Dokumen tersebut merangkum rencana standarisasi pintu pengatur air di berbagai proyek irigasi di Indonesia. Beberapa tipe pintu yang umum digunakan akan distandarisasi, termasuk pintu boks, pintu sorong, pintu Romijn, dan pintu Crump-de-Gruyter. Tujuan standarisasi adalah meningkatkan eksploitasi, mengurangi biaya pemeliharaan, dan mempermudah pergantian suku cadang. Standar yang diterapkan mencakup uk
1. The document describes the Nakayasu unit hydrograph method for calculating peak discharge values. It provides the Nakayasu equation and defines the parameters.
2. It then applies the Nakayasu method to calculate hydrographs for the Deli River basin in Medan, Indonesia using basin characteristics and rainfall data. Discharge values are calculated for different time intervals on the hydrograph curve.
3. Tables of results show the calculated hydrographs for return periods of 2 years and 5 years, with discharge values over time.
1. Dokumen membahas berbagai bangunan pelengkap sistem drainase seperti manholes, inlets, clean-outs, catch basins, flushing devices, sands dan oil traps, junctions, inverted siphons, pump stations, dan regulators.
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowontoAchmad Wahid
油
Dokumen ini membahas perencanaan pengelolaan sumber daya air di Wilayah Sungai Serayu Bogowonto dengan mengidentifikasi kondisi saat ini, kebutuhan air masa kini dan masa depan, serta mengevaluasi alternatif penggunaan sumber daya air yang lebih baik. Dokumen ini merupakan kerangka dasar dalam merencana, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian pencemaran air di
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Penataan Ruang
油
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas negara yang mencakup tahapan inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
油
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
油
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang mencakup inventarisasi kondisi awal sistem drainase, analisis drainase dan konservasi air, pendekatan penyelenggaraan sistem drainase, rencana sistem jaringan drainase, dan cara pengerjaannya.
Tekanan adalah gaya per satuan luas. Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan dan perbedaan tekanan pada pipa yang berisi cairan. Tinggi tekanan pada manometer merupakan fungsi dari tekanan dan berat jenis cairan. Ada tiga jenis manometer yaitu manometer sederhana, yang lebih kompleks, dan sangat kompleks.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
油
Rencanakan bangunan bendung tetap untuk daerah pengairan seluas 1000 hektar. Tinggi mercu bendung ditentukan sebesar 125,05 m dengan lebar efektif 57,2147 m. Tinggi air banjir hilir bendung sebesar 2,7127750 m."
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Makalah ini membahas langkah-langkah perencanaan dan perancangan bendungan, meliputi studi kelayakan pendahuluan, studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan. Tahapan tersebut melibatkan penelitian topografi, hidrologi, klimatologi, geoteknik, dan sosial ekonomi untuk menentukan lokasi, desain, dan spesifikasi teknis bendungan.
Modul ini membahas analisis hidrologi yang meliputi perhitungan hujan daerah tangkapan air, hujan rencana, intensitas hujan, debit rencana, dan pemodelan hidrologi. Juga dibahas siklus hidrologi, perubahan hidrograf banjir, konsep model matematik hidrologi, dan analisis hujan rencana berdasarkan data hujan harian.
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Arif Usman
油
Total Station Nikon DTM Series mampu merekam hingga 10.000 data pengukuran dalam 32 job dan memiliki ketelitian pengukuran jarak hingga 賊3 mm. Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran poligon dan detil dengan cara memasukkan koordinat station, backsight, dan mengukur sudut serta jarak ke titik-titik lainnya. Hasil pengukuran dapat diunduh ke perangkat lunak TransIT untuk dianalisis lebih lanjut.
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
油
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang mencakup inventarisasi kondisi awal sistem drainase, analisis drainase dan konservasi air, pendekatan penyelenggaraan sistem drainase, rencana sistem jaringan drainase, dan cara pengerjaannya.
Tekanan adalah gaya per satuan luas. Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan dan perbedaan tekanan pada pipa yang berisi cairan. Tinggi tekanan pada manometer merupakan fungsi dari tekanan dan berat jenis cairan. Ada tiga jenis manometer yaitu manometer sederhana, yang lebih kompleks, dan sangat kompleks.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
油
Rencanakan bangunan bendung tetap untuk daerah pengairan seluas 1000 hektar. Tinggi mercu bendung ditentukan sebesar 125,05 m dengan lebar efektif 57,2147 m. Tinggi air banjir hilir bendung sebesar 2,7127750 m."
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Makalah ini membahas langkah-langkah perencanaan dan perancangan bendungan, meliputi studi kelayakan pendahuluan, studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan. Tahapan tersebut melibatkan penelitian topografi, hidrologi, klimatologi, geoteknik, dan sosial ekonomi untuk menentukan lokasi, desain, dan spesifikasi teknis bendungan.
