SOP penatalaksanaan retensio plasenta di Puskesmas Ngargoyoso memberikan pedoman untuk mencegah perdarahan berlanjut dan komplikasi pada ibu dengan melakukan tarikan tali pusat atau manual plasenta, serta rujukan jika terjadi komplikasi. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perawatan retensio plasenta termasuk pemberian oksitosin dan persetujuan pasien.
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian obesitas. Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat dan merupakan faktor risiko penyakit tidak menular lainnya. Dokumen ini menyajikan data terkini tentang obesitas di Indonesia dan dunia, serta menjelaskan strategi yang dapat dilakukan mulai dari tingkat individu, keluarga, hingga komunitas untuk mencegah dan mengendalikan obesitas.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang gizi yang mendukung fertilitas dan pencegahan infertilitas, dengan menekankan pentingnya asupan makanan seimbang dan menghindari makanan olahan. Dokumen juga membahas fitoestrogen sebagai zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan reproduksi wanita.
Kartu calon pengantin sehat memberikan informasi penting tentang gizi dan kesehatan bagi calon pengantin perempuan, termasuk konsumsi zat besi, tablet tambah darah, penyakit yang harus diwaspadai seperti anemia dan HIV/AIDS, serta pentingnya perencanaan kehamilan yang sehat.
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui retakan kulit puting susu dan menyebabkan sumbatan pada saluran susu. Gejalanya berupa payudara yang hangat, bengkak, dan nyeri terutama saat menyusui. Pencegahannya meliputi menjaga kebersihan diri dan memastikan bayi menyusu dengan posisi yang benar.
Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada anak, penyebabnya, dan upaya pencegahannya. Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang sejak bayi, status gizi ibu yang buruk, berat bayi lahir rendah, tidak mendapat ASI eksklusif, infeksi pada dua tahun pertama, dan lingkungan yang kurang bersih. Upaya pencegahannya meliputi pemberian ASI eksklusif, imunisasi, MPASI
Gerakan Masyarakat Sadar Stunting yang dilakukan Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UTM di desa Purwokerto, Ngadiluwih, Kediri memberikan edukasi tentang pencegahan stunting melalui pemberian makanan bergizi untuk bayi dan anak serta pentingnya 1000 hari pertama kehidupan."
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pendampingan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas Tandilang. Program ini bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui perencanaan persalinan aman dan persiapan menghadapi komplikasi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Kegiatannya meliputi pendampingan ibu hamil, pelayanan kebid
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitasnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan disebabkan oleh faktor hormonal. Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi dan bahkan kematian ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang distosia letak sungsang atau persalinan sungsang, yang terjadi ketika janin berada dalam posisi menyamping atau menghadap ke bawah di dalam rahim sehingga bagian tubuh selain kepala akan keluar terlebih dahulu saat persalinan. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosis, serta cara mengatasi kondisi persalinan sungsang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan energi kronis pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serta efek sampingnya pada ibu dan janin. Kek dapat meningkatkan risiko komplikasi medis selama kehamilan dan persalinan serta berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk stunting. Pentingnya asupan gizi seimbang selama
Dokumen tersebut membahas program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan penggunaan stiker yang menempel di rumah ibu hamil. Stiker tersebut berisi informasi penting seperti identitas ibu hamil, jadwal persalinan, fasilitas kesehatan yang akan digunakan, serta rencana kontrasepsi setelah melahirkan. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka
Aplikasi teknologi tepat guna GMD, Pengantar Nutriclin Versi 3Manji Lala
Ìý
Dokumen tersebut berisi biodata Manjilala yang merupakan staf pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar. Dokumen juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari program Nutriclin versi 3 yang merupakan aplikasi teknologi tepat guna untuk kegiatan konseling gizi. Nutriclin dirancang untuk mempercepat proses konseling gizi sehingga pelayanan menjadi lebih profesional.
Pasien mengeluhkan demam, sakit kepala, dan bintik-bintik kecil berisi cairan kemerahan di kemaluannya. Pemeriksaan menunjukkan suhu tubuh tinggi dan tanda-tanda infeksi.
