Dokumen ini membahas ketentuan perhitungan kapasitas Simpang APILL untuk perencanaan dan evaluasi kinerja lalu lintas, mencakup penetapan waktu isyarat, kapasitas, dan kinerja lalu lintas seperti derajat kejenuhan, tundaan, panjang antrian, dan rasio kendaraan berhenti untuk Simpang APILL 3 dan 4 lengan di perkotaan dan semi perkotaan. Acuan yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur dan Kaku wahyu nurul aini
油
Dokumen tersebut merangkum prosedur perencanaan perkerasan jalan raya yang mencakup penentuan umur rencana, perhitungan nilai ESA, menentukan struktur perkerasan, segmen tanah dasar, desain fondasi, drainase, dan pelapisan bahu jalan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengaspalan jalan dan memberikan alternatif perkerasan kaku berdasarkan perhitungan beban lalu lintas.
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
油
Dokumen tersebut merupakan pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah dan definisi, ketentuan serta prosedur perencanaan perkerasan beton semen. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis perkerasan beton semen dan contoh perhitungan tebal pelat."
The document discusses airport pavement design methods, including the Flexible and Rigid pavement types. It describes the layers of surfaces, base, and subbase courses and their functions. It covers the CBR method developed by the US Corps of Engineers for airport pavement design, which considers aircraft wheel loads and pressures. Variables in the CBR method include soil CBR values, aircraft type and traffic, and material specifications. Examples are given for calculating layer thicknesses using the CBR and FAA methods.
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
This document provides specifications and properties for wide flange steel shapes. It includes:
- Dimensions, properties, and specifications for ASTM A6 and JIS G3192 wide flange shapes in various standard sizes.
- Information on manufacturing processes for wide flange shapes including casting, rolling, and finishing.
- Mechanical properties including minimum yield strengths and tensile strengths according to ASTM, EN, JIS, and KS standards.
- Tolerances on dimensions and shapes according to various standards.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
油
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk Jalan Kapten Mulyadi di Solo. Terdapat dua jenis perkerasan yang direncanakan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Berdasarkan perhitungan CESA-5, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 254 mm sebagai rekomendasi karena memiliki umur layanan yang lebih lama dan tahan terhadap suhu tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan perhitungan kapasitas jalan bebas hambatan, meliputi definisi istilah, ruang lingkup, acuan normatif, ketentuan umum dan teknis perhitungan kapasitas, serta prosedur analisis kapasitas."
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)Sumarno Feriyal
油
This document describes the analysis of a beam-column structure subjected to loads. The structure consists of five sections A-B, B-C, C-D, D-E connected by joints. Three methods are used to solve for the internal forces: (1) moment area method, (2) three-moment equation method, and (3) cross-section method. The moment area method is used to calculate the internal moments, then the three-moment equation and cross-section methods are used to solve for the internal forces at each joint. Finally, the support reactions are calculated by considering equilibrium at each support.
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
[Ringkasan]
Studi ini menganalisis kapasitas dan tingkat pelayanan pada ruas jalan Wolter Monginsidi Kota Manado dengan melakukan survey volume dan kecepatan lalu lintas selama 4 hari. Hasilnya menunjukkan kapasitas ruas jalan adalah 2934,36 kendaraan per jam dengan tingkat pelayanan E, artinya lalu lintas mendekati kapasitas maksimum.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pelat beton bertulang, termasuk definisi, fungsi, sistem penulangan, dan metode struktur pelat lantai pada gedung seperti konvensional, half slab, full precast, dan bondek. Dokumen tersebut juga menjelaskan persyaratan perencanaan pelat menurut SNI Beton 1991 seperti tebal minimal, tulangan silang, dan campuran beton.
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
油
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk Jalan Kapten Mulyadi di Solo. Terdapat dua jenis perkerasan yang direncanakan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Berdasarkan perhitungan CESA-5, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 254 mm sebagai rekomendasi karena memiliki umur layanan yang lebih lama dan tahan terhadap suhu tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan perhitungan kapasitas jalan bebas hambatan, meliputi definisi istilah, ruang lingkup, acuan normatif, ketentuan umum dan teknis perhitungan kapasitas, serta prosedur analisis kapasitas."