Modul ini membahas analisis hidrologi yang meliputi perhitungan hujan daerah tangkapan air, hujan rencana, intensitas hujan, debit rencana, dan pemodelan hidrologi. Juga dibahas siklus hidrologi, perubahan hidrograf banjir, konsep model matematik hidrologi, dan analisis hujan rencana berdasarkan data hujan harian.
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Arif Usman
油
Total Station Nikon DTM Series mampu merekam hingga 10.000 data pengukuran dalam 32 job dan memiliki ketelitian pengukuran jarak hingga 賊3 mm. Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran poligon dan detil dengan cara memasukkan koordinat station, backsight, dan mengukur sudut serta jarak ke titik-titik lainnya. Hasil pengukuran dapat diunduh ke perangkat lunak TransIT untuk dianalisis lebih lanjut.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Deep tunnel adalah terowongan multifungsi yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi banjir di wilayah metropolitan. Deep tunnel memiliki manfaat untuk mengendalikan banjir, mengatasi kemacetan, dan mengelola air limbah dan air bersih, meskipun biaya pembangunan dan pemeliharaannya sangat mahal. Beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat telah membangun deep tunnel untuk menangani berbagai masalah terkait air dan transportasi.
Makalah ini membahas tentang deep tunnel atau terowongan multifungsi. Deep tunnel merupakan terowongan yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi banjir di wilayah metropolitan. Deep tunnel memiliki manfaat untuk mengendalikan banjir, mengatasi kemacetan, sebagai saluran air limbah dan utilitas, namun memiliki kelemahan biaya pembangunan yang sangat mahal beserta biaya operasi dan pemeliharaannya. Makalah ini juga membahas perencanaan p
Dokumen tersebut membahas tentang penyaluran dan pengukuran air irigasi, termasuk jaringan saluran air mulai dari sumber hingga petak sawah, sistem golongan untuk pembagian waktu irigasi, serta perhitungan debit air, laju irigasi, dan luas lahan yang dapat diairi berdasarkan jeluk air dan waktu irigasi.
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
油
Dokumen tersebut membahas tentang saluran irigasi, dimensi saluran, bangunan utama sistem irigasi seperti bendung, dan jenis-jenis bendung seperti bendung tetap dan bendung gerak vertikal.
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
油
Dokumen tersebut membahas tentang saluran irigasi, dimensi saluran, bangunan utama sistem irigasi seperti bendung, dan jenis-jenis bendung seperti bendung tetap dan bendung gerak vertikal. Informasi kunci yang disampaikan adalah definisi dan fungsi saluran pembawa dan pembuang, rumus untuk menentukan dimensi saluran, serta penjelasan tentang bendung sebagai bangunan utama yang digunakan untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan bangunan air, termasuk definisi irigasi, jaringan irigasi, daerah irigasi, klasifikasi jaringan irigasi sederhana, semi teknis dan teknis, serta contoh peta jaringan irigasi dan daerah irigasi."
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan jaringan irigasi. Ia mendefinisikan irigasi sebagai cara pemberian air ke tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan membedakan irigasi alami dan buatan. Jaringan irigasi terdiri dari saluran, bangunan, dan fasilitas untuk menyalurkan, membagi, dan membuang air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi untuk menjaga fungsi sistem i
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian rekayasa turbin air jenis cross flow untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro di desa Lubuk Salasih, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Penelitian ini melibatkan dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Padang untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam membangun pembangkit listrik tenaga terbarukan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. Hasil survey menunjukkan
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
2. DI. RAKNAMO (1323 HA)
J. I RAKNAMO (675,64 HA)
J. I SUPLESI KULEDOKI II (95,70 HA)
J. I KULEDOKI II (153,41 HA)
J. I KULEDOKI I (398,25 HA)
3. Terbatasnya ketersediaan air merupakan salah satu kendala dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kupang. Pertumbuhan
penduduk dan jumlah penduduk NTT 4.683.827 orang. Sejalan dengan
kebutuhan pangan yang terus meningkat, tidak seimbang dengan
ketersediaan sumber air/mata air alami atau buatan, sehingga diperlukan
bangunan tampungan air hujan dengan kapasitas tampung yang besar yaitu
bendungan. Salah satu bendungan yang dibangun di pulau Timor adalah
bendungan Raknamo yang bertempat di Kolidoki Desa Raknamo, Kecamatan
Amabi Oefeto Kabupaten Kupang.
Dimana luas Areal yang dimiliki bendungan Raknamo seluas 1323 Ha, kolidoki
II seluas 153,41 Ha, kolidoki I seluas 398,25 Ha. Jadi jumlah luas Areal antara
kolidoki I dan kolidoki II seluas 551,66 Ha. Areal irigasi potensial yang terletak
sebelah kiri sungai Noel Airkom antara Desa Raknamo, Manusak dan
Naibonat seluas 647,36 Ha. Luas Areal desain semula 490,11 diubah menjadi
551,66 Ha
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul laporan yaitu
Tinjauan Perencanaan Box Culvert pada Pekerjaan Lanjutan Pembangunan
Jaringan Irigasi D.I Raknamo Kabupaten Kupang
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
4. 4
1. Maksud kerja praktek
a. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli
Madya Teknik pada bidang teknik sipil yang sesuai dengan kurikulum
Akademik.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal
membuat laporan tertulis tentang proyek yang diikuti serta
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah.
c. Memberikan gambaran secara tertulis, tentang hal-hal yang dilihat dan
dipelajari selama masa kerja praktek.
