1. Silabus mata pelajaran agribisnis unggas petelur membahas tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar untuk teknik seleksi dan culling unggas petelur, penanganan kesehatan, pemberian pakan dan air minum, serta rekording.
2. Pembelajaran mencakup teori dan praktek tentang teknik seleksi dan culling, penanganan
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang unggas, termasuk definisi unggas, jenis-jenis unggas yang dapat diternak untuk manfaat manusia seperti daging, telur, dan bulu, serta klasifikasi taksonomi unggas berdasarkan ordo dan jenis.
Dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak sapi penggemukan, termasuk jenis sapi yang digunakan, pemilihan bakalan, persyaratan kandang, pakan penggemukan, dan suplemen mineral. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menggemukkan sapi secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu nutrisi yang mempelajari proses pengambilan dan asimilasi pangan untuk pertumbuhan sel tubuh, pengertian pakan sebagai sumber energi dan materi untuk pertumbuhan, analisis proksimat komponen pakan, metode skema weende untuk menganalisis pakan, komposisi nutrisi ternak dan tanaman yang dipengaruhi oleh umur dan bagian tanaman, serta pembagian ternak berdasarkan saluran penc
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat dan protein dalam pakan ternak. Karbohidrat dibedakan menjadi serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedangkan protein dibedakan menjadi protein murni dan non-protein nitrogen. Analisis van Soest dan proksimat digunakan untuk menganalisis kandungan nutrisi hijauan pakan.
Teknologi pengolahan hijauan pakan membahas tentang pemanfaatan limbah pertanian seperti tebon jagung untuk pembuatan pakan fermentasi yang lebih murah serta bermanfaat bagi masyarakat dan peternakan."
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertanian terpadu berkelanjutan yang meliputi siklus tanaman padi, hasil olahannya seperti beras, dedak, dan jerami, serta pemanfaatannya untuk pakan ternak seperti ayam dan sapi. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam dan bokashi dari jerami untuk memelihara kesuburan tanah.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan fisiologi hewan yang mempelajari fungsi tubuh hewan secara normal dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup. Fisiologi berkembang dengan pesat sehingga muncul ilmu yang khusus mempelajari salah satu organ saja. Secara umum hewan tergolong vertebrata karena memiliki kolom vertebral dan tubuhnya menunjukkan simetri bilateral.
Dokumen tersebut membahas tentang akuakultur (budidaya perikanan) yang mencakup definisi, ruang lingkup, jenis komoditas yang dibudidayakan seperti ikan, udang, dan moluska, serta pertimbangan biologi dan ekonomi dalam memilih komoditas akuakultur. Dokumen juga menjelaskan sumber daya air yang dapat digunakan untuk akuakultur yaitu air tawar, payau, dan laut.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Ìý
Persyaratan Pembuatan dan TataletakÌýKandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Ìý Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Ìý Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Ìý Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Ìý Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Ìý Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Ìý Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
Ìý
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan komposisi air susu sapi perah, termasuk faktor fisiologis seperti jenis sapi, masa laktasi, dan umur sapi, serta faktor lingkungan seperti pakan, lama masa kering, frekuensi pemerahan, dan suhu lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kadar protein, lemak, dan laktosa dalam susu sapi.
Dokumen tersebut berisi hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran biologi untuk kelas X. Analisis tersebut meliputi penjabaran materi pokok, indikator pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta penilaian yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Dokumen tersebut berisi hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran biologi untuk kelas X. Analisis tersebut meliputi penjabaran materi pokok, indikator pengetahuan, ketrampilan, dan sikap; serta alternatif pembelajaran dan penilaian yang mencakup pengamatan, eksperimen sederhana, dan penyajian hasil observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu nutrisi yang mempelajari proses pengambilan dan asimilasi pangan untuk pertumbuhan sel tubuh, pengertian pakan sebagai sumber energi dan materi untuk pertumbuhan, analisis proksimat komponen pakan, metode skema weende untuk menganalisis pakan, komposisi nutrisi ternak dan tanaman yang dipengaruhi oleh umur dan bagian tanaman, serta pembagian ternak berdasarkan saluran penc
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat dan protein dalam pakan ternak. Karbohidrat dibedakan menjadi serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedangkan protein dibedakan menjadi protein murni dan non-protein nitrogen. Analisis van Soest dan proksimat digunakan untuk menganalisis kandungan nutrisi hijauan pakan.
