Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Dokumen tersebut merupakan makalah pendek tentang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). ISPA adalah infeksi pada organ pernapasan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke tubuh dan berlangsung kurang lebih 14 hari. Penyebabnya antara lain virus, bakteri, dan jamur. Gejalanya bervariasi dari ringan seperti batuk dan pilek hingga berat seperti demam tinggi dan kesulitan bernapas. Pencegahan ISPA meliputi pol
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Gejala klinis umumnya meliputi demam, batuk, dan nyeri dada. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, hasil rontgen dada, dan riwayat pasien. Pneumonia dapat dibedakan menjadi komunitas dan nosokomial berdasarkan lokasi perolehan infeksinya.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan menyerang anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Gejalanya berupa batuk, kesulitan bernafas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Bahaya ISPA jika tidak diobati adalah anak tidak bisa minum, kejang, dan berat badan menurun. Penanganannya dengan memberi obat demam, obat batuk tradisional, menjaga kebersihan, dan se
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
This document discusses faringitis, which is an infection and inflammation of the pharynx. Faringitis can be caused by viruses or bacteria, including those that cause the common cold, flu, adenovirus, mononucleosis, or HIV. Symptoms include sore throat, fever, malaise, redness of the pharynx and palate, and swollen lymph nodes. Treatment depends on the cause, but may include medications, antibiotics to prevent complications like rheumatic fever, steroids for symptom relief, or antivirals/antifungals for specific infections. Complications can include rheumatic fever, scarlet fever, glomerulonephritis, peritonsillar abscess,
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
1. Pria berusia 28 tahun datang dengan keluhan demam selama 8 hari disertai mual dan muntah serta menurunnya selera makan.
2. Salmonella typhi diidentifikasi sebagai penyebabnya yang dapat menyebabkan demam tifoid.
3. Penatalaksanaan meliputi istirahat, diet, dan antibiotik seperti kloramfenikol atau fluorokuinolon untuk mencegah komplikasi seperti perdarahan usus.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Bronchiolitis is an inflammatory disease of the small airways caused primarily by Respiratory Syncytial Virus (RSV) in infants under 1 year old. It leads to obstruction of the small airways due to inflammation, mucus production, and edema. Clinically, infants present with rhinorrhea, cough, tachypnea, wheezing and respiratory distress. Chest X-ray may show hyperinflated lungs. Management is supportive with oxygen, hydration and sometimes bronchodilators. Most infants recover within 2 weeks but some may develop long-term wheezing.
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan menyerang anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Gejalanya berupa batuk, kesulitan bernafas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Bahaya ISPA jika tidak diobati adalah anak tidak bisa minum, kejang, dan berat badan menurun. Penanganannya dengan memberi obat demam, obat batuk tradisional, menjaga kebersihan, dan se
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
This document discusses faringitis, which is an infection and inflammation of the pharynx. Faringitis can be caused by viruses or bacteria, including those that cause the common cold, flu, adenovirus, mononucleosis, or HIV. Symptoms include sore throat, fever, malaise, redness of the pharynx and palate, and swollen lymph nodes. Treatment depends on the cause, but may include medications, antibiotics to prevent complications like rheumatic fever, steroids for symptom relief, or antivirals/antifungals for specific infections. Complications can include rheumatic fever, scarlet fever, glomerulonephritis, peritonsillar abscess,
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Low back pain adalah nyeri punggung bawah yang umumnya terjadi pada diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
2. Terdapat berbagai penyebab low back pain seperti degenerasi, inflamasi, osteoporosis, dan faktor psikologis.
3. Diagnosis low back pain didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti ront
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
1. Pria berusia 28 tahun datang dengan keluhan demam selama 8 hari disertai mual dan muntah serta menurunnya selera makan.
