Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat secara oral dan topikal pada kulit dan mata.
Prinsip pemberian obat yang benar melibatkan identifikasi pasien yang tepat, verifikasi obat, dosis, dan rute administrasi, serta dokumentasi yang akurat. Prinsip-prinsip kunci mencakup pemberian obat pada pasien, waktu, dan dosis yang tepat, serta memberikan informasi dan edukasi kepada pasien.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat pasien yang diserahkan sepenuhnya kepada perawat, dengan kepala ruangan sebagai penanggung jawab. Obat dikelola menggunakan prinsip enam benar yaitu benar pasien, obat, dosis, cara pemberian, waktu, dan dokumentasi. Seluruh proses sentralisasi obat harus didokumentasikan dengan baik.
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Ìý
Dokumen ini membahas tentang prinsip dan peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien, yang mencakup enam aspek utama yaitu pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Dokumen ini juga menjelaskan hak pasien dalam menerima informasi tentang pengobatan dan hak untuk menolak pengobatan.
Perawat harus memperhatikan prinsip enam benar dalam pemberian obat, yakni pasien, obat, dosis, cara, waktu, dan dokumentasi. Perawat juga perlu mengetahui kebijakan rumah sakit, riwayat alergi pasien, dan efek samping obat sebelum memberikannya. Komunikasi yang efektif diperlukan antara perawat dan pasien dalam proses pemberian obat.
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Shelfi Steiv
Ìý
Dokumen tersebut merangkum peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien, yang meliputi identifikasi langkah-langkah proses keperawatan dalam terapi obat, peran perawat terkait terapi obat, dan prinsip-prinsip pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan rencana terapi obat. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran perawat sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, dan peneliti dalam terapi obat, serta
Modul ini membahas tentang penggolongan obat di Indonesia yang terdiri atas empat golongan yaitu: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika. Setiap golongan obat memiliki label yang berbeda dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu sesuai dengan ketentuan.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Ìý
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Makalah ini membahas sejarah perkembangan farmasi dari masa prasejarah hingga zaman modern. Mulai dari pengobatan primitif manusia purba, perkembangan farmasi di Babilonia dan Yunani kuno, hingga momentum-momentum penting dalam sejarah farmasi modern seperti pemisahan antara kedokteran dan farmasi, serta pendirian institut farmasi pertama. Makalah ini juga memaparkan tokoh-tokoh penting dan perkembangan farmasi di Indonesia.
Abstrak menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam benar dalam memberikan obat di rumah sakit. Prinsip enam benar diperlukan untuk memberikan obat dengan benar, namun terdapat kendala yang dihadapi perawat dalam menerapkannya."
Modul ini membahas tentang pemberian obat melalui saluran pernafasan, termasuk cara memberikan obat tetes dan semprot hidung, terapi inhalasi menggunakan nebulizer, serta jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi untuk memperbesar saluran napas dan mengencerkan lendir.
1. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian obat yang tepat, termasuk mengawasi respon pasien dan efek samping obat.
2. Perawat bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada pasien tentang obat, mendokumentasikan pemberian obat, dan menyimpan obat dengan benar.
3. Pasien berhak untuk mengetahui alasan pemberian obat dan menolak obat tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang obat, proses pemberiannya, dan aspek keamanannya. Obat harus memenuhi standar kemurnian, tidak ada campuran, potensi yang baik, dan aman bagi pasien. Tenaga medis bertanggung jawab atas keamanan proses pemberian obat.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat seperti pemberian obat secara oral, topikal pada kulit dan mata.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Ìý
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Buku ini berisi daftar obat-obatan yang umum digunakan dalam ilmu kesehatan anak beserta informasi tentang dosis, indikasi, kontraindikasi, dan efek sampingnya. Buku ini disusun oleh tim editor dari Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk membantu praktisi kesehatan anak dalam memilih obat secara rasional.