Teknologi pengolahan hijauan pakan membahas tentang pemanfaatan limbah pertanian seperti tebon jagung untuk pembuatan pakan fermentasi yang lebih murah serta bermanfaat bagi masyarakat dan peternakan."
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertanian terpadu berkelanjutan yang meliputi siklus tanaman padi, hasil olahannya seperti beras, dedak, dan jerami, serta pemanfaatannya untuk pakan ternak seperti ayam dan sapi. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam dan bokashi dari jerami untuk memelihara kesuburan tanah.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan fisiologi hewan yang mempelajari fungsi tubuh hewan secara normal dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup. Fisiologi berkembang dengan pesat sehingga muncul ilmu yang khusus mempelajari salah satu organ saja. Secara umum hewan tergolong vertebrata karena memiliki kolom vertebral dan tubuhnya menunjukkan simetri bilateral.
Dokumen tersebut membahas tentang akuakultur (budidaya perikanan) yang mencakup definisi, ruang lingkup, jenis komoditas yang dibudidayakan seperti ikan, udang, dan moluska, serta pertimbangan biologi dan ekonomi dalam memilih komoditas akuakultur. Dokumen juga menjelaskan sumber daya air yang dapat digunakan untuk akuakultur yaitu air tawar, payau, dan laut.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Ìý
Persyaratan Pembuatan dan TataletakÌýKandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Ìý Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Ìý Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Ìý Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Ìý Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Ìý Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Ìý Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
Ìý
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan komposisi air susu sapi perah, termasuk faktor fisiologis seperti jenis sapi, masa laktasi, dan umur sapi, serta faktor lingkungan seperti pakan, lama masa kering, frekuensi pemerahan, dan suhu lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kadar protein, lemak, dan laktosa dalam susu sapi.
Dokumen tersebut berisi hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran biologi untuk kelas X. Analisis tersebut meliputi penjabaran materi pokok, indikator pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta penilaian yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Dokumen tersebut berisi hasil analisis kompetensi dasar mata pelajaran biologi untuk kelas X. Analisis tersebut meliputi penjabaran materi pokok, indikator pengetahuan, ketrampilan, dan sikap; serta alternatif pembelajaran dan penilaian yang mencakup pengamatan, eksperimen sederhana, dan penyajian hasil observasi.
RPP BIOLOGI KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6 ( JAMUR )almansyahnis .
Ìý
RPP ini jauh dari sempurna, mohon sarannya jika ada yang kurang tepat , RPP ini dilengkapi dengan bahan ajar jamur ,semoga ada manfaatnya . Jika anda menyukai RPP ini klik like ya
Silabus mata pelajaran Biologi kelas X semester ganjil SMA Muhammadiyah 1 Semarang ini memuat 4 kompetensi inti, 7 kompetensi dasar, dan materi pembelajaran tentang ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati Indonesia, klasifikasi makhluk hidup, virus, bakteri, protista, dan jamur beserta kegiatan pembelajarannya.
Rangkuman dokumen RPP tentang jamur:
1. RPP ini membahas tentang ciri-ciri, klasifikasi, dan reproduksi jamur Basidiomycota melalui pengamatan dan diskusi kelompok.
2. Peserta didik akan belajar mengidentifikasi ciri-ciri jamur umum, mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri, dan menjelaskan fase reproduksi Basidiomycota.
3. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan contoh jamur, diskusi kel
RPP IPA kelas VII Klasifikasi Makhluk Hidup pertemuan I (kurikulum 2013)Desty Erni
Ìý
1) Materi pokok pelajaran adalah klasifikasi makhluk hidup.
2) Tujuan pembelajaran adalah menjelaskan mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan dan dasar klasifikasi tumbuhan dan hewan.
3) Metode pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model discovery learning melalui kegiatan observasi dan diskusi.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang struktur spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan (PMK) bidang agribisnis dan agroteknologi serta contoh format kurikulum dan KI-KD mata pelajaran untuk program keahlian agribisnis tanaman. Dokumen tersebut menjelaskan bidang dan program keahlian, paket keahlian, mata pelajaran, dan kompetensi inti serta kompetensi dasar untuk beberapa mata pelajaran.