2. Salmonella typhi diidentifikasi sebagai penyebabnya yang dapat menyebabkan demam tifoid.
3. Penatalaksanaan meliputi istirahat, diet, dan antibiotik seperti kloramfenikol atau fluorokuinolon untuk mencegah komplikasi seperti perdarahan usus.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Bronchiolitis is an inflammatory disease of the small airways caused primarily by Respiratory Syncytial Virus (RSV) in infants under 1 year old. It leads to obstruction of the small airways due to inflammation, mucus production, and edema. Clinically, infants present with rhinorrhea, cough, tachypnea, wheezing and respiratory distress. Chest X-ray may show hyperinflated lungs. Management is supportive with oxygen, hydration and sometimes bronchodilators. Most infants recover within 2 weeks but some may develop long-term wheezing.
Pneumonia in children can be caused by viruses like RSV or bacteria like S. pneumoniae. Clinical features include fever, cough, respiratory distress. Chest x-ray confirms diagnosis and shows lobar consolidation in bacterial pneumonia. Treatment involves antibiotics for bacterial cases. Children under 6 months, with severe distress, or not improving require hospitalization. Complications include pleural effusions, empyema, or hematologic spread causing meningitis.
Bronchitis is an inflammation of the bronchial tubes that carry air to and from the lungs. There are two main types: acute and chronic. Risk factors include smoking, air pollution, and respiratory infections. Symptoms include cough, wheezing, shortness of breath, and mucus production. Homeopathy can help relieve cough, control recurring infections, improve immunity, reduce severity and duration of bronchitis, and help both allergic and infectious cases. Specific homeopathic remedies target productive coughing, lower recurrence risk, boost immunity, clear infections, reduce inflammation and make breathing easier. The document encourages those suffering from bronchitis to seek homeopathic treatment.
Adult asthma is a chronic inflammatory airway disease characterized by reversible airflow obstruction. It has been recognized since ancient times, with descriptions in Homer's Iliad and by Hippocrates. The understanding of asthma has evolved over centuries, with recognition of its inflammatory component in the 1960s. Asthma prevalence has increased 61% in recent decades and results in significant morbidity. It is classified based on severity and triggers. Pathophysiology involves airway inflammation, remodeling, and hyperresponsiveness. Common symptoms include cough, wheeze, chest tightness and shortness of breath. Physical exam may reveal wheezing and prolonged expiration.
Bronchiectasis is a chronic lung condition defined by abnormal dilation of the bronchi caused by inflammation and damage to the bronchial walls. It has several causes including post-infection, airway obstruction, immune deficiencies, and genetic disorders. Patients experience excessive sputum production, chronic cough, recurrent pneumonia, and sometimes hemoptysis. Diagnosis involves imaging like CT scans showing characteristic findings and ruling out other conditions. Treatment focuses on airway clearance and long-term antibiotics tailored to sputum cultures. Surgery may be considered for severe, localized cases or massive hemoptysis.
This document is a paper presentation on pediatric asthma by Mr. Namdeo Shinde of Satara College of Pharmacy in India. The presentation defines asthma, discusses its increasing prevalence in children worldwide and in India specifically, and outlines the challenges of diagnosing and treating asthma in younger children. It also covers asthma symptoms, triggers, risk factors, investigations, differential diagnosis, long-term management including medications, and concludes by emphasizing the importance of patient education.
1. Acute respiratory illness (ARI) is a major cause of mortality and morbidity worldwide, especially in young children under 5 years old. Pneumonia accounts for 90% of ARI deaths and is commonly caused by bacteria.
2. Developing countries have high rates of ARI due to factors like malnutrition, indoor smoke pollution, and overcrowding. Bangladesh, India, Indonesia and Nepal account for 40% of global ARI mortality.
3. Clinical assessment of children with suspected ARI involves checking for symptoms like fast breathing and chest indrawing. Illnesses are classified as very severe, severe pneumonia, pneumonia, or no pneumonia to determine appropriate treatment.
