Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
1. Sistem penambangan meliputi empat metode yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah, tambang bawah air, dan tambang di tempat. Tambang bawah tanah dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral dan dibedakan menjadi tiga metode yaitu tanpa penyanggaan, dengan penyanggaan, dan ambrukan.
Dokumen tersebut membahas tentang ventilasi tambang, termasuk fungsi, prinsip, dan lingkup bahasan ventilasi tambang. Fungsi ventilasi tambang antara lain menyediakan udara segar, mengeluarkan gas-gas berbahaya, menyingkirkan debu, dan mengatur suhu serta kelembaban udara tambang. Prinsipnya meliputi aliran udara dari tempat rendah ke tinggi, lewat jalur dengan tahanan lebih kecil, dan mengikuti h
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai latar belakang dan pengalaman kerja seseorang bernama Rochsyid Anggara di berbagai perusahaan pertambangan selama lebih dari 10 tahun. Dokumen selanjutnya memberikan penjelasan konsep dasar ventilasi tambang, tujuan, prinsip kerja, jenis-jenis ventilasi, gas-gas pengotor udara tambang, peralatan ventilasi, dan peta ventilasi tambang.
Metode penambangan room and pillar melibatkan penggalian ruangan batubara (room) dengan meninggalkan tiang batubara (pillar) sebagai penyangga. Metode ini hanya mengambil 30-40% batubara total dan meninggalkan banyak batubara di tiang penyangga. Setelah selesai penambangan, tiang penyangga dikikis sedikit untuk meningkatkan produksi melalui proses retreat mining.
Dokumen tersebut membahas metode penambangan bawah tanah dengan sistem cut and fill. Metode ini bekerja dengan cara memotong batuan untuk membuat ruang tambang (stope) dan mengisi kembali ruang yang telah diekstraksi dengan bahan penyangga seperti tailing. Dokumen juga menjelaskan prinsip kerja, syarat, cara kerja, kelebihan, kekurangan, serta alat-alat yang digunakan dalam metode penambangan ini.
Tahapan eksplorasi bahan galian terdiri dari beberapa tahap, mulai dari persiapan, pemetaan geologi, penyelidikan geokimia dan geofisika, pembuatan parit uji dan sumur uji, pemetaan topografi, hingga penyelidikan lebih lanjut seperti geoteknik dan lingkungan. Eksplorasi bertujuan mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar, dan cadangan endapan mineral untuk analisis kelayakan
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
油
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang terkait dengan pengolahan bahan galian secara fisik dan mekanik, meliputi proses-proses seperti screening, classifying, jigging, dense medium separation, serta alat-alat seperti crusher dan grinding mill.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis disposal area yang umum digunakan dalam pertambangan terbuka, yaitu Finger Disposal, Semi Induced Disposal, dan Induced Flow Disposal. Setiap jenis memiliki karakteristik tertentu dalam hal kemiringan lereng, ketinggian, dan penggunaan alat berat seperti dozer. Dokumen juga menjelaskan pentingnya penggunaan material sipil untuk memperkuat lahan disposal area dan mencegah terjadinya longsor.
Metode sampling pada jenis jenis endapankusyanto Anto
油
Metode sampling pada berbagai jenis endapan meliputi grab sampling, bulk sampling, chip sampling, dan channel sampling. Chip dan channel sampling melibatkan pengambilan conto secara teratur dari permukaan yang memperlihatkan mineralisasi, sedangkan grab dan bulk sampling lebih acak. Faktor seperti pola endapan, tahap proyek, dan lokasi pengambilan conto mempengaruhi metode yang tepat.
Dokumen tersebut membahas sistem penambangan yang terdiri dari tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air. Tambang terbuka meliputi open pit mining, quarry, dan stripping. Tambang bawah tanah dibedakan berdasarkan metode penyanggaannya seperti longwall dan room and pillar untuk batubara, serta berbagai metode untuk bijih logam. Tambang bawah air meliputi berbagai metode untuk air dangkal dan laut dalam. Dokumen ini juga
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
油
Eksplorasi air tanah meliputi investigasi permukaan dan bawah permukaan untuk menemukan sumber air tanah melalui metode seperti survei geologi, geofisika, pemboran, dan pengujian sumur. Hasilnya digunakan untuk merancang konstruksi sumur produksi dengan menentukan lokasi saringan dan ukuran gravel pack.
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
油
Dokumen tersebut membahas mengenai peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah, dimulai dari metode tambang bawah tanah, faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, aktivitas penambangan seperti peledakan, pemuatan, pengangkutan, sistem pengangkutan, serta peralatan bor yang digunakan.
Pola peledakan menunjukkan urutan ledakan dari lubang-lubang peledakan untuk meminimalkan getaran, overbreak, dan fragmentasi batuan yang tidak diinginkan serta memperbaiki ukuran fragmentasi. Beberapa pola yang sering digunakan adalah Corner Cut untuk tiga bidang bebas, V-Cut untuk dua bidang bebas, dan Box Cut untuk satu bidang bebas.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem penyaliran tambang, termasuk pengendalian sumber air tambang, perencanaan saluran terbuka, kolam penampung, dan kolam pengendap lumpur. Tujuan penyaliran adalah menjaga lokasi kerja kering untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan pertambangan yang berkelanjutan dengan visi terwujudnya pembangunan sumber daya mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik kegiatan pertambangan, dampaknya terhadap lingkungan, upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan, serta pentingnya pertambangan bagi pembangunan
Dokumen tersebut membahas metode penambangan bawah tanah dengan sistem cut and fill. Metode ini bekerja dengan cara memotong batuan untuk membuat ruang tambang (stope) dan mengisi kembali ruang yang telah diekstraksi dengan bahan penyangga seperti tailing. Dokumen juga menjelaskan prinsip kerja, syarat, cara kerja, kelebihan, kekurangan, serta alat-alat yang digunakan dalam metode penambangan ini.
Tahapan eksplorasi bahan galian terdiri dari beberapa tahap, mulai dari persiapan, pemetaan geologi, penyelidikan geokimia dan geofisika, pembuatan parit uji dan sumur uji, pemetaan topografi, hingga penyelidikan lebih lanjut seperti geoteknik dan lingkungan. Eksplorasi bertujuan mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar, dan cadangan endapan mineral untuk analisis kelayakan
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
油
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang terkait dengan pengolahan bahan galian secara fisik dan mekanik, meliputi proses-proses seperti screening, classifying, jigging, dense medium separation, serta alat-alat seperti crusher dan grinding mill.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis disposal area yang umum digunakan dalam pertambangan terbuka, yaitu Finger Disposal, Semi Induced Disposal, dan Induced Flow Disposal. Setiap jenis memiliki karakteristik tertentu dalam hal kemiringan lereng, ketinggian, dan penggunaan alat berat seperti dozer. Dokumen juga menjelaskan pentingnya penggunaan material sipil untuk memperkuat lahan disposal area dan mencegah terjadinya longsor.
Metode sampling pada jenis jenis endapankusyanto Anto
油
Metode sampling pada berbagai jenis endapan meliputi grab sampling, bulk sampling, chip sampling, dan channel sampling. Chip dan channel sampling melibatkan pengambilan conto secara teratur dari permukaan yang memperlihatkan mineralisasi, sedangkan grab dan bulk sampling lebih acak. Faktor seperti pola endapan, tahap proyek, dan lokasi pengambilan conto mempengaruhi metode yang tepat.
Dokumen tersebut membahas sistem penambangan yang terdiri dari tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air. Tambang terbuka meliputi open pit mining, quarry, dan stripping. Tambang bawah tanah dibedakan berdasarkan metode penyanggaannya seperti longwall dan room and pillar untuk batubara, serta berbagai metode untuk bijih logam. Tambang bawah air meliputi berbagai metode untuk air dangkal dan laut dalam. Dokumen ini juga
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
油
Eksplorasi air tanah meliputi investigasi permukaan dan bawah permukaan untuk menemukan sumber air tanah melalui metode seperti survei geologi, geofisika, pemboran, dan pengujian sumur. Hasilnya digunakan untuk merancang konstruksi sumur produksi dengan menentukan lokasi saringan dan ukuran gravel pack.
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
油
Dokumen tersebut membahas mengenai peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah, dimulai dari metode tambang bawah tanah, faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, aktivitas penambangan seperti peledakan, pemuatan, pengangkutan, sistem pengangkutan, serta peralatan bor yang digunakan.
Pola peledakan menunjukkan urutan ledakan dari lubang-lubang peledakan untuk meminimalkan getaran, overbreak, dan fragmentasi batuan yang tidak diinginkan serta memperbaiki ukuran fragmentasi. Beberapa pola yang sering digunakan adalah Corner Cut untuk tiga bidang bebas, V-Cut untuk dua bidang bebas, dan Box Cut untuk satu bidang bebas.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem penyaliran tambang, termasuk pengendalian sumber air tambang, perencanaan saluran terbuka, kolam penampung, dan kolam pengendap lumpur. Tujuan penyaliran adalah menjaga lokasi kerja kering untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan pertambangan yang berkelanjutan dengan visi terwujudnya pembangunan sumber daya mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik kegiatan pertambangan, dampaknya terhadap lingkungan, upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan, serta pentingnya pertambangan bagi pembangunan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara mulai dari tahap administrasi, penilaian lapangan, aspek-aspek yang dinilai seperti pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, reklamasi dan revegetasi, hingga program-program pengembangan dan penelitian lingkungan."
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
油
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
1. Dokumen tersebut menjelaskan metode Snyder dan Alexeyev dalam menentukan debit maksimum dengan menggunakan konsep hidrograf satuan sintetik.
2. Metode Snyder memodelkan unsur-unsur hidrograf satuan berdasarkan karakteristik daerah pengaliran, seperti luasnya, panjang sungai, dan kemiringan.
3. Metode Alexeyev menggambarkan hubungan antara debit dan waktu dalam bentuk fungsi eksponensial berdasark
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan banjir dan metode penghitungan debit banjir rencana. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian banjir rencana, notasi yang digunakan, fungsi dan tujuan perencanaan banjir, metode penghitungan debit banjir rencana seperti metode rasional dan hidrograf, serta contoh perhitungan menggunakan metode tersebut.
Kuliah Debit Banjir (flood discharge) umumnya membahas konsep-konsep dan metode untuk menghitung dan menganalisis debit maksimum yang dapat terjadi selama periode banjir. Topik ini sering kali menjadi bagian dari mata kuliah Rekayasa Hidrologi atau Pengelolaan Sumber Daya Air dalam bidang teknik sipil dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Hidrologi yang meliputi pertemuan 6 sampai 10. Pertemuan 6 membahas tentang Hidrometri, pertemuan 7 tentang Statistik dan Probabilitas dalam Hidrologi, pertemuan 8 tentang Perhitungan Variabel Rencana Hidrologi, pertemuan 9 tentang Hidrograf, dan pertemuan 10 tentang Quiz. Dokumen ini juga membahas tentang teknik pengukuran variabel hidrologi seperti debit, kece
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran debit aliran sungai menggunakan metode apung dan alat ukur current meter. Pengukuran dilakukan di Sungai Batang Lubuh untuk menentukan debit dan kecepatan aliran, serta menganalisis faktor-faktor penyebab erosi. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan debit yang dihasilkan oleh dua metode tersebut.
1. Dokumen membahas tentang aliran permukaan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengukuran debit sungai.
2. Aliran permukaan terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.
3. Sungai diklasifikasikan berdasarkan pola aliran, kestabilan air, arah jurus batuan, dan struktur geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan jaringan pipa penyaluran air buangan, mulai dari parameter-parameter yang mempengaruhi perhitungan debit air buangan, persamaan untuk menghitung debit rata-rata, puncak, dan desain, serta syarat-syarat pengaliran air buangan seperti kecepatan aliran minimum dan maksimum.
Modul ini membahas berbagai metode perhitungan debit banjir rencana, termasuk metode empiris, statistik, unit hidrograf, rasional, Werduwen, Hasper, dan Monobe. Metode unit hidrograf dijelaskan dengan mendefinisikan konsep hidrograf satuan yang menggambarkan respon aliran dari hujan tunggal merata di seluruh DAS. Contoh soal dan penyelesaian juga diberikan untuk memahami penerapan metode-metode tersebut.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Tinggi air untuk operasi waduk dan volume waduk berdasarkan data topografi dan hidrologi.
2. Tinggi jagaan yang meliputi tinggi gelombang akibat angin dan banjir.
3. Metode perhitungan volume waduk, tinggi operasi, dan tinggi jagaan berdasarkan rumus dan data terkait.
1. Dokumen membahas tentang saluran terbuka dan sifat-sifatnya, termasuk jenis saluran, geometri saluran, distribusi kecepatan aliran, rumus Chezy-Manning, dan pengukuran debit saluran terbuka.
2. Ada dua jenis saluran yaitu alami dan buatan, saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami tidak.
3. Kecepatan aliran bervariasi di sepanjang kedalaman dan maksimum antara 0,75-
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
油
1. Teknik eksplorasi merupakan tahap awal kegiatan pertambangan yang meliputi pemetaan geologi, tracing float, pembuatan paritan dan sumur uji, serta pemboran untuk mengumpulkan informasi mengenai keterdapatan, penyebaran, dan karakteristik endapan mineral.
Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung yang umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya. Terowongan digunakan untuk lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki, serta mengalirkan air, saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan kabel telekomunikasi. Pembuatan terowongan melibatkan penyelidikan geoteknik, perencanaan, dan metode konstruksi seperti pengg
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALheny novi
油
1. Mineral bijih dibentuk oleh proses ubahan batuan dan transportasi kimia serta mekanik material bumi. Proses ini mencakup pelapukan, transportasi, dan pengendapan yang menghasilkan konsentrasi mineral.
1. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cair, gas, padat) pada, dalam, dan di atas
permukaan tanah. Termasuk proses terjadinya, penyebaran, danperilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, dan
reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungan dengan makhluk hidup. Tujuannya untuk menganalisis
karakteristik curah hujan di daerah penyelidikan.
1. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang
Curah Hujan
Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan uap air di atmosfir yang terkondensasi dan
jatuh dalam bentuk tetesan air. Sistem penyaliran tambang dewasa ini lebih ditujukan pada penanganan air
permukaan, ini karena air yang masuk ke dalam lokasi tambang sebagian besar adalah air hujan. Air tambang akan
ditampung dalam sumuran (sump), selanjutnya dikeluarkan dengan pompa melalui jalur pemipaan ke kolam
pengendapan (settling pond). Air limpasannya (overflow)akan dibuang atau dialirkan ke luar lokasi tambang atau ke
sungai terdekat dan Lumpur endapannya (underflow) dibersihkan secara berkala.
Tabel Derajat dan Intensitas Hujan
Tabel Keadaan dan Intensitas Curah Hujan
Periode Ulang Hujan
Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan tinggi intensitas yang sama atau lebih besar
kemungkinan dapat terjadi lagi. Penentuan periode ulang hujan untuk perencanaan sarana penyaliran daerah
tambang dapat dilakukan dengan berdasarkan pada harga acuan periode ulang hujan (lihat Tabel). Salah satu
pertimbangan penentuan periode ulang hujan tersebut adalah resiko yang dapat ditimbulkan bila curah hujan
melebihi curah hujan rencana
Tabel Periode Ulang Hujan Rencana
2. Metode Analisis Intensitas Curah Hujan Rencana
Intensitas Curah Hujan adalah jumlah curah hujan dalam jangka waktu tertentu, dan dinyatakan dalam mm
persatuan waktu. Intensitas curah hujan dapat digunakan untuk menghitung debit air limpasan. Besarnya intensitas
curah hujan dapat ditentukan secara langsung jika ada rekaman durasi hujan setiap harinya yang diukur dengan alat
penakar hujan otomatis.
Rumus yang dapat digunakan untukmengolah data curah hujan harian kedalam satuan jam adalah dengan Rumus
Mononobe:
I =
3
2
24 24
.
24
t
R
Dimana :
R24 = Intensitas curah hujan dalam satu hari (mm/hari)
t = Durasi hujan (jam)
I = Intensitas curah hujan perjam (mm/jam)
Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
Catchment area atau daerah tangkapan hujan ditentukan berdasarkan kondisi topografi daerah yang akan diteliti.
