(1) Kata pinjaman adalah kata-kata bahasa asing yang diambil untuk mengungkapkan maksud dalam bidang tertentu. (2) Terdapat beberapa kaedah penyesuaian ejaan kata pinjaman dari bahasa asing ke bahasa melayu seperti penyesuaian huruf konsonan dan vokal. (3) Kata pinjaman berasal dari bahasa Arab, Inggeris dan Sanskrit yang mengalami proses penyesuaian ejaan dan sebutan.
Dokumen tersebut membahas tentang fonetik dan fonologi bahasa Melayu. Terdapat pembahasan mengenai unsur-unsur suprasegmental seperti tekanan, intonasi, mora panjang pendek, jeda, dan kelantangan suara. Juga dibahas tanda baca dan fungsinya dalam bahasa Melayu.
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)murni mohamat
油
Bunyi-Bunyi ujuran boleh dibahagikan kepada konsonan dan vokal. Munurut Nor Hashimah Jalaluddin (1998), faktor utama dalam klasifikasi bunyi-bunyi konsonan ialah titik artikulsi dan cara artikulasi. Di samping itu faktor bersuara dan tak bersuara serta juga kedudukan velum (bagi menentukan bunyi oral atau sengau) memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi-bunyi konsonan. Manakala faktor utama dalam klasifikasi bunyi vokal pula ialah kedudukan bibir dan darjah turun naik lidah dalam rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tiga peringkat kemahiran menulis, yaitu peringkat pramenulis, peringkat mekanis, dan peringkat pelahiran. Pada peringkat pramenulis, murid dilatih kemahiran motorik dasar seperti membentuk garis dan huruf. Kemudian pada peringkat mekanis, murid belajar membentuk huruf, suku kata, dan kata. Pada peringkat terakhir, pelahiran, murid mampu menulis karangan se
Dokumen tersebut membahas konsep kesantunan bahasa dalam bahasa Melayu. Ia mendefinisikan kesantunan sebagai penggunaan kata-kata yang sesuai, tidak menimbulkan konflik, dan menjaga perasaan lawan bicara. Dokumen ini juga menjelaskan konsep "muka" dalam budaya Melayu, model-model kesantunan bahasa, dan strategi-strategi kesantunan yang digunakan oleh orang Melayu. Akhirny
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Membaca merupakan proses pemberian makna melalui interaksi antara pembaca dan bahan bacaan, (2) Terdapat empat model teori membaca yaitu bottom-up, top-down, interaktif, dan transectional, (3) Faktor seperti penglihatan, pendengaran, neurologi, emosi dan sosioekonomi dapat menyebabkan masalah membaca.
Dokumen tersebut membahas strategi kesantunan lisan dan penulisan berdasarkan teori Brown dan Levinson. Ada empat strategi kesantunan yang dijelaskan: langsung, kesantunan negatif/formal, kesantunan positif/keakraban, dan tidak langsung. Strategi dipilih bergantung pada hubungan penutur dengan pendengar serta tingkat ancaman yang ditimbulkan terhadap "muka" atau harga diri masing-masing.
(1) Kata pinjaman adalah kata-kata bahasa asing yang diambil untuk mengungkapkan maksud dalam bidang tertentu. (2) Terdapat beberapa kaedah penyesuaian ejaan kata pinjaman dari bahasa asing ke bahasa melayu seperti penyesuaian huruf konsonan dan vokal. (3) Kata pinjaman berasal dari bahasa Arab, Inggeris dan Sanskrit yang mengalami proses penyesuaian ejaan dan sebutan.
Dokumen tersebut membahas tentang fonetik dan fonologi bahasa Melayu. Terdapat pembahasan mengenai unsur-unsur suprasegmental seperti tekanan, intonasi, mora panjang pendek, jeda, dan kelantangan suara. Juga dibahas tanda baca dan fungsinya dalam bahasa Melayu.
