ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Disampaikan pada
SOSIALISASI PD3I UPT PUSKESMAS SITOPENG
27 Juli 2024
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) masih mengancam dunia
WHO >>>
• 1.5 juta anak meninggal karena
penyakit yang dapat dicegah oleh
vaksin
• Hampir 17% kematian pada anak
<5 tahun dapat dicegah dengan
vaksinasi
Diperlukan imunisasi berkesinambungan
dengan cakupan tinggi
Penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
masih
mengancam
dunia
Diperlukan
cakupan imunisasi
yang senantiasa
tinggi
1. Mencegah
individu terhadap
penyakit yang
berbahaya
2. Mencegah
penularan di
masyarakat
Alasan tidak
diimunisasi
(%)
Keluarga
tidak
mengizin
kan 26.3%
28.8
Anak
sering
sakit
6.8%
Tempat
imunisasi
jauh
21.9%
16.3
Anak demam
28.8%
Tidak tahu
Tempat
Imunisasi
6.7%
Sibuk/repot
16.3%
Alasan mengapa
tidak
diimunisasi
Riskesdas,
2023
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
Tuberculosis Polio
Tetanus
Diphteria
Pertusis Measles
Pneumonia
Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi
-Hepatitis B
-Poliomielitis
-Tuberkulosis
-Difteri
-Pertusis
-Tetanus
-Campak
-Rubella
-Hepatitis A
-Gondongan (mumps)
-Campak Jerman (rubela)
-Demam Tifoid
-Radang selaput otak (meningitis)
-Cacar air (varisela)
--Diare akibat rotavirus
-influenza
Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi rutin
Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi pilihan
Imunisasi dalam tahap Demonstration Project
-Invasive Pneumococcal Disease (PCV)
-Kanker leher rahim (kanker serviks/HPV=Human Papiloma Virus)
- Japanese Encephalitis (JE)
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Hepatitis Penyebab : virus Hepatitis B dan A
Cara penularan : melalui darah /
suntikan / cairan tubuh (hep B) atau
makanan / minuman tercemar (hep A)
Gejala: bervariasi dari tak bergejala
hingga sakit berat, demam tinggi, perut
bengkak, kulit kuning
Komplikasi berat : pengerasan /
sirosis hati, kanker hati, kegagalan fungsi
hati.
https://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/
Transmisi neonatal
70%-90% dari ibu HBsAg dan HBeAg positif
20% apabila ibu HbsAg positif
Bayi tertular saat dilahirkan
(penularan vertikal)
90% menjadi menahun
Terjadi sirosis hepatis >> kanker hati
www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/index.html
Imunisasi Hepatitis B
Vaksin HepatitisVaksin Hepatitis B bayi baru lahir
dianjurkan diberikan segera
dalam waktu 24 jam* sesudah
bayi lahir, diberikan setelah
vitamin K 1
Cara pemberian : suntikan intra
muskular (IM) di paha antero lateral
HBIg pada paha yang berlainan,
untuk bayi dari Ibu yang HBsAg
positif
Dilanjutkan DPT-HB-Hib 1,2 dan 3
pada usia 2,3 dan 4 bulan
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
TBC Penyebab : bakteri Mycobacterium
tuberculosis
Cara penularan : melalui percikan
ludah dari orang dewasa serumah
kepada anak (terutama < 5 thn)
Komplikasi berat :
Milier TB, Meningitis TB, Tb sendi, dll.
Imunisasi BCG
Vaksin BCG
Vaksin BCG diberikan sebanyak 1
kali pada bayi usia 1 bulan
Cara pemberian: suntikan intra kutan
(IK) pada lengan atas kanan
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Poliomielitis
http://umaza.edu.ar/blog/universidadsaludable/2014/05/08/
Penyebab : virus Polio. Virus polio
menyerang cornu anterior medula
spinalis atau medula oblongata
Cara penularan : masuk ke dalam
tubuh melalui makanan atau
minuman (orofecal)
Masa inkubasi: 5 – 35 hari
Gejala : bervariasi dari tidak ada
gejala hingga kelumpuhan
Komplikasi berat : kelumpuhan
dan cacat seumur hidup
08/07/2024 13
Manifestasi klinis
– Abortive (5%): panas, lemas,
anoreksia, sakit kepala
– Non paralytic (1%): kekakuan
leher, refleks menurun
– Paralytic (0,1%): kelumpuhan
asimetris, dapat mengenai saraf
otak, otak dan refleks
menghilang
08/07/2024 14
• Diagnosis pasti  Virus Polio di tinja
(+)
• Tatalaksana : simptomatik dan
fisioterapi
• Pasien dirawat 2 minggu
dipulangkan jika klinis sedikit
membaik
• Tinja pasien mengandung virus polio
selama 3 bulan  diberikan klorin
• Gejala sisa: lumpuh layuh, biasanya
tungkai satu sisi mengecil, dapat
terjadi kontraktur
• Pemantauan: surveilans lumpuh layuh
akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP)
Rojudin,Campang
WayHandak,lumpuh
tgl28-05-05
Foto03-07-’05
Cacat
Menetap
Imunisasi Polio
Vaksin Polio Vaksin Polio oral (bOPV)
diberikan sebanyak 4 kali yaitu
saat bayi berusia 1 bulan, 2
bulan, 3 bulan dan 4 bulan
Cara pemberian : diberikan secara
per oral sebanyak 2 tetes
Vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada bayi usia 4 bulan
Cara pemberian: suntikan intra
muskular (IM) pada paha
anterolateral kiri
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Difteri Penyebab : bakteri
Corynebacterium diphteriae
Cara penularan : melalui udara
(batuk / bersin)
Gejala : demam, bengkak pada
amandel dan leher, terdapat selaput
putih menutup jalan napas
Komplikasi berat : sumbatan jalan
napas, peradangan jantung,
kelumpuhan, kematian.
