Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan kadar fibrinogen menggunakan metode Clauss, termasuk prinsip, prosedur, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasilnya."
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Dokumen tersebut membahas tentang teknik ELISA sandwich, termasuk prinsipnya yang menggunakan dua antibodi untuk mendeteksi antigen, langkah-langkahnya, keunggulan seperti sensitivitas tinggi, dan berbagai aplikasinya seperti deteksi patogen pada tanaman, hewan, makanan, dan bakteri di tanah.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Spesimen darah harus diambil dengan benar agar mewakili kondisi sebenarnya. Peralatan pengambilan harus bersih dan tidak mengubah zat yang akan diperiksa. Identitas pasien dan spesimen harus dilengkapi dengan jelas. Spesimen darah kemudian diolah dengan memisahkan serum atau menggunakan antikoagulan sesuai jenis pemeriksaan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya mutu dalam layanan laboratorium klinik. Mutu hasil pemeriksaan dan layanan yang memenuhi standar dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan dokter, serta mendukung kelancaran bisnis laboratorium. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai ukuran mutu seperti akurasi, presisi, sensitivitas, dan spesifisitas; serta penggunaan kontrol kualitas dan aturan Westgard untuk memantau kualitas
Tes darah lengkap merupakan pemeriksaan penting untuk mendiagnosis dan memantau penyakit. Pemeriksaan ini meliputi hitung sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, hematokrit, dan indeks eritrosit yang memberikan informasi mengenai kondisi sel darah dan produksi sumsum tulang. Hasil tes darah lengkap dapat membantu diagnosis penyakit seperti anemia dan infeksi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang komposisi darah dan jenis-jenis pemeriksaan hematologi seperti darah rutin, darah lengkap, dan pemeriksaan khusus.
2. Secara khusus membahas tentang eritrosit yang merupakan 45% dari sel darah dan berfungsi mengangkut oksigen dan karbon dioksida, serta beberapa parameter eritrosit seperti jumlah, bentuk, ukuran, dan warna eritrosit.
3. Ringkasan parameter
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengantar dasar-dasar imunoasai (serologi) yang mencakup konsep dasar reaksi antara antigen dan antibodi, komponen penting antibodi, dan berbagai jenis uji serologi seperti uji presipitasi, aglutinasi, dan imunofluoresensi.
2. Beberapa teknik uji serologi yang dijelaskan antara lain uji ELISA, RIA, dan uji aliran samping menggunakan label seperti enzim dan
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Flow cytometry adalah metode untuk mengukur sifat seluler dengan mengalirkan sel melalui laser. Terdiri dari sistem fluida, optik, dan elektronik. Digunakan untuk menganalisis ekspresi permukaan sel, mengklasifikasi jenis sel, dan memisahkan subpopulasi sel dengan aplikasi di bidang biomedis dan biologi.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
油
Dokumen ini memberikan instruksi tentang pembuatan suspensi eritrosit dengan berbagai kepekatan (2%, 5%, 10%, 40%, 50%) untuk mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Darah yang telah dicuci akan diencerkan dengan larutan saline sesuai perbandingan tertentu untuk mendapatkan berbagai kepekatan suspensi eritrosit yang akan digunakan sebelum transfusi darah atau tes medis lain.
