Dokumen tersebut membahas tentang malaria sebagai salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang menyerang 350-500 juta orang setiap tahunnya. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Dokumen ini juga membahas tentang gejala klinis malaria seperti demam, anemia, splenomegali, dan ikterus serta daur hidup parasit malaria.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di Korong Kampung Paneh.
2. Beberapa faktor yang diteliti antara lain perilaku merokok, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian ISPA pada balita
Dokumen tersebut berisi lembar kuesioner penelitian tentang gambaran perilaku ibu terhadap kejadian penyakit ISPA pada balita. Kuesioner terdiri atas empat bagian yaitu data demografi, pengetahuan tentang ISPA, sikap terhadap ISPA, dan perilaku terkait ISPA. Ibu balita diminta untuk mengisi kuesioner secara jujur dan lengkap.
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Dokumen tersebut membahas hubungan antara pelaksanaan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kalasan, Sleman pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan desain potong lintang dan mengambil seluruh pasien tuberkulosis (20 orang) sebagai sampel. Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan DOT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDSYakup, Jecko Tamaka
Ìý
Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan angka penderita HIV/AIDS di Wilayah Kerja Komisi Penanggulangan AIDS Kecamatan Wamena Kota Kabupaten Jayawijaya tahun 2015. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan, sikap, tindakan, dan lingkungan sosial media dengan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS. Hasil ini diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan masyarakat tent
Dokumen ini membahas latar belakang HIV/AIDS sebagai masalah global yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi HIV/AIDS di Indonesia yang meningkat signifikan, khususnya di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks bebas dengan tingkat kejadian HIV/AIDS di komunitas Gay, Waria dan Lesbi di Pringsewu, Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Dokumen menjelaskan bahwa ISPA merupakan masalah kesehatan utama pada balita di daerah tersebut. Faktor-faktor risiko yang diteliti meliputi status imunisasi, gizi, lingkungan rumah, kebiasaan merokok orangtua, dan pen
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara (indonesia)Rinaa Anggraini
Ìý
Skrining DBD dilakukan untuk mengklasifikasi orang dengan penyakit tersebut. Survei di Puskesmas Banjarbaru Utara menemukan rata-rata 145 kasus DBD per bulan. Faktor penyebabnya adalah status kekebalan rendah dan kepadatan nyamuk. Pencegahan melalui pola hidup bersih dan menjaga lingkungan dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Jumlah kasus tuberkulosis paru di Indonesia masih sangat tinggi dan menjadi penyumbang kasus ketiga terbesar di dunia.
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
Ìý
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola nutrisi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Darmaraja Kabupaten Sumedang tahun 2018 dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan sampel sebanyak 73 responden yang dipilih secara purposive.
Kegiatan monitoring resistensi obat HIV dan AIDS di Indonesia meliputi survey ambang batas untuk melihat
prevalensi resistensi primer, survey monitoring untuk melihat efektivitas pengobatan ARV, dan indikator
kewaspadaan dini untuk melihat indikator di setiap tempat pelayanan ARV. Kegiatan ini bertujuan untuk
memantau dampak pengobatan massal HIV dan AIDS serta mengoptimalkan program pengendalian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis perilaku pencegahan HIV dan AIDS pada lelaki suka lelaki di Kota Kupang tahun 2014.
2. Lima informan dari komunitas IMOF diwawancarai untuk mengetahui sikap, dukungan sosial, dan akses informasi mereka terkait pencegahan HIV.
3. Hasilnya menunjukkan informan memiliki niat yang baik untuk mencegah HIV berkat dukungan kom
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Dokumen ini membahas tentang prevalensi TB global dan di Indonesia serta upaya penanggulangannya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2011-2013, dan menemukan bahwa sebagian besar pasien berusia 13-28 bulan dan perempuan serta terdapat hubungan bermakna antara status gizi kurang dan buruk dengan keparahan pneumonia.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas proposal kegiatan promosi kesehatan diabetes melitus di kelurahan Penataban kecamatan Giri kabupaten Banyuwangi yang mencakup latar belakang, definisi, penyebab, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan diabetes melitus.
