1. Dokumen tersebut mendiskusikan asal usul bangsa Jawa dan suku Jawa yang berasal dari desa Tanjung Putri (sekarang Tanjungsari, Rembang) di mana leluhur bangsa Jawa, Kie Seng Dhang, mendirikan desa tersebut setelah melarikan diri dari bencana di daerah asalnya.
2. Kie Seng Dhang memerintah desa Tanjung Putri selama 30 tahun sebelum meninggal dunia, dan desa tersebut kemudian menjadi
Hindu Buddhist Cosmology Lake AthvathpayaBetsy Booboo
油
The document discusses myths and legends related to water from various cultures and religions. It describes myths involving water deities and creatures. It focuses on the mythological lake Anavatapta/Anotatta, believed in Hindu and Buddhist cosmology to be the source of major rivers and located at the center of the world. The lake is often identified with Lake Manasarovar near Mount Kailash in the Himalayas. The document also discusses Tibetan cosmological models involving Mount Meru and Jambudvipa, the southern continent where humans reside according to these cosmologies.
Taxila University in ancient India was the world's first institution of higher learning, known as the "Harvard of Ancient times." Students studied subjects like archery, philosophy, and religion without examinations and finished their studies when the teacher determined they were done. After the time of Ashoka, Taxila became a major center of Buddhist learning. Famous students included Jivaka, the Buddha's personal physician, and King Pasenadi, the Buddha's primary sponsor who was crucial for the survival of Buddhism. The city of Taxila was distant from the Buddha's home, so he may have learned new ideas during his studies there that influenced his teachings.
The document discusses key principles of Buddhism and some of its important architectural monuments in India, such as stupas and pillars. It notes that Buddhism was founded in the 6th century BCE by Gautama Buddha and preaches the path of spiritual practice and insight to end suffering. Major monuments discussed include the Great Stupa at Sanchi, known for its elaborate gateways and carvings depicting Buddhist teachings, and the Ashoka pillars erected throughout India, such as the famous pillar at Sarnath topped with a lion capital.
Buddhism originated from the teachings of Siddhartha Gautama, known as the Buddha. The two main branches are Theravada and Mahayana. Theravada is prominent in Southeast Asia while Mahayana is found in East Asia. Early Buddhist architecture included stupas to house relics and mark important sites. The Great Stupa at Sanchi, built in the 3rd century BC, exemplifies the architectural elements of stupas including a hemispherical dome, circular terraces, and carved gateways. Monasteries like Takht-i-Bahai featured courtyards, stupas, chapels, and residential quarters for monks. Chaitya halls provided worship spaces
Pakistan has a rich history of handicrafts that reflect its diverse cultural traditions. Some of the prominent crafts mentioned include Kashmiri shawls, Balochi and Sindhi embroidery, Peshawari chapels and carpets, wood carvings and brass work. Specific regions are known for certain crafts - Multan is famous for its blue pottery, Chiniot for wood carving, and Lahore and Karachi produce fine carpets. Other crafts discussed include jewelry making, leather goods, furniture known for its unique designs, and decorative crafts like metalwork and stained glass.
The document provides information about several historical monuments and buildings located in the Qutub complex in Mehrauli, Delhi, India, including the Qutub Minar tower, Alai Darwaza gateway, and Tughlaq tombs. It describes the Qutub Minar as a 72.5 meter tall minaret that was begun in the 12th century and completed in the 14th century. The Alai Darwaza gateway was built in 1311 and features horseshoe arches and intricate carvings. The Tughlaq tombs from the 14th century exhibit early Indo-Islamic architectural styles with influences from Hindu temple design.
Mesopotamia, located between the Tigris and Euphrates Rivers in modern Iraq, was the site of the earliest civilizations and is known as the "Cradle of Civilization." It saw the rise and fall of many empires over thousands of years. The Mesopotamians developed new technologies, a system of writing known as cuneiform, and made advances in mathematics, architecture, agriculture and metallurgy. Though it declined due to flooding and warfare, Mesopotamia was the birthplace of many foundations of modern civilization.
1. Cerita rakyat Jawa Timur tentang asal usul nama Surabaya, yang berasal dari legenda Sura (ikan hiu) dan Baya (buaya) yang selalu bertarung untuk memperebutkan wilayah kekuasaan di sungai hingga akhirnya membuat perjanjian untuk membagi wilayah.
