Makalah ini membahas tentang kejadian hipertensi di Sukabumi. Data menunjukkan jumlah lansia dan persentase lansia dengan hipertensi di kota tersebut pada tahun 2018. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita lansia di Sukabumi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) data menunjukkan 42.5% dari total lansia di Kota Sukabumi menderita hipertensi, (2) Puskesmas Sukabumi memiliki jumlah penderita hipertensi terbanyak, (3) usia dan gaya hidup yang tidak sehat merupakan penyebab utama hipertensi.
Teks tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Teks tersebut menjelaskan anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari hipertensi.
Artikel ini membahas tentang faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur tahun 2019. Penelitian menemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan hipertensi ibu hamil adalah riwayat hipertensi, paparan asap rokok, obesitas, stress kehamilan dan paritas. Variabel dominan adalah obesitas. Disarankan puskesmas melakukan promosi kesehatan tentang penyakit hipertens
Studi ini meneliti hubungan gaya hidup termasuk merokok, aktivitas fisik, obesitas, dan stres dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik, obesitas, dan stres dengan hipertensi, namun tidak untuk merokok. Puskesmas dapat memberikan penyuluhan untuk mengendalikan faktor risiko tersebut.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi, meliputi pengertian, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, komplikasi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan hipertensi."
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Jurnal ini membahas hubungan antara pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampa. Penelitian menemukan ada hubungan antara pengetahuan yang lebih baik tentang hipertensi dengan kepatuhan yang lebih tinggi dalam minum obat antihipertensi. Jurnal ini mendorong peningkatan pengetahuan pasien hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan perawatan dan
Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, pola makan bergaram, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
油
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi kenaikan tekanan darah secara kronis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi dapat dibagi menjadi primer jika penyebabnya tidak diketahui dan sekunder jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal. Peningkatan tekanan darah dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak dit
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018erick nirwana
油
Makalah ini membahas tentang kejadian hipertensi di Kota Sukabumi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia. Data menunjukkan prevalensi hipertensi di Jawa Barat termasuk tinggi, termasuk di Kota Sukabumi.
Makalah ini membahas tentang kejadian hipertensi di Kota Sukabumi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia. Data menunjukkan prevalensi hipertensi di Jawa Barat termasuk tinggi, termasuk di Kota Sukabumi.
Proposal ini membahas pengaruh senam jantung sehat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di RT 05 Kelurahan Prapen Kecamatan Praya tahun 2023. Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama yang dapat dicegah dengan aktivitas fisik seperti senam jantung sehat."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia di Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul, khususnya gambaran sikap keluarga terhadap lansia dengan hipertensi.
2. Angka hipertensi lansia di Puskesmas Kasihan II tinggi, menjadi penyakit nomor satu. Penelitian sebelumnya menunjukkan ada hubungan antara sikap kelu
Artikel ini membahas tentang faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur tahun 2019. Penelitian menemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan hipertensi ibu hamil adalah riwayat hipertensi, paparan asap rokok, obesitas, stress kehamilan dan paritas. Variabel dominan adalah obesitas. Disarankan puskesmas melakukan promosi kesehatan tentang penyakit hipertens
Studi ini meneliti hubungan gaya hidup termasuk merokok, aktivitas fisik, obesitas, dan stres dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik, obesitas, dan stres dengan hipertensi, namun tidak untuk merokok. Puskesmas dapat memberikan penyuluhan untuk mengendalikan faktor risiko tersebut.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi, meliputi pengertian, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, komplikasi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan hipertensi."
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Jurnal ini membahas hubungan antara pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampa. Penelitian menemukan ada hubungan antara pengetahuan yang lebih baik tentang hipertensi dengan kepatuhan yang lebih tinggi dalam minum obat antihipertensi. Jurnal ini mendorong peningkatan pengetahuan pasien hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan perawatan dan
Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, pola makan bergaram, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
油
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi kenaikan tekanan darah secara kronis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi dapat dibagi menjadi primer jika penyebabnya tidak diketahui dan sekunder jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal. Peningkatan tekanan darah dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak dit
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018erick nirwana
油
Makalah ini membahas tentang kejadian hipertensi di Kota Sukabumi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia. Data menunjukkan prevalensi hipertensi di Jawa Barat termasuk tinggi, termasuk di Kota Sukabumi.
Makalah ini membahas tentang kejadian hipertensi di Kota Sukabumi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering diderita oleh lansia. Data menunjukkan prevalensi hipertensi di Jawa Barat termasuk tinggi, termasuk di Kota Sukabumi.
Proposal ini membahas pengaruh senam jantung sehat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di RT 05 Kelurahan Prapen Kecamatan Praya tahun 2023. Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama yang dapat dicegah dengan aktivitas fisik seperti senam jantung sehat."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia di Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul, khususnya gambaran sikap keluarga terhadap lansia dengan hipertensi.
