Bab 10 membahas Hidrograf Satuan Sintetis Limantara, yaitu metode yang dikembangkan oleh Lily Montarcih Limantara pada 2006 untuk memperkirakan hidrograf banjir di sungai-sungai di Indonesia. Metode ini mempertimbangkan lima parameter fisik DAS yaitu luas, panjang sungai, jarak titik berat DAS ke outlet, kemiringan, dan koefisien kekasaran. Persamaan debit puncak, kurva naik, dan kurva turun men
1) Analisis debit puncak DAS Air Bengkulu untuk mengendalikan banjir dengan menggunakan program HEC-HMS. 2) Didapatkan debit puncak Sungai Rindu Hati 50,4 m3/s, Susup Sub-DAS 11,5 m3/s, dan Bengkulu Hilir Sub-DAS 85,6 m3/s. 3) Debit rata-rata kondisi eksisting Bengkulu Hilir 29,3 m3/s.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran debit aliran sungai menggunakan metode apung dan alat ukur current meter. Pengukuran dilakukan di Sungai Batang Lubuh untuk menentukan debit dan kecepatan aliran, serta menganalisis faktor-faktor penyebab erosi. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan debit yang dihasilkan oleh dua metode tersebut.
Luas perairan Segara Anakan semakin sempit akibat sedimentasi dari Sungai Ci Tanduy dan sungai lainnya. Sedimentasi telah mengakibatkan terbentuknya delta dan mempengaruhi perubahan luas lahan di kawasan tersebut antara tahun 1994-2001. Pemanfaatan citra satelit Landsat dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan dan menetapkan status hukum delta di kawasan Segara Anakan.
Perubahan tata guna lahan di hulu sungai menyebabkan peningkatan debit banjir dan sedimentasi di waduk Rawa Pening. Fungsi waduk sebagai penampung banjir berkurang sehingga banjir di hilir meningkat. Analisis citra satelit menunjukkan peningkatan pemukiman dan penurunan hutan/kebun dari tahun ke tahun.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
油
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...dwihartatizaldi
油
Dokumen ini membahas penelitian tentang pemanfaatan aliran air pada saluran irigasi sekunder di Kabupaten Banyuasin untuk menghasilkan energi listrik menggunakan kincir air apung. Penelitian ini mengukur tinggi permukaan air, kecepatan aliran, dan debit aliran di beberapa musim. Hasilnya menunjukkan kincir air dapat menghasilkan daya hingga 1,3 kWh per hari pada musim kemarau. Penelitian ini
Dokumen ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh gelombang terhadap perubahan garis pantai di perairan Batu Burung Singkawang, Kalimantan Barat. Penelitian menemukan bahwa gelombang laut dengan ketinggian maksimum 0,72 meter dan rata-rata 0,38 meter mengakibatkan perubahan garis pantai hingga 110 meter akibat abrasi dan 21,63 meter akibat akresi selama 2007-2017.
Tiga kalimat ringkasan:
1. Studi ini menganalisis kapasitas saluran drainase sekunder di Jalan Gatot Subroto Denpasar yang sering terjadi banjir.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas saluran saat ini tidak mampu menampung debit banjir rencana.
3. Direkomendasikan pembesaran dimensi saluran dan pembuatan sodetan baru untuk menangani masalah banjir di lokasi tersebut.
1. Dokumen membahas tentang aliran permukaan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengukuran debit sungai.
2. Aliran permukaan terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.
3. Sungai diklasifikasikan berdasarkan pola aliran, kestabilan air, arah jurus batuan, dan struktur geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan permukaan zat cair dan viskositas fluida. Ia menjelaskan konsep tegangan permukaan, hukum Stokes, dan koefisien viskositas. Contoh soal dan penyelesaiannya juga diberikan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut.
Luas perairan Segara Anakan semakin sempit akibat sedimentasi dari Sungai Ci Tanduy dan sungai lainnya. Sedimentasi telah mengakibatkan terbentuknya delta dan mempengaruhi perubahan luas lahan di kawasan tersebut antara tahun 1994-2001. Pemanfaatan citra satelit Landsat dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan dan menetapkan status hukum delta di kawasan Segara Anakan.
