Dokumen tersebut membahas tentang leukemia, termasuk definisi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Leukemia adalah tidak terkendalinya proliferasi sel darah punca di sumsum tulang yang menyebabkan gangguan produksi sel darah normal. Ada beberapa jenis leukemia seperti akut myeloid leukemia, kronik myeloid leukemia, akut limfositik leukemia, dan kronik limfositik leukemia. Penatalaksanaannya meliputi kemoterapi, transfusi darah, dan transplant
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia pada anak, mulai dari epidemiologi, diagnosis, klasifikasi, hingga penatalaksanaan leukemia. Diagnosis leukemia pada anak saat ini lebih akurat berkat pemeriksaan morfologi, imunofenotiping, dan sitogenetik. Kombinasi kemoterapi dan terapi penunjang telah meningkatkan angka kesembuhan penderita leukemia anak menjadi sekitar 70%.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia atau kanker darah, yang merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Terdapat beberapa jenis leukemia berdasarkan tipe sel darah yang diserang dan kecepatan perkembangannya, serta gejala, diagnosis, dan pengobatan untuk leukemia. Faktor lingkungan seperti merokok dan radiasi dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.
Anemia adalah kekurangan sel darah merah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, kekurangan zat besi, dan kerusakan sel darah merah. Gejala anemia meliputi pucat, lemah, dan mudah lelah. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar hemoglobin rendah, sementara tindakan yang diberikan mencakup transfusi darah, suplemen zat besi, dan perawatan gizi yang memadai.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manifestasi klinis, etiologi, diagnosis, patofisiologi, klasifikasi dan penyebab-penyebab anemia. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang dari normal, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemah dan lesu. Terdapat berbagai penyebab anemia seperti kekurangan zat besi, perdarahan, dan gangguan pada pembuatan sel darah merah
Dokumen tersebut membahas tentang skep leukemia dan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia. Secara
umum dibahas mengenai pengertian, etiologi, jenis, gejala, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk pasien
leukemia seperti mencegah infeksi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengatasi nyeri, serta meningkatkan
toleransi aktivitas.
Leukemia adalah keganasan sel pembuat darah sehingga sumsum tulang didominasi oleh klon sel ganas dan menyebar ke darah serta organ tubuh. Terdapat beberapa jenis leukemia seperti ALL, AML, CML dan CLL. Pengobatan leukemia meliputi kemoterapi, cangkok sumsum tulang, dan dukungan lainnya dengan tujuan mencapai remisi.
Dokumen tersebut membahas berbagai kelainan sistem peredaran darah dan penyebabnya. Beberapa kondisi yang dijelaskan antara lain arteriosklerosis, anemia, leukimia, hipertensi, koronariasis, varises, angina, aneurisma aorta, aritmia dan hemoroid beserta penyebab masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anemia, meliputi: (1) pengertian, etiologi, dan manifestasi klinis anemia; (2) pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis anemia; (3) penatalaksanaan medis dan manajemen keperawatan untuk anemia.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan anemia memberikan pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, masalah keperawatan yang sering muncul, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk anemia. Anemia adalah kondisi penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin akibat berbagai faktor seperti kehilangan darah, defisiensi zat besi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai thalassemia yang meliputi: (1) penjelasan definisi dan jenis-jenis thalassemia, (2) etiologi yang disebabkan faktor genetik, (3) patofisiologi yang terkait gangguan struktural pembentukan hemoglobin, dan (4) tujuan penelitian untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan sel darah merah mudah rusak akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein hemoglobin. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, intermedia, dan mayor yang ditandai dengan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda serta dapat ditangani dengan transfusi darah, obat chelating, dan splenektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia, yang didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kadar hemoglobin yang mengakibatkan berkurangnya oksigen yang diangkut ke jaringan tubuh. Anemia diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, seperti kehilangan darah merah, penurunan produksi darah merah, dan peningkatan penghancuran darah merah. Dokumen tersebut juga membahas gejala, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaks
materi power point asuhan keperawatan teoritis pada pasien leukimia.pptxEchaIrzaSahrira
Ìý
Asuhan keperawatan teoritis untuk pasien leukemia melibatkan beberapa aspek penting. Berikut adalah deskripsi yang mencakup komponen utama dalam asuhan keperawatan:
1. Pengkajian
Riwayat Kesehatan: Mengumpulkan informasi mengenai gejala, riwayat medis, dan riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik: Memeriksa tanda-tanda vital, pembengkakan kelenjar getah bening, dan manifestasi fisik lainnya.