Makalah ini membahas tentang psikofarmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien jiwa. Secara singkat, dibahas mengenai konsep psikofarmakologi, obat-obatan yang dapat diberikan kepada pasien jiwa, dan peranan perawat dalam memantau dan memastikan pemberian obat secara tepat."
Modul ini membahas tentang penggolongan obat di Indonesia yang terdiri atas empat golongan yaitu: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika. Setiap golongan obat memiliki label yang berbeda dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu sesuai dengan ketentuan.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Ìý
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Makalah ini membahas sejarah perkembangan farmasi dari masa prasejarah hingga zaman modern. Mulai dari pengobatan primitif manusia purba, perkembangan farmasi di Babilonia dan Yunani kuno, hingga momentum-momentum penting dalam sejarah farmasi modern seperti pemisahan antara kedokteran dan farmasi, serta pendirian institut farmasi pertama. Makalah ini juga memaparkan tokoh-tokoh penting dan perkembangan farmasi di Indonesia.
Abstrak menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam benar dalam memberikan obat di rumah sakit. Prinsip enam benar diperlukan untuk memberikan obat dengan benar, namun terdapat kendala yang dihadapi perawat dalam menerapkannya."
Modul ini membahas tentang pemberian obat melalui saluran pernafasan, termasuk cara memberikan obat tetes dan semprot hidung, terapi inhalasi menggunakan nebulizer, serta jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi untuk memperbesar saluran napas dan mengencerkan lendir.
1. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian obat yang tepat, termasuk mengawasi respon pasien dan efek samping obat.
2. Perawat bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada pasien tentang obat, mendokumentasikan pemberian obat, dan menyimpan obat dengan benar.
3. Pasien berhak untuk mengetahui alasan pemberian obat dan menolak obat tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang obat, proses pemberiannya, dan aspek keamanannya. Obat harus memenuhi standar kemurnian, tidak ada campuran, potensi yang baik, dan aman bagi pasien. Tenaga medis bertanggung jawab atas keamanan proses pemberian obat.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat seperti pemberian obat secara oral, topikal pada kulit dan mata.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Ìý
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Buku ini berisi daftar obat-obatan yang umum digunakan dalam ilmu kesehatan anak beserta informasi tentang dosis, indikasi, kontraindikasi, dan efek sampingnya. Buku ini disusun oleh tim editor dari Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk membantu praktisi kesehatan anak dalam memilih obat secara rasional.
Makalah ini membahas tentang psikofarmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien jiwa. Secara singkat, dibahas mengenai konsep psikofarmakologi, obat-obatan yang dapat diberikan kepada pasien jiwa, dan peranan perawat dalam memantau dan memastikan pemberian obat secara tepat."
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian medikasi dalam keperawatan. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) pengertian medikasi dan istilah obat, (2) aspek hukum dan undang-undang standar obat, dan (3) proses keperawatan dalam pemberian medikasi. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai aspek terkait medikasi seperti klasifikasi, bentuk, dan prinsip-prinsip pemberian obat yang benar.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pemakaian obat dan tanggung jawab perawat dalam memberikan obat secara benar dan aman kepada pasien. Perawat harus memahami prinsip-prinsip pemberian obat yang benar, mengecek identitas pasien dan obat, memberikan dosis yang tepat, memonitor respons pasien, mendokumentasikan pemberian obat, serta memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga.
Dokumen tersebut membahas peran penting perawat dalam pemberian obat kepada pasien, meliputi pemberian obat secara tepat, mengobservasi respons dan efek samping obat, mendukung keefektifan dan keamanan pengobatan, serta memberikan edukasi kesehatan kepada pasien tentang pengobatan. Peran perawat sangat diperlukan dalam memastikan pasien menerima manfaat maksimal dari pengobatan dengan risiko minimal.
