ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1
Chapter Three
®
BAB 3
Pendapatan Nasional :
Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya
Tutorial PowerPoint
untuk mendampingi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
N. Gregory Mankiw
oleh
Mannig J. Simidian
2
Chapter Three
Copyright 1997 Dead Economists Society
Model ini sangat sederhana namun kuat, dibangun antara
pembeli dan penjual mengejar kepentingan mereka sendiri
(dalam aturan yang dibuat pemerintah). Penekanannya pada
konsekuensi kompetisi dan harga/upah fleksibel untuk
keseluruhan angkatan kerja dan output riil. Ini bermula sejak
1776— pada buku Adam Smith, Wealth of Nations. Buku ini
menyatakan bahwa ekonomi dikendalikan oleh ‘tangan yang
tak terlihat’ di mana sistem pasar, bukannnya pemerintah, yang
merupakan mekanisme terbaik untuk perekonomian yang sehat.
3
Chapter Three
Inti sistem pasar terletak pada proses ‘kliring pasar’
dan konsekuensi dari individu-individu yang
mengejar kepentingannya masing-masing. Pada
modul ini, kita akan mengembangkan model klasik
dasar untuk menjelaskan berbagai interaksi
ekonomi..
4
Chapter Three
teori distribusi neoklasik
Kita akan memeriksa dengan hati-hati teori modern tentang bagaimana
pendapatan nasional didistribusikan di antara faktor-faktor produksi.
Ini berdasar pada ide klasik (abad delapan belas) bahwa harga berubah
menyeimbangkan penawaran dan permintaan, diterapkan di sini untuk
pasar faktor-faktor produksi, bersamaan dengan ide yang lebih baru
(abad sembilan belas) bahwa permintaan untuk tiap faktor produksi
bergantung pada produktivitas marjinal faktor itu. Lanjutkan ke slide
berikut ke ‘PABRIK KLASIK’ untuk mempelajari bagaimana
membentuk model klasik.
5
Chapter Three
P
Q
P*
Q*
S
D
Tempat di mana
Mesin
model-klasik
dibuat sederhana!
Selamat datang ke...
6
Chapter Three
Kita mulai dengan perusahaan dan melihat apa yang
menentukan tingkat produksi mereka (dan sehingga,
tingkat pendapatan nasional). Lalu, kita memeriksa
bagaimana pasar untuk faktor produksi mendistribusikan
pendapatan ini ke rumah tangga. Selanjutnya, kita
mempertimbangkan seberapa banyak pendapatan ini
rumah tangga konsumsi dan seberapa banyak mereka
tabung. Kita juga akan mendiskusikan permintaan yang
muncul dari investasi dan belanja pemerintah. Terakhir,
kita mendiskusikan bagaimana permintaan dan
penawaran barang dan jasa mencapai keseimbangan.
Mari kita mulai !
7
Chapter Three
Output barang dan jasa suatu perekonomian (GDP) bergantung
pada :
(1) jumlah input
(2) kemampuan mengubah input
menjadi output
Mari kita mempelajari keduanya.
8
Chapter Three
Faktor-faktor produksi adalah input yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Dua faktor produksi terpenting
adalah modal dan tenaga kerja. Pada modul ini, kita menetapkan
Faktor-faktor ini sebagai hal yang sudah pasti (sehingga huruf batang
menyatakan bahwa nilai-nilai ini sudah pasti).
K (modal) = K
L (tenaga kerja) = L
Pada modul ini, kita juga akan mengasumsikan bahwa semua
sumber daya dimanfaatkan secara penuh, berarti tak ada sumber
daya yang disia-siakan.
9
Chapter Three
Teknologi produksi yang tersedia menentukan seberapa banyak
output diproduksi dari jumlah tertentu modal (K) dan tenaga
kerja (L). Fungsi produksi merepresentasikan transformasi
input menjadi output. Asumsi penting adalah fungsi produksi
memiliki skala hasil konstan, berarti bila kita meningkatkan
input sebesar z, output juga akan meningkat sebesar z.
Kita menulis fungsi produksi sebagai:
Y = F ( K , L )
Pendapatan Fungsi dari input tertentu
Untuk melihat contoh fungsi produksi–mari kita mengunjungi
Mankiw’s Bakery…
10
Chapter Three
Fungsi produksi Mankiw’s Bakery menunjukkan bahwa jumlah roti
yang diproduksi bergantung pada jumlah peralatan dan jumlah pekerja.
Bila fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka
menggandakan jumlah peralatan dan pekerja akan menggandakan
jumlah roti yang diproduksi.
Pekerja pembuat roti
adalah tenaga kerjanya.
Dapur dan peralatannya
adalah modal Mankiw’s
Bakery.
Roti adalah
outputnya.
11
Chapter Three
Kita sekarang bisa melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi
produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan, yang sama dengan output suatu perekonomian. Sehingga,
Y = F ( K , L )
= Y
Dalam subbab ini, karena kita mengasumsikan bahwa modal dan
tenaga kerja adalah tetap, maka output (Y) juga tetap.
12
Chapter Three
Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga-harga faktor.
Harga-harga faktor (factor prices) adalah jumlah yang dibayar ke
faktor-faktor produksi—upah yang diterima pekerja dan sewa yang
dikumpulkan pemilik modal. Karena kita mengasumsikan jumlah tetap
dari modal dan tenaga kerja, kurva penawaran
faktor berbentuk garis vertikal.
ºÝºÝߣ berikut akan mengilustrasikannya.
Output total suatu perekonomian sama dengan pendapatan totalnya.
Karena faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama
menentukan output total barang dan jasa, mereka juga menentukan
pendapatan nasional.
13
Chapter Three
Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran
dan permintaan terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan
penawaran adalah tetap, kurva penawaran berupa garis vertikal. Kurva
permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan permintaan
menentukan harga faktor produksi ekuilibrium.
Harga faktor
(Upah atau
sewa)
Jumlah faktor
Permintaan faktor
Penawaran faktor
Harga faktor
ekuilibrium
Kurva penawaran vertikal ini
adalah hasil dari
penawaran yang tetap.
14
Chapter Three
Untuk membuat produknya, perusahaan memerlukan dua
faktor produksi, modal dan tenaga kerja. Kita tunjukkan
teknolog perusahaan itu dengan faktor produksi :
Y = F (K, L)
Perusahaan menjual outputnya dengan harga P, meng-
gunakan pekerja dengan upah W, dan menyewa modal
dengan bunga R.
15
Chapter Three
Tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan
dikurangi biaya. Penerimaan sama dengan P × Y, harga jual barang P
dikali jumlah barang diproduksi Y. Biaya mencakup baik biaya tenaga
kerja dan modal. Biaya tenaga kerja sama dengan W × L, upah W dikali
jumlah tenaga kerja L. Biaya modal sama dengan R × K, harga sewa
modal R dikali jumlah modal K.
Laba = Penerimaan – Biaya Pekerja – Biaya Modal
= PY - WL - RK
Untuk melihat bagaimana laba bergantung pada faktor-faktor produksi,
kita gunakan fungsi produksi Y = F (K, L) mengganti Y mendapat :
Laba = P × F (K, L) - WL - RK
Persamaan ini menunjukkan laba bergantung pada P, W, R, L, dan K.
Perusahaan kompetitif memakai harga produk dan faktor yang tetap dan
memilih jumlah pekerja dan modal yang memaksimalkan laba.
