Laporan ini menyelidiki pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur pada berbagai suhu, yaitu 2属C, 27属C, 40属C, dan 70属C. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu optimum adalah 40属C, dimana tingkat pencernaan substrat oleh enzim paling tinggi. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena proses denaturasi.
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
油
Eksperimen menguji pengaruh konsentrasi enzim saliva terhadap aktivitas hidrolisis amilum. Hasil menunjukkan aktivitas saliva bertambah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, terlihat dari perubahan warna larutan menjadi lebih gelap.
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
油
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Praktikum ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi dari infus rimpang temu putih dengan metode volume udem. Tikus diberi penginduksi radang dengan karagenin lalu diukur volume udem kakinya. Hasilnya menunjukkan infus rimpang temu putih 20% memberikan hambatan udem sebesar 143,7%, lebih besar dari kontrol positif na diklofenak.
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui onset kerja strychnine pada tikus melalui berbagai jalur pemberian, yaitu oral, subkutan, dan intraperitoneal. Strychnine diberikan pada tikus dengan dosis 10 mg/kg dan diukur waktu onset konvulsi dan kematian. Hasilnya menunjukkan onset konvulsi dan kematian tercepat melalui jalur intraperitoneal, diikuti subkutan, sedangkan paling lambat melalui oral.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatikanandajpz
油
Dokumen tersebut membahas pengaruh konsentrasi enzim dan penambahan modifier terhadap aktivitas enzim yang terkandung dalam saliva. Eksperimen menunjukkan bahwa penambahan NaCl sebagai aktivator dapat mempercepat aktivitas enzim, sementara HgCl2 sebagai inhibitor dapat menghambat aktivitas enzim dengan mengubah struktur sisi aktifnya. Kadar enzim yang lebih tinggi juga meningkatkan persentase substrat yang tercerna.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Laporan ini mendeskripsikan percobaan stoikiometri menggunakan metode variasi kontinyu untuk sistem NaOH-CH3COOH dan NaOH-CuSO4. Percobaan menunjukkan titik maksimum pada larutan 15 ml NaOH dan 15 ml pereaksi lainnya, sedangkan titik minimum pada larutan yang berbeda komposisinya.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatikanandajpz
油
Dokumen tersebut membahas pengaruh konsentrasi enzim dan penambahan modifier terhadap aktivitas enzim yang terkandung dalam saliva. Eksperimen menunjukkan bahwa penambahan NaCl sebagai aktivator dapat mempercepat aktivitas enzim, sementara HgCl2 sebagai inhibitor dapat menghambat aktivitas enzim dengan mengubah struktur sisi aktifnya. Kadar enzim yang lebih tinggi juga meningkatkan persentase substrat yang tercerna.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Laporan ini mendeskripsikan percobaan stoikiometri menggunakan metode variasi kontinyu untuk sistem NaOH-CH3COOH dan NaOH-CuSO4. Percobaan menunjukkan titik maksimum pada larutan 15 ml NaOH dan 15 ml pereaksi lainnya, sedangkan titik minimum pada larutan yang berbeda komposisinya.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
油
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37属C.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
油
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37属C.
Enzim amilase bekerja pada pH optimum 6-7. Pada pH di luar kisaran tersebut, aktivitas enzim menurun akibat proses denaturasi. Uji aktivitas enzim amilase pada berbagai pH menunjukkan aktivitas tertinggi pada pH 7.
Laporan ini mengamati pengaruh perantara dan kemolaran terhadap penurunan suhu dan titik beku larutan elektrolit dan non-elektrolit. Percobaan mengukur suhu larutan garam, gula dan air murni setiap menit saat dimasukkan es. Larutan gula mengalami penurunan suhu paling cepat karena kemolarannya paling rendah, sementara air murni paling lambat. Penggunaan perantara memperlambat penurunan suhu. K
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang enzim dan pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap aktivitas enzim seperti suhu, pH, dan kadar enzim
2. Beberapa percobaan dilakukan untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor tersebut, seperti menguji aktivitas enzim amilase pada berbagai suhu dan pH
3. Dokumen juga menjelaskan kerja beberapa enzim seperti enzim
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh komposisi bahan baku dan proses produksi terhadap kualitas produk tahu. Penelitian menggunakan desain faktorial untuk menganalisis pengaruh komposisi kedelai, komposisi air, dan temperatur penggodokan terhadap tinggi, berat, tekstur, kadar protein dan kadar air tahu. Hasilnya menunjukkan kombinasi 1 kg kedelai, 9 liter air, dan 85属C temperatur member
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )DaPiDaBi
油
Laporan ini memberikan ringkasan penelitian fermentasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula terhadap laju reaksi fermentasi. Penelitian menggunakan tiga konsentrasi gula berbeda dan mengukur suhu setiap beberapa menit untuk melihat laju reaksi. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sedikit konsentrasi gula, semakin cepat laju reaksi fermentasi berlangsung.
