ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
PELAKSANAAN KONSEP STRATEGI DAN TEKNIS DALAM PENGELOLAAN
KUALITAS LINGKUNGAN DI INDONESIA
Menurut saya pelaksanaan dari kedua konsep tersebut dalam pengelolaan lingkungan di
Indonesia masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak pihak pihak yang
hanya mau mengambil untung tanpa memikirkan kelanjutan dari apa yang mereka
lakukan, ditambah dengan kurangnya pengawasan dari pihak pihak yang berwenang
dalam melakukan kontroling kepada pihak pihak yang memanfaatkan Sumber Daya Alam
di Indonesia secara langsung, jadi mereka dengan leluasa melakukan eksplorasi Sumber
Daya Alam tanpa memperdulikan lagi kondisi lingkungan di sekitar. Jika ditinjau dari
aspek strategi, pemerintah sebenarnya sudah mempunyai beberapa strategi yang sudah
sangat bagus dalam pengelolaan lingkungan namun kembali lagi ke pelaksanaan di
lapangan yang kurang memperhatikan aspek tersebut. Di bawah ini adalah suatu contoh
kecil mengenai pengelolaan kualitas lingkungan di Indonesia.
“Idealnya setiap kegiatan industri berusaha untuk mencegah pencemaran sebelum
pencemaran itu terjadi. Oleh sebab itu strategi end-of-pipe treatment sudah tidak tepat
lagi dan harus beralih pada strategi Pollution Prevention.
Pengolahan limbah memerlukan biaya tambahan yang cukup besar, sehingga faktor biaya
tersebut merupakan kendala bagi industri dalam melakukan pengelolaan limbah,
khususnya bagi industri-industri skala kecil dan mencegah. Permasalahan inilah yang
menyebabkan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan yang kondisinya akan
semakin parah bila dibarengi dengan lemahnya penegakan hukum.
Bila kita melakukan kebijakan lingkungan hanya sebatas pada pendekatan daya dukung
lingkungan dan pengolahan akhir pipa, maka kondisi lingkungan kita akan semakin parah
sehingga memungkinkan timbulnya bencana alam yang dapat mengancam keselamatan
dan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Oleh karena pencemaran dan perusakan lingkungan saat ini telah mengancam kesehatan
dan keselamatan manusia, maka masalah ini merupakan masalah global yang harus
menjadi tanggung jawab bersama. Setiap negara dituntut untuk melakukan minimisasi
dan mencegah pencemaran/perusakan lingkungan. Bahkan fenomena ini menjadikan
faktor lingkungan sebagai barriers to trade dalam sistem perdagangan international.
Lingkungan sebagai barriers to trade dilaksanakan dengan cara menerapkan berbagai
macam standar, baik itu standar international (ISO, Ekolabel) maupun persyaratan
pembeli (buyer requirement). Pemberlakuan standar lingkungan pada suatu produk/jasa
mengakibatkan pasar yang ketat sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh
para pelaku industri.
Oleh karena itu kita harus dapat menempatkan aspek lingkungan hidup menjadi bagian
integral dari suatu kegiatan industri, sehingga masalah lingkungan bukan lagi menjadi
bagian terpisah dari kegiatan industri yang memerlukan biaya tambahan.
Konsep end-of-pipe treatment
Konsep end-of-pipe treatment menitik beratkan pada pengolahan dan pembuangan
limbah. Konsep ini pada kenyataannya tidak dapat sepenuhnya memecahkan
permasalahan lingkungan yang ada, sehingga pencemaran dan perusakan masih terus
berlangsung. Hal ini disebabkan karena dalam prakteknya pelaksanaan konsep ini
menimbulkan banyak kendala. Masalah utama yang dihadapi adalah peraturan
perundangan, masih rendahnya compliance atau pentaatan dan penegakan hukum,
masalah pembiayaan serta masih rendahnya tingkat kesadaran.
Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan end-of-pipe treatment adalah sebagai
berikut:
1. Pendekatan ini bersifat reaktif, yaitu bereaksi setelah limbah terbentuk.
2. Tidak efektif dalam memecahkan permasalahan lingkungan, karena pengolahan limbah
cair, padat atau gas memiliki resiko pindahnya polutan dari satu media ke media
lingkungan lainnya, dimana dapat menimbulkan masalah lingkungan yang sama
gawatnya, atau berakhir sebagai sumber pencemar secara tidak langsung pada media yang
sama.