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut adalah silabus mata pelajaran Teknik Pengembangbiakan Komoditas Air Tawar untuk kelas XI semester ganjil di SMK Negeri 1 Talawi.
2) Mata pelajaran tersebut membahas tentang kesehatan, keselamatan kerja, lingkungan hidup, persiapan wadah dan media pengembangbiakan, serta pengelolaan induk komoditas perikanan.
3) Pembelajaran dilak
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKWU di SMP membahas pengolahan bahan pangan serealia dan umbi menjadi makanan. Materi akan diberikan selama 4 minggu dengan fokus pada jenis, manfaat, dan teknik pengolahan bahan tersebut menjadi berbagai makanan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang desain dan pengemasan produk budidaya ikan konsumsi, ikan hias, atau tanaman hias dengan menggunakan perangkat lunak grafis. RPP ini mencakup tujuan pembelajaran tentang pemahaman desain produk dan pengemasan, pembuatan desain produk dan pengemasan, serta penciptaan peluang usaha. Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi kelompok, presentasi, dan praktik
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)ChibiMochi
Ìý
Buku Skrap Kupasan Novel ‘Justeru Impian Di Jaring’ yang lengkap bersertakan contoh yang padat. Reka bentuk isi buku yang menarik mampu menarik minat untuk membaca. Susunan ayat yang teratur dapat menyenangkan ketika mahu mencari nota.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Silabus agribisnis unggas petelur kelas xii revisi 2021
1. 1
SILABUS MATA PELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMK NURUL HUDA PANUMBANGAN (REVISI)
Mata Pelajaran : Agribisnis Unggas Petelur (Paket Keahlian Agribisnis Ternak Unggas)
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
1.1 Mengamalkan ajaran agama
yang dianut pada pembelajaran
agribisnis unggas petelur sebagai
amanat untuk kemaslahatan
umat manusia
2.1 Menghayati sikap cermat, teliti
dan tanggungjawab sebagai hasil
dari pembelajaran pada
agribisnis unggas petelur.
2.2 Menghayati pentingnya
kerjasama sebagai hasil
pembelajaran agribisnis unggas
petelur.
2.3 Menghayati pentingnya
kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan
kandang/laboratorium/gudang
2. 2
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
pakan/peralatan sebagai hasil
dari pembelajaran agribisnis
unggas petelur.
2.4 Menghayati pentingnya bersikap
jujur dan disiplin sebagai hasil
dari pembelajaran agribisnis
unggas petelur.
3.1. Menerapkan pengetahuan
tentang teknik seleksi dan culling
unggas petelur
Seleksi dan culling unggas
(ayam, itik , puyuh) petelur
ï‚· Manfaat seleksi dan
culling
ï‚· Ciri-ciri unggas dara
(pullet) produktif dan
non produktif
ï‚· Ciri-ciri unggas petelur
produktif dan non
produktif
ï‚· Seleksidan culling
ayam ras layer masa
starter
ï‚· Seleksi dan culling
ayam ras layer masa
grower
ï‚· Seleksi dan culling
ayam ras layer masa
layer
ï‚· Seleksi dan culling itik
masa starter, grower
dan layer
ï‚· Seleksi dan culling
puyuh masa starter,
grower dan layer
Mengamati
ï‚· Melakukan pengamatan tentang
ciri-ciri unggas petelur produktif
ï‚· Melakukan pengamatan tentang
unggas petelur non produktif
ï‚· Mencari informasi tentang ciri-ciri
unggas petelur produktif dari
berbagai sumber
ï‚· Mencari informasi tentang ciri-ciri
unggas petelur non produktif dari
berbagai sumber
Menanya
Diskusi kelompok tentang manfaat
seleksi dan culling pada unggas
petelur
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
ï‚· Prosedur Seleksi dan culling bibit
unggas masa brooding
ï‚· Prosdur Seleksi dan culling pada
unggas petelur pada masa
pertumbuhan (dara)
ï‚· Prosedur Seleksi dan culling pada
unggas petelur pada masa
produksi (layer)
Tugas ;
ï‚· Data hasil pengamatan ciri-
ciri unggas petelur
produktif
ï‚· Data hasil pengamatan ciri-
ciri unggas petelur non
produktif
ï‚· Data ciri-ciri unggas
produktif dan non produktif
dari berbagai sumber
bacaan
Observasi :
Hasil pengamatan dengan
ceklis pada saat diskusi ,
praktek dan presentasi.
