(1) Dokumen tersebut membahas tentang aliran air pada saluran terbuka dan tertutup, termasuk klasifikasi, jenis, dan kondisi aliran. (2) Secara khusus, dibahas tentang aliran seragam pada saluran terbuka dan rumus Chezy untuk menentukan kecepatan aliran. (3) Contoh soal juga diberikan untuk mengaplikasikan rumus tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Dokumen tersebut membahas mengenai perencanaan masterplan drainase kota Purbalingga. Terdapat beberapa tahapan untuk melengkapi data curah hujan yang hilang, menguji konsistensi dan homogenitas data curah hujan, serta menghitung curah hujan rata-rata di setiap stasiun pengamatan menggunakan metode Thiessen berdasarkan luas wilayah pengaruhnya.
Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan pengolahan air hujan menjadi air minum yang layak konsumsi menggunakan teknologi ARSINUM dapat mengurangi kebutuhan air tanah, menampung air hujan, dan mengurangi banjir serta menambah pasokan air tanah. Sistem ini terdiri atas penampungan air hujan, sumur resapan, dan proses filtrasi, ultrafiltrasi, dan statik mixer untuk menghasilkan air bersih.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Mata kuliah Teknik Pengelolaan Air membahas tentang pengelolaan air permukaan dan air tanah, termasuk sistem hidrologi, hidrogeologi, dan konflik ruang air. Mata kuliah ini juga membahas pengelolaan air di tambang terbuka dan tambang bawah tanah serta dampaknya terhadap air."
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
1. Dokumen membahas berbagai bangunan pelengkap sistem drainase seperti manholes, inlets, clean-outs, catch basins, flushing devices, sands dan oil traps, junctions, inverted siphons, pump stations, dan regulators.
Dokumen ini membahas sejarah survei dan pemetaan serta perkembangan peralatannya. Dimulai dari survei awal di Mesir Kuno menggunakan tali untuk pengukuran, kemudian perkembangan ilmu geometri di Yunani Kuno. Bangsa Romawi lebih maju dengan peralatan seperti groma dan libella. Pada abad ke-18 dan 19, survei mengalami kemajuan pesat untuk kebutuhan pemetaan dan batas-batas nasional. Saat ini survei menggun
1. Modul ini membahas perencanaan berbagai bangunan irigasi untuk mengambil, mengalirkan, membagi, dan membuang air untuk kebutuhan irigasi sawah seperti talang, siphon, gorong-gorong, bangunan terjun, got miring, pelimpah samping, dan jembatan.
2. Presentasi disusun oleh kelompok mahasiswa yang terdiri atas Fitri Ramadayanti, Faisal Septerian, Golden Lee, dan Rita di bawah bimbingan Eva Riyanti.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan transportasi dan sistem jaringan jalan. Ia menjelaskan tentang pengelompokan sistem jaringan jalan berdasarkan status, fungsi, dan kelasnya. Dokumen juga menjelaskan tentang sistem hirarki jalan menurut fungsinya seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal baik untuk sistem primer maupun sekunder. Selanjutnya dijelaskan tentang persyaratan teknis dari m
Teori gelombang tunggal menjelaskan gelombang yang terdiri dari satu puncak gelombang. Gelombang tunggal adalah gelombang translasi dimana kecepatan partikel air hanya bergerak sejajar dengan penyebaran gelombang. Teori ini berlaku untuk gelombang dengan rasio tinggi gelombang terhadap kedalaman (H/d) antara 0,05-0,78 dan rasio kedalaman terhadap panjang gelombang (d/L) kurang dari 1.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Ìý
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
1. Dokumen membahas berbagai bangunan pelengkap sistem drainase seperti manholes, inlets, clean-outs, catch basins, flushing devices, sands dan oil traps, junctions, inverted siphons, pump stations, dan regulators.