1. Metode pengeringan digunakan untuk menentukan kadar air dalam minyak goreng. Minyak dipanaskan hingga suhu 105属C selama satu jam untuk menguapkan airnya.
2. Kadar air dalam minyak tersebut adalah 0,08% yang tergolong normal menurut standar.
3. Dokumen ini memberikan prosedur penentuan kadar air dalam minyak menggunakan metode pengeringan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang cara mengontrol pertumbuhan mikroorganisme melalui metode fisik dan kimia seperti pemanasan, radiasi, dan disinfektan.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)ChibiMochi
油
Buku Skrap Kupasan Novel Justeru Impian Di Jaring yang lengkap bersertakan contoh yang padat. Reka bentuk isi buku yang menarik mampu menarik minat untuk membaca. Susunan ayat yang teratur dapat menyenangkan ketika mahu mencari nota.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
2. PENGARUH SUHU PADAAKTIVITAS
ENZIM
Enzim adalah substansi
yang dihasilkan oleh sel-sel
hidup dan berperan sebagai
katalisator pada reaksi
kimia yang berlangsung
dalam organisme. (M.T.
Simanjuntak, 2003)
Enzim sebagai protein akan
mengalami denaturasi jika
suhunya dinaikkan.
Akibatnya daya kerja enzim
menurun. Suhu rendah
tidak merusak enzim,
namun enzim tidak dapat
bekerja. (Gaman &
Sherrington, 1994).
Semakin tinggi suhu
semakin naik pula laju
reaksi kimia baik yang
dikatalisis maupun tidak.
rusak.Pada suhu ruang,
enzim masih dapat bekerja
dengan baik walaupun tidak
optimum (Gaman &
Sherrington, 1994).
3. Alat dan Bahan
ALAT
Erlenmeyer 100ml
Beaker glass 100ml
Pipet
Tabung reaksi 6 buah
Gelas ukur 5ml dan 25ml
Tissu, serbet dan stopwatch
Baskom
Thermometer
BAHAN
Larutan Enzim (saliva yang telah
diencerkan)
Larutan HCL 0,005N
Larutan NaCl 0,9%
Larutan dapar pH 6,5
Larutan Substrat (Amylum Solani
2%)
Larutan KI-I2)
Aquadest
6. Bagan Alir Kerja
Siapkan 5 tabung reaksi bersih , beri tanda pada masing-masing tabung
Siapkan bejana erlenmeyer dan pipet volumetric
Ambil 15 ml dapar dengan pH 7 , 6 ml larutan S, dan 6 ml larutan NaCl
0,9 %
Masukkan kedalam erlenmeyer . Goyang erlenmeyer dengan gerakan
memutar agar isinya tercampur rata
Letakkan erlenmeyer pada meja praktikum (suhu 27尊 C)
Isilah masing-masing tabung dengan 10 ml HCl 0,05 N
7. Pipet 1 ml campuran larutan pada erlenmeyer dan masukkan ke tabung
reaksi 0,campur isinya
Siapkan stopwatch
Pipet 1,0 ml enzim,tambahkan ke campuran yang ada dierlenmeyer.
Jalankan stopwatch tepat enzim dimasukkan. Goyangkan erlenmeyer
Menjelang 5 menit ambillah dengan pipet 1 ml larutan yang ada di
erlenmeyer, tepat menit ke-5 masukkan cairan kedalam tabung reaksi
5,10,15dan 20
Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke masing-masing
tabung, campur merata
5 menit setelah penambahan KI-I2 , bacalah absorbance larutan yang ada
dala masing-masing tabung.