Dokumen tersebut membahas tentang hemostasis dan mekanisme pengendalian darah. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga hal utama: 1) Hemostasis mempertahankan aliran darah yang cair dengan mencegah perdarahan berlebihan melalui pembentukan sumbat darah, 2) Sistem hemostasis melibatkan trombosit, faktor koagulasi, pembuluh darah, dan inhibitor, 3) Kelainan hemostasis dapat menyebabkan perdarahan atau t
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Spesimen darah harus diambil dengan benar agar mewakili kondisi sebenarnya. Peralatan pengambilan harus bersih dan tidak mengubah zat yang akan diperiksa. Identitas pasien dan spesimen harus dilengkapi dengan jelas. Spesimen darah kemudian diolah dengan memisahkan serum atau menggunakan antikoagulan sesuai jenis pemeriksaan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya mutu dalam layanan laboratorium klinik. Mutu hasil pemeriksaan dan layanan yang memenuhi standar dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan dokter, serta mendukung kelancaran bisnis laboratorium. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai ukuran mutu seperti akurasi, presisi, sensitivitas, dan spesifisitas; serta penggunaan kontrol kualitas dan aturan Westgard untuk memantau kualitas
Tes darah lengkap merupakan pemeriksaan penting untuk mendiagnosis dan memantau penyakit. Pemeriksaan ini meliputi hitung sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, hematokrit, dan indeks eritrosit yang memberikan informasi mengenai kondisi sel darah dan produksi sumsum tulang. Hasil tes darah lengkap dapat membantu diagnosis penyakit seperti anemia dan infeksi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang komposisi darah dan jenis-jenis pemeriksaan hematologi seperti darah rutin, darah lengkap, dan pemeriksaan khusus.
2. Secara khusus membahas tentang eritrosit yang merupakan 45% dari sel darah dan berfungsi mengangkut oksigen dan karbon dioksida, serta beberapa parameter eritrosit seperti jumlah, bentuk, ukuran, dan warna eritrosit.
3. Ringkasan parameter
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengantar dasar-dasar imunoasai (serologi) yang mencakup konsep dasar reaksi antara antigen dan antibodi, komponen penting antibodi, dan berbagai jenis uji serologi seperti uji presipitasi, aglutinasi, dan imunofluoresensi.
2. Beberapa teknik uji serologi yang dijelaskan antara lain uji ELISA, RIA, dan uji aliran samping menggunakan label seperti enzim dan
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Flow cytometry adalah metode untuk mengukur sifat seluler dengan mengalirkan sel melalui laser. Terdiri dari sistem fluida, optik, dan elektronik. Digunakan untuk menganalisis ekspresi permukaan sel, mengklasifikasi jenis sel, dan memisahkan subpopulasi sel dengan aplikasi di bidang biomedis dan biologi.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
油
Dokumen ini memberikan instruksi tentang pembuatan suspensi eritrosit dengan berbagai kepekatan (2%, 5%, 10%, 40%, 50%) untuk mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Darah yang telah dicuci akan diencerkan dengan larutan saline sesuai perbandingan tertentu untuk mendapatkan berbagai kepekatan suspensi eritrosit yang akan digunakan sebelum transfusi darah atau tes medis lain.
Dokumen tersebut membahas tentang hemostasis dan mekanisme pengendalian darah. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga hal utama: 1) Hemostasis mempertahankan aliran darah yang cair dengan mencegah perdarahan berlebihan melalui pembentukan sumbat darah, 2) Sistem hemostasis melibatkan trombosit, faktor koagulasi, pembuluh darah, dan inhibitor, 3) Kelainan hemostasis dapat menyebabkan perdarahan atau t
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme hemostasis sekunder melalui jalur ekstrinsik. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga komponen utama dalam mekanisme ini yaitu pembuluh darah, trombosit, dan sistem pembekuan darah. Ketiga komponen tersebut bekerja sama untuk mencegah dan menghentikan perdarahan melalui vasokonstriksi, aktivasi trombosit, dan pembentukan fibrin.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan cryoprecipitate yang diperoleh dari fresh frozen plasma (FFP) dengan metode sentrifugasi. Prosesnya meliputi identifikasi donor darah, pengolahan FFP, dan pengolahan cryoprecipitate dengan melakukan pencairan dan sentrifugasi FFP untuk memisahkan cryoprecipitate. Cryoprecipitate kemudian disimpan pada suhu -30属C untuk menjaga kandungan faktor koagulasi.
Terdapat perbedaan ekspresi protein pada platelet pasien stroke akut dibandingkan kelompok normal. Penelitian menemukan 83 protein yang berbeda ekspresi, termasuk 16 protein yang signifikan mengalami over atau down regulasi. Protein-protein tersebut terkait dengan aktivasi platelet, inflamasi, dan interaksi antarsel yang dapat berperan sebagai biomarker untuk deteksi dini stroke.
