Power point ini berisi tentang hasil diskusi dari percobaan Penentuan Sifat Kelarutan.Disusun berdasarkan praktikum yang telah dilaksakan sebelumnya. Semoga dapat bermanfaat dan membantu. Terima kasih banyaaaak ^^
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Dokumen tersebut membahas tentang amina dan amida. Amina adalah turunan dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah digantikan oleh gugus alkil atau aril. Amida adalah senyawa yang mengandung gugus fungsional organik dengan gugus karbonil yang berikatan dengan atom nitrogen. Kedua senyawa ini memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta berbagai kegunaan.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
油
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40属C dan 68,2 dyne/cm pada 50属C.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum ini menguji ketidakjenuhan lemak pada dua sampel, yaitu mayonnaise dan minyak bunga matahari, dengan mereaksikan sampel tersebut menggunakan iodium. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua sampel merupakan lemak jenuh karena warna iodium tidak hilang setelah ditetesi.
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang amina dan amida. Amina adalah turunan dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah digantikan oleh gugus alkil atau aril. Amida adalah senyawa yang mengandung gugus fungsional organik dengan gugus karbonil yang berikatan dengan atom nitrogen. Kedua senyawa ini memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta berbagai kegunaan.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
油
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40属C dan 68,2 dyne/cm pada 50属C.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum ini menguji ketidakjenuhan lemak pada dua sampel, yaitu mayonnaise dan minyak bunga matahari, dengan mereaksikan sampel tersebut menggunakan iodium. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua sampel merupakan lemak jenuh karena warna iodium tidak hilang setelah ditetesi.
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep larutan dan koloid. Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih, terdiri dari solut dan solven. Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, dengan ukuran partikel 1-100 nm. Koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall dan gerak Brown.
Dokumen tersebut membahas tentang alkalimetri yang merupakan metode titrasi asam-basa dengan menggunakan larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam. Metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui melalui proses titrasi dengan menambahkan larutan standar sampai titik akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
LARUTAN
(Sifat Larutan,
Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj,
Sifat Koligatif
Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Cahaya Oleh Larutan)
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan dengan menitrasi larutan yang diuji dengan larutan baku secara bertahap hingga titik akhir. Terdapat beberapa teori asam-basa seperti teori Arrhenius, Br淡nsted-L旦wry, dan Lewis beserta prosedur titrasi dan perhitungannya pada titik ekuivalen.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi asam asetat (CH3COOH) pada cuka makanan. Dilakukan titrasi larutan cuka yang diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 M sambil menggunakan indikator fenolftalein hingga terjadi perubahan warna. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat dalam 3 kali percobaan.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi asam basa. Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan dengan cara menuangkan larutan titran secara bertahap hingga mencapai titik ekuivalen yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Terdapat beberapa istilah kunci dalam titrasi seperti larutan standar, titran, dan titik ekuivalen. Dokumen juga menjelaskan teori-teori
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
5. Kelarutan adalah
kadar jenuh solut
dalam sejumlah solven
pada suhu tertentu
yang menunjukkan
bahwa interaksi
spontan satu atau lebih
solut atau solven telah
terjadi dan membentuk
dispersi molekul yang
homogen.
Kelarutan suatu zat dalam
solven tertentu
digambarkan sebagai like
dissolved like dimana
senyawa polar akan larut
dalam senyawa polar dan
senyawa non polar akan
larut dalam senyawa non
polar.
5
6. Suatu molekul bersifat polar, jika molekul
di atom yang berbeda jenis membentuk
kutub (dipol), karena perbedaan
keelektronegatifan antara kedua atom dan
molekul poliatom yang mempunyai bentuk
atom yang tidak simetris sehingga pusat
muatan positif tidak berhimpit dengan pusat
muatan yang negatif (Ansel, 1989).6
7. Kelarutan zat terlarut ke dalam pelarut
didasarkan atas polaritas antara solut dan
solven yang dinyatakan dengan tetapan
dielektrik atau momen dipol, ikatan
hidrogen, ikatan van der waals atau ikatan
elektrostatik lainnya.
7
8. Dalam percobaan ini : (Fessenden, 1989)
Senyawa polar (zat terlarut) : asam askorbat,
metanol (semi polar)
Senyawa non polar (zat terlarut) : petroleum
benzena
Senyawa polar (zat pelarut) : H2O, NaOH, HCl
encer, H2SO4 pekat
Senyawa non polar (zat pelarut) : eter8
9. Urutan kepolaran pelarut, yaitu H2O
> H2SO4 pekat > NaOH > HCl encer
> eter
Urutan kepolaran zat terlarut, yaitu
asam askorbat > metanol >
petroleum benzena
10. 10
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan
suatu zat antara lain : (Samboedi, 1974)
Polaritas : semakin tinggi larutan, maka semakin
mudah larut.
