Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di Korong Kampung Paneh.
2. Beberapa faktor yang diteliti antara lain perilaku merokok, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian ISPA pada balita
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPANajMah Usman
油
ISPA merupakan penyakit pernafasan yang menular dan dapat menyebabkan kematian. Prevalensi ISPA tertinggi di Indonesia terdapat di NTT, Papua, Aceh, NTB, dan Jawa Timur. Penularan ISPA dapat terjadi melalui udara ketika batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan penderita. Pencegahannya meliputi menjaga gizi, imunisasi, menerapkan PHBS, serta menghindari kontak dengan pender
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak-anak di Indonesia. Tercatat angka kesakitan diare meningkat dari tahun ke tahun, terutama di beberapa kabupaten tertentu. Gejala utama diare adalah buang air besar yang sering dan cair. Pencegahan diare meliputi perbaikan lingkungan hidup dan sanitasi serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
Buku pedoman ini membahas tentang intervensi perubahan perilaku dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS. Tujuannya adalah menyediakan acuan bagi pelaksanaan program intervensi perubahan perilaku sesuai standar. Sasarannya adalah lembaga pemerintah, nonpemerintah, dan LSM terkait. Pedoman ini disusun berdasarkan peraturan dan strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS.
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVcendyandestria
油
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV, meliputi penjelasan mengenai penularan HIV dari ibu ke anak, diagnosis infeksi HIV pada anak, serta rekomendasi penggunaan antiviral profilaksis dan kotrimoksazol untuk mencegah penularan lebih lanjut."
Pedoman ini memberikan panduan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak melalui layanan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi. Pedoman ini mencakup informasi tentang HIV dan sifilis, kegiatan pencegahan seperti tes, konseling, pemberian obat, diagnosis dan rujukan, serta sistem pencatatan dan pelaporan. Harapannya pedoman ini dapat meningkatkan kualitas layanan pencegahan penularan HIV dan s
Dokumen ini membahas target ke-6 MDGs yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. Targetnya adalah mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan menurunkan kasus baru pada 2015, serta mengendalikan malaria dan penyakit lainnya pada 2015. Dokumen ini juga membahas cara pencegahan penyakit-penyakit tersebut seperti sosialisasi, pengawasan, dan memberikan pengobatan yang tepat.
Dokumen tersebut berisi lembar kuesioner penelitian tentang gambaran perilaku ibu terhadap kejadian penyakit ISPA pada balita. Kuesioner terdiri atas empat bagian yaitu data demografi, pengetahuan tentang ISPA, sikap terhadap ISPA, dan perilaku terkait ISPA. Ibu balita diminta untuk mengisi kuesioner secara jujur dan lengkap.
Dokumen ini membahas latar belakang HIV/AIDS sebagai masalah global yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi HIV/AIDS di Indonesia yang meningkat signifikan, khususnya di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks bebas dengan tingkat kejadian HIV/AIDS di komunitas Gay, Waria dan Lesbi di Pringsewu, Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Dokumen menjelaskan bahwa ISPA merupakan masalah kesehatan utama pada balita di daerah tersebut. Faktor-faktor risiko yang diteliti meliputi status imunisasi, gizi, lingkungan rumah, kebiasaan merokok orangtua, dan pen
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatanDynReNagha
油
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Kalimantan Selatan. Prevalensi HIV/AIDS di provinsi tersebut terus meningkat seiring mudahnya akses transportasi dari daerah lain. Kelompok rawan terutama mereka yang bekerja di sektor pertambangan dan prostitusi. Pemerintah perlu meningkatkan skrining, edukasi, dan pengobatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang riwayat alamiah penyakit mulai dari definisi sehat dan sakit hingga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
2. Terdapat penjelasan mengenai segitiga epidemiologi yang menyebutkan adanya interaksi antara agen, inang, dan lingkungan dalam terjadinya penyakit
3. Juga diuraikan mengenai perjalanan alamiah penyak
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
油
Epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan kejadian penyakit dan kondisi kesehatan lainnya pada populasi untuk memberikan masukan kebijakan kesehatan. Dokumen ini menjelaskan konsep sehat dan sakit menurut WHO dan undang-undang Indonesia serta konsep triad epidemiologi yang terdiri atas agen, pejamu, dan lingkungan yang saling berhubungan untuk menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan kar
Dokumen tersebut membahas tentang narkoba, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual (IMS). Narkoba dapat menyebabkan perubahan fisik dan perilaku seseorang. Faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. HIV ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, dan dari ibu ke anak. Pencegahan melalui perilaku seksual yang
Epidemiologi Dasar
Whats epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
Whats purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Buletin ini membahas tentang masih belum berakhirnya penyakit polio di kawasan Asia Tenggara meskipun sudah lebih dari satu dekade tidak ditemukan kasusnya. Indonesia masih memiliki risiko tinggi terhadap penularan polio karena cakupan imunisasi dan kinerja surveilans yang perlu ditingkatkan, terutama di beberapa provinsi tertentu. Kasus kembalinya virus polio juga ditemukan di Papua pada 2018 yang memerlukan upaya