Dokumen tersebut merupakan makalah hematologi yang membahas tentang cara pengambilan darah vena dan kapiler, cara memperoleh plasma dan serum, pemeriksaan kadar hemoglobin, dan hitung jumlah leukosit.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang pemeriksaan Prothrombin Time (PTT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) secara otomatis. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi koagulasi melalui jalur ekstrinsik, intrinsik, dan bersama dengan mengukur waktu pembekuan plasma menggunakan metode cahaya tersebar.
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptdryuby
油
Tes dan interpretasi cairan asites meliputi tes makroskopis, kimia, dan mikroskopis. Tes makroskopis menilai volume, warna, kejernihan, berat jenis, dan bekuan cairan. Tes kimia meliputi tes protein, glukosa, LDH, dan tes-tes tambahan untuk mendiagnosis penyebab asites. Tes mikroskopis menghitung jumlah sel untuk membedakan transudat dan eksudat. Hasil tes digunakan untuk mendiagn
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, pengiriman, dan penyimpanan spesimen laboratorium. Terdapat informasi mengenai jenis spesimen, volume darah yang dibutuhkan, antikoagulan yang digunakan, stabilitas parameter, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil laboratorium.
Lipoprotein(a) atau Lp(a) merupakan kompleks LDL yang berikatan dengan apolipoprotein(a) melalui jembatan disulfida. Kadar Lp(a) dipengaruhi oleh variasi genetik dan faktor lingkungan seperti alkohol dan asam lemak tak jenuh. Lp(a) bersifat aterogenik dengan meningkatkan proses aterogenesis, inflamasi plak, dan trombosis melalui berbagai mekanisme.
- The document discusses adrenal disorders in childhood and adolescence, focusing on a case of congenital adrenal hyperplasia (CAH) due to 21-hydroxylase deficiency that was followed for 43 years.
- The case presented at birth with ambiguous genitalia and was diagnosed with CAH at 9 days old. Management included glucocorticoid and mineralocorticoid replacement therapy.
- Throughout childhood, adolescence and adulthood, steroid therapy was adjusted and the patient had two successful pregnancies with monitoring of steroid doses. At age 42, the patient remains well-controlled on treatment.
Dokumen tersebut membahas tentang penghitungan jumlah trombosit dalam darah dengan metode manual menggunakan pipet Thoma dan kamar hitung, serta metode otomatis menggunakan alat Cell-dyn Ruby. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa kelainan jumlah trombosit seperti trombositopenia dan trombositosis, serta cara membaca hasil print out dari Cell-dyn Ruby.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. PENDAHULUAN
Fibrinogen :
Terdiri dari 3 pasang rantai polipeptida :
- A留 (BM 66.500) 610 asam amino
- B硫 (BM 52.000) 461 asam amino
- 粒 (BM 46.500) 411 asam amino
Dihubungkan :
- Ikatan disulfida molekul yg simetris
2 domain D berbentuk helik.
Tutor Hematologi
04/12/2013
2
3. Gambar 1. Gambaran molekul fibrinogen secara skematis
04/12/2013
Tutor Hematologi
3
4. Fibrinogen
Suatu glikoprotein yang larut dalam plasma
BM 340.000 kilo dalton
Terdapat :
- Plasma dan trombosit
Sintesa :
- Di hati
Konsentrasi :
- 150-450 mg/dl
04/12/2013
Tutor Hematologi
4
10. Clauss assay
Prinsip :
- penambahan larutan trombin kuat pada
plasma (yang diencerkan) menghasilkan
bekuan darah (fibrin).
Nilai rujukan :
- 136-384 mg/dl
04/12/2013
Tutor Hematologi
10
11. Reagensia
reagen trombin :
- mengandung lyophilized bovine
thrombin 100 NIH unit
2. Owren veronal buffer (OVB)
3. kalibrator fibrinogen (standar human
plasma)
4. PPP plasma dan kontrol
1.