Perubahan tata guna lahan di hulu sungai menyebabkan peningkatan debit banjir dan sedimentasi di waduk Rawa Pening. Fungsi waduk sebagai penampung banjir berkurang sehingga banjir di hilir meningkat. Analisis citra satelit menunjukkan peningkatan pemukiman dan penurunan hutan/kebun dari tahun ke tahun.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
油
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...dwihartatizaldi
油
Dokumen ini membahas penelitian tentang pemanfaatan aliran air pada saluran irigasi sekunder di Kabupaten Banyuasin untuk menghasilkan energi listrik menggunakan kincir air apung. Penelitian ini mengukur tinggi permukaan air, kecepatan aliran, dan debit aliran di beberapa musim. Hasilnya menunjukkan kincir air dapat menghasilkan daya hingga 1,3 kWh per hari pada musim kemarau. Penelitian ini
Dokumen ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh gelombang terhadap perubahan garis pantai di perairan Batu Burung Singkawang, Kalimantan Barat. Penelitian menemukan bahwa gelombang laut dengan ketinggian maksimum 0,72 meter dan rata-rata 0,38 meter mengakibatkan perubahan garis pantai hingga 110 meter akibat abrasi dan 21,63 meter akibat akresi selama 2007-2017.
Tiga kalimat ringkasan:
1. Studi ini menganalisis kapasitas saluran drainase sekunder di Jalan Gatot Subroto Denpasar yang sering terjadi banjir.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas saluran saat ini tidak mampu menampung debit banjir rencana.
3. Direkomendasikan pembesaran dimensi saluran dan pembuatan sodetan baru untuk menangani masalah banjir di lokasi tersebut.
1. Dokumen membahas tentang aliran permukaan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengukuran debit sungai.
2. Aliran permukaan terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.
3. Sungai diklasifikasikan berdasarkan pola aliran, kestabilan air, arah jurus batuan, dan struktur geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan permukaan zat cair dan viskositas fluida. Ia menjelaskan konsep tegangan permukaan, hukum Stokes, dan koefisien viskositas. Contoh soal dan penyelesaiannya juga diberikan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
2. Meta
Masalah
Pendangkalan dan Penyusutan Luas
Penurunan kualitas air
Perkembangan eceng gondok
Penurunan volume udara
Penurunan produktifitas perikanan
Banjir
Perusakan hutan dan lahan
Perusakan hutan riparian
PERMASALAHAN DANAU LIMBOTO
3. PENYUSUTAN LUAS DANAU
LIMBOTO
Tahun 1932
Luas 7.000 ha
Kedalaman 30
m
Tahun 1961
Luas 4.250 ha
Kedalaman 10
m
Tahun 2008
Luas 3.000 ha
Kedalaman 2,5
m
5. Model kelajuan yang berkaitan
Dalam kehidupan sehari hari banyak masalah nyata yang menyangkut dua variabel yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya variabel jarak (x), kecepatan (v), dan percepatan
(a). Variabel-variabel ini bergantung terhadap waktu (t).
Misalkan, persamaan yang melibatkan variabel x dan y merupakan fungsi variabel t, antara
variabel x dan y tidak terdefinisi secara eksplisit. Oleh karena laju perubahan x terhadap t
adalah dan laju perubahan y terhadap t adalah , hubungan antara kedua kelajuan demikian
disebut laju yang saling berkaitan. Untuk mendapatkan dan dapat menggunakan aturan rantai
dan pendiferensial implisit.
6. Contoh Kasus :
Danau limboto adalah salah satu
obyek wisata di Gorontalo. Namun,
dengan berbagai macam
permasalahan lingkungan, danau
ini akhirnya mengalami
pengurangan/penyusutan luas
danau dari tahun ke tahun.
Misalkan kita asumsikan Danau
Limboto berbentuk lingkaran,
dimana pada tahun 1961 Danau
Limboto memiliki radius 4 km. Jika
Radius tersebut berkurang dengan
asumsi rata-rata sebesar 21,3
m/tahun. Berapa Laju perubahan
luas danau pada tahun 2008 ?
Dik :
r = 4 km = 4.000 m(tahun 1961)
r = - 21,3 m/tahun
Dari tahun 1961 2008 = 47 tahun
r pada tahun 2008 = - 21,3 m X 47 = -
1.001,1 m 1.000 m
r pada tahun 2008 = 4.000 1.000 =
3.000 m
Dit :
Laju perubahan luas atau = ?
Penyelesaian :
Asumsi danau berbentuk lingkaran,
maka luas danau adalah :
A = r2
Laju perubahan luas yaitu A
A = 2 r. r'
= 2 (3.000) (-21,3)
= - 127,8
= - 127,8 (3,14)
= - 401.292 m2
/ tahun
Jadi laju perubahan luas danau
berkurang 401.292 m2
/ tahun
atau sekitar 40 ha/tahun sampai
pada tahun 2008
Dengan kata lain,
telah terjadi
penyusutan luas
danau sekitar 1.880
ha sampai pada
tahun 2008