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan hasil praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Melakukan Tes tertulis
bentuk uraian dan/atau
pilihan ganda
48 JP  Amri, 1996. “Itik Petelur CV 2000
Dapat diternakkan Di Indonesia
Suara Karya. Jakarta
ï‚· Ellis.L. dan Kinanti R. 2004.
Tatalaksana Budi daya Puyuh
Secara Komersil. Jakarta. Penebar
Swadaya
ï‚· Wahyuni.M. 1997. Beternak
Burung Puyuh. Aneka Ilmu
.Semarang
ï‚· Caturto PN. 2008. Agribisnis
Ternak Unggas. Depdiknas Dirjen
Mandik dasmen. Dit PSMK
ï‚· Rasyaf, M. 2005. Beternak Ayam
Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
ï‚· Subangkit Mulyono dan Rudi
Hartono, 2000. Agribisnis Itik
Petelur, Penebar Swadaya, Jakarta.
ï‚· Subangkit Mulyono, 1996.
Memelihara Ayam Buras
berorientasi Agribisnis. PT.
Penebar Swadaya,Jakarta
ï‚· Unggas (ayam ras, ayam buras,
itik, puyuh) produktif
ï‚· Unggas (ayam ras, ayam buras,
itik, puyuh) non produktif
4.1. Melakukan seleksi dan culling
pada unggas petelur
3. 3
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
Mengasosiasikan/ Mengolah
Informasi
Menyimpulkan hasil diskusi
kelompok perbedaan antara unggas
produktif dan non produktif
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksplorasi
ï‚· Modul/ bahan ajar/ majalah/
internet tentang Seleksi dan culling
unggas petelur
3.2. Menerapkan pengetahuan
tentang penanganan kesehatan
dalam agribisnis unggas petelur
Penanganan kesehatan
dalam budidaya unggas
petelur
ï‚· Pengawasan kesehatan
unggas petelur dalam
flock
ï‚· Perencanaan
pembesihan dan
pembebashamaan farm
(unggas petelur
ï‚· Perencanaan jadwal
pemberian vaksin dan
obat-obatan
ï‚· Pendetermnasikan
status kesehatan dan
strategi penanganannya
ï‚· Program kontrol
penyakit internal
ï‚· Program kontrol
penyakit eksternal
ï‚· Pengobatan penyakit
unggas petelur
Mengamati
ï‚· Mencari informasi tentang jenis-
jenis penyakit yang sering
menyerang pada unggas petelur
dan mendeteksi gejala-gejala
yang terlihat dari berbagai
sumber
ï‚· Mencari informasi tentang
program kontrol penyakit dari
berbagai sumber
Menanya
ï‚· Diskusi kelompok tentang
program biosekurity dan
pentingnya dalam budidaya ungas
petelur
ï‚· Diskusi kelompok tentang ciri-ciri
ayam yang terserang penyakit
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
ï‚· Melakukan pencegahan penyakit
melalui sanitasi, vaksinasi, dan
isolasi
ï‚· Melakukan pengobatan terhadap
unggas petelur yang sakit
berdasarkan hasil identifikasi
Tugas ;
ï‚· Data jenis-jenis penyakit
yang sering menyerang
pada unggas dan gejala
yang terlihat
ï‚· Data pengontrolan
penyakit
Observasi :
Hasil pengamatan dengan
ceklis pada saat diskusi,
praktek dan presentasi
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Melakukan Tes tertulis
bentuk uraian dan/atau
pilihan ganda
40 JP ï‚· Anonymous. 2004. Important
Poultry Diseases. Intervet
International B.V. Boxmeer
Holland. The Netherlands.
ï‚· Austic, R.E. and M.C. Nesheim.
1990. Poultry Production. 13th
Ed.
Lea and Febiger, Philadelphia.
ï‚· Charles Rangga Tabbbu. 2002.
Penyakit Ayam dan Penanggu
langannya. Vol 2. PT. Kanisius,
Jogyakarta.
ï‚· North, M.O. and D.D. Bell. 1990.
Commercial Chicken Production
Manual. 3rd
Ed. Van nostrand
Reinhold, New York.
ï‚· Nuryanto.2009. Manajemen
Pemeliharaan Broiler Modern.
Materi Diklat. PPPPTK Pertanian,
Cianjur.