2. Tujuan kerja praktek
a. Untuk dapat membandingkan teori yang didapat selama perkuliahan
dengan kenyataan prakteknya di lapangan.
b. Untuk mengimpelementasi pengetahuan teoritis dalam praktek
lapangan yang selanjunya dituangkan dalam tulisan laporan akhir
untuk dipresentasikan.
c. Untuk mengetahui bentuk, dimensi penampang dan kapasitas box
culvert sudah memadai atau belum untuk mengalirkan air sungai
sesuai debit banjir.
Maksud dan Tujuan Praktek
PENDAHULUAN
5. 5
1. Maksud kegiatan
a. Dapat mensuplay kebutuhan air tambahan dari bendungan Raknamo
melalui kolidoki II ke kolidoki I.
b. Mengalirkan air ke seluruh areal pertanian kolidoki II.
2. Tujuan Kegiatan
a. Memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
b. Meningkatkan hasil pertanian terutama beras.
c. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, sehingga adanya
perubahan taraf hidup yang lebih baik.
Maksud dan Tujuan Kegiatan
PENDAHULUAN
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Raknamo Di
Kabupaten Kupang adalah 287 hari kalender.
Lokasi Kegiatan
Lokasi Pekerjaan Kegiatan Lanjutan Pembangunan Jaringan irigasi D.I Raknamo Di
Kabupaten Kupang pada Desa Manusak, Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur,
dengan letak Koordinat 10属 06卒 31,2邦 LS dan 123属54卒46,7邦 BT.
Akses ke lokasi kegiatan saluran dapat di tempuh dengan kendaraan roda empat
dan roda dua melalu jalan Timor Raya sejauh 賊 40.80 km dari kota Kupang menuju
kelurahan Naibonat.
6. 6
a. Pekerjaan survey
b. Pekerjaan perhitungan data survey (perencanaan)
Maksud dan Tujuan Kegiatan
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana prosedur perhitungan dimensi saluran Box Culvert ?
Batasan Masalah
Bagaimana perhitungan dimensi saluran Box Culvert Ruas 1 Kolidoki II ?
7. 7
Arti irigasi pada umumnya adalah usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan-bangunan dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan
pertanian, membagi-bagikan air kesawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang
teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi ke sungai setelah air digunakan
sebaik-baiknya.
Landasan Teori
Umum
Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan selengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama, jaringan sekunder dan jaringan tersier.
Jaringan utama meliputi jaringan primer yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk, saluran pembuangannya, bangunan bagi, dan
bangunan pelengkapnya. Jaringan sekunder yaitu bagian dari jaringan irigasi yang
terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi dan bangunan
pelengkapnya. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari jaringan irigasi tersier yaitu
jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak
tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam praktek irigasi antara lain :
Bangunan utama, bangunan pembawa, bagunan bagi, bagunan sadap, bangunan
pembuang dan penguras, bangunan pelengkap.
8. 8
Saluran
Dalam mengalirkan dan mengeluarkan air ke dan dari petak sawah
dibutuhkan suatu saluran irigasi. Saluran pembawa itu dibagi menjadi 2 jenis
berdasarkan fungsinya, saluran pembawa yang membawa air masuk ke petak
sawah dan saluran pembuang yang akan mengalirkan kelebihan air dari
petak-petak sawah.
a. Saluran Pembawa
Berfungsi untuk mengairi sawah dengan mengalirkan air dari daerah yang
disadap. Berdasarkan hierarki saluran pembawa dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Saluran primer
2. Saluran sekunder
3. Saluran tersier
b. Saluran Pembuang
Fungsinya membuang air yang telah terpakai ataupun kelebihan air yang
terjadi pada petak sawah.
Landasan Teori
9. 9
Box Culvert
Landasan Teori
Box Culvert adalah salah satu jenis beton precast yang sering digunakan pada
konstruksi saluran air, sehingga kerap disebut juga dengan gorong-gorong.
Seusai dengan namanya, box culvert adalah beton precast yang berbentuk
persegi atau kotak dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Box culvbert juga memiliki beberapa fungsi. Berikut adalah fungsi box culvert
dalam penerapannya pada proses konstruksi.
1. Box culvert berfungsi sebagai material konstruksi bawah
Material ini digunakan dalam proses konstruksi bawah tanah, bukan hanya
bisa digunakan menjadi saluran air atau drainase saja. Box culvert juga
bisa digunakan sebagai gorong-gorong, kereta api, jembatan, terowongan,
dan lain sebagainya.