16
Chapter Three
Kita tahu perusahaan menggunakan tenaga
kerja dan menyewa modal dalam jumlah
yang memaksimalkan laba. Tapi bagaimana
mengetahui jumlah yang memaksimalkan
laba ? Untuk menjawabnya, kita harus
mempertimbangkan jumlah tenaga kerja dan
jumlah modal.
17
Chapter Three
Produk marjinal tenaga kerja (marginal product of labor, MPL) adalah
jumlah output tambahan yang didapat perusahaan dari satu unit tenaga
kerja tambahan dengan modal tetap,digambarkan dengan fungsi produksi:
MPL = F(K, L + 1) - F(K, L).
Sebagian besar fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal
menurun (diminishing marginal product): dengan modal tetap,
produk marjinal tenaga kerja menurun bila jumlah tenaga kerja
meningkat.
F (K, L)
Y
L
1
MPL
1
MPL
MPL adalah perubahan output saat
input tenaga kerja ditambah 1 unit.
Seiring jumlah tenaga kerja
meningkat, fungsi produksi menjadi
lebih datar, menunjukkan
berkurangnya produk marjinal.
18
Chapter Three
Saat memutuskan penambahan tenaga kerja, perusahaan
kompetitif memaksimalkan laba mempertimbangkan bagaimana
keputusan itu akan mempengaruhi laba. Ia membandingkan
penerimaan tambahan dari kenaikan produksi dari hasil tenaga
kerja tambahan terhadap biaya tambahan upah yang lebih banyak.
Peningkatan penerimaan dari unit tenaga kerja tambahan
bergantung pada dua variabel : produk marjinal tenaga kerja dan
harga output. Karena satu unit tenaga kerja tambahan
menghasilkan unit output MPL dan tiap unit output dijual seharga
P rupiah, penerimaan tambahannya P × MPL. Biaya tambahan
menggunakan satu unit lebih tenaga kerja adalah upah W. Lalu,
perubahan laba dari menggunakan satu unit tenaga kerja tambahan
D Laba = D Penerimaan - D Biaya
= (P × MPL) - W
19
Chapter Three
Sehingga, permintaan perusahaan akan tenaga kerja ditentukan oleh
P × MPL = W, atau cara lain mengungkapkannya MPL = W/P, di mana
W/P adalah upah riil– pembayaran terhadap tenaga kerja yang diukur
dalam unit output bukan dalam mata uang. Untuk memaksimalkan laba,
perusahaan terus menarik tenaga kerja sampai pada titik di mana
penerimaan tambahan sama dengan upah riil.
MPL bergantung jumlah tenaga kerja.
Kurva MPL melandai ke bawah karena
MPL berkurang bila L meningkat. Grafik
ini juga merupakan kurva permintaan tenaga
kerja perusahaan.
Unit
output
Unit tenaga kerja, L
MPL, permintaan tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang diminta
Upah
riil
20
Chapter Three
Perusahaan memutuskan berapa banyak modal yang disewa dengan cara
sama seperti memutuskan berapa banyak tenaga kerja yang digunakan.
Produk marjinal modal (marginal product of capital), atau MPK, adalah
jumlah output tambahan yang perusahaan dapatkan dari unit modal
tambahan, dengan jumlah tenaga kerja konstan :
MPK = F (K + 1, L) – F (K, L).
Maka, MPK adalah perbedaan antara jumlah output yang dihasilkan
modal unit K+1 dan yang dihasilkan modal unit K. Seperti tenaga kerja,
modal bersifat produk marjinal menurun. Peningkatan laba dari menyewa
mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output mesin
tersebut dikurangi harga sewa mesin :
D Laba = D Penerimaan - D Biaya = (P × MPK) – R.
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa modal lebih
banyak sampai MPK turun sama dengan harga sewa riil, MPK = R/P.
Harga sewa modal riil (real rental price of capital) diukur dalam unit
barang bukan rupiah. Perusahaan meminta tiap faktor produksi sampai
produk marjinal faktor tersebut turun sama dengan harga faktor riilnya.
21
Chapter Three
Pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi
adalah laba ekonomis (economic profit) pemilik perusahaan. Laba
ekonomis riil adalah : Laba Ekonomis = Y - (MPL × L) - (MPK × K)
atau disusun ulang : Y = (MPL × L) - (MPK × K) + Laba Ekonomis.
Pendapatan total dibagi di antara pengembalian kepada tenaga kerja,
pengembalian kepada modal, dan laba ekonomis.
Berapa besarnya laba ekonomis ? Jika fungsi produksi memiliki sifat
skala hasil konstan, maka laba ekonomis adalah nol. Kesimpulan ini
berasal dari Teorema Euler, yang menyatakan jika fungsi produsi punya
skala hasil konstan, maka
F(K,L) = (MPK × K) - (MPL × L)
Jika tiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah
pembayaran faktor-faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain,
skala hasil konstan, maksimasi laba, dan persaingan competition bersama-
sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol.
22
Chapter Three
Fungsi Produksi Cobb–Douglas
Paul Douglas
Paul Douglas mengamati bahwa pembagian
pendapatan nasional antara modal dan tenaga kerja
adalah konstan sepanjang waktu. Dengan kata lain,
pendapatan total pekerja dan pendapatan total
pemilik modal tumbuh dengan kecepatan yang
hampir sama. Ia ingin tahu kondisi apa yang
menimbulkan pembagian faktor sama. Cobb,
seorang ahli matematika, mengatakan fungsi
produksi haruslah memiliki sifat :
Pendapatan Modal = MPK × K = α
Pendapatan Pekerja = MPL × L = (1- α) Y
23
Chapter Three
Pendapatan Modal = MPK × K = α Y
Pendapatan Pekerja = MPL × L = (1- α) Y
α adalah konstanta antara nol dan satu dan
mengukur bagian pendapatan modal dan pekerja.
Cobb menunjukkan fungsi dengan sifat ini adalah:
F (K, L) = A K
α
L
1- α
A adalah parameter lebih besar dari nol yang
mengukur produktivitas
teknologi yang tersedia.
Fungsi
Produksi
Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb–Douglas
24
Chapter Three
Selanjutnya, perhatikan produk marjinal fungsi produksi
Cobb–Douglas. Produk marjinal tenaga kerja adalah :
MPL = (1- α) A K
α
L
–α
atau, MPL = (1- α) Y / L
dan produk marjinal modal adalah :
MPK = α A K
α-1
L
1–α
atau, MPK = α Y/K
Mari kita memahami cara persamaan-persamaan ini bekerja.
25
Chapter Three
Sifat-sifat Fungsi Produksi Cobb–Douglas
Fungsi produksi Cobb–Douglas memiliki skala hasil konstan
(ingat Mankiw’s Bakery). Yakni, jika modal dan tenaga kerja
ditingkatkan dengan proporsi tertentu, maka output meningkat
dengan proporsi yang sama.
Lalu, perhatikan produk marjinal untuk fungsi produksi
Cobb–Douglas. MPL :
MPL = (1- α)Y/L
MPK= α A/ K
MPL proporsional terhadap output per pekerja, dan MPK
proporsional terhadap output per unit modal. Y/L disebut
produktivitas tenaga kerja rata-rata, dan Y/K disebut produktivitas
modal rata-rata. Jika fungsi produksi adalah Cobb–Douglas, maka
produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional terhadap
produktivitas rata-ratanya.
