Sistem referensi geospasial Indonesia saat ini adalah SRGI2013 yang menggunakan sistem referensi koordinat ITRS, kerangka referensi ITRF2008, datum geodetik WGS1984, dan sistem referensi tinggi yang terdiri atas ellipsoid dan geoid. SRGI2013 dirancang untuk menyatukan berbagai sistem acuan koordinat yang sebelumnya menyebabkan peta nasional menjadi tidak konsisten.
Geodesi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dan pemetaan Bumi beserta medan gravitasinya di ruang tiga dimensi yang berubah secara dinamis. Ilmu ini juga mempelajari bentuk dan ukuran Bumi, planet, dan satelit natural atau buatan serta perubahan-perubahannya dengan menentukan posisi dan kecepatan titik-titik atau objek di permukaan Bumi atau orbitnya dengan sistem referensi tertentu menggunakan pengukuran
Dokumen tersebut membahas perbedaan sistem referensi geospasial Indonesia yang lama, yaitu DGN 95, dengan sistem baru SRGI 2013 beserta parameter transformasi koordinat antara kedua sistem tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan arah dan sudut serta pengukuran luas. Secara singkat, dibahas tentang istilah-istilah sudut seperti azimuth, jurusan, bearing, sudut kanan/kiri, zenith, nadir, dan miring. Juga dibahas cara membuat sudut siku-siku menggunakan meteran dan alat sederhana. Terakhir, dibahas metode pengukuran luas secara geometris, grafis, dan mekanis.
Dokumen tersebut membahas tentang datum geodetik dan transformasi koordinat antara datum geodetik Indonesia yaitu Datum Indonesia 1974 (ID-74) dan Datum Geodetik Nasional 1995 (DGN-95). Terdapat persamaan untuk konversi koordinat kartesian antara dua datum tersebut yang melibatkan faktor skala, rotasi, dan translasi.
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
Ìý
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Dokumen tersebut memberikan tutorial singkat mengenai pengolahan foto udara menggunakan Agisoft Photoscan untuk menghasilkan model 3D, ortofoto, dan DEM. Tutorial ini menjelaskan proses-proses seperti klasifikasi titik tinggi, pembuatan DTM dan kontur, editing mesh dan titik tinggi, serta kalibrasi kamera untuk memperbaiki distorsi radial.
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri dan penginderaan jauh, termasuk konsep dasar fotogrametri, jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan, bagian-bagian foto udara seperti tanda fiducial dan tanda tepi, serta penentuan skala foto udara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang metode pemetaan menggunakan foto udara dan interpretasi geometri untuk menghasilkan peta.
Dokumen tersebut membahas tentang kalibrasi kamera untuk pemetaan kawasan melalui fotogrametri. Terdapat tiga metode utama kalibrasi kamera yaitu in-situ calibration yang melibatkan kalibrasi kamera besar di lapangan, precision multi-collimator instruments yang memanfaatkan peralatan khusus di laboratorium, dan self calibration yang secara otomatis menentukan parameter kalibrasi berdasarkan informasi gambar hasil foto.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan posisi titik P berdasarkan kelima titik referensi dengan mengukur jaraknya, kemudian menggunakan metode least square untuk mendapatkan koordinat titik P. Dokumen juga membahas tentang penambahan persamaan normal dan memperlakukan konstrain dalam perhitungan survei.
Laporan ini membahas pelaksanaan praktikum fotogrametri II yang meliputi pembuatan ortofoto dan ekstraksi DEM menggunakan perangkat lunak PCI Geomatica dari foto udara. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses ortorektifikasi citra dan ekstraksi DEM secara digital."
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Laporan ini membahas tentang digitasi dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui proses digitasi, objek-objek seperti jalan, rumah, dan sawah yang semula berbentuk raster pada citra satelit dapat dikonversi ke format digital. Laporan ini menjelaskan cara membuat shapefile baru untuk batas administrasi, jalan, dan kota melalui proses digitasi menggunakan software ArcGIS 10.0.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Praktikum ini melibatkan pengamatan paralaks stereoskopis dan pembuatan peta kontur. Mahasiswa melakukan interpretasi foto udara menggunakan prinsip-prinsip interpretasi dan mengidentifikasi objek untuk membuat peta kontur. Teori yang mendukung meliputi konsep fotogrametri, stereoskopis, dan paralaks yang digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
Dokumen ini membahas sistem referensi tinggi yang digunakan dalam survei topografi dan geodesi. Ada tiga jenis sistem tinggi yang dijelaskan yaitu orthometris, geodetik, dan dinamik beserta teknologi dan prinsip kerjanya. Sistem orthometris mendefinisikan tinggi secara fisik terhadap bidang ekuipotensial gravitasi sedangkan sistem geodetik menggunakan referensi ellipsoid. Dokumen ini juga menjelaskan hubun
Bab ini membahas pengukuran titik detail lapangan menggunakan theodolit. Data yang didapatkan meliputi sudut mendatar, sudut zenit, dan bacaan rambu. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jarak mendatar dan beda tinggi antara titik menggunakan prinsip trigonometri.