Proposal penelitian ini membahas hubungan sanitasi rumah secara fisik terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Oesapa tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan rumah seperti pencahayaan, ventilasi, kualitas udara, dan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA pada balita."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Pedoman ini memberikan panduan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak melalui layanan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi. Pedoman ini mencakup informasi tentang HIV dan sifilis, kegiatan pencegahan seperti tes, konseling, pemberian obat, diagnosis dan rujukan, serta sistem pencatatan dan pelaporan. Harapannya pedoman ini dapat meningkatkan kualitas layanan pencegahan penularan HIV dan s
Dokumen ini membahas target ke-6 MDGs yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. Targetnya adalah mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan menurunkan kasus baru pada 2015, serta mengendalikan malaria dan penyakit lainnya pada 2015. Dokumen ini juga membahas cara pencegahan penyakit-penyakit tersebut seperti sosialisasi, pengawasan, dan memberikan pengobatan yang tepat.
Dokumen tersebut berisi lembar kuesioner penelitian tentang gambaran perilaku ibu terhadap kejadian penyakit ISPA pada balita. Kuesioner terdiri atas empat bagian yaitu data demografi, pengetahuan tentang ISPA, sikap terhadap ISPA, dan perilaku terkait ISPA. Ibu balita diminta untuk mengisi kuesioner secara jujur dan lengkap.
Dokumen ini membahas latar belakang HIV/AIDS sebagai masalah global yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi HIV/AIDS di Indonesia yang meningkat signifikan, khususnya di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks bebas dengan tingkat kejadian HIV/AIDS di komunitas Gay, Waria dan Lesbi di Pringsewu, Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Dokumen menjelaskan bahwa ISPA merupakan masalah kesehatan utama pada balita di daerah tersebut. Faktor-faktor risiko yang diteliti meliputi status imunisasi, gizi, lingkungan rumah, kebiasaan merokok orangtua, dan pen
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatanDynReNagha
油
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Kalimantan Selatan. Prevalensi HIV/AIDS di provinsi tersebut terus meningkat seiring mudahnya akses transportasi dari daerah lain. Kelompok rawan terutama mereka yang bekerja di sektor pertambangan dan prostitusi. Pemerintah perlu meningkatkan skrining, edukasi, dan pengobatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang riwayat alamiah penyakit mulai dari definisi sehat dan sakit hingga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
2. Terdapat penjelasan mengenai segitiga epidemiologi yang menyebutkan adanya interaksi antara agen, inang, dan lingkungan dalam terjadinya penyakit
3. Juga diuraikan mengenai perjalanan alamiah penyak
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
油
Epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan kejadian penyakit dan kondisi kesehatan lainnya pada populasi untuk memberikan masukan kebijakan kesehatan. Dokumen ini menjelaskan konsep sehat dan sakit menurut WHO dan undang-undang Indonesia serta konsep triad epidemiologi yang terdiri atas agen, pejamu, dan lingkungan yang saling berhubungan untuk menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan kar
Dokumen tersebut membahas tentang narkoba, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual (IMS). Narkoba dapat menyebabkan perubahan fisik dan perilaku seseorang. Faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. HIV ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, dan dari ibu ke anak. Pencegahan melalui perilaku seksual yang
Epidemiologi Dasar
Whats epidemiology definition ?
How does history of epidemiology ?
Whats purpose of epidemiology study ?
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
Buletin ini membahas tentang masih belum berakhirnya penyakit polio di kawasan Asia Tenggara meskipun sudah lebih dari satu dekade tidak ditemukan kasusnya. Indonesia masih memiliki risiko tinggi terhadap penularan polio karena cakupan imunisasi dan kinerja surveilans yang perlu ditingkatkan, terutama di beberapa provinsi tertentu. Kasus kembalinya virus polio juga ditemukan di Papua pada 2018 yang memerlukan upaya
Proposal penelitian ini membahas hubungan sanitasi rumah secara fisik terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Oesapa tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan rumah seperti pencahayaan, ventilasi, kualitas udara, dan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA pada balita."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Jurnal ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberculosis paru pada orang dewasa berdasarkan studi kasus di Balai Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Paru Pati. Faktor-faktor yang terbukti berpengaruh adalah kelembaban kamar tidur, ventilasi kamar tidur, riwayat penularan anggota keluarga, status gizi, dan tingkat pengetahuan. Faktor yang tidak berpengaruh adalah pencahayaan kamar tidur,
Dokumen tersebut membahas tentang anamnesis dan tindakan yang dilakukan pada kasus dengan kecurigaan penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, dan hepatitis. Dokumen tersebut menjelaskan gejala klinis dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama anamnesis untuk mendiagnosa penyakit-penyakit tersebut."
