digunakan seperti yodium, klorin, alkohol, dan fenol, serta cara-cara melakukan sterilisasi melalui pemanasan, gas, dan sinar ultraviolet. Dokumen ini juga membahas penggunaan antibiotika untuk menghambat pertumbuhan mikro
Pedoman ini memberikan panduan pengelolaan spesimen untuk mikrobiologi klinik, mulai dari cara pengambilan, transportasi, dan penyimpanan spesimen seperti darah, urin, feses, sputum, dan lainnya agar mutu hasil pemeriksaan terjaga."
Bakteri memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa bakteri berbentuk kokus, basil, atau spiral. Bakteri dapat dibedakan menggunakan pewarnaan seperti Gram atau tahan asam, yang menunjukkan perbedaan struktur dinding selnya. Bakteri dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia tergantung spesiesnya.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Ìý
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas darah dan elektrolit darah disebut blood gas analyzer. Alat ini mengukur parameter seperti pH, PO2, PCO2, kalisium, natrium, dan lainnya. Faktor yang mempengaruhinya antara lain gelembung udara, antikoagulan, dan metabolisme sampel darah. Prinsip kerjanya dengan membandingkan gas sampel darah dengan gas standar menggunakan sistem pemencaran inframerah.
Caplak adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota teodoidea. yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan kedalam kelas Acarina. ordo Arachnoidea. prsentasi ini menjelaskan tentang klasifikasi dari beberapa caplak seperti :Boophilus, Ixodes, Dermacentor, ambiyomma, hyalomma dll.
Laboratorium histopatologi melakukan beberapa tahapan untuk mempelajari struktur dan fungsi sel pada jaringan, meliputi fiksasi spesimen, pemotongan jaringan, pematangan, embedding, sectioning, pewarnaan hematoksilin-eosin, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop untuk mendiagnosis sel dan jaringan.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang soal-soal virologi yang terkait dengan virus pencernaan, virus SSP dan kulit, virus hepatitis, virus AIDS dan lentivirus, serta cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Terdapat berbagai pertanyaan mengenai identifikasi virus penyebab penyakit tertentu berdasarkan ciri-cirinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Tes makroskopik dan mikroskopik cairan otak memberikan informasi penting untuk diagnosis penyakit. Tes makroskopik melihat warna, kekeruhan, dan bekuan cairan, sementara tes mikroskopik menghitung dan mengidentifikasi jenis sel untuk mendeteksi infeksi. Hasil tes dibandingkan dengan nilai normal untuk mendiagnosis kondisi seperti meningitis dan tumor.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi dan desinfeksi untuk membunuh organisme penyebab infeksi. Ia menjelaskan definisi sterilisasi dan desinfeksi, istilah terkait, bahan kimia yang digunakan seperti yodium, klorin, alkohol, dan fenol, serta cara-cara melakukan sterilisasi melalui pemanasan, gas, dan sinar ultraviolet. Dokumen ini juga membahas penggunaan antibiotika untuk menghambat pertumbuhan mikro
Pedoman ini memberikan panduan pengelolaan spesimen untuk mikrobiologi klinik, mulai dari cara pengambilan, transportasi, dan penyimpanan spesimen seperti darah, urin, feses, sputum, dan lainnya agar mutu hasil pemeriksaan terjaga."
Bakteri memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa bakteri berbentuk kokus, basil, atau spiral. Bakteri dapat dibedakan menggunakan pewarnaan seperti Gram atau tahan asam, yang menunjukkan perbedaan struktur dinding selnya. Bakteri dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia tergantung spesiesnya.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Ìý
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas darah dan elektrolit darah disebut blood gas analyzer. Alat ini mengukur parameter seperti pH, PO2, PCO2, kalisium, natrium, dan lainnya. Faktor yang mempengaruhinya antara lain gelembung udara, antikoagulan, dan metabolisme sampel darah. Prinsip kerjanya dengan membandingkan gas sampel darah dengan gas standar menggunakan sistem pemencaran inframerah.
