際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Perang Pangeran Diponegoro
Perang ini diawali dengan datangnya Herman William Daendels ke Pulau Jawa pada tanggal 5 Januari
1808 (Masa Baataf). Ia ditugaskan Napoleon (Kaum Bangsawan Prancis) untuk memperkuat militer
Prancis di Jawa demi melawan Inggris, namun pada nyatanya, Daendels juga mengomentari etiket dan
tata upacara orang jawa yang menyebabkan munculnya ketidaksukaan dari pihak kesultanan Jogjakarta.
Daendels sangat lancang terhadap kesultanan Jogjakarta, hal ini dibuktikan dengan adanya pemaksaan
dari Daendels yang secara militaris menekan kesultanan agar memberinya akses untuk memanfaatkan
SDA dan SDM di Jogjakarta, membangun pos Anyer-Panarukan, juga monopoli kayu jati di Jogjakarta
timur pada tahun 1809.
Bupati Jogjakarta timur, Raden Ronggo III sempat melakukan perlawanan pada
tanggal 20 November 1810, namun pemberontakannya berhasil diatasi oleh
Daendels dengan cara menangkap Raden Ronggo pada tanggal 17 Desember
1810. Raden Ronggo divonis hukum gantung pada tanggal 23 Desember 1810
dan dieksekusi pada tanggal 24 Desember 1810 di Sekaran, Jogjakarta.
Jasadnya yang berada di keranda dengan sengaja di arak dengan keadaan
terbuka agar rakyat Jogja takut terhadap Baataf. Sultan Hamengkubuwana
(HB) II yang memimpin Kesultanan pada saat itu pun juga dituntut untuk
membayar ganti rugi atas pemberontakan Raden Ronggo (1811), namun pada
tahun 1811, Pihak Inggris menyerang Baataf,, terjadilah Kapitulasi Tuntang
dimana Inggris menggantikan Prancis dalam menguasai Indonesia.
Pihak Inggris tidak begitu menyukai HB II, karena HB II terlalu kaku dalam
menerima kedatangan Inggris di Jogjakarta. HB III yang tahu akan hal ini,
secara diam mendukung Inggris untuk menyerang Kesultanan agar HB III bisa
naik tahta menggantikan ayahnya yaitu HB II. Akhirnya Inggris menyerbu
Keraton Yogyakarta (19-20 Juni 1812) yang menyebabkan HB II diturunkan
secara tidak hormat dan digantikan oleh HB III. Peristiwa ini dikenal dengan
nama Geger Sepehi. Pada masa pemerintahan Inggris, HB III wafat dan
digantikan putranya yaitu HB IV yang saat itu berusia 10 tahun (1814), pada
saat itu juga, terjadi konvensi London dimana kekuasaan Inggris di Indonesia
diberikan sepenuhnya ke pihak Belanda.
Kepemimpinan HB IV juga tidak berlangsung lama karena pada tanggal 6
Desember 1823, HB IV yang berumur 19 tahun wafat saat bertamasya, dalam
data Wikipedia, dimuat jika HB IV meninggal karna sakit saat bertamasya,
namun ada juga desus dimana HB IV diracun oleh istrinya agar anaknya, HB V
bisa cepat naik tahta. Yang harus diketahui, HB IV sendiri adalah anak kandung
dari HB III dan Pangeran Diponegoro adalah anak dari selir HB III yang
bernama Raden Ayu Mangkorowati.
Setelah HB IV meninggal, Istri sah HB IV yaitu Gusti Kangjeng Ratu Kencono
meminta kepada pemerintah Belanda agar anaknya yaitu HB V yang masih
berumur 2 tahun (1823) menjadi calon Sultan selanjutnya dan meminta juga
agar Pangeran Diponegoro menjadi wali Sultannya, namun pemimpin Residen
pada saat itu, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert, memberi ketentuan
kepada rakyat jogja dimana rakyat Jogjakarta harus patuh pada kebijakannya
(Pemasangan Patok), rakyat Jogjakarta juga harus menyebutkan nama
Smissaert pada upacara adat Garebeg (upacara adat menyembah Allah di
bulan Zulhijah (bulan 10 besar penanggalan Arab)), juga menjadi Raja besar
Keraton Yogyakarta. Hal ini dianggap orang Yogjakarta sebagai penghinaan,
namun harus dijalankan.