Kembar berganda adalah keadaan di mana terdapat dua atau lebih janin yang tumbuh di dalam rahim semasa kehamilan. Ia boleh berlaku akibat pembelahan telur yang disenyawakan atau penyatuan telur oleh lebih daripada satu sperma. Wanita hamil kembar perlu datang ke klinik untuk pemantauan berkala dan dirujuk ke pakar jika perlu. Semasa bersalin, keadaan kedua-dua janin perlu dipant
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui retakan kulit puting susu dan menyebabkan sumbatan pada saluran susu. Gejalanya berupa payudara yang hangat, bengkak, dan nyeri terutama saat menyusui. Pencegahannya meliputi menjaga kebersihan diri dan memastikan bayi menyusu dengan posisi yang benar.
Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada anak, penyebabnya, dan upaya pencegahannya. Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang sejak bayi, status gizi ibu yang buruk, berat bayi lahir rendah, tidak mendapat ASI eksklusif, infeksi pada dua tahun pertama, dan lingkungan yang kurang bersih. Upaya pencegahannya meliputi pemberian ASI eksklusif, imunisasi, MPASI
Gerakan Masyarakat Sadar Stunting yang dilakukan Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UTM di desa Purwokerto, Ngadiluwih, Kediri memberikan edukasi tentang pencegahan stunting melalui pemberian makanan bergizi untuk bayi dan anak serta pentingnya 1000 hari pertama kehidupan."
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pendampingan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas Tandilang. Program ini bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui perencanaan persalinan aman dan persiapan menghadapi komplikasi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Kegiatannya meliputi pendampingan ibu hamil, pelayanan kebid
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitasnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan disebabkan oleh faktor hormonal. Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi dan bahkan kematian ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang distosia letak sungsang atau persalinan sungsang, yang terjadi ketika janin berada dalam posisi menyamping atau menghadap ke bawah di dalam rahim sehingga bagian tubuh selain kepala akan keluar terlebih dahulu saat persalinan. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosis, serta cara mengatasi kondisi persalinan sungsang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Dokumen tersebut membahas tentang kekurangan energi kronis pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serta efek sampingnya pada ibu dan janin. Kek dapat meningkatkan risiko komplikasi medis selama kehamilan dan persalinan serta berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk stunting. Pentingnya asupan gizi seimbang selama
Dokumen tersebut membahas program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan penggunaan stiker yang menempel di rumah ibu hamil. Stiker tersebut berisi informasi penting seperti identitas ibu hamil, jadwal persalinan, fasilitas kesehatan yang akan digunakan, serta rencana kontrasepsi setelah melahirkan. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka
Aplikasi teknologi tepat guna GMD, Pengantar Nutriclin Versi 3Manji Lala
Ìý
Dokumen tersebut berisi biodata Manjilala yang merupakan staf pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar. Dokumen juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari program Nutriclin versi 3 yang merupakan aplikasi teknologi tepat guna untuk kegiatan konseling gizi. Nutriclin dirancang untuk mempercepat proses konseling gizi sehingga pelayanan menjadi lebih profesional.
Pasien mengeluhkan demam, sakit kepala, dan bintik-bintik kecil berisi cairan kemerahan di kemaluannya. Pemeriksaan menunjukkan suhu tubuh tinggi dan tanda-tanda infeksi.
Kembar berganda adalah keadaan di mana terdapat dua atau lebih janin yang tumbuh di dalam rahim semasa kehamilan. Ia boleh berlaku akibat pembelahan telur yang disenyawakan atau penyatuan telur oleh lebih daripada satu sperma. Wanita hamil kembar perlu datang ke klinik untuk pemantauan berkala dan dirujuk ke pakar jika perlu. Semasa bersalin, keadaan kedua-dua janin perlu dipant
Kehamilan kembar dapat menimbulkan berbagai komplikasi bagi ibu dan bayi seperti peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, gangguan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur. Diagnosis dapat dilakukan dengan memeriksa tinggi fundus uteri, auskultasi ganda, dan ultrasonografi. Penatalaksanaan berfokus pada mencegah persalinan prematur dan mengurangi trauma persalinan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ganda yang merupakan kehamilan dengan dua janin atau lebih, jenis, diagnosis, dan penatalaksanaannya selama kehamilan dan persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang proses laktasi dan menyusui, termasuk definisi ASI eksklusif, pengenalan makanan tambahan, pemberian ASI pada ibu yang bekerja, pengeluaran ASI, cara merawat payudara, inisiasi menyusu dini, posisi dan teknik menyusui yang benar.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin menurut 7 langkah Varney. Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan yang mandiri pada kasus normal serta konsultasi dan kolaborasi pada kasus komplikasi. Dibahas pula tentang pengertian, etiologi, fisiologi keempat kala persalinan, delapan belas penapisan, serta faktor yang mempengaruhi persalinan."