Caplak adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota teodoidea. yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan kedalam kelas Acarina. ordo Arachnoidea. prsentasi ini menjelaskan tentang klasifikasi dari beberapa caplak seperti :Boophilus, Ixodes, Dermacentor, ambiyomma, hyalomma dll.
Laboratorium histopatologi melakukan beberapa tahapan untuk mempelajari struktur dan fungsi sel pada jaringan, meliputi fiksasi spesimen, pemotongan jaringan, pematangan, embedding, sectioning, pewarnaan hematoksilin-eosin, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop untuk mendiagnosis sel dan jaringan.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai persiapan pasien dan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan mikroba, termasuk sputum, darah, feses, dan urine. Langkah-langkah pentingnya adalah membersihkan area pengambilan, mengambil jumlah spesimen yang cukup, dan menyimpan/mengirim spesimen dengan benar menggunakan media transport untuk menjaga kualitas spesimen.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan panduan penanganan sampel untuk penyakit campak, difteri, dan AFP.
2. Termasuk alat dan bahan yang diperlukan, cara pengambilan dan penanganan sampel, serta pengemasan dan pengiriman ke laboratorium.
3. Langkah-langkah penanganan sampel dirinci untuk memastikan kualitas dan keamanan sampel selama proses pengiriman.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen, pengiriman, dan penyimpanan spesimen darah, urin, feses, sputum dijelaskan secara rinci untuk memastikan kualitas hasil pemeriksaan laboratorium."
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m3_px sediaan basah nacl 0.9%sriaminingsih1
Ìý
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang prosedur pemeriksaan sediaan basah untuk mendeteksi Trichomonas vaginalis, clue cell, dan jamur kandida pada sampel duh tubuh vagina. Prosedur terdiri dari pengambilan sampel dengan swab, pembuatan sediaan dengan NaCl 0,9% dan KOH 10%, serta pemeriksaan di bawah mikroskop untuk mengamati morfologi patogen. Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk diagnosis dan pelaporan
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
Ìý
1. Materi membahas pengambilan sampel darah vena dan kapiler serta pembuatan sampel darah kering (DBS) untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak.
2. Terdapat penjelasan tentang prosedur pengambilan darah vena dan kapiler, pengolahan sampel darah, penyimpanan, serta pengambilan sampel DBS.
3. Sampel DBS dapat digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak karena hanya membutuhkan sedikit darah
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. Prinsip
ï‚— Universal precaution
ï‚— Sterilitas peralatan
ï‚— Bahan pemeriksaan / spesimen
sesuai
ï‚— Cara pengambilan benar
ï‚— Lokasi / tempat pengambilan sesuai
ï‚— Labeling, Identitas dan permintaan
jelas
ï‚— Kirim segera ke lab
8. Alat dan Bahan yang Diperlukan
Alat :
- Kapas
- Spuit steril
- Torniket
Bahan :
- Alkohol 70%
- Media dalam botol
- Povidone iodine 10%
9. Waktu Pengambilan Sampel
• Sebelum diberikan antibiotik
• Bila sudah diberikan antibiotik:
dilakukan sebelum pemberian dosis
antibiotik berikutnya
• Sesaat sebelum temperatur mencapai
puncak
• Sebanyak 3x selang waktu 1jam
10. Cara Melakukan Pengambilan
Spesimen
• Lokasi: lipat siku, pilih vena yang
paling jelas dan besar
• Bayi : vena sekitar mata kaki
• Tidak dianjurkan mengambil darah
untuk biakan dari kateter intra vena
dan intra arteri
11. • Medium kultur darah disiapkan
• Beri identitas dengan jelas
• Tipe dari spesimen tersebut,
• Tanggal pengambilan sampel.
12. Cara pengambilan darah
• Buka tutup alumunium botol, bersihkan dengan
kapas alkohol.
