際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Sejarah Konservasi 
Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam 
pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah 
penduduk yang terus berkembang sementara luas lahan tidak berkembang, 
menyebabkan tekanan penduduk terhadap sumberdaya lahan semakin berat. 
Pada sisi lain, lapangan pekerjaan yang terbatas mendorong masyarakat tidak 
memiliki banyak pilihan mata pencaharian kecuali bertani dengan 
memanfaatkan lahan yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya. 
Akibat pemanfaatan dan penggunaan yang demikian menjadikan lahan 
mengalami degradasi yang kemudian disebut lahan kritis. 
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan 
salah satu daerah di Kalimantan Timur yang memiliki potensi sumberdaya lahan 
pertanian yang cukup besar, dengan topografi bervariasi mulai daerah datar 
yang didominasi oleh persawahan, berbukit sampai dengan pegunungan. Dari 
luas wilayah Kutai Kartanegara sekitar 27.263.10 KM2, terdapat sekitar 11.673 
Ha yang merupakan lahan pertanian yang terdiri dari lahan sawah seluas 2.840 
Ha dan lahan bukan sawah (lahan kering) seluas 8.833 Ha dan selebihnya 
sekitar 70 % merupakan lahan tidur yang subur yang dapat dikelola dengan baik 
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan 
berbagai komoditas unggulan pertanian baik komoditas pertanian tanaman 
pangan maupun komoditas perkebunan. Penggarapan lahan pertanian potensial 
termasuk lahan tidur secara lebih maksimal, diharapkan dapat mengentaskan 
kemiskinan yang sampai saat ini masih di kalangan rakyat Kutai Kartanegara. 
Dari sekitar 600 ribu jiwa penduduk Kutai Kartanegara, terdapat sekitar 15 
persen penduduknya tergolong miskin, dan salah satu upaya untuk menghapus 
kemiskinan tersebut, adalah dengan pemanfaatan lahan-lahan potensial 
termasuk lahan tidur yang subur. Namun demikian pemanfaatan potensi 
sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar ini, akan mengalami ancaman
kerusakan yang cukup serius jika dalam pengelolaannya tidak mengikuti 
kaidah-kaidah konservasi tanah dan air yang benar. 
Penyebab Kerusakan Alam 
Pengusahaan sumberdaya lahan potensial yang kurang mengindahkan 
aspek lingkungan dan lebih mengutamakan hasil/keuntungan finansial sesaat 
yang disertai dengan kurangnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknik 
konservasi yang baik memberi peluang yang besar berubahnya lahan potensial 
menjadi lahan-lahan kritis baru. Akibat kurangnya upaya rehabilitasi pada lahan 
kritis dan upaya konservasi pada lahan potensial kritis, jumlah lahan kritis 
tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Data 
tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis khsusunya di luar 
kawasan hutan telah mencapai + 18 juta hektar. Setelah 15 tahun, lahan kritis 
diluar kawasan hutan pada tahun 2007 telah mencapai + 26,78 juta hektar ( 
selama 15 thn bertambah 8,78 juta ha = 0,5 juta Ha / tahun). 
Melihat fenomena di atas, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, 
dibutuhkan suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan 
menerapkan teknik konservasi yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya 
lahan yang lestari dan berkelanjutan dapat tercapai dalam rangka menfungsikan 
lahan untuk memenuhi kebutuhan sekarang maupun generasi mendatang. 
Artinya bahwa dalam pemanfaatan lahan untuk pengembangan pertanian 
diperlukan perencanaan dan penanganan yang tepat dan bertanggung jawab, 
agar lahan tersebut tidak terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan 
ekonomi. 
Praktek pertanian yang buruk ini tidak hanya ditemui di Indonesia, tetapi 
juga di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini tercermin dari pernyataan 
Lord John Boyd Orr (1948), Dirjen FAO pertama, dalam Abdurachman (2008) 
sebagai berikut: If the soil on which all agriculture and all human life depends 
is wasted away, then the battle to free mankind from want cannot be won.
Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya konservasi tanah untuk 
memenangkan perjuangan kemanusiaan dalam memenuhi kebutuhan dasar 
manusia. Peran dan kebijakan pemerintah sangat penting dan menentukan 
keberhasilan upaya konservasi tanah, guna mewujudkan pembangunan 
pertanian berkelanjutan, yang dicirikan dengan tingkat produktivitas tinggi dan 
penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah. Upaya konservasi tidak akan 
berhasil apabila dipercayakan hanya kepada pengguna lahan, karena terkendala 
oleh berbagai keterbatasan, terutama lemahnya modal kerja. 
