Tiga dokumen tersebut membahas tentang tahapan perioperatif yang terdiri dari pra-operasi, intra-operasi, dan pasca-operasi; pengertian pneumotoraks sebagai penumpukan udara di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru; serta periode perioperatif yang meliputi tahap pra-operatif, intra-operasi, dan pasca-operasi beserta aktivitas keperawatan pada masing-masing tahap.
Pneumotoraks adalah penumpukan udara di rongga pleura yang menyebabkan kolaps paru. Tindakan kolaboratif merupakan proses pembedahan yang terdiri dari pra-operasi, operasi, dan pasca-operasi. Fase pra-operasi meliputi pemeriksaan dan persiapan pasien. Selama operasi, perawat mempersiapkan peralatan dan memantau pasien. Pasca-operasi, perawat memantau tanda vital, respirasi, dan kebutuhan pasien.
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan keperawatan pre dan post operasi pada sistem saraf. Secara garis besar dibahas persiapan pasien secara fisik, nutrisi, cairan dan elektrolit, persiapan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, status anestesi, serta inform consent sebelum operasi. Setelah operasi dibahas asuhan seperti observasi tanda vital, aktivitas, dan manajemen nyeri.
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
油
Dokumen tersebut membahas persiapan dan perawatan pre, intra, dan post operasi serta perawatan luka perineum pasca persalinan. Persiapan pre operasi meliputi pendidikan kesehatan, diet, persiapan kulit, dan latihan. Persiapan intra operasi meliputi prosedur steril dan anestesi. Perawatan post operasi meliputi manajemen luka, pernapasan, sirkulasi, cairan, dan eliminasi. Perawatan luka perineum pasca persalinan meliputi pem
Perawatan bedah kebidanan perioperasi meliputi tiga tahapan: praoperasi (persiapan pasien), intraoperasi (pembedahan), dan pascaoperasi (pemulihan). Pembedahan dapat berdasarkan lokasi atau tujuan, dan anestesi dapat umum, regional, lokal, hipno, atau akupuntur. Persiapan pasien meliputi pendidikan, diet, persiapan kulit, latihan pernapasan dan mobilisasi. Selama pembedahan, tim memakai seragam ster
Ringkasan dokumen tersebut adalah laporan keperawatan pasien yang menjalani operasi Rhinotomy Lateralis. Laporan tersebut mencakup identitas pasien, data fokus sebelum, selama dan sesudah operasi, serta analisis masalah dan rencana tindakan keperawatan."
Dokumen tersebut membahas tentang fisioterapi dada yang meliputi postural drainage, perkusi, dan vibrasi untuk mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi paru. Tujuannya adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot pernafasan serta membersihkan sekret dari bronkus untuk mencegah penumpukannya. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur, indikasi, kontraindikasi, dan posisi untuk melakukan fisioterapi d
Postural drainage merupakan kombinasi terapi pernafasan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi paru-paru dengan pengaruh gravitasi guna membersihkan saluran pernafasan. Prosedur ini dilakukan untuk melepaskan lendir dan meningkatkan aliran mukus pada pasien dengan gangguan paru-paru tertentu.
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Dokumen tersebut membahas tentang dasar teori, asuhan keperawatan pasca operasi pemasangan selang water seal drainage (WSD), dan komplikasi yang dapat timbul. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan tujuan WSD, tahapan perawatan pasca operasi seperti observasi gejala dan drainase, serta indikasi pengangkatan selang.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal dalam rongga pleura yang dapat berupa transudat atau eksudat. Tindakan kolaboratif untuk klien dengan efusi pleura meliputi perawatan preoperasi seperti pengkajian dan persiapan, perawatan intra operasi seperti pemantauan status anastesia dan pelaksanaan pembedahan, serta perawatan post operasi seperti pemantauan tanda vital dan luka operasi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar keperawatan perioperatif yang mencakup tiga fase yaitu pra-operatif, intra-operatif dan pasca-operatif. Fase pra-operatif mempersiapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk operasi, sedangkan fase intra-operatif meliputi proses operasi dan pemantauan pasien. Fase pasca-operatif berfokus pada pemulihan dan rehabilitasi pasien pasca operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pre, intra, dan post operasi. Tahapan pre-operasi meliputi pemeriksaan pasien, pengosongan lambung dan usus, persiapan cairan dan elektrolit, serta latihan nafas dan gerakan. Selama operasi, perawat akan memantau pasien dan mendukung prosedur. Pada tahap post-operasi, perawat akan memantau kondisi pasien di ruang pemulihan hingga stabil dan siap untuk evaluasi sel
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan perawatan operasi, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan fisik pasien, jenis-jenis anestesi, tahapan perawatan pra-operasi, intra-operasi dan pasca-operasi, serta prinsip-prinsip kebersihan dan asepsis yang harus dipenuhi di ruang operasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah laporan keperawatan pasien yang menjalani operasi Rhinotomy Lateralis. Laporan tersebut mencakup identitas pasien, data fokus sebelum, selama dan sesudah operasi, serta analisis masalah dan rencana tindakan keperawatan."