2. Kedap terhadap air tanah
Sifatnya yang kedap terhadap air tanah sehingga sangat cocok digunakan
pada konstruksi bawah tanah, terutama saluran air.
3. Mempercepat proses konstruksi
Mempercepat proses konstruksi secara keseluruhan karena
pemasangannya yang mudah dan cepat.
10. 10
Analisis Hidrolika
Landasan Teori
Analisis hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit
rencana. Perhitungan untuk analisis hidrolika dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter
atau rumus sebagai berikut.
1. Debit Saluran (Q)
= . 倹
Dimana :
Q = Debit kebutuhan air (lt/dt)
A = Luas Areal (ha)
Dr = Kebutuhan air dari sumbernya (lt/dt/ha)
2. Luas penampang basah (F)
= . 4 1 2
Dimana :
F = Luas penampang basah saluran (m2)
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi muka air rencana (m)
hf = Tinggi sudut saluran (m)
3. Keliling Basah (P)
= + 2 2 2 2 0,5
Dimana :
P = Keliling basah saluran (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi muka air rencana (m)
hf = Tinggi sudut saluran (m)
11. 11
Lanjutan
4. Jari-jari Hidrolis (R)
=
Dimana :
R = Jari-jari hidrolis (m)
F = Luas penampang basah saluran (m2)
P = Keliling basah saluran (m)
5. Perhitungan lebar penampang atas (T)
= + 2
Dimana :
T = Lebar penampang atas (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi muka air rencana (m)
m = Kemiringan talud
6. Kedalaman Hidrolis (D)
=
Dimana :
D = Kedalaman hidrolis (m)
F = Luas penampang basah (m2)
T = Lebar penampang atas (m)
12. 12
Lanjutan
7. Kecepatan Kritis (Uc)
=
Dimana :
Uc = Kecepatan kritis (m/dt)
g = Gaya grvitasi (m/dt2)
D = Kedalaman hidrolis (m)
8. Kemiringan Saluran Dasar
=
=
$ $
Dimana :
I = Kemiringan dasar saluran
t = Perbedaan ketinggian dasar saluran hulu dan hilir (m)
L = Panjang ruas saluran (m)
tu = Ketinggian dasar saluran di hulu (m)
ti = Ketinggian dasar saluran di hilir (m)
9. Perhitungan Debit Saluran (Q)
=
= 2 3
1 2
Dimana :
Q = Debit saluran (3
/dtk)
V = Kecepatan aliran (m/dtk)
F = Luas penampang basah (m2)
k = Kekasaran Strickler
R = Jari-jari hidrolis (m)
I = Kemiringan dasar saluran
13. 13
Perencanaan Hidrolis
Landasan Teori
1. Koefisien Kekasaran dan Kecepatan Maksimum
Koefisien kekasaran Strickler (k) dan kecepatan maksimum ditunjukkan
pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Tabel 2.1. Parameter perhitungan untuk kekasaran saluran (Strickler)
Saluran k (m 1/3/dt)
Tanah 45
Pasangan Batu 60
Beton, bentuk kayu 70
Baja beton 76
Besi Baja 80
Tabel 2.2. Harga-harga kecepatan maksimum
Bahan Konstruksi Vmaks (m/dt)
Tanah 1
Pasangan Batu 2
Beton 3
Baja Beton 3
Besi Baja 4
14. 14
Lanjutan
Perhitungan bilangan Froude adalah penting apabila dipertimbangkan
pemakaian kecepatan aliran dan kemiringan saluran yang tinggi. Bilangan
Froude untuk saluran ditentukan sebagai :
告 =
=
= +
Dimana :
Fr = bilangan Froude
Va = kecepatan aliran, m/dt
F = luas potongan melintang basah, m族
b = lebar dasar, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
m = kemiringan talut saluran
h = tinggi muka air, m
2. Perencanaan untuk aliran subkritis
Saluran pasangan batu dan beton mempunyai koefisien Strickler yang
lebih tinggi. Akibatnya potongan melintang untuk saluran-saluran tanpa
pasangan ini akan lebih kecil daripada potongan melintang untuk saluran
tanah dengan, kapasitas debit yang sama.