Cerita ini menceritakan asal usul tradisi Sunda berdasarkan kisah Sukesih, putri dari suku Han yang terpisah. Sukesih ditinggalkan ayahnya di Gunung Cipermai untuk berdiam selama ayahnya berperang. Ia kemudian mengalami berbagai petualangan setelah gunung meletus dan akhirnya diselamatkan oleh Nyi Siga. Karena kecantikannya, Sukesih membantu menyembuhkan kakek sakit kulit dan memb
Sunan Drajat adalah salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Ia mendirikan pusat dakwahnya di Desa Drajat, Lamongan. Filsafat dan ajarannya menekankan kebajikan seperti membantu orang miskin dan membutakan ilmu kepada yang membutuhkan. Metode dakwahnya meliputi pengajian di masjid, pendidikan di pesantren, dan memberikan fatwa
1. Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan kesusastraan Jawa di Bali.
2. Kesusastraan Jawa Kuno berkembang kuat di Bali setelah runtuhnya Majapahit abad ke-15.
3. Banyak karya sastra dan pengarang terkenal dari Jawa Kuno yang bermukim di Bali dan menulis karya sastra dalam bahasa Bali.
Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Pesisir Selatan. Mencakup sejarah, geografi, kecamatan, masyarakat, budaya, dan pariwisata di daerah tersebut.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara Idsejarah.net.pptxArizona38
油
Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat dengan ibukota yang diperkirakan di Bekasi. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-5 Masehi hingga runtuh pada abad ke-8. Sumber sejarahnya berasal dari prasasti-prasasti di Indonesia dan catatan musafir Tiongkok Fa-Hien. Masyarakatnya menganut agama Hindu dan Buddha serta memiliki sistem ekonomi berbasis pertanian, perdagangan, dan peternakan.
Suku Dayak merupakan kelompok etnis terbesar di Kalimantan. Terdiri dari enam suku besar yang mendiami pedalaman pulau dan hidup berladang. Mereka memiliki tradisi yang khas seperti rumah panjang, tato, dan upacara adat. Sistem kepercayaan mereka didasarkan pada roh-roh alam dan upacara keagamaan yang berkaitan dengan alam.
Teks tersebut membahas sejarah awal Kerajaan Sunda di Jawa Barat, dimulai dari Maharaja Terusbawa. Ia dipercaya sebagai pendiri Kerajaan Sunda setelah Tarumanagara dan memindahkan ibukotanya ke Sundapura. Teks tersebut juga membahas para perintis Kerajaan Sunda sebelum Terusbawa berdasarkan prasasti dan naskah Carita Parahyangan serta wilayah kekuasaan mereka.
Nagasasra Sabukinten , Mahesa Jenar : SH MintardjaBudhi Emha
油
1. Cerita ini menceritakan perjalanan Mahesa Jenar yang meninggalkan Demak karena perbedaan keyakinan dan menemukan kerangka manusia di Gunung Ijo.
2. Mahesa Jenar berusaha mencari informasi dari penduduk desa di dekat Candi Jonggrang namun mereka menghindarinya.
3. Mahesa Jenar akhirnya dibawa ke rumah kepala desa setelah dikepung penduduk bersenjata.
Pagelaran wayang kulit Purwa diadakan di Desa Tambakrigadung, Kecamatan Tikung, Lamongan pada 27 Desember 2014 oleh Dalang Ki Tri Bayu Santoso. Lakon yang dipentaskan berjudul "Wisanggeni Rabi".
1. Cerita rakyat Jawa Timur tentang asal usul nama Surabaya, yang berasal dari legenda Sura (ikan hiu) dan Baya (buaya) yang selalu bertarung untuk memperebutkan wilayah kekuasaan di sungai hingga akhirnya membuat perjanjian untuk membagi wilayah.