04/12/2013
Tutor Hematologi
11
12. Metode Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan kadar fibrinogen
buat pengenceran PPP pasien 1:10
ambil 0,2 ml
tambahkan 0,1 ml larutan trombin
catat masa pembekuan
04/12/2013
Tutor Hematologi
12
13. Metode Pemeriksaan
2. Pembuatan kurva standar fibrinogen
buat pengenceran plasma kalibrasi dalam OVB
(OwrensVeronal Buffer) 1:5, 1:10, 1:20, 1:40
dari tiap pengenceran : ambil 0,2 ml untuk
dihangatkan 37 C
tambahkan 0,1 ml larutan trombin
ukur masa pembekuan
buat grafik pada kertas double log :
- sumbu X : konsentrasi fibrinogen (mg/dl )
- sumbu Y : masa pembekuan (detik)
04/12/2013
Tutor Hematologi
13
15. Metode Pemeriksaan
3. Pemeriksaan plasma pasien
- masukkan 200 袖L PPP yang telah diencerkan 1 :
10 ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
100 袖L reagen trombin
(15-25尊C), tekan
stopwatch.
- setelah plasma membeku, stopwatch ditekan
kembali lamanya plasma membeku dicatat.
- dengan menggunakan kurva standar kadar
fibrinogen dapat dibaca.
04/12/2013
Tutor Hematologi
15
17. Preanalytical error
pemilihan tabung tidak tepat (seharusnya
tabung bertutup biru
volume darah kurang
perbandingan darah dan sitrat tidak tepat
darah hemolisis, beku, ikterik, lipemik
tabung pengumpulan dan penyimpanan
terkontaminasi (air, debu, deterjen)
04/12/2013
Tutor Hematologi
17
18. Analytical error
Penyiapan larutan trombin tidak tepat :
kontaminasi bufer atau reagen
rekonstitusi dengan volume bufer tidak
tepat
larutan trombin langsung dipakai setelah
kaluar dari freezer
kerusakan reagen trombin komersial
penyimpanan pada suhu 8 C
04/12/2013
Tutor Hematologi
18
19. Analytical error
lama inkubasi tidak tepat
suhu, pH, dan volume buffer tidak sesuai
prosedur alat tidak diikuti
terdapat paraprotein konsentrasi tinggi
FDP konsentrasi tinggi
heparin konsentrasi tinggi
04/12/2013
Tutor Hematologi
19
20. PT-Fg
Prinsip pemeriksaan :
- mengukur perubahan kerapatan optik
dari berbagai pengenceran plasma dengan
kadar fibrinogen yang diketahui.
- perubahan optik untuk setiap tingkat
fibrinogen yang berbeda diplot sebagai
kurva kalibrasi.
- pemeriksaan ini tidak direkomendasikan
untuk pemeriksaan laboratorium rutin.
04/12/2013
Tutor Hematologi
20
21. Clottable protein
Pemeriksaan ini disebut juga cara Gravimetri,
prinsip kerja :
- fibrinogen akan berubah menjadi bekuan fibrin
dengan penambahan larutan trombin dan calcium
chloride.
- bekuan yang dihasilkan mempunyai berat yang
dapat ditimbang setelah dicuci dan dikeringkan.
Tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin :
- sulit dilakukan secara teknis,
- membutuhkan kemampuan tinggi,
- waktu yang relatif lebih lama.
04/12/2013
Tutor Hematologi
21
24. Immunological assay
Sandwich Elisa :
1. lempeng dilapisi dengan capture antibody
2. sampel ditambahkan, dan antigen mengikat
capture antibody
3. pengenal antibodi ditambahkan, dan mengikat
antigen
4. enzyme-linked antibodi kedua ditambahkan,
sehingga berikatan untuk mendeteksi antibodi
5. substrat ditambahkan dan diubah oleh enzim ke
bentuk yang dapat dideteksi pada panjang
gelombang 450 nm
04/12/2013
Tutor Hematologi
24
25. Pemeriksaan fibrinogen
dengan CS-2100i
Prinsip kerja :
sama dengan teknik Clauss assay
Bekuan fibrin yang terbentuk dideteksi
dengan multi-wavelength detection system
pada 了 = 660 nm.