26
Chapter Three
Kenaikan jumlah modal meningkatkan MPL dan mengurangi
MPK. Secara serupa, kenaikan parameter
MPL = (1- α) A Kα L–α atau, MPL = (1- α) Y / L
dan produk marjinal modal adalah :
MPK = α A Kα-1L1–α atau, MPK = α Y/K
Mari kita memahami cara persamaan-persamaan ini bekerja.
27
Chapter Three
Kita sekarang bisa menegaskan jika faktor (K dan L) mendapat
produk marjinalnya, maka parameter α tentu menyatakan berapa
banyak pendapatan yang masuk ke tenaga kerja dan modal.
Jumlah total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL × L = (1- α).
Sehingga (1- α) adalah bagian output Y yang dihasilkan tenaga kerja.
Serupa, jumlah total yang dibayar ke modal, MPK × K adalah αY dan
α adalah bagian output yang dihasilkan modal. Rasio pendapatan
tenaga kerja terhadap pendapatan modal adalah konstan (1- α)/ α,
seperti yang Douglas amati. Bagian faktor bergantung hanya pada
parameter α, bukan pada jumlah modal atau tenaga kerja atau pada
teknologi sebagaimana diukur parameter A.
Meskipun banyak perubahan dalam perekonomian selama 40 tahun
terakhir, rasio ini cenderung tetap sekitar 0.7. Pembagian pendapatan
ini dengan mudah dijelaskan oleh fungsi produksi Cobb–Douglas, di
mana parameter α sekitar 0.3.
28
Chapter Three
Y = C + I + G + NX
Permintaan
total untuk
output lokal
(GDP)
Pada Bab 2, kita mengidentifikasi
empat komponen GDP:
Kita akan mengasumsikan ekonomi kita sebagai ekonomi tertutup,
ekspor neto, NX, dianggap nol. Jadi, tiga komponen GDP adalah
konsumsi (C), Investasi (I) dan belanja pemerintah (G). Mari kita lihat
bagaimana GDP dialokasikan di antara ketiganya.
Belanja konsumsi
oleh rumah tangga
terdiri dari
Belanja pemerintah
Investasi oleh
perusahaan
dan rumah
tangga
Ekspor neto
29
Chapter Three
C = C(Y- T)
Belanja konsumsi
oleh rumah
tangga
bergantung
pada
pendapatan
disposabel
C
Y - T
Kemiringan fungsi konsumsi adalah
MPC.
30
Chapter Three
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity
to consume, MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi ketika
pendapatan disposabel (Y - T) meningkat satu dollar. Untuk
memahami MPC, perhatikan suatu skenario belanja. Seseorang
yang senang belanja mungkin memiliki MPC yang besar, misal
0,99. Ini berarti untuk tiap satu dolar tambahan yang dia dapat
setelah dikurangi pajak, akan dia belanjakan $ 0,99.
MPC mengukur sensitivitas perubahan pada satu variabel (C)
terhadap perubahan variabel lain (Y - T).
31
Chapter Three
I = I(r)
Belanja
investasi
bergantung
pada
tingkat bunga riil
Jumlah investasi bergantung pada tingkat bunga riil, yang mengukur
biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Ketika
meneliti peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, ekonom
membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil, yang
terutama relevan ketika tingkat harga keseluruhan berubah. Tingkat
bunga nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa
dilaporkan; tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang.
Tingkat bunga riil (real interest rate) adalah tingkat bunga nominal
yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi.
32
Chapter Three
Tingkat
bunga
riil, r
Jumlah investasi, I
Fungsi investasi, I(r)
Fungsi investasi menghubungkan jumlah investasi I dengan tingkat
bunga riil r. Investasi bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat
bunga adalah biaya pinjaman. Fungsi investasi melandai ke bawah;
ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek investasi yang
menguntungkan.
33
Chapter Three
Jika belanja pemerintah sama dengan pajak dikurangi
transfer, maka G = T, dan pemerintah memiliki
anggaran berimbang (balanced budget). Jika G > T,
maka pemerintah mengalami defisit anggaran
(budget deficit). Jika G < T, maka
pemerintah mengalami surplus
anggaran (budget surplus).
G = G
T = T
34
Chapter Three
Persamaan berikut meringkas pembahasan tentang permintaan akan
barang dan jasa :
1) Y = C + I + G Permintaan terhadap output perekonomian
2) C = C(Y - T) Fungsi Konsumsi
3) I = I(r) Fungsi Investasi Riil
4) G = G Belanja Pemerintah
5) T = T Pajak
Permintaan terhadap output perekonomian berasal dari konsumsi,
investasi, dan belanja pemerintah. Konsumsi bergantung pada disposable
income; investasi bergantung pada tingkat bunga riil; belanja pemerintah
dan pajak adalah variabel eksogen yang ditetapkan pembuat kebijakan
fiskal.
35
Chapter Three
Pada analisis ini, kita tambahkan apa yang telah kita pelajari tentang
penawaran barang dan jasa. Di sana kita melihat bahwa faktor-faktor
produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output ditawarkan
pada perekonomian :
Y = F (K, L)
= Y
Sekarang, kita gabungkan persamaan yang menjelaskan penawaran
dan permintaan terhadap output Y ini. Mengganti semua persamaan
menjadi identitas pos pendapatan nasional, kita dapatkan :
Y = C(Y - T) + I(r) + G
dan lalu, menyamakan penawaran dengan permintaan, kita peroleh
kondisi ekuilibrium :
Y = C(Y - T) + I(r) + G
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan
permintaannya, yang merupakan jumlah dari
konsumsi, investasi, dan belanja
pemerintah.
36
Chapter Three
Y = C(Y - T) + I(r) + G
Tingkat bunga r adalah satu-satunya variabel yang tidak ditentukan pada
persamaan terakhir. Ini karena tingkat bunga masih berperan penting :
tingkat bunga harus disesuaikan untuk memastikan permintaan barang
sama dengan penawarannnya. Semakin besar tingkat bunga, semakin
rendah tingkat investasi dan semakin rendah permintaan terhadap barang
dan jasa, C + I + G.
Jika tingkat bunga terlalu tinggi, investasi terlalu rendah, dan permintaan
akan output lebih rendah dari penawarannya. Jika tingkat bunga terlalu
rendah, investasi terlalu tinggi, dan permintaan melebihi penawaran.
Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan untuk barang dan jasa
sama dengan penawarannya.
Mari kita sekarang memeriksa bagaimana pasar finansial bekerja.
37
Chapter Three
Tulis ulang identitas pos pendapatan nasional sebagai Y - C - G = I.
Y - C - G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan
pemerintah dipenuhi; ini disebut tabungan nasional (national saving)
atau hanya, tabungan (saving, S). Pada bentuk ini, identitas pos
pendapatan nasional menunjukkan bahwa tabungan sama dengan
investasi.
Untuk memahami dengan lebih baik, kita bagi tabungan nasional
menjadi dua bagian– satu menunjukkan tabungan sektor swasta dan yang
lain mewakili tabungan pemerintah.
(Y - T - C) + (T - G) = I
(Y - T - C) adalah disposable income dikurangi konsumsi, yang adalah
tabungan swasta (private saving). (T - G) adalah penerimaan
pemerintah dikurangi pengeluaran/belanja pemerintah, yang adalah
tabungan publik (public saving). Tabungan nasional adalah jumlah dari
tabungan swasta dan tabungan publik.
