際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PERTEMUAN KE-6
KESEIMBANGAN EKONOMI 4 SEKTOR
(Perekonomian Empat Sektor)
Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka) adalah suatu
perekonomian yang didalamnya sudah terdapat perdagangan luar negeri (ekpor-
impor).
Pengeluaran agregat atau aggregat expenditure (AE) perekonomian 4 sektor terdiri
dari :
(1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C)
(2) Pengeluaran investasi (I)
(3) Pengeluaran belanja pemerintah (G)
(4) Ekpor bersih (X-M)
 Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke negara lain, maka ia
harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan
didalam negeri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
suatu negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y)
negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregat
expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang
akan dicapai oleh suatu negara.
Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula,
dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional.
Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi besar
kecilnya ekspor. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor belum
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
M M=mY
Slope=M/Y
tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami
perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya.
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional
yang tejadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk
yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.
X
X
Y
Gb. 1 Fungsi eskpor
 Impor (M)
Dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya pembelian barang dari luar negeri (impor) suatu negara adalah
kemampuan membayar (daya beli) negara tersebut terhadap barang impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya makin tinggi pula impor
yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu negara
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi rendahnya impor
negara tersebut , juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya.
Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan
oleh negara tersebut, dan fungsi impornya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gb 2. Fungsi Impor
Y
M
Y
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
M
M = mY m = = marginal propensity to import(MPI).
Y
Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan perekonomian negara adalah : penawaran agregat
(pendapatan nasional=Y) = permintaan agregat (agregat demand).
Agregat demand dalam perekonomian terbuka adalah :
AD = C + I + G + (X-M)
Sehingga pendapatan nasional ekuilibrium adalah :
Y = C + I + G + (X  M)
Secara grafis keseimbangan perekonomian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gb 3. Keseimbangan Perekonomian Terbuka (Empat Sektor).
C+I+G+(X-M)
C+I+G-M)
C+I+G+(X-M)
Y=AD
C
C-M
Y
Ye0
E
450
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Keterangan Gambar Pendapatan Nasional Ekuilibrium
 Dimisalkan hanya sektor rumah tangga saja yang melakukan impor. Sehingga
fungsi C juga meliputi pengeluaran untuk mengimpor barang dari luar negeri,
maka fungsi pengeluaran rumah tangga untuk produk dalam negeri menjadi :
C-M.
 Dengan demikian fungsi pengeluaran agregat (AD) dalam perekonomian terbuka
adalah = C + I + G + (X-M). Fungsi pengeluaran agregat ini akan memotong
garis penolong yang membentuk sudut 450
dengan sumbu horizontal, dititik E,
dan pada titik ini keseimbangan perekonomian tercapai pada tingkat pendapatan
nasional sebesar Ye.
Syarat keseimbangan yang lain dalam perekonomian terbuka adalah :
S + T + M = I + G + X
Perekonomian mencapai tingkat keseimbangan apabila :
Y = AD = C + I + G + (X-M)
Y = C + S + T
C + I + G + (X-M) = C + S + T
I + G + X = S + T + M
0
Ye
Y
S+T+M
I+G+X
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Angka Pengganda Dalam Perekonomian Empat Sektor
(Perekonomian Terbuka)
Pada keadaa keseimbangan :
