ΊέΊέί£

ΊέΊέί£Share a Scribd company logo
PRAKTIKUM FISIKA KELAS XII IPA
Hari/Tanggal: Selasa / 13 Oktober 2015
Kelas XII IPA 3
Nama Kelompok C
Anggota Gracella Maydah / 15
PRAKTIKUM DIFRAKSI
TUJUAN
οƒΌ Menunjukkan bahwa cahaya dapat mengalami difraksi / lenturan jika melewati celah
sempit (kisi).
οƒΌ Mencari hubungan antara tetapan kisi difraksi (𝑑) dengan jarak antara pita terang ke 𝑛
dari garis terang pusat.
οƒΌ Menghitung panjang gelombang sinar laser.
DASAR TEORI
οƒΌ Difraksi adalah pelenturan berkas sinar setelah melewati celah sempit.
οƒΌ Jika cahaya monokromatis dilewatkan pada celah sempit makan akan terjadi difraksi
yang menghasilkan bagian gelap dan terang, tetapi jika cahaya polykromatis yang
dilewatkan, maka yang terjadi adalah spektrum warna.
οƒΌ Suatu alat optik yang terdiri dari banyak celah sempit pada jarak yang sama disebut
kisi difraksi.
οƒΌ Bayangan yang dihasilkan akan keliahatan sebagai satu sumber apabila cahaya
melewati celah sempit
οƒΌ Apabila digunakan cahaya monokromatis, maka akan terjadi pita terang pada layar
menurut persamaan :
𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ†
οƒΌ Hubungan tetapan kisi difraksi (𝑑) dengan jumlah garis per satuan panjang (𝑁) adalah
𝑑 =
1
𝑁
οƒΌ Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak antara terang pusat dengan terang ke 𝑛
adalah
tan πœƒ =
𝑦
𝐿
𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ†
𝑑𝑦
𝐿
= π‘›πœ†
CARA KERJA
1. Atur set alat kisi difraksi.
2. Atur jarak antara layar dengan kisi.
3. Arahkan sinar laser ke kisi.
4. Tandai dan ukur jarak pita terang pertama ke pusat.
5. Ulangi langkah 2-4 untuk lebar kisi lain.
DATA
𝑑 𝐿 (π‘π‘š) 𝑦 (π‘π‘š) πœ† (π‘π‘š) Ξ”πœ† (π‘π‘š)
1/100 mm
46
𝑦1 = 3 6.52 Γ— 10βˆ’5
1.77 Γ— 10βˆ’6
𝑦2 = 6 6.52 Γ— 10βˆ’5
1.77 Γ— 10βˆ’6
𝑦3 = 9 6.52 Γ— 10βˆ’5
1.77 Γ— 10βˆ’6
1/300 mm 𝑦1 = 9 6.52 Γ— 10βˆ’5
1.77 Γ— 10βˆ’6
𝑦2 = 19.4 7.03 Γ— 10βˆ’5
3.33 Γ— 10βˆ’6
1/600 mm 𝑦1 = 19.5 7.07 Γ— 10βˆ’5
3.73 Γ— 10βˆ’6
PEMBAHASAN
Pada hari Selasa pada tanggal 13 Oktober 2015, saya dan kelompok saya melakukan
praktikum difraksi cahaya di ruangan terang. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan
cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Difraksi cahaya ini
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang disebut kisi difraksi yaitu suatu alat
dengan banyak celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain dengan jarak konstan.
Sebuah kisi memiliki konstanta atau tetapan kisi yang menyatakan banyaknya goresan tiap
satu satuan panjang, yang dilambangkan dengan 𝑑, yang juga sering dikatakan menjadi lebar
celah atau jarak antar celah. Banyaknya goresan tiap satuan panjang atau jumlah kisi
dinyatakan dengan 𝑁. Oleh karena itu, tetapan kisi difraksi (𝑑) dapat dicari dengan
menggunakan rumus : 𝒅 =
𝟏
𝑡
. Jumlah kisi (𝑁) yang digunakan sebesar 100 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š,
300 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š, dan 600 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š.