Smissaert juga dengan lancang merendahkan Pangeran, Smissaert selalu tidak
mau mendengar keluhan Pangeran mengenai permintaan untuk penuntutan
terhadap inggris mengenai ganti rugi akan sewa tanah yang masih berlanjut
ataupun yang sudah berhenti, malahan salah satu patih Yogyakarta bernama
Danurejo malah mendukung Belanda dengan menjadi tangan kanan Smissaert
(1823). Namun akhirnya pemimpin Hindia pertama yaitu Van der Capellen
mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua
tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada
pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan
kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.
Hal ini sangat memicu kemarahan Pangeran, karena pangeran mengganggap hal
itu tetap memeras rakyat Jogjakarta. Kemarahan Pangeran semakin memuncak
pada pertengahan bulan Mei 1825, Pada saat itu, Smissaert memutuskan untuk
memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan
yang awal rutenya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan, jadi
dibelokkan ke sebelah timur Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-patok jalan
yang dipasang orang Belanda melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro
baru mengetahui setelah patok-patok dipasang.
Patok-patok yang telah dipasang itu diganti dengan tombak oleh Pangeran
sebagai pernyataan perang. Pada 29 Oktober 1825, Pangeran juga membuat
satu keputusan besar, yaitu peniadaan pajak puasa. Pajak puasa adalah uang
yang harus diserahkan Masyarakat untuk kesultanan agar kesultanan dapat
membuat jamuan buka Bersama di kesultanan. Hal ini sengaja dilakukan agar
rakyat bisa membeli senjata dan pangan dengan mudah, juga agar Belanda
tidak mengetahui kesiapan rakyat Jogyakarta dalam melawan Belanda.
Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton
senior Raden Tumenggung Sindunegoro II dan Mas Ario Manduro yang
memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro di
Tegalrejo sebelum perang pecah, pasukan ini diperkuat dengan satu pasukan
keraton gabungan Belanda dan Jawa berupa 50 pasukan berkuda
(25 dragonder dari keraton dan 25 hussar) serta 50 serdadu infanteri yang
dibentuk oleh Residen Chevallier dan Asisten nya yaitu Letnan Kavaleri Jean
Nicolaas de Thierry.
Tampaknya, Chevallier berharap dapat memenjarakan Diponegoro, dengan
demikian ia dapat mengakhiri Perang Jawa yang bahkan belum dimulai.
Tibanya pasukan itu memicu perkelahian sengit, permukiman Pangeran jatuh
ke tangan pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Chevallier dan Letnan
Kavaleri Jean Nicolaas de Thierry, dan langsung dibakar. Meskipun kediaman
Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya
berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo.
Mereka beranggapan pangeran berhasil lolos bersama sebagian besar
pendukungnya dengan mengambil jalan setapak sawah-sawah yang
tergenang air, jadi mereka dapat dengan cepat mendahului pasukan yang
mengejar. Selain itu pengerahan pasukan oleh pasukan gabungan ternyata
telah diketahui oleh sang Pangeran karena telah diperingatkan sebelumnya
oleh para pandai besi di Yogyakarta yang telah membantu memasang ladam
kuda-kuda kavaleri dan persiapan senjata Belanda.
Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya pergi ke arah barat
di Desa Dekso, Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan
hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong, Bantul. Pangeran Diponegoro
kemudian menjadikan Goa Selarong sebagai basisnya. Pangeran menempati
goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, sedangkan Raden Ayu
Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya
wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya pergi ke arah barat
di Desa Dekso, Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan
hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong, Bantul. Pangeran Diponegoro
kemudian menjadikan Goa Selarong sebagai basisnya. Pangeran menempati
goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, sedangkan Raden Ayu
Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya
wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur. Pangeran
menyatakan bahwa perjuangan mereka adalah jihad demi melawan non-
muslim.
