Teks tersebut membahas tentang pengukuran, pengumpulan data, dan analisis data dalam penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi berbagai skala pengukuran, validitas dan reliabilitas alat ukur, metode pengumpulan data, teknik sampling dan analisis data.
Dokumen tersebut membahas tentang validitas dan reliabilitas soal tes. Validitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada beberapa jenis validitas seperti validitas logis, isi, konstruk, empiris, dan prediktif. Reliabilitas mengukur tingkat konsistensi hasil pengukuran suatu tes. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai cara untuk menghitung validitas dan reliabilitas
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk-bentuk validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Terdapat lima jenis validitas yaitu validitas isi, konstruk, kriteria, eksternal, dan prediktif. Tiga jenis reliabilitas yang dijelaskan adalah reliabilitas tes ulang, internal, dan paralel. Rangkuman ini memberikan informasi esensial mengenai konsep-konsep penting validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif.
Dokumen tersebut membahas tentang uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian berupa kuesioner. Terdapat dua tahapan yaitu uji validitas untuk mengetahui keakuratan kuesioner dan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran. Studi kasus menguji 25 pernyataan tentang pengetahuan rokok dan dipastikan valid dan reliabel berdasarkan hasil analisis statistik.
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Martunis Hasan
油
Teks tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi dalam konteks pembelajaran. Secara garis besar, pengukuran adalah proses pemberian skor kuantitatif pada hasil belajar berdasarkan aturan yang ditetapkan, penilaian adalah proses memberikan deskripsi kualitatif pada hasil pengukuran, dan tes merupakan alat untuk mengukur yang menggunakan pertanyaan berjawaban benar.
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan EvaluasiFitri Yusmaniah
油
Teks tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi dalam konteks pembelajaran. Secara garis besar, pengukuran adalah proses pemberian skor kuantitatif pada hasil belajar berdasarkan aturan yang ditetapkan, penilaian adalah proses memberikan deskripsi kualitatif pada hasil pengukuran, dan tes merupakan alat untuk mengukur yang menggunakan pertanyaan berjawaban benar.
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
油
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis alat evaluasi pendidikan dan cara menganalisis kualitasnya. Ada dua jenis utama evaluasi, yaitu tes dan non-tes. Tes dapat berupa tertulis, lisan, atau kinerja, sedangkan non-tes meliputi angket, wawancara, observasi, dan inventori. Untuk mengetahui kualitasnya, alat evaluasi dievaluasi berdasarkan validitas, reliabilitas, dan kemampuan pembeda butir soal. Validitas
1. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengukur informasi tentang variabel yang diteliti.
2. Validitas dan reliabilitas merupakan ukuran kualitas baik instrumen penelitian. Validitas mengukur sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang dimaksudkan, sedangkan reliabilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran konsisten.
3. Metode pengumpulan data penelitian melip
Mata kuliah ini membahas berbagai teknik evaluasi pendidikan, termasuk pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik serta pembuatan instrumen penilaian. Mahasiswa akan memahami cara merancang soal evaluasi dan menganalisis model-model evaluasi yang ada.
Teks tersebut menjelaskan cara menghitung uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk skripsi kuantitatif menggunakan SPSS. Langkah-langkahnya meliputi menguji validitas dengan korelasi Pearson lebih besar dari 0,3 dan menghapus butir yang tidak valid, serta menghitung reliabilitas menggunakan alpha Cronbach di atas 0,8 untuk menyatakan instrumen reliabel.
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)vina serevina
油
Dokumen tersebut membahas tentang konsep validitas dan reliabilitas tes. Validitas merupakan ukuran sejauh mana tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, yang terdiri atas validitas isi, konstruk, prediksi, dan konkuren. Reliabilitas adalah tingkat konsistensi suatu tes, yang dapat diukur melalui koefisien stabilitas, ekuivalen, dan konsistensi internal. Kedua konsep ini penting untuk mengevaluasi
Dokumen tersebut membahas tentang validitas dan reliabilitas soal tes. Validitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada beberapa jenis validitas seperti validitas logis, isi, konstruk, empiris, dan prediktif. Reliabilitas mengukur tingkat konsistensi hasil pengukuran suatu tes. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai cara untuk menghitung validitas dan reliabilitas
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk-bentuk validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Terdapat lima jenis validitas yaitu validitas isi, konstruk, kriteria, eksternal, dan prediktif. Tiga jenis reliabilitas yang dijelaskan adalah reliabilitas tes ulang, internal, dan paralel. Rangkuman ini memberikan informasi esensial mengenai konsep-konsep penting validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif.