3. Biaya investasi dan operasi tinggi, karena pengolahan limbah memerlukan biaya
tambahan pada proses produksi, sehingga biaya persatuan produk naik. Hal ini
menyebabkan para pengusaha enggan mengoperasikan peralatan pengolahan limbah yang
telah dimilikinya.
4. Pendekatan pengendalian pencemaran memerlukan berbagai perangkat peraturan,
selain menuntut tersedianya biaya dan sumber daya manusia yang handal dalam jumlah
yang memadai untuk melaksanakan pemantauan, pengawasan dan penegakkan hukum.
Lemahnya kontrol sosial, terbatasnya sarana dan prasarana serta kurangnya jumlah dan
kemampuan tenaga pengawas menyebabkan hukum tidak bisa ditegakkan.
Oleh karena banyaknya kendala yang dihadapi dalam menerapkan konsep ini sehingga
konsep ini bukan cara yang efektif dalam mengelola lingkungan, maka strategi
pengelolaan lingkungan telah dirubah ke arah pencegahan pencemaran yang mengurangi
terbentuknya limbah dan memfasilitasi semua pihak untuk mengelola lingkungan secara
hemat biaya serta memberikan keuntungan baik finansial maupun non finansial.
Konsep Produksi Bersih
Produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif,
terpadu dan diterapkan secara kontinu pada proses produksi, produk, dan jasa untuk
meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan.
Produksi Bersih (cleaner production) bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan
terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan diseluruh tahapan proses produksi.
Disamping itu, produksi bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi diseluruh tahapan
produksi. Dengan menerapkan konsep produksi bersih, diharapkan sumber daya alam
dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara singkat, produksi
bersih memberikan dua keuntungan, pertama meminimisasi terbentuknya limbah,
sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan hidup dan kedua adalah efisiensi
dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi dan meminimisasi penggunaan bahan baku, air dan pemakaian bahan baku
beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga
mencegah dan atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan serta resikonya terhadap manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, berlaku balk pada proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.
3. Upaya produksi bersih ini tidak akan berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan
dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik pemerintah,
masyarakat maupun kalangan dunia usaha. Selain itu pula perlu diterapkan pola
manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan
aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu
membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkali waktu yang
diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat.
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan diri sendiri
(self regulation) dari pada pengaturan secara command and control. Jadi pelaksanaan
program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi
lebih didasarkan kesadaran utuk merubah sikap dan tingkah laku.
Prinsip-prinsip dalam produksi bersih diaplikasikan dalam bentuk kegiatan yang dikenal
sebagai 4R, meliputi:
· Reuse, atau penggunaan kembali adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu
limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakukan fisika/kimia/biologi.
· Reduction, atau pengurangan limbah pada sumbernya adalah teknologi yang dapat
mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran di awal produksi misalnya substitusi
bahan baku yang ber B3 dengan B9 segregasi tiada.
· Recovery, adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energi dari suatu limbah
untuk kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan
fisika/kimia/biologi.
· Recycling, atau daur ulang adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah
dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai melalui perlakuan
fisika/kimia/biologi.
Prinsip 4R yang saat ini telah dikembangkan, aplikasikasinya akan lebih efektif apabila
didahului dengan prinsip Rethink. Prinsip ini adalah suatu konsep pemikiran yang harus
dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi.
Kebijakan Produksi Bersih
Dalam kaitannya dengan penerapan produksi bersih, guna mendorong terwujudnya
pembangunan berkelanjutan, pemerintah mempunyai kebijakan antara lain:
1. Mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai
persepsi yang sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus yang dinyatakan dalam
Komitmen Nasional dalam penerapan strategi produksi bersih di Indonesia.
2. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat manajemen
lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan (ISO 14001),
evaluasi kinerja lingkungan, ekolabel dan produktivitas ramah lingkungan (green
productivity) di Indonesia.
3. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan
untuk mengantisipasi diberlakukannya kebijaksanaan lingkungan yang bersifat global.
4. Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang lingkungan
dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar Indonesia dapat melakukan
negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar
lingkungan seperti Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan
lainya di bidang lingkungan secara internasional.
5. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif semua pihak dalam implementasi
produksi bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang diperlukan
berdasarkan prinsip kemitraan.
6. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli,
melaksanakan proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi mengenai
teknologi bersih melalui seminar, penyuluhan, website, pendidikan dan latihan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan pemerintah adalah dengan mengembangkan
kebijaksanaan yang kondusif bagi penerapan produksi bersih disamping selalu
melakukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai konsep produksi bersih,
misalnya melalui jalur pendidikan dan pelatihan, melaksanakan proyek-proyek
percontohan (demonstration project) serta penyebarluasan informasi melalui seminar,
penyuluhan dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan produksi bersih.