Perang Diponegoro menjadi pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-
pasukan infantri, kavaleri dan artileri. Pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di
seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya hingga bila suatu wilayah
dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah
direbut kembali oleh pasukan pribumi, begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur perang dibangun
dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh-puluh
kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru
berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir
bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun
strategi perang. Informasi yang disampaikan berupa data kekuatan musuh, jarak tempuh
dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama.
Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan penghujan.
Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha-usaha untuk
gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan
pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan "musuh
yang tak tampak", melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan
mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan
menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota dengan tujuan
menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan
pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah komando Pangeran Diponegoro.
Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.
Perjuangan Diponegoro dibantu oleh Kyai Mojo yang merupakan tokoh spiritual
pemberontakan. Hanya butuh waktu tiga minggu untuk Pangeran Diponegoro melakukan
penyerangan dan menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini diikuti di beberapa
wilayah pada tahun  tahun pertama. Pergolakan meluas ke arah timur mencapai Madiun,
Magetan, Kediri, dan sekitarnya. Meluasnya pergerakan Diponegoro dianggap sebagai
menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.
Dalam pelaksanaannya, Perang Diponegoro dilakukan melalui taktik gerilya. Puncaknya
terjadi pada 1827, ketika Belanda mengerahkan 23.000 serdadu untuk melawan
Diponegoro. Untuk mempersempit pergerakan Diponegoro, Belanda merancang teknik
Bentengstelsel yaitu dengan membangun benteng  benteng di wilayah strategis di Jawa
Tengah dan Jawa Timur sehingga Pangeran Diponegoro terjepit.
Pada tahun 1829, Kyai Mojo ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi (wakil
Perang Diponegoro) dan Panglima utama Perang Diponegoro yaitu Alibasah Sentot
Prawirodijo. Pada tanggal 21 September 1829, Belanda membuat sayembara hadiah
50.000 gulden bagi siapa saja yang dapat menangkap Diponegoro dalam keadaan hidup
atau mati. Pada tanggal 16 Februari 1830, melihat keadaannya yang melemah, Pangeran
Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal de Kock, Kolonel Baptist
Cleerens. Pertemuan dilakukan beberapa kali dengan Jendeal de Kock untuk mengadakan
gencatan senjata. Mata  mata dari Belanda melihat bahwa Diponegoro bersikeras
mendapatkan pengakuan sebagai sultan Jawa di bagian selatan. Pada 25 Maret 1830,
pasukan Belanda disiapkan untuk penangkapan Diponegoro.
Pada akhirnya 28 Maret 1830, Jenderal de Kock mampu menjepit pasukan Diponegoro dan
Diponegoro mau menyerahkan diri. Penyerahan Diponegoro menjadi akhir dari Perang
Diponegoro. Penyerahan diri ini sudah dilukiskan oleh seorang seniman yaitu Raden Saleh.
Setelah ditangkap, Diponegoro diasingkan di Gedung Karesidenan Semarang di Ungaran
dan dibawa ke Batavia pada 11 April 1830, kemudian dipindahkan ke Manado pada 30 April
1830 serta tiba di Benteng Nieuw Amsterdam pada 3 Mei 1830. Pada tahun 1834, Pangeran
Diponegoro dipindahkan ke Makassar dan wafat di Benteng Rotterdam pada 8 Januari
1855.
Setelah perang Diponegoro, pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk
menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III, justru hendak
menyerang seluruh kantor belanda yang berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di
jawa tengah seperti Wonogori, karanganyar yang banyak di huni oleh Warok.
Dalam catatan Belanda, para Warok yang memiliki kemampuan berperang sangat tangguh
bagi pasukan Belanda. Maka dari itu untuk menghindari yang merugikan pihak Belanda,
terjadi sebuah kesepakatan untuk di buatkanlah kantor Bupati di pusat Kota Ponorogo, serta
fasilatas penunjang seperti jalan beraspal, rel kereta api, kendaran langsung dari Eropa
seperti Mobil, motor hingga sepeda angin berbagai merek, maka tidak heran hingga saat ini
kota dengan jumlah sepeda tua terbanyak berada di Ponorogo yang kala itu di gunakan
oleh para Warok juga.
Ringkas Dampak Perang Diponegoro:
Korban kurang lebih 200.000 jiwa dari penduduk Jawa
Korban 8.000 tentara Belanda dan 7.000 serdadu pribumi yang membantu
Belanda
Penegasan dominasi Belanda pasca kekalahan Diponegoro
Raja dan Bupati tunduk kepada Belanda
Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx
Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx
Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx
Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx
Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx
Ad

Recommended

Pangeran diponegoro
Pangeran diponegoro
Yadhi Muqsith
perlawanan diponegoro dan palembang
perlawanan diponegoro dan palembang
Suratno Ratno Miharjo
Makalah perang diponogoro l
Makalah perang diponogoro l
Yadhi Muqsith
pptsejperangdiponegoro-180328053513.pptx
pptsejperangdiponegoro-180328053513.pptx
EmaHusainiyah
Perang Diponegoro
Perang Diponegoro
Audry F. Dewi
Perang dipenogoro
Perang dipenogoro
irfi bifadlillah
Perang Diponegoro
Perang Diponegoro
Lula Wanitama
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Linkin Park News
Perang diponegoro xi s 3
Perang diponegoro xi s 3
Famous3_
Harimau dari madiun
Harimau dari madiun
agus mudjianto
Perang dipenogoro
Perang dipenogoro
irfi bifadlillah
jurnal Perang Jawa II.docx
jurnal Perang Jawa II.docx
Toni591496
perlawanan-diponegoro.pptx
perlawanan-diponegoro.pptx
salsadwi161
Perlawanan Diponegoro
Perlawanan Diponegoro
Ester Elisabeth
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
Arizona38
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
udin100
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Dwiqie Redza Ghanya
B IND MAILANI.docx
B IND MAILANI.docx
NurjuliasariHarahap
B IND MAILANI.docx
B IND MAILANI.docx
NurjuliasariHarahap
Perang diponegoro
Perang diponegoro
Hyuga Hm
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
YABES HULU
14. perang diponegoro 1825 1830
14. perang diponegoro 1825 1830
SMA Negeri 9 KERINCI
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Minarsih
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Septian Muna Barakati
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
KiranaAmanda
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
FredySiswanto8
Perang Diponengoro
Perang Diponengoro
rizkiwirsa
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Warto Susastro
BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
jeyastars
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
SABDA

More Related Content

Similar to Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx (20)

Perang diponegoro xi s 3
Perang diponegoro xi s 3
Famous3_
Harimau dari madiun
Harimau dari madiun
agus mudjianto
Perang dipenogoro
Perang dipenogoro
irfi bifadlillah
jurnal Perang Jawa II.docx
jurnal Perang Jawa II.docx
Toni591496
perlawanan-diponegoro.pptx
perlawanan-diponegoro.pptx
salsadwi161
Perlawanan Diponegoro
Perlawanan Diponegoro
Ester Elisabeth
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
Arizona38
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
udin100
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Dwiqie Redza Ghanya
B IND MAILANI.docx
B IND MAILANI.docx
NurjuliasariHarahap
B IND MAILANI.docx
B IND MAILANI.docx
NurjuliasariHarahap
Perang diponegoro
Perang diponegoro
Hyuga Hm
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
YABES HULU
14. perang diponegoro 1825 1830
14. perang diponegoro 1825 1830
SMA Negeri 9 KERINCI
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Minarsih
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Septian Muna Barakati