Dokumen tersebut membahas masalah kesehatan pada anak sekolah seperti diare, ISPA, dan masalah gigi dan mulut. Diare disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dan juga perilaku ibu, sedangkan ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang umumnya diderita anak balita. Masalah gigi dan mulut seperti karies gigi juga sering dihadapi anak sekolah yang dipengaruhi pola makan dan kebiasaan menyikat gigi.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan pada sekelompok manusia, termasuk frekuensi dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuannya antara lain menentukan penyebab masalah kesehatan dan mengembangkan langkah-langkah pencegahannya. Epidemiologi menganalisis interaksi antara host, agen, dan lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang gambaran pemberian obat cacing pada anak usia 3-6 tahun di TK Hasanah Kota Pekanbaru tahun 2018.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyakit cacingan, pemberian obat cacing, dan kepatuhan ibu memberikan obat cacing pada anak.
3. Studi awal menunjukkan 3 dari 5 anak pernah mengalami cacing
1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah tingginya angka penderita ISPA khususnya pada balita di Desa Bejod, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan sikapnya dalam merawat ISPA di rumah, serta manfaat penelitian bagi puskesmas dan masyarakat.
LAPORAN KASUS ISHIP - IMPETIGO KRUSTOSA
Impetigo krustosa adalah jenis impetigo yang biasanya muncul di area hidung dan mulut, namun tidak menimbulkan rasa nyeri. Jenis impetigo ini sering dialami oleh anak-anak dan mudah menular.
04. Integral Bidang Kompleks (Universitas Pakuan).pdfAsepSaepulrohman4
油
Lintasan dalam integral kompleks menentukan jalur pengintegralan di bidang kompleks.
Jenis lintasan meliputi garis lurus, lingkaran, dan kontur tertutup.
Integral kontur tertutup penting dalam Teorema Cauchy dan Teorema Resid端.
Hasil integral bisa bergantung pada lintasan, terutama jika terdapat singularitas di dalamnya.
Bagi Barbour, dialektika ilmu dan agama bukanlah sebuah pertarungan untuk menentukan mana yang lebih benar, melainkan sebuah proses kolaboratif yang dapat memperkaya pemahaman kita terhadap dunia. Bagi banyak orang, pemikiran Barbour membuka kemungkinan bahwa sains dan agama dapat berkembang bersama, dengan keduanya saling memberi wawasan yang lebih dalam tentang realitas yang kita hadapi.
Dengan demikian, model dialektika yang dikembangkan oleh Ian Barbour menawarkan sebuah jalan tengah yang mendalam antara dua dunia yang tampaknya berbeda, namun pada kenyataannya dapat saling melengkapi, membawa pencerahan bagi umat manusia.
1. PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ISPA DI PUSKESMAS
TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA
OLEH:
HAZRUL WADI
111 SYE 10
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D.III
MATARAM
2013
2. BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang merupakan masalah kesehatan mayarakat
yang mempunyai dampak luas di masyarakat khususnya bagi keluarga
adalah berbagai berbagai penyakit saluran pernafasan, yaitu ISPA yang
merupakan penyebab mengkuatirkan dan ditakuti oleh masyarakat karena
dapat menyebabkan komplikasi yang berat, dan jika tidak segera ditolong
akan menyebabkan kematian pada anak atau paling tidak akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
(Depkes RI, 2010).
3. Adapun data penderita ISPA di Puskesmas Tanjung dalam rentang
Tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Penderita ISPA di Puskesmas Tanjung Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2010-2012
No Tahun Jumlah Penderita ISPA Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 2010 72 46 26
2 2011 74 45 29
3 2012 84 48 36
Sumber: Data Puskesmas Tanjung
Dari data tersebut memberikan gambaran bahwa penyakit ISPA perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang baik sehingga penulis merasa tertarik mengambil
judul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga
Menderita Gangguan Sistem Pernapasan pada Kasus Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) di Puskesmas Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
4. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Keluarga
1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dari
individu yang mempunyai peran masing-masing yang telah
merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2008).
