Kelima model pendekatan sistem dalam pengembangan instruksional membahas proses identifikasi masalah, pengembangan sistem, dan evaluasi. Prosesnya meliputi pendefinisian tujuan, penentuan metode, dan pembuatan prototipe untuk diuji coba. Model-model tersebut memberikan panduan umum untuk pengembangan instruksional secara sistematis.
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
油
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyBambang Karyadi
油
Model pembelajaran Dick dan Carey merupakan model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
1. AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Alat ini terdiri dari beberapa format untuk mahasiswa dan siswa SD sampai SLTA.
2. Alat ini digunakan untuk mengungkap masalah belajar terkait prasyarat materi, keterampilan, sarana, kondisi pribadi, dan lingkungan belajar. Hasilnya digunakan se
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Topik 6 Ruang Kolaborasi....ALAAFANIN1
油
Dokumen tersebut membahas tentang lesson plan dan strategi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain aspek-aspek yang harus ada dalam lesson plan, prinsip-prinsip yang harus dipahami sebelum membuat lesson plan, dan metode, pendekatan, serta model pembelajaran yang cocok diterapkan di fase eksplorasi.
Makalah ini membahas model pengembangan kurikulum Wheeler yang terdiri dari 5 tahap, yaitu menentukan tujuan umum dan khusus, memilih pengalaman belajar dan konten, mengatur pengalaman belajar dan konten, dan evaluasi yang hasilnya dijadikan masukan untuk penyempurnaan. Model ini berbeda dengan model Tyler yang bersifat linier dengan 4 tahapan dan tidak mengikutsertakan hasil evaluasi sebagai masukan.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
油
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Dokumen tersebut membahas tentang desain kompetensi pembelajaran. Ia menjelaskan pengertian desain kompetensi pembelajaran, hubungannya dengan tujuan pembelajaran, langkah-langkah desain kompetensi pembelajaran menurut model Dick and Carey, serta kompetensi yang dimiliki guru yang terdiri atas kompetensi pedagogik, profesional, pribadi, dan sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang model-model pengembangan kurikulum menurut Zais dan Rogers. Terdapat delapan model pengembangan kurikulum menurut Zais yaitu model administratif, dari bawah, demonstrasi, Beaucham, terbalik Hilda Taba, hubungan interpersonal Rogers, action research sistematis, dan empat model pengembangan menurut Rogers. Model pengembangan kurikulum harus sesuai dengan sistem pendidikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti cara ber
UbD merupakan kerangka kerja kurikulum yang menggunakan desain mundur dimulai dari hasil akhir, bukti penilaian, kemudian perencanaan pembelajaran. Penggunaan UbD di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam dan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan lembaga pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kebutuhan instruksional yang merupakan kesenjangan antara kondisi saat ini dengan yang diharapkan. Proses identifikasi kebutuhan instruksional dimulai dari mengidentifikasi kesenjangan tersebut, melakukan analisis penyebab, dan merumuskan tujuan instruksional umum untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian moral, perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg, serta pengaruh teori perkembangan moral tersebut dalam dunia pendidikan. Piaget membagi perkembangan moral menjadi tahap pra-operasional, konkret, dan formal. Sedangkan Kohlberg membaginya menjadi tingkat prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kedua teori tersebut berpengaruh dalam pendidikan dengan menekankan pengemb
Dokumen tersebut membahas model ASSURE untuk desain pembelajaran yang mengintegrasikan materi, metode, teknologi dan media. Model ini terdiri dari 6 langkah yaitu menganalisis peserta didik, menentukan standar dan tujuan, memilih strategi dan sumber belajar, menggunakan sumber daya, melibatkan peserta didik, dan mengevaluasi serta merevisi. Dokumen ini juga menjelaskan contoh strategi pembelajaran dan peran teknologi dalam
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konselingSiti Nur Aeni
油
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah seperti masalah belajar, perkembangan individu, perbedaan individu, dan kebutuhan individu. Juga membahas pendekatan umum dalam bimbingan konseling seperti pendekatan krisis, remedial, perkembangan, dan preventif.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pelaksanaannya, khususnya model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok belajar, tes individu, penilaian berbasis peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi
Dokumen tersebut membahas beberapa unsur penting dalam perkembangan individu, meliputi: 1) sifat dasar manusia, 2) kualitas dan kuantitas, 3) nature dan nurture, 4) esensi perkembangan, 5) kontinuitas dan diskontinuitas, 6) stabilitas dan perubahan, dan 7) pengalaman.
