Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di Korong Kampung Paneh.
2. Beberapa faktor yang diteliti antara lain perilaku merokok, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kejadian ISPA pada balita
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian dan prosedur pengukuran tanda-tanda vital (TTV) yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. TTV dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi kesehatan seseorang. Pengukuran TTV digunakan untuk mengetahui kondisi sistem tubuh dan dilakukan pada berbagai kesehatan seperti
Dokumen tersebut berisi lembar kuesioner penelitian tentang gambaran perilaku ibu terhadap kejadian penyakit ISPA pada balita. Kuesioner terdiri atas empat bagian yaitu data demografi, pengetahuan tentang ISPA, sikap terhadap ISPA, dan perilaku terkait ISPA. Ibu balita diminta untuk mengisi kuesioner secara jujur dan lengkap.
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian oksigenasi yang merupakan upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen. Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan difusi. Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhinya serta alat-alat untuk pemberian oksigen seperti tabung ok
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit akibat berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis dan dapat dicegah dengan menerapkan prosedur kebersihan dan keamanan yang tepat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Klien mengalami gangguan kesehatan berupa nyeri kepala dan pusing, (2) dilakukan pengumpulan data subjektif dan objektif, (3) didiagnosis dengan gangguan rasa nyaman, intoleransi aktivitas, dan kurang pengetahuan, (4) dilakukan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada kasus faringitis. Secara ringkas, dokumen menjelaskan konsep medik faringitis termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan medis. Dokumen juga menjelaskan konsep keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk masalah-masalah yang muncul akibat faringitis seperti gang
Makalah ini membahas tentang bedside monitor, termasuk definisi, fungsi, parameter yang diukur, jenis, komponen, dan prinsip kerjanya. Bedside monitor digunakan untuk memantau parameter vital pasien secara terus menerus seperti detak jantung, nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi. Sterilisasi adalah proses memusnahkan seluruh mikroorganisme melalui cara fisika seperti pemanasan, radiasi, atau kimiawi seperti formalin dan etilen oksida. Desinfeksi bertujuan mengurangi jumlah kuman dengan menggunakan desinfektan seperti alkohol atau klorheksidin. Dekontaminasi berfungsi menghilangkan kontaminasi pada
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan, khususnya sistem informasi keperawatan. Sistem informasi keperawatan bertujuan untuk memudahkan proses dokumentasi keperawatan, manajemen, komunikasi, pendidikan, dan penelitian dengan menggunakan komputer. Penerapan sistem informasi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan.
Makalah ini membahas tentang masalah kesehatan lansia meliputi definisi lansia, batasan usia lansia, ciri-ciri lansia, kondisi fisik lansia, masalah kesehatan umum lansia, penyakit yang sering diderita, upaya pelayanan kesehatan, solusi permasalahan lansia, kebutuhan gizi lansia, serta menu seimbang untuk lansia.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Perawat terdakwa kasus aborsi ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun karena membantu dokter melakukan aborsi pada tiga pasien dengan mempersiapkan peralatan. Tindakannya melanggar etika keperawatan dan undang-undang kesehatan karena aborsi dapat membahayakan kesehatan pasien dan janin.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit akibat berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis dan dapat dicegah dengan menerapkan prosedur kebersihan dan keamanan yang tepat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Klien mengalami gangguan kesehatan berupa nyeri kepala dan pusing, (2) dilakukan pengumpulan data subjektif dan objektif, (3) didiagnosis dengan gangguan rasa nyaman, intoleransi aktivitas, dan kurang pengetahuan, (4) dilakukan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada kasus faringitis. Secara ringkas, dokumen menjelaskan konsep medik faringitis termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan medis. Dokumen juga menjelaskan konsep keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk masalah-masalah yang muncul akibat faringitis seperti gang
Makalah ini membahas tentang bedside monitor, termasuk definisi, fungsi, parameter yang diukur, jenis, komponen, dan prinsip kerjanya. Bedside monitor digunakan untuk memantau parameter vital pasien secara terus menerus seperti detak jantung, nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi. Sterilisasi adalah proses memusnahkan seluruh mikroorganisme melalui cara fisika seperti pemanasan, radiasi, atau kimiawi seperti formalin dan etilen oksida. Desinfeksi bertujuan mengurangi jumlah kuman dengan menggunakan desinfektan seperti alkohol atau klorheksidin. Dekontaminasi berfungsi menghilangkan kontaminasi pada
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan, khususnya sistem informasi keperawatan. Sistem informasi keperawatan bertujuan untuk memudahkan proses dokumentasi keperawatan, manajemen, komunikasi, pendidikan, dan penelitian dengan menggunakan komputer. Penerapan sistem informasi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan.