15. 15
Lanjutan
Untuk saluran pasangan, kemiringan talut bisa dibuat lebih curam. Untuk
saluran yang lebih kecil (h < 0.40 m) kemiringan talut dibuat vertikal. Saluran-
saluran besar mungkin juga mempunyai kemiringan talut yang tegak dan
direncanakan sebagai flum. Untuk saluran yang lebih besar, kemiringan
samping minimum 1 : 1 untuk h sampai dengan 0,75 m. Dapat dilihat pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3. Harga-harga kemiringan talut untuk saluran pasangan
Jenis tanah h < 0,75 m 0,75 m < h < 1,5 m
Lempung pasiran 1 1
Tanah pasiran kohesif 1 1,25
Tanah pasiran, lempung berpori 1 1,50
Tanah gambut lunak 1,25 1,50
Khususnya saluran-saluran yang lebih besar, stabilitas talut yang diberi
pasangan harus diperiksa agar tidak terjadi gelincir dan sebagainya. Tekanan
air dari belakang pasangan merupakan faktor penting dalam keseimbangan
ini. Hubungan antara ritmen aliran dengan angka froude dapat dilihat pada
tabel 2.4
16. 16
Lanjutan
Tabel 2.4. Ritme aliran dengan angka froude
Angka Froude Ritme
1 Tidak terbentuk loncatan
1 1,7 Loncatan berombak
1,7 2,5 Loncatan lemah
2,5 4,5 Loncatan berosilasi
4,5 - 9 Loncatan lunak atau lemah
>9 Loncatan kuat
3. Tinggi Jagaan
Harga-harga minimum untuk tinggi jagaan adalah seperti yang disajikan
pada Tabel 2.5. Harga-harga tersebut diambil dari USBR. Tabel ini juga
menunjukkan tinggi jagaan tanggul tanah yang sama dengan tanggul
saluran tanah tanpa pasangan.
Tabel 2.5. Tinggi Jagaan untuk saluran Pasangan
Debit m3/dt Tanggul (F) m Pasangan (F1) m
< 0,5 0,40 0,20
0,5 1,5 0,50 0,20
1,5 5,0 0,60 0,25
0,5 10,0 0,75 0,30
10,0 15,0 0,85 0,40
> 15,0 1,00 0,50
17. 17
Lanjutan
4. Lengkung Saluran
Jari-jari minimum untuk saluran pasangan diambil tiga kali lebar
permukaan air, dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6. Lengkung Saluran
Q design (m3/d) Jari-jari minimum (m)
Q <= 5 3 x lebar dasar saluran
5 < Q <= 7,5 4 x lebar dasar saluran
7,5 < Q <= 10 5 x lebar dasar saluran
10 < Q <= 15 6 x lebar dasar saluran
Q <= 15 7 x lebar dasar saluran
5. Flowchart Perhitungan dimensi saluran pasangan
Urutan perhitungan perencanaan hidrolis saluran dapat dilihat pada
gambar 2.2
18. 18
Uraian Umum
Manajemen Kegiatan
Dalam melaksanakan suatu kegiatan konstruksi, maka diperlukan suatu manajemen
kegiatan yang baik, sehingga pada akhir kegiatan dapat berjalan dengan perencanaan
awal. Manajemen kegiatan merupakan suatu pelaksanaan kegiatan konstruksi yang harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasiaan,
pembangunan fisik sampai dengan pemeliharaan dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning )
Perencanaan suatu kegiatan mempunyai tujuan, manfaat, potensi, peluang, dukungan
finansial, resiko dan kemungkinan hambatan-hambatan yang akan terjadi dalam
kegiatan tersebut.
2. Pengorganisasian (Organising)
Pengorganisasian bertujuan untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat,
maka segala potensi sumber daya yang berupa sumber daya manusia (Man), finansial
(Money), bahan (material), dan cara kerja perlu diorganisir, sehingga dapat diberikan
kontribusi yang optimal dalam pencapaian tujuan dalam organisasi.
3. Pelaksanaan (Actualing)
Pelaksanaan dilakukan setelah hasil dari perencanaan dan organising terlaksana.
Hasil perencanaan dan organising tersebut diwujudkan dalam pelaksanaan kegiatan
guna mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pengawasan (Controling)
Pelaksanaan kegitan kegitan perlu diawasi sehingga palaksanaan sesuai dengan
perencaan yang telah dibuat guna meminnimalisir kemungkinanan gagalnya tujuan
dan hasil yang dicapai sehingga mendapatkan kwalitas yang baik dari pekerjaan
tersebut.
19. 19
Pengertian Manajemen Umum
Kata manajemen diambil dari bahasa Prancis kuno yaitu management, yang mempunyai arti
seni melaksanakan dan mengatur. Ada tiga pengertian yang dikandung dari istilah manajemen
yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai suatu proses yaitu manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri
dari sebuah tindakan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan di kendalikan
dimana pada masing-masing bidang tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan skil yang
diikuti secara urut dalam usaha untuk mencapai sebuah sasaran dan tujuan yang telah di
tentukan.
2. Manajemen sebagai kolektivitas bagi orang-orang yang sedang melakukan aktivitas
manajemen.
Manajemen ialah sebuah fungsi yang bertujuan untuk mandapatkan sesuatu dengan
kegiatan orang lain dengan mengawasi berbagai usaha kolektivitas dari berbagai orang
yang melakukan suatu aktivitas manajemen. Jadi bisa dikatakan, beberapa orang yang
sedang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu organisasi tertentu disebut
manajemen.