Cerita ini menceritakan asal usul tradisi Sunda berdasarkan kisah Sukesih, putri dari suku Han yang terpisah. Sukesih ditinggalkan ayahnya di Gunung Cipermai untuk berdiam selama ayahnya berperang. Ia kemudian mengalami berbagai petualangan setelah gunung meletus dan akhirnya diselamatkan oleh Nyi Siga. Karena kecantikannya, Sukesih membantu menyembuhkan kakek sakit kulit dan memb
Sunan Drajat adalah salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Ia mendirikan pusat dakwahnya di Desa Drajat, Lamongan. Filsafat dan ajarannya menekankan kebajikan seperti membantu orang miskin dan membutakan ilmu kepada yang membutuhkan. Metode dakwahnya meliputi pengajian di masjid, pendidikan di pesantren, dan memberikan fatwa
1. Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan kesusastraan Jawa di Bali.
2. Kesusastraan Jawa Kuno berkembang kuat di Bali setelah runtuhnya Majapahit abad ke-15.
3. Banyak karya sastra dan pengarang terkenal dari Jawa Kuno yang bermukim di Bali dan menulis karya sastra dalam bahasa Bali.
Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Pesisir Selatan. Mencakup sejarah, geografi, kecamatan, masyarakat, budaya, dan pariwisata di daerah tersebut.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara Idsejarah.net.pptxArizona38
油
Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat dengan ibukota yang diperkirakan di Bekasi. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-5 Masehi hingga runtuh pada abad ke-8. Sumber sejarahnya berasal dari prasasti-prasasti di Indonesia dan catatan musafir Tiongkok Fa-Hien. Masyarakatnya menganut agama Hindu dan Buddha serta memiliki sistem ekonomi berbasis pertanian, perdagangan, dan peternakan.
Suku Dayak merupakan kelompok etnis terbesar di Kalimantan. Terdiri dari enam suku besar yang mendiami pedalaman pulau dan hidup berladang. Mereka memiliki tradisi yang khas seperti rumah panjang, tato, dan upacara adat. Sistem kepercayaan mereka didasarkan pada roh-roh alam dan upacara keagamaan yang berkaitan dengan alam.
Teks tersebut membahas sejarah awal Kerajaan Sunda di Jawa Barat, dimulai dari Maharaja Terusbawa. Ia dipercaya sebagai pendiri Kerajaan Sunda setelah Tarumanagara dan memindahkan ibukotanya ke Sundapura. Teks tersebut juga membahas para perintis Kerajaan Sunda sebelum Terusbawa berdasarkan prasasti dan naskah Carita Parahyangan serta wilayah kekuasaan mereka.
Nagasasra Sabukinten , Mahesa Jenar : SH MintardjaBudhi Emha
油
1. Cerita ini menceritakan perjalanan Mahesa Jenar yang meninggalkan Demak karena perbedaan keyakinan dan menemukan kerangka manusia di Gunung Ijo.
2. Mahesa Jenar berusaha mencari informasi dari penduduk desa di dekat Candi Jonggrang namun mereka menghindarinya.
3. Mahesa Jenar akhirnya dibawa ke rumah kepala desa setelah dikepung penduduk bersenjata.
Pagelaran wayang kulit Purwa diadakan di Desa Tambakrigadung, Kecamatan Tikung, Lamongan pada 27 Desember 2014 oleh Dalang Ki Tri Bayu Santoso. Lakon yang dipentaskan berjudul "Wisanggeni Rabi".
Dokumen tersebut membahas perlunya perubahan di kota Kragan, meliputi penataan kota dan pusat-pusat perkantoran, hiburan, olahraga, kemandirian masyarakat, dermaga perikanan, serta irigasi dan embung. Dokumen tersebut menyarankan pembangunan sarana-sarana tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kragan.
Dokumen tersebut memberikan definisi dari berbagai istilah operasional yang berkaitan dengan pelabuhan seperti terminal, daerah lingkungan kerja, otoritas pelabuhan, syahbandar, dan berbagai istilah terkait kapal dan keselamatan pelayaran. Definisi-definisi tersebut digunakan untuk mengatur dan mengawasi kegiatan di pelabuhan dan wilayah perairan sekitarnya.
