1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan,
yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain
itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam,
semilogam, dan gas mulia. Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk
unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari.
Seperti unsur – unsur kimia dalam periode ke 3 yang terdiri dari Al, Si, P dan S.
Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P) dan Sulfur (S) memiliki manfaat dan
kegunaan tersendiri yang mempengaruhi pekerjaan manusia. Seperti aluminium
yang sering dimanfaatkan dalam teknik elektro sebagai bahan isolator yang
bersifat logam. Keberadaan unsur – unsur kimia ini di alam sangat melimpah.
Sumber unsur – unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik
dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campuran. Unsur – unsur dalam
periode ke 3 memiliki keteraturan sifat yang berbeda. Yang terdiri dari perbedaan
reduktor dan oksidator, kekuatan logam dan non logam dan basa dan asam yang
berbeda satu sama lain. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur
kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik
dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya.
Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini yang
berjudu; ― Unsur - Unsur Kimia Dalam Periode ke – 3 (Al, Si, P, Si)‖ kami
harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik
lagi.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa banyak keberadaan unsur – unsur kimia dalam periode ke 3 di
alam ?
2. Apa sajakah produk yang mengandung unsur kimia dalam periode ke 3?
3. Bagaimanakah kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur dalam periode
ke 3 ?
4. Apakah manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur dan senyawa
dalam kehidupan sehari – hari ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami keberadaan unsur – unsur kimia periode ke
3 di alam
2. Mengetahui produk yang mengandung unsur kimia periode ke 3
3. Mengetahui kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur dalam periode
ke 3
4. Mengetahui manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur dan senyawa
dalamkehidupan sehari - hari
1.4 Manfaat penelitian
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada
siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur.
1.5 Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dari telaah pustaka dari
buku-buku yang membahas tentang kimia unsur selain itu pengumpulan
data makalah ini diperoleh dari browsing Internet
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keberadaan Unsur Kimia Periode ke 3 di Alam
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur kimia terdapat di kerak
bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun
campurannya. Contohnya :
1. Alumunium (Al)
Al adalah unsur ketiga terbanyak di muka bumi setelah O dan Si. Al
ditemukan di bebatuan yang mengandung aluminosilikat (campuran
Al, O, dan Si), korundum (Al2O3), kriolit (Na3AlF6), dan bauksit
(Al2O3 . xH2O).
Mineral yang dapat digunakan sebagai sumber komersial Al hanya
bauksit (Al2O3) meskipun jumlahnya melimpah di alam.
2. Silikon (Si)
Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan
komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai
aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak
diketahui asalnya.
Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan
merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak
ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida
dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint,
jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit,
hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mika, dsb merupakan contoh
beberapa mineral silikat.
Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan
karbon di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan
elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk
4. 4
mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan
sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses
Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal
silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super
murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan
ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float
zone.
3. Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens
(pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah
disingkirkan). Fosfor ditemukan pada bebatuan fosfat sebagai senyawa
fluorapatit Ca5(PO4)3F, hidrosiapatit Ca5(PO4)3(OH), dan klorapatit
Ca5(PO4)3Cl.
Fosfor diekstraksi dari senyawa fosfat Ca3(PO4)2 melalui metode
reduksi. Ca3(PO4)2 dalam batuan fosfat dipanaskan dengan kokas (C)
dan pasir SiO2 pada suhu 1.400-1.500°C. Fosfor didistilasi dan
terkondensasi di bawah air sebagai P4
.
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C P4 + 6CaSiO3 + 10CO
Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotropi, dia antaranya
fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
4. Sulfur (S)
Sulfur (S) ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawanya. Sebagai
unsur, sulfur terdapat di daerah pegunungan vulkanik dan sebagai
endapan pada kedalaman ≥ 100m di bawah tanah. Endapan ini
kemungkinan terbentuk dari reduksi CaSO4 menjadi unsur S oleh
bakteri. Sebagai senyawa, sulfur terdapat dalam senyawa sulfida
seperti FeS2, PbS, Cu2S, dan H2S dalam gas alam; dan dalam senyawa
sulfat seperti CaSO4
.
2H2O.
1.400-1.500°C
5. 5
2.2 Produk yang Mengandung Unsur Kimia Dalam Periode ke 3
1. Alumunium
a) Digunakan dalam konstruksi pesawat, mobil, dan mesin-mesin
lannya.
b) Karena sifatnya yang mudah menghantarkan panas dengan
tahan karat, Aluminium (Al) banyak digunakan untuk membuat
alat-alat masak
c) Digunakan dalam bidang arsitektur dan ornamen-ornamen
rumah.
d) Al(OH)3 digunakan sebagai obat maag untuk mengatasi asam
lambung.
e) Tawas (K2SO4·Al2(SO4)3·24H2O) digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
f) Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan
serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk mengelas baja
ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
g) Alumina (Al2O3) untuk industri keramik, gelas, ampelas.
h) Lapisan pembungkus, aluminium foil, kaleng aluminium.
2. Silikon
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam
bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk
membuat bahan bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai
bahan tungku pemanas dan dalam bentuk silikat ia digunakan untuk
membuat enamel (tambalan gigi), pot-pot tanah liat, dsb. Silika sebagai
pasir merupakan bahan utama gelas. Gelas dapat dibuat dalam
berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela,
insulator, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat
digunakan sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, galium, fosfor dan
arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor,
sel-sel solar, penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya, yang
6. 6
digunakan secara ekstensif dalam barang-barang elektronik dan
industri antariksa.
Hydrogenated amorphous silicone memiliki potensial untuk
memproduksi sel-sel murah untuk mengkonversi energi solar ke energi
listrik.
Silikon sangat penting untuk tanaman dan kehidupan binatang.
Diatoms dalam air tawar dan air laut mengekstrasi silika dari air untuk
membentuk dinding-dinding sel. Silika ada dalam abu hasil
pembakaran tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon bahan
penting pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser
untuk memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560
3. Fosfor
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar
katode (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan
pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap
(glow in the dark). Fosfor dapat digunakan untuk pembuatan korek api
setelah dicampur dengan karbon dan belerang. Digunakan militer
sebagai petunjuk menentukan target atau sasaran. Selain di lingkup
militer, fosfor putih ternyata digunakan dalam barang konsumsi yang
kita gunakan sehari-hari, seperti minuman bersoda dan pasta gigi.
Secara luas, fosfor putih dipakai dalam industri untuk membuat asam
fosfat atau bahan kimia lain untuk dijadikan pupuk, bahan pengawet
makanan, dan zat pembersih. Dalam jumlah kecil, zat ini juga
digunakan dalam pestisida dan kembang api. Asam fosfat jenuh,
mengandung 70-75% P2O5, yang merupakan bahan penting dalam
bidang pertanian tembak. Fosfat juga dipakai dalam pembuatan kaca
khusus, seperti yang digunakan dalam lampu sodium. Fosfor penting
untuk otot-otot. Tanpa fosfor didalam tubuh, kita tidak dapat
mengangkat kening atau menggerakkan jari sekalipun. Fosfor
menolong juga dalam memelihara keseimbangan asam basa yang
7. 7
normal di dalam tubuh dan perlu sekali dalam pembentukan gigi yang
sehat dan tulang yang kuat.
4. Sulfur
Belerang dapat digunakan dalam industri kimia yaitu untuk pembuatan
asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan untuk pembuatan pupuk,
penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain
untuk metalurgi.
Disamping belerang dimanfaatkan dalam industri cat, industri karet,
industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban, pabrik
kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi, industri
rayon, film selulosa, ebonit, cairan sulfida, bahan pengawet kayu.
2.3 Kecenderungan Sifat Fisik dan Kimia Unsur Dalam Periode ke 3
Fosfor ( P )
Nomor atom : 15 –
Konfigurasi e : [Ne] 3s2 3p 3
Massa Atom relatif : 30,97376
Jari-jari atom : 1,23 Ã…
Titik Didih : 280 C
Titik Lebur : 44 C
Elektronegatifitas : 2,05
Energi Ionisasi : 1060 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 5+
Struktur Atom : molekul Poliatom
Wujud : Padat
Catatan : Berupa logam berwarna putih keperakan dan
sangat ringan
Reaksi P dengan udara :
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar
dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran
fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
8. 8
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia.
Dengan oksigen berlebih, produk yang dihasilkan hampir
semuanya berupa fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:
Untuk fosfor (V) oksida:
Reaksi P dengan air :
Fosfor (V) Oksida merupakan senyawa kovalen. Senyawa ini
dapat bereaksi dengan air membentuk asam fosfat. Asam fosfat
merupakan salah satu contoh larutan asam lemah dengan pH
berkisar antara 2 hingga 4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
P4O10(s) + 6 H2O(l) ——> 4 H3PO4(aq)
Reaksi P dengan halogen :
Fosfor (III) Klorida merupakan cairan mudah menguap tidak
berwarna yang dihasilkan saat Fosfor bereaksi dengan gas klor
tanpa pemanasan. Saat jumlah gas klor yang digunakan
berlebih, senyawa ini dapat bereaksi kembali dengan gas klor
berlebih membentuk senyawa Fosfor (V) Klorida, suatu
padatan berwarna kuning.
P4(s) + 6 Cl2(g) ——> 4 PCl3(l)
Saat jumlah gas klor yang digunakan berlebih, akan terjadi
reaksi berikut :
PCl3(l) + Cl2(g) ——> PCl5(s)
Sifat oksidator/reduktor P :
Fosfor selain sebagai reduktor lemah juga merupakan oksidator
lemah sehingga dapat bereaksi dengan reduktor kuat.
Sulfur ( S )
Nomor atom : 16
9. 9
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 4
Massa Atom relatif : 32,066
Jari-jari atom : 1,09 Ã…
Titik Didih : 445 C
Titik Lebur : 119 C
Elektronegatifitas : 2,45
Energi Ionisasi : 1000 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 6+
Struktur Atom : molekul poliatom
Wujud : Padat
Reaksi S dengan udara :
Padatan belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan
akan menghasilkan gas belerang dioksida (SO2). Oksida ini
dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih
yang dikatalisis oleh vanadium pentaoksida (V2O5) untuk
menghasilkan gas belerang trioksida (SO3).
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)
Reaksi S dengan air :
Belerang dioksida dan belerang trioksida mempunyai struktur
molekul kovalen sederhana. Masing-masing dapat bereaksi
dengan air membentuk larutan asam.
SO2(g) + H2O(l) ——> H2SO3(aq)
SO3(g) + H2O(l) ——> H2SO4(aq)
Reaksi S dengan halogen :
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan
bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak
sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
Reaksi S dengan basa :
10. 10
Oksida nonlogam (di sebelah kanan tabel periodik) memiliki
struktur molekul kovalen sederhana dan bereaksi dengan air
menghasilkan larutan asam. Oksida nonlogam merupakan
oksida asam, yang dapat bereaksi dengan basa membentuk
garam.
SO3(g) + MgO(s) ——> MgSO4(s)
Sifat oksidator/reduktor S :
Belerang dapat mengoksidasi hampir semua logam, misalnya
dengan besi terjadi reaksi sebagai berikut:
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Belerang dapat mengoksidasi air menjadi gas oksigen.
S(s) + 2H2O(l) → 2H2S(aq) + O2(g)
Silikon ( Si )
Nomor atom : 14
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
Massa Atom relatif : 28,0855
Jari-jari atom : 1,46 Ã…
Titik Didih : 2355 C
Titik Lebur : 1410 C
Elektronegatifitas : 1,74
Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 4+
Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
Wujud : Padat
Reaksi Si dengan udara :
Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup
kuat. Dihasilkan silikon dioksida.
Reaksi Si dengan air :
11. 11
Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk
oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan air
membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam
metasilikat (H2SiO3). Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi
bereaksi dengan basa.
H4SiO4(l) + 4NaOH(l) → Na4SiO4(l) + H2O(l)
Reaksi Si dengan halogen :
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halida,
seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Reaksi Si dengan asam :
Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat)
tidak bereaksi dengan silikon.
Reaksi Si dengan basa :
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat
membentuk ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya
ikatan tunggal (σ). Karena itu silikon tidak reaktif pada suhu
kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi
dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-
(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Sifat oksidator/reduktor Si :
Silikon merupakan reduktor yang lemah sehingga dapat
bereaksi dengan oksidator kuat, misalnya klor dan oksigen.
Alluminium ( Al )
Nomor atom : 13
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 1
Massa Atom relatif : 26,98154
Jari-jari atom : 1,82 Ã…
12. 12
Titik Didih : 2467 C
Titik Lebur : 660 C
Elektronegatifitas : 1,45
Energi Ionisasi : 577 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 3+
Struktur Atom : Kristal Logam
Wujud : Padat
Reaksi Al dengan udara :
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan.
Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida
yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika
lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk
menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam
oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida
Al2O3.
4Al (s) + 3O2(l) → 2Al2O3
Reaksi Al dengan air :
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan.
Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida
yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan
air.
Reaksi Al dengan halogen :
Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen
seperti iodin (I2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk
aluminium halida menjadi aluminium (III) iodida, aluminium
(III) bromida, aluminium (III) klorida.
13. 13
2Al (s) + 3I2(l) → 2Al2I6(s)
2Al (s) + 3Cl2(l) → 2Al2Cl3
2Al (s) + 3Br2(l) → 2Al2Br6
Reaksi Al dengan asam :
Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan
yang mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hidrogen.
2Al (s) + 3H2SO4(aq) → 2Al3+
(aq) + 2SO4
2-
(aq) + 3H2(g)
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2Al3+
(aq) + 6Cl-
(aq) + 3H2(g)
Reaksi Al dengan basa :
Aluminium larut dengan natrium hidroksida.
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O → 2Na+
(aq) + 2[Al(OH)4]-
+ 3H2(g)
Sifat oksida logam Al :
Aluminium oksida merupakan senyawa amfoter. Artinya dapat
bereaksi baik sebagai basa maupun asam.
o Reaksidenganair
Aluminium oksida tidak dapat bereaksi secara
sederhana dengan air seperti natrium oksida dan
magnesium oksida, dan tidak larut dalam air. Walaupun
masih mengandung ion oksida, tapi terlalu kuat berada
dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
o Reaksidenganasam
Aluminium oksida mengandung ion oksida, sehingga
dapat bereaksi dengan asam seperti pada natrium atau
magnesium oksida. Artinya, sebagai contoh, aluminium
oksida akan beraksi dengan asam klorida encer yang
panas menghasilkan larutan aluminium klorida.
Dalam hal ini (dan sama dalam reaksi dengan asam
yang lain), aluminium oksida menunjukkan sisi basa
dari sifat amfoternya.
14. 14
o Reaksidenganbasa
Aluminium oksida juga dapat menunjukkan sifat
asamnya, dapat dilihat dalam reaksi dengan basa seperti
larutan natrium hidroksida.
Berbagai aluminat dapat terbentuk – senyawa dimana
aluminium ditemukan dalam ion negatif. Hal ini
mungkin karena aluminium memiliki kemampuan
untuk membentuk ikatan kovalen dengan oksigen.
Pada contoh natrium, perbedaan elektronegativitas
antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk
membentuk ikatan selain ikatan ionik. Tetapi
elektronegativitas meningkat dalam satu periode –
sehingga perbedaan elektronegativitas antara aluminium
dan oksigen lebih kecil. Hal ini menyebabkan
terbentuknya ikatan kovalen diantara keduanya.
Dengan larutan natrium hidroksida pekat yang panas
aluminium oksida bereaksi menghasilkan larutan
natrium tetrahidroksoaluminat yang tidak berwarna.
2.4 Manfaat, Dampak dan Proses Pembuatan
Unsur dan Senyawa Dalam Kehidupan
Sehari – hari
1. Alumunium
a. Manfaat
Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan
tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk
peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai
kerangka bangunan.
16. 16
Bauksit dihancurkan dan Al2O3 dipisahkan dari zat
pengotor lainnya dalam bauksit dengan melarutkannya
dalam NaOH pekat. Campuran ini dipanaskan dalam
tangki bertekanan dan menghasilkan NaAl(OH)4.