3. Manajemen sebagai seni (art) atau sebagai pengetahuan (science)
Manajemen sebagai seni (art) yaitu manajemen merupakan sebuah seni untuk tercapainya
suatu hasil yang optimal dengan usaha yang standar, dan juga agar tercapainya sebuah
kebahagian dan kesejahteraan yang optimal bagi sebuah pemimpin maupun pekerja serta
mampu memberikan layanan yang sangat baik bagi masyarakat. Sedangka manajemen
sebagai ilmu pengetahuan (science) yaitu manajemen selalu berusaha secara sistematis
agar dapat memahami bagaimana dan mengapa manusia harus bekerja sama agar
mencapai tujuan dan membuat sebuah sistem kerja sama ini bisa bermanfaat bagi
kepentingan kemanusiaan.
Manajemen Kegiatan
20. 20
Pengertian Manajemen Kegiatan
Manajemen kegiatan konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat
dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek
konstruksi dikelompokan dalam 5M (Man power, Material, Mechines,
Money,and Method).
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi
defenisi tersebut memberikan kenyataan bahwa menajemen terutama
mengelola sumber daya manusia, bukan material atau finansial we are
managing human resources.
Pelaksanaan konstruksi di Indonesia saat ini di landaskan pada akronim
SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acgquisition, Conctruction,
Operation, and Maitenance) yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai
tahapan proyek.
Manajemen Kegiatan
21. Unsur unsur Manajemen Kegiatan
Pemilik Kegiatan
Pemilik kegiatan adalah orang atau badan yang memberi pekerjaan dan membayar biaya
pekerjaan tersebut. Pemberi pekerjaan biasanya perorangan, badan, instansi atau lembaga
baik pemerintah maupun swasta, sipil maupun militer.
Kegiatan Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Raknamo Kabupaten Kupang yang
bertindak sebagai pemilik proyek adalah Pemerintah Indonesia. Dalam hal ini diwakili oleh
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Suumber Daya Air, Balai Wialyah Sungai
Nusa Tenggara II, Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Irigasi SDA Nusa Tenggara II Provinsi
NTT, Irigasi dan dan Rawa I.
Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah peserta lelang yang diterima oleh pemilik kegiatan dan diberi
wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut sesuai rencana kerja yang telah ada.
Kegiatan Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Raknamo di Kabupaten Kupang yang
bertindak sebagai pelaksana (kontraktor) adalah PT. BRAND MANDIRI JAYA SENTOSA.
Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang atau badan hukum yang ditunjuk untuk mengawasi dan
mengontrol serta mengarahkan pelaksanaan pekerjaan suatu bangunan agar dapat
mencapai hasil kerja sebaik-baiknya menurut persyaratan atau petunjuk yang ada.
Dalam kegiatan Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Raknamo di Kabupaten Kupang
yang bertindak sebagai pengawas adalah PT. MULIA SAKTI WIJAYA.
Manajemen Kegiatan
22. Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek, Konsultan Dan Kontraktor
Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-
unsur pelaksana pembangunan yang terarah dan teratur serta memiliki keterkaitan.
Pada proyek-proyek besar lasimnya terjadi hubungan kerja antara unsur-unsur
terkait seperti pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
pelaksana atau kontraktor. Adapun terjadinya hubungan kerja tersebut terlihat pada
skema berikut ini :
Manajemen Kegiatan
23. Gambaran Umum
Daerah Jaringan Irigasi Raknamo khususnya saluran induk Kolidoki 2 ruas 1 untuk
mengairi 490,11 Ha. Desain semula menggunakan saluran pasangan dengan
dimensi pada gambar 4.1.
Perhitungan
p
p
Wp
h
t1
t2
b
q q
Gambar 4.1 Saluran pasangan
24. Data perencanaan saluran pasangan awal :
Data Saluran Induk Kuledoli 2 Ruas 1
1. Kebutuhan air diambil dari sumbernya, DR = 1,428 l/det/ha
2. Luas Areal Ruas-1, A = 490,11 Ha
3. Lebar saluran, b = 1,60 m
4. Kemiringan talud, m = 0 (saluran pasangan tegak)
5. Koefisien kekasaran, k = 60 m1/3dt (pasangan batu)
6. Tinggi jagaan pasangan W = 0,50 m
7. Tinggi muka air rencana, h = 1,23 m
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
1) Debit Rencana :
Qdesain = (1,428 x 490,11)/1000 = 0,700 m続/det
2) Luas Penampang Basah (F) :
= +
= 1,60 + 0 1,23 1,23
= 1,967 2
3) Keliling Basah (P) :
= + 2 1 + . 2
= 1,60 + 2 1,23 1 + 0 2 = 4,06
Perhitungan
25. 4) Jari-jari Hoidrolis Saluran (R)
=
=
1,967
4,06
= 0,485
5) Kecepatan Air di saluran (V)
=
=
0,700
1,967
= 0,356
Berdasarkan tabel 2.2 Vijin saluran pasangan = 2 m/dt, sehingga V = 0,356 <
Vijin = 2 m/dt (terpenuhi)
Dengan menggunakan rumus Strikler
= 2 3
0,5
Kemiringan saluran dapat dihitung sebagai berikut
=
2 3
2
=
0,356
60 0,4852 3
2
= 0,000092
Kemiringan saluran, I = 0,000092
Lanjutan
26. Kesimpulan Dimensi Saluran Induk Kuledoki 2 Ruas 1 dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan dimensi saluran awal
Lanjutan
No. Uraian Notasi Angka Satuan
1. Luas Areal Terairi A 490,11 Ha
2. Debit Air yang Diperlukan Q 0,700 m続/det
3. Kecepatan Air Disaluran V 0,356 m/det
4. Luas penampang aliran F 1,967 m2
5. Keliling Basah P 4,06 m
6. Lebar Saluran b 1,60 m
7. Tinggi Air Disaluran h 1.23 m
8. Kemiringan talud saluran m 0
9. Kemiringan Saluran I 0,000092
10. Koefisien Kekasaran Saluran K 60 m1/3/dt
11. Tinggi Jagaan w 0,50 m
27. Perubahan Pelaksanaan Saluran
Pada pelaksanaan konstruksi direksi bersama kontraktor dengan konsultan melakukan
perubahan desain atas Surat Edaran Nomor : 04/SE/D/2017 Tentang Pedoman Penggunaan
Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air mengingat
pelaksanaan yang cepat dengan konstruksi beton yang semula desain awal dengan
pasangan. Hasil perubahan desain dapat dilihat pada gambar 4.2.