Mengingat makin luas dan cepatnya laju degradasi tanah, dan masih 
lemahnya implementasi konservasi tanah di Indonesia, maka perlu segera 
dilakukan upaya terobosan yang efektif untuk menyelamatkan lahan-lahan 
pertanian. Upaya konservasi tanah harus mengarah kepada terciptanya sistem 
pertanian berkelanjutan yang didukung oleh teknologi dan kelembagaan serta 
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan sumber daya 
lahan dan lingkungan. Untuk mendapatkan pola-pola perencanaan dan 
penanganan yang tepat melalui penerapan teknik konservasi lahan yang tepat 
dalam setiap unit pemanfaatan lahan diperlukan suatu kajian yang mendalam 
Konservasi Dan Daya Dukung Biotik 
1. Kajian tentang flaura (tanaman penutup tanah). 
Tanaman penutup tanah (TPT) berperan untuk 
1. Menahan atau memperkecil daya rusak butir hujan di atas permukaan 
tanah. 
2. Menambah bahan organik tanah, dan melakukan transpirasi,air tanah 
berkurang. Peranan tersebut dapat mengurangi erosi dan memperbesar 
infitrasi air ke dalam tanah. 
Syarat tanaman penutup tanah adalah:
1. Mudah diperbanyak dengan biji 
2. Sistim perakaran tidak berkompetisi dengan tanaman pokok 
3. Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun 
4. Toleransi terhadap pemangkasan 
5. Resisten terhadap hama 
6. Mampu menekan gulma 
7. Mudah dibrantas jika lahan ingin di fungsikan 
8. Sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah 
9. Tidak berduri dan membelit 
Contoh tanaman penutup tanah ialah; 
Vigna hosei becker (di tanaman diantara tanaman perkebunan,asal tropika 
amerika). Rumput vetiver (banyak di perkebunan kopi). Pembagian tanaman 
penutup tanah ada 3 macam: 
1. TPT rendah rumput dan tumbuh merambat 
2. TPT semak (sedang) 
3. TPT tinggi jenis pohon untuk reboisasi 
A. Pergiliran tanaman 
Suatu cara penting dalam konservasi lahan dapat berupa padi-palawija-padi-tanaman 
penutup tanah/pupuk hijau  palawija - tanaman penutup tanah/pupuk 
hijau. Pergiliran tanaman berfungsi untuk: 
1. Pemberantasan hpt 
2. Pemberantasan gulma 
3. Mempertahankan sifat fisik dan kesuburan tanah,seperti dijadikan 
mulsa dan dibenamkan dalam tanah 
B. Pertanian hutan (agroforestry) 
Sesuatu sistem usahatani atau penggunaan tanah yang mengintegrasikan 
tanaman pohon dan dengan tanaman rendah. Pertanian hutan merupakan
kombinasi antara tanaman berkayu (pepohonan, perdu, palem, bambu dll). 
Secara kombinasi di tanaman dengan tanaman semusim (rendah) atau hewan 
(ikan) diatur secara spatial dan temporal. 
C. Pupuk hijau 
Pupuk hijau pada umumnya adalah tanaman legum. Tanaman ini ditumbuhkan 
dengan tanaman budidaya, kemudian setelah umur tertentu dibenamkan ke 
dalam tanah. Bahan organik ini dirombak oleh mikrobia tanah dan dibebaskan 
sebagai amoniak. Selanjutnya amoniak langsung di serap oleh tanaman atau 
dirombak menjadi nitrat. Pupuk hijau dapat menambah unsur hara N,P,K, dan 
mineral lainya ke dalam tanah. Tanaman legum yang banyak digunakan 
sebagai pupuk hijau miasalnya Crotalaria, Tephosia, dan Desmodium. 