38
Chapter Three
Untuk melihat bagaimana tingkat bunga menyeimbangkan pasar finansial,
substitusikan fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke dalam identitas pos
pendapatan nasional :
Y - C (Y - T) - G = I(r)
ingat G dan T ditetapkan oleh kebijakan dan Y ditetapkan oleh faktor-
faktor produksi dan fungsi produksi : Y - C (Y - T) - G = I(r)
S = I(r)
Investasi, Tabungan, I, S
Investasi yang diinginkan, I(r)
Tingkat
bunga
riil, r
Tabungan, S
S
Tingkat
bunga
ekuilibrium
Garis vertikal mewakili
tabungan– penawaran dana
pinjaman. Garis melandai ke
bawah mewakili investasi–
permintaan dana pinjaman.
Perpotongannya menentukan
tingkat bunga ekuilibrium.
39
Chapter Three
Peningkatan Belanja Pemerintah: Jika kita tingkatkan belanja
pemerintah sebesar DG, dampak langsungnya adalah meningkatkan
permintaan barang dan jasa sebesar DG. Tetapi karena output total
ditetapkan oleh faktor-faktor produksi, kenaikan belanja pemerintah harus
dipenuhi dengan penurunan beberapa kategori permintaan lain. Karena
Y-T disposable tak berubah, konsumsi tak berubah. Kenaikan belanja
pemerintah harus dipenuhi oleh penurunan investasi dalam jumlah sama.
Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan belanja
pemerintah menyebabkan tingkat bunga meningkat dan investasi menurun.
Sehingga, belanja pemerintah dikatakan investasi crowd out.
Penurunan Pajak : Dampak langsung penurunan pajak adalah naiknya
disposable income dan konsumsi. Disposable income naik sebesar DT,
dan konsumsi naik sejumlah DT dikali kecenderungan konsumsi MPC.
Semakin tinggi MPC, semakin besar dampak penurunan pajak pada
konsumsi. Seperti kenaikan belanja pemerintah, penurunan pajak meng-
crowd-out investasi dan meningkatkan tingkat bunga.
40
Chapter Three
S'
Investasi, Tabungan, I, S
Investasi yang diinginkan, I(r)
Tingkat
bunga
riil, r
Tabungan, S
S
Aksi kebijakan fiskal dikatakan meng-crowd out investasi.
Penurunan tabungan, mungkin hasil
perubahan kebijakan fiskal,
menggeser kurva menabung ke kiri.
Ekuilibrium baru adalah titik di mana
kurva menabung baru melewati
kurva investasi. Penurunan tabungan
menurunkan jumlah investasi dan
meningkatkan bunga.
41
Chapter Three
Kenaikan permintaan barang-barang
investasi menggeser kurva investasi
ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun,
jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium
bergerak dari A ke B. Karena jumlah
tabungan tetap, kenaikan permintaan
investasi meningkatkan tingkat bunga
sedangkan jumlah investasi
ekuilibrium tidak berubah.
Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi pada tingkat bunga
dan tabungan ketika tabungan bergantung pada tingkat
bunga (kurva tabungan (S) melandai ke atas).
Investasi, Tabungan, I, S
I1
Tingkat
bunga
riil, r
Tabungan, S
S
I2
A
B
42
Chapter Three
Ketika tabungan berelasi positif dengan tingkat bunga, sebagaimana
ditunjukkan oleh kurva S(r) melandai ke atas, pergeseran ke kanan
pada kurva investasi I(r), meningkatkan tingkat bunga dan jumlah
investasi. Tingkat bunga lebih tinggi mendorong orang-orang
meningkatkan tabungan, yang kemudian membuat investasi
meningkat.
Investasi, Tabungan I, S
I1
Tingkat
bunga
riil, r
S(r)
I2
A
B
Tabungan miring ke atas
43
Chapter Three
Mari kita tinjau ulang beberapa asumsi
sederhana yang kita buat pada bab ini.
Pada bab-bab berikut kita akan meninggalkan
beberapa asumsi ini untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang lebih luas.
Kita telah : mengabaikan peran uang,
mengasumsikan tak ada perdagangan internasional,
angkatan kerja digunakan sepenuhnya,
persediaan modal, angkatan kerja,
dan teknologi produksi dianggap tetap dan
mengabaikan peran harga jangka-pendek kaku
44
Chapter Three
Faktor produksi (Factors of production)
Fungsi produksi (Production function)
Skala hasil konstan
Harga-harga faktor (Factor prices)
Persaingan (Competition)
Produk marjinal tenaga kerja (MPL)
Produk marjinal menurun (Diminishing
marginal product)
Upah riil (Real wage)
Produk marjinal modal (MPK)
Harga sewa modal riil
Laba ekonomis vs laba akuntansi
Fungsi produksi Cobb-Douglas
Disposable income
Fungsi Konsumsi (Consumption function)
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal
(MPC)
Tingkat bunga (Interest rate)
Tingkat bunga nominal
(Nominal interest rate)
Tingkat bunga riil (Real
interest rate)
Tabungan nasional (National
saving [saving])
Tabungan swasta (Private
saving)
Tabungan publik (Public
saving)
Dana pinjaman (Loanable
funds)
Crowding out

More Related Content

What's hot (20)

Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Esterina Danar Puja
Ìý
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
Edo Setiawan
Ìý
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
Ìý
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptxEkonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
RahmadKhadafi2
Ìý
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
Altina Hanum
Ìý
Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)
faridaekas
Ìý
Bab 2 data makroekonomi
Bab 2 data makroekonomiBab 2 data makroekonomi
Bab 2 data makroekonomi
Muhammad Khoirul Fuddin
Ìý
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
dewi_mayangsari
Ìý
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
vadilla mutia
Ìý
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
Ìý
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan KapasitasManajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
haris fadilah
Ìý
Analisis keseimbangan pasar barang
Analisis keseimbangan pasar barangAnalisis keseimbangan pasar barang
Analisis keseimbangan pasar barang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Ìý
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Defina Sulastiningtiyas
Ìý
P5 agregat
P5 agregatP5 agregat
P5 agregat
deltala
Ìý
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
Ancilla Kustedjo
Ìý
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
Ìý
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptxpasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
SheikaroyNimoTv
Ìý
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
alawwapnp
Ìý
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
Risal Fadhil Rahardiansyah
Ìý
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Esterina Danar Puja
Ìý
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
Edo Setiawan
Ìý
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
Ìý
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptxEkonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
Ekonomi Makro - 3 (Pendapatan Nasional 1).pptx
RahmadKhadafi2
Ìý
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
Altina Hanum
Ìý
Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)
faridaekas
Ìý
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
vadilla mutia
Ìý
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
Ìý
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan KapasitasManajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
haris fadilah
Ìý
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Defina Sulastiningtiyas
Ìý
P5 agregat
P5 agregatP5 agregat
P5 agregat
deltala
Ìý
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 5 : Analisis Kasus Perencanaan, Rekru...