Penyebab : Bakteri Corynebacterium Diphtheriae
Cara Penularan: melalui udara (batuk / bersin)
GEJALA KLINIS DIFTERI
Demam atau
tanpa demam
Munculnya
pseudomembran putih
keabuan, sulit lepas
dan mudah berdarah
jika
dilepas/dimanipulasi
Sakit waktu
menelan
 Sebanyak
94% kasus
Difteri
mengenai
tonsil dan
faring
Leher
membengkak
Sesak nafas
disertai
bunyi
KOMPLIKASI DIFTERI
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Difteri
CARA PENULARAN DIFTERI
melalui droplet (percikan ludah) dari dari batuk, bersin, muntah,
melalui alat makan, atau kontak langsung dari lesi di kulit.
SIAPA YANG BISA TERTULAR DIFTERI?
Semua kelompok usia dapat tertular penyakit
ini, terutama yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap
MASA INKUBASI DIFTERI
 antara 1 – 10 hari, rata-rata 2 – 5 hari
 Kasus dapat menularkan penyakit ke
orang lain 2- 4 minggu sejak masa
inkubasi
KEMATIAN
kelumpuhan otot jantung atau
sumbatan jalan nafas.
Bila tidak diobati dengan tepat
angka kematian 5 – 10 % pada
anak usia <5 tahun dan pada
dewasa (diatas 40 tahun) dapat
mencapai 20 %
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIFTERI
 Suatu wilayah dinyatakan KLB Difteri jika ditemukan 1
(satu) kasus suspek difteri
 dilaporkan dalam 24 jam ke Kementerian Kesehatan
(PHEOC – Public Health Emergency Operation Centre).
Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999.
Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable Diseases, 1996d.
Patogenesis Difteria
Percikan
ludah
Terhirup
Kolonisasi
di tenggorokan
dan memproduksi toksin
Nekrosis setempat
dan terkumpul
jaringan mati
Toksin diserap dan masuk
ke peredaran darah menyebar
ke otot jantung, ginjal,
syaraf perifer
Terbentuk pseudo
membran
Miokarditis,
neuritis
PSEUDOMEMBRAN
Strep throat
Mononucleosis infeksiosa
Candidiosis oral Herpangina
DD/ DIFTERI
Difteri dapat disembuhkan apabila orang yang
terjangkit tidak terlambat dalam mendapatkan
pertolongan
APAKAH DIFTERI DAPAT DISEMBUHKAN?
CARA PENCEGAHAN PENULARAN DIFTERI
 Pencegahan: Imunisasi Lengkap sesuai Usia
Apabila dalam suatu wilayah ditemukan satu kasus difteri maka
dilakukan ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan
kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata
 Penggunaan masker dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)
 Pemberian antibiotika pada kontak erat kasus
 Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum
(ADS) dan antibiotika
KONTAK ERAT
 Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau
terkena percikan ludah saat batuk/bersin) dengan kasus suspek
difteri
 Sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit menelan sampai 2 hari
setelah pengobatan (masa penularan).
Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:
 Kontak erat satu rumah: tidur satu atap
 Kontak erat satu kamar di asrama
 Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain
 Kontak erat satu ruang kerja
 Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi
rumah
 Petugas kesehatan di lapangan dan di RS
 Pendamping kasus selama dirawat
Cara Pencegahan Penularan
Penyakit Difteri
• Menghentikan transmisi Difteri dengan pemberian prophilaksis
terhadap kontak dan karier
• Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan
tatalaksana karier yang adekuat
• ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan
kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata
(cakupan minimal 90%)
• Penguatan imunisasi rutin : perbaikan cakupan dan kualitas
pelayanan imunisasi rutin difteri bagi bayi, anak usia di bawah
dua tahun serta anak usia sekolah dasar di seluruh wilayah di
Indonesia.
• Penggunaan masker dan PHBS
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Pertusis/Batuk Rejan/Batuk 100 hari
Penyebab : bakteri Bordetella
pertussis
Cara penularan :percikan ludah
(droplet infection) yang keluar dari
batuk atau bersin.
Gejala : batuk terus menerus (> 2
minggu), hingga muka kebiruan dan
pendarahan di mata, muntah, sesak
napas.
Komplikasi berat : radang paru,
henti napas, kematian mendadak
https://www.cdc.gov/
Kontak kasus adalah orang serumah, tetangga,
teman bermain, teman sekolah, termasuk guru,
teman kerja yang kontak dengan kasus dalam
periode 20 hari (3 mg) dari mulai timbul gejala
(stadium kataral)
07/08/2024
TATALAKSANA PERTUSIS
• Rujuk ke puskesmas/RS
• Isolasi kasus dari lingkungan anak-anak kecil dan
bayi disekitarnya, khususnya dari bayi yang belum
diimunisasi, sampai dengan penderita diberi paling
sedikit 5 hari dari 14 hari dosis antibiotika yang harus
diberikan.
• Kasus tersangka yang tidak mendapatkan
antibiotika harus diisolasi paling sedikit selama 3
minggu.
• Penderita diberikan antibiotik (eritromicin) dosis 40 -
50 kg/BB/hari mak 2 gram/hari dibagi dalam 4 dosis
diberikan selama 14 hr.
• Kontak diberikan antibiotik yang sama sebagai
profilaksis selama 14 hari.
07/08/2024
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Tetanus Penyebab : bakteri Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin.
Cara penularan : tidak menyebar dari orang ke
orang, tetapi melalui kotoran yang masuk ke
dalam luka yang dalam.
Masuk ke luka yang tak bersih, gigi berlubang,
atau infeksi telinga, pemotongan tali pusat bayi
yang tidak steril
Gejala : demam, kaku dan kejang, sulit minum.
