1. Tahukah kalian?
Pesawat Terbang ada yangtanpa Awak
Pesawat Nir-Awak atau Pesawat TerbangTanpaAwak(PTTA), atau dalam bahasa Inggris
disebut Unmanned Aerial Vehicle(UAV) atau sering disebut juga sebagai Drone adalah
sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu
mengendalikan dirinya sendiri. Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah
dibidang militer. Drone sendiri seperti yang dikatakan oleh Pak Boche pernah digunakan oleh
BIN (Badan Intelijen Negara) seperti menggunakan drone sebagai monitor giat pokter (photo
dan video) di Gunung Gede (I'dad) dan Tamanjeka, Tambarana serta Gunung Biru di Poso.
Secara teknis, Drone berbeda dengan Rudal walaupun mempunyai kesamaan, tapi tetap
dianggap berbeda dengan pesawat tanpa awak, karena Rudal tidak bisa digunakan kembali
dan rudal adalah senjata itu sendiri.Sedangkan Drone menggunakan hukum aerodinamika
untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik
senjata maupun muatan lainnya.
Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada
area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik
pada kabel listrik tegangan tinggi.Pesawat-pesawat ini juga cocok digunakan untuk daerah
perbatasan.
Mari kita lihat model Pesawat Tanpa Awak UAV atau Drone buatan anak bangsa Indonesia:
1. UAV Autopilot SuperDrone
TNI AD menggaet Universitas
Surya yang didirikan Prof
.Yohanes Surya untuk
membuat alat-alat pertahanan,
termasuk pesawat nir-awak
alias Drone yang diberi
namaUAV Autopilot
SuperDrone.
Bahan pesawat ini dari fiber,
besarnya 6×4 meter. Jam
terbangnya 6-8 jam. Diberi tangki cadangan namun bisa digunakan juga untuk benda lain.
Dapat terbang malam dan dilengkapi Thermal Camera (kamera pemantau panas).
SuperDrone ini menggunakan teknologi Autonomous Return To Base.
Untuk saat ini pesawat nir-awak ini lepas landas dan pendaratannya masih manual namun
setelah itu bisa autopilot. Masih dikembangkan agar take of dan landing-nya juga bisa
autopilot. Pengerjaan baru mulai November 2014 dengan tim (yang terdiri) 15 orang.
Untuk sementara, PTTA ini untuk pesawat latihan.
2. 2. ITB HexaRotor
Hexa berarti enam, dan rotor berarti
motor, menjadikan namaPTTA
HexaRotor yang berarti ‘Enam
Motor’ dengan propeller atau
baling-baling yang terbuat dari
bahan carbon fiber ini dapat take-off
atau lepas landas secara vertikal,
mirip helikpter.
Pada masa kini PTTA jenis ini
kadang disebut sebagai CamDrone
(Camera Drone) yang banyak
digunakan untuk pemantauan dengan kamera karena dapat terbang stabil bahkan diam, mirip
helikopter.Pesawat buatan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terdiri dari tiga tipe.
• HexaRotor Tipe Kecil, berbentuk persegi dengan ukuran 15 cm x 15 cm, dilengkapi
dengan 4 baling-baling kecil.
• HexaRotor Tipe Sedang, berbentuk persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dilengkapi
dengan 6 baling-baling kecil.
• HexaRotor Tipe Besar, berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m serta dilengkapi 8
baling-baling kecil.
Tiap tipe HexaRotor diatas, semuanya tetap dapat dilengkapi kamera.Alat yang diproduksi
oleh ITB sejak tahun 2010 lalu ini biasanya digunakan sebagai surveyor, istilah untuk
pemantauan dan pengamatan.Tak sekedar hanya untuk mengintai, penggunaannya pun lebih
luas, misalnya saja dapat digunakan perusahaan real estate jika ingin memantau dari atas.
Untuk sementara PTTA HexaRotor masih diterbangkan dengan menggunakan remote
control.Namun suatu saat dapat dikembangkan dengan mengontrolnya lewat Ground Control
Station.
Pesawat ini baru mampu terbang maksimal setinggi 170 m, dengan waktu terbang maksimal
20 menit. HexaRotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota.
Suatu saat HexaRotor dapat dikendalikan via satelit.
Dibanyak negara maju, drone jenis ini jauh lebih classified dibanding drone biasa karena
kemampuannya dapat terbang melayang lalu diam. Inilah yang menyebabkan banyak orang
mengira bahwa mereka telah melihat UFO.