04/12/2013
Tutor Hematologi
25
29. Prosedur
siapkan PPP dengan sentrifugasi
darah sitrat 3000 rpm selama 5 - 10
menit
tabung diletakkan pada rak khusus
tempatkan pada tempat sampler pada
CS-2100i
lakukan order entry pada komputer
04/12/2013
Tutor Hematologi
29
30. Order Registration Set-up and Analysis
CS-2100i akan menjalankan proses
pengukuran fibrinogen secara otomatis
hasil dapat dibaca di layar komputer
clotting: 405, 660, 800 nm
04/12/2013
Tutor Hematologi
30
32. Sample Quality Check Function
HIL DETECTOR enables
Sample Quality Check
Function using the Multiwavelength Detection
System.
Check the presence of
interfering substances*
H : Hemolytic
I : Icteric
L : Lipemic
Labs is alerted of a sample
quality
User definable setting
Multi-Wavelength Detector
Aliquot
Lamp unit
HIL Detector
04/12/2013
Tutor Hematologi
32
33. Multi-wavelength Filter
Sampel yang :
1. hemolisis kadar hemoglobin hingga 75
mg/dl tidak berdampak pada kadar
fibrinogen
2. ikterik kadar bilirubin hingga
1,93
mg/dl tidak berdampak pada kadar
fibrinogen.
3. lipemik kadar trigliserid hingga 501,0
mg/dl tidak berdampak pada kadar
fibrinogen.
04/12/2013
Tutor Hematologi
33
35. Natrium Sitrat
Trisodium citrate = anti koagulan untuk
hampir semua pemeriksaan faal
hemostasis
- Lar.0.109 M(3.2%) atau 0.129 M (3.8%)
-
-
Keuntungan memakai sitrat :
* stabilitas faktor-labil V dan VIII
* sensitif thdp efek heparin dipakai utk
monitoring terapi heparin
* ion Ca lebih cepat dinetralkan
04/12/2013
Tutor Hematologi
35
36. Larutan sitrat 0,109 M pH > 8,0 bila
dicampur darah pelepasan CO dan
pH darah denaturasi FV dan F VIII.
dipakai antikoagulan sitrat :
- Campuran na sitrat dan asam sitrat pH
5,8 camp terbaik jk pH 7,4
- Antikoagulan sitrat + HEPES ( N-2hydroxyethyi
piperazine
N-2-ethane
sulphoric acid)
04/12/2013
Tutor Hematologi
36
37. OVB
Owrens Veronal Buffer
Komposisi : 2.84 x 10族 M sodium barbital
dalam 1.25 x 10俗孫 M NaCl
pH : 7.35 賊 0.1
04/12/2013
Tutor Hematologi
37
38. Oxalat : faktor V dan VIII tak stabil
Heparin dan EDTA menghambat proses
koagulasi secara langsung dan mengganggu
penentuan endpoint
Perbandingan sitrat dan darah = 1 : 9
04/12/2013
Tutor Hematologi
38
39. Order Registration Set-up and
Analysis
1.
Masukkan no. rak dan pilih
posisi pada rak untuk order
sampel.
2.
Tekan [Order Entry] untuk
register sampel rutin. Order
Entry dialog box muncul
3.
Pilih [Ordinary sample].
4.
Masukkan [sample ID #]
5.
Pilih parameter yang akan
diperiksa.
6.
Tekan [Ok].
7.
Tekan [Register]. Order akan
masuk ke Joblist screen.
8.
Tekan [Start] untuk start
running sampel.
04/12/2013
Tutor Hematologi
39
40.
The relationship between rpm and RCF :
RCF = 1.12 x 10獅 x r x (rpm)族
RCF : relative centrifugal force (g =gravities)
r : radius of centrifuge (cm)
1.12 x 10獅 is an empirical factor
rpm : revolutions per minute (speed)
(Kaplan LA, Clinical chemistry 5th ed : 21)
04/12/2013
Tutor Hematologi
40
41. A paraprotein is an immunoglobulin or
immunoglobulin light-chain that is produced in excess
by the clonal proliferation of plasma cells. Detection
of paraproteins in the urine or blood is most often
associated with benign MGUS (monoclonal
gammopathy of undetermined significance), where
they remain "silent",[1] and multiple myeloma. An
excess in the blood is known as paraproteinemia.