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxMirza836129
油
Leluhur Wong Jawa Dari Rembang
1. LELUHUR BANGSA JAWA DARI REMBANG
Setelah Membaca Artikel Dari Sebuah Buku Setebal 50 Halaman Berjudul " Sejarah Wong Jawa
Lan Wong Kanung " Dalam Buku Ini diceritakan Bagaimana Nama Jawa dan Suku Jawa itu
berasal dari Desa Tanjung Putri ( Sekarang Tanjung sari Kec. Kragan Kab. rembang ) Sehingga
membuat Antara Percaya dan Tidak Saat Aku membaca Artikel dari Buku tersebut ( Aku menilai
hal ini adalah cerita ada salah dan benarnya Allahu Alam )
Berikut teks yang menyataka hal tersebut :
Wong Nusa Bruney-kidul sing manggon ning saurute pesisire Teluk Sampit sarta neng tepis
kiwa tengene Bengawan Sampit-hilir, ing sawijining wektu ketrajang pageblug-gedhe. Jare
wong-wong Sampit kuwi padha digrowoti Setan Blarutan-sogrok weteng; nganti akeh banget
wong-wong sing padha mati, luwih-luwih bocah cilik sing isih demolan. Wong-wong sing isih
urip padha miris banget, nuli padha ngungsi minggat ngumbara lelayaran mengidul nyabrang
samodra Bruney; tumuju ning Nusa Kendheng. Setan Blarutan ora wani nyabrang samodra nututi
wong-wong ngungsi mau, jare wedi kesiku Bathari Hwa Ruh Na, ratune Jim-Samodra.
Mangkate wong-wong ning Nusa Kendheng dipangarsani dening Kie Seng Dhang, sawijining
wong tuwa Sampit sing wegig lan akeh pengalamane, wong sing jangklanglana ning manca
2. negara. Sawise lelayar sepuluh dina sepuluh wengi, ing wayah pajar bang-bang-wetan katon
regemenge Gunung Nusa Kendheng (saiki Gunung Ngargapura Lasem); gisik sawetane
Ngargapura katon sesawangan (pemandhangan, saiki dadi desa Pandhangan) kang ngresepake
pandulu. Puncake Gunung Ngargapura katon ampak-ampak memplak, langit resik ngalela
warnane biru-lasuardi; ombak agilir-gilir lindhuk nyempyok gisik pesisir sawetane Ngargapura.
Yaaa neng bumi kono kuwi wiwite wong-wong Sampit padha ndarat cakalbakal dadi bangsa-
anyar, aran Wong Jawa.
Let sapenginang (wong-wong wadon Sampit padha seneng nginang nglenthusi woh jambe sing
isih enom, arane Mucang), prau-prau mau wis padha mepet gisik (palwa-palwa = palwangan.
Plawangan, saiki dadi desa Plawangan), para Pandhega mbuwang dandhan padha ndokok
(menaruk-naruk, saiki dadi desa Narukan) praune jejer-jejer urut gisik mbanjeng mengidul.
Nenek-nenek padha ndisiki mudhun saka prau kanthi mbuwang susure tepes-jambe ning segara,
minangka sarat mbuwang sebel saka negarane. Nyi Seng Dhang nguculi udhete ngrogoh cepuk
isi lemah-lebu saka bumi Sampit, disawurake ning gisike bumi Ngarga Kendheng; nuli
sembahyang sujud sumungkem Pretiwi lan tumenga Angkasa. Wong-wong wadon liyane padha
melu sembahyang bebarengan, ing pamuji: Muga-muga sagotrah krandahe sing padha neneka
kuwi padha entuka Kabekjan lan Karahayon pindhah tetruka ning bumi kono, tulusa trah-
tumerah turun-tumurun bebranahan nganti pirang-pirang jaman dadi bangsa-anyar neng Nusa
Kendheng.
Wong-wong lanang nuli padha nusul munggah dharatan luru papan panggonan sing nyangkleg
ning Tuk, kanthi enthuk pituduh lan pangeguh saka kakek Kie Seng Dhang sing lakune wis
sempoyongan astane digandheng putune Putri-kinasih umur 12 tahun; praupane ayu pindha
golek-kencana,asmane Nie Rah Kie.
Kakek Kie Seng Dhang mlaku nusup-nusup ning alas bebondhotan, sawise oleh papan kang
cocog lan gathuk nuli prentah ning kabeh krandahe diutus mbubak grumbul nebang kekayon
digawe teba. Putri Nie Rah Kie weruh kembang warnane putih-memplak anjrah nedhenge
medem uga ana sing isih kundhup gandane amrik-wangi, wite pating grembel ngoyod ning
gompeng. Sang putri kesengsem banget nuli matur ning Eyange. Besuk yen wis duwe omah lan
karasan arep nandur kembang sing warnane putih ngresepake banget ngono kuwi. Kembang
mau dijenengke kembang Melathi dening Sang Putri.