Laporan refleksi ini membahas temuan dan rencana perbaikan selama pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) untuk meningkatkan kompetensi menjadi guru yang profesional. Diskusi meliputi 8 pertemuan pembelajaran di semester 3 dan 4 yang meliputi berbagai mata pelajaran. Temuan utama adalah keterbatasan sumber belajar dan alokasi waktu, namun kekuatan pengelolaan kelas dan pilihan metode pembelajaran. Rencana perbaikan
Angket diagnostik kesulitan belajar matematika siswa ini berisi 20 pernyataan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa diminta memberi tanda centang pada kolom YA jika pernyataan sesuai atau TIDAK jika tidak sesuai.
Dokumen tersebut membahas tentang desain kompetensi pembelajaran. Ia menjelaskan pengertian desain kompetensi pembelajaran, hubungannya dengan tujuan pembelajaran, langkah-langkah desain kompetensi pembelajaran menurut model Dick and Carey, serta kompetensi yang dimiliki guru yang terdiri atas kompetensi pedagogik, profesional, pribadi, dan sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang model-model pengembangan kurikulum menurut Zais dan Rogers. Terdapat delapan model pengembangan kurikulum menurut Zais yaitu model administratif, dari bawah, demonstrasi, Beaucham, terbalik Hilda Taba, hubungan interpersonal Rogers, action research sistematis, dan empat model pengembangan menurut Rogers. Model pengembangan kurikulum harus sesuai dengan sistem pendidikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti cara ber
UbD merupakan kerangka kerja kurikulum yang menggunakan desain mundur dimulai dari hasil akhir, bukti penilaian, kemudian perencanaan pembelajaran. Penggunaan UbD di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa secara mendalam dan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan lembaga pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kebutuhan instruksional yang merupakan kesenjangan antara kondisi saat ini dengan yang diharapkan. Proses identifikasi kebutuhan instruksional dimulai dari mengidentifikasi kesenjangan tersebut, melakukan analisis penyebab, dan merumuskan tujuan instruksional umum untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian moral, perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg, serta pengaruh teori perkembangan moral tersebut dalam dunia pendidikan. Piaget membagi perkembangan moral menjadi tahap pra-operasional, konkret, dan formal. Sedangkan Kohlberg membaginya menjadi tingkat prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kedua teori tersebut berpengaruh dalam pendidikan dengan menekankan pengemb
Dokumen tersebut membahas model ASSURE untuk desain pembelajaran yang mengintegrasikan materi, metode, teknologi dan media. Model ini terdiri dari 6 langkah yaitu menganalisis peserta didik, menentukan standar dan tujuan, memilih strategi dan sumber belajar, menggunakan sumber daya, melibatkan peserta didik, dan mengevaluasi serta merevisi. Dokumen ini juga menjelaskan contoh strategi pembelajaran dan peran teknologi dalam
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konselingSiti Nur Aeni
油
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah seperti masalah belajar, perkembangan individu, perbedaan individu, dan kebutuhan individu. Juga membahas pendekatan umum dalam bimbingan konseling seperti pendekatan krisis, remedial, perkembangan, dan preventif.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pelaksanaannya, khususnya model STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok belajar, tes individu, penilaian berbasis peningkatan individu, dan penghargaan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi
Dokumen tersebut membahas beberapa unsur penting dalam perkembangan individu, meliputi: 1) sifat dasar manusia, 2) kualitas dan kuantitas, 3) nature dan nurture, 4) esensi perkembangan, 5) kontinuitas dan diskontinuitas, 6) stabilitas dan perubahan, dan 7) pengalaman.
Laporan refleksi ini membahas temuan dan rencana perbaikan selama pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) untuk meningkatkan kompetensi menjadi guru yang profesional. Diskusi meliputi 8 pertemuan pembelajaran di semester 3 dan 4 yang meliputi berbagai mata pelajaran. Temuan utama adalah keterbatasan sumber belajar dan alokasi waktu, namun kekuatan pengelolaan kelas dan pilihan metode pembelajaran. Rencana perbaikan
Angket diagnostik kesulitan belajar matematika siswa ini berisi 20 pernyataan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa diminta memberi tanda centang pada kolom YA jika pernyataan sesuai atau TIDAK jika tidak sesuai.