Kosolven : terbatas dua pelarut. Misalnya alkohol,
gliseril, propilen glikol.
Suhu : semakin besar suhu, maka kelarutan juga
semakin meningkat.
11. 11
Salting out atau salting in : kelarutan
mempengaruhi sediaan.
Pembentukan kompleks : senyawa yang
tidak larut berinteraksi dengan bahan yang
larut untuk membentuk kompleks larutan.
Ukuran partikel : hanya bila ukuran partikel
submikro kurang lebih 10 %.
12. 12
Bentuk dan ukuran molekul.
Tekanan, konsentrasi, katalis, pH
Penambahan ion sejenis dan efek
senyawa kompleks.
Sifat zat pelarut dan terlarut.
13.
Pelarut yang bersifat semipolar dapat
menginduksi suatu derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut non polar
sehingga menjadi dapat dipolarisasikan.
Senyawa semi polar dapat bertindak sebagai
pelarut perantara yang dapat menyebabkan
bercampurnya larutan polar dan non polar.
13
14. Karakteristik pelarut yang baik,
yaitu :
Pelarut harus tidak reaktif terhadap kondisi reaksi.
Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.
Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir reaksi.
Memiliki titik didih yang rendah.
Melarut sedikit impurities.
Mempunyai daya melarut yang tinggi.
Titik larutnya harus sesuai dengan zat yang dilarutkan.14
15. Suatu senyawa kimia polar yang
dikenal dengan vitamin C yang
terbentuk dari bubuk kristal
kuning keputihan yang dapat
larut dalam air dan memiliki
sifat antioksidan. Adapun
struktur asam askorbat adalah
sebagai berikut :
Asam Askorbat
15
O
OH
OH
O
OH OH
H
16. Suatu senyawa semi polar yang
merupakan zat cair bning,
mudah menguap, berbau seperti
alkohol dan tergolong zat
beracun. Adapun struktur
metanol adalah sebagai berikut :
Metanol (CH3OH)
16
C OH
H
H
H
17. Suatu Senyawa non polar yang
merupakan zat cair berwarna
bening, mudah menguap,
bersifat racun, banyak
digunakan sebagai pelarut, tidak
reaktif dan mudah terbakar.
Petroleum Benzena
17
18. Jenis- jenis kelaiutan, yaitu :
Larutan jenuh, larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu
Larutan tak jenuh, larutan yang mengendung zat terlarut
lebih sedikit dibandingkan kemampuan untuk melarutkan.
Terjadi sebelum titik jenuh tercapai
Larutan lewat jenuh, larutan yang mengandung lebih
banyak zat terlaut dibandingkann yang terdapat dalam
larutan jenuh.
18
20. Kelautan Asam
Askorbat
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
kelarutan asam askorbat dalam beberapa
pelarut berdasarkan sifat kepolarannya. Asam
askorbat merupakan senyawa polar, sehingga
larut dalam senyawa polar.20
21. 21
Dalam eter
Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung
unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon
dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air.
Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut
dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam
askorbat tidak larut dalam eter.
Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat
terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak
tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
22. 22
Dalam Eter
Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung
unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon
dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air.
Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut
dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam
askorbat tidak larut dalam eter.
Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat
terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak
tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
23. 23
Dalam Aquades
Aquades merupakan suatu pelarut yang bersifat Polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut dalam
senyawa non- polar. Asam askorbat dapat larut dalam air.
Dari percobaan diperolen hasill bahwa ketika aquades
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk laruton bening.
Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam
aquades sehingga Percobaan ini telah sesuai teori.
24. 24
Dalam H2SO4 Pekat
H2SO4 merupakan suatu pelarut polar. Sehingga menurut
teori like dissolved like, senyawa polar dapat larut dalam
senyawa polar dan tidak dapat larut dalam senyawa non
polar. Asam askorbat dapat larut dalam H2SO4 pekat.
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika H2SO4 pekat
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan
berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam H2SO4 pekat. Sehingga percobaan
telah sesuai teori.
25. 25
Dalam NaOH
NaOH merupakan pelarut polar. Sehingga
berdasarkan teori Like Dissolved Like, senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut
dalam senyawa nonpolar. Asam askorbat larut dalam
NaOH.
Dalam percobaan diperoleh hasil bahwa ketika NaOH
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan
bening kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam NaOH, sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
26. 26
Dalam HCl Encer
HCL encer merupakan pelarut polar sehingga menurut
teori Like Dissolved Like senyawa polar akan larut
dalam senyawa polar dan tidak akan larut dalam
senyawa non polar. Asam askorbat larut dalam HCL
encer.
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika HCL
encer ditambahkan pada asam askorbat terbentuk
larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam HCL encer. Sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
27. Kelautan Metanol
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kelarutan metanol dalam beberapa pelarut
berdasarkan sifat kepolarannya. Berdasarkan
teori, metanol bersifat semipolar.