Paraproteins are also referred to as "M proteins,"
where the "M" stands for "monoclonal."
http://en.wikipedia.org/wiki/Paraprotein 250213 03:20
04/12/2013
Tutor Hematologi
41
42. M-protein
Also called monoclonal protein, monoclonal
immunoglobulin, myeloma protein, or M- spike.
In myeloma, a single B- lymphocyte in the bone
marrow undergoes a genetic mutation which causes it
to over produce plasma cells in an uncontrolled
manner.
These clone plasma cells will continue to produce the
same immunoglobulin proteins as the original
cancerous cell in large quantities. As a result, an
excessive amount of a single type of immunoglobulin
is created. The accumulation of this single variety of
immunoglobulin is called the M-protein.
04/12/2013
Tutor Hematologi
42
43. Measurement Principle
Sample dispensing
Reagent addition
Reaction curve
Incubation
Primary
tube
Cuvette
Detection
Mixing
Light is shined onto the sample and reagent mixture.
Changes in transmitted light are detected during the process of
Change in turbidity when fibrinogen is converted into fibrin (clotting assays)
Color emission by a chromogenic synthetic substrate (chromogenic assays)
Latex agglutination by antigen-antibody reaction (immunoassays)
04/12/2013
Tutor Hematologi
43
44. THROMBIN TIME (TT) = Masa Trombin
PRINSIP :
Terjadi pembekuan o.k.adanya perubahan
langsung dari Fibrinogen menjadi Fibrin
dengan pemberian langsung Trombin pada
plasma. (trombin 1,5 IU/ml )
04/12/2013
Tutor Hematologi
44
45. TT = TROMBIN TIME :
Memanjang pada :
Hipofibrinogemia
Kadar FDP >>
Adanya inhibitor : Heparin
Memanjang jika kadar fibrinogen <100 mg/dl
04/12/2013
Tutor Hematologi
45
46. Interpretasi hasil pada Clauss assay
Inherited disfibrinogenemia : selalu rendah
Terjadi interferensi jika :
Heparin > 0,8 u/ml
FDP > 190 袖g/ml
Pada dugaan gangguan fibrinogen herediter : clot
weight assay (pada disfibrinogenemia :ada
diskrepansi)
Hipofibrinogenemia : < 80 mg/dl
Afibrinogenemia : < 20 mg/dl (Williams manual
of Hematology : 614)
04/12/2013
Tutor Hematologi
46
48. Metode dry clot weight
Pipet 1 ml PPP, masukkan tabung 12 x 75
mm dan hangatkan 37属 C.
Masukkan aplikator kayu atau stik swab
dalam tabung
Tambahkan 0,1 ml CaCl2 dan 0,9 ml
trombin
Inkubasi 37属 C selama 15 menit
Bekuan fibrin pada stik ditiup lembut, dan
ditekan untuk mengeluarkan serum.
04/12/2013
Tutor Hematologi
48
49. lanjutan
Cuci bekuan dalam tabung berisi 9 g/l
NaCl, lalu tabung berisi air.
Pindahkan fibrin dari stik ke kertas filter
Beri aceton,biarkan selama 5-10 menit
Keringkan dalam oven atau lampu panas
selama 30 menit
Biarkan dingin, lalu ditimbang
(Dacie 11th ed : 424)
04/12/2013
Tutor Hematologi
49
50.
Factor Koagulasi terdiri dari :
I. Fibrinogen
II. Prothrombin
III.Tissue thromboplastin
IV. Calcium
V. Proaccelerin
VI. VII. Proconvertin
VIII. Anti Hemophillic Factor
IX. Chrismast Factor
X. Stuart Factor
XI. Plasma Thromboplastin Antecedent (PTA)
XII. Contact Factor
XIII. Fibrin Stabilizing Factor
Prekalikrein (Fletcher Factor)
High Molecular Weight Kinin (HMWK)
Protein S
Protein C
Protein Z
04/12/2013
Tutor Hematologi
50
51.
FUNGSI FIBRINOLISIS :
Pembatasan pembentukan fibrin pada daerah
luka.