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi dan mekanisme persalinan normal serta malpresentasi janin, termasuk definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga dibahas tentang diagnosis dan komplikasi dari presentasi sungsang.
Tinjauan pustaka membahas konsep dasar persalinan dan ketuban pecah dini. Persalinan terdiri atas 4 tahap yaitu pembukaan, pengeluaran bayi, pelepasan plasenta, dan observasi. Ketuban pecah dini terjadi sebelum persalinan dimulai dan dapat disebabkan infeksi, trauma, atau kelainan janin/ibu. Gejala berupa keluarnya cairan dari vagina. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan cairan dan ultrason
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ganda (kembar), yang didefinisikan sebagai kehamilan dengan dua atau lebih janin. Terdapat dua jenis kehamilan kembar, yaitu monozigotik (identik) dan dizigotik (tidak identik). Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan kembar seperti faktor genetik, umur, dan teknologi bantu reproduksi. Komplikasi
4. ASUHAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRAPARTUM TANPA KOMPLIKASI, LINGKUNGA...purwoketocilacap
Ìý
ASUHAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRAPARTUM TANPA KOMPLIKASI, LINGKUNGAN BERSALIN OPTIMAL, HUBUNGAN BIDAN DAN IBU KALA 2 MENUNGGU DAN FISIOLOGI KALA 3
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir, termasuk definisi, etiologi, diagnosis, tanda-tanda dan gejala, penilaian, serta hal-hal penting dalam penilaian asfiksia.
Kehamilan adalah periode saat janin berkembang di rahim selama sekitar 40 minggu. Prosesnya dimulai setelah pembuahan sel telur oleh sperma, baik melalui hubungan seksual maupun metode medis seperti inseminasi atau IVF. Selama kehamilan, ibu akan mengalami berbagai perubahan fisik dan psikologis seiring perkembangan janin, serta tanda-tanda kehamilan seperti mual, payudara membesar, dan nyer
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan kembar, termasuk definisi, faktor yang mempengaruhi, jenis, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Kehamilan kembar dapat terjadi karena faktor obat konduksi ovulasi atau faktor keturunan, dengan angka kejadian yang berbeda untuk gemeli, triplet, dan seterusnya. Diagnosa dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Komplikasi yang
1. GEMELI
( KEHAMILAN GANDA )
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Kehamilan dengan 2 janin atau lebih (Mochtar, 1998, Hal 259).
B. ETIOLOGI
- Bangsa, umur, paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur.
- Faktor obat – obat induksi ovulasi : profertil, klomid dan hormon
gonado tropin dapat menyebabkan kehamilan di zigotik dan kembar lebih
dari dua.
- Faktor keturunan.
- Faktor lain belum diketahui. (Mochtar,1998)
C. PATOFISIOLOGI
Bukti - bukti yang ada sekarang mengisyaratkan bahwa pembelahan ovum
yang telah dibuahi dapat terjadi akibat tertundanya proses - proses
perkembangan normal. Karena obat progestogen dan kontrasepsi kombinasi
mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya transportasi tuba
dan implantasi meningkatkan resiko terjadinya kembar pada kehamilan yang
pembuahannya terjadi dengan pemakaian kontrasepsi (Bresser dkk, 1987).
1
2. Trauma minor pada blastokista sewaktu tindakan reproduksi dengan bantuan
juga mungkin berperan meningkatkan insiden kembar monozigotik yang
dijumpai pada kehamilan dengan cara ini (Wenstrom dkk, 1993)
Hasil akhir proses pembentukan kembar bergantung pada kapan pembelahan
terjadi :
1) Apabila pembelahan terjadi sebelum massa sel dalam (morula) terbentuk
dan lapisan luar blastokista belum pasti menjadi korion, yaitu dalam 72
jam pertama setelah pembuahan, maka akan terbentuk 2 mudigah, 2
amnion dan 2 korion akan terjadi kembar monozigot, diamniotik dan
dikorionik. Jumlah plasenta mungkin 2 terpisah atau satu berfusi.