Partisipasi masyarakat sebagai konsumen misalnya dapat dilakukan dengan cara hanya
membeli barang atau produk yang akrab lingkungan (environmentally products)
disamping mendorong dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan program efisiensi, daur
ulang, dll.
Peranan LSM dan lembaga-lembaga penelitian di berbagai instansi dan perguruan tinggi
menjadi sangat penting di dalam menyebarluaskan informasi mengenai produk akrab
lingkungan. Di sisi lain partisipasi masyarakat akan mendorong dunia usaha untuk terus
berinovasi dalam menghasilkan produk yang akrab lingkungan.
Saat ini para pelaku usaha sudah mulai menerapkan strategi produksi bersih di dalam
pengembangan bisnisnya karena dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
· Meningkatkan daya saing dan kegiatan usahanya juga dapat berkelanjutan, mengingat
semakin besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan perdagangan internasional.
· Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dalam setiap kegiatan proses produksi
secara berkesinambungan maka perusahaan memperoleh keuntungan ekonomis dengan
adanya peningkatan efektifitas dan efisiensi di segala aspek.
· Dengan menjalankan strategi produksi bersih perusahaan dapat menurunkan biaya
produksi dan biaya pengolahan limbah serta sekaligus mengurangi terjadinya kerusakan
dan pencemaran lingkungan.
Strategi produksi bersih merupakan metode kunci untuk mengharmonisasikan
kepentingan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. “

More Related Content

What's hot (20)

Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
Ìý
Kwitansi travel
Kwitansi travelKwitansi travel
Kwitansi travel
Arif Budiman
Ìý
Propil kawasan kumuh makassar
Propil kawasan kumuh makassarPropil kawasan kumuh makassar
Propil kawasan kumuh makassar
Arham Bahar
Ìý
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptxProfil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
HasniarAnas
Ìý
Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM  Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM
Rully Indrawan
Ìý
Bab iii demak
Bab iii demakBab iii demak
Bab iii demak
Hafidz Aliyudin
Ìý
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
infosanitasi
Ìý
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANPEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
Vim Via
Ìý
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
University of Brawijaya
Ìý
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
Agus Aktawan
Ìý
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
National Cheng Kung University
Ìý
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
Ìý
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
Dadang Solihin
Ìý
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
Agus Dwi Wicaksono
Ìý
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
Siti Sahati
Ìý
Pilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
Pilihan Sistem dan Teknologi SanitasiPilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
Pilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
infosanitasi
Ìý
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dadang Solihin
Ìý
Kartu inventaris ruangan
Kartu inventaris ruanganKartu inventaris ruangan
Kartu inventaris ruangan
Auly Ain
Ìý
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Universiy Of Timika (Universitas Timika)
Ìý
Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)
khoiril anwar
Ìý
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
Ìý
Kwitansi travel
Kwitansi travelKwitansi travel
Kwitansi travel
Arif Budiman
Ìý
Propil kawasan kumuh makassar
Propil kawasan kumuh makassarPropil kawasan kumuh makassar
Propil kawasan kumuh makassar
Arham Bahar
Ìý
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptxProfil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
Profil Skala Kawasan Niaga Kota Parepare 2021.pptx
HasniarAnas
Ìý
Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM  Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM
Rully Indrawan
Ìý
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
infosanitasi
Ìý
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANPEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
Vim Via
Ìý
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
University of Brawijaya
Ìý
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
Agus Aktawan
Ìý
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
National Cheng Kung University
Ìý
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
Ìý
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
Dadang Solihin
Ìý
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
Siti Sahati
Ìý
Pilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
Pilihan Sistem dan Teknologi SanitasiPilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
Pilihan Sistem dan Teknologi Sanitasi
infosanitasi
Ìý
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dadang Solihin
Ìý
Kartu inventaris ruangan
Kartu inventaris ruanganKartu inventaris ruangan
Kartu inventaris ruangan