Dokumen ini membahas latar belakang HIV/AIDS sebagai masalah global yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi HIV/AIDS di Indonesia yang meningkat signifikan, khususnya di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks bebas dengan tingkat kejadian HIV/AIDS di komunitas Gay, Waria dan Lesbi di Pringsewu, Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Dokumen menjelaskan bahwa ISPA merupakan masalah kesehatan utama pada balita di daerah tersebut. Faktor-faktor risiko yang diteliti meliputi status imunisasi, gizi, lingkungan rumah, kebiasaan merokok orangtua, dan pen
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara (indonesia)Rinaa Anggraini
Ìý
Skrining DBD dilakukan untuk mengklasifikasi orang dengan penyakit tersebut. Survei di Puskesmas Banjarbaru Utara menemukan rata-rata 145 kasus DBD per bulan. Faktor penyebabnya adalah status kekebalan rendah dan kepadatan nyamuk. Pencegahan melalui pola hidup bersih dan menjaga lingkungan dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Jumlah kasus tuberkulosis paru di Indonesia masih sangat tinggi dan menjadi penyumbang kasus ketiga terbesar di dunia.
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
Ìý
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola nutrisi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Darmaraja Kabupaten Sumedang tahun 2018 dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan sampel sebanyak 73 responden yang dipilih secara purposive.
Kegiatan monitoring resistensi obat HIV dan AIDS di Indonesia meliputi survey ambang batas untuk melihat
prevalensi resistensi primer, survey monitoring untuk melihat efektivitas pengobatan ARV, dan indikator
kewaspadaan dini untuk melihat indikator di setiap tempat pelayanan ARV. Kegiatan ini bertujuan untuk
memantau dampak pengobatan massal HIV dan AIDS serta mengoptimalkan program pengendalian.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis perilaku pencegahan HIV dan AIDS pada lelaki suka lelaki di Kota Kupang tahun 2014.
2. Lima informan dari komunitas IMOF diwawancarai untuk mengetahui sikap, dukungan sosial, dan akses informasi mereka terkait pencegahan HIV.
3. Hasilnya menunjukkan informan memiliki niat yang baik untuk mencegah HIV berkat dukungan kom
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Dokumen ini membahas tentang prevalensi TB global dan di Indonesia serta upaya penanggulangannya.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di RS. Dr. M. Djamil Padang tahun 2011-2013, dan menemukan bahwa sebagian besar pasien berusia 13-28 bulan dan perempuan serta terdapat hubungan bermakna antara status gizi kurang dan buruk dengan keparahan pneumonia.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas proposal kegiatan promosi kesehatan diabetes melitus di kelurahan Penataban kecamatan Giri kabupaten Banyuwangi yang mencakup latar belakang, definisi, penyebab, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko kehamilan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Beberapa faktor risiko sebelum kehamilan seperti usia ibu yang terlalu muda atau tua, kondisi kesehatan ibu sebelumnya, dan status sosial ekonomi. Faktor risiko selama kehamilan meliputi komplikasi kehamilan seperti preeklamsia dan eklamsia. Faktor risiko saat persalinan
Modul ini membahas tentang penyusunan proposal penelitian untuk pendidikan jarak jauh di bidang kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai tutor yang akan membimbing penyusunan proposal, langkah-langkah penyusunan bab pendahuluan proposal yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta ruang lingkup penelitian. Modul ini juga memberikan contoh penyusunan bab pendahuluan proposal
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamilrefmaeka
Ìý
Dokumen ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Siak tahun 2014. Faktor-faktor tersebut meliputi umur, paritas, dan riwayat kehamilan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian kehamilan resiko tinggi serta manfaatnya bagi Akademi Kebidanan Salma
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau Revised Prescreening Developmental (R-PDQ) yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan dengan menilai jawaban ibu atau pengasuh anak terhadap 105 pertanyaan. Dokumen juga menjelaskan cara penggunaan dan interpretasi hasil KPSP."
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
Ìý
ABSTRACT
Diarrheal disease is one disease that commonly affects infants and young children, said diarrhea
when frekuensianya more than 3 times a day. PHC Mungkajang in Palopo, diarrheal disease in the
top ten greatest disease which ranks sixth with a proportion of 2.44%. This study aims to
mengenalisis factors most dominant on the incidence of diarrhea in infants in PHC Mungkajang
Palopo. The research method is analytical survey with case control design. Population in this
research are children who live in PHC Mungkajang Palopo. Samples were taken by proportional
random sampling totaling 246 people. Data analysis included univariate, bivariate and multivariate.