Dokumen ini membahas sejarah survei dan pemetaan serta perkembangan peralatannya. Dimulai dari survei awal di Mesir Kuno menggunakan tali untuk pengukuran, kemudian perkembangan ilmu geometri di Yunani Kuno. Bangsa Romawi lebih maju dengan peralatan seperti groma dan libella. Pada abad ke-18 dan 19, survei mengalami kemajuan pesat untuk kebutuhan pemetaan dan batas-batas nasional. Saat ini survei menggun
1. Modul ini membahas perencanaan berbagai bangunan irigasi untuk mengambil, mengalirkan, membagi, dan membuang air untuk kebutuhan irigasi sawah seperti talang, siphon, gorong-gorong, bangunan terjun, got miring, pelimpah samping, dan jembatan.
2. Presentasi disusun oleh kelompok mahasiswa yang terdiri atas Fitri Ramadayanti, Faisal Septerian, Golden Lee, dan Rita di bawah bimbingan Eva Riyanti.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan transportasi dan sistem jaringan jalan. Ia menjelaskan tentang pengelompokan sistem jaringan jalan berdasarkan status, fungsi, dan kelasnya. Dokumen juga menjelaskan tentang sistem hirarki jalan menurut fungsinya seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal baik untuk sistem primer maupun sekunder. Selanjutnya dijelaskan tentang persyaratan teknis dari m
Teori gelombang tunggal menjelaskan gelombang yang terdiri dari satu puncak gelombang. Gelombang tunggal adalah gelombang translasi dimana kecepatan partikel air hanya bergerak sejajar dengan penyebaran gelombang. Teori ini berlaku untuk gelombang dengan rasio tinggi gelombang terhadap kedalaman (H/d) antara 0,05-0,78 dan rasio kedalaman terhadap panjang gelombang (d/L) kurang dari 1.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Ìý
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan air irigasi untuk tanaman pertanian. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain jenis tanaman, cara pemberian air, jenis tanah, iklim, dan evapotranspirasi tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan parameter seperti kebutuhan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif.
Karena perputaran bulan mengitari bumi menyebabkan tinggi pasang surut setiap harinya bisa berbeda-beda.
Pada saat bulan purnama dan bulan mati posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Kondisi ini menyebabkan pasang tertinggi yang disebut dengan Spring tide / Pasang purnama.
Pada saat posisi matahari, bumi dan bulan membentuk 90o. Kondisi ini menyebabkan pasang terendah yang disebut dengan Neap tide / Pasang perbani.
Dokumen tersebut merangkum tentang pasang surut air laut, termasuk penyebab, jenis, dan manfaat studi pasang surut air laut. Pasang surut air laut disebabkan oleh interaksi antara bumi, matahari, dan bulan yang menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Ada beberapa jenis pasang surut seperti diurnal, semi-diurnal, dan campuran, yang bergantung pada lokasi. Studi pasang surut bermanfaat untuk ke
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut, termasuk definisi istilah-istilah terkait pasang surut seperti spring tide, neap tide, dan istilah tingkat permukaan air laut.
Tiga jenis gerakan air laut yaitu gelombang, arus, dan pasang surut. Gelombang terbentuk oleh perbedaan massa udara dan air, memiliki panjang, tinggi dan periode. Arus disebabkan oleh angin, perbedaan suhu dan kedalaman, serta pasang surut. Tsunami merupakan gelombang besar akibat gempa bumi dasar laut.
Tsunami adalah gelombang besar air laut yang disebabkan oleh gangguan di dasar laut seperti gempa bumi. Tsunami memiliki kecepatan tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan besar jika mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter. Mitigasi tsunami meliputi sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat untuk mengurangi dampak bencana ini.
Makalah ini membahas tentang sifat-sifat gelombang dan optik, termasuk prinsip
superposisi, pelayangan gelombang, dispersi, pemantulan dan transmisi pada tali,
resonansi, pemantulan dan pembiasan pada gelombang air, efek Doppler, serta daya
dan intensitas pada gerak gelombang.