Ancilla Kustedjo
Ìý
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
Ìý
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptxpasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
SheikaroyNimoTv
Ìý
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
alawwapnp
Ìý
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil RahardiansyahPPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi - Risal Fadhil Rahardiansyah
Risal Fadhil Rahardiansyah
Ìý

Similar to Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx (20)

mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptxmankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
fuzifasters
Ìý
TEORI PRODUKSI.ppt
TEORI PRODUKSI.pptTEORI PRODUKSI.ppt
TEORI PRODUKSI.ppt
Wan Na
Ìý
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomi
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomiTeori produksi dan pengantar mikro ekonomi
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomi
HabsyahFitriAryani1
Ìý
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
Indra Jaya
Ìý
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
universitas negeri padang
Ìý
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Muhammad Khoirul Fuddin
Ìý
Harga Faktor Produksi
Harga Faktor ProduksiHarga Faktor Produksi
Harga Faktor Produksi
ginakarlina
Ìý
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
amuharis
Ìý
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
Judianto Nugroho
Ìý
Chap03.en.id
Chap03.en.idChap03.en.id
Chap03.en.id
edi prabowo
Ìý
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
edi prabowo
Ìý
Teori produksi dan biaya
Teori produksi dan biayaTeori produksi dan biaya
Teori produksi dan biaya
Puw Elroy
Ìý
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSENMANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
GREVELODESSILABAN
Ìý
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
David Sigalingging
Ìý
Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,
oki andarista
Ìý
6. Teori Fungsi Produksi.pdf
6. Teori Fungsi Produksi.pdf6. Teori Fungsi Produksi.pdf
6. Teori Fungsi Produksi.pdf
AriefYudhistiro1
Ìý
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptxEKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
NurulHidaya9
Ìý
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptxEKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
NurulHidaya9
Ìý
Chapter 6. production
Chapter 6. productionChapter 6. production
Chapter 6. production
DiyahSanti1
Ìý
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptxmankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
fuzifasters
Ìý
TEORI PRODUKSI.ppt
TEORI PRODUKSI.pptTEORI PRODUKSI.ppt
TEORI PRODUKSI.ppt
Wan Na
Ìý
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomi
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomiTeori produksi dan pengantar mikro ekonomi
Teori produksi dan pengantar mikro ekonomi
HabsyahFitriAryani1
Ìý
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
Indra Jaya
Ìý
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Muhammad Khoirul Fuddin
Ìý
Harga Faktor Produksi
Harga Faktor ProduksiHarga Faktor Produksi
Harga Faktor Produksi
ginakarlina
Ìý
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
Pengantar ekonomi mikro (pasar input)
amuharis
Ìý
Chap03.en.id
Chap03.en.idChap03.en.id
Chap03.en.id
edi prabowo
Ìý
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap03.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
edi prabowo
Ìý
Teori produksi dan biaya
Teori produksi dan biayaTeori produksi dan biaya
Teori produksi dan biaya
Puw Elroy
Ìý
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSENMANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
MANAJEMEN KEUANGAN MAGISTER MANAJEMEN MIKRO_PRODUSEN
GREVELODESSILABAN
Ìý
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
Teoriproduksidanbiaya 130925193443-phpapp01
David Sigalingging
Ìý
Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,Managing in competitive, monopolistic,
Managing in competitive, monopolistic,
oki andarista
Ìý
6. Teori Fungsi Produksi.pdf
6. Teori Fungsi Produksi.pdf6. Teori Fungsi Produksi.pdf
6. Teori Fungsi Produksi.pdf
AriefYudhistiro1
Ìý
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptxEKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
NurulHidaya9
Ìý
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptxEKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 2.pptx
NurulHidaya9
Ìý
Chapter 6. production
Chapter 6. productionChapter 6. production
Chapter 6. production
DiyahSanti1
Ìý

Recently uploaded (11)

BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptxBAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
jesikacantika46
Ìý
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptxPPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
yizreelbreemer2015
Ìý
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdfELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO88
Ìý
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.pptPertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
CepiJuniarPrayoga1
Ìý
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
RozyAhmad3
Ìý
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGANTUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
jesikacantika46
Ìý
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAHmateri panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
rusyanto22
Ìý
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptxMSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
purbojadmiko2
Ìý
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdfPanelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
o200240021
Ìý
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdfPanelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptxBAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
jesikacantika46
Ìý
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptxPPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
yizreelbreemer2015
Ìý
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdfELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO88
Ìý
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.pptPertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
CepiJuniarPrayoga1
Ìý
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
RozyAhmad3
Ìý
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGANTUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
jesikacantika46
Ìý
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAHmateri panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
rusyanto22
Ìý
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptxMSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
purbojadmiko2
Ìý
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdfPanelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
o200240021
Ìý
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdfPanelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý

Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx

  • 1. 1 Chapter Three ® BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian
  • 2. 2 Chapter Three Copyright 1997 Dead Economists Society Model ini sangat sederhana namun kuat, dibangun antara pembeli dan penjual mengejar kepentingan mereka sendiri (dalam aturan yang dibuat pemerintah). Penekanannya pada konsekuensi kompetisi dan harga/upah fleksibel untuk keseluruhan angkatan kerja dan output riil. Ini bermula sejak 1776— pada buku Adam Smith, Wealth of Nations. Buku ini menyatakan bahwa ekonomi dikendalikan oleh ‘tangan yang tak terlihat’ di mana sistem pasar, bukannnya pemerintah, yang merupakan mekanisme terbaik untuk perekonomian yang sehat.
  • 3. 3 Chapter Three Inti sistem pasar terletak pada proses ‘kliring pasar’ dan konsekuensi dari individu-individu yang mengejar kepentingannya masing-masing. Pada modul ini, kita akan mengembangkan model klasik dasar untuk menjelaskan berbagai interaksi ekonomi..
  • 4. 4 Chapter Three teori distribusi neoklasik Kita akan memeriksa dengan hati-hati teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional didistribusikan di antara faktor-faktor produksi. Ini berdasar pada ide klasik (abad delapan belas) bahwa harga berubah menyeimbangkan penawaran dan permintaan, diterapkan di sini untuk pasar faktor-faktor produksi, bersamaan dengan ide yang lebih baru (abad sembilan belas) bahwa permintaan untuk tiap faktor produksi bergantung pada produktivitas marjinal faktor itu. Lanjutkan ke slide berikut ke ‘PABRIK KLASIK’ untuk mempelajari bagaimana membentuk model klasik.
  • 5. 5 Chapter Three P Q P* Q* S D Tempat di mana Mesin model-klasik dibuat sederhana! Selamat datang ke...
  • 6. 6 Chapter Three Kita mulai dengan perusahaan dan melihat apa yang menentukan tingkat produksi mereka (dan sehingga, tingkat pendapatan nasional). Lalu, kita memeriksa bagaimana pasar untuk faktor produksi mendistribusikan pendapatan ini ke rumah tangga. Selanjutnya, kita mempertimbangkan seberapa banyak pendapatan ini rumah tangga konsumsi dan seberapa banyak mereka tabung. Kita juga akan mendiskusikan permintaan yang muncul dari investasi dan belanja pemerintah. Terakhir, kita mendiskusikan bagaimana permintaan dan penawaran barang dan jasa mencapai keseimbangan. Mari kita mulai !
  • 7. 7 Chapter Three Output barang dan jasa suatu perekonomian (GDP) bergantung pada : (1) jumlah input (2) kemampuan mengubah input menjadi output Mari kita mempelajari keduanya.