Y = C + I + G (X-M)
Fungsi konsumsi :
C = a + bYd
= a + b (Y-T) = a + bY-bT
Fungsi impor :
M =mY
Jadi : Y = a + bY-BT + I + G + X  mY
Y-bY-mY = a  bT + I + G + X
(1-b+m)Y = a  bT + I + G + X
Y = 1 (a-bT + I + G + X)
(1-b+m)
Jadi kalau salah satu unsur dari agregat demand yaitu, I dan G atau X berubah
sebesar satu unit, maka Y akan berubah sebesar :
1
1  b + m
Jadi : multiplier investasi (kI) :
Y 1
kI = =
 I 1  b + m
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Multiplier belanja pemerintah (kG) :
Y 1
kG= =
G 1  b + m
Multiplier ekspor (kx) :
Y 1
kG= =
X 1  b + m
T = lump-sum tax
Contoh :
Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah :
C=200+0,5Yd. Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah :
G=500 Trilyun, dan investasi sektor bisnis = 300 trilyun Pemerintah untuk membiayai
pengeluarannya memungut pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional.
Pertanyaan :
(1) Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan
(2) Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah tersebut (surplus, defisit atau
seimbang).
(3) Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 trilyun, hitunglah
besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru.
Penyelesaian :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
(1) Pendapatan nasional keseimbangan perekonomian 3 sektor :
Y = C + I + G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b (Y-T) + I + G
Y = a + b (Y-tY) + I + G
Y = 200 + 0,75 (Y-0,2Y) + 300 + 500
Y = 1000 + 0,75Y  0,15Y
Y = 100 + 0,6Y  -0,6Y = 1000
Y = 1000 = 2500
0,4
(2) T = tY = 0,2Y
T = 0,2 (2500) = 500
Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah (G) sama dengan pajak proportional
(tY) yang dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY 500, sehingga
kondisi anggaran belanja pemerintah adalah Seimbang.
(3) Y = Y + kG (G) = 2500 + 1 (100)
(1-0,75+0,75 (0,2))
Y = 2500 + 100 = 2500 + 250 = 2750
0,4
Karena pendapatan nasional naik-turun mengikuti gelombang konjungtur, maka
penerimaan pajak juga naik turun mengikut gelombang konjungtur.
Pada waktu ada gelombang konjungtur naik (perkembangan ekonomi meningkat),
permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa meningkat dan ekonomi menuju
kearah inflasi, maka penerimaan pajak juga turut meningkat.
 Karena pajak adalah kebocoran pada arus perputaran pendapatan nasional,
maka meningkatnya penerimaan pemerintah dari pajak berarti membesarnya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
kebocoran, jadi secara otomatis ikut mengerm gerak gelombang konjungtur naik
tersebut.
 Pada waktu gelombag konjungtur turun (terjadi penurunan kegiatan ekonomi)
permintaan agregat akan turun dan diikuti oleh menurunnya pendapatan
nasional.
 Penurunan pendapatan nasional adalah sistem perpajakan yang built-inflexible
tidak akan sehebat penurunan pendapatan nasional, apabila sistem perpajakan
yang digunakan adalah lump-sum taxation.
 Proses tersebut terus berlangsung hingga tercapainya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium yang baru.
Tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang tercapai dalam ini adalah lebih
tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang
tercapai pada sistem perpajakan lump-sum taxation.
Pajak-pajak yang dapat berfungsi sebagai rem yang memberikan reaksi secara
otomatis terhadap perubahannya pendapatan nasional disebut : built-instabilizer
atau automatic stabilizers. Karena pajak-pajak tersebut dapat ikut menstabilkan
gerak gelombang konjungtur (naik turunnya kegiatan ekonomi) secara otomatis.
Pendapatan Nasional Ekuilibrium(Proportional Tax)
Y = C + I + G
Y = a + bYd ; Yd = Y  T ; T = tY
 Y = a + b (Y  tY) + I + G
= a + bY  btY + I + G
Y-bY + btY = a + I + G
Y = a + I + G
(1-b + bt)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
KESEIMBANGAN EKONOMI 4 SEKTOR
MODUL 6
Oleh:
HASANUDIN PASIAMA
PRGRAM KULIAH SABTU-MINGGU
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA
2008

