ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Suku dani elang_smancip
Kata Pengantar
      Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kemudahan, serta shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sehingga kami dapat menyelesaikan presentasi yang
berjudul SUKU DANI dari tugas Antropologi ini dengan
tepat pada waktunya.
      Kami menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi
ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati, kami berharap bagi para audien
berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
      Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah
SWT selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua. Amin
Profil Anggota
1. Andri
  Fardiansyah
Profil Anggota
2. Yadi Kustiana
Suku Dani
ï‚—          Suku bangsa Dani adalah sebutan bagi penduduk yang tinggal di Lembah Baliem
    (Keturunan Moni, penduduk dataran tinggi Pinai, yang datang ke Lembah Baliem), yang memiliki
    luas sekitar 1.200 Km2.Dani adalah orang asing yang awalnya berbunyi Ndani, setelah ada
    perubahan fenom "N" hilang menjadi Dani dan masuk ke pustaka etnografi.
ï‚—          Suku Dani lebih senang disebut suku Parim. Suku ini sangat menghormati nenek
    moyangnya dengan penghormatan mereka biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi.
    Bahasa Dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa, yaitu:

    - Sub keluarga Wano

    - Sub keluarga Dani Pusat yang terdri ataslogat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa.

    -Sub keluarga Nggalik & ndash; Dugawa

    Selain itu juga bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Irian (secara
    umum).
Letak Geografis
         1.1 Letak geografis

         Pada umumnya Suku Dani / Orang
         Dani bermukim di dataran tinggi ±
         2500m diatas permukaan laut yaitu,
         di   pegunungan    Provinsi  Papua.
         Di sebelah Timur berbatasan dengan
         Papua New Guinea, Sebelah barat
         berbatasan dengan kabupaten Puncak
         Jaya, Sebelah selatan berbatasan
         dengan kabupaten Pegunungan Bintang
         dan Kabupaten Mamberamo Tengah,
         Sebelah utara berbatasan dengan
         Kabupaten Jalimo.
Adat Istiadat
ï‚— Di daerah ini masih banyak orang yang
  mengenakan holim (koteka) (penutup
  penis) yang terbuat dari kunden
  kuning dan para wanita menggunakan
  pakaian      wah      berasal     dari
  rumput/serat
ï‚— Masyarakat     Dani percaya pada
  kekuatan gaib, roh leluhur dan roh-
  roh kerabat yang telah meninggal.
ï‚— Hubungan antara orang yang masih
  hidup dengan roh leluhur dan roh
  orang yang telah meninggal lainnya
  dilakukan melalui upacara.
ï‚— Berduka: Memutus jari dan melumuri
  muka dengan tanah liat ketika
  berduka
Pakaian Adat
ï‚— Koteka   dibuat dari tumbuhan yang
  buahnya agak mirip dengan tumbuhan
  mentimun atau ketimun. Namun buah
  koteka agak panjang. Bangkali yang agak
  tepat adalah kulit buah labu mini dan
  besar(Lagenaria siceraria), setelah kulit
  buah tersebu sudah tua dan kulitnya
  sudah agak keras.
ï‚— Orang Mee menyebutnya bobbe. Bobbe
  biasanya di tanam di kebun atau di
  halaman rumah. Proses pembuatannya,
  bobbe dipetik (biasanya yang sudah tua)
  kemudian dimasukkan kedalam pasir
  halus. Di atas pasir halus tersebut
  dibuat api yang besar. Setelah panas
  kulit bobbe akan lembek dan isinya akan
  mencair, lalu biji-biji beserta cairan
  akan keluar dari dalam ruas bobbe.
  Setelah     itu,    bobbe      digantung
  (dikeringkan) di perapian hingga kering.
  Setelah kering dilengkapi dengan
  anyaman khusus dan siap pakai sebagai
  koteka.
Rumah Tradisional
suku Dani sering membangun rumah adat
mereka sesuai dengan apa yang ada di
daerahnya pada masa lampau. Pada umumnya
orang Gunung di Provinsi Papua memiliki rumah
adat yang sering disebut dengan Honai.
Honai (pilamo) adalah rumah adat masyarakat
pegunungan tengah Papua, rumah yang
berbentuk bulat ini biasanya dihuni oleh 5-10
orang. Honai terdiri dari Honai untuk laki-laki
(pilamo) dan perempuan (Ebeai/Kumi Inai).
Bentuk Honai yang bulat ini, dirancang untuk
menghindari cuaca dingin ataupun karena
tiupan angin yang kencang. Karena itu Pada
bagian tengah Honai dibuat perapian untuk
menghangatkan tubuh di malam hari, sekaligus
sebagai tempat untuk memasak/membakar ubi
jalar,    dalam    bahasa     Dani    disebut
(Hipere/Errom)