Dokumen tersebut membahas model desain instruksional yang terdiri dari 6 orang mahasiswa. Dokumen menjelaskan latar belakang desain instruksional sebagai proses sistematis yang terdiri dari tiga tahap yaitu desain instruksional, pelaksanaan instruksional, dan evaluasi. Dokumen ini juga membandingkan beberapa model desain instruksional.
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk menilai hasil kerja dari suatu alat, suatu metode, atau manusi, yang mana hasilnya akan menjadi parameter untuk mengambil keputusan untuk kegiatan selanjautnya.
Beberapa informasi yang didapatkan dari proses evaluasi yaitu:
Tingkat pencapaian suatu kegiatan yang sedang berjalan
Masalah dan gangguan yang terjadi sejak awal hingga waktu evaluasi
Hal yang harus dilakukan di masa mendatang untuk menghindari masalah dan
menjaga produktivitas.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses pembelajaran sudah efektif.
pelatihan atau training merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi sumatif yang meliputi proses pengumpulan data dan informasi untuk menentukan efektivitas pengajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Terdapat dua tahapan evaluasi sumatif yaitu penilaian ahli untuk menentukan kesesuaian bahan pengajaran dan uji coba lapangan untuk mengukur efektivitasnya. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengambil keputusan apakah bahan penga
Bab 5 membahasikan proses pembangunan bahan instruksi yang kompleks dan sistematis melalui model ADDIE. Model ini terdiri dari 5 fasa yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Bab ini juga menjelaskan pentingnya menentukan objektif dan item ujian bahan instruksi untuk memastikan keberhasilan proses pembelajaran. Berbagai strategi pengajaran seperti pemusatan guru, pelajar, dan bahan serta berbasis tugas dibah
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
油
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Pengembangan Entrepreneur Vokasi Melalui PERFECT SMK-Society 50 .pptxFajar Baskoro
油
Persentasi model model pemgembangan instruksional
2. Pengertian Pengembangan
Instruksional
Twelker, Urbach dan Buck (1972) mendefenisikan sebagai
cara yang sistematik untuk mengidentifikasi,
mengembangkan dan mengevaluasi satu set bahan dan
strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu
Reigeluth (1978) mengartikannya sebagai tiga tahap kegiatan :
1. Desain yang bagi seorang pengembang instruksional berfungsi
sebagai cetakan biru bagi ahli bangunan
2. Produksi yang berarti penggunaan desain untuk membuat program
instruksional
3. Validasi yang merupakan penentuan kualitas atau validitas dari
produk akhir.
3. Atwi Suparman dalam bukunya Desain Instruksional
mendefenisikan bahwa Pengembangan instruksional adalah
suatu proses yang sistematik dalam mengidentifikasi
masalah, mengembangkan bahan dan strategi instruksional
serta mengevaluasi efektifitas dan efesiensinya dalam
mencapai tujuan instruksional.