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)Sumarno Feriyal
油
This document describes the analysis of a beam-column structure subjected to loads. The structure consists of five sections A-B, B-C, C-D, D-E connected by joints. Three methods are used to solve for the internal forces: (1) moment area method, (2) three-moment equation method, and (3) cross-section method. The moment area method is used to calculate the internal moments, then the three-moment equation and cross-section methods are used to solve for the internal forces at each joint. Finally, the support reactions are calculated by considering equilibrium at each support.
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
[Ringkasan]
Studi ini menganalisis kapasitas dan tingkat pelayanan pada ruas jalan Wolter Monginsidi Kota Manado dengan melakukan survey volume dan kecepatan lalu lintas selama 4 hari. Hasilnya menunjukkan kapasitas ruas jalan adalah 2934,36 kendaraan per jam dengan tingkat pelayanan E, artinya lalu lintas mendekati kapasitas maksimum.
Laporan ini menyajikan hasil pengukuran rekayasa lalu lintas di ruas jalan Panji Suroso Kota Malang sepanjang 1500 meter. Pengukuran volume arus lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan aktivitas samping dilakukan untuk menganalisis kondisi lalu lintas di ruas tersebut."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan konstruksi jalan dari jalan tanah, jalan kerikil, jalan batu pecah, hingga jalan aspal beton beserta rumus-rumus perhitungan tebal lapisan perkerasan jalan berdasarkan beban lalu lintas dan CBR tanah dasar."
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
1. Dokumen tersebut merangkum perencanaan perkerasan jalan arteri di Karanganyar dengan lebar lajur 3,5 meter untuk masing-masing arah.
2. Berdasarkan perhitungan lalu lintas harian sebesar 1014 kendaraan dan faktor beban, diperoleh nilai CESA5 sebesar 84,8 juta.
3. Berdasarkan nilai CESA5 tersebut, kelompok memutuskan menggunakan tipe perkerasan AC WC modifikasi at
Ringkasan dokumen tersebut adalah rencana perkerasan jalan raya di Karanganyar dengan kelas arteri dan lebar lajur 3,5 meter untuk masing-masing arah. Dokumen tersebut memuat perencanaan struktur perkerasan lentur dan kaku berdasarkan perhitungan lalu lintas harian, CESA, dan daya dukung tanah subgrade. Pada akhirnya, perkerasan kaku dipilih karena memiliki umur rencana yang lebih panjang meskipun biaya
Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019Kevin Ferdinand
油
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan kaku dan lentur untuk jalan arteri di Dusun Ngemplak - Daren Wetan. Terdiri dari penentuan umur rencana, beban lalu lintas, struktur fondasi dan lapisan perkerasan, serta drainase. Perkerasan kaku menggunakan beton berstruktur 305 mm tanpa tulangan, sedangkan perkerasan lentur terdiri dari lapisan aspal berstruktur 500 mm.
Desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dua lajur dua arah dengan umur rencana 20-40 tahun. Lalu lintas harian sebesar 240 kendaraan dan CBR tanah 6. Dilakukan perancangan struktur perkerasan lentur berupa AC-WC modifikasi tebal 40 mm untuk umur 20 tahun, dan perkerasan kaku tebal 340 mm untuk umur 40 tahun. Kedua desain mempertimbangkan kondisi tanah, lalu lintas, dan biaya pemeliharaan.
Contoh Desain Perkerasan Lentur dan KakuLaila Endah
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas desain perkerasan jalan lentur dan kaku untuk jalan arteri 3A antara Desa Kedungsono dan Desa Kepatihan di Manyaran; (2) Terdapat langkah-langkah perencanaan perkerasan jalan yang dijelaskan seperti menentukan umur rencana, nilai ESA, struktur fondasi dan perkerasan, serta drainase; (3) Dokumen tersebut juga men
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutTanya Andjani
油
Dokumen ini membahas perbandingan penggunaan perkerasan kaku dan lentur pada tanah gambut. Prosedur desain mencakup penentuan umur rencana, perhitungan CESA, struktur pondasi, dan struktur perkerasan. Kesimpulannya, pada tanah gambut perkerasan lentur lebih cocok karena lebih ringan dan biayanya lebih rendah dibanding perkerasan kaku.
