1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang heat treatment atau perlakuan panas pada logam, yang merupakan proses untuk mengubah struktur logam dengan memanaskan sampai suhu tertentu lalu mendinginkan. Terdapat beberapa jenis perlakuan panas seperti quenching, annealing, dan normalizing yang bertujuan menghasilkan struktur tertentu sesuai aplikasinya. Proses pendinginan juga berpengaruh terhadap struktur logam yang dihasilkan.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
1. Lingkaran Mohr digunakan untuk merepresentasikan tegangan dan regangan bidang pada suatu elemen. Lingkaran ini memiliki pusat dan jari-jari yang berhubungan dengan besaran tegangan normal maksimum dan minimum serta tegangan geser.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai aluminium dan paduannya, termasuk sistem penamaan, komposisi paduan AC4B dan Al-Si-Cu, serta pengaruh unsur-unsur paduan terhadap sifat mekanik."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Laporan ini membahas hasil uji kekerasan logam yang dilakukan di Laboratorium Uji Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako. Uji kekerasan dilakukan menggunakan metode Brinell dan Vickers pada spesimen baja yang dirawat dengan pemanasan dan pendinginan menggunakan solar dan minyak tanah serta spesimen standar. Hasilnya menunjukkan spesimen yang dirawat dengan solar memiliki kekerasan tertinggi.
TEMBAGA
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian korosi pada logam dengan menggunakan coating atau cat. Beberapa poin penting yang diuraikan adalah tujuh faktor utama yang mempengaruhi kualitas coating, mulai dari persiapan permukaan, kondisi lingkungan, mutu material coating, sistem pelapisan, tenaga kerja aplikator, spesifikasi teknis, hingga quality assurance. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis coating thermosetting dan
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan memanaskannya hingga mencair dan menyatu dalam keadaan dingin. Terdapat beberapa jenis pengelasan seperti pengelasan cair, tekan, dan pematrian yang memanfaatkan panas dari listrik, gas, atau paduan logam. Proses pengelasan perlu memperhatikan faktor keselamatan kerja dan kualitas hasil las untuk mencegah cacat las.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penempaan (forging) logam, yaitu proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan tekanan. Terdapat berbagai jenis operasi forging seperti open-die, impression-die, flashless, upset, dan swaging. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis mesin forging dan material yang digunakan dalam proses tersebut.
1. Aluminium ditemukan dalam tanah liat dan digunakan dalam berbagai paduan dan aplikasi. Beberapa paduan aluminium umum digunakan untuk sheet metal, kapasitor, kendaraan, pesawat terbang, dan struktur bangunan.
2. Paduan tembaga dan timah putih dikenal sebagai perunggu, yang kuat dan tahan korosi dan digunakan untuk komponen mesin. Kuningan adalah paduan tembaga dan seng yang digunakan untuk kondu
Dokumen tersebut membahas tentang aluminium murni dan paduannya, meliputi pengertian, kandungan atom, struktur mikro, proses pembuatan, klasifikasi, sifat-sifat, contoh aplikasi, standarisasi, dan bentuk serta harga aluminium.
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
1. Lingkaran Mohr digunakan untuk merepresentasikan tegangan dan regangan bidang pada suatu elemen. Lingkaran ini memiliki pusat dan jari-jari yang berhubungan dengan besaran tegangan normal maksimum dan minimum serta tegangan geser.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai aluminium dan paduannya, termasuk sistem penamaan, komposisi paduan AC4B dan Al-Si-Cu, serta pengaruh unsur-unsur paduan terhadap sifat mekanik."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Laporan ini membahas hasil uji kekerasan logam yang dilakukan di Laboratorium Uji Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako. Uji kekerasan dilakukan menggunakan metode Brinell dan Vickers pada spesimen baja yang dirawat dengan pemanasan dan pendinginan menggunakan solar dan minyak tanah serta spesimen standar. Hasilnya menunjukkan spesimen yang dirawat dengan solar memiliki kekerasan tertinggi.
