[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut, termasuk patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
2. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh akumulasi plak di arteri koroner yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sementara sindrom koroner akut meliputi berbagai komplikasi seperti angina tak stabil dan infark miokard.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menyerang hampir seluruh bagian tubuh. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti benjolan dan luka pada alat kelamin hingga bercak merah pada seluruh tubuh. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes antibodi, sementara pengobatannya dil
Tn. Hasan mengalami demam, menggigil, lesu, nyeri kepala, dan diare setelah berwisata ke Bangka Belitung tiga minggu lalu. Gejalanya mirip dengan malaria yang merupakan penyakit endemik di daerah tersebut. Pemeriksaan darah menunjukkan parasit malaria Plasmodium falciparum."
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari benda asing, meskipun batuk berlebihan dapat mengganggu aktivitas. Batuk dipicu oleh stimulasi reseptor batuk di saluran pernafasan oleh iritan kimia atau mekanis. Sinyal batuk diteruskan ke pusat batuk di otak untuk memicu kontraksi otot dan pembukaan pita suara guna mengeluarkan benda asing.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan oksigen meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dada anterior dan posterior untuk menilai bentuk, gerakan, fremitus, batas organ dalam dada, serta bunyi pernafasan dan jantung. Pemeriksaan dilakukan dengan berbagai posisi pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Modul ini membahas prosedur pemeriksaan fisik sistem pernafasan pada pasien, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru untuk menilai kondisi pernapasan. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari depan, belakang, dan samping tubuh pasien untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang sistem pernafasan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut, termasuk patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
2. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh akumulasi plak di arteri koroner yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sementara sindrom koroner akut meliputi berbagai komplikasi seperti angina tak stabil dan infark miokard.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menyerang hampir seluruh bagian tubuh. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti benjolan dan luka pada alat kelamin hingga bercak merah pada seluruh tubuh. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes antibodi, sementara pengobatannya dil
Tn. Hasan mengalami demam, menggigil, lesu, nyeri kepala, dan diare setelah berwisata ke Bangka Belitung tiga minggu lalu. Gejalanya mirip dengan malaria yang merupakan penyakit endemik di daerah tersebut. Pemeriksaan darah menunjukkan parasit malaria Plasmodium falciparum."
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari benda asing, meskipun batuk berlebihan dapat mengganggu aktivitas. Batuk dipicu oleh stimulasi reseptor batuk di saluran pernafasan oleh iritan kimia atau mekanis. Sinyal batuk diteruskan ke pusat batuk di otak untuk memicu kontraksi otot dan pembukaan pita suara guna mengeluarkan benda asing.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan oksigen meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dada anterior dan posterior untuk menilai bentuk, gerakan, fremitus, batas organ dalam dada, serta bunyi pernafasan dan jantung. Pemeriksaan dilakukan dengan berbagai posisi pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Modul ini membahas prosedur pemeriksaan fisik sistem pernafasan pada pasien, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru untuk menilai kondisi pernapasan. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari depan, belakang, dan samping tubuh pasien untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang sistem pernafasan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik pemeriksaan fisik umum yang mencakup pemeriksaan kepala hingga kaki, sistem pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, dan beberapa organ lainnya. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemeriksaan fisik abdomen, meliputi tujuan, teknik, dan langkah-langkah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan pemeriksaan khusus organ-organ dalam abdomen seperti hati, limpa, aorta, maupun pemeriksaan ascites.
Teknik pemeriksaan fisik meliputi 4 cara yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi melibatkan melihat dan mengamati pasien secara sistematis. Palpasi melibatkan memeriksa dengan perabaan menggunakan jari. Perkusi melibatkan mengetuk permukaan tubuh pasien untuk mengetahui kondisi organ dalam. Auskultasi melibatkan mendengarkan suara dalam tubuh menggunakan alat stetoskop
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang tidak sadarkan diri meliputi pengecekan respons korban, memanggil bantuan, mengamankan jalan nafas, memeriksa pernafasan dan sirkulasi, memberikan kompresi dada dan ventilasi bila diperlukan, serta pengecekan ulang kondisi korban.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
Pusat Permainan Game Tradisional Bermain Suwit Online Link Situs IDN Live Cas...bijigandum5454
油
DAFTAR KETIK DI GOOGLE >> TRANSTOGEL <<
Casino adalah sebuah situs taruhan live casino online uang asli terbaik dan terpercaya tahun 2025. Bagi ada yang tertarik untuk bermain permainan di stasiun online, tentu sekarang bisa bergabung bersama pilihan situs agen taruhan Casino yang resmi dan terpercaya di Indonesia. Diantaranya yaitu di mana anda menjadi pemain bisa langsung bergabung bersama situs online live Casino. Di sini kami menghadirkan terhadap variasi pada agen baccarat yang pertaruhan menuju di online lengkap mulai dari taruhan baccarat online, taruhan rolet online, taruhan dadu online dan banyak lagi variasi games online lainnya tersedia.