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O
2NaAl(OH)4(aq)
Tidak seperti NaAl(OH)4 yang larut dalam air,
kebanyakan zat pengotor tidak larut termasuk besi (III)
oksida, sehingga produk reaksi perlu disaring.
NaAl(OH)4 diencerkan dengan air, atau gas CO2
dilewatkan melalui larutan NaAl(OH)4 untuk
mendapatkan endapan Al(OH)3.
NaAl(OH)4(aq) Al(OH)3(s) + NaOH(aq)
Selanjutnya produk reaksi disaring untuk memperoleh
Al(OH)3 yang kemudian dipanaskan untuk
mendapatkan bubuk Al2O3.
2Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3H2O(g)
Al2O3 kemudian dilarutkan dalam lelehan kriolit
(Na3AlF6) dimana Al2O3 terdisosiasi menjadi Al3+
dan
O2-
. Campuran ini dimasukkan ke dalam sel elektrolisis
dimana reaksi elektrolisis berikut terjadi:
Katode (grafit): Al3+
+ 3eˉ Al(l)
Anode (grafit) : 2O2-
O2(g) + 4eˉ
Sel : 4Al3 + 6O2-
4Al(l) + 3O2(g)
panas, tekanan
Natrium aluminat
+
17. 17
Lelehan Al yang terbentuk pada katode membentuk
lapisan di dasar sel dan diambil secara berkala.
Jadi, selama elektrolisis, anode terus-menerus
dihabiskan. Untuk memproduksi 1 kg alumunium, rata-
rata dihabiskan 0,44 kg anode karbon.
2. Silikon
a. Manfaat
Penggunaan terpenting silikon murni adalah dalam aloi
aluminium-silikon, sering disebut aloi ringan, untuk
menghasilkan cetakan untuk industri otomotif (ini mewakili
kira-kira 55% dari penggunaan silikon murni sedunia).
Silikon murni juga digunakan untuk menghasilkan silikon
ultra murni bagi penggunaan elektronik dan fotovoltaik,
seperti: semikonduktor, fotonik, LCD.
Silikon dioksida atau silika dalam bentuk pasir dan tanah liat
merupakan bahan untuk membuat semen.
Silika merupakan bahan dasar pembuatan kaca, dengan
beraneka jenis bentuk yang menarik.
Silikon – oksigen merupakan senyawa yang lentur,
mengandung ikatan silikon –oksigen dan silikon-karbon, ia
digunakan secara meluas dalam aplikasi seperti implantasi
organ tubuh bagian luar.
b. Dampak
Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama
di bidang kecantikan. Penggunaan silikon khususnya yang cair
sudah di larang oleh pemerintah sejak tahun 1970. Namun
hingga kini masih saja terjadi penyalahgunaan penyuntikan
18. 18
untuk tujuan mempercantik bagian tubuh tertentu para wanita.
Hal ini di lakukan karena kurangnya pengetahuan terhadap
silikon itu sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak
mengakibatkan kematian, tetapi dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut
terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam
tubuh seperti sifat cairan umumnya akan mencari tempat yang
rendah. Sebagian silikon mungkin berkumpul di tempat- tempat
tertentu sehingga membentuk benjolan.
c. Proses pembuatan unsur
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering
disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan
kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku
listrik pada suhu 3000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) → Si(l) + 2CO2
Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga
diperoleh padatan silikon. Namun silikon yang diperoleh
dengan cara ini belum dalam keadaan murni.
Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni diawali dengan
mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di
atas direaksikan dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) → SiCl4(g)
Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang
terbentuk kemudian dilewatkan melalui sebuah tabung panas
berisi gas H2 atau Mg sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
SiCl4(g) + 2Mg(s) → Si(s) + 4MgCl2(g)
19. 19
Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si.
Si dimurnikan dengan alat zone refining. Di dalam alat ini,
batangan Si dilewatkan secara perlahan melalui alat pemanas.
Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh.
Karena zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan
dibanding dalam padatan Si, maka pengotor tersebut akan
berkumpul di dalam lelehan Si. Daerah lelehan yang tidak
murni telah sampai ke ujung, maka ujung ini akan dibiarkan
membentuk padatan sebelum dipotong.