TEMBAGA
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian korosi pada logam dengan menggunakan coating atau cat. Beberapa poin penting yang diuraikan adalah tujuh faktor utama yang mempengaruhi kualitas coating, mulai dari persiapan permukaan, kondisi lingkungan, mutu material coating, sistem pelapisan, tenaga kerja aplikator, spesifikasi teknis, hingga quality assurance. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis coating thermosetting dan
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Pengelasan adalah teknik penyambungan logam dengan memanaskannya hingga mencair dan menyatu dalam keadaan dingin. Terdapat beberapa jenis pengelasan seperti pengelasan cair, tekan, dan pematrian yang memanfaatkan panas dari listrik, gas, atau paduan logam. Proses pengelasan perlu memperhatikan faktor keselamatan kerja dan kualitas hasil las untuk mencegah cacat las.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penempaan (forging) logam, yaitu proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan tekanan. Terdapat berbagai jenis operasi forging seperti open-die, impression-die, flashless, upset, dan swaging. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis mesin forging dan material yang digunakan dalam proses tersebut.
1. Aluminium ditemukan dalam tanah liat dan digunakan dalam berbagai paduan dan aplikasi. Beberapa paduan aluminium umum digunakan untuk sheet metal, kapasitor, kendaraan, pesawat terbang, dan struktur bangunan.
2. Paduan tembaga dan timah putih dikenal sebagai perunggu, yang kuat dan tahan korosi dan digunakan untuk komponen mesin. Kuningan adalah paduan tembaga dan seng yang digunakan untuk kondu
Dokumen tersebut membahas tentang aluminium murni dan paduannya, meliputi pengertian, kandungan atom, struktur mikro, proses pembuatan, klasifikasi, sifat-sifat, contoh aplikasi, standarisasi, dan bentuk serta harga aluminium.
Aluminium adalah logam ringan yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan sehari-hari. Ia ditemukan pada tahun 1809 dan pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1886. Proses produksinya meliputi penambangan bauksit, pemurnian menjadi alumina, dan peleburan menjadi logam aluminium menggunakan proses elektrolisis Hall-Heroult. Sifat-sifatnya yang ringan, kuat, tahan karat dan
1. Baja adalah paduan besi dan karbon dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Karbon berperan mengeraskan kisi kristal besi. Baja karbon dibedakan berdasarkan kandungan karbonnya. Baja juga mengandung unsur lain yang mempengaruhi sifatnya.
Dokumen ini menjelaskan proses Bayer dan proses Hall-Heroult dalam memproduksi aluminium. Proses Bayer meliputi 4 tahapan yaitu digestion, clarification, precipitation, dan calcination untuk memperoleh aluminium oksida dari bijih bauksit. Proses Hall-Heroult melibatkan elektrolisis aluminium oksida pada suhu 950属C untuk melepaskan aluminium murni. Aluminium terkumpul di dasar wadah sebagai cairan dan dikeluarkan ke cetak
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan nikel dari bijih nikel laterit dengan menggunakan dua teknologi utama, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pada pirometalurgi, produk utamanya adalah ferronikel dan nikel matte, sedangkan pada hidrometalurgi menghasilkan nikel dan kobalt terpisah. Dokumen juga menjelaskan beberapa tahapan proses pirometalurgi dan hidrometalurgi serta kon
Paduan logam atau alloy terdiri dari campuran dua atau lebih unsur logam yang dilebur bersama untuk menghasilkan sifat-sifat baru seperti kekuatan, kekerasan, dan titik lebur yang berbeda dari logam aslinya. Contoh paduan logam yang dijelaskan adalah baja, tembaga, aluminium, dan nikel serta aplikasinya dalam berbagai bidang industri dan kehidupan sehari-hari.
Laporan praktikum ini membahas percobaan warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks Ni(II) dalam air. Percobaan ini melibatkan penambahan berbagai ligan seperti NH3, etilen diamin, dan dimetil glioksin ke dalam larutan NiSO4 untuk menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terbentuknya kompleks logam. Hasilnya menunjukkan perubahan warna dari hijau ke biru dan ungu ketika ditambahkan ligan yang berbeda
Nickel and its alloys have a variety of applications due to their properties such as high strength, corrosion resistance, and ability to retain strength at high temperatures. Some key uses of nickel and its alloys include:
1) Stainless steel and nickel-copper alloys like Monel are used for propeller shafts, desalination plants, and other applications that require corrosion resistance.
2) Nickel-cadmium batteries and nickel-silver alloys are used in portable electronics, keys, and coins due to their electrical properties and corrosion resistance.