3. Keberadaan PUNA (Pesawat Udara Nir-Awak) di Indonesia
Sama seperti negara asing lainnya, PUNA bisa difungsikan sebagai alat penjaga perbatasan
wilayah, apalagi Indonesia dengan luas wilayah yang besar diselingi beberapa
kepulauan.Selama ini Indonesia selalu dipusingkan dengan batas wilayah dan sering
berseteru dengan Malaysia.
Fungsi drone sebagai alat pertahanan akan lebih tepat digunakan untuk operasi militer,
terutama serangan darat. Secara umum, fungsi drone adalah untuk menyerang, bukan untuk
menangkap para pelanggar hukum. Drone akan lebih efektif untuk memantau perbatasan.
Dalam kegiatan pengawasan wilayah, jumlah ideal yang harus dimiliki Indonesia adalah
sekitar 15.Namun jumlah tersebut bukan menunjuk ke jumlah unit drone, melainkan jumlah
pangkalan PUNA yang harus dibangun. Dalam masing-masing pangkalan itu diisi oleh
minimal 3 unit PUNA yang bekerja secara terus menerus selama 24 jam untuk melakukan
pengawasan.
Tentunya dengan luas wilayah yang besar seperti Indonesia, mungkin lebih banyak
lagi.Idealnya mungkin minimal 15 pangkalan untuk mengawasi wilayah secara
komprehensif.15 pangkalan ini bisa lebih atau kurang tergantung kecanggihan teknologinya.
Akan tetapi untuk saat ini, Indonesia membutuhkan minimal 3 pangkalan di setiap daerah.
Daerah tersebut, khususnya adalah yang sering terjadi pelanggaran hankam.
4. Sejatinya, riset pengembangan teknologi drone telah berlangsung di Indonesia sejak tahun
2000. Namun segala aspek yang menyertainya membuat pengembangan drone tidak bisa
dilakukan oleh lembaga tertentu saja.
Akhirnya dibentuklah konsorsium yang melibatkan PT Dirgantara Indonesia (DI), Lembaga
Elektronik Nasional (LEN), BPPT dan LAPAN.Masing-masing lembaga, berturut-turut
memiliki fungsi produksi, penyediaan sistem komunikasi dan elektronik, dan riset
pengembangan.
Di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), drone disebut sebagai Lapan
LSU atau Lapan Surveillance Unmanned (LSU) Aerial Vehicle.Sama halnya dengan Pesawat
Udara Nirawak (PUNA) di BPPT.
Selain untuk memonitoring bencana, pemetaan wilayah, dan pertahanan negara, drone atau
PUNA sejatinya bisa memiliki kemampuan untuk menjadi alat perang agar menjadi
pelengkap persenjataan TNI.
Cara Drone Amerika Bekerja
Bagaimana cara kerja drone (pesawat tak berawak) Amerika dan menentukan target mereka?
Al Qaeda sudah menemukan cara mereka melakukannya.
Intelijen Amerika dan Pakistan menyatakan, pesawat-pesawat tak berawak (drone) Amerika
sangat berhasil menghancurkan para teroris dan kelompok-kelompok perlawanan di
Pakistan.Pesawat-pesawat tak berawak tersebut telah melaksanakan 28 kali serangan terhadap
tersangka militan, untuk tahun ini. Ratusan orang telah terbunuh akibat serangan drone ini,
mayoritas adalah penduduk sipil, termasuk 45 orang yang tewas dalam beberapa hari ini.
Tapi, bagaimana cara drone itu bekerja dan mencari target mereka? Mullah Nazir, salah
seorang komandan lokal Taliban di Pakistan sudah mengetahuinya.
"Pesawat itu dipandu oleh sebuah SIM card yang biasa dimasukkan ke telepon seluler dan
dipakai para Mujahidin, melalui mata-mata yang mereka susupkan diantara para mujahid",
kata beliau. SIM Card itu mengirim sinyal ke satelit yang akan memandu drone
menembakkan rudalnya.
5. Semua hal tadi dijelaskan dalam buku The Ruling Concerning Muslims Spies tulisan Abu
Yahya al-Libi, salah satu pemimpin Al Qaeda. Buku tersebut dapat diakses langsung secara
gratis di internet.
Gambar SIM Card yang cukup menggunakan tegangan baterei 9 volt tersebut juga
diperlihatkan dalam buku itu, Chips itu memancarkan sinyal yang cukup kuat. Alat-alat itu
dibuat oleh Cejay Engineering, digunakan oleh militer Amerika dan sekutunya untuk
menentukan letak lawan, menandai lokasi akan dijatuhkannya rudal dan memetakan garis
pertahanan.