3. Fosfor
a. Manfaat
Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung
70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan
berbagai produksi tani lainnya. Permintaan untuk pupuk secara
global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak karena
manfaatnya yang baik untuk perkebunan. Fosfor juga
digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan
produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting
sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk
menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan
penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
b. Dampak
Menyebabkan eutrofikasi jika unsur ini terlalu banyak
terdapat di air.
Fosfor putih bisa mengakibatkan layar asap kimia yg
dpt membakar kulit hingga ke tulang.
Salah satu penyalahgunaan fosfor yaitu digunakan
sebagai bom. Fosfor yang diaplikasikan sebagai bom
yaitu fosfor putih yang diberi nama samaran ―Willy
Pete‖
20. 20
Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan
menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming)
fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan
kematian ikan secara massal.
c. Proses pembuatan unsur
Fosfor diekstraksi dari senyawa fosfat Ca3(PO4)2 melalui
metode reduksi. Ca3(PO4)2 dalam batuan fosfat dipanaskan
dengan kokas (C) dan pasir SiO2 pada suhu 1.400-1.500°C.
Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C P4 + 6CaSiO3 + 10CO
Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotropi, dia
antaranya fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
4. Sulfur
a. Manfaat
Belerang dioksida (SO2) digunakan sebagai fungisida
(anti jamur), fumiga (anti serangga), dan dalam jumlah
yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet
makanan.
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3·5H2O)
digunakan dalam proses pencucian film. Senyawa ini
dikenal dengan merk hipo.
Asam sulfat (H2SO4) dipakai sebagai pelarut, pengisi
aki, pembuatan garam sulfat, pembuatan pupuk,
pengolahan minyak, dan pewarnaan tekstil.
b. Dampak
Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-
sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah acid rain atau hujan
asam.
1.400-1.500°C
21. 21
c. Proses pembuatan
i. Proses Frasch
Tiga buah pipa yang konsentris ditanamkan ke dalam
endapan belerang. Air lewat panas (165°C) dan
dibawah tekanan dimasukkan ke dalam terluar, dan oleh
suhu yang setinggi ini belerang menjadi mencair.
Kemudian udara di bawah tekanan ditiupkan melalui
pipa paling dalam. Keadaan ini memaksa belerang cair
ke permukaan melalui pipa tengah. Melalui cara ini
didapatkan belerang dengan tingkat kemurnian 99% .
ii. Proses Claus
Hidrogen sulfida diekstrak dari gas alam dengan cara
penggelembungan gas melalui etanolamin,
HOCH2CH2NH2 suatu pelarut basa organik. Proses
Claus sangat mengurangi pencemaran dari pembakaran
gas alam dan minyak bumi. Berikut adalah reaksi yang
terjadi dalam pembuatan belerang dengan proses Claus:
H2S(g) + O2(g) →SO2(g) + H2O(g)
Ini dapat digunakan secara langsung untuk pembuatan
asam sulfat atau dikonversi lagi menjadi unsur belerang
melalui reaksi dengan H2S. Berikut reaksinya :
SO2(g) + H2O(g) → 3S(l) + 2H2O(l)
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas
Pennsylvania melaporkan pembuatan polimer belerang
nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak
mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki
sifat elektris dan optik yang tidak biasa.Belerang
dengan kemurnian 99.999% sudah tersedia secara
komersial.
22. 22
Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan
pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat.
Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang
amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom
pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri
dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang
saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X
yang normal.
23. 23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Unsur – unsur logam utama dalam periode ke – 3 berupa
Alluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P) dan sulfur (S).
2. Unsur – unsur logam utama dalam periode ke – 3
digunakan oleh manusia untuk membuat suatu produk yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan.
3. Unsur – unsur logam utama dalam periode ke – 3 umumnya
dapat bereaksi dengan udara, air , asam unsur – unsur halogen
membentuk senyawa.
4. Unsur – unsur logam utama dalam periode ke – 3 memiliki
manfaat dan dampak bagi kehidupan manusia dalam
penggunaannya. Untuk mencapai itu semua, diperlukan beberapa
proses yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari
senyawanya.