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
Ìý
Teks tersebut membahas sistem-sistem satelit yang digunakan dalam bidang geodesi satelit seperti GPS, GLONASS, CORS, IGS, SLR, LLR, VLBI, dan DORIS. Sistem-sistem tersebut digunakan untuk aplikasi seperti penentuan koordinat, pengukuran jarak, pemantauan pergerakan bumi, dan studi geodinamika dengan tingkat ketelitian tinggi.
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
Dokumen tersebut memberikan tutorial singkat mengenai pengolahan foto udara menggunakan Agisoft Photoscan untuk menghasilkan model 3D, ortofoto, dan DEM. Tutorial ini menjelaskan proses-proses seperti klasifikasi titik tinggi, pembuatan DTM dan kontur, editing mesh dan titik tinggi, serta kalibrasi kamera untuk memperbaiki distorsi radial.
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri dan penginderaan jauh, termasuk konsep dasar fotogrametri, jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan, bagian-bagian foto udara seperti tanda fiducial dan tanda tepi, serta penentuan skala foto udara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang metode pemetaan menggunakan foto udara dan interpretasi geometri untuk menghasilkan peta.
Dokumen tersebut membahas tentang kalibrasi kamera untuk pemetaan kawasan melalui fotogrametri. Terdapat tiga metode utama kalibrasi kamera yaitu in-situ calibration yang melibatkan kalibrasi kamera besar di lapangan, precision multi-collimator instruments yang memanfaatkan peralatan khusus di laboratorium, dan self calibration yang secara otomatis menentukan parameter kalibrasi berdasarkan informasi gambar hasil foto.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan posisi titik P berdasarkan kelima titik referensi dengan mengukur jaraknya, kemudian menggunakan metode least square untuk mendapatkan koordinat titik P. Dokumen juga membahas tentang penambahan persamaan normal dan memperlakukan konstrain dalam perhitungan survei.
Laporan ini membahas pelaksanaan praktikum fotogrametri II yang meliputi pembuatan ortofoto dan ekstraksi DEM menggunakan perangkat lunak PCI Geomatica dari foto udara. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses ortorektifikasi citra dan ekstraksi DEM secara digital."
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Laporan ini membahas tentang digitasi dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui proses digitasi, objek-objek seperti jalan, rumah, dan sawah yang semula berbentuk raster pada citra satelit dapat dikonversi ke format digital. Laporan ini menjelaskan cara membuat shapefile baru untuk batas administrasi, jalan, dan kota melalui proses digitasi menggunakan software ArcGIS 10.0.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Praktikum ini melibatkan pengamatan paralaks stereoskopis dan pembuatan peta kontur. Mahasiswa melakukan interpretasi foto udara menggunakan prinsip-prinsip interpretasi dan mengidentifikasi objek untuk membuat peta kontur. Teori yang mendukung meliputi konsep fotogrametri, stereoskopis, dan paralaks yang digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
Dokumen ini membahas sistem referensi tinggi yang digunakan dalam survei topografi dan geodesi. Ada tiga jenis sistem tinggi yang dijelaskan yaitu orthometris, geodetik, dan dinamik beserta teknologi dan prinsip kerjanya. Sistem orthometris mendefinisikan tinggi secara fisik terhadap bidang ekuipotensial gravitasi sedangkan sistem geodetik menggunakan referensi ellipsoid. Dokumen ini juga menjelaskan hubun
Bab ini membahas pengukuran titik detail lapangan menggunakan theodolit. Data yang didapatkan meliputi sudut mendatar, sudut zenit, dan bacaan rambu. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jarak mendatar dan beda tinggi antara titik menggunakan prinsip trigonometri.
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
Ìý
Teks tersebut membahas sistem-sistem satelit yang digunakan dalam bidang geodesi satelit seperti GPS, GLONASS, CORS, IGS, SLR, LLR, VLBI, dan DORIS. Sistem-sistem tersebut digunakan untuk aplikasi seperti penentuan koordinat, pengukuran jarak, pemantauan pergerakan bumi, dan studi geodinamika dengan tingkat ketelitian tinggi.