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGISansanikhs
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang oceanografi dan ruang lingkup praktek lapangan oceanografi. Secara ringkas, oceanografi adalah ilmu yang mempelajari lautan dan segala aspeknya, meliputi sifat fisika dan kimia air laut, dinamika air laut, zat terlarut, dan kehidupan organisme laut. Tujuan praktek lapangan oceanografi adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam mengukur parameter oceanografi
Gejala pasang dan drainase daerah rendahinfosanitasi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pasang dan drainase daerah rendah. Secara singkat, dokumen menjelaskan penyebab terjadinya pasang, pola pasang di daerah lintang rendah dan tinggi, teori keseimbangan dan analisis harmonik untuk meramalkan pasang, serta pengaruh pasang terhadap perilaku banjir dan drainase daerah rendah. Teknik drainase daerah rendah meliputi pembangunan tanggul, polder, dan penggunaan pintu pengendali. Contoh
2. PembangkitanPembangkitan
Pasang Surut (Pasut)Pasang Surut (Pasut)
 Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naikMenurut Newton : Pasut adalah gerakan naik
turunnya air laut terutama akibat pengaruhturunnya air laut terutama akibat pengaruh
adanya gaya tarik menarik antara satu massaadanya gaya tarik menarik antara satu massa
bumi dan massa benda-benda angkasa,bumi dan massa benda-benda angkasa,
khususnya bulan dan matahari.khususnya bulan dan matahari.
 Selanjutnya Newton menyebutkan bahwaSelanjutnya Newton menyebutkan bahwa
besarnya gaya tarik menarik antara dua titikbesarnya gaya tarik menarik antara dua titik
massa berbanding langsung dengan massanyamassa berbanding langsung dengan massanya
dan berbanding terbalikdan berbanding terbalik dengan kuadratdengan kuadrat
jaraknya.jaraknya.
3. mm11. m. m22
F = kF = k
RR00
22
Di mana :Di mana :
F = gaya tarik menarik antara dua titik massaF = gaya tarik menarik antara dua titik massa
mm11 = titik massa 1= titik massa 1
mm22 = titik massa 2= titik massa 2
RR00
22
= jarak antara pusat titik massa 1 dan 2= jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 New m2/kg2k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 New m2/kg2))
 jarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari, makajarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari, maka
gaya tarik menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besargaya tarik menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar 2,18 kali2,18 kali
daripada gaya yang diakibatkan oleh matahari, walaupun massa mataharidaripada gaya yang diakibatkan oleh matahari, walaupun massa matahari
jauh lebih besar.jauh lebih besar.
4.  Selain itu perputaran bumi pada porosnyaSelain itu perputaran bumi pada porosnya
(rotasi) akan menghasilkan(rotasi) akan menghasilkan gaya sentrifugalgaya sentrifugal
yang merupakan fungsi dari kecepatan sudutyang merupakan fungsi dari kecepatan sudut
rotasi dan jarak terhadap sumbu bumi. Akibatrotasi dan jarak terhadap sumbu bumi. Akibat
dari pengaruh gaya tarik menarik dan gayadari pengaruh gaya tarik menarik dan gaya
sentrifugal karena rotasi bumi, maka titik-titiksentrifugal karena rotasi bumi, maka titik-titik
massa di bumi dalam keadaan setimbang (Teorimassa di bumi dalam keadaan setimbang (Teori
Keseimbangan Pasut /Keseimbangan Pasut /tides equilibrium theorytides equilibrium theory))
 Dengan demikian maka terdapat beberapa gayaDengan demikian maka terdapat beberapa gaya
pembangkit pasang surut, yaitupembangkit pasang surut, yaitu gaya tarikgaya tarik
menarik antara bumi, bulan dan matahari sertamenarik antara bumi, bulan dan matahari serta
gaya sentrifugalgaya sentrifugal yang mempertahankanyang mempertahankan
kesetimbangan dinamik dari seluruh sistem yangkesetimbangan dinamik dari seluruh sistem yang
adaada
5. Bumi
Gaya Tarik Bulan & matahari
Bulan
Air laut pasang
Gaya Sentrifugal bumiAir laut surut
Matahari
Gaya Pembangkitan Pasang
Surut
6. Pasut Purnama (Pasut Purnama (Spring TideSpring Tide))
 Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi
pada saat titik pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus
(deklinasi 0º atau 360º) dan saling memperkuatnya pengaruh dari masing-
masing gaya penggerak pasut (bulan dan matahari), pasang ini biasa disebut
Pasang Purnama (Spring Tide).