D. Kriteria tanaman penguat teras 
Kajian penguat teras yang ideal hendaknya mempunyai persyaratan : 
1. Mempunyai umur yang panjang 
2. Tahan di pangkas dan mempunyai sisa pangkasan yang banyak 
3. Efektif mengendalikan erosi 
4. Tahan terhadap naungan 
5. Perakaran bukan merupakan persaingan tanaman pokok 
6. Mempunyai adaptasi yang luas 
7. Tergolong tanaman perdu dan tidak menjalar atau melilit 
8. Mudah diperbanyak 
9. Daun bisa menjadi campuran makan ternak 
10. tidak menjadi inang penyakit/hama 
E. Jenis Lamtoro 
1. Termasuk tanaman polong (mampu mengfiksasi N melalui udara) 
2. Sisa pangkasan merupakan sumber pupuk hijau yang baik 
3. Sistim perakaran yang dalam sehingga merupakan siklus hara bedafis dan 
mempercepat infiltrasi melalui proses respirasi
4. Daya adaptasi yang luas 
5. Sisa pangkasan merupakan sumber pupuk organikyang berkualitas baik. 
Kandungan hara hasil pangkasan mengandung.500 kg N, 200 kg P, dan 500 kg 
K masing masing per tahun/ha 
6. Efektif dalam mencegah erosi, menahan aliran permukaan dan 
meningkatkan intiltrasi 
7. Mudah diperbanyak dengan biji 
8. Tahan naungan dan dapat berfungsi sebagai penaung tetap 
Tanaman lamtoro yang resisten terhadap kutu loncat mumpunyai potensi di 
dalam mendukung kopi organik. Fungsi khususnya sebagai tanaman 
penaung/pelindung dan sebagai penghasil biomassa/bahan organik pada 
pertanaman kopi organic. 
2. Kajian Tentang Fauna 
Kajian tentang fauna meliputi : 
1. Fauna tanah dibedakan dalam 2 kelompokn dalam mendukung konservasi 
lahan : 
a. Mikrofauna = Protozoa, Rotifer dan Nematoda yang hidup di dalam film 
air tanah dan Mikroarthopoda yang hidup diruang berudara dalam tanah. 
b. Makrofauna = mempunyai peranan : Aerasi Tanah, Penghalusan Bahan 
Organik Tanah,mengaduk dan menyebarkan bahan organik tanah. 
2. Binatang tanah sebagai perombak dan pemakan bahan organik tanah : 
nematoda, lipan, rayap, semut, tikus, arthopoda dll. 
3. Berperan dalam penyediaan pupuk kandang (sapi,ayam, kambing,dll). 
4. Pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh: 
a. makanan hewan 
b. produksi hewan hewan tersebu 
c. macam atau jenis hewan 
d. alas/jenis kandang 
5. Perbandingan pupuk kandang : Indonesia (N= 0,3%, P= 0,3%, K= ,4%). 
Dan Eropa (N= 0,5%, p= 0,3%, K= 0,5%). 
6. Peranan manusia terhadap sumberdaya alam meliputi Manusia sangat 
berperan dalam hal konservasi dan konversi lahan Manusia dalam arti kata 
sebagai penyebab utama kelestarian dan kerusakan alam.
KESIMPULAN 
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata 
con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya 
memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise 
use). Tujuan dari adanya konservasi adalah agar terwujud kelestarian sumberdaya alam hayati 
serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan 
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. The conservation model mengacu 
pada usaha tanam campuran atau crop livestock sebagai hasil revolusi pertanian Inggris. 
Selain itu juga mnegacu pada konsep kelaparan lahan yang diilhami oleh ahli tanah Jerman 
(Ricardo, Mill). 
Penerapan model konservasi bisa diterapkan di lahan kering maupun lahan kritis. 
Kedua lahan ini bisa dikonservasi, tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi 
biofisik, sosial ekonomi, dan keinginan petani. Hal tersebut perlu dicermati mengingat tidak 
ada satupun teknik konservasi yang sempurna. Setiap teknik konservasi membutuhkan 
persyaratan tertentu agar teknik tersebut efektif. Ada dua manfaat utama pertanian konservasi 
dibandingkan dengan teknik pertanian lain, yaitu input tenaga kerja yang rendah dan 
penggunaan proses ekologis alamiah secara efektif. 