Pemeriksaan Laboratorium: Memantau hasil tes darah, seperti hitung sel darah, kadar hemoglobin, dan platelet.
2. Diagnosa Keperawatan
Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data pengkajian, seperti:
Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas.
Kelelahan berhubungan dengan anemia.
Gangguan nutrisi berhubungan dengan mual atau kehilangan nafsu makan.
3. Perencanaan
Mengembangkan rencana perawatan yang spesifik dan terukur, mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Contoh tujuan:
Pasien akan menunjukkan peningkatan dalam jumlah sel darah setelah pengobatan.
Pasien akan mengidentifikasi strategi untuk mengelola efek samping pengobatan.
4. Intervensi Keperawatan
Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi mengenai penyakit, pengobatan, dan cara mengelola efek samping.
Pengelolaan Nyeri: Memberikan analgesik sesuai kebutuhan dan memantau efektivitasnya.
Dukungan Nutrisi: Mendorong pola makan yang seimbang dan memberikan saran tentang makanan yang mudah dicerna.
Pencegahan Infeksi: Mengajarkan praktik kebersihan dan menjaga lingkungan yang bersih.
5. Evaluasi
Memantau kemajuan pasien terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Mengadaptasi rencana perawatan sesuai dengan perubahan kondisi pasien dan respon terhadap pengobatan.
6. Dukungan Emosional
Menyediakan dukungan psikologis dan mendengarkan kekhawatiran pasien.
Mengarahkan pasien dan keluarga ke sumber daya tambahan, seperti konseling atau kelompok dukungan.
Asuhan keperawatan teoritis untuk pasien leukemia harus bersifat holistik dan berfokus pada kebutuhan fisik, emosional, dan sosial pasien.
Leukimia adalah kanker darah yang disebabkan oleh pertumbuhan sel darah putih abnormal di sumsum tulang. Terdapat dua jenis utama leukimia yaitu limfoblastik dan mieloblastik, yang masing-masing dapat berlangsung akut atau kronis. Pengobatan utama leukimia adalah kemoterapi dan radioterapi.
Anemia adalah kekurangan sel darah merah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, kekurangan zat besi, dan kerusakan sel darah merah. Gejala anemia meliputi pucat, lemah, dan mudah lelah. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar hemoglobin rendah, sementara tindakan yang diberikan mencakup transfusi darah, suplemen zat besi, dan perawatan gizi yang memadai.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, manifestasi klinis, etiologi, diagnosis, patofisiologi, klasifikasi dan penyebab-penyebab anemia. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang dari normal, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemah dan lesu. Terdapat berbagai penyebab anemia seperti kekurangan zat besi, perdarahan, dan gangguan pada pembuatan sel darah merah
Dokumen tersebut membahas tentang skep leukemia dan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia. Secara
umum dibahas mengenai pengertian, etiologi, jenis, gejala, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk pasien
leukemia seperti mencegah infeksi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengatasi nyeri, serta meningkatkan
toleransi aktivitas.
Leukemia adalah keganasan sel pembuat darah sehingga sumsum tulang didominasi oleh klon sel ganas dan menyebar ke darah serta organ tubuh. Terdapat beberapa jenis leukemia seperti ALL, AML, CML dan CLL. Pengobatan leukemia meliputi kemoterapi, cangkok sumsum tulang, dan dukungan lainnya dengan tujuan mencapai remisi.