7. Pasut Perbani (Pasut Perbani (Neap TideNeap Tide))
 Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan di mana
garis hubung titik-titik pusat bumi dan matahari tegak lurus dengan garis
hubung titik-titik pusat bumi dengan bulan. Pasang ini di namakan Pasang
Perbani (Neap Tide).
8. Tunggang Air Pasut (Tunggang Air Pasut (Tidal RangeTidal Range))
Merupakan perbedaan antara puncak pasangMerupakan perbedaan antara puncak pasang
tertingi (Air Tinggi/AT/tertingi (Air Tinggi/AT/High Water/HWHigh Water/HW) pada saat) pada saat
spring tidespring tide dengan air surut terendah (Airdengan air surut terendah (Air
Rendah/AR/Rendah/AR/Low Water/LWLow Water/LW) pada saat) pada saat neap tideneap tide
yang bisa mencapai beberapa meter hinggayang bisa mencapai beberapa meter hingga
puluhan meter.puluhan meter.
Besarnya selain dipengaruhi oleh posisi bulanBesarnya selain dipengaruhi oleh posisi bulan
terhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor jarakterhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor jarak
antara bulan dengan bumi dan jarak antara bumiantara bulan dengan bumi dan jarak antara bumi
dan matahari dalam masing-masing lintasandan matahari dalam masing-masing lintasan
orbit.orbit.
9.  Persamaan untuk tunggang pasut, yaitu :Persamaan untuk tunggang pasut, yaitu :
Jika Tipe pasang surut Semidiurnal/Mixed Tide PrevailingJika Tipe pasang surut Semidiurnal/Mixed Tide Prevailing
Semidiurnal :Semidiurnal :
HATHAT = LAT + 2(AK= LAT + 2(AK11+AO+AO11+AS+AS22+AM+AM22))
MHHWSMHHWS = LAT + 2(AS= LAT + 2(AS22+AM+AM22)+AK)+AK11+AO+AO11
MHHWNMHHWN = LAT + 2AM= LAT + 2AM22 +AK+AK11 + AO+ AO11
MSLMSL
MLLWNMLLWN = LAT + 2AS= LAT + 2AS22 + AK+ AK11 + AO+ AO11
MLLWSMLLWS = LAT + AK= LAT + AK11 + AO+ AO11
LATLAT = MSL – AK= MSL – AK11 - AO- AO11 – AS– AS22 – AM– AM22
Jika Tipe pasang surut Diurnal/Mixed Tide PrevailingJika Tipe pasang surut Diurnal/Mixed Tide Prevailing
Diurnal :Diurnal :
HATHAT = LAT + 2(AK= LAT + 2(AK11+AO+AO11+AS+AS22+AM+AM22))
MHHWSMHHWS = LAT + 2(AK= LAT + 2(AK11+AO+AO11)+)+ 22
MHHWNMHHWN = LAT + 2 AK= LAT + 2 AK11 + AS+ AS22+AM+AM22
MSLMSL
MLLWNMLLWN = LAT + 2AO= LAT + 2AO11 + AS+ AS22+ AM+ AM22
MLLWSMLLWS = LAT + AS= LAT + AS22 + AM+ AM22
LATLAT = MSL – AK= MSL – AK11 - AO- AO11 – AS– AS22 – AM– AM22
(Surimiharja, 1997)(Surimiharja, 1997)
HAT = Highest Astronomical Tide
MHHWS = Mean High Higher Water Spring
MHHWN = Mean High Higher Water Neap
MSL = Mean Sea Level
MLLWN = Mean Low Lower Water Neap
MLLWS = Mean Low Lower Water Spring
LAT = Lowest Astronomical Tide
10. Tipe PasutTipe Pasut
 Pasang surutPasang surut harian tunggal (harian tunggal (diurnal tidediurnal tide),),
dalam satu hari terjadi satu kali air pasangdalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Periode pasang surutdan satu kali air surut. Periode pasang surut
adalah 24 jam 50 menit.adalah 24 jam 50 menit.