  • 8. 8 Chapter Three Faktor-faktor produksi adalah input yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dua faktor produksi terpenting adalah modal dan tenaga kerja. Pada modul ini, kita menetapkan Faktor-faktor ini sebagai hal yang sudah pasti (sehingga huruf batang menyatakan bahwa nilai-nilai ini sudah pasti). K (modal) = K L (tenaga kerja) = L Pada modul ini, kita juga akan mengasumsikan bahwa semua sumber daya dimanfaatkan secara penuh, berarti tak ada sumber daya yang disia-siakan.
  • 9. 9 Chapter Three Teknologi produksi yang tersedia menentukan seberapa banyak output diproduksi dari jumlah tertentu modal (K) dan tenaga kerja (L). Fungsi produksi merepresentasikan transformasi input menjadi output. Asumsi penting adalah fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, berarti bila kita meningkatkan input sebesar z, output juga akan meningkat sebesar z. Kita menulis fungsi produksi sebagai: Y = F ( K , L ) Pendapatan Fungsi dari input tertentu Untuk melihat contoh fungsi produksi–mari kita mengunjungi Mankiw’s Bakery…
  • 10. 10 Chapter Three Fungsi produksi Mankiw’s Bakery menunjukkan bahwa jumlah roti yang diproduksi bergantung pada jumlah peralatan dan jumlah pekerja. Bila fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka menggandakan jumlah peralatan dan pekerja akan menggandakan jumlah roti yang diproduksi. Pekerja pembuat roti adalah tenaga kerjanya. Dapur dan peralatannya adalah modal Mankiw’s Bakery. Roti adalah outputnya.
  • 11. 11 Chapter Three Kita sekarang bisa melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, yang sama dengan output suatu perekonomian. Sehingga, Y = F ( K , L ) = Y Dalam subbab ini, karena kita mengasumsikan bahwa modal dan tenaga kerja adalah tetap, maka output (Y) juga tetap.
  • 12. 12 Chapter Three Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga-harga faktor. Harga-harga faktor (factor prices) adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi—upah yang diterima pekerja dan sewa yang dikumpulkan pemilik modal. Karena kita mengasumsikan jumlah tetap dari modal dan tenaga kerja, kurva penawaran faktor berbentuk garis vertikal. ºÝºÝߣ berikut akan mengilustrasikannya. Output total suatu perekonomian sama dengan pendapatan totalnya. Karena faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan output total barang dan jasa, mereka juga menentukan pendapatan nasional.
  • 13. 13 Chapter Three Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva penawaran berupa garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan permintaan menentukan harga faktor produksi ekuilibrium. Harga faktor (Upah atau sewa) Jumlah faktor Permintaan faktor Penawaran faktor Harga faktor ekuilibrium Kurva penawaran vertikal ini adalah hasil dari penawaran yang tetap.
  • 14. 14 Chapter Three Untuk membuat produknya, perusahaan memerlukan dua faktor produksi, modal dan tenaga kerja. Kita tunjukkan teknolog perusahaan itu dengan faktor produksi : Y = F (K, L) Perusahaan menjual outputnya dengan harga P, meng- gunakan pekerja dengan upah W, dan menyewa modal dengan bunga R.
  • 15. 15 Chapter Three Tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya. Penerimaan sama dengan P × Y, harga jual barang P dikali jumlah barang diproduksi Y. Biaya mencakup baik biaya tenaga kerja dan modal. Biaya tenaga kerja sama dengan W × L, upah W dikali jumlah tenaga kerja L. Biaya modal sama dengan R × K, harga sewa modal R dikali jumlah modal K. Laba = Penerimaan – Biaya Pekerja – Biaya Modal = PY - WL - RK Untuk melihat bagaimana laba bergantung pada faktor-faktor produksi, kita gunakan fungsi produksi Y = F (K, L) mengganti Y mendapat : Laba = P × F (K, L) - WL - RK Persamaan ini menunjukkan laba bergantung pada P, W, R, L, dan K. Perusahaan kompetitif memakai harga produk dan faktor yang tetap dan memilih jumlah pekerja dan modal yang memaksimalkan laba.
  • 16. 16 Chapter Three Kita tahu perusahaan menggunakan tenaga kerja dan menyewa modal dalam jumlah yang memaksimalkan laba. Tapi bagaimana mengetahui jumlah yang memaksimalkan laba ? Untuk menjawabnya, kita harus mempertimbangkan jumlah tenaga kerja dan jumlah modal.
  • 17. 17 Chapter Three Produk marjinal tenaga kerja (marginal product of labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang didapat perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan dengan modal tetap,digambarkan dengan fungsi produksi: MPL = F(K, L + 1) - F(K, L). Sebagian besar fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal menurun (diminishing marginal product): dengan modal tetap, produk marjinal tenaga kerja menurun bila jumlah tenaga kerja meningkat. F (K, L) Y L 1 MPL 1 MPL MPL adalah perubahan output saat input tenaga kerja ditambah 1 unit. Seiring jumlah tenaga kerja meningkat, fungsi produksi menjadi lebih datar, menunjukkan berkurangnya produk marjinal.
  • 18. 18 Chapter Three Saat memutuskan penambahan tenaga kerja, perusahaan kompetitif memaksimalkan laba mempertimbangkan bagaimana keputusan itu akan mempengaruhi laba. Ia membandingkan penerimaan tambahan dari kenaikan produksi dari hasil tenaga kerja tambahan terhadap biaya tambahan upah yang lebih banyak. Peningkatan penerimaan dari unit tenaga kerja tambahan bergantung pada dua variabel : produk marjinal tenaga kerja dan harga output. Karena satu unit tenaga kerja tambahan menghasilkan unit output MPL dan tiap unit output dijual seharga P rupiah, penerimaan tambahannya P × MPL. Biaya tambahan menggunakan satu unit lebih tenaga kerja adalah upah W. Lalu, perubahan laba dari menggunakan satu unit tenaga kerja tambahan D Laba = D Penerimaan - D Biaya = (P × MPL) - W
  • 19. 19 Chapter Three Sehingga, permintaan perusahaan akan tenaga kerja ditentukan oleh P × MPL = W, atau cara lain mengungkapkannya MPL = W/P, di mana W/P adalah upah riil– pembayaran terhadap tenaga kerja yang diukur dalam unit output bukan dalam mata uang. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menarik tenaga kerja sampai pada titik di mana penerimaan tambahan sama dengan upah riil. MPL bergantung jumlah tenaga kerja. Kurva MPL melandai ke bawah karena MPL berkurang bila L meningkat. Grafik ini juga merupakan kurva permintaan tenaga kerja perusahaan. Unit output Unit tenaga kerja, L MPL, permintaan tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang diminta Upah riil
  • 20. 20 Chapter Three Perusahaan memutuskan berapa banyak modal yang disewa dengan cara sama seperti memutuskan berapa banyak tenaga kerja yang digunakan. Produk marjinal modal (marginal product of capital), atau MPK, adalah jumlah output tambahan yang perusahaan dapatkan dari unit modal tambahan, dengan jumlah tenaga kerja konstan : MPK = F (K + 1, L) – F (K, L). Maka, MPK adalah perbedaan antara jumlah output yang dihasilkan modal unit K+1 dan yang dihasilkan modal unit K. Seperti tenaga kerja, modal bersifat produk marjinal menurun. Peningkatan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin : D Laba = D Penerimaan - D Biaya = (P × MPK) – R. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menyewa modal lebih banyak sampai MPK turun sama dengan harga sewa riil, MPK = R/P. Harga sewa modal riil (real rental price of capital) diukur dalam unit barang bukan rupiah. Perusahaan meminta tiap faktor produksi sampai produk marjinal faktor tersebut turun sama dengan harga faktor riilnya.