Watara patang sasi alas kuwi wis dadi papan-pomahan lan pekarangan; nalika kuwi tepak
mangsa Labuh wayahe boros padha trubus, uler jati padha dadi ungker, woh-wohan padha
medhohi, palapendhem akeh sing isih bentet; ndadekake wong-wong seneng ayem ngrasa ora
kekurangan pangan.
Minangka kanggo mengeti asal-usule Kie Seng Dhang kuwi saka desa Tanjung-matalayur
sawetane Teluk Sampit bumi Nusa Bruney pesisir kidul, mula punjere desa cakal bakal sing
3. didunungi Kie Seng Dhang sagotrah-krandahe mbanjur dijengke desa Tanjungputri (saiki dadi
desa Tanjungsari, Kecamatan Pandhangan/ Kragan Kabupaten Rembang).
Sawise dadi karas-pekarangan lan pomahan, ing sawijining dina wong-wong mau padha
ngumpul ning Balepaguyuban Tanjungputri, perlu ngrembug Tatapranata lan Tataraharjane desa
disesepuhi kakek Kie Seng Dhang. Giliging gawe putusan :
Ngangkat Kie Seng Dhang diwisudha dadi Sesepuh lan Dhatu Tanjungputri ing salawase Urip,
mrenata bumi Pegunungan lan Pesisire Ngargapura, wiwit Pandhangan tutug teluk Lodhan sing
gisike wujud Wedhi-malela. Teluk kuwi nggenggeng alase wit Pung kang ketel sirung, ing sisih
wetan ana bregade wit Pung-gedhe banget cacahe ana telu (=Sam, saiki dadi desa Sampung).
Bumi Nusa-Kendheng diganti aran: Tanah Jawi, nulad arane Bantheng-wadon (jenenge: Jawi)
sing dikramatake dening wong Lingga.
Awake dhewe kuwi wis ora aran wong Sampit maneh, ngganti aran; wong Jawa, Nulad
watake bantheng-wadhon kang jawa-banget (=gemati, ngerti, wigati) mring pedhet-pedhete.
(Bumine aran: Tanah Jawi, menusane aran: Wong Jawa).
Wong-wong kuwi nuli menehi tetenger Tahun, wiwite dadi Wong Jawa, diarani (Tahun Jawa
Hwuning: 1 = 230 tahun sakdurunge tahun Masehi); sarta digawekake Lambang-Reca watu-item
gedhene sak-menusa, pethane Kie Seng Dhang ndodhok ning Pongol sawetane Gunung Tunggul.
Para tetuwa diwajibake nganggo kalung rambute dewe ditampar, lan diwenehi mendhel/ gandhul
sing digawe saka Watu-jae wilis gedhene sajenthik-manis; memper recane Kie Seng Dhang.
Wong-Wong Mau Padha Prasetya-Suci
Wong Jawa turun-temurun tutug Jaman apa wae tetep padha ngrungkepi Tatapercayaan-Suci
Hwuning, naluri saka leluhur Nusa Bruney bangsa Chaow (=inggatan=ngumbara) saka Nusa-
Hainan; jaman Jamajuja 3000 taun kepungkur (1000 taun sakdurunge Nabi Isa el Masih miyos).
Guru-guru Agung bawana Masriki uga durung miyos neng Alam-ndonya, yakuwi:
1. Laow Tze Tao,
2. Hud Tze Buddha,
3. Kong Tze Khonghucu.
Wondene asal-usule bangsa Chaow sing kawitan kuwi wong saka negara China, tepise bengawan
Yang Tze Kiang udhik diapit Pegunungan Kwen Lun lan Pegunungan Tang La, Propinsi Ching
Wai. Wong-wong mau sumebar mengidul ning bumi Tiongkok-Kidul (Nalika 4000 taun
kepungkur=2000 taun sakdurunge taun Masehi), ngliwati sakidule Pegunungan Yun Lin.
Ngliwati Propinsi Yunan, Propinsi Kwang Sie, Propinsi Kwang Tung.