Makalah ini membahas tentang masalah kesehatan lansia meliputi definisi lansia, batasan usia lansia, ciri-ciri lansia, kondisi fisik lansia, masalah kesehatan umum lansia, penyakit yang sering diderita, upaya pelayanan kesehatan, solusi permasalahan lansia, kebutuhan gizi lansia, serta menu seimbang untuk lansia.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Perawat terdakwa kasus aborsi ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun karena membantu dokter melakukan aborsi pada tiga pasien dengan mempersiapkan peralatan. Tindakannya melanggar etika keperawatan dan undang-undang kesehatan karena aborsi dapat membahayakan kesehatan pasien dan janin.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
HOMOGENISASI SAMPEL BOTTOM ASH SEBAGAI SAMPEL MONITORING MENGGUNAKAN ED-XRF E...Anggi Sagitha
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang homogenisasi sampel bottom ash sebagai sampel monitoring menggunakan alat ED-XRF Epsilon 5. Sampel bottom ash dihomogenisasi dan dikeringkan sebelum dilakukan pengujian kadar oksida mayor dan minor menggunakan alat tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel bottom ash bersifat homogen dan alat ED-XRF Epsilon 5 stabil, sehingga nilai oksida yang didapat dapat digunakan sebagai sampel acuan.
Program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah abu batubara ini bertujuan untuk meminimalisir dampak limbah, memanfaatkannya sebagai bahan baku semen PCC, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Limbah abu akan diolah menjadi bahan konstruksi ramah lingkungan melalui pelatihan kepada masyarakat, diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan pendapatan mereka.
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkrino firsa
Ìý
Dokumen tersebut merupakan laporan tentang proses produksi semen pada PT Holcim Indonesia Tbk. yang mencakup sejarah berdirinya perusahaan, lokasi pabrik, dan tata letak area pabrik."
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHA...Warnet Raha
Ìý
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Laimpi Kecamatan Kabawo tahun 2016. ISPA merupakan penyakit pernapasan yang umum pada balita dan penyebab kematian. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan riwayat ASI eksklusif dan kebiasaan merokok keluarga dengan kejadian ISPA pada balita. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkat
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan hak masyarakat hukum adat terkait pengelolaan hutan di Indonesia dan perlindungan hukum bagi masyarakat hukum adat dalam sengketa pengelolaan hutan adat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengaturan masyarakat hukum adat dan perlindungan hak mereka, serta memberikan sumbangsih teoritis dan evaluasi kebijakan pemerintah.
Proposal penelitian ini membahas hubungan sanitasi rumah secara fisik terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Oesapa tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan rumah seperti pencahayaan, ventilasi, kualitas udara, dan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA pada balita."
1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah tingginya angka penderita ISPA khususnya pada balita di Desa Bejod, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan sikapnya dalam merawat ISPA di rumah, serta manfaat penelitian bagi puskesmas dan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan Parupuk Tabing. Didapatkan bahwa 57,1% ibu memberikan imunisasi lengkap dan 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang cukup. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lengkap pada anak.