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
KiranaAmanda
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
FredySiswanto8
Perang Diponengoro
Perang Diponengoro
rizkiwirsa
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Warto Susastro
Perang diponegoro xi s 3
Perang diponegoro xi s 3
Famous3_
Harimau dari madiun
Harimau dari madiun
agus mudjianto
jurnal Perang Jawa II.docx
jurnal Perang Jawa II.docx
Toni591496
perlawanan-diponegoro.pptx
perlawanan-diponegoro.pptx
salsadwi161
Perlawanan Diponegoro
Perlawanan Diponegoro
Ester Elisabeth
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
Arizona38
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
PERLAWANAN DIPONEGORO.pptx yang mau ikut
udin100
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Tabel singkat Perlawanan terhadap Imperialisme
Dwiqie Redza Ghanya
Perang diponegoro
Perang diponegoro
Hyuga Hm
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
Penggalian nilai nilai pancasila di masa sebelum 1908
YABES HULU
14. perang diponegoro 1825 1830
14. perang diponegoro 1825 1830
SMA Negeri 9 KERINCI
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Ringkasan materi ajar ips kelas v
Minarsih
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Perlawanan cut nyak dien dan teuku umar terhadap belanda ]
Septian Muna Barakati
PERANG DIPONEGORO.pptx
PERANG DIPONEGORO.pptx
KiranaAmanda
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
Perlawanan_Rakyat_Terhadap_Kolonialisme.docx
FredySiswanto8
Perang Diponengoro
Perang Diponengoro
rizkiwirsa
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Perlawananrakyatmenentangkolonialismebarat 130926021129-phpapp01
Warto Susastro

Recently uploaded (20)

BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
jeyastars
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
SABDA
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI RUPA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKUL...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI RUPA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKUL...
AndiCoc
Modeling-dan-Texturing-untuk-Animasi-Edukatif.pptx
Modeling-dan-Texturing-untuk-Animasi-Edukatif.pptx
DivaAndinnaSalsabill
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
際際滷 Materi 6 Persiapan Proses PBJ_v4.pptx
際際滷 Materi 6 Persiapan Proses PBJ_v4.pptx
Wakhyudi
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Namin AB Ibnu Solihin
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Namin AB Ibnu Solihin
Deep Learning-2, Rujak Teplak-Rev-1.pptx
Deep Learning-2, Rujak Teplak-Rev-1.pptx
nursalim831
Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
anjahfikri
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
Dadang Solihin
Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif.pptx
Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif.pptx
Mukhamad Fathoni
Ekspose Pokja kampung Nagari Sungai Lansek.pptx
Ekspose Pokja kampung Nagari Sungai Lansek.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Kanaidi ken
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Dadang Solihin
13. Analisis Regresi (Universitas Pakuan).pdf
13. Analisis Regresi (Universitas Pakuan).pdf
AsepSaepulrohman4
BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
BROSUR MINGGU HALUAN PELAJAR PRAUNIVERSITI SESI 2026.pdf
jeyastars
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
Evaluasi Kelas OTK: Orang Tua dan Keluarga 2025
SABDA
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI RUPA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKUL...
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI RUPA KELAS 2 CP 032 REVISI 2025 KURIKUL...
AndiCoc
Modeling-dan-Texturing-untuk-Animasi-Edukatif.pptx
Modeling-dan-Texturing-untuk-Animasi-Edukatif.pptx
DivaAndinnaSalsabill
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Rekayasa Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
際際滷 Materi 6 Persiapan Proses PBJ_v4.pptx
際際滷 Materi 6 Persiapan Proses PBJ_v4.pptx
Wakhyudi
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Seminar Parenting Menjadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih - Menj...