Tinggi air
(cm)
12
Waktu
(Jam)
60 18 24
DT
11.  Pasang surutPasang surut harian ganda (harian ganda (semidiurnal tidesemidiurnal tide),), dalamdalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali airsatu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasangsurut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang
surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periodesurut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai LautPasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut
Andaman.Andaman.
Tinggi air
(cm)
12
Waktu
(Jam)60 18 24
DT
12.  Pasang surutPasang surut campuran condong ke harian tunggalcampuran condong ke harian tunggal
((mixed tide prevailing diurnalmixed tide prevailing diurnal),), dalam satu hari terjadidalam satu hari terjadi
satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi kadang-satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasangkadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yangdan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbedasangat berbeda
Tinggi air
(cm)
120 24
DT
Waktu
(Jam)
13.  Pasang surutPasang surut campuran condong ke harian gandacampuran condong ke harian ganda
((mixed tide prevailing semidiurnalmixed tide prevailing semidiurnal), pada tipe ini dalam), pada tipe ini dalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali airsatu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
Tinggi air
(cm)
12
Waktu
(Jam)0 24
DT
14.  Tipe pasang surut dapatTipe pasang surut dapat
diketahui dengan pasti dengandiketahui dengan pasti dengan
cara mendapatkancara mendapatkan bilangan/bilangan/
konstanta pasut (Tidalkonstanta pasut (Tidal
Constant/Form-zahl)Constant/Form-zahl) yangyang
dihitung dengan menggunakandihitung dengan menggunakan
metode Admiraltimetode Admiralti yangyang
merupakan perbandinganmerupakan perbandingan
jumlah amplitudo komponenjumlah amplitudo komponen
diurnal terhadap amplitudodiurnal terhadap amplitudo
komponen semidiurnal, yangkomponen semidiurnal, yang
dinyatakan dengan :dinyatakan dengan :
AK1 + AO1
F =
AM2 + AS2
NILAINILAI
BENTUKBENTUK
JENISJENIS
PASUTPASUT
FENOMENAFENOMENA
O < F <0.25O < F <0.25 HarianHarian
gandaganda
2x pasang sehari2x pasang sehari
dengn tinggi relatifdengn tinggi relatif
samasama
0.25 <0.25 < F <1.5 CampuranCampuran
gandaganda
2x pasang sehari2x pasang sehari
dengan perbedaandengan perbedaan
tinggi dan intervaltinggi dan interval
yang berbedayang berbeda
1.5 <1.5 < Ff<3 CampuranCampuran
tunggaltunggal
1 x atau 2 x pasang1 x atau 2 x pasang
sehari dengansehari dengan
interval yang berbedainterval yang berbeda
F > 3 TunggalTunggal 1 x pasang sehari,1 x pasang sehari,
saatsaat springspring bisabisa
terjadi 2x pasangterjadi 2x pasang
seharisehari
Tabel 1. Pengelompokan Tipe Pasut
15. Tabel 2. Komponen/Konstanta Harmonik Pasut UtamaTabel 2. Komponen/Konstanta Harmonik Pasut Utama
JENISJENIS NAMANAMA
KOMPONENKOMPONEN
PERIODA (jam)PERIODA (jam) FENOMENAFENOMENA
SemidiurnalSemidiurnal MM22 12.2412.24 Gravitasi bulan dengan orbit lingkaran danGravitasi bulan dengan orbit lingkaran dan
sejajr ekuator bumisejajr ekuator bumi
SS22 12.0012.00 Gravitasi matahari dengan orbit lingkaranGravitasi matahari dengan orbit lingkaran
dan sejajr ekuator bumidan sejajr ekuator bumi
NN22 12.6612.66 Perubahan jarak bulan ke bumi akibatPerubahan jarak bulan ke bumi akibat
lintasan yang berbentuk elipslintasan yang berbentuk elips
KK22 11.9711.97 Perubahan jarak bulan ke bumi akibatPerubahan jarak bulan ke bumi akibat
lintasan yang berbentuk elipslintasan yang berbentuk elips
DiurnalDiurnal KK11 23.9323.93 Deklinasi sistem bulan dan matahariDeklinasi sistem bulan dan matahari
OO11 25.8225.82 Deklinasi bulanDeklinasi bulan
PP11 24.0724.07 Deklinasi matahariDeklinasi matahari
Perioda panjangPerioda panjang MMff 327.86327.86 Variasi setengah bulananVariasi setengah bulanan
MMmm 661.30661.30 Variasi bulananVariasi bulanan
SSsasa 2191.432191.43 Variasi semi tahunanVariasi semi tahunan
Perairan dangkalPerairan dangkal 2SM2SM22 11.6111.61 Interaksi bulan dan matahariInteraksi bulan dan matahari