The results showed that there is no correlation age, sex, measles immunization, maternal age,
mother's occupation and environmental sanitation with the incidence of diarrhea in infants (p>
0.05) and there is a relationship of nutritional status, exclusive breastfeeding, education, personal
hygiene, water supply Clean and availability toilet with diarrhea (p <0.05). The most predominant
risk factors associated with the incidence of diarrhea in children under five is personal hygiene with
OR = 3,065 (p = 0.001) and Exp (B) = 3,065. Models of logistic regression equations known to
toddlers who are not exclusively breastfed and personal hygiene, provision of clean water and poor
availability of latrines, then have a probability of occurrence of diarrhea by 48%. Advised the
public to raise awareness to behave clean and healthy lifestyle in reducing the frequency of
morbidity of diarrhea in infants.
Dokumen tersebut membahas masalah kesehatan pada anak sekolah seperti diare, ISPA, dan masalah gigi dan mulut. Diare disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dan juga perilaku ibu, sedangkan ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang umumnya diderita anak balita. Masalah gigi dan mulut seperti karies gigi juga sering dihadapi anak sekolah yang dipengaruhi pola makan dan kebiasaan menyikat gigi.
Makalah ini membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan disentri. Disentri dijelaskan sebagai diare yang disertai darah dalam tinja. Etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan disentri dibahas secara terperinci. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien disentri mencakup manajemen cairan dan elektrolit, pemantauan tanda dehidrasi, memenuhi kebutuhan giz
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak pra sekolah dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan sampel 81 ibu yang mempunyai anak berusia 3-5 tahun. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak dengan ke
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan empedu (GE).
2. GE adalah defekasi encer lebih dari 3 kali dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja.
3. Penatalaksanaan diare meliputi pemberian cairan secara oral atau intravena berdasarkan tingkat dehidrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak-anak di Indonesia. Tercatat angka kesakitan diare meningkat dari tahun ke tahun, terutama di beberapa kabupaten tertentu. Gejala utama diare adalah buang air besar yang sering dan cair. Pencegahan diare meliputi perbaikan lingkungan hidup dan sanitasi serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE Fransiska Oktafiani
Ìý
Proposal
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hal mutlak yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu
bangsa selain pendidikan dan ekonomi. Derajat kesehatan masyarakat sangat ditentukan
oleh berbagai faktor yang saling mendukung satu sama lain mulai dari lingkungan,
perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan hingga genetika yang ada di masyarakat.
Lingkungan adalah salah satu faktor yang memengaruhi derajat kesehatan
tersebut. Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbulnya penyakit dapat bermacam-
macam. Salah satunya adalah sebagai reservoir bibit penyakit. Reservoir adalah tempat
hidup yang paling sesuai bagi bibit penyakit. Timbul atau tidaknya penyakit pada
manusia tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki oleh bibit penyakit atau penjamu (
Hiswani, 2003).
Berkaitan dengan lingkungan, salah satu penyakit menular berbasis lingkungan
yang masih, menjadi masalah kesehatan dan merupakan penyebab kesakitan dan
kematian anak-anak di Indonesia adalah diare. Diare hingga kini masih menjadi salah satu
penyebab utama kesakitan dan kematian. Epidemiologi penyakit diare dapat ditemukan
pada seluruh daerah geografis dunia dan kasus diare dapat terjadi pada semua kelompok
umur, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan
anak balita. Di negara berkembang anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali dalam
setahun, dan menjadi penyebab kematian dengan Case Fatality Rate 15% sampai dengan
34% dari semua kematian, kebanyakan terjadi pada anak-anak (Aman, 2004).
Penyakit diare sering kali dikaitkan dengan status atan lingkungankeseh. Diare
juga identik dengan jamban. Data dan studi epidemiologi memang kuat menghubungkan
2. fakta tersebut. Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara
berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare
bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diikuti
korban yang tidak sedikit. Untuk mengatasi penyakit diare dalam masyarakat baik tata
laksana kasus maupun untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai. Akan tetapi
permasalahan tentang penyakit diare masih merupakan masalah yang relatif besar
(Suraatmaja, 2010).