Casino Online sendiri Memang jadi pilihan game yang cukup ramai dan banyak peminatnya saat ini terutama Indonesia. Banyak sekali para pecinta taruhan Indonesia yang tertarik untuk mencoba bermain di dan memainkan permainan taruhan casino online tersebut. Apalagi sistem mainnya Sekarang sudah menggunakan sistem main online live Casino online secara streaming. Siapapun kemudian bisa memainkan permainan taruhan game rolet online, taruhan baccarat, dan lain sebagainya menggunakan smartphone ataupun juga komputer laptop. Sistem permainannya sendiri saat ini kemudian juga hadir secara terintegrasi menggunakan satu user ID.
Daftar akun satu kali, anda sudah bisa menikmati ragam variasi Permainan mulai dari baccarat online terpercaya uang asli, rolet online terpercaya, sicbo dan banyak lagi lainnya.
Casino hadir di Indonesia sebagai rekomendasi dari pilihan agen taruhan baccarat terpercaya yang memiliki lisensi dan juga legalitas resmi. Cara player bisa menikmati dan mencoba ragam variasi permainan game baccarat Casino jaminan 100% pasti membayar jika menang. Selain itu juga kami tawarkan ada variasi permainan game lainnya termasuk juga permainan game rolet online yang mudah dalam hal transaksi. Pemain bisa melakukan proses deposit melalui situs agen taruhan baccarat dan juga situs rolet online menggunakan berbagai metode. Menggunakan suatu metode transaksi taruhan rolet online atau agen baccarat yang menggunakan satu akun atau satu user ID.
1. CHEST PHYSICAL EXAMINATION
1. Client Assessment:
1) Sapa pasien dengan ramah, hormat, dan perkenalkan diri kepada pasien.
2) Lakukan Informed consent: jelaskan dengan baik kepada pasien mengenai tujuan
dari history taking.
3) Identifikasi pasien (data pasien: nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat,
pekerjaan).
2. History Taking:
A. Keluhan Utama :
a) Dyspnea
b) Demam
c) Sakit dada
d) Batuk
B. Present Illnes :
Kronologi dari keluhan utama
a) Lokasi
b) Kualitas
c) Keparahan
d) Waktu ( onset, durasi, frekuensi)
e) Yang melatarbelakangi sakitnya apa
f) Faktor yang mencetuskan
g) Faktor yang memperburuk
h) Faktor yang memperingan
i) Keluhan lain yang menyertai
C. General Medical History :
a) Riwayat penyakit sebelumnya
b) Riwayat keluarga (asma, dan berbagai macam penyakit atopic Alpha 1 antitrypsin)
c) Riwayat pekerjaan
d) Kontak tuberculosis (ada orang rumah atau tetangga yang menderita TBC atau
tidak)
e) Riwayat merokok (kebiasaan merokok atau sering menghirup asap rokok di
lingkungan sekitar)
Page 1 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
2. 3. Physical examination :
A. Preparation :
1. Inform consent: jelaskan prosedur dan tujuan dari pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Minta pasien membuka pakaian
3. Bantu pasien untuk duduk diatas meja pemeriksaan
4. Cuci tangan dengan sabun, keringkan
5. Dokter berdiri di sebelah kanan pasien
B. General Physical Examination :
- Pemeriksaan fisik secara umum: General appearance, vital sign, dll. (sebutkan saja)
- Pemeriksaan cervical lymph node. (posisi pasien duduk)
1. Buat pasien merasa nyaman dan rileks.
2. Minta pasien untuk sedikit memfleksikan leher.
3. Palpasi cervical lymph node dengan mengunakan pads jari telunjuk dan tengah.
4. Gerakkan jari secara memutar untuk merasakan lymph node.
5. Deskripsikan lokasi, kuntitas (jumlah), ukuran (diameter), konsistensi (kenyal atau
tidak), mobility (mudah digerakkan atau tidak), atau apakah ada bentuk spesifik
lainnya.