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)murni mohamat
油
Bunyi-Bunyi ujuran boleh dibahagikan kepada konsonan dan vokal. Munurut Nor Hashimah Jalaluddin (1998), faktor utama dalam klasifikasi bunyi-bunyi konsonan ialah titik artikulsi dan cara artikulasi. Di samping itu faktor bersuara dan tak bersuara serta juga kedudukan velum (bagi menentukan bunyi oral atau sengau) memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi-bunyi konsonan. Manakala faktor utama dalam klasifikasi bunyi vokal pula ialah kedudukan bibir dan darjah turun naik lidah dalam rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tiga peringkat kemahiran menulis, yaitu peringkat pramenulis, peringkat mekanis, dan peringkat pelahiran. Pada peringkat pramenulis, murid dilatih kemahiran motorik dasar seperti membentuk garis dan huruf. Kemudian pada peringkat mekanis, murid belajar membentuk huruf, suku kata, dan kata. Pada peringkat terakhir, pelahiran, murid mampu menulis karangan se
Dokumen tersebut membahas konsep kesantunan bahasa dalam bahasa Melayu. Ia mendefinisikan kesantunan sebagai penggunaan kata-kata yang sesuai, tidak menimbulkan konflik, dan menjaga perasaan lawan bicara. Dokumen ini juga menjelaskan konsep "muka" dalam budaya Melayu, model-model kesantunan bahasa, dan strategi-strategi kesantunan yang digunakan oleh orang Melayu. Akhirny
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Membaca merupakan proses pemberian makna melalui interaksi antara pembaca dan bahan bacaan, (2) Terdapat empat model teori membaca yaitu bottom-up, top-down, interaktif, dan transectional, (3) Faktor seperti penglihatan, pendengaran, neurologi, emosi dan sosioekonomi dapat menyebabkan masalah membaca.
Dokumen tersebut membahas strategi kesantunan lisan dan penulisan berdasarkan teori Brown dan Levinson. Ada empat strategi kesantunan yang dijelaskan: langsung, kesantunan negatif/formal, kesantunan positif/keakraban, dan tidak langsung. Strategi dipilih bergantung pada hubungan penutur dengan pendengar serta tingkat ancaman yang ditimbulkan terhadap "muka" atau harga diri masing-masing.
Dokumen ini membahas perkembangan bentuk dan fungsi Bahasa Melayu dari zaman dahulu hingga sekarang. Bahasa Melayu awalnya ditulis dengan aksara berbeda seperti Rencong dan Pallava, kemudian menjadi bahasa pentadbiran dan lingua franca. Pemerintah mempromosikan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar utama di sekolah untuk membangun persatuan antaretnik. Dewan Bahasa dan Pustaka berperan mengembangkan kosak
Dokumen ini membahas 11 perbedaan antara Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang disempurnakan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam hal penulisan ejaan dan tanda baca. Beberapa perbedaan utama adalah penambahan huruf vokal diftong ei pada EBI, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda hubung dan kurung, serta fungsi tanda elipsis. Dokumen ini bertujuan menginformasikan perubahan-perubahan pada aturan
Penggunaan bahasa baku itu sangat penting dalam pembelajaran sastra indonesia. Maka dari itu, ada beberapa aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam penulisan.
Teks tersebut membahas tentang beberapa aspek penting tamadun Cina, termasuk:
1) Asal-usul tamadun Cina yang bermula sejak 2000 SM
2) Nilai-nilai Konfusianisme yang mempengaruhi masyarakat Cina
3) Sumbangan-sumbangan penting tamadun Cina seperti sistem tulisan Hanzi
Mpu3123 titas unit guide (heutagogy summer 2016)wanarizwan
油
This document provides information about an undergraduate unit on Islamic and Asian Civilizations taught at Monash University. The 3-credit unit will be delivered through both online and face-to-face lectures over 8 weeks. It aims to introduce students to the concepts of civilizations, interactions between various civilizations, and contemporary issues. Assessment will include online quizzes, assignments, and a final exam. The unit is compulsory for all Malaysian undergraduate students as stipulated by the Malaysian Ministry of Education.