Pada bayi terdapat juga gejala berhenti
menetek (sucking) antara 3 sampai dengan 28
hari setelah lahir  Gejala berikutnya adalah
kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Komplikasi berat : kejang tak berhenti, henti
napas, kematian
https://www.immunize.org/
https://www.idph.state.il.us./
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Meningitis / Radang selaput otak
Penyebab : bakteri Haemophilus
influenzae, pneumokokus, dan
meningokokus
Cara penularan : percikan ludah
ketika bicara, batuk, bersin
Gejala : demam, kejang, kaku
kuduk, penurunan kesadaran
Komplikasi berat : kelumpuhan
dan cacat seumur hidup, kematian
Courtesy of Martin Leman
Imunisasi DPT-HB-Hib (Pentavalent)
Vaksin DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3
kali pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan
Vaksin DPT-HB-Hib lanjutan diberikan
pada anak usia 18 bulan
Vaksin DPT-HB-Hib diberikan guna
mencegah 6 penyakit, yakni Difteri,
Pertusis, tetanus, Hepatitis B serta
Pneumonia (radang paru) dan meningi
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Campak (morbilli, measles)
Penyebab : virus campak
Cara penularan : percikan ludah
dan melalui jalan napas.
Masa inkubasi: 10-12 hari
Gejala : demam, batuk pilek, mata
merah, diare, muncul bercak-bercak
merah pada kulit
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian
https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
Gejala klinis:
• Stadium prodromal
– demam makin tinggi dapat mencapai >38,50
C
– batuk, pilek, konjungtivitis dan Koplik spots
• Stadium erupsi/ruam (rash)
– 2-4 hari setelah prodromal
– Ruam makulopapular, dimulai dari muka dan
kepala, berlangsung 5-6 hari
• Stadium penyembuhan: hiperpigmentasi
32
Campak (morbilli, measles)
33
Timeline Manifestasi Klinis
• Diare
• Bronkhopneumonia
• Pneumonia
• Malnutrisi
• Radang telinga
tengah
• Ulkus mucosa mulut
• Komplikasi mata
Sering
• Encephalitis
• Myocarditis
• Pneumothorax
• Pneumomediastinum
• Appendicitis
• Subacute sclerosing
panencephalitis (SSPE)
Jarang
Komplikasi Penyakit Campak
07/08/2024
KEMATIAN CAMPAK:
 Kematian dari seorang penderita campak pasti, yang terjadi
dalam 30 hari setelah timbul rash, biasanya disebabkan komplikasi,
bukan disebabkan oleh hal-hal lain (seperti: trauma atau penyakit
kronik yang tidak berhubungan dengan komplikasi campak)
Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat menular,
yang biasanya ringan pada anak, ditandai ruam, demam
subfebril, pembesaran KGB suboccipital/
retroauricular
Penyebab : virus Rubella, virus RNA dari genus
Rubivirus, famili Togaviridae
Cara penularan : melalui saluran napas pada saat
batuk atau bersin
Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil pada
trimester pertama atau awal kehamilan, dapat
menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang
dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella
Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Courtesy of PGPKT
35
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Rubella
Patogenesa Rubella
• Virus rubella berkembang biak di
nasofaring dan kelenjar getah bening
regional. Viremia terjadi 4 – 7 hari setelah
virus masuk tubuh
• Masa penularan diperkirakan terjadi pada
7 hari sebelum hingga 7 hari setelah rash
• Masa inkubasi rubella berkisar antara 14 –
21 hari
• IgM rubella biasanya mulai muncul pada 4
hari setelah rash dan setelah 8 minggu
akan menurun dan tidak terdeteksi lagi,
dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari
setelah infeksi dan puncaknya pada 4
minggu kemudian dan umumnya menetap
seumur hidup.
36
Manifestasi Klinis
Gejala prodromal bervariasi sesuai umur,
Pada anak : ruam, coryza ringan, diare sebelum timbul
ruam.
Ruam pertama muka kemudian lengan, badan, dan tungkai.
Progresif, luas, dan lama timbulnya ruam bervariasi.
Pada kasus khas: ruam seluruh tubuh ( 24 jam pertama)  memudar mulai muka pada
hari kedua, dan menghilang hari ketiga. ruam eritematous, makulopapula, dan
diskreta.
Limfadenopati: pembesaran kelenjar suboksipital, aurikular
posterior, dan servikal.,
1-7 hari sebelum timbul ruam dan menetap selama satu minggu atau
lebih
Panas badan bervariasi dan biasanya peninggian temperatur
minimal, timbul biasanya bersamaan dengan timbulnya
ruam dan akan kembali normal sesudah ruam hilang.
Arthralgia dan arthritis transien umum terjadi pada
anak perempuan yang sudah cukup besar.
Tata Laksana
Tidak ada terapi antiviral spesifik
Pengobatan yang
diberikan bersifat
suportif
Maldonado Y. Rubella. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson Textbook of Pediatrics 19th edition.
Saunders; 2012
38
Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru lahir
yang meliputi kelainan pada jantung dan mata,
ketulian dan keterlambatan perkembangan
Penyebab : ibu hamil terutama trimestes 1 yang
terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari janin melalui
placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12 minggu
risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu, risiko janin
tertular 10-20%
Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
• Tidak ada tatalaksana khusushanya bersifat suportif
• Terapi sesuai gejala & kerjasama antardisiplin ilmu 
tatalaksana yang holistik
• Konsul ke bagian terkait
• Tumbuh kembang
• THt: test BERA dan pemasangan ABD
• Mata:memperbaiki visus dan koreksi katarak
• Jantung:koreksi PJB
• Nutrisi
40
Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
Epidemiologi Campak
Negara dengan
kasus campak
terbanyak di dunia,
2016: Indonesia
ranking 6!!