Dokumen tersebut membahas berbagai kelainan sistem peredaran darah dan penyebabnya. Beberapa kondisi yang dijelaskan antara lain arteriosklerosis, anemia, leukimia, hipertensi, koronariasis, varises, angina, aneurisma aorta, aritmia dan hemoroid beserta penyebab masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anemia, meliputi: (1) pengertian, etiologi, dan manifestasi klinis anemia; (2) pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis anemia; (3) penatalaksanaan medis dan manajemen keperawatan untuk anemia.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan anemia memberikan pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, masalah keperawatan yang sering muncul, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk anemia. Anemia adalah kondisi penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin akibat berbagai faktor seperti kehilangan darah, defisiensi zat besi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai thalassemia yang meliputi: (1) penjelasan definisi dan jenis-jenis thalassemia, (2) etiologi yang disebabkan faktor genetik, (3) patofisiologi yang terkait gangguan struktural pembentukan hemoglobin, dan (4) tujuan penelitian untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan sel darah merah mudah rusak akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein hemoglobin. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, intermedia, dan mayor yang ditandai dengan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda serta dapat ditangani dengan transfusi darah, obat chelating, dan splenektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia, yang didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kadar hemoglobin yang mengakibatkan berkurangnya oksigen yang diangkut ke jaringan tubuh. Anemia diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, seperti kehilangan darah merah, penurunan produksi darah merah, dan peningkatan penghancuran darah merah. Dokumen tersebut juga membahas gejala, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaks
materi power point asuhan keperawatan teoritis pada pasien leukimia.pptxEchaIrzaSahrira
Ìý
Asuhan keperawatan teoritis untuk pasien leukemia melibatkan beberapa aspek penting. Berikut adalah deskripsi yang mencakup komponen utama dalam asuhan keperawatan:
1. Pengkajian
Riwayat Kesehatan: Mengumpulkan informasi mengenai gejala, riwayat medis, dan riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik: Memeriksa tanda-tanda vital, pembengkakan kelenjar getah bening, dan manifestasi fisik lainnya.
Pemeriksaan Laboratorium: Memantau hasil tes darah, seperti hitung sel darah, kadar hemoglobin, dan platelet.
2. Diagnosa Keperawatan
Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data pengkajian, seperti:
Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas.
Kelelahan berhubungan dengan anemia.
Gangguan nutrisi berhubungan dengan mual atau kehilangan nafsu makan.
3. Perencanaan
Mengembangkan rencana perawatan yang spesifik dan terukur, mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Contoh tujuan:
Pasien akan menunjukkan peningkatan dalam jumlah sel darah setelah pengobatan.
Pasien akan mengidentifikasi strategi untuk mengelola efek samping pengobatan.
4. Intervensi Keperawatan
Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi mengenai penyakit, pengobatan, dan cara mengelola efek samping.
Pengelolaan Nyeri: Memberikan analgesik sesuai kebutuhan dan memantau efektivitasnya.
Dukungan Nutrisi: Mendorong pola makan yang seimbang dan memberikan saran tentang makanan yang mudah dicerna.
Pencegahan Infeksi: Mengajarkan praktik kebersihan dan menjaga lingkungan yang bersih.
5. Evaluasi
Memantau kemajuan pasien terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Mengadaptasi rencana perawatan sesuai dengan perubahan kondisi pasien dan respon terhadap pengobatan.
6. Dukungan Emosional
Menyediakan dukungan psikologis dan mendengarkan kekhawatiran pasien.
Mengarahkan pasien dan keluarga ke sumber daya tambahan, seperti konseling atau kelompok dukungan.
Asuhan keperawatan teoritis untuk pasien leukemia harus bersifat holistik dan berfokus pada kebutuhan fisik, emosional, dan sosial pasien.
Leukimia adalah kanker darah yang disebabkan oleh pertumbuhan sel darah putih abnormal di sumsum tulang. Terdapat dua jenis utama leukimia yaitu limfoblastik dan mieloblastik, yang masing-masing dapat berlangsung akut atau kronis. Pengobatan utama leukimia adalah kemoterapi dan radioterapi.
Leukimia adalah kanker darah yang disebabkan oleh produksi sel darah putih abnormal. Terdapat dua jenis utama leukimia, yaitu leukimia mieloblastik yang melibatkan sel myeloid dan leukimia limfoblastik yang melibatkan sel limfoid. Kemoterapi merupakan pengobatan utama untuk leukimia yang menggunakan obat kimia seperti siklofosfamid dan metotreksat untuk membunuh sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Leukimia adalah kanker yang disebabkan oleh proliferasi sel darah putih abnormal di sumsum tulang. Gejalanya meliputi kelelahan, mual, demam, dan infeksi berulang. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan darah lengkap dan sumsum tulang. Pengobatannya meliputi kemoterapi, transplantasi sumsum tulang, dan pencegahan infeksi.