Penghancuran fibrin dalam sumbat
hemostasis.
KOMPONEN SISTEM FIBRNOLISIS :
Plasmin.
Aktivator Plasminogen.
Inhibitor Plasmin / Anti Plasmin.
04/12/2013
Tutor Hematologi
51
52.
PROSES FIBRINOLISIS
ENDOTEL / JARINGAN
PLASMINOGEN AKTIVATOR
(GLYCOPROTEIN)
ANTIPLASMIN
(留2 ANTIPLASMIN)
PLASMINOGEN PLASMIN PLASMIN IN AKTIF
FIBRIN BAHAN2 YANG SOLUBLE / FDP
RES
04/12/2013
Tutor Hematologi
52
53.
PLASMINOGEN yang tidak aktif berubah menjadi PLASMIN karena adanya :
Plasminogen Aktivator
Faktor XII aktif
Thrombin
Kalikrein
PLASMINOGEN
ANTI PLASMIN
AKTIVATOR
(Plasminogen Aktivator
Inhibitor)
PLASMINOGEN
PLASMIN
INAKTIF
PLASMIN
RES
FIBRIN
FIBRIN ( FDP )FRAGMENTS OR SPLIT PRODUCTS
SMALLER FRAGMENTS
RES
04/12/2013
Tutor Hematologi
53
54.
Plasmin akan memecah Fibrin, Fibrinogen, Faktor V dan
VIII. Fibrin/Fibrinogen akan dipecah menjadi FDP
(Fibrin/Fibrinogen Degradation Products) atau FSP
(Fibrin/Fibrinogen Split Products).
Selanjutnya FDP/FSP akan :
Menghambat agregasi trombosit
Menghambat kerja thrombin pada fibrinogen
Menghambat polimerisasi fibrin
FDP mempunyai sifat :
Anti thrombin
Menghambat polimerisasi fibrin
Menghambat fungsi trombosit
04/12/2013
Tutor Hematologi
54
55.
PLASMINOGEN AKTIFATOR :
1. INTRINSIK :
terdapat dalam darah yaitu F.XIIa, Kalikrein
2. EKSTRINSIK :
terdapat pada endotel pembuluh darah &
berbagai jaringan disebut : tissue plasminogen
aktivator (t-PA)
3. EKSOGEN :
* Urokinase (dibentuk ginjal)
* Streptokinase (produk kuman Streptokokus
Beta Hemolitikus).
04/12/2013
Tutor Hematologi
55
56.
Plasminogen Activator Inhibitor ( PAI)
(International Committee on Thrombosis and
Hemostasis)
1. PAI 1 : disintesis oleh sel endotel
pembuluh darah, sel otot polos, fibroblas paru, alfa
granula trombosit.
2. PAI 2
: disintesis oleh plasenta,
granulosit, monosit, makrofag.
3. PAI 3
: dalam air seni.
4. Protease Nexin 1 : ditemukan dalam
fibroblas, sel otot jantung & epitel ginjal .
04/12/2013
Tutor Hematologi
56
57.
III. Produk dari proses Fibrinolisis
1. PLASMIN : memecah Fibrin, Fibrinogen, Faktor
V dan VIII.
2. FDP (fibrin degradation product) : merupakan
competitive inhibitor terhadap Trombin dan Fibrin Polimer
IV. Inhibitor Plasmin/Anti Plasmin
Alfa-2Plasmin inhibitor/Alfa-2Anti Plasmin
2.
Alfa-2-Makroglobulin
3.
Alfa-1-Antitripsin
4.
Anti Trombin-3 (AT-III)
04/12/2013
Tutor Hematologi
57
58.
KERUSAKAN JARINGAN /PEMBULUH DARAH :
Reaksi pembuluh darah
Vasokonstriksi
factor
Rangsangan terhadap :
1. Platelet :
a.Adesi,Agregasi
b. Platelet growth
c. Platelet faktor-3
2. Sistema koagulasi
3.
Sistema
Fibrinolisis
Plasminogen
aktivator dikeluarkan
dari sel endotel
04/12/2013
Tutor Hematologi
58