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
powerpoint ini membahas beberapa materi dari bidang kartesius, antara lain bentuk bidang kartesius, mendeskripsikan titik pada bidang katresius, menggambar titik pada bidang katresius, pengantar bidang koordinat, jarak, serta dilengkapi dengan latihan soal dan evaluasi.
Bumi adalah salah satu dari sembilan planet yang mengelilingi Matahari. Koordinat suatu tempat di Bumi terdiri atas lintang dan bujur, diukur dari Khatulistiwa dan Garis Bujur Utama di Greenwich. Garis Bujur Internasional membatasi zona waktu di Bumi.
1. Dokumen ini membahas sistem koordinat satu dan dua dimensi, termasuk definisi titik, garis, dan bidang serta cara menentukan posisi dan jarak antar titik di R dan R2. Juga dibahas kedudukan titik terhadap garis dan bidang.
Dokumen ini membahas dua sistem koordinat yaitu koordinat kartesius dan koordinat kutub. Koordinat kartesius menggunakan dua bilangan x dan y untuk menentukan suatu titik. Sedangkan koordinat kutub menggunakan jarak r dari titik ke pusat dan sudut θ. Dokumen ini juga menjelaskan rumus untuk mengkonversi antara kedua sistem koordinat tersebut.
Presentasi ini membahas sistem koordinat kutub, termasuk definisi, persamaan, hubungannya dengan koordinat Cartesius, grafik persamaan kutub, perpotongan kurva, kalkulus dan luas dengan koordinat kutub, serta garis singgung dalam koordinat kutub. Presentasi ini disampaikan oleh Kelompok 9 Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Manado.
Memahami Posisi Garis Terhadap sumbu-x dan sumbu-yRoMa Pdgn
Ìý
Dokumen ini membahas tentang sistem koordinat dan konsep dasar posisi titik dan garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat kartesius. Definisi koordinat ditulis sebagai (x,y) dimana x adalah jarak terhadap sumbu-x dan y adalah jarak terhadap sumbu-y. Contoh posisi garis dan titik diberikan untuk memahami hubungan antara sumbu-x, sumbu-y, dan objek yang direpresentasikan.
Dokumen ini membahas tentang sistem koordinat, terutama sistem koordinat Cartesius dan sistem koordinat kutub dalam bidang dan ruang. Sistem koordinat digunakan untuk menentukan lokasi suatu titik dengan menggunakan pasangan bilangan. Dokumen ini juga membahas hubungan antara sistem koordinat Cartesius dan sistem koordinat kutub serta contoh pengubahan antara kedua sistem koordinat tersebut.
Microsoft Office Access 2013 merupakan perangkat lunak manajemen basis data relasional yang populer. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar pembuatan database seperti entitas, atribut, tabel, hubungan antar tabel, serta fitur-fitur utama Access 2013 seperti membuat tabel, form, query, dan memanipulasi database.
1. Dokumen tersebut membahas tentang Global Navigation Satellite System (GNSS) dan metode penentuan posisi menggunakan GNSS, khususnya GPS.
2. GNSS adalah sistem satelit yang menyediakan informasi waktu dan lokasi secara terus-menerus dari berbagai satelit seperti GPS, GLONASS, Galileo, dan BeiDou.
3. Metode penentuan posisi menggunakan GPS meliputi metode absolut, diferensial, statis, kinematis, dan
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat ekliptika dalam astronomi. Tata koordinat ini digunakan untuk menentukan posisi objek-objek tata surya karena pergerakannya tidak tetap jika diukur dari ekuator langit. Tata koordinat ekliptika memiliki unsur-unsur penting seperti kutub ekliptika, titik kardinal, ekliptika langit, dan titik acuan titik Aries. Dokumen ini juga menjelaskan konsep buj
Dokumen ini membahas tentang sistem koordinat benda langit yang digunakan untuk menentukan posisi benda langit. Sistem koordinat bola dan koordinat horizon digunakan untuk menentukan posisi benda langit di permukaan bumi. Koordinat khatulistiwa digunakan untuk menentukan posisi benda langit dengan koordinat yang relatif tetap yaitu deklinasi dan asensiorekta.