4. Dalam suatu siklus lengkap kegiatan
instruksional dimulai dari Pengembangan
instruksional, Pelaksanaan kegiatan
instruksional dan Evaluasi instruksional
PENGEMBANGAN DESAIN
INSTRUKSIONAL
5. Siklus Lengkap Kegiatan Instruksional
Tahap I Tahap II Tahap III
Pengembangan
Instruksional
Pelaksanaan
Kegiatan
Instruksional
Evaluasi
Instruksional
6. Lima model pendekatan sistem yang
turunkan dari karya Twelkel, Urbach dan
Buck (1971). Judul dan pengarang kelima
model yang tergolong sebagai pendahulu
7. Daftar Lima Model Pendekatan Sistem
dalam Pendidikan
No Judul Pengarang Tahun
1 Teaching Research System Hamreus 1968
2 Michigan State University
Instructional System
Development Model
Barson 1967
3 System Aproach for
Educational (SAFE)
Corrigan 1966
4 Project MINERVA Instructional
Systems Design
Tracey 1967
5 Banathy Instructional
Development System
Banathy 1968
8. Desain Teaching Research System
Tahap
Pengidentifikasian
dan Pengelolaan
Sistem
Mengidentifikasi
Masalah
Instruksional
(1)
Menentukan dan
memilih staf
pendukung
(2)
Menentukan
Kontrol
Pengelolaan
(3)
Mengumpulkan
bahan
pengajaran
(5)
Mengidentifikasi
Populasi
Siswa
(4)
Menganalisa
Context
Instruksional
(6)
Mengidentifikasi
Tujuan
Perilaku
(7)
Menyusun
Pengukur
Penampilan
(8)
Tahap
Analisis
Desain
Menentukan
Tujuan-tujuan
Khusus
(9)
Menyusun
Pengukur
Penampilan Khusus
(10)
Mengidentifikasi
Tipe
Belajar
(11) Menentukan
Kondisi
Belajar
(12)
Menentukan
Penyesuaian Thd
Perbedaan Individual
(13)
Menentukan
Bentuk Kegiatan
Instruksional
(14)
Mengembangkan
Prototipe
Instruksional
(15) Uji Coba
Prototipe
(17) Menganalisa
Hasil Uji Coba
(19) Memodifikasi
Sistem
Instruksional
(21)
Tahap
Pengembangan
dan Penilaian
Review Teknis
dan
Komunikasi
(16) Menyelenggara
kan Tes
Penampilan
(18) Menganalisa
Tes
(20)
Mengulang
Kembali
(22)
9. INSTRUCTIONAL SYSTEM DEVELOPMENT MODEL
Menentukan Tujuan Pendidikan Umum
Perguruan Tinggi, Fakultas, Jurusan, Matakuliah
Mulai
Mengumpulkan Data Masukan
Menentukan Seluruh Data Masukan
Mengkombinasikan Seluruh Data Masukan
Mengembangkan Rasional Untuk
Ujian Awal dan Akhir
Mengembangkan Contoh Pengajaran
Untuk Isi Pelajaran Tertentu
Merencanakan Strategi
Memilih Bentuk Informasi yg Representatif
Menentukan Alat Transmisi
Mengumpulkan, Mendesain, Memproduksi
Media yg Telah Ditentukan
Merampungkan
Tes Lapangan dengan Kelompok Siswa
Mengidentifikasi dan Memperbaiki Kesalahan
Peneraan Kepada Mata Kuliah
Evaluasi dan Mengulang Kembali
Untuk Memperbaiki Sebagaimana
Diperlukan
Mengembangkan instrumen evaluasi
dengan menggunakan data
mahasiswa dan informasi media
10. SYSTEM APPROACH
FOR EDUCATION
(SAFE)
Mengidentifikasi Strategi
Perencanaan Masalah
Mendesain Pengelolaan/Rencana Pelaksanaan
Untuk Setiap Alternatif
Menganalisa Alternatif dan Segi Keefektifan dan
Keuntungan Biaya
Memilih Rencana Pengelolaan dan Pelaksanaan
yang Mempunyai Keefektifan Biaya yang Optimal
Menyusun Rencana Validasi atau Tes Lapangan
(Metode/Alat/Media) seperti Diperlukan
Implementasi/Pengelolaan Pemantauan
Rencana Pelaksanaan
Mengevaluasi Penampilan (Proses dan Produk)
Merevisi untuk Mencapai Prestasi yang Dipersyaratkan
S.1
S.2
S.3
S.4
S.5
S.6
S.7
S.8
A.6
A.7
A.8
Melakukan Analisis Tugas
Melakukan Analisis Metode dan Alat
Membuat Keputusan Final (Terus/Berhenti)
APA
BAGAIMANA
Analisis
Sistem
Sistem
Analisis
A.1
A.2
A.3
A.4
A.5
Menentukan Tujuan Misi
Menilai
Kebutuhan
Menentukan Persyaratan Penampilan Missi
Menentukan Hambatan
Menentukan Profil Missi
Melakukan Analisis Fungsioner
11. Project MINERVA Instructional
System Design
Mengumpulkan
Data
Pekerjaan
Mengidentifikasi
Persyaratan
Latihan
