Dokumen tersebut membahas pengaruh konsentrasi enzim dan penambahan modifier terhadap aktivitas enzim yang terkandung dalam saliva. Eksperimen menunjukkan bahwa penambahan NaCl sebagai aktivator dapat mempercepat aktivitas enzim, sementara HgCl2 sebagai inhibitor dapat menghambat aktivitas enzim dengan mengubah struktur sisi aktifnya. Kadar enzim yang lebih tinggi juga meningkatkan persentase substrat yang tercerna.
Makalah ini menguji efek antiinflamasi dari Na-diklofenak dan infus rimpang temu putih dengan metode volume udem menggunakan tikus. Tikus diberi larutan karagenin untuk menginduksi inflamasi, kemudian diberi obat uji dan diukur volume udemnya. Hasilnya menunjukkan Na-diklofenak dan semua dosis infus rimpang temu putih dapat menghambat pembentukan udem dengan efektivitas
Praktikum ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi dari infus rimpang temu putih dengan metode volume udem. Tikus diberi penginduksi radang dengan karagenin lalu diukur volume udem kakinya. Hasilnya menunjukkan infus rimpang temu putih 20% memberikan hambatan udem sebesar 143,7%, lebih besar dari kontrol positif na diklofenak.
Laporan ini menyelidiki pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur pada berbagai suhu, yaitu 2属C, 27属C, 40属C, dan 70属C. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu optimum adalah 40属C, dimana tingkat pencernaan substrat oleh enzim paling tinggi. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena proses denaturasi.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
油
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Laporan praktikum ini membahas tentang isolasi kurkumin dan derivatnya dari kunyit menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Tujuannya adalah mengisolasi kurkumin serta menentukan nilai Rf dan 了 maksimal menggunakan KLT dan spektrofotometer UV-Vis. Ekstraksi dilakukan menggunakan etanol 96% sebagai pelarut.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
油
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
1. Metode pengeringan digunakan untuk menentukan kadar air dalam minyak goreng. Minyak dipanaskan hingga suhu 105属C selama satu jam untuk menguapkan airnya.
2. Kadar air dalam minyak tersebut adalah 0,08% yang tergolong normal menurut standar.
3. Dokumen ini memberikan prosedur penentuan kadar air dalam minyak menggunakan metode pengeringan.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
油
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Laporan praktikum ini membahas tentang isolasi kurkumin dan derivatnya dari kunyit menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Tujuannya adalah mengisolasi kurkumin serta menentukan nilai Rf dan 了 maksimal menggunakan KLT dan spektrofotometer UV-Vis. Ekstraksi dilakukan menggunakan etanol 96% sebagai pelarut.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
油
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
1. Metode pengeringan digunakan untuk menentukan kadar air dalam minyak goreng. Minyak dipanaskan hingga suhu 105属C selama satu jam untuk menguapkan airnya.
2. Kadar air dalam minyak tersebut adalah 0,08% yang tergolong normal menurut standar.
3. Dokumen ini memberikan prosedur penentuan kadar air dalam minyak menggunakan metode pengeringan.
1. SLE adalah penyakit otoimun sistemik yang melibatkan banyak organ dan menyebabkan gejala klinis yang beragam.
2. Pemeriksaan sel Lupus Eritematosus (sel LE) merupakan salah satu temuan penting untuk mendiagnosis SLE.
3. Ada beberapa metode untuk memeriksa sel LE, termasuk menggunakan darah defibrinated, darah heparin, dan darah yang membeku.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
油
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37属C.
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
油
Laporan ini membahas praktikum biokimia tentang enzim dan kadar glukosa darah. Terdapat empat percobaan utama yaitu hidrolisa pati oleh air liur, pengaruh suhu dan pH terhadap kerja enzim ptyalin, serta penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode O-toluidin. Hasilnya menunjukkan bahwa ptyalin dapat menghidrolisis pati menjadi maltose dan suhu optimal kerjanya adalah 37属C.
Salmonella adalah bakteri gram negatif penyebab penyakit seperti tifus dan penyakit makanan. Bakteri ini ditemukan pada tahun 1885 dan dinamai dari Daniel Salmon. Uji laboratorium seperti kultur, serologi, dan PCR digunakan untuk mendeteksi Salmonella. Prosedur semi-kuantitatif Widal test digunakan untuk mendeteksi antibodi Salmonella melalui reaksi antara antigen dan antibodi yang menghasilkan perubahan warna dan butiran agglutinasi
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemAinul Yaqin
油
Penelitian mengenai "Analisis Model Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Pendukung Keputusan dalam Lingkungan Bisnis Dinamis" menyoroti bagaimana teknologi Decision Support Systems (DSS) berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di lingkungan bisnis yang berubah cepat. Dengan memanfaatkan teknik pemodelan dan analisis, DSS dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang serta mengelola risiko secara lebih optimal. Sementara itu, "Analisis Peran Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Risiko dan Perencanaan Strategis Perusahaan" meneliti bagaimana DSS berkontribusi dalam mengelola ketidakpastian bisnis melalui pendekatan berbasis data.