Tata surya terdiri atas Matahari dan objek-objek lain seperti planet, planet kerdil, komet, dan asteroid yang mengorbitinya. Hukum Kepler menjelaskan karakteristik orbit planet di sekitar Matahari. Hukum Pertama menyatakan bahwa orbit planet berbentuk elips dengan Matahari berada di salah satu fokus. Hukum Kedua menyatakan bahwa garis antara Matahari dan planet akan menyapu luas yang sama dalam wak
Tata koordinat ekuatorial menggunakan bidang ekuator langit sebagai bidang acuan dan titik Aries sebagai titik acuan. Koordinat suatu benda langit terdiri atas asensio rekta yang diukur dari titik Aries dan deklinasi yang menunjukkan jarak sudut benda dari ekuator langit. Sistem ini memungkinkan koordinat benda langit tetap meskipun pengamatan dilakukan dari berbagai belahan bumi.
Teks tersebut membahas sistem koordinat yang digunakan untuk menentukan posisi benda langit, yaitu koordinat bola, koordinat horizon, dan koordinat khatulistiwa. Koordinat khatulistiwa dibuat agar koordinat bintang tetap relatif meskipun bumi berotasi, dengan menggunakan titik-titik acuan seperti kutub langit utara dan selatan serta titik musim semi.
Artikel ini menjelaskan bagaimana matematika dapat digunakan untuk menggambarkan orbit planet dalam dua dimensi. Termasuk persamaan kartesian, parametrik, dan polar untuk orbit elips, serta perhitungan panjang orbit, luas, dan volume yang ditempuh planet saat bergerak mengelilingi matahari. Hasil perhitungan sesuai dengan data literatur, menunjukkan keakuratan penggambaran matematis orbit planet.
Olimpiade Astronomi Indonesia menyediakan kisi-kisi dan model soal untuk tingkat SMP dan SMA. Kisi-kisi terdiri dari teori astronomi dan praktek pengamatan langit. Model soal bervariasi antara pilihan ganda, esai, observasi, dan pengolahan data sesuai tingkatannya. Tim pembina dipimpin Dr. Suryadi Siregar dan terdiri dari 15 dosen astronomi terkemuka.
Olimpiade Astronomi Indonesia menyediakan kisi-kisi dan model soal untuk tingkat SMP dan SMA. Kisi-kisi terdiri dari teori astronomi dan praktek pengamatan langit. Model soal bervariasi mulai dari pilihan ganda, esai, hingga pengolahan data untuk tingkat nasional. Tim pembina terdiri dari dosen-dosen astronomi dari ITB.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Astronomi Bola yang diajarkan di Institut Teknologi Bandung. Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep dasar astronomi seperti sistem koordinat bola langit, gerak bintang dan planet, serta transformasi antar sistem koordinat untuk menentukan posisi objek langit.
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNERaulia rachmawati
Ìý
Kalibrasi kamera digital menggunakan software Photomodeler Scanner untuk menentukan parameter distorsi lensa. Prosesnya meliputi pengambilan foto grid kalibrasi, input koordinat titik pada software, dan perhitungan parameter distorsi seperti distorsi radial dan tangensial serta nilai RMS error hasil kalibrasi.
3. SISTEM KOORDINAT
1. SISTEM DAN KERANGKA
REFERENSI KOORDINAT
2. BENTUK DAN
UKURAN BUMI
3. DINAMIKA
BUMI
4. SISTEM KOORDINAT
5. SISTEM KOORDINAT
DALAM GEODESY SATELIT
6. SISTEM KOORDINAT
REFERENSI ICRS DAN ITRS
7. WGS 84
5. KOORDINAT
REFERENSI
Suatu himpunan
dari sumbu -
sumbu koordinat
bangun geometric
yang lainnya,
kepada suatu
titik yang
ditentukan.
Realisasi praktis
dari system
referensi melalui
pengukuran dan
pengamatan.
6. KOORDINAT REFERENSI
Suatu metode
untuk menentukan
posisi titik
terhadap kerangka
koordinat
tertentu.
Definisi secara
konseptual secara
lengkap bagaimana
sistem koordinat
ditentukan
7. Sistem!
REFERENSI KOORDINAT
Sistem referensi koordinat adalah sebagai
realisasi praktis dari Syste mereferensi,
sehingga system tersebut dapat digunakan untuk
pendeskripsian secara kuantitatif posisi dan
pergerakan posisi dan pergerakan titik-titik.