Dokumen tersebut membahas tentang fisioterapi dada yang meliputi postural drainage, perkusi, dan vibrasi untuk mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi paru. Tujuannya adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot pernafasan serta membersihkan sekret dari bronkus untuk mencegah penumpukannya. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur, indikasi, kontraindikasi, dan posisi untuk melakukan fisioterapi d
Postural drainage merupakan kombinasi terapi pernafasan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi paru-paru dengan pengaruh gravitasi guna membersihkan saluran pernafasan. Prosedur ini dilakukan untuk melepaskan lendir dan meningkatkan aliran mukus pada pasien dengan gangguan paru-paru tertentu.
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Dokumen tersebut membahas tentang dasar teori, asuhan keperawatan pasca operasi pemasangan selang water seal drainage (WSD), dan komplikasi yang dapat timbul. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan tujuan WSD, tahapan perawatan pasca operasi seperti observasi gejala dan drainase, serta indikasi pengangkatan selang.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal dalam rongga pleura yang dapat berupa transudat atau eksudat. Tindakan kolaboratif untuk klien dengan efusi pleura meliputi perawatan preoperasi seperti pengkajian dan persiapan, perawatan intra operasi seperti pemantauan status anastesia dan pelaksanaan pembedahan, serta perawatan post operasi seperti pemantauan tanda vital dan luka operasi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar keperawatan perioperatif yang mencakup tiga fase yaitu pra-operatif, intra-operatif dan pasca-operatif. Fase pra-operatif mempersiapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk operasi, sedangkan fase intra-operatif meliputi proses operasi dan pemantauan pasien. Fase pasca-operatif berfokus pada pemulihan dan rehabilitasi pasien pasca operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pre, intra, dan post operasi. Tahapan pre-operasi meliputi pemeriksaan pasien, pengosongan lambung dan usus, persiapan cairan dan elektrolit, serta latihan nafas dan gerakan. Selama operasi, perawat akan memantau pasien dan mendukung prosedur. Pada tahap post-operasi, perawat akan memantau kondisi pasien di ruang pemulihan hingga stabil dan siap untuk evaluasi sel
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan perawatan operasi, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan fisik pasien, jenis-jenis anestesi, tahapan perawatan pra-operasi, intra-operasi dan pasca-operasi, serta prinsip-prinsip kebersihan dan asepsis yang harus dipenuhi di ruang operasi.
Postural drainage merupakan prosedur untuk membantu pasien mengeluarkan dahak dengan menggunakan posisi tertentu untuk memanfaatkan gravitasi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memberi posisi pada pasien, melakukan perkusi dada, vibrasi, dan mengajarkan teknik batuk efektif.
Dokumen tersebut membahas hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan bedah, antara lain status kesehatan fisik dan nutrisi pasien, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, serta personal hygiene.
1. Dokumen tersebut membahas protokol Enhanced Recovery After Cesarean Section (ERAC) untuk meningkatkan pemulihan ibu pasca operasi sesar dan mengurangi komplikasi. Protokol ini meliputi persiapan pra-operasi, intra-operasi, pasca-operasi, dan tindak lanjut setelah pulang.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pasien sebelum dan sesudah operasi, mencakup persiapan fisik seperti kebersihan daerah operasi, pengosongan lambung dan kandung kemih, serta latihan nafas dan batuk untuk memudahkan pemulihan pasca operasi."
Dokumen tersebut membahas persiapan pasien sebelum operasi, meliputi penilaian kesehatan umum, status nutrisi dan cairan, persiapan fisik seperti pencukuran daerah operasi, latihan pra-operasi, serta pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien sebelum operasi."
Dokumen tersebut membahas persiapan pasien sebelum operasi, meliputi penilaian kesehatan umum, status nutrisi dan cairan, persiapan fisik seperti pencukuran daerah operasi, latihan pra-operasi, serta pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien sebelum operasi."