Hematologi mempelajari penyakit darah dan organ pembentuk darah. Ahli darah memeriksa dan mengobati pasien dengan gangguan darah seperti anemia dan leukemia. Leukosit adalah sel darah putih yang melindungi tubuh dari infeksi. Jumlah leukosit dapat naik atau turun karena berbagai penyebab seperti infeksi, kanker, atau obat-obatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien leukemia yang mencakup definisi leukemia, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan leukemia. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian keperawatan, masalah keperawatan, prioritas keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani masalah-masalah yang muncul pada pas
Dokumen tersebut membahas tentang mutasi gen pada penderita leukimia. Leukimia disebabkan oleh akumulasi mutasi pada DNA sel yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor. Mutasi dapat terjadi karena radiasi, zat kimia, atau kerusakan kromosom selama pembelahan sel di sumsum tulang. Contohnya, leukimia mieloblastik akut disebabkan oleh pertukaran fragmen kromosom yang menghasilkan gen fusi BCR-
Leukemia akut ditandai oleh proliferasi sel imatur (sel leukemik) di sumsum tulang yang menyebabkan kegagalan fungsi hematopoiesis dan infiltrasi organ. Terdapat dua jenis utama, yaitu leukemia limfoblastik akut yang lebih umum pada anak, dan leukemia mieloblastik akut yang lebih umum pada dewasa. Keduanya menyebabkan gejala anemia, infeksi, dan perdarahan akibat kegagalan sumsum tulang, serta nyeri tulang dan p
Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang ditandai dengan penumpukan sel darah putih yang tidak matang atau tidak berkembang secara normal di sumsum tulang. Sel-sel darah putih ini disebut sel leukemik, dan mereka berkembang secara cepat dan tidak terkendali. Hal ini menyebabkan gangguan pada produksi sel darah sehat, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Gejala leukemia akut dapat bervariasi tergantung pada jenis sel darah putih yang terlibat dan seberapa cepat sel-sel tersebut berkembang. Gejala umumnya meliputi kelelahan, mudah memar atau berdarah, infeksi berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, demam yang tidak dapat dijelaskan, nyeri tulang atau sendi, penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan perubahan pada kulit.
Leukemia akut biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan darah, sumsum tulang, dan tes penunjang lainnya seperti tes genetik dan imunofenotip. Pengobatan untuk leukemia akut melibatkan terapi target, kemoterapi, terapi radiasi, dan transplantasi sumsum tulang. Perawatan tersebut dimaksudkan untuk menghancurkan sel kanker, mengendalikan perkembangan penyakit, serta memulihkan produksi sel darah sehat dalam tubuh. Karena leukemia akut berkembang dengan cepat, penanganan yang cepat dan tepat waktu sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup pasien.
Patofisiologi Kelainan Darah dan Gangguan AkomodasiMaulana Sakti
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi kelainan darah dan gangguan akomodasi. Pertama, dijelaskan bahwa darah berperan penting dalam transportasi zat dan homeostatis tubuh. Kemudian dibahas mengenai penyakit-penyakit yang mempengaruhi komponen darah seperti sel darah merah, putih, dan keping darah. Selanjutnya diuraikan gangguan akomodasi mata seperti hiperopia dan miopia beserta penyebabnya
Pasien mengeluhkan bengkak pada ekstremitas bawah dengan konjungtiva pucat dan kulit menghitam. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi beserta peningkatan kreatinin dan penurunan fungsi ginjal, mengindikasikan diagnosis gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal kronis adalah gagal ginjal akut yang berlangsung lama dan menyebabkan gangguan berkelanjutan. Penyebab utamanya adalah diabetes dan hipertensi. Gejalanya bervariasi mulai dari kelelahan, nyeri, edema, hingga gangguan eliminasi. Penatalaksanaannya meliputi diet, obat-obatan, dan dialisis.
