konsep dan definisi terjemah dan penterjemahsyatirahyusri
Ìý
Dokumen tersebut memberikan definisi penterjemahan dan penterjemah serta perkara-perkara asas yang perlu dikuasai oleh seorang penterjemah. Penterjemahan didefinisikan sebagai proses pemindahan teks dari satu bahasa ke bahasa lain dengan mempertahankan makna asal, sedangkan penterjemah adalah seseorang yang melakukan proses tersebut. Perkara penting yang perlu dikuasai antara lain kemahiran bahasa sum
1. Penerjemahan merupakan proses penting dalam era globalisasi untuk memfasilitasi komunikasi antarbangsa. Namun, terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi penerjemah.
2. Kesulitan utama meliputi perbedaan makna kata antarbahasa dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Penerjemah harus mampu menangkap makna sebenarnya dari teks sumber dan menerjemahkannya secara tepat ke bahasa sasaran.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penterjemahan yang meliputi 5 peringkat utama: (1) menterjemahkan kata, (2) menterjemahkan ungkapan, (3) menterjemahkan ayat, (4) menterjemahkan wacana, dan (5) menstruktur semula teks terjemahan ke dalam bahasa sasaran. Proses ini melibatkan analisis makna, pemindahan makna, dan penyuntingan untuk menjamin kualiti hasil terjemahan.
Filosofi penerjemahan (Philosophical theories of translation) terkait dengan penjabaran dari beberapa ahli yaitu: 1) Hermeneutics (the theory of interpretation of meaning), linked to the German Romantics. 2) Steiner’s hermeneutic motion, the four moves of translation. 3) Pound: the energy of language, using archaism to overturn the literary poetics of the time, an early foreignization. 3) Benjamin: the ‘pure’language of interlinear translation. 4) Derrida: deconstruction and the undermining of basic premises of linguistic translation theory.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor kepelbagaian dalam terjemahan, termasuk banyaknya jenis bahan yang diterjemahkan, tujuan bahan tersebut, keperluan pembaca, jenis teks, serta tujuan penulis asal dan penterjemah. Faktor-faktor ini mempengaruhi teknik terjemahan yang digunakan.
Mata pelajaran ini membahas menulis teks deskriptif tentang orang lain dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pokok bahasannya menjelaskan bagaimana menulis teks deskriptif tentang orang lain dengan mengungkapkan makna dan langkah retorika secara akurat dan lancar.
Dokumen ini membahas proses menterjemah menurut model Nida & Taber. Terdiri dari proses analisis, pemindahan, penyusunan ulang, pemeriksaan, penyemakan, dan penyuntingan. Proses analisis melibatkan memahami makna kata, ayat, dan konteks. Pemindahan melibatkan mencari padanan terjemahan yang sesuai. Penyusunan ulang melibatkan menyesuaikan struktur terjemahan dengan bahasa sasaran. Pemerik
Terjemahan arab melayu-arab (proses penerjemahan)bintusuhaimi5
Ìý
Dokumen ini menjelaskan proses terjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Melayu dan sebaliknya. Proses terjemahan meliputi 4 peringkat: (1) menterjemahkan kata, (2) menterjemahkan ungkapan, (3) menterjemahkan ayat, dan (4) menterjemahkan wacana secara keseluruhan. Penterjemah perlu memahami makna teks sumber sebelum mentranslasikannya ke bahasa sasaran dengan tep
GWP1092 : Wacana Penulisan
By: Atifah Ruzana binti Abd Wahab, guru pelatih PPISMP Sains Ambilan Jun 2014, Institut Pendidikan Guru Kampus Kent Tuaran, Sabah
Dokumen tersebut berisi tentang pelajaran tentang pidato dan kebersihan lingkungan. Terdapat penjelasan tentang definisi pidato, contoh kegiatan sehari-hari yang terdapat unsur pidato, serta contoh isi pidato tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kalimat efektif dan cara membuat kalimat menjadi lebih efektif dengan menghilangkan unsur-unsur yang tidak perlu, menyederhanakan struktur kalimat, memilih kata yang tepat, dan mengubah urutan kata agar lebih lancar.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis nama dalam bahasa Melayu, termasuk nama betul (nama am dan nama khas), nama terbitan, dan ganti nama. Nama betul dibagi menjadi nama am untuk menyebut sesuatu secara umum dan nama khas untuk menyebut sesuatu yang khusus."