ï‚· Toundeur, W. J. 2004. General
Poultry Health. International
Course on Poultry Husbandry.
PTC+
Barneveld, the Netherlands
ï‚· Ellis.L. dan Kinanti R. 2004.
Tatalaksana Budi daya Puyuh
Secara Komersil. Jakarta. Penebar
4.2. Menangani kesehatan dalam
budidaya unggas petelur
4. 4
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
penyakit
Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi
ï‚· Menyimpulkan hasil diskusi
kelompok dalam program
biosekurity dan pentingnya
dalam budidaya unggas petelur
ï‚· Diskusi kelompok tentang ciri-ciri
ayam yang terserang penyakit
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksperimen
Swadaya
ï‚· Wahyuni.M.1997. Beternak Burung
Puyuh. Aneka Ilmu .Semarang.
ï‚· M. Rasyaf, 2005. Beternak Ayam
Petelur. PT.Penebar Swadaya
Jakarta.
ï‚· Modul/ bahan ajar/ majalah/
internet tentang penanganan
Kesehatan pada Unggas Petelur
3.3. Menerapkan pengetahuan
tentang pemberian pakan dan
air minum dalam agribisnis
unggas petelur
Pemberian pakan dan
air minum
ï‚· Faktor-faktor yang
mempengaruhi
konsumsi pakan
ï‚· Kebutuhan pakan dan
air minum unggas
petelur masa starter
ï‚· Kebutuhan pakan dan
air minum unggas
petelur masa grower/
developer
ï‚· Kebutuhan pakan dan
air minum unggas
petelur masa layer
ï‚· Strategi pemberian
pakan dan air minum
ayam ras petelur
Mengamati
ï‚· Mencari informasi tentang standar
kebutuhan pakan dan air minum
unggas petelur masa strater dari
berbagai sumber
ï‚· Mencari informasi tentang standar
kebutuhan pakan dan air minum
unggas petelur masa grower/
developer starter dari berbagai
sumber
ï‚· Mencari informasi tentang standar
kebutuhan pakan dan air minum
unggas petelur masa produktif
(layer) starter dari berbagai
sumber
Menanya
Diskusi kelas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi pakan
unggas petelur
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
Tugas
Data dalam bentuk tabel
standar kebutuhan pakan
dan air minum unggas
petelur masa starter, grower
dan layer
Observasi
Hasil pengamatan dengan
ceklis pada saat diskusi ,
praktek dan presentasi
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Tes tertulis uraian dan/atau
pilihan ganda
48 JP ï‚· NRC. 1994. Nutrient
Requirements of Poultry. National
Academic Press. Washington,
D.C.
ï‚· M, Rasyaf, 1997. Penyajian
Makanan Ayam Petelur, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
ï‚· M, Rasyaf, 1990. Bahan Makanan
Unggas di Indonesia, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
ï‚· Thamrin N dan Nurohman, 2011.
Pakan Ayam Kampung, Penebar
Swadaya.
ï‚· Juyu Wahyu. 1992. Ilmu Nutrisi
Unggas. Gajahmada Universitas
Press, Jogyakarta.
ï‚· Modul/ bahan ajar/ majalah/
internet tentang pemberian pakan
dan air minum unggas petelur
4.3 Memberi pakan dan air minum
budidaya unggas petelur
5. 5
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
ï‚· Praktek menghitung kebutuhan
pakan dan air minum serta
tempat pakan dan tempat minum
unggas petelur
ï‚· Praktek melakukan pemberian
pakan dan air minum unggas
petelur
Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok
faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi pakan unggas petelur
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksplorasi
3.4. Menerapkan pengetahuan
tentang rekording dalam
agribisnis unggas petelur
Pencatatan/recording
ternak unggas petelur
ï‚· Penyiapan pencatatan/
recording unggas
pedaging
ï‚· Cara melakukan
pencatatan/ recording
Mengamati
ï‚· Mencari informasi tentang
beberapa format pencatatan/
recording unggas petelur dari
beberapa sumber.
ï‚· Mencari informasi tentang cara
melakukan pencatatan/ recording
unggas petelur di peternakan
setempat
Menanya
Diskusi kelas tentang format
unggas petelur,
Mengumpulkan informasi /
Eksperimen
ï‚· Praktek menyiapkan format
recording unggas petelur
ï‚· Praktek melakukan
pencatatan/recording unggas
Tugas
Beberapa format
pencatatan/ recording
unggas petelur dari
beberapa sumber
Observasi
Checklist lembar
pengamatan hasil diskusi,
praktek, dan presentasi.