Angka kesakitan diare sekitar 200-400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap
tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah Anak di bawah Lima Tahun
(BALITA). Sebagian dari penderita (1- 2%) akan jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau
tidak segera ditolong 50- 60% di antaranya dapat meninggal. Kelompok ini setiap
tahunnya mengalami kejadian lebih dari satu kejadian diare.
Pengertian Diare, adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Menurut WHO (2006) diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan
frekuensi 3x atau lebih perhari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja, atau bila
ibu merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar pada anaknya.
Jadi diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau cair pada balita umur 6 bulan sampai 5
tahun dengan frekuensi lebih dari biasanya atau lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja.
3. MenurutWHO(2003), di Negara Berkembang diperkirakan 2 juta kematian pada
tahun 2003 akibat penyakit diare. Kejadian diare tidak kurang dari satu milyare pisode
tiap tahun di seluruh dunia, 25-35 juta diantaranya terjadi di Indonesia
(Wibowo,dkk,2004).
Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, angka
kesakitan penyakit Diare dari tahun ketahun cenderung meningkat. Hasil survey
kesehatan rumah tangga tahun 2005 menunjukkan bahwa diare menempatikisaran urutan
kedua dan ketiga sebagai penyebab kematian bayi diIndonesia. Survei terakhir yang
dilakukan di 10 provinsi di dapatkan data bahwa insiden diare sebesar 127,8%, dengan
kejadian diare pada tiap balita sekitar 1,3 sampai 2,7 episode tiap tahun
(Segeren,dkk,2005). Penduduk Indonesia setiap tahun terdapat 112.000 kasus diare yang
mengalami kematian pada semua golongan umur (DepkesRI,2000).
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT) tahun 2004, menunjukkan angka
kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita adalah 75 per 100
ribu balita (Depkes RI, 2005).
Menurut Depkes RI (2009), insiden diare berkisar antara 400 kasus per 100
penduduk, di mana 60-70% di antaranya anak-anak di bawah umur 5 tahun. Setiap anak
mengalami diare rata-rata 1 sampai 2 kali setahun dan secara keseluruhan, rata-rata
mengalami 3 kali episode diare per tahun ( Bela dkk, 2009).
Pada tahun 2007, terjadi KLB di 16 provinsi dan 44 daerah tingkat dua di
Indonesia , dan salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penderitanya
sebesar 10.980 dan 77 penderita meninggal dunia akibat penyakit tersebut (Depkes RI,
2007).
Di Kota Gorontalo Tahun 2011 angka kejadian diare pada balita sebanyak 2560
anak, 8 diantaranya meninggal dunia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
4. deskriptif dengan menggunakan desain penelitian pendekatan studi kasus yaitu tentang
pengobatan diare akut tanpa komplikasi pada anak balita di RSUD Otanaha Kota
Gorontalo tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 48
anak balita penderita diare akut tanpa komplikasi yang berobat di RSUD Otanaha Kota
Gorontalo. Dari 48 anak balita tersebut, 2 anak (4,17%) mendapatkan pengobatan dengan
kategori rasional, sedangkan sisanya 46 anak (95,83%) mendapat pengobatan dengan
kategori tidak rasional.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik melakukan penelitian Di Puskesmas
Mongolato sebagai tempat penelitian, Puskesmas ini merupakan salah satu puskesmas
yang ada di Kabupaten Gorontalo. Adapun jumlah penderita yang berada di puskesmas
Anggrek yaitu sebanyak 28 Balita.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ faktor- faktor yang berhubungan dengan Kasus Kejadian Diare pada Balita di
Wilayah kerja Puskesmas Mongolato
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian diare
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian Diare pada balita.
b. Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian Diare pada
balita.
5. c. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mencuci tangan memakai sabun dengan
kejadian diare pada balita.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Ilmiah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
bagi mahasiswa mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu antara Asupan
Makanan dengan Kasus Kejadian Diare pada Balita.
2. Manfaat Praktis
Membuka wacana berfikir peneliti untuk mengetahui dan mengungkapkan apa
yang menjadi latar belakang dari terjadinya Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
antara Asupan Makanan dengan Kasus Kejadian Diare pada Balita.
3. Manfaat Institusi
Menambah kepustakaan mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu antara
Asupan Makanan dengan Kasus Kejadian Diare pada Balita.