2) Apabila pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, setelah
massa sel dalam terbentuk dan sel-sel yang ditakdirkan menjadi korion
sudah mulai berdiferensiasi tetapi sel-sel amnion belum, akan terbentuk 2
mudigah, masing-masing dengan kantung amnion terpisah. Dua kantong
amnion akhirnya akan ditutupi oleh sebuah korion bersama sehingga
dihasilkan kembar monozigot, diamniotik dan monokorionik.
3) Namun, apabila amnion sudah terbentuk yang terjadi sekitar 8 hari setelah
pembuahan, pembelahan akan menghasilkan 2 mudigah didalam 1 kantung
amnion bersama atau kembar monozigot, monoamnionik dan
monokorionik.
2
3. 4) Apabila pembuahan dimulai lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk maka pemisahan tidak lengkap dan terbentuk kembar
siam. (Cuningham, Obstetri William,2006: hal 853-855)
D. TANDA DAN GEJALA
1. Uterus lebih besar melebihi amenore.
2. Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang.
3. Teraba balotemen 2 atau lebih.
4. Terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 atau lebih.
(Mochtar,1998)
E. PROGNOSIS
- Untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal
karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia,
pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum.
- Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps
tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetri karena kelainan letak
janin. (Mochtar,1998)
II. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
- Gerakan janin lebih banyak.
- Ibu merasakan sesak jika bernafas.
3
4. - Perut lebih cepat membesar.
- Ibu mengatakan ada keturunan kembar.
b. Data Obyektif
- Palpasi TFU lebih besar daripada umumnya.
- Bagian – bagian kecil teraba lebih banyak.
- Djj ada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyut/menit.
III. PENATALAKSANAAN MEDIK
Prinsip – prinsip penanganan sebaiknya ditangani oleh penolong persalinan yang
terampil, agar mampu mengenali tanda – tanda komplikasi.
a) Persalinan Preterem.
b) Disfungsi uterus.
c) Presentasi abnormal
d) Prolaps tali pusat.
e) Solusio plasenta.
f) Perdarahan post partum.
Ibu harus didampingi atau diobservasi oleh nakes atau bidan. Siapkan instrumen
dan bahan untuk kondisi gawat darurat, pasang infus profilaksis.
Bayi I :
- Cek presentasi
1. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan persalinan normal
dan lakukan monitoring dengan partograf.
4
5. 2. Bila presentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi
tunggal presentasi bokong.
3. Bila lintang lakukan SC
- Monitor DJJ
- Pada kala 2 beri oksitosin 2,5 IU dalam 500ml RL atau D5% 10 tpm.
Bayi II :
a) Segera setelah kelahiran bayi ke satu
b) Lakukan vt untuk mengetahui ada tidaknya prolaps fenikulli, ketuban
pecah atau intak, presentasi bayi.
c) Bila presentasi verteks :
(1) Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual.
(2) Ketuban dipecahkan.
(3) Observasi djj.
(4) Bila tidak timbul kontraksi dalam 10 menit, oksitosin
dipercepat sampai his adekuat.
(5) Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut
persyaratan yang ada ( VE, Forsep, SC ). ( Sinopsis Obstetri jilid 1).
Kala III :
- Segera setelah anak ke dua lahir, berikan oksitosin 10 unit drip dan lakukan
pengosongan kandung kemih.
- Upayakan agar uterus berkontraksi.
5
6. - Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil,
ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta.
- Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan
bila diperlukan beri uterotonika.
- Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan
lahir.
- Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus.
- Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun
dan air.
- Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status.
Kala IV :
1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post
partum.
2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal
kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung
(Mochtar,1998)
6
7. - Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat bila belum berhasil,
ditunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan plasenta.
- Setelah plasenta lahir periksa kelengkapannya, perhatikan kontraksi uterus dan
bila diperlukan beri uterotonika.
- Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan
lahir.
- Lakukan penjahitan episiotomi, nilai kontraksi uterus.
- Rapihkan instrumen dalam rendaman klorin, mencuci tangan dengan sabun
dan air.
- Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian cantumkan dalam status.
Kala IV :
1. Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan selama 2 jam post
partum.
2. Jika tanda vital dan hasil pemantauan menunjukkan nilai normal
kenakan pembalut dan pakaian kemudian bawa ibu ke rawat gabung
(Mochtar,1998)
6