10. Tiram atau cakram yang
terapung di permukaan bumi
2500 SM
500 SM
Lempeng dasar
Bangsa Yunani
Kotak persegi panjang
400 SM
495 SM
Bola
Bangsa Yunani kuno :
Phytagoras
Bangsa Babilonia Geograf Yunani Kuno
16. Dinamika!
BUMI
Dinamika pergerakan Bumi
mempunyai spektrum yang
sangat luas, dari skala
galaksi sampai skala
pergerakan lokal kerak
bumi
Bumi mengelilingi
matahari dalam orbit
berbentuk ellips
Sumbu panjang ± 149,6 juta km
Eksentrisitas orbit ± 0,0167
Periode Orbit 365,24 hari
Kecepatan bumi ± 29,8 km/s
[Yoder,1995]
17. Parameter!
ORIENTASI BUMI
parameter orientasi Bumi:
â–ª pergerakan sumbu rotasi
bumi dalam ruang inersia
(Presesi dan Nutasi),
â–ª pergerakan sumbu rotasi
bumi relatif terhadap
kerak bumi (pergerakan
kutub), dan
â–ª flukltuasi dalam kecepatan
rotasi bumi [perubahan
panjang hari (LOD, length
of day)
Gaya-gaya yang mempengaruhi
rotasi bumi :
â–ª gaya gravitasional dari benda-
benda langit lainnya,
â–ª gala tekan (loadingl atmosfer
dan air laut, serta
â–ª Pergerakan massa baik di dalam
bumi, daratan, lautan' dan
atmosfer, maupun pergerakan
dari lempeng-lempeng Bumi
18. Presesi dan Nutasi!
Presesi adalah pergeseran
orientasi sumbu rotasi
Bumi secara perlahan-
lahan setiap satu kali
putaran. Bumi disebut
juga dengan presesi
equinox.
Posisi Bumi dalam
orbitnya ketika mengitari
Matahari pada titik
solstice dan titik
equinox akan berubah
secara perlahan
Nutasi adalah gerak
irregular dalam order
beberapa detik busur pada
sumbu rotasi Bumi.
Nutasi pada planet terjadi
akibat efek pasang surut
(tidal efek), mrnyrbabkan
presesi equinox berbeda dari
waktu ke waktu sehingga
kecepatan presesi menjadi
tidak konstan.
20. Polar!
MOTION
Pergerakan kutub (Polar
motion) adalah pergerakan
sumbu rotasi bumi relatif
terhadap badan atau kerak
bumi sendiri.
Polar motion atau gerak
kutub yang dapat
diperkirakan hanya dalam
beberapa bulan, karena ia
terpengaruhi oleh hal-hal
yang cepat berubah dan tidak
dapat diprediksi seperti
pasang surut, kecepatan dan
arah angin serta gerak perut
Bumi.
tiga komponen utama Pergerakan
kutub (Polar motion) yaitu
(IERS,2000):
▪ Osilasi bebas → elastisitas
(non-igidity
▪ Osilasi tahunan → perpindahan
massa air
▪ Komponen sekular → berupa
pergeseran (dift)
22. Perubahan!
PANJANG HARI (LOD)
Kecepatan rotasi bumi
tidak konstan, sehingga
menyebabkan adanya
perubahan Variasi LOD
yang mencakup:
â–ª Variasi yang dapat
diprediksi
â–ª Variasi yang sifatnya
tidak teratur, yang
dapat dibagi menjadi
komponen-komponen
decadal, interannual,
seasonal, and
intrseasonal
components
fluktuasi pada LOD secara umum
dapat diklasifikasikan sebagai:
â–ª Gaya luar yang bekerja pada
Bumi
â–ª Adanya perubahan-perubahan
momen inersia dari Bumi, yang
disebabkan adanya deformasi
yang sifatnya peiodik
24. Pengamatan!
PARAMETER ORIENTASI BUMI
Parameter-parameter orientasi Bumi yang digunakan
saat ini (Dickey, 1995):
â–ª teknik klasik (seperti astrometri optik dan
okultasi Bulan), dan
â–ª teknik-teknik geodesi satelit (seperti VLBI,
SLR, dan GPS).
26. Terdapat 3 pendefinisian sistem koordinat :
â–ª Lokasi titik asal (titik nol) dari system koordinat
â–ª Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat
â–ª Besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk
mendefinisikan posisi suatu titik dalam system
koordinat tersebut.