Lokasi cervical lymph node yang di periksa:
1. Preauricular: berada di depan telinga
2. Posterior auricular: superficial terhadap mastoid process
3. Occipital: Berada di base dari posterior skull
4. Tonsilar: Berada di sudut mandible
5. Submandibular: Berada di sudut dan ujung dari mandible. Nodes ini biasanya
lebih kecil dan lebih lembut daripada submandibular gland.
6. Submental: Berada di midline, beberapa cm dari ujung mandible.
7. Superficial cervical: Permukaan dari sternomastoid.
8. Posterior cervical: Sepanjang ujung anterior dari trapezius.
9. Deep cervical chain: Bagian dalam dari sternomastoid dan sering kali sulit di
periksa. Tempatkan ibu jari dan telunjuk di sekelilingnya(seperti mencubit)
pada setiap sisi otot sternomastoid untuk menemukannya.
10. Supraclavicular: berada di dalam sudut yang di bentuk oleh clavikula dan
sternocleidomastoid.
Page 2 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
3. C. Pemeriksaan trachea (posisi pasien duduk) :
1. Inspeksi trakea: apakah ada deviasi atau tidak?
2. Letakan jari diantara trakea dengan sternomastoid (kanan) dan tentukan jarak
diantara keduanya. Lalu bandingkan dengan sisi kiri, Normalnya simetris.
D. Anterior Chest Examination (pasien dalam posisi berbaring) :
Inspeksi :
1. Tempatkan pasien dalam posisi supinasi/berbaring.
2. Posisi pemeriksa berdiri di midline position dihadapan pasien.
3. Inspeksi:
Page 3 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
4. - Bentuk dada : Simetris atau tidak? Ada deformitas atau tidak?
- Apakah ada retraksi di interspace saat inspirasi atau tidak?
- Lihat pergerakannya apakah ada pergerakan dada yang tertinggal atau tidak?
Palpasi :
1. Identifikasi suprasternal notch.
2. Setelah ditemukan, turun 5 cm ke bawah tepat dengan sternal angle.
3. Temukan horizontal bony ridge yang merupakan joint manubrium ke body of
sternum
4. Pindahkan jari ke arah lateral lalu temukan rib ke 2 dan costal cartilage
5. Susuri ke arah bawah dari setiap ICS nya.
6. ICS pertama yang ada dibawah ribs ke 2 merupakan ICS kedua.
Ekspansi :
7. Tempatkan ibu jari satu level atau parallel dengan ribs 10 dan tangan pemeriksa
menggenggam lateral rib cage.
8. Geser sedikit ibu jari pemeriksa ke arah medial agar kulit sedikit mengkerut, lalu
Minta pasien bernafas dalam.
9. Lihat perbedaan dari ibu jari selama pasien inspirasi serta rasakan apakah ekspansi
thoraks dan pergerakan pernafasannya simetris atau tidak?
Tactile Fremitus :
1. Gunakan ball ( bony part dari jari) atau ulnar surface dari tangan dan letakan di
kedua sisi secara simetris
2. Minta pasien untuk mengucapkan tujjuh-tujjuh
3. Rasakan getarannya di tiap area sama atau tidak.
4. Ulangi pemeriksaan di area yang lain
Page 4 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
5. Perkusi :
1. Letakan jari tengah dari tangan kiri di ICS 2 di area midclavicle
2. Jari tengah dari tangan kanan sedikit di fleksikan, rileks, dan ayunkan untuk
mengetuk bagian interphalange dari jari tengah tangan kiri.
3. Susuri kebawah hingga ICS 3 lalu berpindah sedikit ke lateral dan lanjutkan
perkusinya hingga batas paru hepar (ketika perkusi ditemukan bunyi dullness,
minta pasien tarik nafas dan tahan sebentar. Ketika diperkusi lagi, suara dullness
berubah menjadi sonor batas paru hepar. Normalnya: ICS 5)
4. Bandingkan dengan sisi sebelahnya dan identifikasi kualitas dari suara: intensitas,
pitch dan durasi.
Batas paru hepar:
1. Perkusi dari ICS 1 di midclavicle, susuri tiap ICS hingga ditemukan bunyi
dullness.
2. Setelah ditemukan bunyi dullness, minta pasien menarik nafas dan
menahannya sebentar.