----------------
Ad

Recommended

Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Purwandaru Widyasunu
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
Yuwan Kilmi
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Gilang Putra
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTI
EDIS BLOG
Makalah agroforestry
Makalah agroforestry
Eka Phe
Agroforestri
Agroforestri
rizky hadi
Fungsi dan peran agroforestri
Fungsi dan peran agroforestri
Ikko Saputra Auxantura Forester
Makalah_63 Makalah agroforestry alley cropping
Makalah_63 Makalah agroforestry alley cropping
Bondan the Planter of Palm Oil
Ekotan 15
Ekotan 15
Andrew Hutabarat
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
abdul samad
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Liesa
Liesa
Ieke Ayu
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
rizky hadi
Iklim dan perlindungan tanaman
Iklim dan perlindungan tanaman
Andrew Hutabarat
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Ekal Kurniawan
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
rizky hadi
Power point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
Andrew Hutabarat
Proposal jagung
Proposal jagung
Operator Warnet Vast Raha
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Sarjan Alatas
際際滷 ppt sptb
際際滷 ppt sptb
Sinergi Inspiration
Ekotanjut2
Ekotanjut2
Andrew Hutabarat
Faktor produksi alam
Faktor produksi alam
helenapakpahann
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Rizki Chairunnisya
Laporan acara 2 ( tp)
Laporan acara 2 ( tp)
karlina satwiva
Geografi lahan
Geografi lahan
Febbycaroline
Lahan Kritis
Lahan Kritis
Nur Rachmawati
Tanah sebagai lahan potensial
Tanah sebagai lahan potensial
Theresia Nelie
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Srestha Anindyanari

More Related Content

What's hot (18)

Ekotan 15
Ekotan 15
Andrew Hutabarat
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
abdul samad
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Liesa
Liesa
Ieke Ayu
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
rizky hadi
Iklim dan perlindungan tanaman
Iklim dan perlindungan tanaman
Andrew Hutabarat
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Ekal Kurniawan
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
rizky hadi
Power point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
Andrew Hutabarat
Proposal jagung
Proposal jagung
Operator Warnet Vast Raha
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Sarjan Alatas
際際滷 ppt sptb
際際滷 ppt sptb
Sinergi Inspiration
Ekotanjut2
Ekotanjut2
Andrew Hutabarat
Faktor produksi alam
Faktor produksi alam
helenapakpahann
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Rizki Chairunnisya
Laporan acara 2 ( tp)
Laporan acara 2 ( tp)
karlina satwiva
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
abdul samad
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
rizky hadi
Iklim dan perlindungan tanaman
Iklim dan perlindungan tanaman
Andrew Hutabarat
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Ekal Kurniawan
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
rizky hadi
Power point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Sarjan Alatas
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Rizki Chairunnisya
Laporan acara 2 ( tp)
Laporan acara 2 ( tp)
karlina satwiva

Viewers also liked (6)

Geografi lahan
Geografi lahan
Febbycaroline
Lahan Kritis
Lahan Kritis
Nur Rachmawati
Tanah sebagai lahan potensial
Tanah sebagai lahan potensial
Theresia Nelie
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Srestha Anindyanari
Litosfer
Litosfer
Alya Mulyani
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Reni Nurjanah
Tanah sebagai lahan potensial
Tanah sebagai lahan potensial
Theresia Nelie
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam
Srestha Anindyanari
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Reni Nurjanah
Ad

Similar to Lahan (20)

Konservasi pertanian Lahan Kering menuju pertanian nberkelanjutan.docx
Konservasi pertanian Lahan Kering menuju pertanian nberkelanjutan.docx
ArifPrianbudi
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
indahayupradini
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
boyrizajuanda
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
AriManalu
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
EDIS BLOG
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
estelleyves
Pelestarian tanah
Pelestarian tanah
Theresia Nelie
Pengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpadu
Bima Andika
Tanah
Tanah
salma_8791
2. Konsep PK.pptx
2. Konsep PK.pptx
samuelara
KONSERVASI LAHAN PERTANIAN DAN AIR .pptx
KONSERVASI LAHAN PERTANIAN DAN AIR .pptx
iqbalperdana5
Makalah eca
Makalah eca
Nurul Aulia
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Nidya Milano
Konservasi
Konservasi
Hasdir Gates
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
Nurul Aulia
Makalah konservasi
Makalah konservasi
Warnet Raha
Proposal jagung
Proposal jagung
Operator Warnet Vast Raha
KONSERVASI TANAH DAN AIR SISTEM PENGELOLAAN TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR SISTEM PENGELOLAAN TANAH DAN AIR
RahayuEkaSari
soil quality and food security
soil quality and food security
Aila Yumeko
Ladang
Ladang
Adi Bowo Laksono
Konservasi pertanian Lahan Kering menuju pertanian nberkelanjutan.docx
Konservasi pertanian Lahan Kering menuju pertanian nberkelanjutan.docx
ArifPrianbudi
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
indahayupradini
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
boyrizajuanda
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN
AriManalu
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
EDIS BLOG
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
Geografi Pertanian: Tipe Pertanian, Potensi Degradasi Lahan, dan Konservasi L...