Model atau bentuk dari Honai yang biasanya di
bangun    orang   dari Suku       Dani   yaitu
Bulat/Melingkar dalam honai ini biasanya
dibagi dua tingkat atau sama saja dengan
loteng (Tidlabaga) sebagai kamar untuk
beristirahat; Honai laki-laki (Mbilamo), Honai
perempuan (Ebeai)
Kesenian
Kesenian masyarakat suku Dani
dapat     dilihat    dari    cara
membangun                 tempat
kediaman, seperti disebutkan di
atas dalam satu silimo ada
beberapa bangunan, seperti :
Honai, Ebeai, dan Wamai. Selain
membangun                 tempat
tinggal,     masyarakat      Dani
mempunyai       seni    kerajinan
khas, anyaman kantong jaring
penutup kepala dan pegikat
kapak. Orang Dani juga memiliki
berbagai peralatan yang terbuat
dari bata, peralatan tersebut
antara            lain          :
Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok
, dan Panah sege.
Sistem Kekerabatan
Kekerabatan suku Dani bersifat
patrilineal. Garis keturunan dihitung
dalam satu kelompok nenek moyang
mulai dari ayah sampai enam atau
tujuh         generasi.      Menurut
mitologi, suku Dani berasal dari
keturunan sepasang suami istri yang
menghuni suatu danau di sekitar
kampung Maina di lembah Baliem
Selatan. Mereka mempunyai anak
bernama Waita dan Wara. Perkawinan
pada suku Dani bersifat eksogami
karena kedua anak tadi beserta
keturunannya dilarang oleh orang
tuanya menikah dalam kelompoknya
masing-masing.
Sistem Masyarakat
Kehidupan masyarakat Dani memiliki ciriciri sebagai berikut :
- Masyarakat Dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap
dan selalu bergotong royong

- Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan
musyawarah yang dipimpin oleh seorang penata adat atau
kepala suku

- Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan
berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan dan
berdasarkan kesatuan teritorial. Suku Dani dipimpin oleh
seorang kepala suku besar yaitu disebut Ap Kain yang
memimpin desa adat watlangka, selain itu ada juga 3 kepala
suku yang posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang
bidang sendiri & ndash; sendiri, mereka adalah : Ap.
Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa yang dihuni
oleh masyatakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma. Dalam
masyarakat Dani tidak ada sistem pemimpin, kecuali istilah
kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat.
Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah
tua tetapi masih mampu mengatur urusannya dalam satu
halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut
antara lain : Pemeliharaan kebun dan Bahi, serta Melerai
pertengkaran.
Sistem Kepercayaan
Dasar religi masyarakat Dani adalah sama
uraian yang di atas yaitu menghormati roh
nenek moyang dan juga diselenggarakannya
upacara yang dipusatkan pada pesta babi.
Konsep kepercayaan / keagamaan yang
terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan
sakti para nenek moyang yang diturunkan
secara patrilineal (diturunkan kepada anak
laki-laki). Kekuasaan sakti ini antara lain :
- kekuatan menjaga kebun