This document outlines the course details for MPU3123 Islamic and Asian Civilisations. The course objectives are to introduce students to concepts of civilizations including the interactions between various Malay, Chinese, and Indian civilizations, issues in contemporary Islamic and Asian civilizations, and their implications for national development. Students will learn about key concepts of Islamic and Asian civilizations and apply effective communication skills. Assessment includes weekly exercises, group assignments, online quizzes, and a final exam, totaling 60% continuous assessment and 40% final exam. The course will be delivered through a blended of face-to-face and online learning over 12 weeks.
Mpu3212 mpw2113 national language a (heutagogy summer 2016)wanarizwan
油
This document provides information about a National Language A course offered at Monash University. The course aims to improve students' proficiency in the national language for both oral and written communication in official, creative, and non-creative contexts according to their intellectual abilities. The course will be delivered on-campus in Malay and is compulsory for all Malaysian students pursuing an undergraduate degree. It involves both face-to-face and online lectures over 8 weeks, with assessments including learning exercises, assignments, quizzes, presentations and a final exam. The course covers topics like pronunciation, grammar, oral and written communication skills.
Mpu3212 national language a week 1 ppt (summer 2016)wanarizwan
油
This document outlines the course details for MPU3212 National Language A taught in the Summer Semester of 2016. It includes the course objectives, learning outcomes, attendance policy, learning and teaching approach, unit schedule, and assessment tasks. Students will develop their proficiency in the Malay language through both in-person and online lectures and activities. Assessment will consist of learning reinforcement exercises, an assignment, an online quiz, a group presentation, and a final written exam. Students must complete all assessment tasks to pass the course.
Mpu3212 mpw2113 national language a (heutagogy summer 2016)wanarizwan
油
This document provides information about a National Language A course offered at Monash University. The course aims to improve students' proficiency in the national language for both oral and written communication in official, creative, and non-creative contexts. It is a compulsory course for all Malaysian students pursuing an undergraduate degree. The course will be delivered through both face-to-face and online lectures over 8 weeks. Students will be assessed through learning exercises, an assignment, online quiz, group presentation, and a final exam. The course covers topics like pronunciation, grammar, types of oral and written communication, and different text genres.
Mpu3212 national language a week 1 ppt (summer 2016)wanarizwan
油
This document outlines the course details for MPU3212 National Language A taught in the Summer Semester of 2016. The course is aimed at improving students' proficiency in the Malay language. It will assess students through various means such as assignments, presentations, online quizzes, and a final exam. Students must achieve a minimum 80% attendance rate and complete all assessments to pass the course. The assessments include weekly online exercises, a group assignment, an online quiz, a group presentation, and a final written exam.
Dokumen tersebut membahas pengertian ilmu ketamadunan dan sejarah tamadun. Ia menjelaskan definisi tamadun menurut berbagai perspektif, karakteristik tamadun, hubungannya dengan agama dan budaya, serta proses dan karakteristik pembentukan tamadun. Dokumen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang konsep dasar ilmu ketamadunan.
This document provides an overview and schedule for an Islamic and Asian Civilizations course. The course objectives are to introduce students to concepts of civilizations, interactions between Malay, Chinese, and Indian civilizations, issues in contemporary Islamic and Asian civilizations, and their implications for national development. Students will be assessed through learning exercises, group assignments, online quizzes, and a final exam, which together contribute 60% of the overall grade. The course will include both face-to-face and online lectures delivered through a blended and self-directed learning approach over 12 weeks.
Mpu3123 titas unit guide (heutagogy summer 2016)wanarizwan
油
This document provides information about an undergraduate unit on Islamic and Asian Civilizations taught at Monash University. The 3-credit, 8-week unit covers introductions to civilizational studies, interactions between Malay, Chinese, and Indian civilizations, the role of Islam in Malay civilization, contemporary issues in Islamic and Asian civilizations, and their implications for national development in Malaysia. Assessment includes online quizzes, assignments, and a final exam. The unit aims to help students understand civilizational knowledge and respect diverse cultures and identities.