estelleyves
Pengolahan tanah terpadu
Pengolahan tanah terpadu
Bima Andika
2. Konsep PK.pptx
2. Konsep PK.pptx
samuelara
KONSERVASI LAHAN PERTANIAN DAN AIR .pptx
KONSERVASI LAHAN PERTANIAN DAN AIR .pptx
iqbalperdana5
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Nidya Milano
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
Nurul Aulia
Makalah konservasi
Makalah konservasi
Warnet Raha
KONSERVASI TANAH DAN AIR SISTEM PENGELOLAAN TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR SISTEM PENGELOLAAN TANAH DAN AIR
RahayuEkaSari
soil quality and food security
soil quality and food security
Aila Yumeko
Ad

Lahan

  • 1. Sejarah Konservasi Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara luas lahan tidak berkembang, menyebabkan tekanan penduduk terhadap sumberdaya lahan semakin berat. Pada sisi lain, lapangan pekerjaan yang terbatas mendorong masyarakat tidak memiliki banyak pilihan mata pencaharian kecuali bertani dengan memanfaatkan lahan yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya. Akibat pemanfaatan dan penggunaan yang demikian menjadikan lahan mengalami degradasi yang kemudian disebut lahan kritis. Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu daerah di Kalimantan Timur yang memiliki potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar, dengan topografi bervariasi mulai daerah datar yang didominasi oleh persawahan, berbukit sampai dengan pegunungan. Dari luas wilayah Kutai Kartanegara sekitar 27.263.10 KM2, terdapat sekitar 11.673 Ha yang merupakan lahan pertanian yang terdiri dari lahan sawah seluas 2.840 Ha dan lahan bukan sawah (lahan kering) seluas 8.833 Ha dan selebihnya sekitar 70 % merupakan lahan tidur yang subur yang dapat dikelola dengan baik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan berbagai komoditas unggulan pertanian baik komoditas pertanian tanaman pangan maupun komoditas perkebunan. Penggarapan lahan pertanian potensial termasuk lahan tidur secara lebih maksimal, diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan yang sampai saat ini masih di kalangan rakyat Kutai Kartanegara. Dari sekitar 600 ribu jiwa penduduk Kutai Kartanegara, terdapat sekitar 15 persen penduduknya tergolong miskin, dan salah satu upaya untuk menghapus kemiskinan tersebut, adalah dengan pemanfaatan lahan-lahan potensial termasuk lahan tidur yang subur. Namun demikian pemanfaatan potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar ini, akan mengalami ancaman
  • 2. kerusakan yang cukup serius jika dalam pengelolaannya tidak mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air yang benar. Penyebab Kerusakan Alam Pengusahaan sumberdaya lahan potensial yang kurang mengindahkan aspek lingkungan dan lebih mengutamakan hasil/keuntungan finansial sesaat yang disertai dengan kurangnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknik konservasi yang baik memberi peluang yang besar berubahnya lahan potensial menjadi lahan-lahan kritis baru. Akibat kurangnya upaya rehabilitasi pada lahan kritis dan upaya konservasi pada lahan potensial kritis, jumlah lahan kritis tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Data tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis khsusunya di luar kawasan hutan telah mencapai + 18 juta hektar. Setelah 15 tahun, lahan kritis diluar kawasan hutan pada tahun 2007 telah mencapai + 26,78 juta hektar ( selama 15 thn bertambah 8,78 juta ha = 0,5 juta Ha / tahun). Melihat fenomena di atas, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, dibutuhkan suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan menerapkan teknik konservasi yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya lahan yang lestari dan berkelanjutan dapat tercapai dalam rangka menfungsikan lahan untuk memenuhi kebutuhan sekarang maupun generasi mendatang. Artinya bahwa dalam pemanfaatan lahan untuk pengembangan pertanian diperlukan perencanaan dan penanganan yang tepat dan bertanggung jawab, agar lahan tersebut tidak terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan ekonomi. Praktek pertanian yang buruk ini tidak hanya ditemui di Indonesia, tetapi juga di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini tercermin dari pernyataan Lord John Boyd Orr (1948), Dirjen FAO pertama, dalam Abdurachman (2008) sebagai berikut: If the soil on which all agriculture and all human life depends is wasted away, then the battle to free mankind from want cannot be won.