Auly Ain
Ìý
Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)
khoiril anwar
Ìý

Similar to Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan (20)

EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industriEI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
aruday85
Ìý
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
Imm Ida
Ìý
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance? Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Indra Yudhistira
Ìý
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
firdaus78
Ìý
Definisi prokasih
Definisi prokasihDefinisi prokasih
Definisi prokasih
Fitri Kurniawati
Ìý
makalah-produksi-bersih-docx
makalah-produksi-bersih-docxmakalah-produksi-bersih-docx
makalah-produksi-bersih-docx
FerryFerdian16
Ìý
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Doris Agusnita
Ìý
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
mafle kh
Ìý
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
IgaraTriregina2
Ìý
MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1
Afif Yoshioka
Ìý
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in IndonesiaGreen Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Dicky Edwin Hindarto
Ìý
Kebijakan pencemaran-udara
Kebijakan pencemaran-udaraKebijakan pencemaran-udara
Kebijakan pencemaran-udara
otnawrup
Ìý
produksi bersih.pptx
produksi bersih.pptxproduksi bersih.pptx
produksi bersih.pptx
PutriSyafety1
Ìý
SML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptxSML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptx
RistiWahyuni1
Ìý
Environment Continuous Quality Improvement
Environment Continuous Quality ImprovementEnvironment Continuous Quality Improvement
Environment Continuous Quality Improvement
VierdaLya
Ìý
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
IlhamFajar14
Ìý
Green Management
Green ManagementGreen Management
Green Management
Owen Vinson
Ìý
7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan
Agus Candra
Ìý
EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industriEI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
EI#6 Produksi Bersih pembelajaran Ekoliogi industri
aruday85
Ìý
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
Imm Ida
Ìý
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance? Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Indra Yudhistira
Ìý
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
firdaus78
Ìý
makalah-produksi-bersih-docx
makalah-produksi-bersih-docxmakalah-produksi-bersih-docx
makalah-produksi-bersih-docx
FerryFerdian16
Ìý
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Doris Agusnita
Ìý
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
mafle kh
Ìý
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
BAHAN KULIAH MANAJEMEN LINGKUNGAN MODUL 13
IgaraTriregina2
Ìý
MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1
Afif Yoshioka
Ìý
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in IndonesiaGreen Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Dicky Edwin Hindarto
Ìý
Kebijakan pencemaran-udara
Kebijakan pencemaran-udaraKebijakan pencemaran-udara
Kebijakan pencemaran-udara
otnawrup
Ìý
produksi bersih.pptx
produksi bersih.pptxproduksi bersih.pptx
produksi bersih.pptx
PutriSyafety1
Ìý
SML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptxSML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptx
RistiWahyuni1
Ìý
Environment Continuous Quality Improvement
Environment Continuous Quality ImprovementEnvironment Continuous Quality Improvement
Environment Continuous Quality Improvement
VierdaLya
Ìý
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
IlhamFajar14
Ìý
Green Management
Green ManagementGreen Management
Green Management
Owen Vinson
Ìý
7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan
Agus Candra
Ìý

Recently uploaded (7)

Green technology pada industri margarin.pdf
Green technology pada industri margarin.pdfGreen technology pada industri margarin.pdf
Green technology pada industri margarin.pdf
iputuasween
Ìý
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptxMetode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
haerani21
Ìý
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.pptKEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
ssusera4e147
Ìý
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptxPAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
cokbagus4
Ìý
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan ManusiaEkologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
iskandarMuda45
Ìý
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdfPlastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
Ìý
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptxMetode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
haerani21
Ìý
Green technology pada industri margarin.pdf
Green technology pada industri margarin.pdfGreen technology pada industri margarin.pdf
Green technology pada industri margarin.pdf
iputuasween
Ìý