Kisi diletakkan sejauh 𝐿 di depan layar. Sinar laser yang melewati kisi kemudian jatuh pada
layar yang sudah disediakan yaitu berupa penggaris. Cahaya yang tampak pada layar berupa
gelombang-gelombang yang terlihat sebagai garis-garis warna. Cahaya pada layar terbagi
menjadi dua arah yang pusatnya berada di tengah-tengah yang disebut titik terang pusat yaitu
pada 25 cm. Kemudian dilakukan pengukuran jarak 𝑦 antara titik terang pusat pada layar
dengan titik terang berikutnya, atau dari titik terang pusat ke titik terang pada orde pertama
(𝑛 = 1).
Pada gambar di atas, 𝐭𝐚𝐧 𝜽 =
π’š
𝑳
. Namun karena sin πœƒ untuk sudut yang kecil nilainya
mendekati tan πœƒ, maka 𝑑. sin πœƒ = 𝑛 πœ† sehingga 𝒅.
π’š
𝑳
= 𝒏𝝀 dengan 𝑛 merupakan orde dan πœ†
merupakan panjang gelombang. Dari praktikum ini, hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar 𝟏𝟎𝟎 π’ˆπ’‚π’“π’Šπ’”/π’Žπ’Žmaka
𝑑 =
1
𝑁
𝑑 =
1
100 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š
𝑑 =
1
100
π‘šπ‘š
𝑑 = 10βˆ’2
π‘šπ‘š
𝑑 = (10βˆ’2
.10βˆ’1 ) π‘π‘š
𝒅 = πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž
ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar πŸ‘πŸŽπŸŽ π’ˆπ’‚π’“π’Šπ’”/π’Žπ’Žmaka
𝑑 =
1
𝑁
𝑑 =
1
300 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š
𝑑 =
1
300
π‘šπ‘š
𝑑 =
1
3
Γ— 10βˆ’2
π‘šπ‘š
𝑑 =
1
3
(10βˆ’2
. 10βˆ’1) π‘π‘š
𝒅 =
𝟏
πŸ‘
Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž
ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar πŸ”πŸŽπŸŽ π’ˆπ’“/π’Žπ’Žmaka :
𝑑 =
1
𝑁
𝑑 =
1
600 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š
𝑑 =
1
100
π‘šπ‘š
𝑑 =
1
6
Γ— 10βˆ’2
π‘šπ‘š
𝑑 =
1
6
(10βˆ’2
. 10βˆ’1) π‘π‘š
𝒅 =
𝟏
πŸ”
Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž
ο‚· Untuk menghitung panjang gelombang (𝝀), maka rumus yang digunakan sebagai
berikut :
𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ†
𝑑.
𝑦
𝐿
= π‘›πœ†
𝝀 =
𝒅. π’š
𝑳. 𝒏
ο‚· Apabila diketahui 𝒅 = πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka :
Untuk π’š πŸπ’‚ = πŸ‘ π’„π’Ž
πœ†1π‘Ž =
𝑑. 𝑦1π‘Ž
𝐿. 𝑛
πœ†1π‘Ž =
10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 3 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 1
πœ†1π‘Ž =
3
46000
π‘π‘š
𝝀 πŸπ’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
Untuk π’š πŸπ’‚ = πŸ” π’„π’Ž
πœ†2π‘Ž =
𝑑. 𝑦2π‘Ž
𝐿. 𝑛
πœ†2π‘Ž =
10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 6 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 2
πœ†2π‘Ž =
3
46000
π‘π‘š
𝝀 πŸπ’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
Untuk 𝑦3π‘Ž = 9 π‘π‘š
πœ†3π‘Ž =
𝑑. 𝑦3π‘Ž
𝐿. 𝑛
πœ†3π‘Ž =
10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 9 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 3
πœ†3π‘Ž =
3
46000
π‘π‘š
𝝀 πŸ‘π’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
ο‚· Apabila diketahui 𝒅 =
𝟏
πŸ‘
Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka :
Untuk π’š πŸπ’ƒ = πŸ— π’„π’Ž
πœ†1𝑏 =
𝑑. 𝑦1𝑏
𝐿. 𝑛
πœ†1𝑏 =
1
3
Γ— 10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 9 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 1
πœ†1𝑏 =
3
46000
π‘π‘š
𝝀 πŸπ’ƒ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
Untuk π’š πŸπ’ƒ = πŸπŸ—. πŸ’ π’„π’Ž
πœ†2𝑏 =
𝑑. 𝑦2𝑏
𝐿. 𝑛
πœ†2𝑏 =
1
3
Γ— 10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 19.4 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 2
πœ†2𝑏 =
97
1380000
π‘π‘š
𝝀 πŸπ’ƒ β‰ˆ πŸ•. πŸŽπŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
ο‚· Apabila diketahui 𝒅 =
𝟏
πŸ”
Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘
π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka :
Untuk π’š πŸπ’„ = πŸπŸ—. πŸ“ π’„π’Ž
πœ†1𝑐 =
𝑑. 𝑦1𝑐
𝐿. 𝑛
πœ†1𝑐 =
1
6
Γ— 10βˆ’3
π‘π‘š Γ— 19.5 π‘π‘š
46 π‘π‘š Γ— 1
πœ†3 =
13
184000
π‘π‘š
𝝀 πŸ‘ β‰ˆ πŸ•. πŸŽπŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
ο‚· Menghitung rata-rata panjang gelombang (𝝀̅)
πœ†Μ… =
Ξ£πœ†
𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘›
πœ†Μ… =
πœ†1π‘Ž + πœ†2π‘Ž + πœ†3π‘Ž + πœ†1𝑏 + πœ†2𝑏 + πœ†1𝑐
𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘›
πœ†Μ… =
(6.52 Γ— 10βˆ’5
+ 6.52 Γ— 10βˆ’5
+ 6.52 Γ— 10βˆ’5
+ 6.52 Γ— 10βˆ’5
+ 7.03 Γ— 10βˆ’5
+ 7.07 Γ— 10βˆ’5) π‘π‘š
6
πœ†Μ… =
4.018 Γ— 10βˆ’4
6
π‘π‘š
𝝀̅ β‰ˆ πŸ”. πŸ”πŸ—πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
ο‚· Menghitung rata-rata perubahan panjang gelombang (βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ…)
Untuk 𝝀 πŸπ’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†1π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1π‘Ž|
βˆ†πœ†1π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š
βˆ†πœ†1π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6 | π‘π‘š
βˆ†π€ πŸπ’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
Untuk 𝝀 πŸπ’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†2π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†2π‘Ž|
βˆ†πœ†2π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š
βˆ†πœ†2π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š
βˆ†π€ πŸπ’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
Untuk 𝝀 πŸ‘π’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†3π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†3π‘Ž|
βˆ†πœ†3π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š
βˆ†πœ†3π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š
βˆ†π€ πŸ‘π’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
Untuk 𝝀 πŸπ’ƒ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†1𝑏 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1𝑏|
βˆ†πœ†1𝑏 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š
βˆ†πœ†1𝑏 = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š
βˆ†π€ πŸπ’ƒ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
Untuk 𝝀 πŸπ’ƒ = πŸ•. πŸŽπŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†2𝑏 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†2𝑏|
βˆ†πœ†2𝑏 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (7.03 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š
βˆ†πœ†2𝑏 = |βˆ’3.33 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š
βˆ†π€ πŸπ’ƒ = πŸ‘. πŸ‘πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
Untuk 𝝀 πŸπ’„ = πŸ•. πŸŽπŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“
π’„π’Ž
βˆ†πœ†1𝑐 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1𝑐|
βˆ†πœ†1𝑐 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (7.07 Γ— 10βˆ’5 )| π‘π‘š
βˆ†πœ†1𝑐 = |βˆ’3.73 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š
βˆ†π€ πŸπ’„ = πŸ‘. πŸ•πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ”
π’„π’Ž
ο‚· Menghitung rata-rata perubahan panjang gelombang (βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ…)
βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… =
Ξ£βˆ†πœ†
𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘›
βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… =
βˆ†πœ†1π‘Ž + βˆ†πœ†2π‘Ž + βˆ†πœ†3π‘Ž + βˆ†πœ†1𝑏 + βˆ†πœ†2𝑏 + βˆ†πœ†1𝑐
𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘›
βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… =
(1.77 Γ— 10βˆ’6
+ 1.77 Γ— 10βˆ’6
+ 1.77 Γ— 10βˆ’6
+ 1.77 Γ— 10βˆ’6
+ 3.33 Γ— 10βˆ’6
+ 3.73 Γ— 10βˆ’6) π‘π‘š
6
βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… =
1.414 Γ— 10βˆ’5
6
π‘π‘š
βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ… = 𝟐. πŸ‘πŸ“πŸ”πŸ” Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ•
π’„π’Ž
ο‚· Menghitung Kesalahan Relatif
𝐾𝑅 =
βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ…
πœ†Μ…
Γ— 100%
𝐾𝑅 =
2.3566 Γ— 10βˆ’7
π‘π‘š
6.697 Γ— 10βˆ’5 π‘π‘š
Γ— 100%
𝑲𝑹 β‰ˆ 𝟎. πŸ‘πŸ“%
Pada praktikum ini, kesalahan yang terjadi dapat disebabkan karena hal-hal berikut, antara
lain :
ο€ͺ Mata pengamat tidak sesuai dengan pengukuran pada layar yang berupa penggaris.