Namin AB Ibnu Solihin
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Namin AB Ibnu Solihin
Deep Learning-2, Rujak Teplak-Rev-1.pptx
Deep Learning-2, Rujak Teplak-Rev-1.pptx
nursalim831
Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Kerajinan Kelas 12 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
anjahfikri
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
Dadang Solihin
Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif.pptx
Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif.pptx
Mukhamad Fathoni
Ekspose Pokja kampung Nagari Sungai Lansek.pptx
Ekspose Pokja kampung Nagari Sungai Lansek.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Kanaidi ken
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Dadang Solihin
13. Analisis Regresi (Universitas Pakuan).pdf
13. Analisis Regresi (Universitas Pakuan).pdf
AsepSaepulrohman4
Ad

Kelompok sejarah perang diponegoro.pptx

  • 2. Perang ini diawali dengan datangnya Herman William Daendels ke Pulau Jawa pada tanggal 5 Januari 1808 (Masa Baataf). Ia ditugaskan Napoleon (Kaum Bangsawan Prancis) untuk memperkuat militer Prancis di Jawa demi melawan Inggris, namun pada nyatanya, Daendels juga mengomentari etiket dan tata upacara orang jawa yang menyebabkan munculnya ketidaksukaan dari pihak kesultanan Jogjakarta. Daendels sangat lancang terhadap kesultanan Jogjakarta, hal ini dibuktikan dengan adanya pemaksaan dari Daendels yang secara militaris menekan kesultanan agar memberinya akses untuk memanfaatkan SDA dan SDM di Jogjakarta, membangun pos Anyer-Panarukan, juga monopoli kayu jati di Jogjakarta timur pada tahun 1809.
  • 3. Bupati Jogjakarta timur, Raden Ronggo III sempat melakukan perlawanan pada tanggal 20 November 1810, namun pemberontakannya berhasil diatasi oleh Daendels dengan cara menangkap Raden Ronggo pada tanggal 17 Desember 1810. Raden Ronggo divonis hukum gantung pada tanggal 23 Desember 1810 dan dieksekusi pada tanggal 24 Desember 1810 di Sekaran, Jogjakarta. Jasadnya yang berada di keranda dengan sengaja di arak dengan keadaan terbuka agar rakyat Jogja takut terhadap Baataf. Sultan Hamengkubuwana (HB) II yang memimpin Kesultanan pada saat itu pun juga dituntut untuk membayar ganti rugi atas pemberontakan Raden Ronggo (1811), namun pada tahun 1811, Pihak Inggris menyerang Baataf,, terjadilah Kapitulasi Tuntang dimana Inggris menggantikan Prancis dalam menguasai Indonesia.
  • 4. Pihak Inggris tidak begitu menyukai HB II, karena HB II terlalu kaku dalam menerima kedatangan Inggris di Jogjakarta. HB III yang tahu akan hal ini, secara diam mendukung Inggris untuk menyerang Kesultanan agar HB III bisa naik tahta menggantikan ayahnya yaitu HB II. Akhirnya Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta (19-20 Juni 1812) yang menyebabkan HB II diturunkan secara tidak hormat dan digantikan oleh HB III. Peristiwa ini dikenal dengan nama Geger Sepehi. Pada masa pemerintahan Inggris, HB III wafat dan digantikan putranya yaitu HB IV yang saat itu berusia 10 tahun (1814), pada saat itu juga, terjadi konvensi London dimana kekuasaan Inggris di Indonesia diberikan sepenuhnya ke pihak Belanda.
  • 5. Kepemimpinan HB IV juga tidak berlangsung lama karena pada tanggal 6 Desember 1823, HB IV yang berumur 19 tahun wafat saat bertamasya, dalam data Wikipedia, dimuat jika HB IV meninggal karna sakit saat bertamasya, namun ada juga desus dimana HB IV diracun oleh istrinya agar anaknya, HB V bisa cepat naik tahta. Yang harus diketahui, HB IV sendiri adalah anak kandung dari HB III dan Pangeran Diponegoro adalah anak dari selir HB III yang bernama Raden Ayu Mangkorowati.