  • 21. 21 Chapter Three Pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba ekonomis (economic profit) pemilik perusahaan. Laba ekonomis riil adalah : Laba Ekonomis = Y - (MPL × L) - (MPK × K) atau disusun ulang : Y = (MPL × L) - (MPK × K) + Laba Ekonomis. Pendapatan total dibagi di antara pengembalian kepada tenaga kerja, pengembalian kepada modal, dan laba ekonomis. Berapa besarnya laba ekonomis ? Jika fungsi produksi memiliki sifat skala hasil konstan, maka laba ekonomis adalah nol. Kesimpulan ini berasal dari Teorema Euler, yang menyatakan jika fungsi produsi punya skala hasil konstan, maka F(K,L) = (MPK × K) - (MPL × L) Jika tiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran faktor-faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain, skala hasil konstan, maksimasi laba, dan persaingan competition bersama- sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol.
  • 22. 22 Chapter Three Fungsi Produksi Cobb–Douglas Paul Douglas Paul Douglas mengamati bahwa pembagian pendapatan nasional antara modal dan tenaga kerja adalah konstan sepanjang waktu. Dengan kata lain, pendapatan total pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh dengan kecepatan yang hampir sama. Ia ingin tahu kondisi apa yang menimbulkan pembagian faktor sama. Cobb, seorang ahli matematika, mengatakan fungsi produksi haruslah memiliki sifat : Pendapatan Modal = MPK × K = α Pendapatan Pekerja = MPL × L = (1- α) Y
  • 23. 23 Chapter Three Pendapatan Modal = MPK × K = α Y Pendapatan Pekerja = MPL × L = (1- α) Y α adalah konstanta antara nol dan satu dan mengukur bagian pendapatan modal dan pekerja. Cobb menunjukkan fungsi dengan sifat ini adalah: F (K, L) = A K α L 1- α A adalah parameter lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas teknologi yang tersedia. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi Produksi Cobb–Douglas
  • 24. 24 Chapter Three Selanjutnya, perhatikan produk marjinal fungsi produksi Cobb–Douglas. Produk marjinal tenaga kerja adalah : MPL = (1- α) A K α L –α atau, MPL = (1- α) Y / L dan produk marjinal modal adalah : MPK = α A K α-1 L 1–α atau, MPK = α Y/K Mari kita memahami cara persamaan-persamaan ini bekerja.
  • 25. 25 Chapter Three Sifat-sifat Fungsi Produksi Cobb–Douglas Fungsi produksi Cobb–Douglas memiliki skala hasil konstan (ingat Mankiw’s Bakery). Yakni, jika modal dan tenaga kerja ditingkatkan dengan proporsi tertentu, maka output meningkat dengan proporsi yang sama. Lalu, perhatikan produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb–Douglas. MPL : MPL = (1- α)Y/L MPK= α A/ K MPL proporsional terhadap output per pekerja, dan MPK proporsional terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata, dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi produksi adalah Cobb–Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional terhadap produktivitas rata-ratanya.
  • 26. 26 Chapter Three Kenaikan jumlah modal meningkatkan MPL dan mengurangi MPK. Secara serupa, kenaikan parameter MPL = (1- α) A Kα L–α atau, MPL = (1- α) Y / L dan produk marjinal modal adalah : MPK = α A Kα-1L1–α atau, MPK = α Y/K Mari kita memahami cara persamaan-persamaan ini bekerja.
  • 27. 27 Chapter Three Kita sekarang bisa menegaskan jika faktor (K dan L) mendapat produk marjinalnya, maka parameter α tentu menyatakan berapa banyak pendapatan yang masuk ke tenaga kerja dan modal. Jumlah total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL × L = (1- α). Sehingga (1- α) adalah bagian output Y yang dihasilkan tenaga kerja. Serupa, jumlah total yang dibayar ke modal, MPK × K adalah αY dan α adalah bagian output yang dihasilkan modal. Rasio pendapatan tenaga kerja terhadap pendapatan modal adalah konstan (1- α)/ α, seperti yang Douglas amati. Bagian faktor bergantung hanya pada parameter α, bukan pada jumlah modal atau tenaga kerja atau pada teknologi sebagaimana diukur parameter A. Meskipun banyak perubahan dalam perekonomian selama 40 tahun terakhir, rasio ini cenderung tetap sekitar 0.7. Pembagian pendapatan ini dengan mudah dijelaskan oleh fungsi produksi Cobb–Douglas, di mana parameter α sekitar 0.3.
  • 28. 28 Chapter Three Y = C + I + G + NX Permintaan total untuk output lokal (GDP) Pada Bab 2, kita mengidentifikasi empat komponen GDP: Kita akan mengasumsikan ekonomi kita sebagai ekonomi tertutup, ekspor neto, NX, dianggap nol. Jadi, tiga komponen GDP adalah konsumsi (C), Investasi (I) dan belanja pemerintah (G). Mari kita lihat bagaimana GDP dialokasikan di antara ketiganya. Belanja konsumsi oleh rumah tangga terdiri dari Belanja pemerintah Investasi oleh perusahaan dan rumah tangga Ekspor neto
  • 29. 29 Chapter Three C = C(Y- T) Belanja konsumsi oleh rumah tangga bergantung pada pendapatan disposabel C Y - T Kemiringan fungsi konsumsi adalah MPC.
  • 30. 30 Chapter Three Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume, MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabel (Y - T) meningkat satu dollar. Untuk memahami MPC, perhatikan suatu skenario belanja. Seseorang yang senang belanja mungkin memiliki MPC yang besar, misal 0,99. Ini berarti untuk tiap satu dolar tambahan yang dia dapat setelah dikurangi pajak, akan dia belanjakan $ 0,99. MPC mengukur sensitivitas perubahan pada satu variabel (C) terhadap perubahan variabel lain (Y - T).
  • 31. 31 Chapter Three I = I(r) Belanja investasi bergantung pada tingkat bunga riil Jumlah investasi bergantung pada tingkat bunga riil, yang mengukur biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Ketika meneliti peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, ekonom membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil, yang terutama relevan ketika tingkat harga keseluruhan berubah. Tingkat bunga nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan; tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang. Tingkat bunga riil (real interest rate) adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi.
  • 32. 32 Chapter Three Tingkat bunga riil, r Jumlah investasi, I Fungsi investasi, I(r) Fungsi investasi menghubungkan jumlah investasi I dengan tingkat bunga riil r. Investasi bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman. Fungsi investasi melandai ke bawah; ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan.
  • 33. 33 Chapter Three Jika belanja pemerintah sama dengan pajak dikurangi transfer, maka G = T, dan pemerintah memiliki anggaran berimbang (balanced budget). Jika G > T, maka pemerintah mengalami defisit anggaran (budget deficit). Jika G < T, maka pemerintah mengalami surplus anggaran (budget surplus). G = G T = T
  • 34. 34 Chapter Three Persamaan berikut meringkas pembahasan tentang permintaan akan barang dan jasa : 1) Y = C + I + G Permintaan terhadap output perekonomian 2) C = C(Y - T) Fungsi Konsumsi 3) I = I(r) Fungsi Investasi Riil 4) G = G Belanja Pemerintah 5) T = T Pajak Permintaan terhadap output perekonomian berasal dari konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah. Konsumsi bergantung pada disposable income; investasi bergantung pada tingkat bunga riil; belanja pemerintah dan pajak adalah variabel eksogen yang ditetapkan pembuat kebijakan fiskal.