More Related Content

What's hot (20)

Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Aditya Panim
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Irma Asyatun
Perekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektorPerekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektor
Yesica Adicondro
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
Sucifitria
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
yunisarosa
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
Haidar Bashofi
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
Ceria Agnantria
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
Indra Yu
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
M Abdul Aziz
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
Haidar Bashofi
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
vadilla mutia
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Fisa Tiana
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Ownskin
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiRingkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Mikha_135
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
gadis sriyamti
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
taufik anggoro
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Syafril Djaelani,SE, MM
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Aditya Panim
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Irma Asyatun
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
Sucifitria
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
yunisarosa
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
Haidar Bashofi
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
Indra Yu
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
M Abdul Aziz
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
vadilla mutia
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Fisa Tiana
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Ownskin
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiRingkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro Ekonomi
Mikha_135
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Syafril Djaelani,SE, MM

Similar to Keseimbangan 4 sektor (20)

Pertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptxPertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptx
Desidwidjayanti1
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
Vicky Farahani
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Vicky Farahani
Ringkasan makro ekonomi
Ringkasan makro ekonomiRingkasan makro ekonomi
Ringkasan makro ekonomi
om makplus
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdfBAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
TrainingDigitalMarke3
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
GoldShop1
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaruTeoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
GoldShop1
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.pptTeoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
GoldShop1
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)
Tri Yani
Homework
HomeworkHomework
Homework
Nony Saraswati Gendis
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
diani lupitasari
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
Rahmat751392
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
AGUS SETIYONO
1 uang
1 uang1 uang
1 uang
lestarisitumorang2
Analisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
Analisa Pendapatan Nasional dan Open EconomyAnalisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
Analisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
RatnaVidyawati
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
AGUS SETIYONO
EM kelompok 2.pptx
EM kelompok 2.pptxEM kelompok 2.pptx
EM kelompok 2.pptx
RogerSaryowan
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomiBisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
febbysefany
Data Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptxData Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptx
NaufalHerlambang1
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
Vicky Farahani
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Perhitungan Pendapatan Nasional[1]
Vicky Farahani
Ringkasan makro ekonomi
Ringkasan makro ekonomiRingkasan makro ekonomi
Ringkasan makro ekonomi
om makplus
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdfBAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
BAB-8-KESEIMBANGAN-PENDAPATAN-NASIONAL-4-SEKTOR.pdf
TrainingDigitalMarke3
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
12840148.ppt teori ekonomi klasik dan keynese
GoldShop1
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaruTeoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
Teoriekonomi klasik dan keynes ppt terbaru
GoldShop1
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.pptTeoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
Teoriekonomi klasik dan keynes12840148.ppt
GoldShop1
Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)Pendapatan Nasional (mine)
Pendapatan Nasional (mine)
Tri Yani
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
diani lupitasari
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
Rahmat751392
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
AGUS SETIYONO
Analisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
Analisa Pendapatan Nasional dan Open EconomyAnalisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
Analisa Pendapatan Nasional dan Open Economy
RatnaVidyawati
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
AGUS SETIYONO
EM kelompok 2.pptx
EM kelompok 2.pptxEM kelompok 2.pptx
EM kelompok 2.pptx
RogerSaryowan
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomiBisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
Bisnis dan tantangannya etika bisnis fakultas ekonomi
febbysefany

Recently uploaded (17)

Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis DataTopik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Seta Wicaksana
Certified Human Resource Management Professional