ο€ͺ Ketidaktelitian dalam perhitungan.
ο€ͺ Ketidaktepatan dalam pengukuran.
ο€ͺ Kurang tepat dalam penggunaan alat.
KESIMPULAN
Panjang gelombang dipengaruhi oleh orde, jarak layar dengan kisi, konstanta atau tetapan kisi
difraksi, dan jarak terang pusat dengan titik orde. Semakin tinggi tetapan kisi difraksi atau
konstanta, semakin kecil panjang gelombang yang dihasilkan dan semakin kecil juga jarak
antara pita terang ke 𝑛 dari garis terang pusat. juga jarak antara pita terang ke 𝑛 dari garis
terang pusat semakin kecil karena berbanding terbalik dengan konstanta atau tetapan kisi
difraksi.

More Related Content

Praktikum Difraksi

  • 1. PRAKTIKUM FISIKA KELAS XII IPA Hari/Tanggal: Selasa / 13 Oktober 2015 Kelas XII IPA 3 Nama Kelompok C Anggota Gracella Maydah / 15 PRAKTIKUM DIFRAKSI TUJUAN οƒΌ Menunjukkan bahwa cahaya dapat mengalami difraksi / lenturan jika melewati celah sempit (kisi). οƒΌ Mencari hubungan antara tetapan kisi difraksi (𝑑) dengan jarak antara pita terang ke 𝑛 dari garis terang pusat. οƒΌ Menghitung panjang gelombang sinar laser. DASAR TEORI οƒΌ Difraksi adalah pelenturan berkas sinar setelah melewati celah sempit. οƒΌ Jika cahaya monokromatis dilewatkan pada celah sempit makan akan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan terang, tetapi jika cahaya polykromatis yang dilewatkan, maka yang terjadi adalah spektrum warna. οƒΌ Suatu alat optik yang terdiri dari banyak celah sempit pada jarak yang sama disebut kisi difraksi. οƒΌ Bayangan yang dihasilkan akan keliahatan sebagai satu sumber apabila cahaya melewati celah sempit οƒΌ Apabila digunakan cahaya monokromatis, maka akan terjadi pita terang pada layar menurut persamaan : 𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ† οƒΌ Hubungan tetapan kisi difraksi (𝑑) dengan jumlah garis per satuan panjang (𝑁) adalah
  • 2. 𝑑 = 1 𝑁 οƒΌ Hubungan antara sudut elevasi dengan jarak antara terang pusat dengan terang ke 𝑛 adalah tan πœƒ = 𝑦 𝐿 𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ† 𝑑𝑦 𝐿 = π‘›πœ† CARA KERJA 1. Atur set alat kisi difraksi. 2. Atur jarak antara layar dengan kisi. 3. Arahkan sinar laser ke kisi. 4. Tandai dan ukur jarak pita terang pertama ke pusat. 5. Ulangi langkah 2-4 untuk lebar kisi lain. DATA 𝑑 𝐿 (π‘π‘š) 𝑦 (π‘π‘š) πœ† (π‘π‘š) Ξ”πœ† (π‘π‘š) 1/100 mm 46 𝑦1 = 3 6.52 Γ— 10βˆ’5 1.77 Γ— 10βˆ’6 𝑦2 = 6 6.52 Γ— 10βˆ’5 1.77 Γ— 10βˆ’6 𝑦3 = 9 6.52 Γ— 10βˆ’5 1.77 Γ— 10βˆ’6 1/300 mm 𝑦1 = 9 6.52 Γ— 10βˆ’5 1.77 Γ— 10βˆ’6 𝑦2 = 19.4 7.03 Γ— 10βˆ’5 3.33 Γ— 10βˆ’6 1/600 mm 𝑦1 = 19.5 7.07 Γ— 10βˆ’5 3.73 Γ— 10βˆ’6 PEMBAHASAN Pada hari Selasa pada tanggal 13 Oktober 2015, saya dan kelompok saya melakukan praktikum difraksi cahaya di ruangan terang. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Difraksi cahaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang disebut kisi difraksi yaitu suatu alat dengan banyak celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain dengan jarak konstan.
  • 3. Sebuah kisi memiliki konstanta atau tetapan kisi yang menyatakan banyaknya goresan tiap satu satuan panjang, yang dilambangkan dengan 𝑑, yang juga sering dikatakan menjadi lebar celah atau jarak antar celah. Banyaknya goresan tiap satuan panjang atau jumlah kisi dinyatakan dengan 𝑁. Oleh karena itu, tetapan kisi difraksi (𝑑) dapat dicari dengan menggunakan rumus : 𝒅 = 𝟏 𝑡 . Jumlah kisi (𝑁) yang digunakan sebesar 100 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š, 300 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š, dan 600 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š. Kisi diletakkan sejauh 𝐿 di depan layar. Sinar laser yang melewati kisi kemudian jatuh pada layar yang sudah disediakan yaitu berupa penggaris. Cahaya yang tampak pada layar berupa gelombang-gelombang yang terlihat sebagai garis-garis warna. Cahaya pada layar terbagi menjadi dua arah yang pusatnya berada di tengah-tengah yang disebut titik terang pusat yaitu pada 25 cm. Kemudian dilakukan pengukuran jarak 𝑦 antara titik terang pusat pada layar dengan titik terang berikutnya, atau dari titik terang pusat ke titik terang pada orde pertama (𝑛 = 1). Pada gambar di atas, 𝐭𝐚𝐧 𝜽 = π’š 𝑳 . Namun karena sin πœƒ untuk sudut yang kecil nilainya mendekati tan πœƒ, maka 𝑑. sin πœƒ = 𝑛 πœ† sehingga 𝒅. π’š 𝑳 = 𝒏𝝀 dengan 𝑛 merupakan orde dan πœ† merupakan panjang gelombang. Dari praktikum ini, hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar 𝟏𝟎𝟎 π’ˆπ’‚π’“π’Šπ’”/π’Žπ’Žmaka 𝑑 = 1 𝑁 𝑑 = 1 100 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š 𝑑 = 1 100 π‘šπ‘š
  • 4. 𝑑 = 10βˆ’2 π‘šπ‘š 𝑑 = (10βˆ’2 .10βˆ’1 ) π‘π‘š 𝒅 = πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar πŸ‘πŸŽπŸŽ π’ˆπ’‚π’“π’Šπ’”/π’Žπ’Žmaka 𝑑 = 1 𝑁 𝑑 = 1 300 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š 𝑑 = 1 300 π‘šπ‘š 𝑑 = 1 3 Γ— 10βˆ’2 π‘šπ‘š 𝑑 = 1 3 (10βˆ’2 . 10βˆ’1) π‘π‘š 𝒅 = 𝟏 πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž ο‚· Untuk jumlah kisi (𝑡) sebesar πŸ”πŸŽπŸŽ π’ˆπ’“/π’Žπ’Žmaka : 𝑑 = 1 𝑁 𝑑 = 1 600 π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ /π‘šπ‘š 𝑑 = 1 100 π‘šπ‘š 𝑑 = 1 6 Γ— 10βˆ’2 π‘šπ‘š 𝑑 = 1 6 (10βˆ’2 . 10βˆ’1) π‘π‘š 𝒅 = 𝟏 πŸ” Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž ο‚· Untuk menghitung panjang gelombang (𝝀), maka rumus yang digunakan sebagai berikut : 𝑑. sin πœƒ = π‘›πœ† 𝑑. 𝑦 𝐿 = π‘›πœ†
  • 5. 𝝀 = 𝒅. π’š 𝑳. 𝒏 ο‚· Apabila diketahui 𝒅 = πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka : Untuk π’š πŸπ’‚ = πŸ‘ π’„π’Ž πœ†1π‘Ž = 𝑑. 𝑦1π‘Ž 𝐿. 𝑛 πœ†1π‘Ž = 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 3 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 1 πœ†1π‘Ž = 3 46000 π‘π‘š 𝝀 πŸπ’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž Untuk π’š πŸπ’‚ = πŸ” π’„π’Ž πœ†2π‘Ž = 𝑑. 𝑦2π‘Ž 𝐿. 