Studi ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan persepsi dengan pemberian imunisasi dasar yang lengkap. Ibu dan keluarga perlu lebih memperhatikan kesehatan anak agar terhindar dari penyakit melalui pemberian imunisasi yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Dokumen menjelaskan bahwa ISPA merupakan masalah kesehatan utama pada balita di daerah tersebut. Faktor-faktor risiko yang diteliti meliputi status imunisasi, gizi, lingkungan rumah, kebiasaan merokok orangtua, dan pen
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI
KORONG KAMPUNG PANEH WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PAKANDANGAN TAHUN 2013
PROPOSAL
PITRIYANI
NIM. 1114202086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No 23 Tahun 1992
tentang kesehatan Bab V pasal 10 menyatakan “bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan.
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama
adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi
akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran
pernapasan bagian bawah.
Penderita ISPA pada balita di Indonesia pada akhir tahun 2011
terdapat sebanyak 5 di antara 1.000 balita. Berarti, setiap tahun
sebanyak 150.000 balita meninggal atau 12.500 korban perbulan atau
416 kasus sehari atau 17 anak per jam atau seorang balita tiap lima
menit 5. Prevalensi penderita ISPA (pneumonia) di Indonesia sebesar
9,4% (Depkes RI, 2012).
Secara umum terdapat tiga faktor risiko terjadinya ISPA, yaitu
faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku. Faktor
lingkungan meliputi: pencemaran udara dalam rumah (asap rokok dan
asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi
yang tinggi), ventilasi rumah dan kepadatan hunian.
3. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Padang Pariaman, ISPA merupakan salah satu penyakit
paling banyak diderita balita di Kabupaten Padang Pariaman Pada
tahun 2011 sedikitnya terdapat 586 kasus ISPA pada balita. Tahun
2012 meningkat menjadi 689 kasus. Hal ini menunjukan bahwa angka
kesakitan ISPA pada balita 2 tahun terakhir di Kabupaten Padang
Pariaman mengalami peningkatan (Profil Dinas Kesehatan, 2012).
Berdasarkan hasil survey awal dari 20 puskesmas Kabupaten
padang pariaman bahwa Puskesmas Pakandangan merupakan salah
satu Puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman dengan ISPA sebagai
peringkat pertama dari 20 puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman
yang melaporkan kasus ISPA pada balita. Pada tahun 2012 angka
kesakitan ISPA pada balita mencapai 145 kasus dari total 1111 balita
yang ada di wilayah kerja puskesmas ini. Di Puskesmas Pakandangan,
berdasarkan data Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) tahun 2012
diketahui bahwa jumlah perokok dalam setiap desa menempati
peringkat pertama. Pada setiap desa hampir terdapat balita, berarti
risiko balita terpapar asap rokok cukup tinggi.
4. Data Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Pakandangan
tahun 2012
No Desa/Korong Jumlah KK Jumlah
balita
Angka
kejadian ISPA
%
1 Tanjung Aur 324 156 24 15,4
2 Ps. Pakadangan 367 231 28 12,1
3 Kp. Paneh 544 221 38 17,2
4 Sarang gagak 425 196 20 10,2
5 Ringan-ringan 574 307 35 11,4
Jumlah 2234 1111 145
Puskesmas Pakandangan, 2012)
Berdasarkan Tabel tsb diketahui bahwa jumlah penderita ISPA
terbanyak di Puskesmas Pakandangan terdapat di Korong Kampung Paneh,
yaitu sebanyak 38 penderita dari 221 balita (17,2%).
5. B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita di Korong Kampung
Paneh Wilayah Kerja Puskesmas Pakandangan tahun 2013 .
C. Tujuan Penelitian
– Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut pada balita di Korong Kampung Paneh Wilayah Kerja
Puskesmas Pakandangan tahun 2013 .
– Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita. Sampel pada
penelitian adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai balita di korong kampung paneh
yaitu sebanyak 91 ibu. Adapun teknik pengambilan sampel adalah random sampling.
Pengumpulan data dilakukan secara primer dan sekunder. Dalam penelitian ini yang
dijadikan variabel independent adalah perilaku merokok, ventilasi rumah, kepadatan
hunian dan variabel dependent adalah kejadian ISPA. Data diolah secara univariat dan
bivariat. Penelitian ini direncanakan pada bulan Januari tahun 2013 di Korong
Kampung Paneh Wilayah kerja Puskesmas Pakandangan.
