Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Dokumen tersebut merupakan makalah pendek tentang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). ISPA adalah infeksi pada organ pernapasan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke tubuh dan berlangsung kurang lebih 14 hari. Penyebabnya antara lain virus, bakteri, dan jamur. Gejalanya bervariasi dari ringan seperti batuk dan pilek hingga berat seperti demam tinggi dan kesulitan bernapas. Pencegahan ISPA meliputi pol
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Ìý
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Chikungunya yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala klinis seperti demam, nyeri sendi, dan bercak merah pada kulit. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan darah dan isolasi virus, sedangkan pengobatannya bersifat simtomatik dan mencakup penurun panas, analgesik, serta pencegahan dengan larvas
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Gejala klinis umumnya meliputi demam, batuk, dan nyeri dada. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, hasil rontgen dada, dan riwayat pasien. Pneumonia dapat dibedakan menjadi komunitas dan nosokomial berdasarkan lokasi perolehan infeksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi, cara penularan, patogenesis, gejala klinis, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan skabies. Skabies disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei yang menyebabkan gatal-gatal kulit, terutama pada malam hari. Diagnosis didasarkan pada temuan terowongan dan tungau di kulit, sedangkan pengobatannya meliputi penggunaan obat luar seperti gamma benzena heksa
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Ìý
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Chikungunya yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala klinis seperti demam, nyeri sendi, dan bercak merah pada kulit. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan darah dan isolasi virus, sedangkan pengobatannya bersifat simtomatik dan mencakup penurun panas, analgesik, serta pencegahan dengan larvas
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Gejala klinis umumnya meliputi demam, batuk, dan nyeri dada. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, hasil rontgen dada, dan riwayat pasien. Pneumonia dapat dibedakan menjadi komunitas dan nosokomial berdasarkan lokasi perolehan infeksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi, cara penularan, patogenesis, gejala klinis, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan skabies. Skabies disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei yang menyebabkan gatal-gatal kulit, terutama pada malam hari. Diagnosis didasarkan pada temuan terowongan dan tungau di kulit, sedangkan pengobatannya meliputi penggunaan obat luar seperti gamma benzena heksa
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk dan pilek, yang dapat disertai sesak nafas atau nafas cepat. Ada dua jenis ISPA yaitu non pneumonia dan pneumonia. Pneumonia dapat berbahaya jika tidak ditangani dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, memberikan makanan bergizi, dan imunisasi yang lengkap. Anak dengan gejala ISPA non pneumonia dapat dirawat di rumah, sedangkan yang mengalami
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Difteri adalah infeksi akut saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Gejalanya meliputi demam, nyeri menelan, pusing dan membran putih di hidung atau tenggorokan. Pencegahannya meliputi imunisasi, mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Dokumen tersebut memberikan informasi penting tentang kesehatan ibu dan balita, termasuk tanda-tanda penyakit umum seperti demam berdarah dengue, malaria, hepatitis B, tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, campak, dan haemophilus influenzae tipe B serta cara mencegahnya melalui imunisasi dan kebersihan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan tata cara perawatan kanguru untuk bayi.
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur dan ditandai dengan adanya cairan di bagian paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, kekurangan gizi, tidak divaksinasi, dan lingkungan yang tidak sehat. Gejalanya meliputi demam, batuk, sesak nafas, dan kebiruan pada hidung dan mulut. Penanganannya meliputi kompres hangat, cairan yang cukup, paka
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (imunisasi, kebersihan, hindari asap rokok).
Dokumen ini membahas tentang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak, termasuk penyebabnya (virus dan faktor lingkungan), gejalanya (batuk pilek dan sesak napas), penanganannya (istirahat, obat penurun panas, makanan bergizi), dan pencegahannya (kebersihan, imunisasi, menjauhkan anak dari penderita).