  • 35. 35 Chapter Three Pada analisis ini, kita tambahkan apa yang telah kita pelajari tentang penawaran barang dan jasa. Di sana kita melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output ditawarkan pada perekonomian : Y = F (K, L) = Y Sekarang, kita gabungkan persamaan yang menjelaskan penawaran dan permintaan terhadap output Y ini. Mengganti semua persamaan menjadi identitas pos pendapatan nasional, kita dapatkan : Y = C(Y - T) + I(r) + G dan lalu, menyamakan penawaran dengan permintaan, kita peroleh kondisi ekuilibrium : Y = C(Y - T) + I(r) + G Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaannya, yang merupakan jumlah dari konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.
  • 36. 36 Chapter Three Y = C(Y - T) + I(r) + G Tingkat bunga r adalah satu-satunya variabel yang tidak ditentukan pada persamaan terakhir. Ini karena tingkat bunga masih berperan penting : tingkat bunga harus disesuaikan untuk memastikan permintaan barang sama dengan penawarannnya. Semakin besar tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasi dan semakin rendah permintaan terhadap barang dan jasa, C + I + G. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, investasi terlalu rendah, dan permintaan akan output lebih rendah dari penawarannya. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investasi terlalu tinggi, dan permintaan melebihi penawaran. Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan untuk barang dan jasa sama dengan penawarannya. Mari kita sekarang memeriksa bagaimana pasar finansial bekerja.
  • 37. 37 Chapter Three Tulis ulang identitas pos pendapatan nasional sebagai Y - C - G = I. Y - C - G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan pemerintah dipenuhi; ini disebut tabungan nasional (national saving) atau hanya, tabungan (saving, S). Pada bentuk ini, identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa tabungan sama dengan investasi. Untuk memahami dengan lebih baik, kita bagi tabungan nasional menjadi dua bagian– satu menunjukkan tabungan sektor swasta dan yang lain mewakili tabungan pemerintah. (Y - T - C) + (T - G) = I (Y - T - C) adalah disposable income dikurangi konsumsi, yang adalah tabungan swasta (private saving). (T - G) adalah penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran/belanja pemerintah, yang adalah tabungan publik (public saving). Tabungan nasional adalah jumlah dari tabungan swasta dan tabungan publik.
  • 38. 38 Chapter Three Untuk melihat bagaimana tingkat bunga menyeimbangkan pasar finansial, substitusikan fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke dalam identitas pos pendapatan nasional : Y - C (Y - T) - G = I(r) ingat G dan T ditetapkan oleh kebijakan dan Y ditetapkan oleh faktor- faktor produksi dan fungsi produksi : Y - C (Y - T) - G = I(r) S = I(r) Investasi, Tabungan, I, S Investasi yang diinginkan, I(r) Tingkat bunga riil, r Tabungan, S S Tingkat bunga ekuilibrium Garis vertikal mewakili tabungan– penawaran dana pinjaman. Garis melandai ke bawah mewakili investasi– permintaan dana pinjaman. Perpotongannya menentukan tingkat bunga ekuilibrium.
  • 39. 39 Chapter Three Peningkatan Belanja Pemerintah: Jika kita tingkatkan belanja pemerintah sebesar DG, dampak langsungnya adalah meningkatkan permintaan barang dan jasa sebesar DG. Tetapi karena output total ditetapkan oleh faktor-faktor produksi, kenaikan belanja pemerintah harus dipenuhi dengan penurunan beberapa kategori permintaan lain. Karena Y-T disposable tak berubah, konsumsi tak berubah. Kenaikan belanja pemerintah harus dipenuhi oleh penurunan investasi dalam jumlah sama. Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan belanja pemerintah menyebabkan tingkat bunga meningkat dan investasi menurun. Sehingga, belanja pemerintah dikatakan investasi crowd out. Penurunan Pajak : Dampak langsung penurunan pajak adalah naiknya disposable income dan konsumsi. Disposable income naik sebesar DT, dan konsumsi naik sejumlah DT dikali kecenderungan konsumsi MPC. Semakin tinggi MPC, semakin besar dampak penurunan pajak pada konsumsi. Seperti kenaikan belanja pemerintah, penurunan pajak meng- crowd-out investasi dan meningkatkan tingkat bunga.
  • 40. 40 Chapter Three S' Investasi, Tabungan, I, S Investasi yang diinginkan, I(r) Tingkat bunga riil, r Tabungan, S S Aksi kebijakan fiskal dikatakan meng-crowd out investasi. Penurunan tabungan, mungkin hasil perubahan kebijakan fiskal, menggeser kurva menabung ke kiri. Ekuilibrium baru adalah titik di mana kurva menabung baru melewati kurva investasi. Penurunan tabungan menurunkan jumlah investasi dan meningkatkan bunga.
  • 41. 41 Chapter Three Kenaikan permintaan barang-barang investasi menggeser kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun, jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium bergerak dari A ke B. Karena jumlah tabungan tetap, kenaikan permintaan investasi meningkatkan tingkat bunga sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah. Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi pada tingkat bunga dan tabungan ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga (kurva tabungan (S) melandai ke atas). Investasi, Tabungan, I, S I1 Tingkat bunga riil, r Tabungan, S S I2 A B
  • 42. 42 Chapter Three Ketika tabungan berelasi positif dengan tingkat bunga, sebagaimana ditunjukkan oleh kurva S(r) melandai ke atas, pergeseran ke kanan pada kurva investasi I(r), meningkatkan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga lebih tinggi mendorong orang-orang meningkatkan tabungan, yang kemudian membuat investasi meningkat. Investasi, Tabungan I, S I1 Tingkat bunga riil, r S(r) I2 A B Tabungan miring ke atas
  • 43. 43 Chapter Three Mari kita tinjau ulang beberapa asumsi sederhana yang kita buat pada bab ini. Pada bab-bab berikut kita akan meninggalkan beberapa asumsi ini untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang lebih luas. Kita telah : mengabaikan peran uang, mengasumsikan tak ada perdagangan internasional, angkatan kerja digunakan sepenuhnya, persediaan modal, angkatan kerja, dan teknologi produksi dianggap tetap dan mengabaikan peran harga jangka-pendek kaku
  • 44. 44 Chapter Three Faktor produksi (Factors of production) Fungsi produksi (Production function) Skala hasil konstan Harga-harga faktor (Factor prices) Persaingan (Competition) Produk marjinal tenaga kerja (MPL) Produk marjinal menurun (Diminishing marginal product) Upah riil (Real wage) Produk marjinal modal (MPK) Harga sewa modal riil Laba ekonomis vs laba akuntansi Fungsi produksi Cobb-Douglas Disposable income Fungsi Konsumsi (Consumption function) Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) Tingkat bunga (Interest rate) Tingkat bunga nominal (Nominal interest rate) Tingkat bunga riil (Real interest rate) Tabungan nasional (National saving [saving]) Tabungan swasta (Private saving) Tabungan publik (Public saving) Dana pinjaman (Loanable funds) Crowding out