27. Berdasarkan Parameter
No. Klasifikasi Parameter
1 Geosentrik (di pusat Bumi)
Lokasi Titik
nol
Toposentrik (di permukaan
Bumi)
Heliosentrik (di pusat
Matahari)
2 Terikat Bumi (Earth-Fixed)
Orientasi Sumbu
Terikat Langit (Space-Fixed)
3 Jarak (Kartesian [X, Y, Z])
Besaran
Koordinat
Sudut dan Jarak (Geodetik [Ï•,
λ, h])
29. Sistem Koordinat dalam Geodesi Satelit
â–ª CIS (Coventional Inertial System) merupakan
sistem koordinat referensi yang terikat dengan
langit. Dalam Ilmu Geodesi Satelit, CIS
digunakan untuk pendeskripsian posisi dan
pergerakan satelit
â–ª CTS (Coventional Terrestrial System) merupakan
sistem koordinat referensi yang terikat dengan
bumi. Dalam Ilmu Geodesi Satelit, CTS digunakan
untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan
titik-titik di permukaan bumi
â–ª Sistem Ellipsoid referensi merupakan bentuk
matematis dari bumi yang mendckati bentuk geoid
33. ICRS
Karakteristik dari sistem referensi ICRS adalah
(ERS, 2000):
â–ª Titik Nol sistem koordinat adalah pusat massa
(barycentePJ dari sistem Matahari dalam
kerångka relativitas.
â–ª Sumbu-X mengarah ke titik semi (vernal
equinox) dari ERS,Dalam hal ini nilai nol
dari asensiorekta ditetapkan dari nilai
asehsiorekta kuasar 3C 273B.
â–ª Sumbu-Z mengarah ke CEP dari ERS yang
didefinisikan oleh model konvensi dari IAU.
â–ª Sumbu-Y tegak lurus sumbu-sumbuX dan Z, dan
membentuk sistem koordinat tangan-kanan
(right-handed system); dimana sumbu-sumbu X
dan Y terletak pada bidang ekuator (mean
equator) Bumi pada epok J2000.0.
34. Acuan ICRS
Menjelaskan tentang Sistem
Acuan ICRS (International
Celestial Reference System)
dengan gambar bola langit
dengan bumi sebagai
porosnya. Ekuator bumi dan
bidang orbit bumi
diproyeksikan pada bidang
bola langit. Sistem acuan
ICRS adalah standar sistem
acuan langit yang dipakai
saat ini oleh International
Astronomical Union (IAU).
35. Internasional Terrestrial
Reference System (ITRS)
adalah sistem referensi
spasial dunia yang ikut
berrotasi dengan Bumi dalam
gerakan diurnal di ruang
angkasa. IERS bertugas untuk
menyediakan referensi global
untuk masyarakat astronomi,
geodesi dan geofisika, dan
mengawasi realisasi ITRS.
Realisasi dari ITRS
diproduksi oleh IERS Pusat
Produk ITRS (ITRS-PC) di
bawah nama ITRF. Koordinat
ITRF diperoleh dengan
kombinasi solusi TRF
dihitung oleh pusat analisis
IERS menggunakan pengamatan
teknik Space Geodesi (GPS,
VLBI, SLR, LLR dan Doris).
Mereka semua menggunakan
jaringan stasiun yang
terletak di seluruh bumi.
ITRS
36. karakteristiknya :
â–ª Sistem geosentrik, dimana pusat massanya
didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk lautan
dan atmosfer.
â–ª Satuan panjang yang digunakan adalah meter.
â–ª Sumbu-Z mengarah ke kutub CTP yang dinamakan IRP
(IERS Reference Pole).
â–ª Sumbu-X berada dalam bidang meredian Greenwich
yang dinamakan IRM (IERS Reference Meredian) dan
terletak pada bidang ekuator bumi.
â–ª Sumbu-Y tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z
dan membentuk system koordinat tangan kanan.
â–ª Evolusi waktu dari orientasi sistem koordinat
dipastikan dengan menerapkan kondisi no net-
rotation dalam konteks pergerakan tektonik
(horizontal) untuk seluruh permukaan bumi.
38. WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan
oleh sistem navigasi satelit GPS (Global
Positioning System) berdasarkan peningkatan
kualitas dari WGS 84 yang dilakukan secara
berkesinambungan, sudah dikenal tiga sistem
yaitu WGS 84, WGS 84 (G730), dan WGS 84
(G873).
39. Karakteristik
WGS 84
â–ª Sistem geosentrik dimana
pusat masanya didefinisikan
untuk seluruh bumi, termasuk
lautan dan atmosfer.
â–ª Skalanya adalah kerangka
lokal bumi, dalam konteks
teori relativitas grativasi.
â–ª Evolusi waktu dari orientasi
sistem koordinat tidak
menyebabkan adanya residual
dari rotasi global terhadap
kerak bumi