3) Nickel-chromium and nickel-base superalloys are used in gas turbines, rocket engines, and other high-temperature applications because
Dokumen tersebut membahas tentang logam murni dan logam paduan. Logam murni hanya terdiri dari satu jenis atom seperti besi murni, sedangkan logam paduan terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang dicampur. Logam paduan memiliki sifat yang lebih baik dibanding logam murni seperti kekerasan dan kekuatan yang lebih besar. Contoh logam paduan yang dijelaskan adalah baja, kuningan, perunggu
1. Nikel adalah logam berwarna putih keperak-perakan yang ditemukan dalam mineral pentlandit dan meteorit.
2. Proses pengolahan nikel meliputi crushing, pengeringan, reduksi, peleburan, pemurnian, dan granulasi.
3. Nikel digunakan untuk membuat baja tahan karat dan paduan logam.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis paduan logam modern yang dikembangkan, seperti baja maraging, baja paduan rendah kekuatan tinggi, baja paduan fasa ganda, paduan super alloy, paduan titanium, dan komposit berbasis matriks logam. Jenis-jenis paduan tersebut memiliki sifat kuat dan tahan korosi yang baik pada suhu tinggi.
Nikel adalah logam yang tahan karat yang digunakan dalam baja tahan karat dan berbagai aplikasi industri. Paduan nikel, besi, dan krom membentuk baja tahan karat yang kuat dan banyak digunakan untuk peralatan dapur dan bangunan. Nikel diekstrak dari bijihnya melalui proses penambangan, pengolahan, dan pemurnian.
1. The document discusses nickel-based superalloys, which are metallic alloys developed to withstand high temperatures, often up to 70% of their absolute melting temperature. They have excellent creep, corrosion, and oxidation resistance.
2. Key features of nickel-based superalloys include a two-phase microstructure of gamma (粒) and gamma-prime (粒') phases that strengthen the alloy. Precipitation of 粒' particles and formation of carbides at grain boundaries further increase the alloy's strength at high temperatures.
3. Alloying elements such as aluminum, titanium, and niobium promote the formation of 粒' precipitates while chromium, molybdenum, and tung
Proses perlakuan panas atau heat treatment terdiri dari kombinasi pemanasan dan pendinginan logam padat untuk memperoleh sifat tertentu. Terdapat 2 pendekatan heat treatment, yaitu near equilibrium yang melunakkan struktur dan non-equilibrium untuk memperoleh kekerasan tinggi. Jenis-jenis heat treatment meliputi annealing, normalizing, hardening, dan surface hardening.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. Klasifikasi paduan Aluminium
Klasifikasi paduan aluminium di susun oleh the International Alloy Designation
System (IADS) , klasifikasi tersebut didasarkan dari penamaan asosiasi aluminium
di Amerika Serikat.
Klasifikasi yang diterima oleh banyak Negara adalah :
1. Klasifikasi paduan aluminium tempa
2. Klasifikasi paduan aluminum coran
Klasifikasi paduan Aluminium Tempa
Setiap paduan aluminium tempa disusun menggunakan empat digit nomor.
1. Nomor Pertama ; mengindikasikan kelompok paduan berdasarkan
pada unsure paduan utamanya.
1xxx Aluminium murni dengan persentase hampir 99,0%
2xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan unsure paduan utamanya
adalah tembaga sebesar 1,9 6,8%
3xxx Paduan Aluminium dengan padauan unsure utamanya
Manganese sebesar 0,3 1,5 %
4xxx Paduan Aluminum dengan paduan unsure utamanya
silicon sebesar 3,6 13,5 %
5xxx Paduan Aluminium dengan paduan unsure utamanya
magnesium sebesar 0,5 5,5 %
6xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
Magnesium 0,4% - 1,5% dan Silikon 0,2-1,7%
7xxx
(HT)
Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya Zinc
sebesar 1 8,2% dan magnesium
8xxx Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
lithium
2. 2. Nomor Kedua : Mengindikasikan modifikasi paduan dan batasan
persentase impuritiesnya.
Paduan Original (basic) di lambangkan dengan 0 pada nomor keduanya.
Penomoran 19 mengindikasikan modifikasi berbagai jenis paduan
aluminiumnya dengan besaran komposisi yang tidak terlalu jauh.
Pada paduan series 1xxx penomoran keduan mengindikasikan besaran
ketidakmurniannya (impuritiesnya), 1..9 mengindikasinya besaran
ketidakmurniannya
3. Dua Nomor terakhir ; Mengindikasikan persentase kemurnian paduan
aluminiumnya.
Contoh untuk grup 1 :
1070 atau 1170 : Persentase aluminum sebesar 99,70%
1050 atau 1250 : Persentase aluminium sebesar 99,50 %
1100 atau 1200 : persentase aluminium sebesar 99,00 %
Untuk jenis grup paduan aluminium lainnya series 2xxx hingga 8xxx : dua
nomor terakhir menunjukan signifikasi perbedaan paduan dalam kelompok
paduannya.