4. Nuli nyabrang segara munggah dharatan Nusa-Heinan, sabanjure nuli nyabrang mlebu Nusa-
Bruney; sumebar anjrah dadi banbgsa-anyar suku Dhayak rupa-rupa jenenge manut arane
Bengawan-bengawan kono (Barito: Maanyan-siung. Kayan: Apokayan, Kenya. Segah: Segal.
Maham. Punan. Sampit). Sawise dadi wong Dhayak Sampit nuli ngumbara maneh nyabrang
samodra ngancik Nusa-Kendheng, malih ngganti aran: Bangsa Jawa.
Ing mbesuk Wong-wong Jawa neng Negara ngendi wae tansah padha nguri-uri ngagungake
Ke-Jawane, lan mekarake Senibudaya Jawa.
Wong Jawa sing nyingkur/nyepele ke-Jawa-ne bakal dadi wong Jawa-jawal sing ora nduwe
Dhangkel lan Oyod-lajer. Uripe tansah Nglindur lan Mbangkong nganti ngaya ngayal-andupara,
nguber kaendahane Jodhog-layung ing wayah surup Sandyakala.
Kakek Kie Seng Dhang ngasta pemrentahan Banjar (=desa gedhe) Tanjungputri genep 30 taun,
yoswa 90 taun wis wiwit loyo lan ngrasa wegah; pamrentahan nuli dipasrahake Putri Nie Rah
Kie kanthi diwakili garwane yakuwi: Bandhol Hang Lhe Lesy kepala Pelaut pesisir Pandhangan
sapengidul. Bareng Putri Nie Rah Kie nyekel pangwasa Banjar Tanjungputri, bandhol Hang Lhe
Lesy nggawe pranatan Pemrentahan: Sang Putri Nie Rah Kie dikeker dipingit sajrone Tamansari
Kedhaton, ora ana wong lanang sing kena meruhi ragane (praupan lan blegere) Sang Putri;
kejaba garwane lan putra-putrine sarta para Emban. Undhang-undhang pranatan Pemrentahan
didhawuhake saka Kaputren kedhaton Tanjungputri Kraga (= Ngeker Raga = Kerraga = Keraga;
saiki dadi Kragan) liwat Emban-keparak; nuli diterusake ning Nayakapraja-priya.
Sawise Kie Seng Dhang seda layone ditunu, awu layone dikubur sacedhake Tuk/ sumberan lan
didodoki tetenger watu mecongol diayomi wit Wringin-Brahmastana. Minangka Leluhur
(=Dhanhyang) sing cakalbakal desa kono, mula asmane Kie Seng Dhang dipepundhi Trah tedhak
turune lan kawula-rakyate; panjenengane minangka Dhanhyang Pundhen kanthi dipengeti
tembung Tuk ning kabeh desa diganti tembung Sendhang. Ngapek saka tembung Seng Dhang
(Yakuwi: Sendhangmulya, Sendhangwaru, Sendanggayam, lan liya-liyane).
Reliqe (200 taun durung Masehi) dirawati dipepetri Trah tedhak turune digawa ning negara liya
digawe tumbal dipendhem ning Taman Pundhen Agung. Wong-wong Tanjungputri yen mati
layone ditunu ning gisik Pandhangan, awu-layone dilarung dikelemake ning segara.
Asmane suwargi Putri Nie Rah Kie disungging dening tukang Patung wujud Reca-emas didokok
ning candhi gunung Tunggul.
Pamrentahan Kraga Tanjungputri klakon madeg nganti pirang-pirang turunan ora ana sambekala,
saben ganti Pemimpin mesthi milih Putri kang Witjaksana trah-tedhak turune Putri Nie Rah Kie;
lan uga ngeker-raga ning Taman Kedhaton Tanjungputri. Wong-wong Jawa Kraga kuwi uripe
5. wis padha seneng-ayem, sebab padha cepak rejekine sembada sandang pangan lan bale-
pomahane, sarta pada tetep ngrungkebi ngluhurake Tata Budidaya Suci Jawa Hwuning.
Blog Wong Rembang ,Pojok Warung Kopi ( http://wong-rembang.blogspot.co.id )
Blog Kragan City (http://berdikarit.blogspot.co.id)