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Tanya Andjani
油
Dokumen ini membahas perbandingan penggunaan perkerasan kaku dan lentur pada tanah gambut. Prosedur desain mencakup penentuan umur rencana, perhitungan CESA, struktur pondasi, dan struktur perkerasan. Kesimpulannya, perkerasan lentur lebih cocok digunakan pada tanah gambut karena lebih ringan dan biayanya lebih rendah dibanding perkerasan kaku.
Desain perkerasan jalan raya lentur dan kaku kelompok 5 Universitas Sebelas M...OctviaFajrinMustikan
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Desain perkerasan jalan raya untuk kolektor 3B di Desa Bulurejo - Desa Semin dengan panjang 2 km dan lebar jalan 3,5 m per lajur. Perencanaan menggunakan pedoman Manual Perkerasan Jalan 2017 dengan CBR tanah 3,435%. Didesain menggunakan perkerasan lentur berupa aspal beton dan fondasi tanah dengan tebal total 600 mm.
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Gusti Albert
油
Dokumen tersebut merupakan desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dengan umur rencana 40 tahun. Berdasarkan perhitungan, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 34 cm karena cocok untuk volume lalu lintas yang besar dan kondisi tanah yang lemah."
Perkerasan jalan raya kel 2 new terbaruvenesa emilia
油
Presentasi Tugas Perkerasan Jalan Raya
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. MAHMUD NUR KHOLIS NIM : I0112094
2. FAKHRI MUHAMMAD NIM : I0114042
3. HASNA NABILLA NIM : I0115052
4. KARIN SEBASTIA LINTANG NIM : I0115063
5. VENESA MEGA EMILIA NIM : I0115113
Desain Perkerasan Lentur dan Kaku
Jalan terletak di antara desa Blimbing dan Tenglek. Lebarnya 7 meter dengan 2 jalur 2 arah. Lalu lintas tahun 2010 berkisar 1440 kendaraan per hari. Perkerasan menggunakan aspal, batu pecah, dan sirtu dengan tebal masing-masing 7,4 cm, 20 cm, dan 25,6 cm. Perkerasan lentur dengan umur rencana 20 tahun dan LER 393.034. Perkerasan kaku menggunakan pelat beton, LMC, agregat, dan bahu
Desain perkerasan kaku dan lentur kelompok 9 unswsubs
油
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk jalan kolektor rural dengan dua metode, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Untuk perkerasan lentur, direkomendasikan menggunakan AC WC modifikasi dengan tebal 40 mm. Sedangkan untuk perkerasan kaku direkomendasikan menggunakan perkerasan kaku tebal 340 mm karena volume lalu lintas yang besar dan kondisi tanah.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya yang meliputi: (1) kriteria jalan yang akan direncanakan, (2) analisis lalu lintas untuk menentukan lintas ekuivalen, (3) penetapan indeks tabel perkerasan, (4) penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku berdasarkan analisis tersebut.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
油
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
1. Rencana perkerasan jalan di Desa Purwosari Desa Ngadirojo Lor, Wonogiri menggunakan perkerasan lentur berupa aspal beton tebal 100 mm dengan fondasi berbutir karena beban lalu lintas yang dihitung mencapai 7,11 juta ESA.
2. Untuk perkerasan kaku direncanakan menggunakan pelat beton tebal 285 mm dengan fondasi berupa tanah yang diperkuat karena CBR tanah dasar hanya 5,3%.
3. Manual Desain Perkeras
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Desain Perkerasan Lentur dan Kaku D3 Transpotasi'13 UNS Hudoyo Wahyu
油
Dokumen ini berisi rekomendasi desain perkerasan jalan untuk dua jenis perkerasan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Untuk perkerasan lentur, direkomendasikan menggunakan AC WC modifikasi dengan tebal 40 mm dan struktur pondasi FF6. Sedangkan untuk perkerasan kaku, direkomendasikan menggunakan tebal 305 mm, struktur pondasi LMC 150 mm dan agregat kelas A 150 mm, serta sambungan dowel dan bahu beton. Pada akhirny
Desain Perkerasan Lentur dan Kaku D3 Transpotasi'13 UNS Hudoyo Wahyu
油
Ad
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
1. PROSEDUR DESAIN PERKERASAN
(Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013)
BAGAS MAHADIKA (I0112017)
DESTIANA WAHYU P (I0112028)
FATAYAH N. UMMAH (I0112048)
IDHAM YUNANTO (I0112077)
A. PERKERASAN LENTUR
1. DATA RENCANA LAPANGAN
- JENIS JALAN : KOLEKTOR
- LOKASI : KARTASURA
- LEBAR JALAN : 7 M
- ARAH : 2 JALUR 2 LAJUR DENGAN MEDIAN
2. PENENTUAN UMUR RENCANA
Berdasarkan Tabel 2.1, maka digunakan umur rencana 40 tahun dengan pertimbangan
biaya perawatan, serta fungsi jalan yang lebih banyak dilewati kendaraan berat.