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan hasil praktek
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Tes tertulis bentuk uraian
(essay) dan atau pilihan
ganda
32 JP ï‚· Hooidonk, V. 2004. Farm Recording
and Analysis of Poultry Farms.
International Course on Poultry
Husbandry Training. PTC+
Barneveld, The Netherlands.
ï‚· M. Rasyaf, 2005. Beternak Ayam
Petelur. PT.Penebar Swadaya
Jakarta
ï‚· Sutarto. 2008. Agribisnis Aneka
Ternak. Buku Teks Pelajaran.
Direktorat Pembinaan SMK.
Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
ï‚· Bahan Ajar/Modul/ Majalah/Internet
tentang unggas petelur.
ï‚· Bahan Ajar/Modul/ Majalah/Internet
tentang pencatatan/ recording
unggas petelur.
ï‚· Contoh format pencatatan/ recording
4.4. Melakukan rekording dalam
budidaya unggas petelur
6. 6
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
petelur
Mengasosiasiasikan/ Mengolah
informasi
Memaknai pentingnya dilakukan
pencatatan/ recording unggas
petelur
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksplorasi
unggas petelur
3.4. Menerapkan pengetahuan
tentang pemanenan dan
penanganan hasil dalam
agribisnis unggas petelur
Pemanenan dan
penanganan unggas
petelur
ï‚· Penyediaan cahaya
yang cukup
ï‚· Waktu pemungutan
ï‚· Frekuensi pemungutan
ï‚· Cara pemungutan
ï‚· Pemeriksaan kualitas
telur
ï‚· Faktor-faktor yang
menpegaruhi kualitas
telur
ï‚· Pengawetan telur
ï‚· Pengolahan telur
Mengamati
ï‚· Melakukan pengamatan tentang
pemanenan telur yang meliputi
waktu, frekuensi dan cara
pemungutan telur
ï‚· Mencari informasi tentang
waktu, frekuensi dan cara
pemungutan telur ungas dari
berbagai sumber informasi
Menanya
Diskusi kelompok hubungan antara
puncak produksi, proses
pemanenan dan bagaimana
mempertahan kan kualitas telur
masing-masing jenis unggas
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
ï‚· Melakukan proses pemanenan
ï‚· Membuat telur asin
ï‚· Membuat pindang telur
Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi
Membuat kesimpulan dari hasil
diskusi kelompok hubungan antara
Tugas
ï‚· Data hasil pengamatan
tentang waktu, frekuensi
dan cara pemanenan
ï‚· Data hasil informasi dari
waktu, frekuensi dan cara
pemanenan
Observasi
Hasil pengamatan dengan
cek lis pada saat diskusi,
praktek dan presentasi
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
ï‚· Tes tertulis uraian
dan/atau pilihan ganda
36 JP ï‚· Ellis.L. dan Kinanti R. 2004.
Tatalaksana Budi daya Puyuh
Secara Komersil. Jakarta .Penebar
Swadaya
ï‚· Wahyuni.M. 1997. Beternak
Burung Puyuh. Aneka Ilmu.
Semarang
ï‚· Gurnadi, E., Hardjosworo, P.S.,
Rukmiasih dan Ernawati. 1989.