Merumuskan
Tujuan
Penampilan
Merumuskan
Tujuan
Penampilan
Memproduksi
Bahan
Instruksional
Memilih
Strategi
Instruksional
Memilih
Isi
Mata Pelajaran
Melaksanakan
Kegiatan
Instruksional
Tindak
Lanjut
Lulusan
Melaksanakan
dan Menganalisa
Tes
Mengevaluasi
Kegiatan
Instruksional
12. THE
BANATHY
MODEL
Analisis dan
Perumusan Tujuan
Maksud Sistem
Spesifikasi
Tujuan
Analisis dan Perumusan Tugas-Tugas Belajar
Menemukan
Tugas-tugas
Belajar
Menilai
Kompetensi
Masukan
Mengidentifikasi
dan karakterisasi
tugas belajar
Tes Masukan
Desain dan sistem Tersebut
Analisis Fungsi
Analisis
Komponen
Distribusi
Penjadwalan
Implementasi dan Kontrol Kualitas
Latihan Sistem Tes Sistem
Pelaksanaan
Mengevaluasi
Mengubah untuk Meningkatkan
Tes Acuan
Patokan
13. Kelima model pendekatan sistem tersebut dapat dibandingkan dari
segi penetapan prosesnya. Tiga tahap yang akan digunakan
sebagai dasar perbandingan adalah:
1. TAHAP PERTAMA
Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi:
a. Identifikasi Masalah
b. Analisis Setting
c. Organisasi Pengelolaan
2. TAHAP KEDUA
Analisis dan Pengembangan Sistem, meliputi:
a. Identifikasi Tujuan
b. Penentuan Metode
c. Penentuan Prototipe
3. TAHAP KETIGA
Evaluasi, meliputi:
a. Melaksanakan tes atau uji coba prototipe
b. Menganalisis hasil uji coba
c. Implementasi atau uji coba ulang
14. 1. TAHAP PERTAMA,
Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi:
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses
membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan
yang seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan
kesenjangan antara kedua keadaan tersebut.
Kesenjangan itu disebut kebutuhan (needs). Bila
kesenjangan kedua keadaan tersebut besar, kebutuhan
itu perlu diperhatikan atau diselesaikan. Kebutuhan
yang besar dan ditetapkan untuk diatasi itu disebut
masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil
mungkin untuk sementara atau seterusnya diabaikan. Ia
merupakan kebutuhan yang tidak dianggap sebagai
masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah adalah
perumusan tujuan umum.
15. MODEL KEGIATAN
Teaching Research System Mendefinisikan masalah instruksional
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Menentukan tujuan pendidikan umum:
Perguruan Tinggi, Fakultas, Jurusan, Mata
Kuliah
SAFE 1. Menilai kebutuhan
2. Menentukan tujuan misi
3. Menentukan persyaratan, penampilan
(performance) misi
4. Menetukan hambatan
5. Menentukan profil misi
6. Melakukan analisis fungsional
7. Melakukan analisis tugas
8. Melakukan analisis metode dan alat
9. Membuat keputusan kelayakan final
(terus atau berhenti)
Project MINERVA Mengumpulkan data pekerjaan
Banathy Maksud sistem
16. b. Analisis Latar
Analisis latar meliputi kegiatan menentukan karakteristik
siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan
dalam pemecahan masalah. Apa bahasa yang dipergunakan
oleh kelima desain di atas?
MODEL KEGIATAN
Teaching Research System 1. Mengidentifikasi populasi siswa
2. Mengumulkan bahan pelajaran
3. Menganalisis context instruksional
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Mengumpulkan data masukan
SAFE Mengidentifikasi stategi alternatif pemecahan
masalah
Project MINERVA Mengidentifikasi keperluan training
Banathy 1. Menilai kompetensi masukan
2. Tes masukan
17. c. Organisasi Pengelola
Kegiatan yang termasuk Organisasi Pengelolaan cukup
luas yaitu meliputi:
1. Pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang
diperlukan
2. Pembentukan jaringan berkomunikasi untuk
mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusi-
an informasi kepada tim pengembangan.