2. 3. PENENTUAN NILAI CESA4
RENCANA VOLUME LHRT
LHR HARIAN VDF 4 ESA
SEPEDA MOTOR 30121 0 0
SEDAN/ANGKOT/PICK UP 9634 0 0
BUS KECIL 760 0.3 228
BUS BESAR 197 1 197
TRUK 2 SUMBU - CARGO RINGAN 18 0.3 5.4
TRUK 2 SUMBU - RINGAN 24 0.8 19.2
TRUK 2 SUMBU - CARGO SEDANG 19 0.7 13.3
TRUK 2 SUMBU - SEDANG 23 1.8 41.4
TRUK 2 SUMBU - CARGO BERAT 20 0.9 18
TRUK 2 SUMBU - BERAT 11 7.3 80.3
TRUK 3 SUMBU - RINGAN 6 7.6 45.6
TRUK 3 SUMBU - SEDANG 4 28.1 112.4
TRUK 3 SUMBU - BERAT 6 28.9 173.4
TRUK 2 SUMBU & TRAILER PENARIK 2
SUMBU 2 36.9 73.8
TRUK 4 SUMBU - TRAILER
13.5 0
TRUK 5 SUMBU - TRAILER
30.3 0
TRUK 6 SUMBU - TRAILER
41.6 0
40845 裡ESA 1007.8
i 4
R 29.77807858
CESA4 10,953,776.87
CATATAN = dalam perhitungan R waktu umur rencana digunakan 20 tahun untuk
menyesuaikan dengan tahap selanjutnya.
3. 4. PENENTUAN NILAI TM
Diambil nilai TM adalah 1,85 karena jalan tidak dilewati trailer.
5. PERHITUNGAN CESA5
CESA5 = TM CESA4 = 1,85 10,953,776.87 = 20,264,487.21
6. PEMILIHAN JENIS PERKERASAN
Dari tabel didapat nilai CESA5 berada diantara 10 30 juta, sehingga digunakan AC
WC modifikasi.
4. 7. PENENTUAN SEKSI SUBGRADE SERAGAM DAN DAYA DUKUNG
SUBGRADE
- PENENTUAN SEKSI SUBGRADE
Karena tidak ada data riil, maka dapat langsung ditentukan nilai CBR dari
perkiraan jenis tanah di lokasi.
- PENENTUAN CBR
Dari klasifikasi AASHTO, diasumsikan jenis tanah adalah TANAH LANAU A-5.
(Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999)
Mengacu pada gambar diatas, maka diambil nilai CBR adalah 4%.
- PENENTUAN SOLUSI DESAIN PONDASI JALAN MINIMUM
Dari Bagan Desain 2 diambil Kelas Kekuatan Tanah Dasar adalah SG4, Prosedur
Desain Pondasi A, Tebal Minimum Peningkatan Tanah Dasar 200 mm.
8. STRUKTUR PONDASI JALAN
Dari Bagan Desain 2, digunakan Prosedur Desain Pondasi A, yaitu perbaikan tanah
dasar, meliputi stabilisasi kapur atau timbunan pilihan.
5. 9. PENENTUAN STRUKTUR PERKERASAN YANG MEMENUHI SYARAT
Dari tahap 5, diketahui nilai CESA5 berada diantara 4 30 juta, sehingga struktur
perkerasan yang memenuhi syarat adalah F4, dan dengan mengacu pada tahap 6,
maka ketebalan lapis perkerasan dengan AC WC minimum adalah 40 mm.
10. PEMERIKSAAN HASIL PERHITUNGAN
Mengacu pada Pd T-01-2002-B
diketahui nilai ESAL = CESA5 > 7.000.000 sehingga tebal minimum lapis permukaan
beton aspal adalah 10 cm = 100 mm.