MNSMNS22 13.1313.13 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahanInteraksi bulan dan matahari dgn perubahan
jarak matahari akibat lintasan berbentuk elipsjarak matahari akibat lintasan berbentuk elips
MKMK33 8.188.18 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahanInteraksi bulan dan matahari dgn perubahan
jarak bulani akibat lintasan berbentuk elipsjarak bulani akibat lintasan berbentuk elips
MM44 6.216.21 2 x kecepatan sudut M2 x kecepatan sudut M22
MSMS44 2.202.20 Interaksi MInteraksi M22 dan Sdan S22
16. Arus Pasut (Arus Pasut (Tidal CurrentTidal Current))
 Merupakan gerak horisontal badan air menuju danMerupakan gerak horisontal badan air menuju dan
menjauhi pantai seiring dengan naik turunnya muka lautmenjauhi pantai seiring dengan naik turunnya muka laut
yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasutyang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasut
 Arus pasut memiliki sifat bergerak denganArus pasut memiliki sifat bergerak dengan arah yangarah yang
saling bertolak belakang (saling bertolak belakang (bi-directionalbi-directional). Arah arus saat). Arah arus saat
air meninggi biasanya bertolak belakang dengan arahair meninggi biasanya bertolak belakang dengan arah
arus saat air merendah.arus saat air merendah.
 Kecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadiKecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadi
saat air tinggi atau air rendah (saat air tinggi atau air rendah (slack watersslack waters), pada saat-), pada saat-
saat tersebutsaat tersebut pasut maksimum terjadi saatpasut maksimum terjadi saat-saat antara
air tinggi dan air rendah. Dengan demikian, periodatinggi dan air rendah. Dengan demikian, perioda
kecepatan arus pasut akan mengikuti perioda pasutkecepatan arus pasut akan mengikuti perioda pasut
yang membangkitkannya.yang membangkitkannya.
17. c
c
c
c
c
c
#
#
#
#
#
Mangarabombang
Samataring
Bainang
Bilalang
Tongketongke
5°9'20"5°9'00"5°8'40"5°8'20"
120°16'00" 120°16'20" 120°16'40" 120°17'00"
> -3
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
Keterangan
Kedalaman (meter)
-0.5 m
-1 m
-1.5 m
-2 m
-2.5 m
-3 m
>3 m
Stasiun Posisi
Kecepatan
(m/dt)
Arah (oN) Keterangan
1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,50 300 Menuju Pasang
2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,60 280 Menuju Pasang
3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,49 305 Menuju Pasang
4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,43 270 Menuju Pasang
5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,44 290 Menuju Pasang
6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,22 325 Menuju Pasang
Arus Pasang
(flood currents)
18. c
c
c
c
c
c
#
#
#
#
#
Mangarabombang
Samataring
Bainang
Bilalang
Tongketongke
5°9'20"5°9'00"5°8'40"5°8'20"
120°16'00" 120°16'20" 120°16'40" 120°17'00"
> -3
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
Keterangan
Kedalaman (meter)
-0.5 m
-1 m
-1.5 m
-2 m
-2.5 m
-3 m
>3 m
Stasiun Posisi Stasiun Kecepatan (m/s) Arah (oN) Keterangan
1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,095 60 Menuju Surut
2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,042 130 Menuju Surut
3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,102 130 Menuju Surut
4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,248 70 Menuju Surut
5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,042 40 Menuju Surut
6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,083 20 Menuju Surut
Arus Surut
(ebb currents)
19. Datum Referensi / Datum VertikalDatum Referensi / Datum Vertikal
 Duduk Tengah (DT) / Mean Sea Level (MSL)Duduk Tengah (DT) / Mean Sea Level (MSL)
adalah permukaan laut rata-rata yang merupakan suatu kedudukan yangadalah permukaan laut rata-rata yang merupakan suatu kedudukan yang
ditentukan melalui pengamatan air laut (pengamatan pasut) untuk setiapditentukan melalui pengamatan air laut (pengamatan pasut) untuk setiap
jam, hari, bulan atau tahun.jam, hari, bulan atau tahun.