Certified Human Resource Management ProfessionalCertified Human Resource Management Professional
Certified Human Resource Management Professional
miraveranita2198
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPOELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO88
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA TAHUN AJARAN 2024/2025
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA  TAHUN AJARAN 2024/2025LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA  TAHUN AJARAN 2024/2025
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA TAHUN AJARAN 2024/2025
AnastangAnastang
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
Ratnaningrum15
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan RetensiTopik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Seta Wicaksana
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR AnalyticsTopik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Seta Wicaksana
2 PENGEMBANGAN DAN PENGGABUNGAN USAHA.ppt
2 PENGEMBANGAN DAN  PENGGABUNGAN USAHA.ppt2 PENGEMBANGAN DAN  PENGGABUNGAN USAHA.ppt
2 PENGEMBANGAN DAN PENGGABUNGAN USAHA.ppt
Ratnaningrum15
Topik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Topik 5 Model Maturitas Human Resources AnalyticsTopik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Topik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Seta Wicaksana
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR AnalyticsTopik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Seta Wicaksana
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptxKelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
FarahSalsabilaM
NEWS News news: Wa.082164715377 EVENT ORGANIZER KENDARI buka sekarang Event O...
NEWS News news: Wa.082164715377 EVENT ORGANIZER KENDARI buka sekarang Event O...NEWS News news: Wa.082164715377 EVENT ORGANIZER KENDARI buka sekarang Event O...
NEWS News news: Wa.082164715377 EVENT ORGANIZER KENDARI buka sekarang Event O...
Educations / Operator Open Office / Design GNU Joomla / ITe
Topik 8 Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Topik 8  Pelatihan Pengembangan dan Karier KaryawanTopik 8  Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Topik 8 Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Seta Wicaksana
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptxGrand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
ridhopes1
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdfCompany Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
PT. Jawara Data Nusantara
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar KepemimpinanTopik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Seta Wicaksana
Brands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Brands Presentation BFA - Brand Growth MysteryBrands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Brands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Deddy Rahman
Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis DataTopik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Topik 6 Rekrutmen dan Seleksi Berbasis Data
Seta Wicaksana
Certified Human Resource Management Professional
Certified Human Resource Management ProfessionalCertified Human Resource Management Professional
Certified Human Resource Management Professional
miraveranita2198
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPOELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO - NEW MEMBER PASTI WEDE RASAKAN KEMENANGAN ANDA HANYA DI SITUS ELTONMPO
ELTONMPO88
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA TAHUN AJARAN 2024/2025
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA  TAHUN AJARAN 2024/2025LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA  TAHUN AJARAN 2024/2025
LAPORAN ASET SMPN 3 TANGGETADA TAHUN AJARAN 2024/2025
AnastangAnastang
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
1. PENDIRIAN FIRMA.PENCATATAN/ AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMApptx
Ratnaningrum15
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan RetensiTopik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Topik 7 Prediktif Analytics untuk Turnover dan Retensi
Seta Wicaksana
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR AnalyticsTopik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR Analytics
Seta Wicaksana
2 PENGEMBANGAN DAN PENGGABUNGAN USAHA.ppt
2 PENGEMBANGAN DAN  PENGGABUNGAN USAHA.ppt2 PENGEMBANGAN DAN  PENGGABUNGAN USAHA.ppt
2 PENGEMBANGAN DAN PENGGABUNGAN USAHA.ppt
Ratnaningrum15
Topik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Topik 5 Model Maturitas Human Resources AnalyticsTopik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Topik 5 Model Maturitas Human Resources Analytics
Seta Wicaksana
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR AnalyticsTopik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR Analytics
Seta Wicaksana
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptxKelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
Kelompok 1 PKO_ Communicationin organization.pptx
FarahSalsabilaM
Topik 8 Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Topik 8  Pelatihan Pengembangan dan Karier KaryawanTopik 8  Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Topik 8 Pelatihan Pengembangan dan Karier Karyawan
Seta Wicaksana
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptxGrand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
Grand Design Kementrian Jaknas dan Risken-Ardian.pptx
ridhopes1
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdfCompany Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
Company Profile - PT Jawara Data Nusantara.pdf
PT. Jawara Data Nusantara
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar KepemimpinanTopik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Topik 1 Pendahuluan_Kepemimpinan dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Seta Wicaksana
Brands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Brands Presentation BFA - Brand Growth MysteryBrands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Brands Presentation BFA - Brand Growth Mystery
Deddy Rahman