Dalam ranah Business Intelligence, penelitian "Pemanfaatan Business Intelligence untuk Menganalisis Perilaku Konsumen dalam Industri E-Commerce" membahas bagaimana BI digunakan untuk memahami pola belanja konsumen, memungkinkan personalisasi layanan, serta meningkatkan retensi pelanggan. Selain itu, "Integrasi Business Intelligence dan Machine Learning dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan" mengeksplorasi sinergi antara BI dan Machine Learning dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis prediksi dan otomatisasi.
Di sektor industri manufaktur, penelitian "Peran Algoritma Genetik dalam Optimasi Pengambilan Keputusan pada Industri Manufaktur" menyoroti bagaimana Genetic Algorithm digunakan untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian "Analisis Efektivitas Artificial Neural Networks dalam Prediksi Risiko Kredit Perbankan" mengevaluasi penggunaan Artificial Neural Networks (ANN) dalam memitigasi risiko kredit melalui model prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
Dalam ranah kolaborasi organisasi dan manajemen pengetahuan, penelitian "Analisis Efektivitas Group Support Systems dalam Meningkatkan Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan Organisasi" membahas bagaimana teknologi Group Support Systems (GSS) dapat meningkatkan efektivitas kerja tim dan proses pengambilan keputusan bersama. Selain itu, "Analisis Faktor Keberhasilan Knowledge Management System dalam Organisasi Berbasis Teknologi" berfokus pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Knowledge Management Systems (KMS) dalam organisasi berbasis teknologi, termasuk peran budaya organisasi, adopsi teknologi, dan keterlibatan pengguna.
Pada bidang kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan berbasis AI, penelitian "Evaluasi Kinerja Sistem Pakar dalam Mendukung Pengambilan Keputusan di Sektor Keuangan" mengeksplorasi efektivitas sistem pakar dalam meningkatkan keakuratan keputusan finansial, sementara "Implementasi Intelligent Agents dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional pada E-Commerce" membahas bagaimana agen cerdas dapat mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mempercepat pengambilan keputusan strategis.
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
油
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)ChibiMochi
油
Buku Skrap Kupasan Novel Justeru Impian Di Jaring yang lengkap bersertakan contoh yang padat. Reka bentuk isi buku yang menarik mampu menarik minat untuk membaca. Susunan ayat yang teratur dapat menyenangkan ketika mahu mencari nota.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
3. DASAR TEORI
Enzim
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam
aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan hasil reaksinya. (Girinda 1990).
Modifier = modulator = efektor (bahan yang dapat mengubah aktivitas
enzim). Bahan tersebut terbagi menjadi 2 yaitu senyawa organik dan
senyawa anorganik.
Modifier yang dapat mempercepat kinerja enzime disebut dengan aktivator,
sedaangkan yang menghambat kinerja enzime disebut dengan inhibitor.
Apabila enzime berikatan dengan modifier, kerja enzime tersebut dapat
terhambat atau bahakan tidak berjalan sama sekali yang dikarenakan
rusaknya struktur tiga dimensi enzime yang disebut dengan denaturasi.
6. Racun dan obat-obatan termasuk contoh
inhibitor enzim. Inhibitor enzim sendiri
dibedakan dua jenis yaitu yang
menghasilkan efek inaktifasi enzim secara
irreversible dan reverrsible. Inhibitor
irreversible biasanya menyebabkan
inaktivasi, bersifat irreversible, inhibitor
sulit dilepaskan dari enzim dan modifikasi
kovalen pada struktur enzime. Inhibitor
reverrsible dapat dibedakan menjadi dua
kategori utama yaitu, inhibitor kompetitif
dan non-kompetitif.
8. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Bejana Erlenmeyer
2. Pipet Volumetric 1 ml
dan 2 ml
3. TabungReaksi
4. Stopwatch
5. Gelas beaker
1. Larutanenzim E
dibuat dari
mengencerkan 1ml
saliva dalam 10ml air
suling
2. Larutan NaCl 0,9%
3. Aquadestillata
4. Larutan dapar (buffer)
pH 7,0
5. LarutanSubstrat S
larutan amilum solani
2%
6. Larutan KI-I2
10. BAGAN ALIR
Siapkan 10 tabung reaksi bersih. Beri masing-masing tanda 0, 5, 10, 15, 20
Siapkan erlenmeyer dan pipet volumetric
Ambil 15ml dapar 6,5 + 10ml larutan S + 5ml Aqua destilata + NaCl 0,9% 6ml dan 3
tetes HgCl2, Goyang erlenmeyer agar isi tercampur rata
Isi masing-masing 5 tabung reaksi dengan 10ml HCl 0,05 N
Pipet 1ml larutan dalam erlenmeyer Masukkan ke dalam tabung reaksi bertanda 0
11.