Pneumonia is an acute lung infection that can be caused by bacteria, viruses, or other pathogens. It can be diagnosed based on clinical signs and symptoms as well as tests like chest x-rays. Severity is assessed using scoring systems like CURB-65 which evaluate factors like confusion, blood urea levels, respiratory rate, blood pressure, and age. Empiric antibiotic treatment for pneumonia depends on the likely causative organisms, which vary geographically, and the patient's characteristics and severity of illness. Tests are important for confirming diagnosis and guiding targeted therapy.
Pneumonia is an infection of the lower respiratory tract that involves the airways and lung tissue. It can be caused by viruses, bacteria, or other pathogens. Symptoms may include fever, cough, difficulty breathing, and chest pain. Treatment involves supportive care and antibiotics depending on the suspected cause and severity of illness. Chest x-rays are sometimes needed to identify the location and extent of lung involvement and check for complications.
This document provides an overview of pneumonia, including its definition, epidemiology, etiology, clinical features, diagnosis, severity assessment, management, and treatment guidelines. It discusses community-acquired pneumonia and outlines 4 patient categories based on risk factors and symptoms. Key points include that pneumonia has many potential causes, symptoms often include cough and fever, and treatment involves antibiotics with consideration of atypical pathogens and severity of illness. Hospitalization is recommended for higher-risk patients or those not improving after 2 days.
Bronchial asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways characterized by recurrent episodes of wheezing, breathlessness, chest tightness and coughing due to bronchospasm and airway obstruction. The symptoms are usually triggered by allergens, exercise, cold air or other stimuli and are at least partially reversible with treatment. It is caused by an inflammatory response in the airways mediated by TH2 cells and mast cells leading to increased mucus secretion, smooth muscle hypertrophy and bronchospasm. Common types include atopic asthma triggered by environmental allergens and non-atopic asthma triggered by respiratory infections.
Bronchiectasis is a lung condition characterized by abnormal dilation of the bronchi. It is usually caused by damage to the airways from childhood infections. Symptoms include chronic cough and mucus production. Diagnosis involves chest imaging like CT scans to view the dilated airways. Treatment focuses on controlling infections with antibiotics, reducing inflammation, and improving lung cleansing through airway clearance techniques. In more severe cases, surgery may be used to remove diseased portions of the lung.
Asthma is a chronic lung disease characterized by inflammation and narrowing of the airways. It causes recurring periods of wheezing, chest tightness, and shortness of breath. Asthma can be triggered by allergens, irritants, exercise, and other factors. Diagnosis involves a medical history and tests like peak flow meters. Treatment includes inhaled corticosteroids, bronchodilators, and immunotherapy. While asthma cannot be cured, control and prevention of symptoms is possible through medication management and lifestyle changes.
These lecture notes were prepared by Dr. Hamdi Turkey- Pulmonologist- Department of internal medicine - Taiz university
Do Not Forget To Visit Our Pages On Facebook on the following Links:
https://www.facebook.com/groups/569435236444761/
AND
https://www.facebook.com/groups/690331650977113/
Pneumonia is an inflammatory lung condition caused by infection, usually bacterial or viral. It is characterized by consolidation of the lungs due to inflammatory exudate, bacteria, and white blood cells filling the alveoli. Pneumonia can be classified as lobar or bronchopneumonia based on location in the lungs and as community-acquired or hospital-acquired based on where infection was contracted. Treatment involves use of antibiotics to eradicate the infecting organism as well as supportive care like oxygen supplementation. Antibiotic selection is based on suspected pathogen, patient age and health status, and severity of illness.
Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma that can be caused by bacteria, viruses, or other pathogens. It is commonly classified anatomically based on the location of lung involvement or etiologically based on the causative agent. Common causes of infectious pneumonia include Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, and various influenza viruses. Diagnosis involves chest X-ray and culture of sputum or other respiratory samples. Treatment depends on the identified cause but generally involves antibiotics for bacterial pneumonia.