Ringkasan:
Konseling adalah diskusi antara konselor dan klien untuk memberikan dukungan dan dorongan agar klien dapat memecahkan masalahnya sendiri. Tujuan konseling adalah meningkatkan keberhasilan terapi, menghormati pilihan pasien, dan meminimalkan risiko efek samping. Konseling farmasi bertujuan membantu pasien mengatur pengobatan dan masalah terkait penyakitnya.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemAinul Yaqin
Ìý
Penelitian mengenai "Analisis Model Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Pendukung Keputusan dalam Lingkungan Bisnis Dinamis" menyoroti bagaimana teknologi Decision Support Systems (DSS) berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di lingkungan bisnis yang berubah cepat. Dengan memanfaatkan teknik pemodelan dan analisis, DSS dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang serta mengelola risiko secara lebih optimal. Sementara itu, "Analisis Peran Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Risiko dan Perencanaan Strategis Perusahaan" meneliti bagaimana DSS berkontribusi dalam mengelola ketidakpastian bisnis melalui pendekatan berbasis data.
Dalam ranah Business Intelligence, penelitian "Pemanfaatan Business Intelligence untuk Menganalisis Perilaku Konsumen dalam Industri E-Commerce" membahas bagaimana BI digunakan untuk memahami pola belanja konsumen, memungkinkan personalisasi layanan, serta meningkatkan retensi pelanggan. Selain itu, "Integrasi Business Intelligence dan Machine Learning dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan" mengeksplorasi sinergi antara BI dan Machine Learning dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis prediksi dan otomatisasi.
Di sektor industri manufaktur, penelitian "Peran Algoritma Genetik dalam Optimasi Pengambilan Keputusan pada Industri Manufaktur" menyoroti bagaimana Genetic Algorithm digunakan untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian "Analisis Efektivitas Artificial Neural Networks dalam Prediksi Risiko Kredit Perbankan" mengevaluasi penggunaan Artificial Neural Networks (ANN) dalam memitigasi risiko kredit melalui model prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
Dalam ranah kolaborasi organisasi dan manajemen pengetahuan, penelitian "Analisis Efektivitas Group Support Systems dalam Meningkatkan Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan Organisasi" membahas bagaimana teknologi Group Support Systems (GSS) dapat meningkatkan efektivitas kerja tim dan proses pengambilan keputusan bersama. Selain itu, "Analisis Faktor Keberhasilan Knowledge Management System dalam Organisasi Berbasis Teknologi" berfokus pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Knowledge Management Systems (KMS) dalam organisasi berbasis teknologi, termasuk peran budaya organisasi, adopsi teknologi, dan keterlibatan pengguna.
Pada bidang kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan berbasis AI, penelitian "Evaluasi Kinerja Sistem Pakar dalam Mendukung Pengambilan Keputusan di Sektor Keuangan" mengeksplorasi efektivitas sistem pakar dalam meningkatkan keakuratan keputusan finansial, sementara "Implementasi Intelligent Agents dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional pada E-Commerce" membahas bagaimana agen cerdas dapat mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mempercepat pengambilan keputusan strategis.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
1. 1
KONPREHENSIF I
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT PADA USIA SEKOLAH
Di Susun Oleh Kelompok 4 Kelas A3 / VI
1. LALU YODHA ANGGARA
2. INDRI SOFYANTARI
3. ISMA RUMELAH
4. KADEK AYU NATALINA P
5. KARINA NOVALITA
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PRODI S1 KEPERAWATAN
2015
2. 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
kami menyadari bahwa tugas ini belum maksimal dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap masukan, kritikan dan saran para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan
mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi saya dan juga bagi pembaca sekalian.Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Mataram, 1 Oktober 2015
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................5
1.3 Tujun penulisan.........................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI
2.1 Peran perawat ............................................................................................6
2.2 Peran perawat dalam pemberian obat pada usia sekolah ..........................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam
tubuh. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan
Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Obat merupakan senyawa kimia selain makanan yang bisa
mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk
mendiagnosis, menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.
Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia
kesehatan karena ia merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung
dengan pasien dan membantu atau melayani berbagai kebutuhan pasien, salah
satunya adalah dalam terapi medis dan cara pemberian obat kepada pasien.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman
. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat
dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau
dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan . Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan
dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung
jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat
seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians‘ Desk Reference (PDR),
dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat
jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang
merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
5. 5
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat
berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut
serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan
bersama dengan tenaga kesehatan lain.
Peran perawat dalam pemberian obat tentu berbeda-beda sesuai dengan
tingkatan usia. Pada tingkat usia sekolah pemberian obat harus di
merperhatikan jenis obat, dosis obat karena di usia ini se-sel dan organ tubuh
masih imatur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Peran perawat dalam pemberian obat pada usia sekolah
2. Cara pemberian obat pada tingkat usia sekolah
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui peran perawat dalam pemberian obat pada usia sekolah
2. Mengetahui cara pemberian obat pada tingkat usia sekolah
6. 6
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 PERAN PERAWAT
Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan
diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk
kejelasan.
A. Peran perawat terdiri dari :
1. Sebagai Pemberi asuhan keperawatan (care giver)
2. Sebagai advokat
3. Sebagai educator
4. Sebgai konselor
5. Sebagai kolaborator
6. Sebagai penyuluh
7. Sebagai rehabilitator
8. Sebagai peniliti
9. Sebagai pembaharu
B. Fungsi perawat terdiri dari
1. Fungsi independen (mandiri)
2. Fungsi dependen (ketergantungan)
3. Fungsi interdependen (kolaboratif)
2.2 PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT PADA USIA
SEKOLAH (6-12 TAHUN)
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
7. 7
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar
dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa
tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam
memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus
tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 6 benar, yaitu:
A. Benar obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya perawat harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi
obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus
diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan
botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan
obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke
bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi.
Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan.
Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
8. 8
B. Benar dosis
Apabila sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat
yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika
seorang dokter memprogramkan suatu system perhitungan obat yang
berbeda dari yang disediakan oleh ahli farmasi, resiko kesalahan
meningkat.
C. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan
pada pasien.
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang
lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
D. Benar rute / cara pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Cara pemberian obat
yaitu :
1. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat
juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)
seperti tablet ISDN.
9. 9
2. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping,enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus,
atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).
3. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
4. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar /
kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang
lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral,
namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria.
5. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek
untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen
E. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang
diprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang
memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat
diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
10. 10
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.
F. Benar pendokumentasian
Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera untuk
mencatat hasil informasi sesuai dengan obat-obatan yang telah
diberikan
Prinsip 6 benar pemberian obat ini harus di implikasikan oleh perawat
guna meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien.
Dalam pemberian obat tingkatan umur harus di perhatikan, karena
yang membedakan pemberian obat pada tingkatan umur salah satunya adalah
pemberian dosis obat. Pada tingkat usia sekolah (6-12 tahun) dosis pemberian
obat sangatlah penting di perhatikan oleh seorang perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan mengingat sel atau organ tubuh pada usia ini masih
imatur dan belum produktif.
Berikut perhitungan dosis obat menggunakan rumus serta
penggolongan usia yang telah di tentukan :
- Rumus Young
usia anak antara 1 – 12 tahun
dosis anak =
n = usia (tahun)
D = dosis dewasa
- Rumus Augsberger
m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D = dosis dewasa
Usia 1 – 11 tahun = (4n + 20)% x D
Usia 12 – 16 tahun = (5n + 10)% x D
11. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perawat harus tetap mengimplikasikan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat. Peran perawat dalam pemberian obat pada tingkat usia
sekolah harus memperhatikan jenis dan dosis obat dan Perawat berusaha
membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
obat yang akan di berikan.
12. 12
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah,Faizal. (2013). KDK I : Prosedur Pemberian Obat Dalam Keperawatan.
Makalah(Online). Tersedia di
:http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1- prosedur-pemberian-obat
dalam.html. (7September 2014).
http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/
(Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014).