Perang Diponegoro (1825-1830) dimulai akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah Belanda dan ditandai dengan perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap penjajahan. Perang ini mengakibatkan sekitar 200.000 jiwa korbannya dan memperkuat dominasi Belanda di Jawa setelah penyerahan Diponegoro pada 28 Maret 1830. Meskipun Diponegoro ditangkap dan diasingkan, perjuangannya merupakan simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan memicu kesadaran nasional di Indonesia.