Daerah tangkapan hujan ini biasanya dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang diperkirakan akan
mengumpulkan air hujan. Luas daerah tangkapan hujan diukur pada peta kontur, yaitu dengan menarik hubungan
dari titik-titik yang tertinggi di sekeliling tambang dan membentuk poligon tertutup, dengan melihat kemungkinan
arah mengalirnya air, maka luas dihitung berdasarkan batas poligon tersebut .
Koefisien Limpasan (C)
Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan besarnya limpasan permukaan, dengan
intensitas curah hujan yang terjadi pada tiap-tiap daerah tangkapan hujan. Koefisien limpasan tiap-tiap daerah
berbeda.
Tabe . Nilai Koefisien Limpasan
Debit Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut.
Aliran itu terjadi karena curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang disebabkan
karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta
vegetasi.
3. Penentuan debit air limpasan maksimum ditentukan dengan menggunakan Metode Rasional. Rumus metode rasional
adalah sebagai berikut :
Q = 0,278 x C x I x A
Dengan :
Q = Debit air limpasan, (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam), untuk rancangan paritan durasi hujan yang dipakai dalam Persamaan
Mononobe
A = Luas daerah tangkapan hujan, (km2)
Paritan
Dalam merancang bentuk saluran penyaliran, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain, dapat mengalirkan
debit air yang direncanakan dan mudah dalam penggalian saluran serta tidak lepas dari penyesuaian dengan bentuk
topografi dan jenis tanah. Bentuk dan dimensi saluran juga harus memperhitungkan efektifitas dan ekonomisnya.
Dalam sistem penyaliran itu sendiri terdapat beberapa bentuk penampang penyaliran yang dapat digunakan. Bentuk
penampang penyaliran diantaranya bentuk segi empat, bentuk segi tiga dan bentuk trapesium. (Gambar 2.2)
Gambar Bentuk Penampang
Bentuk penampang saluran yang paling sering digunakan dan umum dipakai adalah bentuk trapesium, sebab mudah
dalam pembuatannya, murah efisien dan mudah dalam perawatannya, serta stabilitas kemiringan dindingnya dapat
disesuaikan menurut keadaan daerah. Penampang saluran bentuk trapesium dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar Penampang Paritan Trapesium
Sedangkan kemiringan dasar saluran, ditentukan dengan pertimbangan bahwa, suatu aliran dapat memgalir secara
alamiah tanpa terjadi pengendapan lumpur pada dasar saluran, dimana menurut Pfleider (1968) kemiringan antara
0,25 0,5 % sudah cukup untuk mencegah adanya pengendapan lumpur berupa adanya pengendalian. Dalamhal ini
maka harga S = (0,25 %) yang merupakan kemiringan dasar pit pada lokasi penambangan. Perhitungan kapasitas
pengaliran suatu saluran dapat dihitung menggunakan rumus Manning, yaitu :
4. Q = 2
1
3
2
..
1
. SR
n
A
Dimana:
Q = Debit limpasan, m続/det
A = Luas penampang basah, m族
n = Koefisien kekasaran manning
R = Jari-jari hidrolis, m
S = Kemiringan dasar saluran
Tabel Kemiringan Dinding pada Berbagai Jenis Bahan
Tabel Koefisien Kekerasan Dinding Paritan
Sumuran
Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas (debit) air limpasan, kapasitas pompa, volume, waktu
pemompaan, kondisi lapangan seperti kondisi penggalian terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara
serta jenis tanah atau batuan di bukaan tambang. Volume sumuran ditentukan dengan menggabungkan grafik
intensitas hujan yang dihitung dengan teori Mononobe, dan grafik debit pemompaan versus waktu.
Gambar Grafik Penentuan Volume Sumuran
5. Pompa Julang (Head)
Dalam pemompaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada
kondisi tertentu. Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total pompa
untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani
oleh pompa tersebut, sehingga julang total pompa dapat dituliskan sebagai berikut:
件
э
g
v
hhhH fps
2
2
Keterangan :
H = Head total pompa (m).
hs = Head statis pompa (m).
hp = Beda head tekanan pada kedua permukaan air (m).
hf = Head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan pipa (m), meliputi head gesekan pipa, serta
head belokan dan lain-lain.
g
v
2
2
= Head kecepatan (m).