2. Keluarga merupakan suatu ikatan atau persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (Sayekti, 2008).
3. Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungann perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Zaidin, 2010).
5. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14
hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai
dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya
seperti: sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Rasmaliah, 2009).
Etiologi dan Karakteristik
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi
agen/kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut
mempengaruhi yaitu usia dari bayi/neonatus, ukuran dari saluran
pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta
keadaan cuaca.
6. Tanda dan Gejala
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak
sudah mencapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya
terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan
nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anoreksia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bahkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
5. Diare, (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymhadenitis
mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan/nasal atau pilek. pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari terjadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Suara nafas,
biasa terdapat wheezing, stridor, crackles, dan tidak terdapatnya suara pernafasan
(Anonim, 2008).
7. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan ISPA
Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan
sasaran keluarga yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
(Suprajitno, 2008)
Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus tentang keluarga yang di binanya. Agar di peroleh data yang
akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (yang digunakan setiap hari), lugas dan sederhana (Nursalam, 2003).
8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga dan masyarakat yang diperoleh melalui suatu
proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggungjawab melaksanakannya (Shoemaker,
2008).
1. Diagnosa keperawatan keluarga pada salah satu anggota keluarga
yang menderita penyakit ISPA adalah :
2. Resiko terjadi kekambuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
3. Resiko tinggi penularan penyakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat
menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan
4. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
5. Kecemasan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah ISPA.
9. Rencana Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan &
Kriteria hasil
Rencana Rasional
1 Resiko kekambuhan
penyakit ISPA
berhubungan dengan
ketidak mampuan
keluarga memanfaatkan
sumber-sumber
pelayanan kesehatan
Keluarga mampu
melakukan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan dengan
baik
1. Beri penyuluhan pada
keluarga tentang
mamfaat pelayanan
keperawatan
2. Tanyakan pada
keluarga pelayanan
yang dapat digunakan
3. Anjurkan keluarga
untuk control secara
rutin ke pelayanan
kesehatan terdekat
1. Supaya keluarga mau
memanfaatkan pelayanan
kesehatan
2. Mengetahui apakah
keluarga memanfatkan
pelayanan kesehatan
3. Agar keluarga
mengetahui tingkat
perkembangan dan
kesehatan klien
2 Resiko tinggi penularan
penyakit berhubungan
dengan ketidak
mampuan keluarga
untuk memelihara
lingkungan yang dapat
menyebabkan atau
mempengaruhi
kesehatan
Keluarga dapat
mengetahui manfaat
rumah sehat
Keluarga dapat
memodifikasi
rumah dengan baik
1. Jelaskan pada
keluarga tentang
syarat-syarat dan
manfaat rumah sehat
2. Motivasi keluarga
agar selalu menjaga
kebersihan
3. Lakukan perubahan
lingkungan bersama
keluarga seoptimal
mungkin
1. Keluarga mengerti
tentang syarat-syarat dan
manfaat rumah sehat
2. Dengan selalu menjaga
kebersihan dapat
mencegah komplikasi
3. Membantu proses
penyembuhan
10. No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan &
Kriteria hasil
Rencana Rasional
3 Resiko terjadi
komplikasi berhubungan
dengan ketidak
mampuan keluarga
mengambil keputusan
yang tepat terhadap
anggota keluarga yang
menderita ISPA
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan keluarga
mampu
memutuskan
tindakan yang tepat
dengan kriteria
hasil:
Keluarga dapat
memahami manfaat
Pengobatan
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
ISPA
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
komplikasi penyakit
ISPA
1. Dapat mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga
tentang ISPA
2. Diharapkan keluarga
sedini mungkin
mengetahui adanya gejala
komplikasi dari ISPA
4 Kecemasan keluarga
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah ISPA.
Keluarga mampu
mengenal masalah
penyakit ISPA pada
anggota keluarga
dengan cara :
Keluarga mampu
Menyebutkan
pengertian,
tanda dan gejala
penyakit
ISPA
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
ISPA
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyakit hipertensi
3. Beri penyuluhan
tentang penyakit
ISPA
1. Dapat mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga
tentang ISPA
2. Keluarga mengetahui dan
mengerti tentang penyebab
dan gejala penyakit ISPA
3. Dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien ISPA
11. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan adalah tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencaa keperawatan.
Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain
(Tarwoto dan Wartonah, 2008)
12. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan
antara hasil implementasi dengan yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif
dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir (Nursalam, 2008)
13. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat
dan lengkap secara tertulis dengan tanggung
jawab perawat (Hidayat, 2008).