Lanjutan
Gambar 4.2 Desain Box Culvert Kolidoki 2
28. Data Perencanaan Box Culvert
Hasil perubahan desain konstruksi pasangan menjadi beton, sehingga Perhitungan
Dimensi Saluran dari kondisi perencanaan konsultan awal, perencanaan
perubahan, dan pelaksanaan lapangan, maka penulis melakukan perhitungan
desain sesuai kondisi pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Data Saluran Induk Kuledoli 2 Ruas 1
1. Kebutuhan air diambil dari sumbernya, DR = 1,428 l/det/ha
2. Luas Areal Ruas-1, A = 551,66 Ha
3. Lebar saluran, b = 1,50 m
4. Kemiringan talud, m = 0 (saluran pasangan tegak)
5. Koefisien kekasaran, k = 70 m1/3dt (beton)
6. Tinggi jagaan, W = 0,20 m
7. Tinggi muka air rencana, h = 1,30 m
Hasil Perhitungan Debit dan areal yang dapat diairi akibat profil (dimensi) Saluran
Induk Kuledoli 2 Ruas 1 dilapangan berdasarkan gambar 4.1 maka diperoleh data
sebagai berikut :
1) Debit Rencana :
Qdesain = (1,428 x 551,66)/1000 = 0,787 m続/dt
Lanjutan
29. 2) Luas penampang basah (F)
= 4 1 2 2
= 1,5 1,3 4 1 2 0,22
= 1,95 0,08
= 1,87 2
3) Keliling basah (P)
= + 2 2 22 0,5
= 1,5 + 2 1,3 2 2 0,22 0,5
= 4,1 0,56
= 3,54
4) Jari-jari hidrolis (R)
R =
F
P
=
1,87
3,54
= 0,53
5) Kemiringan dasar saluran (I)
Sesuai dengan kemiringan saluran rencana awal.
I = 0,000092
Lanjutan
30. 6) Kecepatan aliran (V)
= 2 3
1 2
= 70 0,532 3
0,0000921 2
= 70 0,65 0,009592
= 0,44
Berdasarkan tabel 2.2 Vmin = 0,25 m/dt, Vijin saluran beton = 3 m/dt, dan V =
0,44 m/dt, sehingga Vmin = 0,25 m/dt < V = 0,44 m/dt < Vijin = 3 m/dt
(terpenuhi)
7) Lebar penampang atas (T)
= + 2
= 1,5 + 2 0 1,3
= 1,5
8) Kedalaman hidrolis (D)
=
=
1,87
1,5
= 1,25
Lanjutan
31. 9) Kecepatan kritis (Uc)
=
= 9,8 1,25
= 12,25
= 3,5
10)Bilangan Froude (Fr)
告 =
=
0,44
9,8
1,87
1,5
=
0,44
3,5
= 0,13
Berdasarkan Tabel 2.4 maka angka Fr = 0,13 tersebut sebagai aliran normal
(subkritis)
11)Debit saluran (Q)
=
= 1,87 0,44
= 0,822 3 > = 0,787 3
Lanjutan
32. 12) Luas Areal yang dapat diairi (A)
= 倹
=
倹
Diketahui :
Q = 0,822 m3/dt = 0,822 m3/dt x 1000 = 822 l/dt
Dr = 1,428 l/dt/ha
Maka,
A = 822/1,428 = 575,63 ha
Sehingga luas areal yang dapat diairi oleh saluran hasil desain lapangan lebih besar 575,63 551,66 =
23,97 ha.