2. Angka hipertensi lansia di Puskesmas Kasihan II tinggi, menjadi penyakit nomor satu. Penelitian sebelumnya menunjukkan ada hubungan antara sikap kelu
Dokumen tersebut merupakan satuan acara penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi yang akan dilaksanakan di Rumah Tn. D. Penyuluhan akan membahas pengertian, penyebab, gejala, dan cara penanganan hipertensi serta makanan yang dilarang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi
2) Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitis dengan subjek penelitian penderita hipertensi
3) Variabel independen adalah perilaku merokok sedangkan variabel dependennya adalah kejadian hipertensi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama merokok dan faktor-faktor penyebab hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Iyu.
2. Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi di wilayah tersebut sebanyak 576 orang, dengan sampel sebanyak 85 orang.
3. Penelitian akan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data tent
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
1. KEJADIAN HIPERTENSI DI SUKABUMI
(Diajukan untuk Memehuni Salah Satu Tugas Makalah Sistem Informasi
Kesehatan)
Disusun Oleh :
Kelas 4A Sarjana Keperawatan
1. ARDLYANSYA BAN A. NIM.C1AA16015
2. ERICK NIRWANA NIM.C1AA16029
3. MIRNAWATI NIM.C1AA16055
4. NENDEN HASANAH NIM.C1AA16071
5. RATU S. RAFIAH N. NIM.C1AA16079
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATA SUKABUMI
SARJANA KEPERAWATAN
2019
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya
yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terikamasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga dapat terselesakannya
makalah ini dengan judul Kejadian Hipertensi di Sukabumi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang baik lagi.
Sukabumi, September 2019
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 7
A. Pengertian Hipertensi........................................................................................ 7
B. Jenis Hipertensi.................................................................................................. 7
C. Patofisiologi ........................................................................................................ 8
D. Manifestasi........................................................................................................ 10
E. Penatalaksanaan............................................................................................... 11
BAB III.......................................................................................................................... 14
DATA TABEL DAN GRAFIK................................................................................... 14
A. Hipertensi di Sukabumi................................................................................... 14
B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota
Sukabumi Tahun 2018............................................................................................. 14
C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018. 15
BAB IV.......................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 16
A. Berdasarkan Data Tabel ................................................................................. 16
B. Berdasarkan Data Diagram ............................................................................ 16
BAB V ........................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
suatu periode. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan
Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan
WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2010).
Prevalensi Hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju
tetapi juga di negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi
Hipertensi hasil pengukuran mencapai 34,1% meningkat tajam dari 25,8%
pada tahun 2013, dengan angka prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar 44,1% dan terendah di provinsi Papua sebesar 22,2%. Provinsi
Gorontalo sendiri pada hasil Riskesdas 2013 mencapai 29,0% dan pada
Riskesdas tahun 2018 menjadi 31,0% dan berada pada urutan ke 20 dari 34
Provinsi (Kemenkes RI, 2018).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi antara lain
kebiasaan hidup atau perilaku kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi,
kegemukan, stres, merokok, dan minum alkohol (Padila, 2013). Adapun
tingginya prevalensi Hipertensi menurut dikarenakan gaya hidup yang tidak
sehat seperti kurangnya olahraga/aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya (Ainun, Sidik, &
Rismayanti, 2014).
Hasil penelitian Badan Penelitian dan Kementrian Kesehatan RI tahun
2018 menyatakan Jawa Barat merupakan propinsi yang memiliki prevalensi
tertinggi kedua dengan persentase (40.5%) setelah Kalimantan Timur
(39.5%), Jawa Tengah (38.5%) dan Kalimantan Barat (37.5%). Terbesar di
propinsi Kalimantan Selatan (44.1%), dan terendah pada propinsi Papua
6. (22.2%) Angka ini menunjukan bahwa di Jawa Barat angka kejadian
hipertensi masih tergolong tinggi (Riskesdas, 2018).
Berbagai data menunjukan bahwa hipertensi sebagian besar banyak
diderita oleh lansia termasuk di Sukabumi, oleh karena itu kami akan
membahas tentang hipertensi yang ada di Sukabumi dan bagaimana cara
menanggulanginya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan uraian di latar belakang banyak sekali penderita
hipertensi di dunia, maka kelompok akan menjelaskan tentang hipertensi dan
berapa presentase penderita hipertensi yang ada di Sukabumi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan masyarakat ini adalah :
a. Mengidentifikasi gambaran tentang hipertensi
b. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana penatalaksaannya
hipertensi
c. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana hipertensi itu terjadi
d. Mengidentifikasi berapa presentase penderita hipertensi yang ada di
Sukabumi.
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam
karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan
serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk
dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 50 tahun dan tekanan darah
mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan
darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut
(WHO, 2005).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi
primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah
hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer
menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat
dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui,
seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(Anggraini, 2009).
B. Jenis Hipertensi
Berdasarkan infodation kementrian kesehatan RI klasifikasi hipertensi
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Berdasarkan penyebab
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang
bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
8. b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension).
3. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas,
pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar
penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada
usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada
perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar
2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya
gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada
National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih
dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25
mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit
myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan
paru.
C. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung)
9. diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf
otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2011).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di vasomotor, pada medulla di otak. Pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi
hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan
dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis,
sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin,
angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh
darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
10. angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013).
D. Manifestasi
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak
memiliki tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati
seperti terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas,
wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014
dalam Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi,
diantaranya adalah (Smeltzer, 2013):
1. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain
selain tekanan darah tinggi.
2. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat,
penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots)
(infarksio kecil), dan papiledema bisa terlihat pada penderita
hipertensi berat.
3. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling
berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang
terganggu.
4. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan
angina atau infark miokardium.
5. Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal
jantung.
11. 6. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN,
serta kadar kreatinin).
7. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik
transien [TIA] yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau
kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau
hemiplegia transien atau permanen).
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan
mortalitas dan mengontrol tekanan darah dalam pengobatan hipertensi. Ada
dua cara yaitu pengobatan non-farmakologi (perubahan gaya hidup) dan
pengobatan farmakologi (Pudiastusti, 2011).
1. Nonfarmakologi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4 6 bulan. Bila setelah jangka waktu
tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan
atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat
dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah :
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam
dan lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah.
12. Tidak jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada
makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya.
Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk
mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat
2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari
c. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan
tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk
berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk
berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam
aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi
alcohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar.
Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas
per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular,
dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
2. Terapi Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada
pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan
darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien
dengan hipertensi derajat 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi
yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi
efek samping, yaitu :
13. a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi
biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti
pada usia 55 80 tahun, dengan memperhatikan factor komorbid
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai
guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah
algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A
Statement by the American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension2013;
14. BAB III
DATA TABEL DAN GRAFIK
A. Hipertensi di Sukabumi
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang
memiliki penderita hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi jumlah lansia dan lansia dengan hipertensi tahun
2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota
Sukabumi Tahun 2018
No. Puskesmas
Lansia dengan
%
Orang Hipertensi
1 Baros 1793 1161 64.7
2 Cipelang 1792 879 49.0
3 Selabatu 1866 912 48.8
4 Sukakarya 1463 712 48.6
5 Tipar 1758 850 48.3
6 Naggleng 1542 732 47.4
7
Gedong
Panjang
1721 809 47.0
8 Pabuaran 1316 612 46.5
9 Limusnunggal 1737 809 46.5
10 Cikundul 2055 933 45.4
11 Ciberem Hilir 2131 833 39.0
12 Kab. Sukabumi 4076 1529 37.5
13 Karang Tengah 2699 1008 37.3
14 Lembursitu 1866 912 36.0
15 Benteng 2700 520 19.2
15. Total 30291 12891 42.5
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2018
C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun
2018
7%
7%
6%
7%
6%
7%
5%7%8%
7%
13%
8%
8% 4%
cipelang
selabatu
sukakarya
tipar
nanggleng
gedong panjang
pabuaran
limus nunggal
cikundul
ciberem hilir
sukabumi
karang tengah
16. BAB IV
PEMBAHASAN
A. Berdasarkan Data Tabel
Berdasarkan tabel pada BAB III menunjukan bahwa Puskesmas Baros
merupakan Puskesmas dengan kejadian lansia hipertensi terbanyak yaitu
sebesar 67.7% atau 1.161 jiwa kejadian lansia dengan hipertensi dari jumlah
1.793 jiwa dan puskesmas Benteng merupakan kejadian terendah penderita
hipertensi sebesar 520 jiwa atau sekitar 19.2% dari jumlah penduduk 2.700
jiwa.
B. Berdasarkan Data Diagram
Dan jika dilihat dari diagram lingkaran dari total 12.891 jiwa yang
menderita hipertensi terbanyak yaitu berada di Kabupaten Sukabumi
sebesar 12% atau sebesar 1.529 jiwa, sedangkan posisi terendah yang
menderita hipertensi berada di Benteng dengan persentase 4% atau sebesar
520 jiwa.
17. BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali
penderita hipertensi didunia terutama di sukabumi, dari permasalah tersebut
hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang bisa diatasi dengan
perilaku hidup sehat. Seorang dapat menghindari penyakit tersebut apabila
dapat mengontrol pola makan, pola istirahat, pola aktivitas dengan baik dan
juga menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan semisal merokok,
begadang, maupun makan makanan yang dapat memacu penyakit
Hipertensi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangannya, maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
18. DAFTAR PUSTAKA
Adam, L. (2019). DETERMINAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA.
Jambura Health and Sport Journal, Vol. 1, No. 2.
Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Chindy, L. D. (2017). PENGARUH JALAN
PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA
LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI. Jurnal Ners LENTERA, Vol.
5, No. 1.
Infodatin. 2014. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI Indonesia
Kemenkes RI. 2013. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Riskesdas. 2018. Prevelensi Hipertensi. Jakata: Riset Kesehatan Dasar