Klasifikasi paduan aluminium cor.
Setiap paduan aluminium cor di designasi dengan empat digit dengan
titik desimal memisahkan angka ketiga dan ke empatnya.
Angka pertama menunjukkan kelompok paduan sesuai dengan elemen
paduan utama:
3. 1xx.x Aluminium 99,0% minimum
2xx.x Tembaga (4% ... 4,6%);
3xx.x Silicon (5% ... 17%) dengan tembaga dan / atau
magnesium ditambahkan;
4xx.x Silicon (5% ... 12%);
5xxx Magnesium (4% ... 10%);
7xxx Zinc (6,2% ... 7,5%);
8xxx Paduan aluminium dengan paduan unsure utamanya
Tin;
9xx.x Lainnya
Dua digit kedua ; mengidentifikasi paduan aluminium atau
menunjukkan kemurnian paduan.
Dalam paduan dari seri 1xx.x kedua dua digit menunjukkan tingkat
kemurnian paduan - sama dengan dua digit ke kanan titik desimal dalam
konsentrasi minimum aluminium (dalam persen): 150.0 berarti minimum
99.50% aluminium dalam paduan, 120,1 berarti minimal 99,20%
aluminium dalam paduan.
Dalam semua kelompok lain dari paduan aluminium (2xx.x melalui
9xx.x) kedua dua digit menandakan paduan yang berbeda dalam
kelompok.
Digit terakhir : menunjukkan bentuk produk: pengecoran (ditunjuk
oleh "0") atau ingot (ditunjuk oleh "1" atau "2" tergantung pada batas
komposisi kimia.)
Sebuah modifikasi dari paduan atau pengotor batas asli ditunjukkan
dengan surat berantai sebelum penunjukan numerik.
5. DESIGNASI TEMPER
1. Series F : As Fabricated
Paduan aluminium tidak ada perlakuan apapun saat di fabrikasi,
hasil coran dibiarkan dingin perlahan hingga temperatur kamar.
Terdapat dua phase pada kondisi dingin. Contoh kelas 5xxx,
terdapat dua padauan Al2Mg3 + Al pada suhu kamar.
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Diagram fasa biner Al-Mg; (b) TTT diagram
Untuk proses anneling as fabricated
6. 2. Series O : Anneled Wrought Product Only
Untuk mendapatkan keseragaman penyebaran butir dan kemerataan
properties material paduan, maka paduan dipanaskan hingga
tempertur melewati garis kesetimbangan sehingga paduan totally
pada phase 留 lalu didinginkan perlahan hingga temperatur kamar.
Heating until over equilibrium line then Annealing (without any
heating process)
3. Series H : Cold working (strain hardening)
Deformasi plastis membentuk dislokasi, proses terus berlanjut
sehingga luas material yang terdeformasi meningkat , dislokasi
7. semakin besar dan saling berhimpit menyebabkan penurunan
mobilitas dari dislokasi sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan ultimate tensile strength.
Series H dibagi lagi dalam beberapa sub-series :
3.1. Subseries Pertama : melambangkan secondary treatment
untuk menentukan tingkatan propertinya. Sub series pertama
terdiri dari :
3.1.1. Subseries 1 : Cold Working Only
Material yang dihasilkan hanya melalui proses cold working,
Ultimate strength dan tensile strength tinggi namun
material sangat getas dan keras karena besarnya tegangan
permukaan dan bentuk atom yang pipih hasil rollan
(pekerjaan dingin)
3.1.2. Subseries 2 : cold working and partially annealing
Material mengalami cold working kemudian dipanasi
hingga melewati garis kesetimbangan (hingga mencapai
kekerasan yang diinginkan) di dinginkan perlahan hingga
mencapai suhu kamar
Cold working recovery until control recristalization
3.1.3. Subseries 3 : cold working and stabilized temper
Material mengalami cold working kemudian dipanasi pada
low temperatur tapi tidak sampai melewati garis
8. kesetimbangan- ditahan hingga mencapai kekerasan yang
diinginkan di dinginkan perlahan hingga mencapai suhu
kamar
3.2. Subseries kedua : Untuk class H hanya melambangkan
tingkatan residual hardening
Designation Hardening level Yield Strength (Ksi)
2 村 Hard 23.0
4 遜 Hard 26.0
6 他 Hard 29.0
8 Hard 32.0
9 Extra Hard >32.0
4. Series T : Heat Treated
9. Paduan Aluminium yang bisa dilakukan treatment untuk
mendapatkan property yang diinginkan.