Pipet 1ml enzim E + dalam Erlenmeyer.Goyang erlenmeyer agar isi tercampur rata
Ambil 1ml larutan dalam labu erlenmeyer Masukkan dalam tabung reaksi tanda 5 tepat
pada menit ke-5
Lakukan kembali prosedur untuk menit ke 10, 15, 20
Tambahkan 1ml larutan KI-I2
Campur merata dengan membalik-balikkan tabung
12.
Diamkan kira-kira 5 menit
Baca nilai absorbance masing-masing tabung dengan spektofotometer
Dari hasil, dihitung persen subsrat yang tercerna dan buat kurva progress curve.
13. HASIL PENGAMATAN
Kelompok 1 (3A1)
No Bahan Menit ke- Absorbance Presentase
1 Buffer 15 ml 0 0,5227 0%
2 Nacl 0,09% 3 ml 5 0,0624 88,06%
3 Aquadest 5 ml 10 0,0774 85,19%
4 Substrat 3 ml 15 0,0488 90,66%
5 Enzim 1 ml 20 0,0710 86,42%
14. Kelompok 2 (3A2)
No Bahan Menit ke- Absorbance Presentase
1 Buffer 15 ml 0 0,523 0%
2 Aquadest 8 ml 5 0,427 18,36%
3 Substrat 3 ml 10 0,499 4,59%
4 Enzim 1 ml 15 0,395 24,47%
5 20 0,262 49,90%
15. Kelompok 3 (3B2)
No Bahan Menit ke- Absorbance Presentase
1 Buffer 15 ml 0 0,463 0%
2 Aquadest 7 ml 5 0,094 7,34%
3 Substrat 3 ml 10 0,429 79,70%
4 Enzim 2 ml 15 0,108 76,67%
5 20 0,062 86,61%
16. Kelompok 4 (3C2)
No Bahan Menit ke- Absorbance Presentase
1 Buffer 15 ml 0 0,600 0 %
2 Nacl 0,09% 3 ml 5 0,823 -33,17 %
3 Aquadest 5 ml 10 0,899 -49,83 %
4 HgCl23 tetes 15 1,117 -86,17 %
5 Substrat 3 ml 20 1,141 -90,17 %
6 Enzim 1 ml
17. Presentase substrat yang dicerna
pada menit t = 100% - x 100%
Menit ke-0
= 100% - x 100% = 0%
Menit ke-5
= 100% - x 100% = 88,06%
Menit ke-10
= 100% - x 100% = 85,19%
Menit ke-15
100% - x 100% = 90,66%
Menit ke-20
100% - x 100% = 86,42%
0%
88.06%
85.19%
90.66%
86.42%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0' 5' 10' 15' 20'
Jumlahsubstratyangdicerna(%)
Menit ke-
Progress Curve (3A1)
Presentase
18. Kelompok 2 (3C2)
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
100% - x 100%
Menit ke-0
= 100% - x 100% = 0%
Menit ke-5
= 100% - x 100% = -37,17%
Menit ke-10
= 100% - x 100% = -49,83%
Menit ke-15
100% - x 100% = 86,17%
Menit ke-20
100% - x 100% = -90,17%
0%
-37.17% -49.83%
-86.17%
90.17%
-100%
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0' 5' 10' 15' 20'
Jumlahsubstratyangdicerna(%)
Menit ke-
Progress Curve (3C2)
Presebtase
19. Kelompok 3 (3A2)
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
100% - x 100%
Menit ke-0
= 100% - x 100% = 0%
Menit ke-5
= 100% - x 100% =18,36%
Menit ke-10
= 100% - x 100% = 4,59%
Menit ke-15
100% - x 100% =24,47%
Menit ke-20
100% - x 100% = 49,90%
0%
18.36%
4.59%
24.47%
49.90%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
0' 5' 10' 15' 20'
Jumlahsubstratyangdicerna(%) Menit ke-
Progress Curve (3A2)
Presentase
20. Kelompok 4 (3B2)
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
100% - x 100%
Menit ke-0
= 100% - x 100% = 0%
Menit ke-5
= 100% - x 100% = 7,34%
Menit ke-10
= 100% - x 100% = 79,70%
Menit ke-15
100% - x 100% = 76,67%
Menit ke-20
100% - x 100% = 86,61%
0%
7.34%
79.70%
76.67%
86.61%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0' 5' 10' 15' 20'
Jumlahsubstratyangdicerna(%)
Menit ke-
Progress Curve (3B2)
Presentase
21. 0' 5' 10' 15' 20'
Series 4 0% 18.96% 4.59% 24.48% 49.90%
Series 3 0% -37.17% -49.83% -86.17% -90.17%
Series 2 0% 88.06% 85.19% 90.66% 86.72%
Presentase 0% 7.34% 79.70% 76.67% 86.61%
0%
7.34%
79.70%
76.67%
86.61%
0%
88.06%
85.19%
90.66%
86.72%
0%
-37.17%
-49.83%
-86.17%
-90.17%
0%
18.96%
4.59%
24.48%
49.90%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
200%
Jumlahsubstratyangdicerna(%)
Menit ke-
Progress Curve semua kelompok
Series 4
Series 3
Series 2
Presentase
22. PEMBAHASAN
Menurut Girinda,1990, modifier
adalah senyawa lain yang dapat
meningkatkan atau malah dapat
menurunkan kinerja dari enzim.