  • 3. Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya konservasi tanah untuk memenangkan perjuangan kemanusiaan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Peran dan kebijakan pemerintah sangat penting dan menentukan keberhasilan upaya konservasi tanah, guna mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan, yang dicirikan dengan tingkat produktivitas tinggi dan penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah. Upaya konservasi tidak akan berhasil apabila dipercayakan hanya kepada pengguna lahan, karena terkendala oleh berbagai keterbatasan, terutama lemahnya modal kerja. Mengingat makin luas dan cepatnya laju degradasi tanah, dan masih lemahnya implementasi konservasi tanah di Indonesia, maka perlu segera dilakukan upaya terobosan yang efektif untuk menyelamatkan lahan-lahan pertanian. Upaya konservasi tanah harus mengarah kepada terciptanya sistem pertanian berkelanjutan yang didukung oleh teknologi dan kelembagaan serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan sumber daya lahan dan lingkungan. Untuk mendapatkan pola-pola perencanaan dan penanganan yang tepat melalui penerapan teknik konservasi lahan yang tepat dalam setiap unit pemanfaatan lahan diperlukan suatu kajian yang mendalam Konservasi Dan Daya Dukung Biotik 1. Kajian tentang flaura (tanaman penutup tanah). Tanaman penutup tanah (TPT) berperan untuk 1. Menahan atau memperkecil daya rusak butir hujan di atas permukaan tanah. 2. Menambah bahan organik tanah, dan melakukan transpirasi,air tanah berkurang. Peranan tersebut dapat mengurangi erosi dan memperbesar infitrasi air ke dalam tanah. Syarat tanaman penutup tanah adalah:
  • 4. 1. Mudah diperbanyak dengan biji 2. Sistim perakaran tidak berkompetisi dengan tanaman pokok 3. Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun 4. Toleransi terhadap pemangkasan 5. Resisten terhadap hama 6. Mampu menekan gulma 7. Mudah dibrantas jika lahan ingin di fungsikan 8. Sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah 9. Tidak berduri dan membelit Contoh tanaman penutup tanah ialah; Vigna hosei becker (di tanaman diantara tanaman perkebunan,asal tropika amerika). Rumput vetiver (banyak di perkebunan kopi). Pembagian tanaman penutup tanah ada 3 macam: 1. TPT rendah rumput dan tumbuh merambat 2. TPT semak (sedang) 3. TPT tinggi jenis pohon untuk reboisasi A. Pergiliran tanaman Suatu cara penting dalam konservasi lahan dapat berupa padi-palawija-padi-tanaman penutup tanah/pupuk hijau palawija - tanaman penutup tanah/pupuk hijau. Pergiliran tanaman berfungsi untuk: 1. Pemberantasan hpt 2. Pemberantasan gulma 3. Mempertahankan sifat fisik dan kesuburan tanah,seperti dijadikan mulsa dan dibenamkan dalam tanah B. Pertanian hutan (agroforestry) Sesuatu sistem usahatani atau penggunaan tanah yang mengintegrasikan tanaman pohon dan dengan tanaman rendah. Pertanian hutan merupakan
  • 5. kombinasi antara tanaman berkayu (pepohonan, perdu, palem, bambu dll). Secara kombinasi di tanaman dengan tanaman semusim (rendah) atau hewan (ikan) diatur secara spatial dan temporal. C. Pupuk hijau Pupuk hijau pada umumnya adalah tanaman legum. Tanaman ini ditumbuhkan dengan tanaman budidaya, kemudian setelah umur tertentu dibenamkan ke dalam tanah. Bahan organik ini dirombak oleh mikrobia tanah dan dibebaskan sebagai amoniak. Selanjutnya amoniak langsung di serap oleh tanaman atau dirombak menjadi nitrat. Pupuk hijau dapat menambah unsur hara N,P,K, dan mineral lainya ke dalam tanah. Tanaman legum yang