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara cerpen dan novel. Cerpen memiliki karakteristik berupa lebih pendek dari novel, jumlah kata kurang dari 10.000 kata, berisi kehidupan sehari-hari, hanya mengangkat satu masalah inti, tokohnya mengalami konflik hingga penyelesaian, penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami, serta hanya mengisahkan satu kejadian. Sedangkan novel lebih panjang dengan j
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kode dan alih kode dalam bahasa. Kode merujuk pada variasi bahasa seperti dialek regional, sosial, gaya bahasa, dan register. Alih kode terjadi ketika penutur mengganti unsur bahasa karena berubahnya situasi seperti hadirnya penutur lain yang tidak memahami bahasa awal. Alih kode dapat terjadi antar bahasa, dialek, atau ragam bahasa.
Kesukaran dalam aktiviti penterjemahanAdibah Alias
Ìý
Dokumen ini membahas kesukaran yang dihadapi oleh penterjemah dalam melakukan aktiviti penterjemahan. Beberapa faktor yang menyebabkan kesukaran tersebut adalah kurangnya penguasaan bahasa sumber dan sasaran, ketidakmampuan memahami konteks budaya dan sejarah teks, serta keterbatasan waktu dalam beberapa kasus penterjemahan. Penterjemah perlu menguasai prinsip-prinsip penterjemahan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang menemukan solusi atas masalah kewirausahaan melalui teks cerpen. Secara garis besar dibahas tentang pengertian teks cerpen, ciri-ciri, struktur, unsur-unsur, dan langkah-langkah dalam memahami, membandingkan, memproduksi, menganalisis, menyunting, mengidentifikasi, mengabstraksi, mengevaluasi, dan mengkonversi teks cerpen.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor kepelbagaian dalam terjemahan, termasuk banyaknya jenis bahan yang diterjemahkan, tujuan bahan tersebut, keperluan pembaca, jenis teks, serta tujuan penulis asal dan penterjemah. Faktor-faktor ini mempengaruhi teknik terjemahan yang digunakan.
Mata pelajaran ini membahas menulis teks deskriptif tentang orang lain dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pokok bahasannya menjelaskan bagaimana menulis teks deskriptif tentang orang lain dengan mengungkapkan makna dan langkah retorika secara akurat dan lancar.
Dokumen ini membahas proses menterjemah menurut model Nida & Taber. Terdiri dari proses analisis, pemindahan, penyusunan ulang, pemeriksaan, penyemakan, dan penyuntingan. Proses analisis melibatkan memahami makna kata, ayat, dan konteks. Pemindahan melibatkan mencari padanan terjemahan yang sesuai. Penyusunan ulang melibatkan menyesuaikan struktur terjemahan dengan bahasa sasaran. Pemerik
Terjemahan arab melayu-arab (proses penerjemahan)bintusuhaimi5
Ìý
Dokumen ini menjelaskan proses terjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Melayu dan sebaliknya. Proses terjemahan meliputi 4 peringkat: (1) menterjemahkan kata, (2) menterjemahkan ungkapan, (3) menterjemahkan ayat, dan (4) menterjemahkan wacana secara keseluruhan. Penterjemah perlu memahami makna teks sumber sebelum mentranslasikannya ke bahasa sasaran dengan tep
GWP1092 : Wacana Penulisan
By: Atifah Ruzana binti Abd Wahab, guru pelatih PPISMP Sains Ambilan Jun 2014, Institut Pendidikan Guru Kampus Kent Tuaran, Sabah
Dokumen tersebut berisi tentang pelajaran tentang pidato dan kebersihan lingkungan. Terdapat penjelasan tentang definisi pidato, contoh kegiatan sehari-hari yang terdapat unsur pidato, serta contoh isi pidato tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kalimat efektif dan cara membuat kalimat menjadi lebih efektif dengan menghilangkan unsur-unsur yang tidak perlu, menyederhanakan struktur kalimat, memilih kata yang tepat, dan mengubah urutan kata agar lebih lancar.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis nama dalam bahasa Melayu, termasuk nama betul (nama am dan nama khas), nama terbitan, dan ganti nama. Nama betul dibagi menjadi nama am untuk menyebut sesuatu secara umum dan nama khas untuk menyebut sesuatu yang khusus."
