Modul kuliah ini membahas pengenalan jembatan baja, termasuk pengertian jembatan, material yang digunakan khususnya baja, keuntungan menggunakan baja sebagai material jembatan, dan pembagian jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur seperti gelagar I, gelagar pelat, gelagar kotak, dan rangka. Tujuan pembelajaran adalah memahami pengertian, struktur, dan anatomi
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Dokumen ini berisi perhitungan struktur slab lantai jembatan di Yogyakarta. Termasuk perhitungan berat sendiri, beban tambahan, beban truk, beban angin, dan pengaruh temperatur untuk mendapatkan momen pada slab. Kemudian dilakukan pemilihan tulangan lentur positif dan negatif berdasarkan momen tersebut dengan mempertimbangkan mutu beton dan baja serta tebal slab.
Makalah ini membahas metode pelaksanaan konstruksi jembatan, terbagi menjadi dua bagian utama yaitu metode jembatan beton dan jembatan rangka. Pada jembatan beton dijelaskan metode MSS, ILM, balanced cantilever dengan formtraveller, cable stayed, dan precast segmental. Sedangkan pada jembatan rangka dijelaskan metode full temporary support, semi temporary support, full cantilever, dan semi cantilever.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem sambungan pada struktur baja, termasuk jenis sambungan seperti las, baut, dan paku keling, serta perencanaan dan mekanisme berbagai jenis sambungan."
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
Sebagai Nilai Ujian Akhir mata kuliah Perkerasan Jalan Raya Dosen pengampu : Ir.Ary Setiawan ,M.Sc, Phd, Program Studi Teknik SIpil Universitas Sebelas Maret
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai dengan standar nasional Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang penyaluran tulangan diantaranya jenis bentuk dan diameter tulangan, kualitas beton, jarak tulangan dari tepi beton, dan jumlah tulangan vertikal dan lateral. Dokumen ini juga menjelaskan panjang penyaluran minimum untuk tulangan tekan dan tarik berdasarkan standar ACI 318.
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
Sebagai Nilai Ujian Akhir mata kuliah Perkerasan Jalan Raya Dosen pengampu : Ir.Ary Setiawan ,M.Sc, Phd, Program Studi Teknik SIpil Universitas Sebelas Maret
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai dengan standar nasional Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang penyaluran tulangan diantaranya jenis bentuk dan diameter tulangan, kualitas beton, jarak tulangan dari tepi beton, dan jumlah tulangan vertikal dan lateral. Dokumen ini juga menjelaskan panjang penyaluran minimum untuk tulangan tekan dan tarik berdasarkan standar ACI 318.
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Dokumen ini membahas tentang detail penulangan beton bertulang sesuai standar SNI 03-2847-2002. Terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lekatan antara tulangan dan beton, panjang penyaluran minimum, dan rumus untuk menentukan panjang penyaluran untuk tulangan yang mengalami tekan dan tarik.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Dokumen ini menjelaskan berbagai bahan bangunan yang umum digunakan dalam konstruksi seperti batu bata, semen, beton, tripleks, besi beton, kawat benrat, paku, kayu, calbond, bekisting, pasir dan pipa paralone. Bahan-bahan tersebut memiliki fungsi yang berbeda seperti sebagai material penyusun dinding, merekatkan bahan lain, membentuk struktur, mengikat besi, dan sebagai saluran air.
BAB I menjelaskan pengertian geologi sebagai ilmu pengetahuan alam yang mempelajari benda-benda di bumi berdasarkan sejarahnya. Geologi memiliki cabang-cabang seperti mineralogi, petrologi, dan paleontologi. BAB II membahas susunan kerak bumi yang terdiri dari kerak atas, tengah, dan bawah berdasarkan teori plat tektonik. BAB III menjelaskan batuan dan mineral dimana batuan dibedakan men
Laporan praktikum analisis crosstab (pengaruh topografi dan jenis tanah terha...Sally Indah N
油
Laporan ini menganalisis hubungan antara topografi, jenis tanah dengan daerah rawan genangan di Kota Semarang menggunakan analisis crosstab. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara topografi datar dengan daerah rawan genangan, serta antara jenis tanah aluvial dan asosiasi aluvial dengan daerah rawan genangan.