Bisa melalui solid solution kemudian dilakukan aging, bisa
juga dianneal kemudian di aging, atau bisa juga hanya di
lakukan aging tanpa menjadikannya solid solution.
4.1. Dapat dibagi menjadi 9 subseries :
4.1.1. Subseries T1 : Partial solution plus natural
aging.
Paduan dipanasi hingga melewati garis equilibrium dan
ditahan dengan waktu tidak terlalu lama (tidak sepenuhnya
phase 硫 larut seluruhnya di phase 留)
Kemudian di quench untuk mendapatkan kondisi solid
superhated solid solution
Kemudian di diamkan pada suhu kamar hingga mengalami
penguatan precipitate secara alami.
Contoh : Paduan Al -Mg
10. 4.1.2. Subseries 2 : Annealed Cast product only
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan perlahan hingga mencapai temperatur
ruang
4.1.3. Subseries 3 : Sollution plus cold work
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid sollution
Setelah itu dilakukan pengerolan dingin untuk meningkatkan
besaran tensile dan ultimate strengthnya.
4.1.4. Subseries 4 : Sollution plus natural ageing
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
11. Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid sollution
Setelah itu dibiarkan hingga munculnya precipitate secara alami
untuk proses penguatan propertinya.
4.1.5. Subseries 5 : Artificial ageing only
Setelah produk paduan di cor, paduan dipanasi pada low
temperatur dan tidak melewati garis kesetimbangan
Di holding hingga waktu tertentu untuk mempercepat
terbentuknya precipitate hardening dalam penguatan paduan.
kemudian di dinginkan perlahan
4.1.6. Subseries 6 : Sollution plus artificial ageing
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
paduan dipanasi pada low temperatur dan tidak melewati garis
kesetimbangan
12. Di holding hingga waktu tertentu untuk mempercepat
terbentuknya precipitate hardening dalam penguatan paduan.
kemudian di dinginkan perlahan
4.1.7. Subseries 7 : Sollution plus stabilizing
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama dengan
T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
Di holding hingga waktu tertentu hingga over aging atau
ditingkatkan temperatur tempernya dengan waktu yang sama
sehingga penguatan precipitate tidak lagi maksimum hal ini
dimaksudkan untuk :
1. Peningkatan stablitas dimensional
2. Untuk meningkatkan ketahana penggunaan pada temperratur
rendah dan tinggi
3. Peningkatan ketahanan terhadap exfloation corrosion/ korosi
pengelupasan (; bentuk korosi intergranular korosi yang
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. Holding time
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
7
13. melibatkan serangan korosi selektif pada lokasi yang
berdekatan dengan batas butir, hal ini membuat logam paduan
aluminium seperti mengelupas kelihatan seperti berlapis)
kemudian di dinginkan perlahan.
4.1.8. Subseries 8 : Sollution plus cold work plus artificial aging
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
Paduan di roll pada kondisi dingin (cold working)
Kemudian paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama
dengan T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
Di holding hingga waktu tertentu untuk mendapatkan property
tensile dan ultimate yang di inginkan.
kemudian di dinginkan perlahan.
14. 4.1.9. Subseries 9 : Sollution plus artificial aging plus cold work
Produk hasil coran dipanasi hingga melewati garis kesetimbangan
hingga seluruh phase 硫 larut di phase 留
Kemudian di dinginkan cepat hingga mencapai temperatur ruang
untuk membuat kondisi menjadi supersaturated solid solution
Kemudian paduan dipanasi pada low temperatur (temperatur sama
dengan T6) dan tidak melewati garis kesetimbangan
Di holding hingga waktu tertentu untuk mendapatkan property
tensile dan ultimate yang di inginkan.
kemudian di dinginkan perlahan.
Paduan di roll pada kondisi dingin (cold working)
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. Cold Working (rolling, forging, extrusion)
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
7
15. 4.2. Subseries kedua : Untuk class T
Designation Hardening level Yield Strength (Ksi)
2 村 Hard 23.0
4 遜 Hard 26.0
6 他 Hard 29.0
8 Hard 32.0
9 Extra Hard >32.0
time
1
2
3
4
5
6
1. Heating at below equibrilium line
2. Holding untill prevalent
3. Quenching untill room temperatur
4. holding until room temperatur
5. Temper at temp below equlibrium line
6. holding time
7. cooling down
8. Cold working (rolling, forging, extrusion)
7 8