1. Intervensi keperawatan perioperatif untuk mencegah infeksi dan komplikasi pada pasien gangguan muskuloskeletal meliputi pemberian edukasi kesehatan, latihan pra-operasi, pencegahan infeksi, dan rehabilitasi pasca-operasi seperti latihan otot.
2. Tindakan spesifik untuk mencegah pembengkakan darah vena pasca bedah ortopedi adalah memperhatikan posisi pasien, pencegahan infeksi, memberikan edukasi kese
Makalah ini membahas tentang pemberian obat melalui injeksi subkutan dan intravena. Injeksi subkutan berarti menyuntikkan obat kedalam jaringan subkulit, sedangkan injeksi intravena berarti menyuntikkan obat langsung ke pembuluh darah vena. Makalah ini menjelaskan prosedur, indikasi, dan kontraindikasi dari kedua cara pemberian obat tersebut."
Dokumen tersebut merupakan ringkasan asuhan keperawatan pada pasien asma yang mencakup pengertian asma, gejala, faktor risiko, pengkajian, dan pemeriksaan penunjang asma seperti spirometri dan tes kulit.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian, gejala utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit, pola fungsional, pemeriksaan penunjang, dan penyuluhan pasien pneumonia. Dokumen tersebut sangat berguna bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien yang menderita pneumonia.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian, gejala utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit, pola fungsional, pemeriksaan penunjang, dan penyuluhan pasien pneumonia. Dokumen tersebut sangat berguna bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien yang menderita pneumonia.
Pneumotoraks adalah penumpukan udara di rongga pleura yang menyebabkan kolaps paru secara parsial atau total. Dokumen ini menjelaskan pengertian, gejala, pemeriksaan, dan faktor risiko pneumotoraks serta merujuk pada sumber referensi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas terapi komplementer pada penyakit pertusis, termasuk pengertian, tujuan, dan jenis-jenis terapi komplementer seperti akupunktur, terapi nutrisi, dan terapi herbal.
2. Jenis-jenis terapi herbal yang disebutkan antara lain resep herbal dari berbagai bahan alami seperti daun lidah buaya, mengkudu, daun sambiloto, dan bunga tahi
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
油
Terapi komplementer untuk asma bertujuan untuk memperbaiki sistem tubuh agar dapat menyembuhkan diri, meliputi latihan pernapasan Buteyko, senam asma, akupuntur, akupresur, terapi herbal, nutrisi, dan aroma terapi.
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
油
Terapi komplementer seperti latihan pernapasan Buteyko, senam asma, akupuntur, akupresur, terapi herba, dan terapi nutrisi dapat membantu mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma. Terapi-terapi tersebut bertujuan untuk memperbaiki sistem pernapasan dan meningkatkan imunitas tubuh.
Terapi komplementer pneumonia pada anakSulistia Rini
油
Terapi komplementer untuk pneumonia pada anak meliputi akupuntur, bekam basah, terapi jus buah-buahan, hidroterapi, obat herbal seperti astragalus dan echinacea, serta akupresur untuk meringankan gejala seperti demam dan nyeri dada.
Dokumen tersebut membahas peran perawat dalam keperawatan anak dengan penyakit pertusis. Peran tersebut meliputi memberikan asuhan langsung kepada pasien, mendukung keluarga pasien, memberikan edukasi kesehatan, konseling, berkolaborasi dengan tim medis, serta melakukan penelitian untuk meningkatkan perawatan pasien pertusis.
Peran perawat terhadap penyakit pertusis meliputi memberikan asuhan keperawatan langsung, menjadi advokat bagi pasien dan keluarga, memberikan edukasi kesehatan, berkolaborasi dengan tim medis, dan melakukan penelitian untuk meningkatkan praktik keperawatan.
Perawat memiliki peran penting dalam merawat pasien anak dengan kasus bronkitis, antara lain sebagai advokasi, pendidik, konselor, koordinator tim medis, dan pelaksana perawatan langsung seperti pemberian obat dan makanan. Perawat berkolaborasi dengan dokter dan orang tua untuk memastikan pasien menerima perawatan yang memadai.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
1. TINDAKAN KOLABORATIF DAN PERAN
PERAWAT PADA PASIEN EMPIEMA
Dosen Pengampu : Bejo Danang S. S.Kep.Ns
Di susun oleh :
1. Irma Susrini (108114023)
2. Rizki Sefrianto (108114024)
3. Iqbal Aziz (108114025)
4. Rizki Noorfian M (108114026)
5. Indra Hartono (108114027)
6. Luciana R (108114028)
7. Safitri Dewi (108114029)
8. Eka Mailina I. (108114030)
9. Laelatul M. (108114031)
10. Alfiani D. W (108114032)
11. Syarah E (108114033)
12. Tri Puji R (108114034)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura
dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).
Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane
C. Baughman, 2000 ).
B. Etiologi
Empiema disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari paru-paru dan terus
mengakumulasi nanah di rongga pleura. Bakteri yang dapat menyebabkan empyema
yaitu staphylococcus pyogenes, streptococcus pyogenes, baktri gram negative, bakteri
anaerob.
C. Manifestasi Klinis
Gejala empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria, gejalanya
antara lain adalah panas akut, nyeri dada (pleuritic chest pain), batuk, sesak, dan dapa
juga sianosis.
Inflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen dan muntah.
Juga terdapat batuk pekak pada perkusi dada, dispneu, menurunnya suara pernapasan,
demam pleural rub (pada fase awal) ortopneu, menurunnya vokal fremitus, nyeri
dada.
3. D. Patways
Infeksi penghambatan drainase tekanan osmotic
Limfatik koloid plasma
Peradangan tekanan kapiler paru transudasi cairan
Permukaan meningkat intravaskuler
pleura
permiabilitas tekanan hidrostatik edema
vascular
transudasi cavum pleura
efusi pleura
empiema
pola nafas tidak sesak nafas
efektif
nyeri dada nafsu makan menurun
gangguan pola tidur gangguan pemenuhan keb.
nutrisi
4. E. Penatalaksanaan
1. Pengosongan Nanah
Prinsip ini seperti umumnya yang dilakukan pada abses, untuk mencegah efek
toksisnya.
2. Closed drainage toracostorry water sealed drainage
dengan indikasi :
a. Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
b. Nanah terus terbentuk setelah dua minggu
c. Terjadinya piopneumotoraks
3. Drainase terbuka (open drainage)
Karena menggunakan kateter karet yang besar, maka perlu disertai juga dengan
reseksi tulang iga. Open drainage ini dikerjakan pada empiema kronis, hal ini bisa
terjadi akibat pengobatan yang terlambat atau tidak adekuat misalnya aspirasi
yang terlambat atau tidak adekuat, drainase tidak adekuat sehingga harus seing
mengganti atau membersihkan drain.
4. Antibiotic
Antibiotic harus segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan dan dosisnya harus
tepat. Pemilihan antibiotic didasarkan pada hasil pengecatan gram dan apusan
nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan sensitivitasnya.
Antibiotic dapat diberikan secara sistematik atau tropical. Biasanya diberikan
penisilin.
5. Penutupan Rongga Empiema
Pada empiema menahun sering kali rongga empiema tidak menutup karena
penebalan dan kekakuan pleura. Pada keadaan demikian dilkukan pembedahan
(dekortikasi) atau torakoplasti.
6. Dekortikasi
Tindakan ini termasuk operasi besar, dengan indikasi :
a. Drain tidak berjalan baik karena banyak kantung-kantung.
b. Letak empiema sukar dicapai oleh drain.
c. Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis.
7. Torakoplasti
Jika empiema tidak sembuh karena adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin
dilakukan dekortikasi. Pada pembedahan ini, segmen dari tulang iga dipotong
5. subperiosteal, dengan demikian dinding toraks jatuh ke dalam rongga pleura
karena tekanan atmosfer.
8. Pengobatan Kausal
Misalnya subfrenik abses dengan drainase subdiafragmatika, terapi spesifik pada
amoeboiasis, dan sebagainya.
9. Pengobatan Tambahan
Perbaiki keadaan umum lalu fisioterapi untuk membebaskan jalan napas.
F. Tindakan Kolaboratif dan Peran Perawat
1. Preoperasi
Preoperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai pra
bedah ( pre operatif ), bedah ( intraoperatif ), pascaoperatif ( postoperative).
Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan
dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di
meja bedah.
Intra bedah merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer
kemeja bedah dan berakhir sampai pasien dibawa ke ruang pemulihan.
Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai
sejak pasien memasuki ruang dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain :
a. Latihan nafas dalam
Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler)
dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
2) Letakkan tangan diatas perut.
3) Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam
kondisi muluttertutup rapat.
4) Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan,
udaradikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
5) Lakukan hal ini berulang kali (15 kali)
6) Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.
6. b. Latihan gerak sendi
Tujuan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan
menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan
posisi tubuh dan juga Rangeof Motion ( ROM ).
Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan
secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus
otot maka pasien diminta melakukan secaramandiri.
c. Persiapan Mental / Psikis
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam
proses persiapan operasi yang bekerjasama dengan psikolog, karena mental
pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
d. Status Nutrisi
Dalam menentukan status nutrisi pasien, perawat dapat bekerjasama
dengan ahli gizi dalam membantu memilih makanan yang sesuai dengan
keadaan pasien. Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan
dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (
albumin dan globulin ) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi
nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang
cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai
komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama
dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi
pasca operasi, dehisiensi ( terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa
menyatu ), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang
serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.
e. Pemeriksaan penunjang
Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan
pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah
tidak mungkin bisa menentukan tindakan operasi
1) Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan
radiologi, perawat dapat melekukan kerjasama dengan radiografer
a) Rontegen x-ray
b) Ct-scan
c) pemeriksaan ECG
7. 2) pemeriksaan laboratorium
a) pemeriksan darah lengkap
b) cairan dan elektrolit
c) pemeriksaan sputum
3) Persetujuan tindakan
Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada
pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan
penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang
diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi
maka dokter anstesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien
layak menjalani operasi.
f. Obat
Obatan Pre Medikasi sebelum operasi dilakukan pada esok harinya.
Pasien akan diberikan obat - obatan premedikasi untuk memberikan
kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Obat obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau
diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien di operasi.
Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di
berikan 1 - 2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2 - 3
kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1gram dan lain - lain
sesuai indikasi pasien.
Pemberian obat dilakukan oleh dokter dengan bantuan apoteker dan perawat.
2. Intraoperasi
Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam
aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi.
Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang
menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan
masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien.
Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik
fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra
operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien
8. selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang
dihadapi oleh pasien.
Tahapan intraoperasi antara lain:
a. Monitoring Fisiologis
b. Safety Management
c. Monitoring Psikologis
d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
3. Postopersi
Posoperasi adalah periode akhir dari keperawatan operatif. Selama periode ini
proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (
recovery room ).
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan
atau unit perawatan pasca anastesi (pacu: post anasthesia care unit)
memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan
vaskuler dan pemajanan. letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan
setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. banyak luka ditutup dengan
tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah
regangan sutura lebih lanjut. selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak
berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase.
b. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan ( recovery room)
Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara
di ruang pulih sadar (recovery room : rr) sampai kondisi pasien stabil, tidak
mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke
ruang perawatan (bangsal perawatan). Pacu atau rr biasanya terletak
berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah
akses bagi pasien untuk
1) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi)
ahli anastesi dan ahli bedah
2) Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
9. Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap kondisi pasien. jenis peralatan yang ada diantaranya
adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi,
peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction.
selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk
memantau status hemodinamika dan alat-alat untuk mengatasi permasalahan
hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, peralatan parenteral,
plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, defibrilator, kateter
vena, torniquet. bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi
kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase.
Tujuan perawatan pasien di PACU adalah:
(a) Mempertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi, memasang
suction dan pemasangan mayo/gudel.
(b) Mempertahankan ventilasi/oksigenasi ventilasi dan oksigenasi dapat
dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas melalui ventilaot
mekanik atau nasal kanul.
(c) Mempertahakan sirkulasi darah mempertahankan sirkulasi darah dapat
dilakukan dengan pemberian caiaran plasma ekspander
(d) Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan
pasien,seperti kesadaran dan sebagainya.
(e) Balance cairan
harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien.
(f) Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury
c. Transportasi pasien ke ruang rawat
Bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan
mempertahankan kondisi tetap stabil. jika anda dapat tugas mentransfer
pasien, pastikan score post anastesi 7 atau 8 yang menunjukkan kondisi
pasien sudah cukup stabil. waspadai hal-hal berikut : henti nafas, vomitus,
aspirasi selama transportasi.
d. Perawatan di ruang rawat
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan,
yaitu:
10. (1) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage,
tube/selang, dan komplikasi.
Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan
ini merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah
post operasi.
(2) Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai
dengan pengangkatan jahitan.
(3) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan
juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi
neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir.
(4) Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien
kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang
diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
(5) Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada
klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondis/penyakitnya.
(6) Asupan Nutrisi
Pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein, antioksida dan gizi yang cukup untuk mempercepat pemulihan
luka operasi.
11. DAFTAR PUSTAKA
kowalak.welsh.dkk.2011.buku ajar patofisiologi.Jakarta:EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-babii.pdf
id.scribd.com/doc/110896558/TUGAS-MAKALAH-EMPIEMA#scribd