11. PENENTUAN STANDAR DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
Dari potongan Tabel 8.1 (Koefisien Drainase m untuk Tebal Lapis Berbutir) didapat
nilai m yang paling sesuai untuk perencanaan adalah 0.7, sehingga tebal lapis berbutir
= (100 mm / 0.7) = 142.86 mm.
6. 12. PENETAPAN KEBUTUHAN DAYA DUKUNG TEPI PERKERASAN
Asumsi tidak diperlukan CAPPING, dan perbaikan median adalah sebesar 100 mm.
Tebal minimum peningkatan tanah dasar diketahui dari tahap 7 sebesar 200 mm,
sehingga jarak tepi luar adalah P+S = 100+200 = 300 mm.
13. PENETAPAN KEBUTUHAN PELAPISAN BAHU JALAN
Karena direncanakan LHRT = 40845 > 10000, maka dipasang bahu berpengikat
dengan material BETON ASPAL (AC).
7. B. PERKERASAN KAKU
1. DATA RENCANA LAPANGAN
- JENIS JALAN : KOLEKTOR
- LOKASI : KARTASURA
- LEBAR JALAN : 7 M
- ARAH : 2 JALUR 2 LAJUR DENGAN MEDIAN
2. PENENTUAN UMUR RENCANA
Berdasarkan Tabel 2.1, digunakan umur rencana 40 tahun dengan pertimbangan biaya
perawatan, serta fungsi jalan yang lebih banyak dilewati kendaraan berat.
8. 3. PENENTUAN NILAI CESA5
LHR Harian VDF 4 ESA
Sepeda Motor 30121 0 0
Sedan/Angkot/Pick Up 9634 0 0
Bus Kecil 760 0.3 228
Bus Besar 197 1 197
Truk 2 Sumbu - Cargo Ringan 18 0.3 5.4
Truk 2 Sumbu - Ringan 24 0.8 19.2
Truk 2 Sumbu - Cargo Sedang 19 0.7 13.3
Truk 2 Sumbu - Sedang 23 1.8 41.4
Truk 2 Sumbu - Cargo Berat 20 0.9 18
Truk 2 Sumbu - Berat 11 7.3 80.3
Truk 3 Sumbu - Ringan 6 7.6 45.6
Truk 3 Sumbu - Sedang 4 28.1 112.4
Truk 3 Sumbu - Berat 6 28.9 173.4
Truk 2 Sumbu & Trailer Penarik 2
Sumbu 2 36.9 73.8
Truk 4 Sumbu - Trailer
13.5 0
Truk 5 Sumbu - Trailer
30.3 0
Truk 6 Sumbu - Trailer
41.6 0
40845 裡ESA 1007.8
I 4
R40 95.0255157
CESA4 34,954,850.87
TM 1.85
CESA5 64,666,474.12
4. PENENTUAN DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH DASAR
Berdasarkan perencanaan perkerasan lentur sebelumnya, dari BAGAN DESAIN 2
diambil Kelas Kekuatan Tanah Dasar adalah SG4, Prosedur Desain Pondasi A, Tebal
Minimum Peningkatan Tanah Dasar 200 mm.
9. 5. PENENTUAN LAPISAN DRAINASE DAN SUBBASE
- PENENTUAN LAPISAN DRAINASE
Dari potongan Tabel 8.1 (Koefisien Drainase m untuk Tebal Lapis Berbutir) didapat
nilai m yang paling sesuai untuk perencanaan adalah 0.7, sehingga tebal lapis berbutir
= (200 mm / 0.7) = 285.71 mm.
- PENENTUAN SUBBASE (STRUKTUR PERKERASAN)
Dari nilai CESA5 (40 tahun) sebesar 64,666,474.12 < 86 106 sehingga struktur
perkerasan yang digunakan adalah R5.
6. PENENTUAN JENIS SAMBUNGAN
Dari Bagan Desain 4 didapat jenis sambungan DOWEL.
7. PENENTUAN JENIS BAHU JALAN
10. Karena jenis perkerasan kaku, maka digunakan material bahu berpengikat BETON.
8. PENENTUAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN
Dari Bagan Desain 4 didapat tebal pelat beton 305 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013
Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999
Pd T-01-2002-B