Source: Global MR Initiative.org
41
Imunisasi Campak-Rubella
Vaksin Campak-Rubella (MR)
Vaksin MR diberikan pada bayi
usia 9 bulan
Cara pemberian : suntikan sub
kutan (SK) pada lengan atas (deltoid)
kiri
Vaksin MR dosis lanjutan
diberikan pada bayi usia 18
bulan*
Cara pemberian: suntikan sub
kutan (SK) pada lengan atas (deltoid)
kiri
https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Radang Paru, Radang Otak, Bakteriemia (sepsis)
(Invasive Pneumococal Disease)
Penyebab : bakteri Streptococcus
pneumoniae
Cara penularan : udara (percikan
ludah)
Gejala : demam, infeksi saluran
napas, kejang, sesak napas
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, sepsis, infeksi telinga,
selulitis,kematian.
Courtesy of Martin Leman
Courtesy of Martin Leman
Pneumonia di Indonesia
• Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan angka
kematian tertinggi pada balita akibat pneumonia.
• Dan 14% kematian pada balita di Indonesia
disebabkan oleh pneumonia.
Di Indonesia, setiap
jamnya 2-3 balita
meninggal karena
pneumonia
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015.
UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV)
Vaksin PCV
Vaksin PCV diberikan sebanyak dua kali
pada bayi usia 2 dan 3 bulan
Vaksin PCV lanjutan diberikan pada bayi
usia 12 bulan
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Kanker Serviks
Penyebab : virus Human Papilloma
Virus (HPV).* utamanya tipe 16 dan
18, dan biasanya terjadi pada
perempuan usia reproduksi.
Cara penularan : Infeksi HPV yang
menyebabkan Kanker serviks menular
dari orang ke orang melalui vagina,
dubur (anus), mulut, hubungan
seksual dan sentuhan melalui kulit
lainnya
Merupakan kanker penyebab
kematian no 2 terbesar di
Indonesia
Imunisasi HPV
Vaksin HPV
Vaksin HPV diberikan dalam
kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) sebanyak 2 kali yaitu
bagi siswi kelas 5 (dosis pertama)
dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI
dan yang sederajat
Cara pemberian : Suntikan intra
muskular (IM) di lengan atas
(pertengahan M. deltoideus)
PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
1. Vaksin Pneumococcus Conjugated Vaccine / PCV
• Demonstration project dimulai dengan Provinsi
NTB (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi NTB
memiliki data serotype Pneumococus yang cukup
lengkap)
• 2017 dimulai di 2 kab (Lombok Barat dan Lombok
Timur)
• 2018 rencana semula akan dikembangkan di
seluruh Pulau Lombok, namun adanya bencana
alam sehingga Lombok Utara ditunda
pelaksanaannya pada tahun 2019 bersamaan
dengan kab/kota di luar Pulau Lombok
PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
2. Vaksin Human Papiloma Vaccine (HPV)
• Demonstration project dimulai tahun 2016 di
Provinsi DKI (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi
DKI merupakan wilayah risiko tinggi untuk kanker
serviks)
• Imunisasi diberikan bagi siswi kelas 5 (dosis
pertama) dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI dan
yang sederajat pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)
• Tahun 2018 dikembangkan ke Provinsi Sulawesi
Selatan (Kota Makassar) dan Provinsi Sulawesi
Utara (Kota Manado)
PD3I
Dalam tahap Demonstration Project
3. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)
• Demonstration project dimulai tahun 2018 di
Provinsi Bali (sesuai rekomendasi ITAGI:
Provinsi Bali merupakan provinsi risiko tinggi
dan memiliki data angka kesakitan & angka
kematian JE yang tinggi)
• Dimulai dengan kampanye untuk usia sasaran 9
bulan – 15 tahun, kemudian diikuti dengan
introduksi vaksin JE pada program imunisasi
rutin pada anak usia 10 bulan di Provinsi Bali
• Pelaksanaan pada sekolah dan luar sekolah
(tempat pelayanan imunisasi yang ditunjuk)
INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada
orang tua
ï‚— Manfaat dari vaksin yang diberikan
(contoh: BCG untuk mencegah TBC)
ï‚— Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS
disimpan secara aman dan dibawa
pada kunjungan berikut
ï‚— Keluhan yang dapat dialami, cara
mengatasi dan tidak perlu kuatir.
ï‚— Tanggal imunisasi berikutnya:
tujuannya minimal 5 kali kontak untuk
Imunisasi Dasar Lengkap sebelum
berusia 1 tahun.
51
52
53

More Related Content

Similar to PRESENTASI PD3I PUSKESMAS SITOPENG 2024.pptx (20)

Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
fitrianakartikasari5
Ìý
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
StephanieLexyLouis1
Ìý
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptxpengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
ssuserd3e705
Ìý
Imunisasi yunita
Imunisasi yunitaImunisasi yunita
Imunisasi yunita
Yunita Manurung
Ìý
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
Kusuma Wijayanti
Ìý
Difteria
DifteriaDifteria
Difteria
Atho Doc
Ìý
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
eliza293643
Ìý
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Fadel Muhammad Garishah
Ìý
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
kenggi
Ìý
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
NajMah Usman
Ìý
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptxImunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
RamaTiarNugrohoIroe
Ìý
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptxPEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
FausiahNurlan
Ìý
Presentasi imunisasi.pptx
Presentasi imunisasi.pptxPresentasi imunisasi.pptx
Presentasi imunisasi.pptx
melisa194440
Ìý
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptxsurveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
ssuser39f507
Ìý
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdfVAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
haniekusuma
Ìý
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
NurAnnisa699348
Ìý
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
Ìý
PPT VAKSINASI COVID 19.pptx
PPT VAKSINASI COVID 19.pptxPPT VAKSINASI COVID 19.pptx
PPT VAKSINASI COVID 19.pptx
OgiKurniawan3
Ìý
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
SesiliaDemmalino17
Ìý
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
fitrianakartikasari5
Ìý
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
StephanieLexyLouis1
Ìý
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptxpengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
pengantar vaksin dan imunisasi pertemuan.pptx
ssuserd3e705
Ìý
Difteria
DifteriaDifteria
Difteria
Atho Doc
Ìý
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
eliza293643
Ìý
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Fadel Muhammad Garishah
Ìý
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
kenggi
Ìý
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
NajMah Usman