  • 6. Setelah HB IV meninggal, Istri sah HB IV yaitu Gusti Kangjeng Ratu Kencono meminta kepada pemerintah Belanda agar anaknya yaitu HB V yang masih berumur 2 tahun (1823) menjadi calon Sultan selanjutnya dan meminta juga agar Pangeran Diponegoro menjadi wali Sultannya, namun pemimpin Residen pada saat itu, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert, memberi ketentuan kepada rakyat jogja dimana rakyat Jogjakarta harus patuh pada kebijakannya (Pemasangan Patok), rakyat Jogjakarta juga harus menyebutkan nama Smissaert pada upacara adat Garebeg (upacara adat menyembah Allah di bulan Zulhijah (bulan 10 besar penanggalan Arab)), juga menjadi Raja besar Keraton Yogyakarta. Hal ini dianggap orang Yogjakarta sebagai penghinaan, namun harus dijalankan.
  • 7. Smissaert juga dengan lancang merendahkan Pangeran, Smissaert selalu tidak mau mendengar keluhan Pangeran mengenai permintaan untuk penuntutan terhadap inggris mengenai ganti rugi akan sewa tanah yang masih berlanjut ataupun yang sudah berhenti, malahan salah satu patih Yogyakarta bernama Danurejo malah mendukung Belanda dengan menjadi tangan kanan Smissaert (1823). Namun akhirnya pemimpin Hindia pertama yaitu Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.
  • 8. Hal ini sangat memicu kemarahan Pangeran, karena pangeran mengganggap hal itu tetap memeras rakyat Jogjakarta. Kemarahan Pangeran semakin memuncak pada pertengahan bulan Mei 1825, Pada saat itu, Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awal rutenya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan, jadi dibelokkan ke sebelah timur Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-patok jalan yang dipasang orang Belanda melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui setelah patok-patok dipasang.
  • 9. Patok-patok yang telah dipasang itu diganti dengan tombak oleh Pangeran sebagai pernyataan perang. Pada 29 Oktober 1825, Pangeran juga membuat satu keputusan besar, yaitu peniadaan pajak puasa. Pajak puasa adalah uang yang harus diserahkan Masyarakat untuk kesultanan agar kesultanan dapat membuat jamuan buka Bersama di kesultanan. Hal ini sengaja dilakukan agar rakyat bisa membeli senjata dan pangan dengan mudah, juga agar Belanda tidak mengetahui kesiapan rakyat Jogyakarta dalam melawan Belanda.
  • 10. Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior Raden Tumenggung Sindunegoro II dan Mas Ario Manduro yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro di Tegalrejo sebelum perang pecah, pasukan ini diperkuat dengan satu pasukan keraton gabungan Belanda dan Jawa berupa 50 pasukan berkuda (25 dragonder dari keraton dan 25 hussar) serta 50 serdadu infanteri yang dibentuk oleh Residen Chevallier dan Asisten nya yaitu Letnan Kavaleri Jean Nicolaas de Thierry.
  • 11. Tampaknya, Chevallier berharap dapat memenjarakan Diponegoro, dengan demikian ia dapat mengakhiri Perang Jawa yang bahkan belum dimulai. Tibanya pasukan itu memicu perkelahian sengit, permukiman Pangeran jatuh ke tangan pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Chevallier dan Letnan Kavaleri Jean Nicolaas de Thierry, dan langsung dibakar. Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo.
  • 12. Mereka beranggapan pangeran berhasil lolos bersama sebagian besar pendukungnya dengan mengambil jalan setapak sawah-sawah yang tergenang air, jadi mereka dapat dengan cepat mendahului pasukan yang mengejar. Selain itu pengerahan pasukan oleh pasukan gabungan ternyata telah diketahui oleh sang Pangeran karena telah diperingatkan sebelumnya oleh para pandai besi di Yogyakarta yang telah membantu memasang ladam kuda-kuda kavaleri dan persiapan senjata Belanda.
  • 13. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya pergi ke arah barat di Desa Dekso, Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong, Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
  • 14. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya pergi ke arah barat di Desa Dekso, Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong, Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur. Pangeran menyatakan bahwa perjuangan mereka adalah jihad demi melawan non- muslim.