• Daerah pengambilan diapus kapas
alkohol 70% dari tengah memutar ke tepi,
• Biarkan kering dan ulangi hal yang sama dengan
povidone iodine 10%
• Tunggu + 1 menit, jangan diraba lagi
• Tusukkan ujung jarum ke vena yang dituju
• Isap perlahan-lahan sehingga darah masuk
kedalam spuit
• Torniquet dilonggarkan sampai didapat sejumlah
darah yang dikehendaki
13. • Tusukkan jarum perlahan ke tutup karet
bulyon, jangan terpercik
• Ujung jarum tidak menyentuh media
• Udara dalam spuit tidak boleh ikut masuk
• Botol media digoyangkan memutar diatas
meja datar agar tercampur merata
14. • Buang jarum ke alat penghancur
atau tutup dengan satu tangan
• Buang syringe ke wadah berisi Na
hipokhlorit
17. Alat dan Bahan yang Diperlukan
ï‚—Swab steril jenis dacron atau rayon.
ï‚—Tabung steril berisi media transport.
Waktu Pengambilan Sampel
ï‚—Spesimen dapat diambil kapan saja.
18. Cara Melakukan Pengambilan Sampel
ï‚—Tabung :identitas yang jelas dan
lengkap
ï‚—Lepaskan pembalut
ï‚—Bersihkan luka dgn NaCL fis steril utk
hilangkan kotoran/flora normal /
eksudat
ï‚—Oleskan swab ke bagian tengah luka
22. Apus Konjungtiva:
Alat dan Bahan Yang Diperlukan
• Swab steril dacron/ rayon
• Tabung steril berisi media transport
ï‚— Apus sebelum pemberian antibiotik
ï‚— tanpa anestesi topikal
ï‚— Tabung:
 identitas dengan jelas
 asal spesimen (mata kiri atau kanan)
 tanggal pengambilan sampel
23. CARA PENGAMBILAN
ï‚— Terang, kepala bersandar, melihat ke atas
ï‚— Eksudat/pus di mata dibersihkan dengan
swab / kasa steril yang dibasahi salin
ï‚— Swab ke-2 dibasahi dengan salin:
ï‚— gosok konjungtiva sisi bawah dan atas
(2-3X)
ï‚— Ke-2 mata di apus dengan swab berbeda
24. ï‚— Ophthalmia neonatorum
- infeksi mata o.k GO
- saat kelahiran
pervaginal
- menyebabkan kebutaan
Infeksi mata pada dewasa
28. Urin Container
• Wadah yang steril (steril /asam borik)
• Kering
• Anti bocor, terbuat dari plastik atau kaca dengan
tutup berulir.
• Volume kira-kira 50 ml.
• Diantar secepatnya ke laboratorium
• Bila ditunda > 2 jam : disimpan dalam refrigerator
(suhu 4ï‚°C) dan diperiksakan dalam waktu 18 jam
29. Spesimen Urine
• Urin pagi
• midstream specimen / Urine porsi tengah
• Cara pengambilan lain:
– Suprapubic
– Via Cathether
35. Pengambilan Spesimen Sputum
• Wadah bermulut lebar dan memiliki tutup
yang berulir
• Sputum dipagi hari ketika bangun tidur.
• Malam hari :
– Minum teh manis
– GG tab 200 mg
• Berkumur dengan air
• Gigi palsu dilepas
36. Sputum
• Pastikan bukan ludah / saliva
• Volume 3-5 ml
• Kirim segera ke lab
• Apabila ditunda dapat disimpan di kulkas
• Jauhkan dari sinar matahari
38. Alat dan Bahan
• Apus dengan tip sintetik (Dakron)
Apus dengan tip kapas dan tangkai
kayu tidak direkomendasikan.
• Tabung tempat spesimen apus berisi
media transport
• Alat perlindungan diri : masker, kaca
mata pelindung, sarung tangan.