𝑛 πœ†2π‘Ž = 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 6 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 2 πœ†2π‘Ž = 3 46000 π‘π‘š 𝝀 πŸπ’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž Untuk 𝑦3π‘Ž = 9 π‘π‘š πœ†3π‘Ž = 𝑑. 𝑦3π‘Ž 𝐿. 𝑛 πœ†3π‘Ž = 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 9 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 3 πœ†3π‘Ž = 3 46000 π‘π‘š 𝝀 πŸ‘π’‚ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž ο‚· Apabila diketahui 𝒅 = 𝟏 πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka : Untuk π’š πŸπ’ƒ = πŸ— π’„π’Ž πœ†1𝑏 = 𝑑. 𝑦1𝑏 𝐿. 𝑛
  • 6. πœ†1𝑏 = 1 3 Γ— 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 9 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 1 πœ†1𝑏 = 3 46000 π‘π‘š 𝝀 πŸπ’ƒ β‰ˆ πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž Untuk π’š πŸπ’ƒ = πŸπŸ—. πŸ’ π’„π’Ž πœ†2𝑏 = 𝑑. 𝑦2𝑏 𝐿. 𝑛 πœ†2𝑏 = 1 3 Γ— 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 19.4 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 2 πœ†2𝑏 = 97 1380000 π‘π‘š 𝝀 πŸπ’ƒ β‰ˆ πŸ•. πŸŽπŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž ο‚· Apabila diketahui 𝒅 = 𝟏 πŸ” Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ‘ π’„π’Ž dan 𝑳 = πŸ’πŸ” π’„π’Ž maka : Untuk π’š πŸπ’„ = πŸπŸ—. πŸ“ π’„π’Ž πœ†1𝑐 = 𝑑. 𝑦1𝑐 𝐿. 𝑛 πœ†1𝑐 = 1 6 Γ— 10βˆ’3 π‘π‘š Γ— 19.5 π‘π‘š 46 π‘π‘š Γ— 1 πœ†3 = 13 184000 π‘π‘š 𝝀 πŸ‘ β‰ˆ πŸ•. πŸŽπŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž ο‚· Menghitung rata-rata panjang gelombang (𝝀̅) πœ†Μ… = Ξ£πœ† 𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘› πœ†Μ… = πœ†1π‘Ž + πœ†2π‘Ž + πœ†3π‘Ž + πœ†1𝑏 + πœ†2𝑏 + πœ†1𝑐 𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘› πœ†Μ… = (6.52 Γ— 10βˆ’5 + 6.52 Γ— 10βˆ’5 + 6.52 Γ— 10βˆ’5 + 6.52 Γ— 10βˆ’5 + 7.03 Γ— 10βˆ’5 + 7.07 Γ— 10βˆ’5) π‘π‘š 6 πœ†Μ… = 4.018 Γ— 10βˆ’4 6 π‘π‘š 𝝀̅ β‰ˆ πŸ”. πŸ”πŸ—πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž
  • 7. ο‚· Menghitung rata-rata perubahan panjang gelombang (βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ…) Untuk 𝝀 πŸπ’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†1π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1π‘Ž| βˆ†πœ†1π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š βˆ†πœ†1π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6 | π‘π‘š βˆ†π€ πŸπ’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž Untuk 𝝀 πŸπ’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†2π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†2π‘Ž| βˆ†πœ†2π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š βˆ†πœ†2π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š βˆ†π€ πŸπ’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž Untuk 𝝀 πŸ‘π’‚ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†3π‘Ž = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†3π‘Ž| βˆ†πœ†3π‘Ž = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š βˆ†πœ†3π‘Ž = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š