Penanganan Hasil Ternak. Fakultas
Politeknik Pertanian. Institut
Pertanian Bogor Bekerja sama
dengan Direktorat Menengah
Kejuruan. Direktorat Menengah
Kejuruan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
ï‚· Titik Sudaryani, 2008. Kualitas
Telur. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta
ï‚· Modul/ bahan ajar/ majalah/
internet tentang Pemanenan dan
penanganan unggas petelur
4.4. Melakukan pemanenan dan
penanganan hasil budidaya
unggas petelur
7. 7
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
puncak produksi, proses
pemanenan dan bagaimana
memperta hankan kualitas telur
masing-masing jenis unggas
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksperimen
3.5. Menerapkan pengetahuan
tentang pemasaran dalam
agribisnis unggas petelur
Pemasaran hasil agribisnis
unggas petelur
ï‚· Analisis kebutuhan
pasar (telur ayam ras,
telur itik, telur puyuh)
ï‚· Estimasi harga jual
(telur ayam ras, telur
itik, telur puyuh)
ï‚· Strategi dan taktik
pemasaran (telur ayam
ras, telur itik, telur
puyuh)
ï‚· Perencanaan target
penjualan (telur ayam
ras, telur itik, telur
puyuh)
ï‚· Pemasaran (telur ayam
ras, telur itik, telur
puyuh)
Mengamati
ï‚· Mencari informasi tentang
kebutuhan pasar dari berbagai
sumber
ï‚· Mencari informasi harga pasar
dari berbagai sumber
Menanya
ï‚· Diskusi kelompok tentang
strategi dan taktik pemasaran
dengan estimasi harga jual dan
kebutuhan pasar
ï‚· Diskusi kelompok tentang proses
estimasi harga jual (telur ayam
ras telur itik, telur puyuh)
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
Melakukan pemasaran (telur ayam
ras, telur itik, telur puyuh)
Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi
Menyimpulkan hasil diskusi
kelompok tentang proses estimasi
harga jual (telur ayam ras telur itik,
telur puyuh
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
Tugas
ï‚· Data kebutuhan pasar
tentang telur unggas
ï‚· Data harga berbagai jenis
telur unggas
ï‚· Membuat brosur untuk
memasarkan telur tetas
Observasi
ï‚· Hasil pengamatan dengan
cek lis pada saat diskusi ,
praktek dan presentasi
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Laporan praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Tes tertulis uraian dan/atau
pilihan ganda
18 JP ï‚· Kotler, P.1998. Manajemen
Pemasaran 9e. PT Prenhalindo,
Jakarta
ï‚· Porter, M. 1980. Strategi
bersaing. PT Erlangga, Jakarta
ï‚· Ellis.L. dan Kinanti R. 2004.
Tatalaksana Budi daya Puyuh
Secara Komersil. Jakarta. Penebar
Swadaya
ï‚· Wahyuni.M. 1997. Beternak
Burung Puyuh. Aneka Ilmu.
Semarang
ï‚· Modul/bahan ajar/
majalah/internet tentang
Pemasaran hasil agribisnis unggas
petelur
4.5. Memasarkan hasil agribisnis
unggas petelur
8. 8
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
eksperimen
3.6. Menerapkan pengetahuan
tentang penanganan limbah
dalam agribisnis unggas
petelur
Penanganan limbah
unggas petelur
ï‚· Identifikasi
karakteristik limbah
ternak unggas petelur
(ayam, itik, puyuh)
ï‚· Identifikasi dampak
limbah ternak unggas
petelur (ayam, itik,
puyuh)
ï‚· Dampak limbah
terhadap ternak
ï‚· Penanganan limbah
ternak unggas petelur
(ayam, itik, puyuh)
dengan cara
mengubah limbah
menjadi kompos
ï‚· Penanganan limbah
ternak unggas petelur
(ayam, itik, puyuh)
dengan cara
mengubah limbah
menjadi biogas
Mengamati
ï‚· Mencari informasi jenis-jenis
limbah ternak unggas petelur
ï‚· Mencari informasi dampak
limbah ternak unggas petelur
(ayam, itik, puyuh) bagi
kesehatan dari berbagai sumber
Menanya
ï‚· Diskusi kelompok tentang
penanganan limbah menjadi
kompos
ï‚· Diskusi kelompok tentang
penanganan limbah menjadi
biogas
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
ï‚· Membuat kompos
ï‚· Membuat biogas
Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi
ï‚· Menyimpulkan hasil diskusi
kelompok hubungan antara
dampak limbah ternak unggas
terhadap ternaknyaa
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksperimen
Tugas
ï‚· Data jenis-jenis limbah
ternak unggas petelur
ï‚· Data dampak limbah
ternak unggas petelur
bagi kesehatan
Observasi
Hasil pengamatan dengan
ceklis pada saat diskusi,
praktek dan presentasi
Portofolio
ï‚· Lembar hasil diskusi
ï‚· Lembar hasil praktikum
ï‚· Bahan presentasi
Tes
Tes tertulis uraian dan/atau
pilihan ganda
24 JP ï‚· Ade Iwan Setiawan,1996.
Memanfaatkan Kotoran Ternak.