banyak digunakan sebagai pupuk hijau miasalnya Crotalaria, Tephosia, dan Desmodium. D. Kriteria tanaman penguat teras Kajian penguat teras yang ideal hendaknya mempunyai persyaratan : 1. Mempunyai umur yang panjang 2. Tahan di pangkas dan mempunyai sisa pangkasan yang banyak 3. Efektif mengendalikan erosi 4. Tahan terhadap naungan 5. Perakaran bukan merupakan persaingan tanaman pokok 6. Mempunyai adaptasi yang luas 7. Tergolong tanaman perdu dan tidak menjalar atau melilit 8. Mudah diperbanyak 9. Daun bisa menjadi campuran makan ternak 10. tidak menjadi inang penyakit/hama E. Jenis Lamtoro 1. Termasuk tanaman polong (mampu mengfiksasi N melalui udara) 2. Sisa pangkasan merupakan sumber pupuk hijau yang baik 3. Sistim perakaran yang dalam sehingga merupakan siklus hara bedafis dan mempercepat infiltrasi melalui proses respirasi
  • 6. 4. Daya adaptasi yang luas 5. Sisa pangkasan merupakan sumber pupuk organikyang berkualitas baik. Kandungan hara hasil pangkasan mengandung.500 kg N, 200 kg P, dan 500 kg K masing masing per tahun/ha 6. Efektif dalam mencegah erosi, menahan aliran permukaan dan meningkatkan intiltrasi 7. Mudah diperbanyak dengan biji 8. Tahan naungan dan dapat berfungsi sebagai penaung tetap Tanaman lamtoro yang resisten terhadap kutu loncat mumpunyai potensi di dalam mendukung kopi organik. Fungsi khususnya sebagai tanaman penaung/pelindung dan sebagai penghasil biomassa/bahan organik pada pertanaman kopi organic. 2. Kajian Tentang Fauna Kajian tentang fauna meliputi : 1. Fauna tanah dibedakan dalam 2 kelompokn dalam mendukung konservasi lahan : a. Mikrofauna = Protozoa, Rotifer dan Nematoda yang hidup di dalam film air tanah dan Mikroarthopoda yang hidup diruang berudara dalam tanah. b. Makrofauna = mempunyai peranan : Aerasi Tanah, Penghalusan Bahan Organik Tanah,mengaduk dan menyebarkan bahan organik tanah. 2. Binatang tanah sebagai perombak dan pemakan bahan organik tanah : nematoda, lipan, rayap, semut, tikus, arthopoda dll. 3. Berperan dalam penyediaan pupuk kandang (sapi,ayam, kambing,dll). 4. Pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh: a. makanan hewan b. produksi hewan hewan tersebu c. macam atau jenis hewan d. alas/jenis kandang 5. Perbandingan pupuk kandang : Indonesia (N= 0,3%, P= 0,3%, K= ,4%). Dan Eropa (N= 0,5%, p= 0,3%, K= 0,5%). 6. Peranan manusia terhadap sumberdaya alam meliputi Manusia sangat berperan dalam hal konservasi dan konversi lahan Manusia dalam arti kata sebagai penyebab utama kelestarian dan kerusakan alam.
  • 7. KESIMPULAN Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Tujuan dari adanya konservasi adalah agar terwujud kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. The conservation model mengacu pada usaha tanam campuran atau crop livestock sebagai hasil revolusi pertanian Inggris. Selain itu juga mnegacu pada konsep kelaparan lahan yang diilhami oleh ahli tanah Jerman (Ricardo, Mill). Penerapan model konservasi bisa diterapkan di lahan kering maupun lahan kritis. Kedua lahan ini bisa dikonservasi, tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi biofisik, sosial ekonomi, dan keinginan petani. Hal tersebut perlu dicermati mengingat tidak ada satupun teknik konservasi yang sempurna. Setiap teknik konservasi membutuhkan persyaratan tertentu agar teknik tersebut efektif. Ada dua manfaat utama pertanian konservasi dibandingkan dengan teknik pertanian lain, yaitu input tenaga kerja yang rendah dan penggunaan proses ekologis alamiah secara efektif. ----------------