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Gejala umum ISPA antara lain demam, batuk, dan sesak napas. Pneumonia merupakan komplikasi ISPA yang menyerang parenkim paru dan ditandai dengan gejala demam beserta satu atau lebih gejala pernapasan. Pencegahan ISPA dan pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, gizi
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada Bab I yang meliputi konsep dasar medis dan keperawatan. Pneumonia dijelaskan sebagai inflamasi paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, dengan gejala klinis seperti demam, batuk, dan sesak napas. Dokumen ini juga membahas etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, penatalaksanaan, dan komplikasi dari pneumonia.
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
油
Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian tinggi, terutama di negara berkembang. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis pneumonia pada anak, termasuk gejala seperti demam tinggi, napas cepat dan sesak. Faktor risiko terjadinya pneumonia antara lain status gizi buruk, infeksi virus atau bakteri, dan daya tahan tubuh rendah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
1. PNEUMONIA
OLEH KELOMPOK II:
1. IKSIR JAUHARI
2. ROMANIS SITI
3. YUSNI
4. DESMIARTI
2. DEFENISI
Di dalam buku Pedoman
Pemberantasan Penyakit ISPA
untuk Penanggulangan
Pneumonia pada Balita di
sebutkan bahwa pneumonia
merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) yang mengenai bagian paru
( jaringan alvioli) (DepKes RI,
2004:4).
3. Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan
bahwa pneumonia adalah terjadinya
peradangan pada salah satu atau kedua
organ paru yang di sebabkan oleh
infeksi.
Peradangan tersebut mengakibatkan
jaringan pada paru terisi oleh cairan
dan tak jarang menjadi mati dan timbul
abses (Prabu, 1996:37).
4. Menurut Wahab, 2000, pneumonia merupakan
penyakit infeksi saluran pernapasan yang di tunjukkan
dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan
retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada
bagian bawah ke dalam (chest indrawing)
Pengertian pneumonia dalam buku Perawatan Anak
Sakit yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh
EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu
radang paru yang di sebabkan oleh bermacam macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
6. Sedangkan pembagian pneumonia
menurut etiologis atau agen
penyebab infeksinya adalah :
a. Bakteri (paling sering
menyebabkan pneumonia pada
orang dewasa) :
Staphylococcus aureus
Legionella
Hemophillus influenzae
7. b. Virus
Virus influenzae
Chicken pox (cacar air)
c. Mycoplasma pneumoniae (organisme yang
mirip bakteri)
d. Jamur
Aspergilus
Histoplasma
koksidioidomikosis
e. Aspirasi ( makanan, amnion dsb )
8. PATOFISIOLOGI
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat
adanya serangan agen infeksius yang bertransmisi
atau di tularkan melalui udara. Pada dasarnya agen
infeksius memasuki saluran pernapasan melalui
berbagai cara seperti inhalasi (melaui udara),
hematogen (melaui darah), ataupun dengan aspirasi
langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Pada
kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk
melalui inhalasi dan aspirasi.
9. Penyakit pneumonia
sebenarnya merupakan
manifestasi dari rendahnya
daya tahan tubuh
seseorang akibat adanya
peningkatan kuman
patogen seperti bakteri
yang menyerang saluran
pernapasan.
10. GEJALA / MANIFESTASI
KLINIS
Kesulitan dan sakit pada saat bernapas :
nyeri pleuritik, nafas dangkal dan
mendengkur, tachipnoe.