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptxMetode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi Dalam Epidemiologi.pptx
haerani21
Ìý
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.pptKEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
KEGAWATDARURATAN-UROLOGI-emergency uro.ppt
ssusera4e147
Ìý
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptxPAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
PAPARAN KALAK -BIMbingan teknis TEK JITUPASNA.pptx
cokbagus4
Ìý
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan ManusiaEkologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
Ekologi, Biodiversitas dan Hubungan dengan Manusia
iskandarMuda45
Ìý
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdfPlastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Plastik Sampah Pantauan Februari 2025.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
Ìý
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptxMetode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
Metode-Standarisasi dalam epidemiologi.pptx
haerani21
Ìý

Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan

  • 1. PELAKSANAAN KONSEP STRATEGI DAN TEKNIS DALAM PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN DI INDONESIA Menurut saya pelaksanaan dari kedua konsep tersebut dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak pihak pihak yang hanya mau mengambil untung tanpa memikirkan kelanjutan dari apa yang mereka lakukan, ditambah dengan kurangnya pengawasan dari pihak pihak yang berwenang dalam melakukan kontroling kepada pihak pihak yang memanfaatkan Sumber Daya Alam di Indonesia secara langsung, jadi mereka dengan leluasa melakukan eksplorasi Sumber Daya Alam tanpa memperdulikan lagi kondisi lingkungan di sekitar. Jika ditinjau dari aspek strategi, pemerintah sebenarnya sudah mempunyai beberapa strategi yang sudah sangat bagus dalam pengelolaan lingkungan namun kembali lagi ke pelaksanaan di lapangan yang kurang memperhatikan aspek tersebut. Di bawah ini adalah suatu contoh kecil mengenai pengelolaan kualitas lingkungan di Indonesia. “Idealnya setiap kegiatan industri berusaha untuk mencegah pencemaran sebelum pencemaran itu terjadi. Oleh sebab itu strategi end-of-pipe treatment sudah tidak tepat lagi dan harus beralih pada strategi Pollution Prevention. Pengolahan limbah memerlukan biaya tambahan yang cukup besar, sehingga faktor biaya tersebut merupakan kendala bagi industri dalam melakukan pengelolaan limbah, khususnya bagi industri-industri skala kecil dan mencegah. Permasalahan inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan yang kondisinya akan semakin parah bila dibarengi dengan lemahnya penegakan hukum. Bila kita melakukan kebijakan lingkungan hanya sebatas pada pendekatan daya dukung lingkungan dan pengolahan akhir pipa, maka kondisi lingkungan kita akan semakin parah sehingga memungkinkan timbulnya bencana alam yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena pencemaran dan perusakan lingkungan saat ini telah mengancam kesehatan dan keselamatan manusia, maka masalah ini merupakan masalah global yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Setiap negara dituntut untuk melakukan minimisasi
  • 2. dan mencegah pencemaran/perusakan lingkungan. Bahkan fenomena ini menjadikan faktor lingkungan sebagai barriers to trade dalam sistem perdagangan international. Lingkungan sebagai barriers to trade dilaksanakan dengan cara menerapkan berbagai macam standar, baik itu standar international (ISO, Ekolabel) maupun persyaratan pembeli (buyer requirement). Pemberlakuan standar lingkungan pada suatu produk/jasa mengakibatkan pasar yang ketat sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri. Oleh karena itu kita harus dapat menempatkan aspek lingkungan hidup menjadi bagian integral dari suatu kegiatan industri, sehingga masalah lingkungan bukan lagi menjadi bagian terpisah dari kegiatan industri yang memerlukan biaya tambahan. Konsep end-of-pipe treatment Konsep end-of-pipe treatment menitik beratkan pada pengolahan dan pembuangan limbah. Konsep ini pada kenyataannya tidak dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan lingkungan yang ada, sehingga pencemaran dan perusakan masih terus berlangsung. Hal ini disebabkan karena dalam prakteknya pelaksanaan konsep ini menimbulkan banyak kendala. Masalah utama yang dihadapi adalah peraturan perundangan, masih rendahnya compliance atau pentaatan dan penegakan hukum, masalah pembiayaan serta masih rendahnya tingkat kesadaran. Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan end-of-pipe treatment adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan ini bersifat reaktif, yaitu bereaksi setelah limbah terbentuk. 2. Tidak efektif dalam memecahkan permasalahan lingkungan, karena pengolahan limbah cair, padat atau gas memiliki resiko pindahnya polutan dari satu media ke media lingkungan lainnya, dimana dapat menimbulkan masalah lingkungan yang sama gawatnya, atau berakhir sebagai sumber pencemar secara tidak langsung pada media yang sama.