Program imunisasi bertujuan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi rutin untuk bayi dan anak, serta strategi untuk mencapai target vaksinasi universal dan eliminasi penyakit tertentu seperti tetanus dan polio.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
Peraturan ini mengatur tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan dengan tujuan memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian, mendorong jejaring dokter dan tenaga kesehatan sebagai peneliti, meningkatkan penelitian kualitatif pasien dengan jamu, serta meningkatkan penyediaan jamu yang aman dan memiliki khasiat teruji secara ilmiah. Saintifikasi jamu diutamakan untuk
Pedoman ini membahas pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam rangka akselerasi program pengembangan desa siaga. Pedoman ini disusun untuk menciptakan persepsi yang sama di antara para pemangku kepentingan agar dapat terjalin kerjasama yang baik dalam mengakselerasi pencapaian target desa dan kelurahan siaga aktif pada tahun 2015.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk organ reproduksi pria dan wanita, perubahan fisik selama masa pubertas, penyakit yang sering terjadi pada organ reproduksi, dan cara menjaga kesehatan organ reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang kebersihan diri yang meliputi kebersihan kulit, rambut, mata, kuku, hidung, telinga, mulut, gigi, tangan, kaki, pakaian, dan kebersihan setelah BAB dengan memberikan cara-cara yang benar untuk menjaga kebersihan diri."
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. APA ITU
DIFTERI…????
ï‚ž SUATU INFEKSI AKUT PADA SALURAN
PERNAFASAN YANG DISEBABKAN
OLEH CORYNEBACTERIUM
DIPHTERIAE.
ï‚ž LEBIH SERING MENYERANG ANAK-
ANAK
3. CARA PENULARAN
1. AIR LUDAH YANG BERTERBANGAN
SAAT PENDERITA
BERBICARA, BATUK ATAU BERSIN
MEMBAWA SERTA KUMAN-KUMAN
DIFTERI
2. SELAIN ITU BISA DITULARKAN JUGA
MELALUI MAKANAN YANG
TERKONTAMINASI
4. GEJALA PENDERITA
DIFTERI
Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-5 hari
akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran
pernafasan bagian atas, diantaranya :
1. Demam tinggi ± 38˚C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan
pada hidung atau tenggorokan
5. Bengkak pada leher
14. BAGAIMANA PENYEBARAN
PENYAKIT..??
1. Penyakit muncul pada variasi musim
yang kurang jelas
2. Suhu udara lebih dingin
3. Sering menyerang anak-anak dewasa
di bawah 15 thn/remaja yang belum
diimunisasi
15. CARA PENCEGAHAN
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak
dengan cara :
â—‹ Imunisasi DPT Combo untuk anak bayi
â—‹ Imunisasi DT untuk anak sekolah dasar (usia kurang
dari 7 tahun)
2. Hindari kontak langsung dengan penderita
difteri
3. Jaga kebersihan diri
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan
makanan bergizi
16. Lanjutan cara pencegahan..
5. Mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
6. Berolah raga teratur
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur
6. Bila mempunyai keluhan batuk, sakit saat
menelan segera memeriksakan ke unit
pelayanan kesehatan terdekat
20. YANG DILAKUKAN BILA ADA
TEMAN, ANGGOTA KELUARGA, TETANGGA
DEKAT YANG MENDERITA DIFTERI
ï‚ž Hindari kontak langsung dengan penderita
difteri atau karier (pembawa) difteri
ï‚ž Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan
anggota keluarga ke fasilitas kesehatan
terdekat
ï‚ž Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
rumah
ï‚ž Penderita difteri atau karier agar
menggunakan masker sampai sembuh
21. SARAN
ï‚ž IMUNISASI LENGKAP DI POSYANDU
SANGAT MEMBANTU PENCEGAHAN
PENYAKIT DIFTERI
ï‚ž IMUNISASI PADA SAAT KELAS 1 SD
MENINGKATKAN KEKEBALAN
TERHADAP PENYAKIT DIFTERI
ï‚ž PRILAKU HIDUP SEHAT : CUCI
TANGAN, MAKAN MAKANAN
BERGIZI, MENJAGA KEBERSIHAN
LINGKUNGAN, DLL MERUPAKAN HAL
PENTING UNTUK MENCEGAH
PENYEBARAN PENYAKIT DIFTERI