Penerbit Penebar Swadaya.
ï‚· Murbandono, 1999. Membuat
Kompos. Penerrbit Penebar
Swadaya, Jakarta
ï‚· Oto Soemarwoto, 1994. Analisis
Dampak Lingkungan. Penerbit
Gajah M Kartasudjana, R. 2004.
Manajemen Ternak Unggas. Bahan
Ajar, Fakultas Peternakan.
Universitas Padjadjaran. Bandung.
ï‚· Nugroho, C. P.. 2008. Agribisnis
Ternak Unggas. Buku Teks
Pelajaran. Direktorat Pembinaan
SMK. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.ada University
Press.
ï‚· Modul/ bahan ajar/ majalah/
internet tentang penanganan
limbah unggas petelur
4.6. Menangani limbah budidaya
unggas petelur
3.7. Menerapkan pengetahuan
tentang evaluasi hasil produksi
dalam agribisnis unggas petelur
Evaluasi hasil produksi pada
unggas petelur
Evaluasi hasil teknis
ï‚· Data-data produksi
Mengamati
Mencari informasi tentang aspek
teknis dan aspek ekonomi melalui
berbagai sumber
Tugas
Identifikasi kegiatan-
kegiatan yang dilakukan
dalam evaluasi masa awal,
24 JP ï‚· Rasyaf, 1995. Beternak Itik
Komersial. Kanisius. Yogyakarta
ï‚· Rasyaf. 1991. Pengelolaan
Produksi Telur. Penerbit Kanisius.
9. 9
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
4.7. Mengevaluasi hasil produksi
budidaya unggas petelur
(aspek teknis)
ï‚· Data-data ekonomis
(aspek teknis)
ï‚· Manfaat evaluasi hasil
produksi
ï‚· Langkah-langkah yang
perlu diambil dalam
melakukan evaluasi
masa awal, masa
pertumbuhan dan
masa produksi
ï‚· Evaluasi masa awal
ï‚· Evaluasi masa
pertumbuhan- pullet
ï‚· Evaluasi masa produksi
(bertelur
Evaluasi hasil finansial
Menanya
ï‚· Diskusi kelompok tentang
pentingnya melakukan evaluasi
hasil dalam melakukan budidaya
ungga petelur
ï‚· Diskusi kelompok tentang
langkah-langkah yang perlu
diambil dalam melakukan
evaluasimasa awal, masa
pertumbuhan-pullet dan masa
produksi pada unggas layer
Mengumpulkan informasi/
eksperimen
ï‚· Melakukan evaluasi hasil
produksi unggas petelur masa
starter (awal)
ï‚· Melakukan evaluasi hasil
produksi unggas petelur masa
grower/developer
ï‚· Melakukan evaluasi hasil
produksi unggas petelur masa
produksi (layer)
Mengasosiasikan/ Mengolah
Informasi
ï‚· Menyimpulkan hasil diskusi
kelompok tentang pentingnya
melakukan evaluasi hasil dalam
melakukan budidaya ungga
petelur dan langkah-langkah
yang perlu diambil dalam
melakukan evaluasimasa awal,
masa pertumbuhan-pullet dan
masa produksi pada unggas
layer
masa pertumbuhan-pullet
dan masa produksi
Observasi
Hasil pengamatan dengan
ceklis pada saat diskusi,
praktek dan presentasi
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
hasil eksplorasi
Tes
Tes tertulis uraian dan/atau
pilihan ganda
Yogyakarta
ï‚· Nugroho, C. P.. 2008. Agribisnis
Ternak Unggas. Buku Teks
Pelajaran. Direktorat Pembinaan
SMK. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
 Amri, 1996. “Itik Petelur CV 2000
Dapat diternakkan Di Indonesia
Suara Karya. Jakarta
ï‚· Ellis.L. dan Kinanti R. 2004.
Tatalaksana Budi daya Puyuh
Secara Komersil. Jakarta .Penebar
Swadaya
ï‚· Wahyuni.M. 1997. Beternak
Burung Puyuh. Aneka Ilmu
Semarang
ï‚· Rasyaf, M. 2005. Beternak Ayam
Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
ï‚· Modul/bahan ajar/ majalah/
internet tentang Penanganan
Limbah Pembibitan Unggas
10. 10
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber Belajar
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok hasil
eksperimen