βˆ†π€ πŸ‘π’‚ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž Untuk 𝝀 πŸπ’ƒ = πŸ”. πŸ“πŸ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†1𝑏 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1𝑏| βˆ†πœ†1𝑏 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (6.52 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š βˆ†πœ†1𝑏 = |1.77 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š βˆ†π€ πŸπ’ƒ = 𝟏. πŸ•πŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž Untuk 𝝀 πŸπ’ƒ = πŸ•. πŸŽπŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†2𝑏 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†2𝑏| βˆ†πœ†2𝑏 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (7.03 Γ— 10βˆ’5)| π‘π‘š βˆ†πœ†2𝑏 = |βˆ’3.33 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š βˆ†π€ πŸπ’ƒ = πŸ‘. πŸ‘πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž
  • 8. Untuk 𝝀 πŸπ’„ = πŸ•. πŸŽπŸ• Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ“ π’„π’Ž βˆ†πœ†1𝑐 = |πœ†Μ… βˆ’ πœ†1𝑐| βˆ†πœ†1𝑐 = |(6.697 Γ— 10βˆ’5) βˆ’ (7.07 Γ— 10βˆ’5 )| π‘π‘š βˆ†πœ†1𝑐 = |βˆ’3.73 Γ— 10βˆ’6| π‘π‘š βˆ†π€ πŸπ’„ = πŸ‘. πŸ•πŸ‘ Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ” π’„π’Ž ο‚· Menghitung rata-rata perubahan panjang gelombang (βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ…) βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… = Ξ£βˆ†πœ† 𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘› βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… = βˆ†πœ†1π‘Ž + βˆ†πœ†2π‘Ž + βˆ†πœ†3π‘Ž + βˆ†πœ†1𝑏 + βˆ†πœ†2𝑏 + βˆ†πœ†1𝑐 𝑛 π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘π‘Žπ‘Žπ‘› βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… = (1.77 Γ— 10βˆ’6 + 1.77 Γ— 10βˆ’6 + 1.77 Γ— 10βˆ’6 + 1.77 Γ— 10βˆ’6 + 3.33 Γ— 10βˆ’6 + 3.73 Γ— 10βˆ’6) π‘π‘š 6 βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… = 1.414 Γ— 10βˆ’5 6 π‘π‘š βˆ†π€Μ…Μ…Μ…Μ… = 𝟐. πŸ‘πŸ“πŸ”πŸ” Γ— πŸπŸŽβˆ’πŸ• π’„π’Ž ο‚· Menghitung Kesalahan Relatif 𝐾𝑅 = βˆ†πœ†Μ…Μ…Μ…Μ… πœ†Μ… Γ— 100% 𝐾𝑅 = 2.3566 Γ— 10βˆ’7 π‘π‘š 6.697 Γ— 10βˆ’5 π‘π‘š Γ— 100% 𝑲𝑹 β‰ˆ 𝟎. πŸ‘πŸ“% Pada praktikum ini, kesalahan yang terjadi dapat disebabkan karena hal-hal berikut, antara lain : ο€ͺ Mata pengamat tidak sesuai dengan pengukuran pada layar yang berupa penggaris. ο€ͺ Ketidaktelitian dalam perhitungan. ο€ͺ Ketidaktepatan dalam pengukuran. ο€ͺ Kurang tepat dalam penggunaan alat. KESIMPULAN Panjang gelombang dipengaruhi oleh orde, jarak layar dengan kisi, konstanta atau tetapan kisi difraksi, dan jarak terang pusat dengan titik orde. Semakin tinggi tetapan kisi difraksi atau
  • 9. konstanta, semakin kecil panjang gelombang yang dihasilkan dan semakin kecil juga jarak antara pita terang ke 𝑛 dari garis terang pusat. juga jarak antara pita terang ke 𝑛 dari garis terang pusat semakin kecil karena berbanding terbalik dengan konstanta atau tetapan kisi difraksi.