  • 15. Perang Diponegoro menjadi pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan- pasukan infantri, kavaleri dan artileri. Pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya hingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi, begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur perang dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi perang. Informasi yang disampaikan berupa data kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama.
  • 16. Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan penghujan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha-usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota dengan tujuan menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.
  • 17. Perjuangan Diponegoro dibantu oleh Kyai Mojo yang merupakan tokoh spiritual pemberontakan. Hanya butuh waktu tiga minggu untuk Pangeran Diponegoro melakukan penyerangan dan menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini diikuti di beberapa wilayah pada tahun tahun pertama. Pergolakan meluas ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya. Meluasnya pergerakan Diponegoro dianggap sebagai menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa. Dalam pelaksanaannya, Perang Diponegoro dilakukan melalui taktik gerilya. Puncaknya terjadi pada 1827, ketika Belanda mengerahkan 23.000 serdadu untuk melawan Diponegoro. Untuk mempersempit pergerakan Diponegoro, Belanda merancang teknik Bentengstelsel yaitu dengan membangun benteng benteng di wilayah strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga Pangeran Diponegoro terjepit.
  • 18. Pada tahun 1829, Kyai Mojo ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi (wakil Perang Diponegoro) dan Panglima utama Perang Diponegoro yaitu Alibasah Sentot Prawirodijo. Pada tanggal 21 September 1829, Belanda membuat sayembara hadiah 50.000 gulden bagi siapa saja yang dapat menangkap Diponegoro dalam keadaan hidup atau mati. Pada tanggal 16 Februari 1830, melihat keadaannya yang melemah, Pangeran Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal de Kock, Kolonel Baptist Cleerens. Pertemuan dilakukan beberapa kali dengan Jendeal de Kock untuk mengadakan gencatan senjata. Mata mata dari Belanda melihat bahwa Diponegoro bersikeras mendapatkan pengakuan sebagai sultan Jawa di bagian selatan. Pada 25 Maret 1830, pasukan Belanda disiapkan untuk penangkapan Diponegoro.
  • 19. Pada akhirnya 28 Maret 1830, Jenderal de Kock mampu menjepit pasukan Diponegoro dan Diponegoro mau menyerahkan diri. Penyerahan Diponegoro menjadi akhir dari Perang Diponegoro. Penyerahan diri ini sudah dilukiskan oleh seorang seniman yaitu Raden Saleh. Setelah ditangkap, Diponegoro diasingkan di Gedung Karesidenan Semarang di Ungaran dan dibawa ke Batavia pada 11 April 1830, kemudian dipindahkan ke Manado pada 30 April 1830 serta tiba di Benteng Nieuw Amsterdam pada 3 Mei 1830. Pada tahun 1834, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makassar dan wafat di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.
  • 20. Setelah perang Diponegoro, pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III, justru hendak menyerang seluruh kantor belanda yang berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti Wonogori, karanganyar yang banyak di huni oleh Warok. Dalam catatan Belanda, para Warok yang memiliki kemampuan berperang sangat tangguh bagi pasukan Belanda. Maka dari itu untuk menghindari yang merugikan pihak Belanda, terjadi sebuah kesepakatan untuk di buatkanlah kantor Bupati di pusat Kota Ponorogo, serta fasilatas penunjang seperti jalan beraspal, rel kereta api, kendaran langsung dari Eropa seperti Mobil, motor hingga sepeda angin berbagai merek, maka tidak heran hingga saat ini kota dengan jumlah sepeda tua terbanyak berada di Ponorogo yang kala itu di gunakan oleh para Warok juga.
  • 21. Ringkas Dampak Perang Diponegoro: Korban kurang lebih 200.000 jiwa dari penduduk Jawa Korban 8.000 tentara Belanda dan 7.000 serdadu pribumi yang membantu Belanda Penegasan dominasi Belanda pasca kekalahan Diponegoro Raja dan Bupati tunduk kepada Belanda