27
28. 28
Dalam Eter
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam eter.
Eter merupakan pelarut non polar. Sehingga dalam
teori Like Dissolved Like pelarut non polar akan larut
dalam pelarut non polar. Metanol merupakan senyawa
semi polar. Berdasarkan teori, metanol tidak dapat
larut dalam eter.
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika eter
ditambahkan ke dalam metanol, terbentuk dua lapisan
larutan. Hal ini menunjukkan bahwa metanol tidak larut
dalam eter sehingga percobaan sudah sesuai teori.
29. 29
Dalam Aquades
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam akuades.
Aquades merupakan pelarut polar sehingga
berdasarkan teori Like Dissolved Like senyawa polar
dapat larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan
senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol dapat
larut dalam aquades.
Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa metanol larut dalam akuades.
Sehingga percobaan telah sesuai teori.
30. 30
Dalam H2SO4 pekat
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam H2SO4 pekat.
H2SO4 merupakan pelarut polar. Sehingga
berdasarkan teoriLike Dissolved Like senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan
senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol larut
dalam H2SO4 pekat.
Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa metanol dapat larut dalam H2SO4
pekat. Sehingga percobaan telah sesuai teori.
31. 31
Dalam NaOH
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam NaOH.
NaOH merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan
teori like dissolve like, pelarut polar akan larut dalam
senyawa polar. Metanol merupakan senyawa
semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam
NaOH.
Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan metanol larut dalam NaOH, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
32. 32
Dalam HCl encer
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam HCl encer. HCl encer
merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori
like dissolve like senyawa polar akan larut dalam
senyawa polar. Metanol merupakan senyawa
semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam HCl
encer.
Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan metanol larut dalam HCl encer, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
33. Kelautan Petroleum
Benzena
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kelarutan petroleum benzena dalam beberapa
pelarut berdasarkan sifat kepolarannya.
Berdasarkan teori, petroleum benzena
merupakan senyawa non polar.33
34. 34
Dalam Eter
Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan
petroleum benzena dalam eter.
Eter merupakan pelarut non polar, sehingga
berdasarkan teori like dissolve like, pelarut non polar
akan larut dalam pelarut non polar. Berdasarkan teori,
petroleum benzena larut dalam eter.
Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa petroleum benzena larut dalam
eter, sehingga percobaan sesuai teori.
35. 35
Dalam Aquades
Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan
petroleum benzena dalam aquades.
Aquades merupakan pelarut polar, sehingga
berdasarkan teori like dissolve like, senyawa polar
akan larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena
merupakan senyawa non polar, sehingga berdasarkan
teori petroleum benzena tidak larut dalam akuades.
Dari percobaan, diperoleh hasil terbentuk 2 lapisan
larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam akuades, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
36. 36
Dalam H2SO4 pekat.
Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum
benzena dalam H2SO4 pekat.
H2SO4 merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like
dissolve like senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar.
Petroleum benzena merupakan senyawa non polar, sehingga
menurut teori petroleum benzena tidak larut dalam H2SO4 pekat.
Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk dua lapisan
larutan dengan lapisan atas keruh dan lapisan bawah bening. Hal
ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam
H2SO4 pekat, sehingga percobaan sudah sesuai dengan teori.
37. 37
Dalam NaOH
Tujuan percobaan ini adalah menetukan kelarutan
petroleum benzena dalam NaOH.
NaOH merupakan pelarut polar, sehingga menurut
teori like dissolved like, pelarut polar dapat larut dalam
pelarut polar. Petroleum benzene merupakan senyawa
nonpolar. Menurut teori, petroleum benzena tidak
dapat larut dalam NaOH.
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa terbentuk 2
lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam NaOH, sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
38. 38
Dalam HCl Encer
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan petroleum benzena dalam HCl encer.
HCL encer merupakan pelarut polar, sehingga
menurut teori like dissolved like, pelarut polar dapat
larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena
merupakan pelarut nonpolar. Menurut teori, petroleum
benzena tidak dapat larut dalam HCl encer.
Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk 2
lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam HCl encer, sehingga
percobaan sudah sesuai teori.
39. Fungsi penambahan zat, yaitu:
a. Asam akorbat, metanol, petroleum benzene
sebagai zat/senyawa organik terlarut
b. Aquades, eter, H2SO4 pekat, HCl encer, NaOH
sebagai zat pelarut.
39
41. Kesimpulan
41
1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat terlarut
pada sejumlah pelarut tertentu.
2. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
a. Suhu e. Katalis
b. Ukuran zat terlarut f. Penambahan ion senama
c. Tekanan g. pH
d. Konsentrasi h. Efek senyawa kompleks