Perhitungan berbagai julang pada pemompaan :
a) Head statis (hs)
12 hhhs
Keterangan :
h1 = Elevasi sisi isap (m)
h2 = Elevasi sisi keluar (m)
b) Head tekanan (hp)
12 hphphs
Keterangan :
hp1 = Head tekanan pada sisi isap
hp2 = Head tekanan pada sisi keluaran
c) Head gesekan (hf1)
件
э
Dg
Lv
fhf
2
2
1
Keterangan :
f = Koefisien gesek (tanpa satuan)
v = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/detik2)
Angka koefisien gesekan f dicari dengan menggunakan persamaan:
k
D
f
7,3
log2
1
Keterangan :
k = Koefisien kekasaran pipa
D = Diameter dalam pipa
6. Tabel Koefisien Kekerasan Jenis Pipa
Gambar Grafik Penentuan Friction Loss pada Pipa Jenis Layflat
d) Head belokan (hf2)
件
э
g
v
khf
2
2
2
Keterangan :
K = Koefisien kerugian pada belokan
5,05,3
902
847,1131,0
x
R
D
k
Keterangan :
v = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/detik2)
R = Jari-jari lengkung belokan (m)
慮 = Sudut belokan pipa
2
1
tan
D
R
7. e) Head
katup isap (hf3)
件
э
g
v
fhf
2
2
3
Keterangan :
f = Koefisien kerugian pada katup isap
v = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/detik2)
Tabel Koefisien Kerugian pada Berbagai Katup Isap
Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur-lumpur, atau material padatan yang bercampur dengan
air limpasan yang disebabkan adanya aktivitas penambangan maupun karena erosi. Disamping tempat
pengendapan, kolam pengendapan juga dapat berfungsi sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan
dialirkan keluar kolam pengendapan, baik itu kandungan materialnya, tingkat keasaman ataupun kandungan material
lain yang dapat membahayakan lingkungan.
Ukuran Kolam Pengendapan
Luas kolam pengendapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
A = Q total/v
Keterangan :
A = Luas kolam pengendapan (m2)
Q total =Debit air yang masuk kolam pengendapan (m3/detik)
v = Kecepatan pengendapan (m/detik)
Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Stokes dan hukum Newton. Hukum
Stokes berlaku bila padatanya kurang dari 40%, sedangkan bila lebih persen patan lebih dari 40% berlaku hukum
Newton
Hukum Stokes :
V
駕
18
2
apDg
Keterangan :
V = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
p = Berat jenis partikel padatan
a = Berat jenis air (kg/m3)
= Kekentalan dinamik air (kg/mdetik)
D = Diameter partikel padatan (m)
8. Hukum Newton
V
5,0
3
4
axFgx
apxxDgx
駕
Keterangan :
V = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
p = Berat jenis partikel padatan
a = Berat jenis air (kg/m3)
D = Diameter partikel padatan (m)
Fg = Nilai koefisien tahanan
Perhitungan Prosentase Pengendapan
Perhitungan prosentase pengendapan ini bertujuan untuk mengetahui kolam pengendapan yang akan dibuat dapat
berfungsi untuk mengendapkan partikel padatan yang terkandung dalam air limpasan tambang. Untuk perhitungan,
diperlukan data-data antara lain persen (%) padatan dan persen (%) air yang terkandung dalamlumpur.
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap dengan kecepatan (V) sejauh (h) adalah :
Tv = h/V
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam pengendapan dengan kecepatan (Vh) adalah :
Vh =
A
Qtotal
Th = P/Vh
Dalam proses pengendapan ini partikel mampu mengendap dengan baik jika (tv) tidak lebih besar dari (th).
th
Persentase pengendapan = x 100 %
(th + tv)
Keterangan :
V = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
Vh = Kecepatan mendatar partikel (m/detik)
h = Kedalaman saluran masuk dan keluar kolam pengendapan (m)
L = Lebar kolam pengendapan (m)
P = Panjang kolam pengendapan (m)