3. Pembentukan rencana proyek dan prosedur kontrol
18. MODEL KEGIATAN
Teaching Research System 1. Menentukan dan memilih sifat
pendukung
2. Menentukan kontrol pengelolaan
Michigan State University
Instructional System
Development Model
Tidak ada
SAFE Mendesain pengelolaan atau
rencana pelaksanaan setiap
alternatif
Project MINERVA Tidak ada
Banathy Tidak ada
19. 2. TAHAP KEDUA, Analisis, dan Pengembangan Sistem
Hasil kegiatan tahap pertama, yaitu Definisi Masalah
dan organisasi memberikan arah kepada tim atau
mengembangkan instruksional untuk memulai kegiatan
tahap kedua, yaitu tahap Analisis dan Pengembangan
Sistem. Tahap ini meliputi tiga langkah, yaitu:
identifikasi tujuan, penentuan metode, dan pembuatan
prototipe.
20. a. Identifikasi Tujuan
Tujuan adalah apa yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik setelah menyelesaikan proses
belajar. Tujuan ini harus bermanfaat bagi
peserta didik. Ia berbentuk perilaku yang dapat
diukur. Tujuan ini kemudian diuraikan menjadi
tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih
rinci dan spesifik.
Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam
urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi
pelajaran dipilih dan disajikan kepada peserta
didik kelak.
21. Kelima desain yang dibandingkan menggunakan istilah
yang berbeda untuk menggambarkan pengertian tujuan
tersebut.
MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengidentifikasi tujuan perilaku
2. Menentukan tujuan-tujuan khusus
Michigan State
University Instructional
System Development
Model
Menentukan secara spesifik perilaku
awal dan akhir
SAFE Menentukan tujuan misi
Project MINERVA Merumuskan tujuan penampilan
Banathy Spesifikasi tujuan
22. b. Penentuan Metode
Penentuan metode dan media instruksional
sangat penting untuk memungkinkan peserta
didik mencapai tujuan instruksional.
Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu
atau beberapa alternatif metode, karena dalam
uji coba ada kemungkinan metode yang
digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti
dengan metode lain.
23. MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengidentifikasi tipe belajar
2. Menentukan kondisi belajar
3. Menentukan penyesuaian
terhadap perbedaan
individual
4. Mengidentifikasi bentuk;
kegiatan instruksional
25. MODEL KEGIATAN
SAFE 1. Memilih rencana pengelolaan dan
pelaksanaan yang mempunyai
keefektifan biaya optimal.
2. Menganalisis alternatif dari segi
keefektifan biaya optimal
3. Menganalisis alternatif dari segi
keefektifan dan keuntungan biaya
4. Memilih pengelolaan atau rencana
pelaksanaan yang mempunyai
efektifitas biaya yang paling
optimal
27. MODEL KEGIATAN
Banathy 1. Menemukan tugas-tugas belajar
2. Mengidentifikasi dan karakterisasi
tugas-tugas belajar yang aktual
3. Menganalisis fungsi
4. Menganalisis komponen
5. Pendistribusian
6. Penjadwalan
28. c. Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe merupakan permulaan
produksi untuk menghasilkan barang yang
sesungguhnya.
Di samping itu, pada materi ini pula dimulai
pengembangan desain evaluasi dan permulaan
review teknis terhadap sistem tersebut oleh
para ahli serta penyusunan tes yang akan
digunakan untuk mengukur perilaku siswa,
baik sebelum maupun setelah uji coba.
29. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelima
desain yang dibandingkan tampak dalam tabel di
bawah ini:
MODEL KEGIATAN
Teaching Research
System
1. Mengembangkan prototipe
instruksional
2. Menyusun alat pengukur
penampilan
3. Menyusun alat pengukur
penampilan khsus
4. Review teknis dan
komunikasi
31. MODEL KEGIATAN
SAFE Tidak spesifik
Project MINERVA 1. Memproduksi bahan
instruksional
2. Menyusun tes penampilan
Banathy 1. Tes Acuan Patokan
32. 3. TAHAP KETIGA, Evaluasi
Tahap akhir dari suatu proses
pengembangan instruksional adalah
evaluasi. Hasilnya akan menjadi dasar
pengambilan keputusan tentang dua hal,
yaitu: seberapa baik prototipe
instruksional dalam mencapai tujuan,
dan bagian mana yang masih lemah
sehingga perlu direvisi serta bagaimana
merevisinya.
33. Banyak ahli pengembangan instruksional
berpendapat bahwa evaluasi merupakan
dasar dalam pendekatan sistem, sehingga
tanpa evaluasi yang memadai seluruh
proses pengembangan instruksional itu
kehilangan maknanya.
Tahap evaluasi meliputi tiga langkah, yaitu:
pelaksanaan uji coba prototipe, analisis
hasil dan implementasi/penggunaannya
kembali
34. a. Uji Coba Prototipe Instruksional
Uji coba prototipe biasanya mengambil bentuk-
bentuk di bawah ini:
1. Uji coba pengembangan untuk melihat
komponen yang perlu direvisi
2. Uji coba validasi untuk melihat seberapa jauh
peserta didik mencapai tujuan instruksional.
3. Uji coba lapangan untuk menentukan apakah
pengajar dan peserta didik lain dapat
menggunakan bahan-bahan tersebut.
35. Berbagai istilah dan langkah digunakan oleh
pengembangan instruksional untuk
melaksanakan uji coba prototipe ini.
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research
System
1. Uji coba prototipe
2. Menyelenggarakan tes
penampilan
37. MODEL KEGIATAN
SAFE 1. Menyusun Rencana validasi
atau Tes Lapangan
(metode/alat/media) seperti
yang diperlukan
2. Implementasi/memantau
pengelolaan dan rencana
pelaksanaan
3. Mengevaluasi penampilan
39. b. Analisis Hasil
Analisis hasil melibatkan tiga jenis
kegiatan, yaitu: pertama, tabulasi dan
memproses data evaluasi. Kedua,
menentukan hubungan antara metode
yang digunakan, hasil yang dicapai dan
tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
menafsirkan data. Kualitas revisi yang
akan dibuat tergantung kepada
interpretasi .
40. Kelima desain yang diperbandingkan
menggunakan istilah yang berbeda seperti
tampak dalam tabel berikut:
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research System
1. Menganalisis hasil uji
coba
2. Menganalisis tes
Michigan State
University
Instructional System
Development Model
Tidak spesifik artinya
dapat menggunakan
berbagai cara tes
41. MODEL KEGIATAN
SAFE Evaluasi penampilan
(proses dan produk)
Project
MINERVA
Mengevaluasi kegiatan
instruksional
Banathy Mengevaluasi
42. c. Implementasi/Uji Coba Ulang
Berdasarkan interpretasi data hasil
uji coba, revisi dilakukan dari revisi
kecil sampai revisi total.
Akhirnya, keputusan harus diambil
untuk mengakhiri uji coba ulang dan
kemudian mengimplementasikan ke
dalam pembelajaran.
43. Kelima desain yang diperbandingkan
menggunakan beraneka ragam istilah
untuk menyatakan revisi tersebut.
MODEL KEGIATAN
Teaching
Research
System
Memodifikasi Sistem
Instruksional
45. MODEL KEGIATAN
SAFE Merevisi untuk
mencapai prestasi yang
diinginkan
Project
MINERVA
Tertuang dalam bentuk
garis umpan balik
Banathy Mengubah untuk
memperbaiki
46. C. MODEL YANG TERBAIK ?
Mengikuti perbandingan kelima Model
pendekatan sistem yang diterapkan dalam desain
instruksional mungkin ada orang yang ingin
memilih salah satu yang terbaik dan
menganggapnya sebagai model standar untuk
semua macam kegiatan instruksional.
Keinginan seperti itu sebaiknya dibatalkan, sebab
setiap model itu baik dan sesuai untuk kondisi
tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah besar-
kecilnya atau kompleks tidaknya suatu lembaga
pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga
pendidikan, serta kemampuan pengelola.
47. KESIMPULAN
Di dunia pendidikan masih banyak lagi model
pengembangan instruksional lain di luar yang telah
diperbandingkan di atas. Lima diantaranya adalah:
1. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang
diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (1975)
2. Instructional Sistem Design, karangan Gagne (1979)
3. AT & T Instructional Development Model (1985)
4. A Model of Steps in the Instruksional Proses (Rothwell and Kazanas,
2004 )
5. Systems Approach Model for Designing Instruction karangan Dick
and Carey (2009)
6. Instructional Desain : The ADDIE Approach (Branch, 2009
7. Motivasional Design for Learning and Performance (ARCS Model-
Keller,2010)