This document outlines the course details for MPU3123 Islamic and Asian Civilisations. The course objectives are to introduce students to various civilizations, including their interactions and contemporary issues. It will be assessed through learning exercises, group assignments, online quizzes, and a final exam, totaling continuous assessments of 60% and an exam of 40%. The course will involve both face-to-face and online learning components. Students must attend a minimum of 80% of lectures and complete all assessments to pass.
Dokumen tersebut membahas isu-isu semasa dan masa depan yang dihadapi oleh peradaban-peradaban dunia. Ia menjelaskan dominasi politik, ekonomi, dan budaya Barat serta cabaran seperti globalisasi dan imperialisme baru. Dokumen tersebut juga membincangkan dampak dominasi Barat terhadap masyarakat di Malaysia dan teori pertembungan peradaban.
Bab 6 Teknik dan prosedur menulis karanganwanarizwan
油
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang cara merangkum dan menulis karangan dalam bahasa Melayu. Dokumen tersebut membahas tentang bagaimana mentafsirkan tajuk karangan, merangka karangan, membina perenggan pendahuluan, isi dan penutup, serta menyemak karangan. Dokumen tersebut juga memberikan contoh rangkaian ayat dalam setiap perenggan dan contoh pembinaan perenggan karangan lengkap.
Ucapan merupakan salah satu jenis wacana lisan dalam bahasa Melayu yang digunakan untuk menyampaikan idea secara pidato sehala. Ucapan biasanya disampaikan dalam majlis-majlis tertentu dengan mengikuti format pengenalan, isi, dan penutup. Teks ucapan harus mudah difahami, menarik perhatian, dan menyakinkan pendengar dengan menggunakan unsur kiasan dan bahasa yang jelas.
1. TOPIK 2 : SEBUTAN DAN INTONASI
Konsep Penerangan
Sebutan Cara sesuatu perkataan dilafazkan atau disebut
Sebutan Baku - Bahasa yang betul dari aspek sebutan dan digunakan dalam
situasi formal atau rasmi.
- Sebutan berdasarkan ejaan sesuatu perkataan.
Bunyi bahasa Bunyi yang dihasilkan oleh alat pertuturan manusia
Lambang
Fonetik
Lambang bagi sesuatu bunyi. Lambang fonetik ditulis dalam kurungan
[ ]. Contoh : [a] dan [lari]
Fonem Unit bahasa yang terkecil yang membezakan makna. Secara tersendiri,
fonem tidak mempunyai makna. Contoh: secara tersendiri [k] dan [g]
tidak mempunyai makna, tetapi dalam konteks [karam] dan [garam], [k]
dan [g] membawa perbezaan makna. Jadi, [k] dan [g] dua fonem yang
berbeza.
2.1 Huruf dan bunyi bahasa Melayu
a. Terdapat 26 huruf dalam abjad tulisan Rumi bahasa Melayu.
b. Setiap abjad ini melambangkan bunyi-bunyi bahasa Melayu.
c. Bunyi-bunyi tersebut boleh digolongkan kepada 3 kelompok, iaitu:
i. Vokal:
- Ada 5 huruf vokal yang melambangkan 6 bunyi, a, e, i, o dan u.
- Vokal e ada dua bunyi, iaitu e pepet : contoh emak, berat, dekat
e taling : contoh enak, kelok, belok
ii. Diftong:
- bunyi yang terhasil melalui gabungan dua huruf vokal.
- ada tiga bunyi diftong, iaitu ai, au dan oi.
- boleh wujud pada awal, tengah atau akhir suku kata.
- Contoh : ai aising, pantai
au audit, maujud, harimau
oi boikot, amboi
iii. Konsonan:
- Terdapat 26 bunyi dan dilambangkan oleh 21 huruf
- terdapat lima huruf gabungan konsonan (gugus konsonan) iaitu gh, kh, ng, ny dan sy.