Bunyi nafas di atas area yang
mengalami konsolidasi : mengecil,
kemudian menjadi hilang, ronchi
Gerakan dada tidak simetris
Menggigil dan demam 38,8C sampai
41,1C
11. Anoreksia
Malaise
Batuk kental, produktif : sputum
kuning kehijauan kemudian
berubah menjadi kemerahan atau
berkarat
Gelisah
Cyanosis
Masalah masalah psikososial :
disorientasi dan anxietas
12. Kejadian pneumonia pada balita di per
lihatkan dengan adanya ciri ciri demam,
batuk, pilek, disertai sesak napas dan
tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam, serta cyanosis pada infeksi yang
berat. Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam terjadi karena gerakan paru
yang mengurang akibat infeksi pneumonia
yang berat.. pada usia di bawah 3 bulan,
kejadian pneumonia di ikuti dengan
penyakit pendahulu seperti otitis media,
conjuctivitis, laryngitis, dan pharyngitis.
13. Kelompok umur Kriteria pneumonia Gejala klinis
2 bulan - <5 tahun Batuk bukan Tidak ada napas cepat
Pneuumonia dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian
bawah
Pneumonia Adanya napas cepat
dan tidak ada tarikan
dinding dada bagian
bawah ke dalam
Pneumonia Berat Adanya tarikan dinding
dada bagian bawah ke
dalam
< 2 bulan Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat
dan tidak ada tarikan
dinding bagian bawah
ke dalam yang kuat
Pneumonia Berat Adanya napas cepat
dan tarikan dinding
dada bagian bawah ke
dalam yang kuat
14. KOMPLIKASI
Pneumothorax
Udara dari alveolus yang pecah di sebabkan
karena sumbatan atau peradangan di saluran
bronkioli yang membuat udara bisa masuk
namun tidak bisa keluar. Lambat laun alveolus
menjadi penuh sehingga tak kuat menampung
udara dan pecah.
Empiyema (peradangan di paru)
Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri
berhasil di lokalisasi oleh pertahanan tubuh
namun tidak dapat di basmi akhirnya muncul
nanah dan mengumpul di antara paru paru dan
dinding dada.
15. FAKTOR RESIKO
PNEUMONIA
UMUR
JENIS KELAMIN
RIWAYAT BBLR
PEMBERIAN ASI
STATUS GIZI
STATUS IMUNISASI
DEFESIENSI VIT A
16. PENATALAKSANAAN
Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai
memperkenalkan manajemen tatalaksana baru
yaitu MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
yang terintegrasi dan di terapkan sebagai
acuan program penanggulangan ISPA
pneumonia di pelayanan kesehatan dasar.
Adapun tatalaksananya adalah meliputi :
Pemeriksaan
Penentuan ada tidaknya bahaya
Penentuan klasifikasi penyakit
Pengobatan dan tindakan
17. TATA LAKSANA
THERAPY
1. Bagi penderita pneumonia, di berikan
antibiotika per oral selama 5 hari.
Antibiotika yang di gunakan adalah
kotrimoksasol (480 mg dan 120 mg)
akan tetapi pada bayi berumur kurang
dari 2 bulan, tidak di anjurkan untuk di
berikan pengobatan antibiotika per oral
maupun paracetamol.
18. 2. Tindakan yang di berikan pada penderita
pneumonia berat adalah di rawat di RS. Ada
beberapa tanda bahaya yang menunjukkan
anak menderita penyakit yang sangat berat
di mana jika anak mempunyai salah satu
tanda bahaya tersebut maka perlu segera di
rujuk ke RS yaitu:
Pada anak umur 2 bulan - <5 tahun tanda
bahaya tsb antara lain kurang bisa minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor atau
mengalami gizi buruk.
19. Pada anak umur <2 bulan : kurang bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor,
wheezing, demam atau dingin.
Penderita sangat muda atau tua :
mengalami keadaan klinis berat yaitu sesak
napas, kesadaran menurun, serta gambaran
kelainan toraks cukup luas, adanya riwayat
penyakit lain (bronkiektasis atau bronkitis
kronik, adanya komplikasi dan tidak adanya
respon terhadap pengobatan yang telah di
berikan.
20. 3.Pemberian oksigen
terutama pada anak yang
cyanosis
4.Pemasangan infus untuk
rehidrasi dan koreksi
elektrolit