  • 3. 3. Biaya investasi dan operasi tinggi, karena pengolahan limbah memerlukan biaya tambahan pada proses produksi, sehingga biaya persatuan produk naik. Hal ini menyebabkan para pengusaha enggan mengoperasikan peralatan pengolahan limbah yang telah dimilikinya. 4. Pendekatan pengendalian pencemaran memerlukan berbagai perangkat peraturan, selain menuntut tersedianya biaya dan sumber daya manusia yang handal dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan pemantauan, pengawasan dan penegakkan hukum. Lemahnya kontrol sosial, terbatasnya sarana dan prasarana serta kurangnya jumlah dan kemampuan tenaga pengawas menyebabkan hukum tidak bisa ditegakkan. Oleh karena banyaknya kendala yang dihadapi dalam menerapkan konsep ini sehingga konsep ini bukan cara yang efektif dalam mengelola lingkungan, maka strategi pengelolaan lingkungan telah dirubah ke arah pencegahan pencemaran yang mengurangi terbentuknya limbah dan memfasilitasi semua pihak untuk mengelola lingkungan secara hemat biaya serta memberikan keuntungan baik finansial maupun non finansial. Konsep Produksi Bersih Produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinu pada proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Produksi Bersih (cleaner production) bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan diseluruh tahapan proses produksi. Disamping itu, produksi bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi diseluruh tahapan produksi. Dengan menerapkan konsep produksi bersih, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara singkat, produksi bersih memberikan dua keuntungan, pertama meminimisasi terbentuknya limbah, sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan hidup dan kedua adalah efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
  • 4. Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi dan meminimisasi penggunaan bahan baku, air dan pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga mencegah dan atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, berlaku balk pada proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk. 3. Upaya produksi bersih ini tidak akan berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha. Selain itu pula perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan. 4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkali waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat. 5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan diri sendiri (self regulation) dari pada pengaturan secara command and control. Jadi pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan kesadaran utuk merubah sikap dan tingkah laku. Prinsip-prinsip dalam produksi bersih diaplikasikan dalam bentuk kegiatan yang dikenal sebagai 4R, meliputi: · Reuse, atau penggunaan kembali adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakukan fisika/kimia/biologi. · Reduction, atau pengurangan limbah pada sumbernya adalah teknologi yang dapat mengurangi atau mencegah timbulnya pencemaran di awal produksi misalnya substitusi bahan baku yang ber B3 dengan B9 segregasi tiada.
  • 5. · Recovery, adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energi dari suatu limbah untuk kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika/kimia/biologi. · Recycling, atau daur ulang adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai melalui perlakuan fisika/kimia/biologi. Prinsip 4R yang saat ini telah dikembangkan, aplikasikasinya akan lebih efektif apabila didahului dengan prinsip Rethink. Prinsip ini adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi. Kebijakan Produksi Bersih Dalam kaitannya dengan penerapan produksi bersih, guna mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan, pemerintah mempunyai kebijakan antara lain: 1. Mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai persepsi yang sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus yang dinyatakan dalam Komitmen Nasional dalam penerapan strategi produksi bersih di Indonesia. 2. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat manajemen lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan (ISO 14001), evaluasi kinerja lingkungan, ekolabel dan produktivitas ramah lingkungan (green productivity) di Indonesia. 3. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan untuk mengantisipasi diberlakukannya kebijaksanaan lingkungan yang bersifat global. 4. Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang lingkungan dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar Indonesia dapat melakukan negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar lingkungan seperti Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan lainya di bidang lingkungan secara internasional.
  • 6. 5. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif semua pihak dalam implementasi produksi bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang diperlukan berdasarkan prinsip kemitraan. 6. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli, melaksanakan proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi mengenai teknologi bersih melalui seminar, penyuluhan, website, pendidikan dan latihan. Upaya-upaya yang dilaksanakan pemerintah adalah dengan mengembangkan kebijaksanaan yang kondusif bagi penerapan produksi bersih disamping selalu melakukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai konsep produksi bersih, misalnya melalui jalur pendidikan dan pelatihan, melaksanakan proyek-proyek percontohan (demonstration project) serta penyebarluasan informasi melalui seminar, penyuluhan dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan produksi bersih. Partisipasi masyarakat sebagai konsumen misalnya dapat dilakukan dengan cara hanya membeli barang atau produk yang akrab lingkungan (environmentally products) disamping mendorong dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan program efisiensi, daur ulang, dll. Peranan LSM dan lembaga-lembaga penelitian di berbagai instansi dan perguruan tinggi menjadi sangat penting di dalam menyebarluaskan informasi mengenai produk akrab lingkungan. Di sisi lain partisipasi masyarakat akan mendorong dunia usaha untuk terus berinovasi dalam menghasilkan produk yang akrab lingkungan. Saat ini para pelaku usaha sudah mulai menerapkan strategi produksi bersih di dalam pengembangan bisnisnya karena dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: · Meningkatkan daya saing dan kegiatan usahanya juga dapat berkelanjutan, mengingat semakin besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan perdagangan internasional. · Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dalam setiap kegiatan proses produksi secara berkesinambungan maka perusahaan memperoleh keuntungan ekonomis dengan adanya peningkatan efektifitas dan efisiensi di segala aspek.
  • 7. · Dengan menjalankan strategi produksi bersih perusahaan dapat menurunkan biaya produksi dan biaya pengolahan limbah serta sekaligus mengurangi terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Strategi produksi bersih merupakan metode kunci untuk mengharmonisasikan kepentingan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. “