Dari hasil perhitungan profil kondisi lapangan dimensi saluran dapat di lihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil perhitungan dimensi saluran lapangan
Lanjutan
No. Uraian Notasi Angka Satuan
1. Luas Areal Terairi A 575,63 Ha
2. Debit Air yang Diperlukan Q 0,822 m続/det
3. Kecepatan Air Disaluran V 0,44 m/det
4. Luas penampang aliran F 1,87 m2
5. Keliling Basah P 3,54 m
6. Lebar Saluran b 1,50 m
7. Tinggi Air Disaluran h 1.30 m
8. Kemiringan talud saluran m 0
9. Kemiringan Saluran I 0,000092
10. Koefisien Kekasaran Saluran K 70 m1/3/dt
11. Tinggi Jagaan w 0,20 m
33. Tinjauan Analisis Saluran
Dari hasil perhitungan perencanaan box culvert lapangan didapat Qsaluran > Qdesain
dan luas areal yang dapat diairi oleh saluran lapangan lebih besar 575,63 551,66
= 23,97 ha, maka penulis melakukan perhitungan dengan merubah tinggi muka air
rencana sebagai berrikut.
Data Saluran Induk Kuledoli 2 Ruas 1 :
1. Kebutuhan air diambil dari sumbernya, DR = 1,428 l/det/ha
2. Luas Areal Ruas-1, A = 551,66 Ha
3. Lebar saluran, b = 1,50 m
4. Kemiringan talud, m = 0 (saluran pasangan tegak)
5. Koefisien kekasaran, k = 70 m1/3dt (beton)
6. Tinggi jagaan, W = 0,20 m
7. Tinggi muka air rencana, h = 1,29 m
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
1) Debit Rencana :
Qdesain = (1,428 x 551,66)/1000 = 0,787 m続/dt
2) Luas penampang basah (F)
= 4 1 2 2
= 1,5 1,29 4 1 2 0,22
= 1,935 0,08
= 1,85 2
Lanjutan
34. 3) Keliling basah (P)
= + 2 2 22 0,5
= 1,5 + 2 1,29 2 2 0,22 0,5
= 4,08 0,56
= 3,52
4) Jari-jari hidrolis (R)
R =
F
P
=
1,85
3,52
= 0,53
5) Kemiringan dasar saluran (I)
Sesuai dengan kemiringan saluran rencana awal.
I = 0,000092
6) Kecepatan aliran (V)
= 2 3
1 2
= 70 0,532 3
0,0000921 2
= 70 0,65 0,009592 = 0,44
Berdasarkan tabel 2.2 Vmin = 0,25 m/dt, Vijin saluran beton = 3 m/dt, dan V =
0,44 m/dt, sehingga Vmin = 0,25 m/dt < V = 0,44 m/dt < Vijin = 3 m/dt
(terpenuhi)
Lanjutan
36. 11)Bilangan Froude (Fr)
告 =
=
0,43
9,8
1,85
1,5
=
0,43
3,48
= 0,13
Berdasarkan tabel 2.4 maka angka Fr = 0,13 tersebut sebagai aliran normal
(subkritis)
Dari hasil perhitungan diatas dimensi saluran tinjauan analisa dapat dilihat pada
tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil perhitungan dimensi saluran tinjauan analisa
Lanjutan
No. Uraian Notasi Angka Satuan
1. Luas Areal Terairi A 551,66 Ha
2. Debit Air yang Diperlukan Q 0,810 m続/det
3. Kecepatan Air Disaluran V 0,44 m/det
4. Luas penampang aliran F 1,85 m2
5. Keliling Basah P 3,52 m
6. Lebar Saluran b 1,50 m
7. Tinggi Air Disaluran h 1.29 m
8. Kemiringan talud saluran m 0
9. Kemiringan Saluran I 0,000092
10. Koefisien Kekasaran Saluran K 70 m1/3dt
11. Tinggi Jagaan w 0,20 m
37. Sehingga dari ketiga hasil diatas dapat direkap dimensi saluran dan
perbandingannya yang dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil rekap dimensi saluran
Lanjutan
No. Uraian Notasi Awal Lapangan
Tinjauan
analisa
Satuan
1. Luas Areal Terairi A 490,11 575,63 551,66 Ha
2. Debit Air yang Diperlukan Q 0,700 0,822 0,810 m続/det
3. Kecepatan Air Disaluran V 0,356 0,44 0,44 m/det
4. Luas penampang aliran F 1,967 1,87 1,85 m2
5. Keliling Basah P 4,06 3,54 3,52 m
6. Lebar Saluran b 1,60 1,50 1,50 m
7. Tinggi Air Disaluran h 1.23 1.30 1.29 m
8. Kemiringan talud saluran m 0 0 0
9. Kemiringan Saluran I 0,000092 0,000092 0,000092
10. Koefisien Kekasaran K 60 70 70 m1/3/dt
11. Tinggi Jagaan w 0,50 0,20 0,20 m