- terdapat tiga huruf konsonan pinjaman, iaitu q padanan huruf jawi qaf (Quran), v
untuk mengeja kata pinjaman seperti variasi dan x bagi kata istilah khusus yang tidak
ditukar menjadi z, seperti xenon dan xilosa.
2. Persukuan
a. Setiap perkataan bahasa Melayu terdiri daripada suku kata dan setiap suku kata terdapat huruf
vokal.
b. Perkataan bahasa Melayu terdiri daripada satu suku kata dan lebih.
c. Contoh : had : KVK, anak : V-KVK, tembakau : KVK KV - KVK ,
universiti : V-KV- KVK-KV-KV
d. Dua jenis suku kata, iaitu suku kata terbuka perkataan yang diakhiri dengan huruf vokal
pada suku kata akhir. Contoh : mata (KV- KV)
e. Suku kata tertutup perkataan yang diakhiri dengan huruf konsonan pada suku kata akhir.
Contoh : makan (KV KVK)
INTONASI
a. Nada suara sama naik atau turun ketika kita bercakap.
b. Ciri utama percakapan seseorang yang melambangkan isi percakapan dan perasaan (emosi).
c. Contoh: Cuba lafazkan kumpulan kata berikut
Sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang
Jika dilafazkan tanpa intonasi, kumpulan kata itu tidak membawa makna. Sebaliknya jika
kata-kata itu diucapkan secara berintonasi, kumpulan kata itu dapat menjadi beberapa ayat
yang lengkap.
Sayang sayaang, sayang sayang sayang? Sayang ! Sayaang sayang ! Sayang?
Saayang saayaang.
d. Intonasi penting dalam tatabahasa bahasa Melayu kerana dapat membezakan bahagian subjek
dan predikat dalam ayat. Contoh:
Pemuda itu (subjek) pensyarah(predikat).
e. Ada empat tingkat nada intonasi bahasa Melayu, iaitu:
1 paling rendah, 2 permulaan dalam sesuatu ujaran, 3 tekanan, dan 4 paling tinggi.
f. Intonasi beberapa ayat bahasa Melayu:
Intonasi ayat penyata :
Intonasi bagi ayat penyata biasa ialah 2 4 2 3. Contoh:
2
3. P e g a w a i i t u p e n g u r u s
Frasa subjek pegawai itu ditandai dengan tingkat nada 2-4
Frasa predikat pengurus ditandai dengan tingkat 2-3
Pemisahan subjek daripada predikat menjadi nyata kerana nada suara turun daripada
tingkat 4 pada suku kata akhir frasa subjek ke tingkat 2, iaitu nada permulaan pada frasa
predikat.
Intonasi ayat tanya:
a. 2 - 4 - 3 4. Contoh:
P e g a w a i i t u p e n g u r u s ?
nada 3 yang terletak pada suku kata akhir naik kembali ke nada 4 sebagai penutup
ayat.
b. 2 3 1 4. Contoh:
P e n g u r u s k a h p e g a w a i i t u ?
Predikat dipindahkan ke hadapan ayat kerana predikat yang disertai partikel kah itu
dipentingkan.
Intonasi ayat perintah:
Dalam ayat perintah, bahagian predikat ayat lebih dipentingkan daripada bahagian
subjek.
Contohnya, Masuk !, sebenar terbit daripada ayat Kamu masuk ! Perkataan kamu
telah digugurkan. Tingkat nada untuk Ma suk ! ialah 2 3.
Ayat Masuk ! jika dilafazkan dengan nada 2 3 kedengaran agak kasar. Oleh itu
untuk menjadikan ayat itu bernada lembut, kebiasaannya partikel lah akan
diletakkan pada bahagian akhir ayat. Contoh : Ma suk lah . Tingkat nada ialah
2 3 -1.
Rujukan:
Adenan Ayob. (2009). Bahasa Kebangsaan. Shah Alam : Oxford Fajar.
3
4. Nik Safiah Karim, et. al. (2003). Tatabahasa dewan (Edisi baharu). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
4