- kekuatan menyembuhkan penyakit dan
menolak bala

- kekuatan menyuburkan tanah

Untuk menghormati nenek moyangnya, suku
Dani membuat lambang nenek moyang yang
disebut Kaneka. Selain itu juga adanya
Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan
untuk      menyejahterakan     keluarga
masyarakat serta untuk mengawali dan
mengakhiri                      perang.
Daftar Pustaka
ï‚— http://www.google.co.id/search?hl=id&q=kebudayaan+suku+dani&revid=830582679&biw=102
  4&bih=629&um=1&ie=UTF-8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=MoJIUPVfxs-
  tB5GagKAD
ï‚— http://travel.detik.com/read/2012/05/15/091834/1917163/1025/lembah-baliem-harmonisnya-
  alam-papua-dan-suku-dani
ï‚— http://www.google.co.id/search?hl=id&q=suku+dani+di+papua&revid=830582679&sa=X&ei=Jo
  JIULPrN4i0rAfL64GICg&ved=0CGcQ1QIoAQ&biw=1024&bih=629
ï‚— http://artnculture.ilmci.com/category/adat-istiadat/page/2

More Related Content

Suku dani elang_smancip

  • 2. Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan presentasi yang berjudul SUKU DANI dari tugas Antropologi ini dengan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, kami berharap bagi para audien berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin
  • 5. Suku Dani ï‚— Suku bangsa Dani adalah sebutan bagi penduduk yang tinggal di Lembah Baliem (Keturunan Moni, penduduk dataran tinggi Pinai, yang datang ke Lembah Baliem), yang memiliki luas sekitar 1.200 Km2.Dani adalah orang asing yang awalnya berbunyi Ndani, setelah ada perubahan fenom "N" hilang menjadi Dani dan masuk ke pustaka etnografi. ï‚— Suku Dani lebih senang disebut suku Parim. Suku ini sangat menghormati nenek moyangnya dengan penghormatan mereka biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi. Bahasa Dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa, yaitu: - Sub keluarga Wano - Sub keluarga Dani Pusat yang terdri ataslogat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa. -Sub keluarga Nggalik & ndash; Dugawa Selain itu juga bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Irian (secara umum).
  • 6. Letak Geografis 1.1 Letak geografis Pada umumnya Suku Dani / Orang Dani bermukim di dataran tinggi ± 2500m diatas permukaan laut yaitu, di pegunungan Provinsi Papua. Di sebelah Timur berbatasan dengan Papua New Guinea, Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Puncak Jaya, Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Mamberamo Tengah, Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jalimo.
  • 7. Adat Istiadat ï‚— Di daerah ini masih banyak orang yang mengenakan holim (koteka) (penutup penis) yang terbuat dari kunden kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat ï‚— Masyarakat Dani percaya pada kekuatan gaib, roh leluhur dan roh- roh kerabat yang telah meninggal. ï‚— Hubungan antara orang yang masih hidup dengan roh leluhur dan roh orang yang telah meninggal lainnya dilakukan melalui upacara. ï‚— Berduka: Memutus jari dan melumuri muka dengan tanah liat ketika berduka
  • 8. Pakaian Adat ï‚— Koteka dibuat dari tumbuhan yang buahnya agak mirip dengan tumbuhan mentimun atau ketimun. Namun buah koteka agak panjang. Bangkali yang agak tepat adalah kulit buah labu mini dan besar(Lagenaria siceraria), setelah kulit buah tersebu sudah tua dan kulitnya sudah agak keras. ï‚— Orang Mee menyebutnya bobbe. Bobbe biasanya di tanam di kebun atau di halaman rumah. Proses pembuatannya, bobbe dipetik (biasanya yang sudah tua) kemudian dimasukkan kedalam pasir halus. Di atas pasir halus tersebut dibuat api yang besar. Setelah panas kulit bobbe akan lembek dan isinya akan mencair, lalu biji-biji beserta cairan akan keluar dari dalam ruas bobbe. Setelah itu, bobbe digantung (dikeringkan) di perapian hingga kering. Setelah kering dilengkapi dengan anyaman khusus dan siap pakai sebagai koteka.
  • 9. Rumah Tradisional suku Dani sering membangun rumah adat mereka sesuai dengan apa yang ada di daerahnya pada masa lampau. Pada umumnya orang Gunung di Provinsi Papua memiliki rumah adat yang sering disebut dengan Honai. Honai (pilamo) adalah rumah adat masyarakat pegunungan tengah Papua, rumah yang berbentuk bulat ini biasanya dihuni oleh 5-10 orang. Honai terdiri dari Honai untuk laki-laki (pilamo) dan perempuan (Ebeai/Kumi Inai). Bentuk Honai yang bulat ini, dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun karena tiupan angin yang kencang. Karena itu Pada bagian tengah Honai dibuat perapian untuk menghangatkan tubuh di malam hari, sekaligus sebagai tempat untuk memasak/membakar ubi jalar, dalam bahasa Dani disebut (Hipere/Errom) Model atau bentuk dari Honai yang biasanya di bangun orang dari Suku Dani yaitu Bulat/Melingkar dalam honai ini biasanya dibagi dua tingkat atau sama saja dengan loteng (Tidlabaga) sebagai kamar untuk beristirahat; Honai laki-laki (Mbilamo), Honai perempuan (Ebeai)
  • 10. Kesenian Kesenian masyarakat suku Dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman, seperti disebutkan di atas dalam satu silimo ada beberapa bangunan, seperti : Honai, Ebeai, dan Wamai. Selain membangun tempat tinggal, masyarakat Dani mempunyai seni kerajinan khas, anyaman kantong jaring penutup kepala dan pegikat kapak. Orang Dani juga memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tersebut antara lain : Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok , dan Panah sege.
  • 11. Sistem Kekerabatan Kekerabatan suku Dani bersifat patrilineal. Garis keturunan dihitung dalam satu kelompok nenek moyang mulai dari ayah sampai enam atau tujuh generasi. Menurut mitologi, suku Dani berasal dari keturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar kampung Maina di lembah Baliem Selatan. Mereka mempunyai anak bernama Waita dan Wara. Perkawinan pada suku Dani bersifat eksogami karena kedua anak tadi beserta keturunannya dilarang oleh orang tuanya menikah dalam kelompoknya masing-masing.
  • 12. Sistem Masyarakat Kehidupan masyarakat Dani memiliki ciriciri sebagai berikut : - Masyarakat Dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap dan selalu bergotong royong - Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan musyawarah yang dipimpin oleh seorang penata adat atau kepala suku - Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan dan berdasarkan kesatuan teritorial. Suku Dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yaitu disebut Ap Kain yang memimpin desa adat watlangka, selain itu ada juga 3 kepala suku yang posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang bidang sendiri & ndash; sendiri, mereka adalah : Ap. Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa yang dihuni oleh masyatakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma. Dalam masyarakat Dani tidak ada sistem pemimpin, kecuali istilah kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat. Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah tua tetapi masih mampu mengatur urusannya dalam satu halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut antara lain : Pemeliharaan kebun dan Bahi, serta Melerai pertengkaran.
  • 13. Sistem Kepercayaan Dasar religi masyarakat Dani adalah sama uraian yang di atas yaitu menghormati roh nenek moyang dan juga diselenggarakannya upacara yang dipusatkan pada pesta babi. Konsep kepercayaan / keagamaan yang terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan sakti para nenek moyang yang diturunkan secara patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki). Kekuasaan sakti ini antara lain : - kekuatan menjaga kebun - kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak bala - kekuatan menyuburkan tanah Untuk menghormati nenek moyangnya, suku Dani membuat lambang nenek moyang yang disebut Kaneka. Selain itu juga adanya Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan untuk menyejahterakan keluarga masyarakat serta untuk mengawali dan mengakhiri perang.
  • 14. Daftar Pustaka ï‚— http://www.google.co.id/search?hl=id&q=kebudayaan+suku+dani&revid=830582679&biw=102 4&bih=629&um=1&ie=UTF-8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=MoJIUPVfxs- tB5GagKAD ï‚— http://travel.detik.com/read/2012/05/15/091834/1917163/1025/lembah-baliem-harmonisnya- alam-papua-dan-suku-dani ï‚— http://www.google.co.id/search?hl=id&q=suku+dani+di+papua&revid=830582679&sa=X&ei=Jo JIULPrN4i0rAfL64GICg&ved=0CGcQ1QIoAQ&biw=1024&bih=629 ï‚— http://artnculture.ilmci.com/category/adat-istiadat/page/2