8. Data Hasil Praktikum
Berikut data hasil praktikum kelompok 4 uji pengaruh suhu terhadap reaksi
enzimatik pada ph 6,5
DATA SPEKTROFOTOMETRI SUHU 2; 27 ; 40 dan 70 C
Menit Ke- Suhu 2C Suhu 27C Suhu 40C Suhu 70C
0 0,8031 0,5380 0,4430 0,8440
5 0,6061 0,0040 0,0050 0,2870
10 1,0701 0,0220 0,0050 0,8140
15 0,3137 0,0040 -0,0010 0,8170
20 0,1219 0,0220 0,0020 0,7770
9. % Substrat yang Dicerna
Menit Ke- Suhu 2C Suhu 27C Suhu 40C Suhu 70C
0 0% 0% 0% 0%
5 24,53% 99,26% 98,87% 66,00%
10 -33,25% 95,91% 98,87% 3,55%
15 60,94% 99,26% 100,23% 3,12%
20 84,82% 95,91% 99,55% 7,94%
15. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum kali ini digunakan perilaku suhu yang berbeda-beda
yaitu suhu 2属C, 27属C, 40属C, dan 70属C. Pada suhu 0属C digunakan media es batu
untuk menjaga agar suhu tetap konstan 0属C dengan rentang 0属C-3属C. Pada suhu
27属C hanya didiamkan pada suhu ruangan.Kemudian pada suhu 40属C
perlakuannya menggunakan waterbath dengan cara dipanaskan diatasnya dengan
rentang suhu 37属C-40属C. Yang terakhir, pada suhu 70属C menggunakan hotplate
dengan cara dipanaskan diatasnya dengan rentang suhu 60属C-70属C.
Pada praktikum ini, kelompok kami menggunakan suhu 27属C. Dengan
membandingkan antara suhu 2属C, 40属C dan 70属C. Pada suhu 2属C didapatkan
hasil nilai absorbansi dari menit 0-20 mengalami kenaikan.Dari hasil kurva
yang telah kami buat dapat dilihat pada suhu 2属C enzim mengalami peningkatan
nilai substrat ditandai dengan % substrat yang tercerna dari menit 0-20.
Menurut Poedjiadi, 2006 Pada suhu yang rendah reaksi kimia berlangsung
lambat sedangkan suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disebutkan juga pada suhu 0属C terjadi enzim tidak aktif (inaktif) dan dapat aktif
kembali pada suhu normal.
16. Pada kurva suhu 40属C terjadi peningkatan nilai substrat yang
dicerna.Dari menit ke 0-20. Pada menit ke 0-10 jumlah substrat yang
tercerna mengalami kenaikan yang signifikan yaitu 0%-100,23%. Dari
hasil data dapat diperkirakan suhu 40属C merupakan suhu optimum
dengan rentang suhu 37属C-40属C karena substrat yang tercerna banyak
dengan mencapai 100%.
Pada suhu 70属C, dari kurva dapat dilihat bahwa juga terjadi
peningkatan aktivitas enzim dari % substrat yang tercerna. Suhu tinggi
akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan
mendenaturasikan enzim. Peningkatan temperatur akan meningkatkan
kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih
besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika
temperature meningkat, proses denaturasi juga berlangsung dan
menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini disebabkan adanya
rantai protein yang terlipat setelah pemutusan ikatan yang lemah
sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun.
17. KESIMPULAN
Tiap enzim memiliki suhu optimum, yaitu ketika enzim tersebut dapat
bekerja dengan baik.Semakin jauh dari suhu optimum, kerja enzim
semakin tidak baik.Suhu optimum enzim dalam tubuh adalah 37oC
40oC.
Enzim akan mengalami denaturasi pada suhu yang terlalu tinggi. Pada
suhu 70oC enzim menjadi inaktivasi Karena protein terdenaturasi atau
kerusakan struktur enzim yang menyebabkan enzim kehilangan
efektifitasnya, dan enzim dapat rusak apabila suhu dinaikkan hingga
100oC.sementara pada suhu yang terlalu rendah 0属C (<5oC enzim
mengalami inaktivasi.)