Dokumen tersebut membahas tentang uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian berupa kuesioner. Terdapat dua tahapan yaitu uji validitas untuk mengetahui keakuratan kuesioner dan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran. Studi kasus menguji 25 pernyataan tentang pengetahuan rokok dan dipastikan valid dan reliabel berdasarkan hasil analisis statistik.
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 1Martunis Hasan
油
Teks tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi dalam konteks pembelajaran. Secara garis besar, pengukuran adalah proses pemberian skor kuantitatif pada hasil belajar berdasarkan aturan yang ditetapkan, penilaian adalah proses memberikan deskripsi kualitatif pada hasil pengukuran, dan tes merupakan alat untuk mengukur yang menggunakan pertanyaan berjawaban benar.
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Tes dan EvaluasiFitri Yusmaniah
油
Teks tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi dalam konteks pembelajaran. Secara garis besar, pengukuran adalah proses pemberian skor kuantitatif pada hasil belajar berdasarkan aturan yang ditetapkan, penilaian adalah proses memberikan deskripsi kualitatif pada hasil pengukuran, dan tes merupakan alat untuk mengukur yang menggunakan pertanyaan berjawaban benar.
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
油
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis alat evaluasi pendidikan dan cara menganalisis kualitasnya. Ada dua jenis utama evaluasi, yaitu tes dan non-tes. Tes dapat berupa tertulis, lisan, atau kinerja, sedangkan non-tes meliputi angket, wawancara, observasi, dan inventori. Untuk mengetahui kualitasnya, alat evaluasi dievaluasi berdasarkan validitas, reliabilitas, dan kemampuan pembeda butir soal. Validitas
1. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengukur informasi tentang variabel yang diteliti.
2. Validitas dan reliabilitas merupakan ukuran kualitas baik instrumen penelitian. Validitas mengukur sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang dimaksudkan, sedangkan reliabilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran konsisten.
3. Metode pengumpulan data penelitian melip
Mata kuliah ini membahas berbagai teknik evaluasi pendidikan, termasuk pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik serta pembuatan instrumen penilaian. Mahasiswa akan memahami cara merancang soal evaluasi dan menganalisis model-model evaluasi yang ada.
Teks tersebut menjelaskan cara menghitung uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk skripsi kuantitatif menggunakan SPSS. Langkah-langkahnya meliputi menguji validitas dengan korelasi Pearson lebih besar dari 0,3 dan menghapus butir yang tidak valid, serta menghitung reliabilitas menggunakan alpha Cronbach di atas 0,8 untuk menyatakan instrumen reliabel.
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)vina serevina
油
Dokumen tersebut membahas tentang konsep validitas dan reliabilitas tes. Validitas merupakan ukuran sejauh mana tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, yang terdiri atas validitas isi, konstruk, prediksi, dan konkuren. Reliabilitas adalah tingkat konsistensi suatu tes, yang dapat diukur melalui koefisien stabilitas, ekuivalen, dan konsistensi internal. Kedua konsep ini penting untuk mengevaluasi
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
2. Konsep Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam
menjalankan fungsi pengukurannya.
Validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Pengukuran sendiri dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak (dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang, yang
dinyatakan oleh skornya pada instrumen pengukur yang bersangkutan.
Pengukuran yang tinggi validitasnya akan memiliki eror yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh
oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Menyangkut masalah pengukuran aspek
nonfisik, validitas sebagaimana yang digambarkan di atas tidaklah mudah dicapai. Pengukuran aspek psikologis
dan sosial mengandung jauh lebih banyak sumber eror dibanding pengukuran aspek fisik. Apakah validitas
instrinsik telah terpenuhi tidak pernah dapat diyakini sepenuhnya karena hal itu tidak dapat dibuktikan secara
empirik dan langsung. Sebagaimana halnya dengan reliabilitas, maka apa yang dapat diperoleh dari prosedur
validasi tes adalah suatu estimasi terhadap validitas yang sesungguhnya, namun dengan cara dan pendekatan yang
tepat dapat dilakukan estimasi guna melihat apa yang sesungguhnya diukur oleh tes dan seberapa cermat hasil
ukurnya.
Harus di pahami bahwa masalah validitas berkenaan dengan hasil ukur bukan alat ukurnya sendiri. Sebutan
validitas hendaklah diartikan sebagai validitas hasil pengukuran yang diperoleh oleh tes tersebut. Itulah yang
ditekankan oleh Cronbach bahwa proses validasi sebenarnya tidak bertujuan untuk melakukan validasi alat tes
akan tetapi melakukan validasi terhadap interpretasi data yang diperoleh oleh prosedur tertentu.
3. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui
analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui
expert judgment.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah
apakah masing-masing aitem dalam tes layak untuk
mengungkap atribut yang diukur sesuai dengan indikator
keperilakuannya dan apakah aitem-aitem dalam tes telah
mencakup keseluruhan domain isi yang hendak diukur.