Gadget tersebut menggunakan Led khusus dengan tegangan 9 volt, untuk dapat memancarkan
sinyal dan pancaran Led tersebut tidak dapat dilihat dengan mata biasa, namun harus
menggunakan peralatan Night Vision, mirip cara kerja infrared yang pancaran cahayanya
tidak dapat dilihat mata langsung. Pancaran Led tersebut mampu dilihat dengan alat khusus
hingga jarak lima mil, bahkan pancaranya mampu menembus baju dan tetap terlihat
walaupun berada didalam air.
Baterei 9 voltnya mampu bertahan hingga 100 jam.Sebenarnya teknologi seperti ini sudah
ada sejak tahun 1984, namun kebanyakan hanya dipakai untuk keperluan militer. Pesawat
Predator Amerika dan pesawat tak berawak, keduanya dilengkapi dengan kamera infrared
untuk menerima sinyal yang dipancarkan SIM Card tadi, hampir persis seperti cara kerja
remote kontrol televisi biasa, namun dengan teknologi yang lebih canggih karena
dipergunakan untuk keperluan militer.
Kebutuhan dan keberadaan Drone semakin mendunia
RQ-170 Sentinel US-downed buatan AS yang
dioperasikan CIA ini pernah ditembak jatuh
oleh Iran.
Dalam 10 tahun terakhir, minat militer Amerika
untuk perangkat pengintai dan pertahanan telah
memicu pengembangan drone.
Northrop Grumman, Boeing, General Atomics
dan Lockheed Martin merupakan empat besar
manufaktur drone.
Jepang dan Tiongkok pun mulai melirik drone
atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk
mempertahankan wilayah keduanya yang
berbatasan.
Business Insider pernah melaporkan bahwa pasar drone untuk kebutuhan militer akan
mencapai US$8,2 triliun pada 2022 nanti.
Dalam laporan tersebut diprediksi bahwa Amerika tidak akan lagi mendominasi sebagai
konsumen drone. Tiongkok dan Rusia akan menggantikan posisi Amerika.
6. Bahkan dari sisi pengembangan, Tiongkok dan Rusia akan memiliki kemampuan untuk
menyaingi drone Amerika dalam kurun 10 tahun ke depan.
Pesawat mata-mata (SpyPlane) masa kini
sudah dapat dibuat begitu kecilnya mirip
serangga, hingga dapat digunakan untuk
memata-mati seseorang.
Kedua negara telah berkomitmen untuk
menginvestasikan sekian dana untuk riset
dan perkembangan drone, khususnya drone
untuk kegiatan militer yang lengkap dengan
persenjataan.
Dana riset yang tidak mencukupi membuat pengembangan drone buatan lokal Indonesia
mengambang.
Dari beberapa drone yang dimiliki, hampir semua berupa prototipe. Meski ada beberapa yang
telah siap terbang namun infrastrukturnya masih harus ditunggu.
Penggunaan Drone dalam Kehidupan Masyarakat
Modern
Penggunaan drone semakin berkembang tidak hanya digunakan sebagai alat untuk
mengawasi sebuah wilayah tetapi juga mulai digunakan dalam industri perekaman, dan untuk
saat ini banyak sekali drone yang bisa digunakan sebagai alat untuk merekam, namun drone
perekam yang paling canggih saat ini dipegang oleh Inspire 1.
Drone berjenis quadcopter ini
mempunyai spesifikasi kamera yang
canggih sehingga bisa disebut sebagai
yang terbaik saat ini. Drone ini
mempunyai kamera 12 megapiksel dan
mempunyai sensor Sony EXMOR 1/2
3" CMOS. Kamera milik drone Inspire
1 bisa merekam video dengan kualitas
1080p @60fps.Kamera dari Inspire 1
ini juga bisa merotasi sudut kamera hingga 360 derajat.Untuk para olahragawan yang
hobinya memfilmkan kegiatannya, sekarang ada teknologi baru. Kalau kemarin drone atau
pesawat kecil itu harus dipiloti orang lain, sekarang cukup dengan sensor di tangan. Jadi
semakin praktis.
Bagi pecinta olah raga terdapat sebuah drone yang disebut airdog Pecinta olah raga bisa
langsung merekam aksi mereka, baik dari peralatan olah raganya, maupun kamera yang
menempel di badan. Bahkan mereka juga bisa menggunakan drone atau pesawat mini tanpa
awak untuk merekam aksinya. Yang jadi masalah adalah, gambar yang diambil drone tidak
bisa mengikuti ke mana olahragawan pergi dengan stabil, karena drone harus dikemudikan
oleh seorang pilot di darat.