3. Lalu perkusi kembali pada area yang tadi berbunyi dullness. Bila dullness
berubah menjadi sonor, itu merupakan batas paru hepar. Normalnya di ICS 5.
Page 5 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
6. Auscultation :
1. Minta pasien menarik nafas dalam dan mengeluarkannya melalui mulut.
2. Auskultasi dengan menggunakan diafragma dari stetoskop di area yang sama
dengan area perkusi sebelumnya
3. Pindahkan setoskop dari satu sisi ke sisi lainnya (zigzag).
4. Identifikasi: intensitas, pitch dan durasi dari fase inspiratory&ekspiratory dari
breath sound.
5. Normal breathsound: vesicular breath sound, bronchovesicular, dan bronchial
(cat: bronchial hilus ics 5 setinggi nipple, bvs berada di apex)
6. Kemudin dengarkan apakah ada suara tambahan atau tidak
Crackles, identifikasi:
- Loudnes, pitch dan duration(tentukan crackles kasar atau halus)
- Jumlah
- Waktu
- Lokasi di dinding dada
- Apakah menetap dari setiap pernafasannya
- Apakah terdapat perubahan setelah batuk atau posisi yang berubah
Wheeze dan ronchi, identifikasi:
- Waktu
- Lokasi
- Ada perubahan ketika batuk atau bernafas dalam
Page 6 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
7. Jika ditemukan lokasi bvs atau bronchial yang abnormal lanjutkan
memeriksa penyebaran suara tersebut
E. Posterior Chest Examination
Pasien duduk dan minta pasien untuk menyilangkan tangannya (memeluk diri
sendiri)
Inspeksi :
1. Posisi pemeriksa di tengah dari pasien
2. Inspeksi bentuk punggung dan pergerakannya
3. Lihat apakah :
Simetris atau tidak?
Ada retraksi di interspace saat inspirasi atau tidak?
Apakah ada gangguan pergerakan pada salah satu atau kedua sisi punggung?
Palpasi :
1. Pasien diminta memfleksikan lehernya (posisiya duduk dan memeluk diri sendiri)
2. Temukan process prominent
3. Most prominent akan ditemukan di C7 dan T1
4. Pemeriksa dapat memprediksikan inferior angle darI skapula yang sejajar dengan
ICS 7
5. Lakukan palpasi dimulai dari ICS 7 dan susuri ke bawah.
6. Tempatkan ibu jari satu level atau parallel dengan ribs 10 dan tangan pemeriksa
menggenggam lateral rib cage.
7. Geser sedikit ibu jari pemeriksa ke arah medial agar kulit sedikit mengkerut, lalu
Minta pasien bernafas dalam.
8. Lihat divergen dari ibu jari selama inspirasi serta rasakan pergerakannya, apakah
sama atau tidak.
Page 7 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
8. Tactile Fremitus :
1. Gunakan ball ( bony part dari jari) atau ulnar surface dari tangan dan letakan di
kedua sisi secara simetris.
2. Minta pasien untuk mengucapkan tujjuh-tujjuh.
3. Rasakan getarannya di tiap area sama atau tidak.
4. Ulangi pemeriksaan di area yang lain (lakukan pergantian tangan/tangan
disilangkan).
Perkusi :
1. Untuk mengidentifikasi batas paru
2. Perkusi sesuai dengan 7 area pada gambar secara zig-zag.
Page 8 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
9. 3. Bandingkan langsung dengan sisi sebelahnya dan nilai : intensitas, pitch,dan
durasi.
Batas diafragma paru:
1. Perkusi dari ICS pertama diantara midscapula dan paravertebra hingga terdapat
bunyi dullness.
2. Apabila sudah ditemukan bunyi dullness, minta pasien untuk tarik nafas dan
menahannya sebentar.
3. Perkusi kembali area yang tadi berbunyi dullness, bila dullness berubah
menjadi sonor = batas diafragma paru).
Auskultasi :
1. Minta pasien menarik nafas dalam dan megeluarkannya melalui mulut
2. Auskultasi dengan mnggunakan diafragma dari stetoskop di area yang sama
dengan area perkusi sebelumnya.
3. Pindahkan setoskop dari satu sisi ke sisi lainnya dan bandingkan.
4. Identifikasi: intensitas, pitch dan durasi dari fase inspiratory dan ekspiratory dari
breath sound.