Banjir terjadi ketika curah hujan tinggi menyebabkan aliran air sungai melimpas dari palung dan mengalir ke daerah sekitar, membentuk genangan. Curah hujan ekstrem menyebabkan sistem drainase dan kanal tidak mampu menampung air hujan sehingga terjadi banjir. Banjir termasuk force majeure atau kejadian di luar kendali manusia menurut KUH Perdata.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis kayu dan karakteristiknya. Jenis kayu dibedakan menjadi kayu daun lebar dan kayu daun jarum, yang memiliki perbedaan struktur kayu dan pertumbuhan. Dokumen juga menjelaskan cacat-cacat yang dapat terjadi pada kayu seperti mata kayu, pecah, dan serangan organisme pengganggu kayu seperti jamur dan serangga yang dapat menurunkan kualitas dan keku
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan agregat baik halus maupun kasar serta bahan tambahan. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran harus sesuai standar. Pemeriksaan mutu bahan campuran meliputi semen, air, dan agregat untuk menentukan kelayakannya sebelum digunakan membuat beton.
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan air irigasi maksimal di daerah irigasi Bendung Mrican dengan menggunakan statistika dan probabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui debit air irigasi maksimal yang dibutuhkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis material dan bahan teknik yang dikelompokkan menjadi logam (ferro dan non-ferro), non-logam alam, dan non-logam tiruan. Logam ferro meliputi besi tuang, besi tempa, dan berbagai jenis baja yang diklasifikasikan berdasarkan kandungan karbonnya. Sedangkan logam non-ferro misalnya logam berat, ringan, dan mulia. Non-logam alam seperti kayu dan batu,
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Dokumen tersebut merupakan metode pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan oleh CV. Bina Konstruksi pada tahun 2013. Meliputi pekerjaan persiapan, tanah, perkerasan berbutir dan aspal, serta struktur. Pekerjaan dimulai dari mobilisasi peralatan, pembuatan job mix design, relokasi utilitas, dan berbagai pekerjaan tanah seperti galian dan timbunan. Dilanjutkan dengan pekerjaan perkerasan berbutir dan as
Dokumen tersebut membahas perencanaan konstruksi baja komposit yang mencakup:
1. Membuat bagan alir proses perencanaan balok dan kolom komposit sesuai SNI
2. Merencanakan profil baja dan penghubung geser untuk balok berdasarkan beberapa kriteria
3. Menghitung kuat tekan rencana kolom komposit berukuran 60x60 cm dengan panjang 12 m
Dokumen ini membahas tentang perencanaan struktur kolom komposit yang terdiri dari baja dan beton. Terdapat dua jenis kolom komposit yaitu kolom baja berselubung beton dan kolom baja berintikan beton. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan perencanaan kolom komposit menurut SNI serta contoh perhitungan kuat tekan kolom komposit.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merancang mesin press hidrolik kapasitas 20 ton untuk membentuk pipa baja menjadi komponen bushing arm mobil; (2) Dirangkum spesifikasi mesin press, sistem hidrolik, perhitungan struktur, dan anggaran biaya pembuatannya; (3) Tujuan rancangan adalah untuk mendapatkan bentuk mesin press hidrolik kapasitas 20 ton untuk membentuk pipa bushing arm mobil
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
油
Dalam perencanaannya, pelaksanaan jalan beton mengacu pada Petunjuk Perencanaan Jalan Beton Semen yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pd T-14-2003.油(diadopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements 1992)
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan jenis abutment, pondasi, dan struktur atas dan bawah untuk perencanaan jembatan rangka baja. Berdasarkan analisis luas penampang sungai dan kedalaman tanah keras, digunakan jenis abutment tembok penahan kontraport dan pondasi sumuran. Untuk struktur atasnya menggunakan rangka baja karena panjangnya 70m.
Modifikasi penampang profil WF menjadi bentuk membesar di tengah dengan badan terbuka dapat meningkatkan kapasitas momen struktur balok. Pada struktur bentang pendek kapasitas momen meningkat 6%, bentang menengah meningkat 32%, dan bentang panjang meningkat 0,15%. Modifikasi ini dilakukan dengan memotong profil secara diagonal menggunakan program AutoCAD untuk mencari pola potongan terbaik yang dapat digabungkan.
Dokumen ini membahas perencanaan dua struktur jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, yaitu struktur baja castellated dan struktur beton prategang voided slab. Hasil studi menunjukkan bahwa biaya pembangunan struktur beton prategang voided slab lebih murah dibandingkan struktur baja castellated.
1. MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATANTEGAL ROTO MAGETAN
2. PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan Tegal Roto ini adalah merupakan bagian dari pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan dan penghubung antara Sarangan dengan Cemorosewu, yang nantinya dapat bermanfaat untuk menunjang prasarana kedua daerah tersebut. Diharapkan dengan dibangunnya jembatan baru tersebut arus lalu lintas dapat berjalan lancar mengingat semakin meningkatnya volume lalu lintas serta roda perekonomian lebih berkembang.
3. Rumusan Masalah. Yang menjadi rumusan masalah dalam pelaksanaan peker jaan ini adalah sebagai berikut : Berapa dimensi tulangan plat lantai. Berapa besarnya dimensi gelagar, dan Berapa besarnya dimensi rangka baja yamg dipakai Merencanakan jumlah dan diameter baut
4. Batasan Masalah Adapun yang menjadi batasan masalah dalam makalah tugas akhir ini meliputi : Mutu beton yang digunakan adalah K-250 Mpa. Mutu baja (fy) yang digunakan untuk penulangan pelat adalah U-24 ulir. Untuk gelagar dan ikatan angin Profil yang digunakan adalah baja WF dengan mutu baja (fy) = 350 Mpa Peraturan yang digunakan adalah : Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI 1.3.28.1987. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984. Peraturan Beton Bertulang Indonesia N.I. 1971.
5. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah tugas akhir ini adalah untuk memperoleh suatu dimensi bahan yang dipergunakan dalam pembangunan jembatan ini dengan tepat dan memenuhi syarat keamanan. Selain itu juga untuk mengetahui jumlah dan diameter baut yang dipasang pada setiap titik buhul Manfaat Manfaat dari penyusunan makalah tugas akhir ini adalah kita dapat mengetahui kekuatan dari konstruksi atas bangunan jembatan Tegal Roto.
6. BAB II METODOLOGI PERENCANAAN Data Teknis Data dari jembatan yang kami jadikan bahan makalah tugas akhir ini sebagai berikut Nama Jembatan : Jembatan Tegal Roto Lokasi : Kabupaten Magetan Panjang Jembatan : 40,00 m Bentang Jembatan : 40,00 m Lebar Jembatan : 9,00 m Lebar Jalur Lalu Lintas : 3,5 x 2 = 7,00 m Lebar Trotoar : 1,00 m Tebal Lantai Kendaraan : 0, 20 m Jarak Gelagar Memanjang : 1,8 m Jarak Gelagar Melintang : 5 m Mutu Baja Konstruksi : fy 350 MPa Mutu Baja Tulangan : U 24 Ulir (fy 240 Mpa) Mutu Beton : K 250 (fc 25 Mpa)
8. Perhitungan Plat Lantai tulangan pokok dipakai 16 200 tulangan bagi dipakai 8 250 Dimensi Gelagar Gelagar memanjang WF 400.300.10.16 Gelagar melintang WF 700.300.13.20 Dimensi Rangka Batang atas, bawah WF 400.400.11.18 Batang diagonal WF 400.400.15.15 Batang melintang atas WF 150.100.6.9 Batang diagonal atas WF 200.200.18 Baut Sambungan Antar Gelagar dan Rangka 2,5 cm
9. BAB IV KESIMPULAN Dari perhitungan-perhitungan yang telah dikerjakan dalam makalah tugas akhir ini dapat disimpulkan : Untuk baja tulangan plat lantai kendaraan digunakan baja Fy 240 dengan spesifikasi sebagai berikut : - tulangan pokok arah x, diameter ( ) 16 jarak 200 - tulangan bagi arah x, digunakan 8 jarak 250 Untuk dimensi gelagar-gelagar adalah sebagai berikut - gelagar memanjang digunakan WF 400.300.10.16 - gelagar melintang digunakan WF 700.300.13.20 Dan untuk dimensi rangka adalah sebagai berikut - batang atas digunakan WF 400.400.11.18 - batang bawah digunakan profil yang sama dengan batang atas - batang diagonal digunakan WF 400.400.15.15 - batang melintang atas digunakan WF 150.100.6.9 - batang diagonal atas digunakan WF 200.200.18 Sedang untuk baut, dalam sambungan antar gelagar dan rangka kita gunakan baut dengan diameter 2,5 cm dengan jumlah dan jarak yang sesuai dengan beban yang dipikul oleh tiap-tiap sambungan tersebut. Demikian makalah tugas akhir ini dibuat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.