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya kasih sayang orang tua pada masa bayi, genetik, dan norma keluarga yang salah. Gejala isolasi sosial meliputi kurang spontan, apatis, ekspresi wajah sedih, komunikasi berkurang, menyendiri, dan kurang peduli lingkungan. Ada
Dokumen tersebut membahas tentang epidemi HIV/AIDS secara global dan di beberapa negara. Secara global, jumlah orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2016 diperkirakan 36,7 juta orang, sebagian besar berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah terutama di Afrika sub-Sahara. Negara dengan prevalensi HIV tertinggi adalah Swaziland dengan 27,2% populasi terinfeksi, diikuti Afrika Selatan dengan 7,1 juta kasus. Se
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptWahid Husein
Ìý
Askep leukemia (konsep medic)
1. Asuhan Keperawatan
Leukemia
A. Konsep Medis
1. Definisi
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di
sumsum tulang yang menyebabkan poliferasi salah satu jenis sel darah
putih dengan menyingkirkan jenis sel lain.
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel kanker
abnormal berpoliferasi tanpa terkendali, menghasilkan sekelompok sel
anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel darah lain di
sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka
tertimbun di sumsum tulang. Karena faktor-faktor ini, leukemia disebut
gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel
leukemik mengambil alih sumsum tulang. Sehingga menurunkan kadar
sel-sel nonleukemik didalam darah yang merupakan penyebab berbagai
gejala umum leukemia.
Leukemia digambarkan sebagai akut dan kronis, bergantung pada
cepat tidaknya kemunculan dan bagaimana diferensiasi sel-sel kanker yang
bersangkutan. Sel-sel leukemia akut berdiferensiasi dengan buruk,
sedangkan sel-sel leukemia kronis biasanya berdiferensiasi dengan baik.
Leukemia juga digambarkan berdasarkan jenis sel yang berpoliferasi.
Sebagai contoh, leukemia limfoblastik akut, merupakan leukemia yang
paling sering dujumpai pada anak, menggambarkan kanker dari turunan
sel limfosit primitif. Leukemia granulositik adalah leukemia eosinofil,
neutrofil, atau basofil. Leukemia pada orang dewasa biasanya limfositik
kronis atau mieloblastik akut. Angka kelamgsumgam hidup jangka
panjang untuk leukemia bergantung pada jenis sel yang terlibat, tetapi
berkisar sampai lebih dari 75% untuk leukemia limfositik akut pada masa
2. kanak-kanak, merupakan angka statistic yang luar biasa karena penyakit
ini hampir bersifat fatal.
(Corwin, Elizabeth J dalam buku Buku Saku Patofisiologis, 2016)
Leukemia terbagi berdasarkan sel yang terlibat, yaitu myelogenous
atau lymphocytic, dan berdasarkan durasi, yaitu akut (acute myelogenous
leukemia [AML] dan acute lymphocytic leukemia [ALL]) atau Kronik
(chronic myelogenous leukkemia [CML] dan chronic lymphocyti leukemia
[CLL].
(Dosen keperawatan MBI dalam buku rencana asuhan keperawatan
Medikal-Bedah, 2017)
2. Etiologi
Etiologi LLA sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar
disebabkan oleh virus (Virus Onkogenik). Namun faktor lain yang turut
berperan adalah :
a. Faktor Eksogen :
ï€ Efek dari penyinaran seperti : sinar X, sinar radioaktif
ï€ Hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat)
ï€ Infeksi (virus dan bakteri)
b. Faktor Endogen
ï€ Faktor Ras (orang Yahudi mudah menderita LLK)
ï€ Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (Aberasi
kromosom) pada sindrom Down.
ï€ Herediter : kasus leukemia pada kakak beradik/kembar satu
telur, angka kejadian pada anak lebih tinggi sesuai dengan
usia maternal.