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara cerpen dan novel. Cerpen memiliki karakteristik berupa lebih pendek dari novel, jumlah kata kurang dari 10.000 kata, berisi kehidupan sehari-hari, hanya mengangkat satu masalah inti, tokohnya mengalami konflik hingga penyelesaian, penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami, serta hanya mengisahkan satu kejadian. Sedangkan novel lebih panjang dengan j
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kode dan alih kode dalam bahasa. Kode merujuk pada variasi bahasa seperti dialek regional, sosial, gaya bahasa, dan register. Alih kode terjadi ketika penutur mengganti unsur bahasa karena berubahnya situasi seperti hadirnya penutur lain yang tidak memahami bahasa awal. Alih kode dapat terjadi antar bahasa, dialek, atau ragam bahasa.
Kesukaran dalam aktiviti penterjemahanAdibah Alias
Ìý
Dokumen ini membahas kesukaran yang dihadapi oleh penterjemah dalam melakukan aktiviti penterjemahan. Beberapa faktor yang menyebabkan kesukaran tersebut adalah kurangnya penguasaan bahasa sumber dan sasaran, ketidakmampuan memahami konteks budaya dan sejarah teks, serta keterbatasan waktu dalam beberapa kasus penterjemahan. Penterjemah perlu menguasai prinsip-prinsip penterjemahan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang menemukan solusi atas masalah kewirausahaan melalui teks cerpen. Secara garis besar dibahas tentang pengertian teks cerpen, ciri-ciri, struktur, unsur-unsur, dan langkah-langkah dalam memahami, membandingkan, memproduksi, menganalisis, menyunting, mengidentifikasi, mengabstraksi, mengevaluasi, dan mengkonversi teks cerpen.
Soal prediksi dan tryout un bahasa indonesia sma program ipa ipsCyka Chairunissa
Ìý
Mengkonversi anekdot
1. BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar :
1. Mengevaluasi teks anekdot baik
melalui lisan maupun tulisan.
2. Mengonversi teks anekdot ke
dalam bentuk lain sesuai dengan
struktur dan kaidah teks anekdot.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengevaluasi
struktur isi dan bahasa teks
anekdot.
2. Siswa dapat merubah teks
anekdot menjadi bentuk teks
monolog dan drama pendek.
3. Apa yang dimaksud
dengan evaluasi?
Apa yang kamu
ketahui tentang
konversi atau
mengonversi?
Apa yang kamu
ketahui tentang
teks monolog?
7. BACALAH TEKS DI BAWAH INI !
Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai
pengalaman yang memalukan tadi pagi.
Tetangga saya, sepasang suami istri yang
tinggal di lantai bawah, tadi malam
menyelenggarakan pesta bersama teman-teman
mereka. Mereka sangat gaduh, tetapi tidaklah
mengapa. Istri saya terbangun berkali – kali.
Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir
di depan jalan ke luar kami. Saya mengira bahwa
mobil itu milik seseorang yang ikut pesta tadi
malam.
8. Saya mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk
pintunya berkali - kali, tetapi tak seorang pun
keluar. Saya kira mereka masih tertidur karena
mereka berpesta pora sampai larut malam
sehingga saya ketuk – ketuk terus dengan keras :
pintu, jendela dan apa pun yang dapat saya ketuk
dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki – laki
terbangun dan melongok ke luar jendela. Saya
menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata,
pesta tadi malam itu bukan pestanya. Rumah
susun ini terbagi menjadi dua sisi dan itu adalah
pesta orang yang tinggal di sisi belakang.
9. Lelaki itu terlihat tidak suka
karena ia juga tidak dapat tidur
semalam akibat terganggu oleh
pesta tetangga di sisi sebelah rumah
susunnya.
Saya masih belum tahu mobil
siapa yang menghalangi jalan ke luar
kami.