39. Prosedur Awal
• Tabung disiapkan, beri identitas dengan jelas
dan tipe dari spesimen tersebut, serta tanggal
pengambilan sampel.
• Cuci tangan
• Menggunakan alat perlindungan diri: masker,
kaca mata pelindung dan sarung tangan.
40. Cara pengambilan Apus Nasopharynx
• Dudukkan pasien (bila mampu)
• Usahakan kepala pasien tidak banyak
bergerak
• Periksa lubang hidung apakah ada
sumbatan atau kotoron. Bila ada
kotoron bersihkan terlebih dahulu.
42. Cara pengambilan Apus Nasopharynx
• Jarak antara hidung dengan telinga
memberikan estimasi seberapa jauh swab
harus dimasukkan.
43. Cara pengambilan Apus Nasopharynx
• Masukkan swab ke dalam lubang hidung
dengan menyelusuri permukaan bawah
saluran nasal hingga mencapai nasopharynx
(sampai menemui tahanan).
Jangan memaksa memasukkan swab
apabila didapatkan obstruksi sebelum
mencapai nasofaring, keluarkan swab dan
coba lubang hidung lainnya.
45. Cara pengambilan Apus Nasopharynx
• Putar swab perlahan selama 5-10 detik
untuk melepaskan sel epitel.
• Keluarkan swab dan segera masukkan
ke dalam media transport
46. Cara Pengambilan Apus Orofaring
• Pasien duduk (bila mampu) menghadap ke
sumber cahaya.
• Lidah ditahan ke arah bawah dengan tongue
depressor kemudian swab steril diapuskan ke
setiap tonsil, bagian belakang pharynx dan
daerah lain yang mengalami inflamasi.
47. Cara Pengambilan Apus Orofaring
• Swab tidak boleh menyentuh permukaan
lidah dan buccal. Setiap daerah permukaan
minimal diambil sebanyak 2 apusan, 1 untuk
pembuatan preparat apus dan lainnya
disimpan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
• Segera masukkan swab media transport.
48. Cara Pengambilan Apus Nasal
• Pasien duduk (bila mampu) menghadap ke
sumber cahaya.
• Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan
atau kotoron. Bila ada kotoron bersihkan
terlebih dahulu.
49. Cara Pengambilan Apus Nasal
• Masukkan swab ke dalam lubang hidung + 2
cm, putar swab sehingga mengenai mukosa
hidung selama + 3 detik.
• Segera masukkan swab media transport.
51. Alat dan Bahan
• 3-4 tabung plastik steril yang telah
diberi label sebagai tabung pertama,
kedua, dan ketiga/ keempat.
• Hindari penggunaan tabung gelas,
karena adhesi sel pada gelas akan
mempengaruhi pemeriksaan jumlah dan
hitung jenis sel.
52. Cara Pengambilan Cairan Otak
• Pungsi lumbal : tulang vertebra lumbalis
ketiga dan keempat atau antara keempat dan
kelima.
53. 10-20 mL cairan otak yang ditampung dalam 3-4
tabung plastik steril
56. Alat dan Bahan
• Swab steril jenis dakron.
• Tabung steril berisi media transport.
• Air atau salin steril.
• Alat perlindungan diri: masker dan
sarung tangan.
57. Cara Pengambilan Apus Uretra
• Tabung disiapkan, beri identitas dengan jelas
dan tipe dari spesimen tersebut, serta
tanggal pengambilan spesimen.
• Cuci tangan
• Menggunakan alat perlindungan diri: masker
dan sarung tangan.
58. Cara Pengambilan Apus Uretra
• Apabila terdapat sekret uretra, bahan dapat
diambil langsung.
• Swab dakron yang telah dibasahi air atau salin
steril.
• Swab dimasukkan ke dalam uretra lebih kurang
3-4cm pada laki-laki dan 1-2cm pada wanita.
• Swab diputar dan dikeluarkan secara perlahan.
• Swab dimasukkan ke dalam tabung dengan
segera