1. Bagi puskesmas
2. Bagi instalasi pendidikan
3. Bagi responden
4. Bagi peneliti selanjutny
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Infeksi Saluran Pernapasan
1. Pengertian ISPA yaitu pernapasan yang dapat berlangsung sampai
dengan 14 hari
2. Penyebab ISPA yaitu disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk ke
saluran nafas
Penyebab lainnya
Faktor Lingkungan Rumah
-Pencemaran udara dalam
rumah
- ventilasi dalam rumah
-Kepadatan hunian
7. 3. Faktor resiko
Faktor Resiko
Faktor Lingkungan
- Pencemaran udara
dalam rumah
- Ventilasi rumah
- Kepadatan hunia
Faktor Individu Anak
-Faktor umur
- Berat badan lahir
- status gizi
Faktor Prilaku
8. BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Prilaku merokok keluarga
Ventilasi rumah
Kepadatan Hunian
Infeksi pernapasan
akut pada balita
9. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Perilaku merokok
keluarga
Kegiatan atau tindakan merokok
yang dilakukan oleh anggota
keluarga balita di rumah
Kuesioner Angket Tidak baik <
mean
Baik > mean
Ordinal
2 Ventilasi rumah Salah satu persyaratan pokok
bagi manusia. Rumah atau
tempat tinggal
Observasidan
pengukuran
Meteran Tidak
memenuhi
syarat <
10% dari
luas lantai
Memenuhi
syarat >
10% dari
luas lantai
Ordinal
3 Kepadan hunian Jumlah anggota keluarga yang
mendiami 1 rumah
Kuesioner Meteran Kepadatan
tinggi
= > 2 orang
per 8 m2
Kepadatan
normal
= < 2 orang
Ordinal
10. C. Hipotesis penelitian
– Terdapat hubungan perilaku merokok keluarga balita dengan
kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita di
Korong Kampung Paneh Wilayah Kerja Puskesmas
Pakandangan
– Terdapat hubungan ventilasi rumah keluarga balita dengan
kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita di
Korong Kampung Paneh Wilayah Kerja Puskesmas
Pakandangan tahun 2013
– Terdapat hubungan kepadatan hunian rumah keluarga balita
dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita
di Korong Kampung Paneh Wilayah Kerja Puskesmas
Pakandangan tahun 2013
– Terdapat hubungan infeksi saluran pernapasan akut pada balita
di korong kampung paneh wilayah kerja puskesmas
pakandangan tahun 2013
11. C. Hipotesis penelitian
• Terdapat hubungan perilaku merokok keluarga
balita dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut pada balita di Korong Kampung Paneh Wilayah
Kerja Puskesmas Pakandangan
•Terdapat hubungan ventilasi rumah keluarga balita
dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
pada balita di Korong Kampung Paneh Wilayah Kerja
Puskesmas Pakandangan tahun 2013
•Terdapat hubungan kepadan hunian rumah keluarga
balita dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut pada balita di Korong Kampung Paneh Wilayah
Kerja Puskesmas Pakandangan tahun 2013
12. BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah survey analitik. Survey ini
adalah suatu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Didalam penelitian survey analitk
ini pendekatan yang dipakai adalah cross sectional study
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di Korong Kampung Paneh
wilayah kerja Puskesmas Pakandangan pada bulan Januari 2013
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek dari penelitian (Arikunto 2006, p.
54). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki
balita di Korong Kampung Paneh wilayah kerja Puskesmas Pakandangan
yang berjumlah 118 orang 41
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006, p.55). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah secara random sampling, jumlah sampel yang di teliti sebanyak 91
responden
13. D. Teknik Pengumpulan Data.
E. Teknik Pengolahan data.
F. Teknik Analisis Data.
1. Data primer
2. Data sekunder
1. Editing
2. Coding
3. Tabulating
4. Entri
5. Cleaning
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat