Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai suku Dani di Papua. Suku Dani tinggal di dataran tinggi Lembah Baliem dan memiliki budaya khas seperti rumah tradisional berbentuk bulat, pakaian adat holim dan koteka, serta upacara keagamaan seperti pesta babi untuk menghormati nenek moyang.
1 of 14
More Related Content
Suku dani elang_smancip
2. Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kemudahan, serta shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sehingga kami dapat menyelesaikan presentasi yang
berjudul SUKU DANI dari tugas Antropologi ini dengan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan presentasi
ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati, kami berharap bagi para audien
berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah
SWT selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua. Amin
5. Suku Dani
ï‚— Suku bangsa Dani adalah sebutan bagi penduduk yang tinggal di Lembah Baliem
(Keturunan Moni, penduduk dataran tinggi Pinai, yang datang ke Lembah Baliem), yang memiliki
luas sekitar 1.200 Km2.Dani adalah orang asing yang awalnya berbunyi Ndani, setelah ada
perubahan fenom "N" hilang menjadi Dani dan masuk ke pustaka etnografi.
ï‚— Suku Dani lebih senang disebut suku Parim. Suku ini sangat menghormati nenek
moyangnya dengan penghormatan mereka biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi.
Bahasa Dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa, yaitu:
- Sub keluarga Wano
- Sub keluarga Dani Pusat yang terdri ataslogat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa.
-Sub keluarga Nggalik & ndash; Dugawa
Selain itu juga bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Irian (secara
umum).
6. Letak Geografis
1.1 Letak geografis
Pada umumnya Suku Dani / Orang
Dani bermukim di dataran tinggi ±
2500m diatas permukaan laut yaitu,
di pegunungan Provinsi Papua.
Di sebelah Timur berbatasan dengan
Papua New Guinea, Sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten Puncak
Jaya, Sebelah selatan berbatasan
dengan kabupaten Pegunungan Bintang
dan Kabupaten Mamberamo Tengah,
Sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Jalimo.
7. Adat Istiadat
ï‚— Di daerah ini masih banyak orang yang
mengenakan holim (koteka) (penutup
penis) yang terbuat dari kunden
kuning dan para wanita menggunakan
pakaian wah berasal dari
rumput/serat
ï‚— Masyarakat Dani percaya pada
kekuatan gaib, roh leluhur dan roh-
roh kerabat yang telah meninggal.
ï‚— Hubungan antara orang yang masih
hidup dengan roh leluhur dan roh
orang yang telah meninggal lainnya
dilakukan melalui upacara.
ï‚— Berduka: Memutus jari dan melumuri
muka dengan tanah liat ketika
berduka
8. Pakaian Adat
ï‚— Koteka dibuat dari tumbuhan yang
buahnya agak mirip dengan tumbuhan
mentimun atau ketimun. Namun buah
koteka agak panjang. Bangkali yang agak
tepat adalah kulit buah labu mini dan
besar(Lagenaria siceraria), setelah kulit
buah tersebu sudah tua dan kulitnya
sudah agak keras.
ï‚— Orang Mee menyebutnya bobbe. Bobbe
biasanya di tanam di kebun atau di
halaman rumah. Proses pembuatannya,
bobbe dipetik (biasanya yang sudah tua)
kemudian dimasukkan kedalam pasir
halus. Di atas pasir halus tersebut
dibuat api yang besar. Setelah panas
kulit bobbe akan lembek dan isinya akan
mencair, lalu biji-biji beserta cairan
akan keluar dari dalam ruas bobbe.
Setelah itu, bobbe digantung
(dikeringkan) di perapian hingga kering.
Setelah kering dilengkapi dengan
anyaman khusus dan siap pakai sebagai
koteka.
9. Rumah Tradisional
suku Dani sering membangun rumah adat
mereka sesuai dengan apa yang ada di
daerahnya pada masa lampau. Pada umumnya
orang Gunung di Provinsi Papua memiliki rumah
adat yang sering disebut dengan Honai.
Honai (pilamo) adalah rumah adat masyarakat
pegunungan tengah Papua, rumah yang
berbentuk bulat ini biasanya dihuni oleh 5-10
orang. Honai terdiri dari Honai untuk laki-laki
(pilamo) dan perempuan (Ebeai/Kumi Inai).
Bentuk Honai yang bulat ini, dirancang untuk
menghindari cuaca dingin ataupun karena
tiupan angin yang kencang. Karena itu Pada
bagian tengah Honai dibuat perapian untuk
menghangatkan tubuh di malam hari, sekaligus
sebagai tempat untuk memasak/membakar ubi
jalar, dalam bahasa Dani disebut
(Hipere/Errom)
Model atau bentuk dari Honai yang biasanya di
bangun orang dari Suku Dani yaitu
Bulat/Melingkar dalam honai ini biasanya
dibagi dua tingkat atau sama saja dengan
loteng (Tidlabaga) sebagai kamar untuk
beristirahat; Honai laki-laki (Mbilamo), Honai
perempuan (Ebeai)
10. Kesenian
Kesenian masyarakat suku Dani
dapat dilihat dari cara
membangun tempat
kediaman, seperti disebutkan di
atas dalam satu silimo ada
beberapa bangunan, seperti :
Honai, Ebeai, dan Wamai. Selain
membangun tempat
tinggal, masyarakat Dani
mempunyai seni kerajinan
khas, anyaman kantong jaring
penutup kepala dan pegikat
kapak. Orang Dani juga memiliki
berbagai peralatan yang terbuat
dari bata, peralatan tersebut
antara lain :
Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok
, dan Panah sege.
11. Sistem Kekerabatan
Kekerabatan suku Dani bersifat
patrilineal. Garis keturunan dihitung
dalam satu kelompok nenek moyang
mulai dari ayah sampai enam atau
tujuh generasi. Menurut
mitologi, suku Dani berasal dari
keturunan sepasang suami istri yang
menghuni suatu danau di sekitar
kampung Maina di lembah Baliem
Selatan. Mereka mempunyai anak
bernama Waita dan Wara. Perkawinan
pada suku Dani bersifat eksogami
karena kedua anak tadi beserta
keturunannya dilarang oleh orang
tuanya menikah dalam kelompoknya
masing-masing.
12. Sistem Masyarakat
Kehidupan masyarakat Dani memiliki ciriciri sebagai berikut :
- Masyarakat Dani memiliki kerjasama yang bersifat tetap
dan selalu bergotong royong
- Setiap rencana pendirian rumah selalu didahului dengan
musyawarah yang dipimpin oleh seorang penata adat atau
kepala suku
- Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan
berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan dan
berdasarkan kesatuan teritorial. Suku Dani dipimpin oleh
seorang kepala suku besar yaitu disebut Ap Kain yang
memimpin desa adat watlangka, selain itu ada juga 3 kepala
suku yang posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang
bidang sendiri & ndash; sendiri, mereka adalah : Ap.
Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa yang dihuni
oleh masyatakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma. Dalam
masyarakat Dani tidak ada sistem pemimpin, kecuali istilah
kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat.
Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah
tua tetapi masih mampu mengatur urusannya dalam satu
halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut
antara lain : Pemeliharaan kebun dan Bahi, serta Melerai
pertengkaran.
13. Sistem Kepercayaan
Dasar religi masyarakat Dani adalah sama
uraian yang di atas yaitu menghormati roh
nenek moyang dan juga diselenggarakannya
upacara yang dipusatkan pada pesta babi.
Konsep kepercayaan / keagamaan yang
terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan
sakti para nenek moyang yang diturunkan
secara patrilineal (diturunkan kepada anak
laki-laki). Kekuasaan sakti ini antara lain :
- kekuatan menjaga kebun
- kekuatan menyembuhkan penyakit dan
menolak bala
- kekuatan menyuburkan tanah
Untuk menghormati nenek moyangnya, suku
Dani membuat lambang nenek moyang yang
disebut Kaneka. Selain itu juga adanya
Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan
untuk menyejahterakan keluarga
masyarakat serta untuk mengawali dan
mengakhiri perang.