Ìý
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptxImunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
RamaTiarNugrohoIroe
Ìý
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptxPEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PD3I (DPT).pptx
FausiahNurlan
Ìý
Presentasi imunisasi.pptx
Presentasi imunisasi.pptxPresentasi imunisasi.pptx
Presentasi imunisasi.pptx
melisa194440
Ìý
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptxsurveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
surveilans mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmKIKI.pptx
ssuser39f507
Ìý
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdfVAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
VAKSIN DAN IMUNOTERAPI untuk Mahasiswa Sarjana Farmasi.pdf
haniekusuma
Ìý
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
Ìý
PPT VAKSINASI COVID 19.pptx
PPT VAKSINASI COVID 19.pptxPPT VAKSINASI COVID 19.pptx
PPT VAKSINASI COVID 19.pptx
OgiKurniawan3
Ìý
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR biomedis 22
SesiliaDemmalino17
Ìý

Recently uploaded (19)

PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Ìý
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Ìý
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
Ìý
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Ìý
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Ìý
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Ìý
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Ìý
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Ìý

PRESENTASI PD3I PUSKESMAS SITOPENG 2024.pptx

  • 1. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Disampaikan pada SOSIALISASI PD3I UPT PUSKESMAS SITOPENG 27 Juli 2024
  • 2. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) masih mengancam dunia WHO >>> • 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin • Hampir 17% kematian pada anak <5 tahun dapat dicegah dengan vaksinasi
  • 3. Diperlukan imunisasi berkesinambungan dengan cakupan tinggi Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih mengancam dunia Diperlukan cakupan imunisasi yang senantiasa tinggi 1. Mencegah individu terhadap penyakit yang berbahaya 2. Mencegah penularan di masyarakat
  • 4. Alasan tidak diimunisasi (%) Keluarga tidak mengizin kan 26.3% 28.8 Anak sering sakit 6.8% Tempat imunisasi jauh 21.9% 16.3 Anak demam 28.8% Tidak tahu Tempat Imunisasi 6.7% Sibuk/repot 16.3% Alasan mengapa tidak diimunisasi Riskesdas, 2023
  • 5. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Tuberculosis Polio Tetanus Diphteria Pertusis Measles Pneumonia
  • 6. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi -Hepatitis B -Poliomielitis -Tuberkulosis -Difteri -Pertusis -Tetanus -Campak -Rubella -Hepatitis A -Gondongan (mumps) -Campak Jerman (rubela) -Demam Tifoid -Radang selaput otak (meningitis) -Cacar air (varisela) --Diare akibat rotavirus -influenza Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi rutin Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pilihan Imunisasi dalam tahap Demonstration Project -Invasive Pneumococcal Disease (PCV) -Kanker leher rahim (kanker serviks/HPV=Human Papiloma Virus) - Japanese Encephalitis (JE)
  • 7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Hepatitis Penyebab : virus Hepatitis B dan A Cara penularan : melalui darah / suntikan / cairan tubuh (hep B) atau makanan / minuman tercemar (hep A) Gejala: bervariasi dari tak bergejala hingga sakit berat, demam tinggi, perut bengkak, kulit kuning Komplikasi berat : pengerasan / sirosis hati, kanker hati, kegagalan fungsi hati. https://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/
  • 8. Transmisi neonatal 70%-90% dari ibu HBsAg dan HBeAg positif 20% apabila ibu HbsAg positif Bayi tertular saat dilahirkan (penularan vertikal) 90% menjadi menahun Terjadi sirosis hepatis >> kanker hati www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/index.html
  • 9. Imunisasi Hepatitis B Vaksin HepatitisVaksin Hepatitis B bayi baru lahir dianjurkan diberikan segera dalam waktu 24 jam* sesudah bayi lahir, diberikan setelah vitamin K 1 Cara pemberian : suntikan intra muskular (IM) di paha antero lateral HBIg pada paha yang berlainan, untuk bayi dari Ibu yang HBsAg positif Dilanjutkan DPT-HB-Hib 1,2 dan 3 pada usia 2,3 dan 4 bulan
  • 10. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi TBC Penyebab : bakteri Mycobacterium tuberculosis Cara penularan : melalui percikan ludah dari orang dewasa serumah kepada anak (terutama < 5 thn) Komplikasi berat : Milier TB, Meningitis TB, Tb sendi, dll.
  • 11. Imunisasi BCG Vaksin BCG Vaksin BCG diberikan sebanyak 1 kali pada bayi usia 1 bulan Cara pemberian: suntikan intra kutan (IK) pada lengan atas kanan
  • 12. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Poliomielitis http://umaza.edu.ar/blog/universidadsaludable/2014/05/08/ Penyebab : virus Polio. Virus polio menyerang cornu anterior medula spinalis atau medula oblongata Cara penularan : masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman (orofecal) Masa inkubasi: 5 – 35 hari Gejala : bervariasi dari tidak ada gejala hingga kelumpuhan Komplikasi berat : kelumpuhan dan cacat seumur hidup
  • 13. 08/07/2024 13 Manifestasi klinis – Abortive (5%): panas, lemas, anoreksia, sakit kepala – Non paralytic (1%): kekakuan leher, refleks menurun – Paralytic (0,1%): kelumpuhan asimetris, dapat mengenai saraf otak, otak dan refleks menghilang
  • 14. 08/07/2024 14 • Diagnosis pasti  Virus Polio di tinja (+) • Tatalaksana : simptomatik dan fisioterapi • Pasien dirawat 2 minggu dipulangkan jika klinis sedikit membaik • Tinja pasien mengandung virus polio selama 3 bulan  diberikan klorin • Gejala sisa: lumpuh layuh, biasanya tungkai satu sisi mengecil, dapat terjadi kontraktur • Pemantauan: surveilans lumpuh layuh akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP) Rojudin,Campang WayHandak,lumpuh tgl28-05-05 Foto03-07-’05 Cacat Menetap
  • 15. Imunisasi Polio Vaksin Polio Vaksin Polio oral (bOPV) diberikan sebanyak 4 kali yaitu saat bayi berusia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan Cara pemberian : diberikan secara per oral sebanyak 2 tetes Vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada bayi usia 4 bulan Cara pemberian: suntikan intra muskular (IM) pada paha anterolateral kiri
  • 16. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Difteri Penyebab : bakteri Corynebacterium diphteriae Cara penularan : melalui udara (batuk / bersin) Gejala : demam, bengkak pada amandel dan leher, terdapat selaput putih menutup jalan napas Komplikasi berat : sumbatan jalan napas, peradangan jantung, kelumpuhan, kematian.
  • 17. Penyebab : Bakteri Corynebacterium Diphtheriae Cara Penularan: melalui udara (batuk / bersin) GEJALA KLINIS DIFTERI Demam atau tanpa demam Munculnya pseudomembran putih keabuan, sulit lepas dan mudah berdarah jika dilepas/dimanipulasi Sakit waktu menelan  Sebanyak 94% kasus Difteri mengenai tonsil dan faring Leher membengkak Sesak nafas disertai bunyi KOMPLIKASI DIFTERI Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Difteri
  • 18. CARA PENULARAN DIFTERI melalui droplet (percikan ludah) dari dari batuk, bersin, muntah, melalui alat makan, atau kontak langsung dari lesi di kulit. SIAPA YANG BISA TERTULAR DIFTERI? Semua kelompok usia dapat tertular penyakit ini, terutama yang belum mendapatkan imunisasi lengkap MASA INKUBASI DIFTERI  antara 1 – 10 hari, rata-rata 2 – 5 hari  Kasus dapat menularkan penyakit ke orang lain 2- 4 minggu sejak masa inkubasi KEMATIAN kelumpuhan otot jantung atau sumbatan jalan nafas. Bila tidak diobati dengan tepat angka kematian 5 – 10 % pada anak usia <5 tahun dan pada dewasa (diatas 40 tahun) dapat mencapai 20 % KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIFTERI  Suatu wilayah dinyatakan KLB Difteri jika ditemukan 1 (satu) kasus suspek difteri  dilaporkan dalam 24 jam ke Kementerian Kesehatan (PHEOC – Public Health Emergency Operation Centre).
  • 19. Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999. Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable Diseases, 1996d. Patogenesis Difteria Percikan ludah Terhirup Kolonisasi di tenggorokan dan memproduksi toksin Nekrosis setempat dan terkumpul jaringan mati Toksin diserap dan masuk ke peredaran darah menyebar ke otot jantung, ginjal, syaraf perifer Terbentuk pseudo membran Miokarditis, neuritis
  • 22. Difteri dapat disembuhkan apabila orang yang terjangkit tidak terlambat dalam mendapatkan pertolongan APAKAH DIFTERI DAPAT DISEMBUHKAN? CARA PENCEGAHAN PENULARAN DIFTERI  Pencegahan: Imunisasi Lengkap sesuai Usia Apabila dalam suatu wilayah ditemukan satu kasus difteri maka dilakukan ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata  Penggunaan masker dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)  Pemberian antibiotika pada kontak erat kasus  Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan antibiotika
  • 23. KONTAK ERAT  Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau terkena percikan ludah saat batuk/bersin) dengan kasus suspek difteri  Sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit menelan sampai 2 hari setelah pengobatan (masa penularan). Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:  Kontak erat satu rumah: tidur satu atap  Kontak erat satu kamar di asrama  Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain  Kontak erat satu ruang kerja  Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi rumah  Petugas kesehatan di lapangan dan di RS  Pendamping kasus selama dirawat
  • 24. Cara Pencegahan Penularan Penyakit Difteri • Menghentikan transmisi Difteri dengan pemberian prophilaksis terhadap kontak dan karier • Tatalaksana kasus dengan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan tatalaksana karier yang adekuat • ORI (Outbreak Response Immunization) pada wilayah dan kelompok usia yang tepat dengan cakupan yang tinggi dan merata (cakupan minimal 90%) • Penguatan imunisasi rutin : perbaikan cakupan dan kualitas pelayanan imunisasi rutin difteri bagi bayi, anak usia di bawah dua tahun serta anak usia sekolah dasar di seluruh wilayah di Indonesia. • Penggunaan masker dan PHBS
  • 25. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Pertusis/Batuk Rejan/Batuk 100 hari Penyebab : bakteri Bordetella pertussis Cara penularan :percikan ludah (droplet infection) yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala : batuk terus menerus (> 2 minggu), hingga muka kebiruan dan pendarahan di mata, muntah, sesak napas. Komplikasi berat : radang paru, henti napas, kematian mendadak https://www.cdc.gov/
  • 26. Kontak kasus adalah orang serumah, tetangga, teman bermain, teman sekolah, termasuk guru, teman kerja yang kontak dengan kasus dalam periode 20 hari (3 mg) dari mulai timbul gejala (stadium kataral) 07/08/2024
  • 27. TATALAKSANA PERTUSIS • Rujuk ke puskesmas/RS • Isolasi kasus dari lingkungan anak-anak kecil dan bayi disekitarnya, khususnya dari bayi yang belum diimunisasi, sampai dengan penderita diberi paling sedikit 5 hari dari 14 hari dosis antibiotika yang harus diberikan. • Kasus tersangka yang tidak mendapatkan antibiotika harus diisolasi paling sedikit selama 3 minggu. • Penderita diberikan antibiotik (eritromicin) dosis 40 - 50 kg/BB/hari mak 2 gram/hari dibagi dalam 4 dosis diberikan selama 14 hr. • Kontak diberikan antibiotik yang sama sebagai profilaksis selama 14 hari. 07/08/2024
  • 28. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Tetanus Penyebab : bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin. Cara penularan : tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Masuk ke luka yang tak bersih, gigi berlubang, atau infeksi telinga, pemotongan tali pusat bayi yang tidak steril Gejala : demam, kaku dan kejang, sulit minum. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (sucking) antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir  Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi berat : kejang tak berhenti, henti napas, kematian https://www.immunize.org/ https://www.idph.state.il.us./
  • 29. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Meningitis / Radang selaput otak Penyebab : bakteri Haemophilus influenzae, pneumokokus, dan meningokokus Cara penularan : percikan ludah ketika bicara, batuk, bersin Gejala : demam, kejang, kaku kuduk, penurunan kesadaran Komplikasi berat : kelumpuhan dan cacat seumur hidup, kematian Courtesy of Martin Leman
  • 30. Imunisasi DPT-HB-Hib (Pentavalent) Vaksin DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3 kali pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan Vaksin DPT-HB-Hib lanjutan diberikan pada anak usia 18 bulan Vaksin DPT-HB-Hib diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, tetanus, Hepatitis B serta Pneumonia (radang paru) dan meningi
  • 31. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Campak (morbilli, measles) Penyebab : virus campak Cara penularan : percikan ludah dan melalui jalan napas. Masa inkubasi: 10-12 hari Gejala : demam, batuk pilek, mata merah, diare, muncul bercak-bercak merah pada kulit Komplikasi berat : radang paru, radang otak, diare, radang telinga, dehidrasi, kematian https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization- week/
  • 32. Gejala klinis: • Stadium prodromal – demam makin tinggi dapat mencapai >38,50 C – batuk, pilek, konjungtivitis dan Koplik spots • Stadium erupsi/ruam (rash) – 2-4 hari setelah prodromal – Ruam makulopapular, dimulai dari muka dan kepala, berlangsung 5-6 hari • Stadium penyembuhan: hiperpigmentasi 32 Campak (morbilli, measles)
  • 34. • Diare • Bronkhopneumonia • Pneumonia • Malnutrisi • Radang telinga tengah • Ulkus mucosa mulut • Komplikasi mata Sering • Encephalitis • Myocarditis • Pneumothorax • Pneumomediastinum • Appendicitis • Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) Jarang Komplikasi Penyakit Campak 07/08/2024 KEMATIAN CAMPAK:  Kematian dari seorang penderita campak pasti, yang terjadi dalam 30 hari setelah timbul rash, biasanya disebabkan komplikasi, bukan disebabkan oleh hal-hal lain (seperti: trauma atau penyakit kronik yang tidak berhubungan dengan komplikasi campak)
  • 35. Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat menular, yang biasanya ringan pada anak, ditandai ruam, demam subfebril, pembesaran KGB suboccipital/ retroauricular Penyebab : virus Rubella, virus RNA dari genus Rubivirus, famili Togaviridae Cara penularan : melalui saluran napas pada saat batuk atau bersin Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS) Courtesy of PGPKT 35 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Rubella
  • 36. Patogenesa Rubella • Virus rubella berkembang biak di nasofaring dan kelenjar getah bening regional. Viremia terjadi 4 – 7 hari setelah virus masuk tubuh • Masa penularan diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah rash • Masa inkubasi rubella berkisar antara 14 – 21 hari • IgM rubella biasanya mulai muncul pada 4 hari setelah rash dan setelah 8 minggu akan menurun dan tidak terdeteksi lagi, dan IgG mulai muncul dalam 14-18 hari setelah infeksi dan puncaknya pada 4 minggu kemudian dan umumnya menetap seumur hidup. 36
  • 37. Manifestasi Klinis Gejala prodromal bervariasi sesuai umur, Pada anak : ruam, coryza ringan, diare sebelum timbul ruam. Ruam pertama muka kemudian lengan, badan, dan tungkai. Progresif, luas, dan lama timbulnya ruam bervariasi. Pada kasus khas: ruam seluruh tubuh ( 24 jam pertama)  memudar mulai muka pada hari kedua, dan menghilang hari ketiga. ruam eritematous, makulopapula, dan diskreta. Limfadenopati: pembesaran kelenjar suboksipital, aurikular posterior, dan servikal., 1-7 hari sebelum timbul ruam dan menetap selama satu minggu atau lebih Panas badan bervariasi dan biasanya peninggian temperatur minimal, timbul biasanya bersamaan dengan timbulnya ruam dan akan kembali normal sesudah ruam hilang. Arthralgia dan arthritis transien umum terjadi pada anak perempuan yang sudah cukup besar.
  • 38. Tata Laksana Tidak ada terapi antiviral spesifik Pengobatan yang diberikan bersifat suportif Maldonado Y. Rubella. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson Textbook of Pediatrics 19th edition. Saunders; 2012 38
  • 39. Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan Penyebab : ibu hamil terutama trimestes 1 yang terinfeksi virus Rubella Cara penularan : ibu hamil menulari janin melalui placenta Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12 minggu risiko janin tertular 80-90% Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu, risiko janin tertular 10-20% Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
  • 40. • Tidak ada tatalaksana khusushanya bersifat suportif • Terapi sesuai gejala & kerjasama antardisiplin ilmu  tatalaksana yang holistik • Konsul ke bagian terkait • Tumbuh kembang • THt: test BERA dan pemasangan ABD • Mata:memperbaiki visus dan koreksi katarak • Jantung:koreksi PJB • Nutrisi 40 Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
  • 41. Epidemiologi Campak Negara dengan kasus campak terbanyak di dunia, 2016: Indonesia ranking 6!! Source: Global MR Initiative.org 41
  • 42. Imunisasi Campak-Rubella Vaksin Campak-Rubella (MR) Vaksin MR diberikan pada bayi usia 9 bulan Cara pemberian : suntikan sub kutan (SK) pada lengan atas (deltoid) kiri Vaksin MR dosis lanjutan diberikan pada bayi usia 18 bulan* Cara pemberian: suntikan sub kutan (SK) pada lengan atas (deltoid) kiri https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization- week/
  • 43. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Radang Paru, Radang Otak, Bakteriemia (sepsis) (Invasive Pneumococal Disease) Penyebab : bakteri Streptococcus pneumoniae Cara penularan : udara (percikan ludah) Gejala : demam, infeksi saluran napas, kejang, sesak napas Komplikasi berat : radang paru, radang otak, sepsis, infeksi telinga, selulitis,kematian. Courtesy of Martin Leman Courtesy of Martin Leman
  • 44. Pneumonia di Indonesia • Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan angka kematian tertinggi pada balita akibat pneumonia. • Dan 14% kematian pada balita di Indonesia disebabkan oleh pneumonia. Di Indonesia, setiap jamnya 2-3 balita meninggal karena pneumonia The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
  • 45. Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV) Vaksin PCV Vaksin PCV diberikan sebanyak dua kali pada bayi usia 2 dan 3 bulan Vaksin PCV lanjutan diberikan pada bayi usia 12 bulan
  • 46. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Kanker Serviks Penyebab : virus Human Papilloma Virus (HPV).* utamanya tipe 16 dan 18, dan biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi. Cara penularan : Infeksi HPV yang menyebabkan Kanker serviks menular dari orang ke orang melalui vagina, dubur (anus), mulut, hubungan seksual dan sentuhan melalui kulit lainnya Merupakan kanker penyebab kematian no 2 terbesar di Indonesia
  • 47. Imunisasi HPV Vaksin HPV Vaksin HPV diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) sebanyak 2 kali yaitu bagi siswi kelas 5 (dosis pertama) dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat Cara pemberian : Suntikan intra muskular (IM) di lengan atas (pertengahan M. deltoideus)
  • 48. PD3I Dalam tahap Demonstration Project 1. Vaksin Pneumococcus Conjugated Vaccine / PCV • Demonstration project dimulai dengan Provinsi NTB (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi NTB memiliki data serotype Pneumococus yang cukup lengkap) • 2017 dimulai di 2 kab (Lombok Barat dan Lombok Timur) • 2018 rencana semula akan dikembangkan di seluruh Pulau Lombok, namun adanya bencana alam sehingga Lombok Utara ditunda pelaksanaannya pada tahun 2019 bersamaan dengan kab/kota di luar Pulau Lombok
  • 49. PD3I Dalam tahap Demonstration Project 2. Vaksin Human Papiloma Vaccine (HPV) • Demonstration project dimulai tahun 2016 di Provinsi DKI (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi DKI merupakan wilayah risiko tinggi untuk kanker serviks) • Imunisasi diberikan bagi siswi kelas 5 (dosis pertama) dan kelas 6 (dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) • Tahun 2018 dikembangkan ke Provinsi Sulawesi Selatan (Kota Makassar) dan Provinsi Sulawesi Utara (Kota Manado)
  • 50. PD3I Dalam tahap Demonstration Project 3. Vaksin Japanese Encephalitis (JE) • Demonstration project dimulai tahun 2018 di Provinsi Bali (sesuai rekomendasi ITAGI: Provinsi Bali merupakan provinsi risiko tinggi dan memiliki data angka kesakitan & angka kematian JE yang tinggi) • Dimulai dengan kampanye untuk usia sasaran 9 bulan – 15 tahun, kemudian diikuti dengan introduksi vaksin JE pada program imunisasi rutin pada anak usia 10 bulan di Provinsi Bali • Pelaksanaan pada sekolah dan luar sekolah (tempat pelayanan imunisasi yang ditunjuk)
  • 51. INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada orang tua ï‚— Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC) ï‚— Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS disimpan secara aman dan dibawa pada kunjungan berikut ï‚— Keluhan yang dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu kuatir. ï‚— Tanggal imunisasi berikutnya: tujuannya minimal 5 kali kontak untuk Imunisasi Dasar Lengkap sebelum berusia 1 tahun. 51
  • 52. 52
  • 53. 53

Editor's Notes

  • #5: Saat ini ada 9 jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang vaksinnya sudah masuk ke dalam program imunisasi nasional, yaitu : Tuberkulosis Hepatitis B Polio Difteri Pertusis Pneumonia Meningitis Tetanus Campak
  • #19: 1.1.2 Diphtheria: pathogenesis The mucosal surface of the nasopharynx is the principal target of C. diphtheriae. Release of diphtheria toxin causes local cell damage and promotes formation of the characteristic pseudomembrane. Absorption of toxin into the bloodstream is responsible for the major complications of diphtheria (myocarditis and neuritis). Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999. Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable Diseases, 1996d.
  • #35: Seluruh kejadian congenital rubel syndrome adalah akibat infeksi rubela saat intra uterin
  • #40: Tantangan dalam tatalaksana CRS sebenarnya adalah keperluan untuk mendiagnosis: gangguan pendengaran, kelainan mata, dan adanya masalah kelainan jantung yang hal ini memerlukan fasilitas RS kelas jurukan. Tatalaksana berupa koreksi atau operasi jantung, operasi katarak, penggunaan alat bantu denganr, implan koklear, rehabilitasi medis  sangatlah mahal dan belum dapat dicover oleh BPJA Belum lagi sekuele akan bertahan seumur hidup, walaupun para Dokter telah mendiagnosis secara dini dan melakukan intervensi capat.
  • #41: Di negara maju, kejadian umumnya pada usia 5-10 tahun, di negara berkembang umumnya pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pada tahun 2015, dilaporkan 134200 kematian akibat morbili di seluruh dunia – sekitar 367 kematian setiap hari atau 15 kematian setiap jam
  • #44: ºÝºÝߣ ini menampilkan data UNICEF 2015. Indonesia tercatat sebagai 10 negara dengan kematian balita tertinggi. Pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 147.000 kematian balita di Indonesia Dan 14% diantaranya disebabkan oleh karena pneumonia. Setiap jam 2-3 balita meninggal karena pneumonia.