4. Lanjutan
Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja
mengatakan bahwa domain tes harus komprehensif isinya akan
tetapi harus pula memuat hanya aitem-aitem yang relevan
dengan tujuan ukur, yaitu yang tidak keluar dari batasan tujuan
ukur. Walaupun isinya komprehensif tetapi bila tes tersebut
mengikutsertakan pula aitem-aitem yang tidak relevan dan
berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas
tes tersebut tidaklah dapat dikatakan memenuhi ciri validitas
yang sesungguhnya.
5. Lanjutan
Apakah validitas isi sebagaimana dimaksudkan di atas telah
terpenuhi, banyak tergantung pada penilaian subjektif individual
para experts. Dikarenakan validasi isi ini bersifat judgmental dan
berdasar analisis rasional masing-masing expert. Maka tidaklah
diharapkan setiap orang akan sama sependapat mengenai apakah
suatu aitem berfungsi valid dalam mendukung tujuan ukur tes
yang bersangkutan, namun sejauhmana kesepakatan penilaian
dari para experts tersebut dapat diestimasi secara empirik.
6. Validitas isi dan logis
Dalam konsep validitas isi tercakup pengertian validitas tampang (face
validity) dan validitas logis (logical validity).Dalam proses konstruksi tes
sebagai alat ukur, validitas tampang (face validity) sebagai bagian dari
validitas isi merupakan titik awal evaluasi kualitas tes, yang dalam hal
ini adalah aitem-aitemnya. Bukti validitas tampang sama sekali tidak ada
kaitannya dengan semacam statistik validitas seperti koefisien atau
indeks melainkan, sebagaimana kata Gregory, sekedar tahap penerimaan
orang pada umumnya terhadap fungsi pengukuran tes tersebut.
Sekalipun Validitas tampak tidak ada artinya sama sekali tanpa dukungan
dari bukti validitas lain, namun validitas tampang merupakan kondisi
yang perlu dipenuhi pertama kali sebelum layak membahas sisi lain dari
kualitas tes.
7. Lanjutan
Dari penilaian terhadap kelayakan tampilan aitem-aitem,
kemudian analisis yang lebih dalam dilakukan dengan maksud
untuk menilai kelayakan isi aitem sebagai jabaran dari indikator
keperilakuan atribut yang diukur. Penilaian ini bersifat
kualitatif dan judgemental dan dilaksanakan oleh suatu panel
expert, bukan oleh penulis aitem atau perancang tes itu sendiri.
Inilah prosedur yang menghasilkan validitas logis ( logical
validity). Seberapa tinggi kesepakatan di antara experts yang
melakukan penilaian kelayakan suatu aitem akan dapat
diestimasi dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya
dijadikan indikator validitas isi aitem dan validitas isi tes.
8. Koefisien Validitas Isi-Aikens V
Salah satu statistik yang menunjukkan validitas isi aitem adalah
sebagaimana yang diusulkan oleh Aiken (1985). Aiken telah
merumuskan formula Aikens V untuk menghitung Content
Validity Coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari
panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi
sejauh mana aitem tersebut mewakili konstruk yang diukur.
Dalam hal ini, mewakili konstrak yang diukur berarti aitem
yang bersangkutan adalah relevan dengan indikator
keperilakuannya, karena indikator keperilakuan adalah
penerjemahan operasional dari atribut yang diukur.
9. Lanjutan
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka antara 1
(yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai
dengan 5 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan)
Statistik Aikens V dirumuskan sebagai berikut:
= s / [n(c-1)]
Ket:
S= r-1o
1o = Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini=1)
c= Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 5)
r= Angka yang diberikan oleh seorang penilai
10. Lanjutan
Contoh :
Satu aitem dalam tes dinilai relevansinya oleh sebuah panel
penilai yang terdiri dari tiga orang ahli, dengan memakai
rentang angka 1 sampai dengan 5. Jadi n = 3, 1o = 1 dan C = 5.
Misalkan :
Penilai pertama memberikan angka 3, maka S1 = 3-1 = 2
Penilai kedua memberi angka 4, maka S2 = 4-1 = 3
Penilai ketiga memberikan angka 4 maka S3 = 4-1 = 3
s = S1 + S2 + S3 = 2 +3+3 = 8
V = 8 / [3 (5-1)] = 0,667
11. Lanjutan
Sebuah skala yang terdiri dari lima item dalam tes dinilai oleh 7 (tujuh) orang ahli mengenai relevansinya. Rentang
nilai yang diberikan adalah 1 (terendah) dan 5 (tertinggi), sehingga n = 7, lo = 1 dan c = 5
Nilai V untuk item 1 diperoleh dari V= 15 / (7 (5-1)) = 0.536, begitu pula dengan item 2 yaitu V= 16 / (7 (5-1)) =
0.571 dan seterusnya untuk item 3, 4 dan 5. Nilai koefisien Aikens V berkisar antara 0 1. Koefisien sebesar 0.536
(item 1), 0.571 (item 2), 0.607 (item 3), 0.643 (item4) dan 0.607 (item 5) ini sudah dapat dianggap memiliki validitas
isi yang memadai.