ï€ Genetik : virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T. cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV)
(Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri dalam buku KMB2,2013)
3. 3. Patofisiologi
Manifestasi umum leukemia adalah proliferasi yang tidak teratur
atau akumulasi sel darah putih (WBC) disumsum tulang. Selain itu,
dijumpai pula proliferasi dihati dan limpa serta invasi keorgan lain, seperti
meninges, nodus limfe, gusi dan kulit. Biasanya leukemia diklasifikasikan
sesuai dengan jalur sel induk yang terganggu baik limfoid maupun
meiloid. Leukemia juga diklasifikasikan sebagai leukemia akut (awitan
mendadak) atau leukemia kronis (terjadi dalam waktu beberapa bulan
sampai beberapa tahun). Penyebabnya tidak diketahui. Namun sejumlah
bukti menunjukkan adanya keterlibatan pengaruh genetic dan pathogenesis
virus. Kerusakan sumsum tulang akibat pajanan radiasi atau zat kimia
seperti benzene dan agens pengalkil dapat juga menyebabkan leukemia.
(Susan C. Smeltzer, dalam buku Keperawatan Medikal-Bedah, 2011)
Adanya proliferasi sel kanker sehingga sel kanker bersaing dengan sel
normal untuk mendapatkan nutrisi dengan cara infiltrasi sel normal
digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya sel kanker akan terjadi
depresi sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit, leukosit, faktor
pembekuan dan jaringan meningkat karena adanya depresi dari sumsum
tulang maka produksi eritrosit menurun dan terjadi anemia, produksi
leukosit juga menurun sehingga sistem retikoloendotelial akan terpengaruh
dan menyebabkan ganggguan sistem pertahanan tubuh dan mudah
mengalami infeksi yang manifestasinya berupa demam. Faktor pembekuan
juga mengalami penurunan sehingga terjadi perdarahan yang akan
menimbulkan trombositopenia. Dengan adanya pergantian sel normal oleh
sel kanker terjadi infiltrasi ekstra medular sehingga terjadi pembesaran
limpa, liver, nodus ilimfe dan tulang sehingga bisa menimbulkan nyeri
tulang dan persendian. Hal tersebut juga akan mempengaruhi
metabolisme sehingga sel akan kekurangan makanan.
(Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar Dalam buku Asuhan
Keperawatan Jilid 2, 2013).
4. Sel Leukemia menghasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah
berlebihan dan menyusup kedalam berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemia
menyusup kedalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang
normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah
yang tidak mencukupi. Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah
trombosit yang bersirkulasi. Inflasi juga terjadi lebih sering karena
berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel leukemia kedalam
semua organ-organ vital yang menimbulkan hepatomegalii, splenomegali
dan limfadenopati.
Timbulnya disfungsi sumsum tulang menyebabkan turunnya jumlah
eritrosit, neutrofil dan trombosit. Sel-sel leukemia menyusupi lemfonodus,
limfa, hati, tulang dan SPP.
Disemua tipe leukemia, sel yang berproliferasi dapat menekan produksi
dan elemen didarah yang menyusup sumsum tulang dengan berlomba-
lomba untuk menghilangkan sel normal yang berfungsi sebagai nutrisi
untuk metabolisme. Tanda dan gejala dari leukemia merupakan hasil dari
infiltrasi sumsum tulang, dengan 3 manifestasi yaitu anemia dan
penurunan RBCs, infeksi dari neutropenia, dan pendarahan karena
produksi platelet yang menurun. Invasi sel leukemia yang berangsur-
angsur pada sumsum menimbulkan kelelahan pada tulang dan cenderung
terjadi fraktur, sehingga menimbulkan nyeri.
Ginjal, hati dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya
fibrosis, leukemia juga berpengaruh pada SSP dimana terjadi peningkatan
tekanan intra cranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, letargi,
papil edema, penurunan kesadaran dan kaku duduk. (http://jtptunimus-
gdl-novianariz-5138-2-bab2.pdf).
4. Manifestasi Klinik
Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Leukemia
kronis berkembang secara lanbat dan mungkin hanaya memperlihatkan
sedikit gejala sampai stadium lanjut.