Modifier yang dapat mempercepat
kinerja enzim disebut dengan
aktivator, sedaangkan yang
menghambat kinerja enzime
disebut dengan inhibitor. Apabila
enzime berikatan dengan modifier,
kerja enzime tersebut dapat
terhambat atau bahakan tidak
berjalan sama sekali yang
dikarenakan rusaknya struktur tiga
dimensi enzime yang disebut
dengan denaturasi.
Hasil praktikum kelompok 1
(3A1) dengan mencampurkan
reagensia 15 ml dapar, 3 ml
substrat, 3 ml Nacl , enzim 1 ml
dan aquades 5 ml. Percobaan ini
menunjukkan presentase
88,06% , 85,19%,
90,66%,86,42% berturut-turut
sejak menit 5,10,15,dan 20.
Presentase cukup tinggi,
walupun tidak stabil tapi pada
grafik menunjukkan kenaikan
dari menit ke 10 ke menit ke 15.
Kenaikan ini menunjukkan
bahwa reaksi enzimatik bekerja
dengan baik, ini disebabkan oleh
adanya Nacl yang berfungsi
sebagai aktivator yang
membantu mempercepat kinerja
enzim.
Pada pratikum kelompok 2
(3C2) mencampurkan 15 ml
dapar, 3 ml substrat, 3 ml Nacl ,
enzim 1 ml , 3 tetes Hgcl2dan
aquades 5 ml, beda dari formula
3A1 yaitu pada formula 3c2 ini
ditambahkan logam berat
(Hgcl2) yang berfungsi sebagai
inhibitor non kompetitif
irreversibel, sehingga presentase
yang ditunjukkan -37,17%, -
49,83%,-86,17%,-90,17% hasil
yang didapatkan minus semua,
sebab inhibitor ini akan
menempati sisi lain dari enzim
selanjutnya sisi aktif enzim akan
berubah bentuk , dengan begitu
substrat yang ada tidak dapat
berikatan dengan enzim
walaupun walaupun telah
ditambahkan aktivator (Nacl).
23. Pada kelompok 3 (3A2)
mencampurkan 15 ml dapar, 3 ml
substrat, enzim 1 ml dan 8ml
aquadest. Jumlah substrat yang
dicerna relatif sedikit yaitu kurang
dari 50% , karena tidak ada
aktivator maupun inhibitor ,
pengenceran enzim relatif banyak.
Menurut teori, pengenceran enzim
yang besar dapat berpengaruh pada
kinerja enzim, karena dengan
pengenceran yang lumayan besar
dapat menurunkan mkinerja enzim
Pada percobaan kelompok 4 (3B2)
15 ml dapar, 3 ml substrat, 3 ml
Nacl , enzim 2 ml dan aquades 7 ml.
Presentase yang didapatkan bisa
sampai 86,61%. Jumlah substrat
dan enzimnya dapat dibandingkan
dengan kelompok 3 yang dimana
jumlah substrat sama 3 ml, namun
berbeda pemberian pada jumlah
enzim. Kelompok 4 memiliki kadar
enzim lebih besar dibanding
kelompok 3 . Sehingga presentase
yang dihasilkan lebih besar pula,
maka dapat diketahui bahwa kadar
atau jumlah enzim mempengaruhi
kecepatan reaksi enzimatik
24. KESIMPULAN Aktivator dapat mempercepat kinerja enzim. NaCl
merupakan activator berupa senyawa anorganik
yang berikatan secara kovalen dengan enzim
sehingga dapat membantu kinerja enzim
Inhibitor (HgCl2) dapat menghambat altivitas enzim
dengan cara menyerang sisi aktif enzim sehingga
enzim tidak dapat berikatan dengan substratnya.
Semakin tinggi konsentrasi dari enzim maka
kecepatan reaksi makin cepat pula, semua ini
terjadi karena banyaknya enzim yang telah
memecah substrst menajadi suatu produk.