12. Lanjutan
Dikarenakan rentang angka V yang dapat diperoleh adalah
antara 0 sampai dengan 1,00 maka angka 0,667 dalam contoh di
atas dapat diinterpretasikan sebagai koefisien yang cukup tinggi
bagi aitem tersebut. Artinya aitem tersebut memiliki validitas isi
yang baik dan mendukung validitas isi tes secara keseluruhan.
13. Rasio Validitas Isi - Lawshes CVR
Content Validity Ratio (CVR) sebagai statistik dirumuskan oleh
Lawshe (1975). Statistik ini mencerminkan tingkat validitas isi
aitem-aitem berdasarkan data empirik. Dalam pendekatannya,
sebuah panel yang terdiri dari para ahli yang disebut Subject
Matter Experts (SME) diminta untuk menyatakan apakah aitem
dalam tes sifatnya esensial bagi operasionalisasi konstrak teoritik
tes yang bersangkutan. Suatu aitem dinilai esensial bilamana
aitem tersebut dapat merepresentasikan dengan baik tujuan
pengukuran.
14. Lanjutan
Para SME diminta menilai apakah suatu aitem esensial
(yaitu diperlukan dan sangat penting bagi tujuan
pengukuran yang bersangkutan) dalam tiga tingkatan
esensialitas yaitu esensial, berguna tapi tidak esensial,
dan tidak diperlukan.
Content Validity ratio dirumuskan sebagai :
CVR = (2ne / n) - 1
Ket :
ne = Banyaknya SME yang menilai suatu aitem esensial
n = Banyaknya SME yang melakukan penilaian
15. Lanjutan
Contoh :
Suatu aitem dinilai tingkat esensialitasnya oleh panel penilai (SME) yang terdiri dari
delapan orang ahli (jadi n = 9).
Misalkan, ada lima penilai yang menyatakan bahwa aitem tersebut sebagai esensial,
tiga penilai menyatakan bahwa aitem tersebut berguna tapi tidak esensial, dan satu
penilai menyatakan bahwa aitem tersebut tidak diperlukan.
Berarti dari n = 9 orang penilai, hanya lima di antara mereka yang menilai bahwa aitem
tersebut esensial. Jadi ne = 5 sehingga:
CVR = (2(5) / 9) - 1 = 0,111.
Angka CVR bergerak antara -1.00 sampai +1.00. Bilamana CVR > 0,00 berarti bahwa
50 % lebih dari SME dalam panel menyatakan aitem adalah esensial. Semakin besar
CVR dari angka 0 maka semakin esensial dan semakin tinggi validitas isinya. Dalam
contoh di atas diperoleh CVR = 0,111 yang berarti bahwa aitem tersebut memiliki
validitas isi yang baik.
16. Lanjutan
Contoh Kasus
Seorang peneliti ingin menguji validitas isi dari 1 item pernyataan pada kuesioner. sebuah skala yang terdiri dari 5 item. Sebanyak 12
orang panel ahli dijadikan penilai dengan memilih 3 pilihan jawaban yaitu penting, sesuai, tidak penting dan tidak berguna.
Dari 12 orang panel ahli, 9 orang menyatakan aitem tersebut penting, 1 orang menyatakan sesuai, tidak penting, dan 2 orang
menyatakan tidak berguna. Dari data ini kemudian dapat dihitung CVR sebagai berikut :
CVR = (2(9)/12) 1 = 0.500
Formula ini menghasilkan nilai-nilai yang berkisar dari +1 sampai -1, nilai positif menunjukkan bahwa setidaknya setengah panelis (SME)
menilai item sebagai penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin penting dan semakin tinggi validitas isinya. Dari
contoh di atas diperoleh nilai CVR sebesar 0.500 yang menunjukkan bahwa aitem yang digunakan sudah memenuhi validitas isi yang baik
17. Lanjutan
Harus diingat bahwa sekalipun aitem-aitem sudah terpilih
berdasarkan statistik validitas isinya, baik Aikens V maupun
CVR dan statistik validitas isi lainnya, namun tidak berarti
aitem-aitem tersebut tidak perlu lagi melewati analisis
konsistensi internal, terutama untuk meningkatkan reliabilitas
skor tes.