5. ï‚· Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia
ï‚· Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
ï‚· Pendarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan
koagulasi
ï‚· Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang
menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti
nyeri semakin meningkat, neri tulang berhubungan dengan leukemia
bersifat progresif
ï‚· Penurunan berat karena berkurangnya nafsu makan dan peningkatan
konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik
ï‚· Limfadenopati,splenomegali, dan hepatomegali akibat infiltrasi sel
leukemik ke organ-organ limfoid dapat terjadi
ï‚· Gejala sistem syaraf pusat dapat terjadi.
(Corwin, Elizabeth J dalam buku Buku Saku Patofisiologis, 2016)
Manifestasi klinik yang sering di jumpai pada berbagai penyakit
leukemia adalah sebagai berikut:
1. Leukemia Limfositik Akut
Gejala klinis LLA bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah
lelah,letargi,pusing,sesak,nyeri dada), infeksi dan pendarahan. Selain
itu juga ditemukan anoreksi,nyeri tulang dan
sendi,hypermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada
sternum, tibia dan femur.
2. Leukemia Mielositik Akut
Gejala umum LMA adalah rasa lelah, pendarahan infeksi disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang belakang. Pendarahan
biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA
dengan leukosit yang sangat tinggi(lebih dari 100ribu/mm3) biasanya
mengalami gangguan kesadaran,sesak nafas,nyeri dada dan
6. priapismus. Selain itu juga menimbulakan gangguan metabolisme
yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.
3. Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menimbulkan gejala. Penderita
LLK yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati
generalisata,penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala yang lain
yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latih dan
olahraga. Demam keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan
dengan perjalanan penyakitnya.
4. Leukemia Granulositik / Meilositik Kronik
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase
krisis blas. Pada fase kronik ditemukan hypermetabolisme, merasa
cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Pada fase
akselerasi di temukan keluhan anemia yang bertambah
berat,petekie,ekimosis,dan demam yang disertai infeksi.
(Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma dalam buku Nanda Nic-
Noc jilid 2,2015)
5. Penatapelaksanaan
Farmakologi
ï‚· Terapi anti mikroba IV: klindamisin(cleocin) adalah obat pilihan
dosis besar per IV diperlukan karena anti biotik harus memasuki
jaringan nekrosis dan cairan akses
ï‚· Anti biotic diberikan per oral dan bukan per intravena setelah dapat
tanda-tanda dan perbaikan (suhu tubuh normal,jumlah WBC
turun,dan hasil foto ronsen dada lebih baik (ukuran rongga
berkurang).terapi anti biotic dapat berlangsung selam 4 sampai 8
minggu.
(referensi: smeltzer susan c dalam buku KEPERAWATAN
MEDIKAL-BEDAH tahun 2011)
7. Farmakologi
a. Transfusi darah :
Biasanya di berikan jika kadar hb < 6 gr pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masif, dapat di berikan transfuse trombosit,
jika ada tanda DIC dapat dibrxheparin
b. Kortikosteroid
(prednison, kortison) deksametason dan sebagainya. Setelah di
capai remisi dons di kiurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama sama
dengan prednison.
Efek: alopesia, stomatitis, lucopenia, infeksi sekunder (kandidiasit)
Jika kadar leukosit <2000 per meter pangkat 3 pemberian harus
hati hati
d. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi di berikan jika
telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah 10-10
Non farmako
Penatalaksanaan kemoterapi
a. Fase induksi
Di mulai 4-6 mg setelah dx ditegakan. Pada fase ini di berikan thy
:kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L-asparaginase.
Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda tanda penyakit berkurang
atau tidak ditemukan jumlah sel mudah kurang dari 5% dalam
sumsum tulang.
8. b. Fase profilaksis system saraf pusat
Pada fase ini diberikan therapy methotrexate, cytrabine dan
hydrocortison melalu intratekal untuk mencegah infasi sel leukemia
ke otak.
Therapy irradiasi cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia
yang mengalami gangguan system saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan di lakukan untuk
mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel sel leukemia
yang beredar dalam tubuh.
Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai
respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi
sumsum tulang, maka pengobatan di hentikan untuk sementara atau
posisi obat di kurangi. (suparman 2005)
(Referensi: Ns.andra saferi wijaya,s.kep & Ns.yessie mariza
putrid,s.kep dalam buku KMB2 tahun 2013)