Keseimbangan 4 sektor

  • 1. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO PERTEMUAN KE-6 KESEIMBANGAN EKONOMI 4 SEKTOR (Perekonomian Empat Sektor) Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka) adalah suatu perekonomian yang didalamnya sudah terdapat perdagangan luar negeri (ekpor- impor). Pengeluaran agregat atau aggregat expenditure (AE) perekonomian 4 sektor terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) (2) Pengeluaran investasi (I) (3) Pengeluaran belanja pemerintah (G) (4) Ekpor bersih (X-M) Ekspor (X) Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke negara lain, maka ia harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan didalam negeri. Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y) negara tersebut. Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregat expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu negara. Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional. Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya ekspor. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor belum
  • 2. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO M M=mY Slope=M/Y tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya. Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang tejadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah. X X Y Gb. 1 Fungsi eskpor Impor (M) Dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negeri (impor) suatu negara adalah kemampuan membayar (daya beli) negara tersebut terhadap barang impor. Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya makin tinggi pula impor yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi rendahnya impor negara tersebut , juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya. Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan oleh negara tersebut, dan fungsi impornya dapat digambarkan sebagai berikut : Gb 2. Fungsi Impor Y M Y
  • 3. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO M M = mY m = = marginal propensity to import(MPI). Y Pendapatan Nasional Keseimbangan Syarat keseimbangan perekonomian negara adalah : penawaran agregat (pendapatan nasional=Y) = permintaan agregat (agregat demand). Agregat demand dalam perekonomian terbuka adalah : AD = C + I + G + (X-M) Sehingga pendapatan nasional ekuilibrium adalah : Y = C + I + G + (X M) Secara grafis keseimbangan perekonomian dapat digambarkan sebagai berikut : Gb 3. Keseimbangan Perekonomian Terbuka (Empat Sektor). C+I+G+(X-M) C+I+G-M) C+I+G+(X-M) Y=AD C C-M Y Ye0 E 450
  • 4. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO Keterangan Gambar Pendapatan Nasional Ekuilibrium Dimisalkan hanya sektor rumah tangga saja yang melakukan impor. Sehingga fungsi C juga meliputi pengeluaran untuk mengimpor barang dari luar negeri, maka fungsi pengeluaran rumah tangga untuk produk dalam negeri menjadi : C-M. Dengan demikian fungsi pengeluaran agregat (AD) dalam perekonomian terbuka adalah = C + I + G + (X-M). Fungsi pengeluaran agregat ini akan memotong garis penolong yang membentuk sudut 450 dengan sumbu horizontal, dititik E, dan pada titik ini keseimbangan perekonomian tercapai pada tingkat pendapatan nasional sebesar Ye. Syarat keseimbangan yang lain dalam perekonomian terbuka adalah : S + T + M = I + G + X Perekonomian mencapai tingkat keseimbangan apabila : Y = AD = C + I + G + (X-M) Y = C + S + T C + I + G + (X-M) = C + S + T I + G + X = S + T + M 0 Ye Y S+T+M I+G+X
  • 5. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO Angka Pengganda Dalam Perekonomian Empat Sektor (Perekonomian Terbuka) Pada keadaa keseimbangan : Y = C + I + G (X-M) Fungsi konsumsi : C = a + bYd = a + b (Y-T) = a + bY-bT Fungsi impor : M =mY Jadi : Y = a + bY-BT + I + G + X mY Y-bY-mY = a bT + I + G + X (1-b+m)Y = a bT + I + G + X Y = 1 (a-bT + I + G + X) (1-b+m) Jadi kalau salah satu unsur dari agregat demand yaitu, I dan G atau X berubah sebesar satu unit, maka Y akan berubah sebesar : 1 1 b + m Jadi : multiplier investasi (kI) : Y 1 kI = = I 1 b + m
  • 6. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO Multiplier belanja pemerintah (kG) : Y 1 kG= = G 1 b + m Multiplier ekspor (kx) : Y 1 kG= = X 1 b + m T = lump-sum tax Contoh : Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah : C=200+0,5Yd. Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah : G=500 Trilyun, dan investasi sektor bisnis = 300 trilyun Pemerintah untuk membiayai pengeluarannya memungut pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional. Pertanyaan : (1) Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan (2) Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah tersebut (surplus, defisit atau seimbang). (3) Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 trilyun, hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru. Penyelesaian :
  • 7. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO (1) Pendapatan nasional keseimbangan perekonomian 3 sektor : Y = C + I + G Y = a + bYd + I + G Y = a + b (Y-T) + I + G Y = a + b (Y-tY) + I + G Y = 200 + 0,75 (Y-0,2Y) + 300 + 500 Y = 1000 + 0,75Y 0,15Y Y = 100 + 0,6Y -0,6Y = 1000 Y = 1000 = 2500 0,4 (2) T = tY = 0,2Y T = 0,2 (2500) = 500 Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah (G) sama dengan pajak proportional (tY) yang dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY 500, sehingga kondisi anggaran belanja pemerintah adalah Seimbang. (3) Y = Y + kG (G) = 2500 + 1 (100) (1-0,75+0,75 (0,2)) Y = 2500 + 100 = 2500 + 250 = 2750 0,4 Karena pendapatan nasional naik-turun mengikuti gelombang konjungtur, maka penerimaan pajak juga naik turun mengikut gelombang konjungtur. Pada waktu ada gelombang konjungtur naik (perkembangan ekonomi meningkat), permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa meningkat dan ekonomi menuju kearah inflasi, maka penerimaan pajak juga turut meningkat. Karena pajak adalah kebocoran pada arus perputaran pendapatan nasional, maka meningkatnya penerimaan pemerintah dari pajak berarti membesarnya
  • 8. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO kebocoran, jadi secara otomatis ikut mengerm gerak gelombang konjungtur naik tersebut. Pada waktu gelombag konjungtur turun (terjadi penurunan kegiatan ekonomi) permintaan agregat akan turun dan diikuti oleh menurunnya pendapatan nasional. Penurunan pendapatan nasional adalah sistem perpajakan yang built-inflexible tidak akan sehebat penurunan pendapatan nasional, apabila sistem perpajakan yang digunakan adalah lump-sum taxation. Proses tersebut terus berlangsung hingga tercapainya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang baru. Tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang tercapai dalam ini adalah lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang tercapai pada sistem perpajakan lump-sum taxation. Pajak-pajak yang dapat berfungsi sebagai rem yang memberikan reaksi secara otomatis terhadap perubahannya pendapatan nasional disebut : built-instabilizer atau automatic stabilizers. Karena pajak-pajak tersebut dapat ikut menstabilkan gerak gelombang konjungtur (naik turunnya kegiatan ekonomi) secara otomatis. Pendapatan Nasional Ekuilibrium(Proportional Tax) Y = C + I + G Y = a + bYd ; Yd = Y T ; T = tY Y = a + b (Y tY) + I + G = a + bY btY + I + G Y-bY + btY = a + I + G Y = a + I + G (1-b + bt)
  • 9. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO PENGANTAR EKONOMI MAKRO KESEIMBANGAN EKONOMI 4 SEKTOR MODUL 6 Oleh: HASANUDIN PASIAMA PRGRAM KULIAH SABTU-MINGGU
  • 10. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Hasanuddin Pasiama MS PENGANTAR EKONOMI MAKRO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2008