5. Normal breathsound: vesicular breath sound, bronchovesicular, dan bronchial
6. Kemudin dengarkan apakah ada suara tambahan atau tidak
Crackles, identifikasi:
- Loudnes, pitch dan duration(tentukan crackles kasar atau halus)
- Jumlah
- Waktu
Page 9 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
10. - Lokasi di dinding dada
- Apakah menetap dari setiap pernafasannya
- Apakah terdapat perubahan setelah batuk atau posisi yang berubah
Wheeze dan ronchi, identifikasi:
- Waktu
- Lokasi
- Ada perubahan ketika batuk atau bernafas dalam
Jika ditemukan lokasi bvs atau bronchial yang abnormal lanjutkan
memeriksa penyebaran suara tersebut
Page 10 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
11. MIND MAPPING
- Sapa & Perkenalkan diri
- Identifikasi Pasien
- Informed Consent
- Pasien: Buka pakaian & duduk
di meja pemeriksaan
- Pemeriksa: Cuci tangan dan
keringkan
General PE
1. General appearance + V.S (Sebutkan
saja)
2. Cervical Lymph Node (Pasien duduk,
leher sedikit fleksi & pemeriksa
berdiri di sisi kanan pasien):
- Palpasi 10 cervical lymph node
(dengan pads jari telunjuk dan
tengah, gerakan: memutar). Nilai:
Lokasi, kuantitas, ukuran,
konsistensi dan mobility
Anterior Chest Examination
(Pasien berbaring)
1. Inspeksi
(Pemeriksa berdiri di midline position terhadap pasien)
Nilai: Bentuk dada, retraksi ICS saat inspirasi, pergerakan
tertinggal.
2. Palpasi
Identifikasi suprasternal notch turun 5cm (tepat di sternal angle)
pindahkan jari ke lateral, temukan rib 2 susuri ICS.
- Ekspansi:
Ibu jari paralel ICS 10 & jari lain genggam lateral rib cage ibu
jari gerak ke medial minta pasien nafas. Nilai: divergen
pergerakan ibu jari simetris tidak?
- Tactile Fremitus:
Letakkan ball part dr jari di kedua sisi scr simetris pasien
ucapkan tujjuh-tujjuh. Nilai: Getaran di kedua area (lakukan
pergantian tangan/menyilang)
3. Perkusi
Mulai dr ICS 2 midclavicle susuri kebawah hingga batas paru
hepar. Nilai kualitas suara: intensitas, pitch, durasi.
- Batas paru hepar: mulai dr ICS 1 midclavicle susuri kebawah
hingga ada bunyi dullness pasien tarik nafas dalam & tahan
perkusi area tadi, jika dullness jadi sonor = batas paru hepar. N:
ICS 5.
4. Auskultasi (Pasien nafas dalam)
Dengan bagian diafragma stetoskop di area yang sama dgn perkusi
Pemeriksaan Trakea
(Pasien duduk)
Jari telunjuk diantara trakea dan
sternomastoid (pemeriksaan: dari
sisi kanan lalu sisi kiri). Nilai: jarak
keduanya, normalnya: simetris
Page 11 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
12. Created by: Megawati & Eva Hanifah
Page 12 of 12 DRAFT OSCE RESPIRATORY SYSTEM - SEROTONINE
Posterior Chest Examination
(pasien duduk, memeluk diri sendiri)
1. Inspeksi
(Pemeriksa berdiri sejajar dan di belakang pasien)
Nilai: Bentuk (simetris/tdk), retrkasi ICS saat insprasi,
gangguan pergerakan.
2. Palpasi
- Ekspansi:
(Pasien: Leher sedikit fleksi)
Palpasi mulai dr ICS 7-10 Ibu jari paralel dgn ICS 10,
jari lain genggam lateral rib cage minta pasien
nafas. Nilai: divergen pergerakan ibu jari simetris
tidak?
- Tactile Fremitus:
Letakkan ball part dr jari di kedua sisi scr simetris
pasien ucapkan tujjuh-tujjuh. Nilai: Getaran di kedua
area (lakukan pergantian tangan/menyilang)
3. Perkusi
Perkusi 7 area scr zigzag. Nilai: intensitas, pitch, durasi.
- Batas paru: Mulai dr ICS 1 midscapula & paravertebrae
hingga bunyi dullness minta pasien nafas dalam &
tahan perkusi area tadi, jika dullness jadi sonor =
batas paru.
4. Auskultasi (Pasien nafas dalam)
Dengan bagian diafragma stetoskop di area yang sama dgn
perkusi pindahkan scr zigzag. Nilai: Intensitas, pitch,