 Dalam survey hidrografi dikenal dua istilah DT, yaitu :Dalam survey hidrografi dikenal dua istilah DT, yaitu :
DT HarianDT Harian pada umumnya ditentukan melalui pengamatan permukaan lautpada umumnya ditentukan melalui pengamatan permukaan laut
setiap jam selama satu hari (dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00),setiap jam selama satu hari (dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00),
sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.
DT BulananDT Bulanan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Harian untuk waktuditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Harian untuk waktu
satu bulan. DT Bulanan ini tidak memiliki masa perubahan yang pendeksatu bulan. DT Bulanan ini tidak memiliki masa perubahan yang pendek
seperti DT Harian di mana hampir memperlihatkan perubahan yang merata.seperti DT Harian di mana hampir memperlihatkan perubahan yang merata.
DT TahunanDT Tahunan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Bulanan untuk waktuditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Bulanan untuk waktu
satu tahun (12 bulan).satu tahun (12 bulan).
DT SejatiDT Sejati, merupakan muka laut rata-rata ideal yang tidak lagi dipengaruhi, merupakan muka laut rata-rata ideal yang tidak lagi dipengaruhi
oleh keadaan pasang surut, di mana pengamatan kedudukan permukaanoleh keadaan pasang surut, di mana pengamatan kedudukan permukaan
laut haruslah dilakukan paling sedikit selama 18,6 tahun.laut haruslah dilakukan paling sedikit selama 18,6 tahun. (Djaja, 1979)(Djaja, 1979)
20.  Perhitungan DT dapat dihitung dengan beberapa caraPerhitungan DT dapat dihitung dengan beberapa cara
sesuai dengan periode :sesuai dengan periode :
-- Perhitungan periode jangka pendekPerhitungan periode jangka pendek selama satu hariselama satu hari
-- Perhitungan periode satu bulanPerhitungan periode satu bulan
-- Perhitungan periode berbulan-bulanPerhitungan periode berbulan-bulan untuk mencariuntuk mencari
(mendapatkan) Z(mendapatkan) Z00 yang tepatyang tepat
-- Perhitungan periode bertahun-tahunPerhitungan periode bertahun-tahun untuk mengetahuiuntuk mengetahui
perubahan dari tahun ke tahun dan perubahan periodeperubahan dari tahun ke tahun dan perubahan periode
jangka panjang.jangka panjang. (Sitepu(Sitepu dalamdalam Teknologi Survei Laut, 1996)Teknologi Survei Laut, 1996)
 Selain itu nilai DT dapat diperoleh dari hasilSelain itu nilai DT dapat diperoleh dari hasil analisaanalisa
harmonik dengan metode admiralty (konstanta Sharmonik dengan metode admiralty (konstanta S00).).
21. Grafik Pasang Surut Perairan Tanjung Bayam,
Kec. Tamalate, Kota Makassar
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
Jam Pengamatan
TinggiMukaAir(cm)
Grafik Tinggi
Air (cm)
Nilai DT /Mean Sea Level (MSL) : 69.76 = 70 cm
DT/MSL Harian dengan Perhitungan Jangka Pendek
22.  Muka Surutan atau Chart Datum (Zo)Muka Surutan atau Chart Datum (Zo)
adalah bidang yang terletak di bawah air rendah terendah rata-adalah bidang yang terletak di bawah air rendah terendah rata-
rata surut, diukur sebesar nilai muka surutan dari DT selamarata surut, diukur sebesar nilai muka surutan dari DT selama
penelitian atau nilai muka surutan yang telah mengalami koreksipenelitian atau nilai muka surutan yang telah mengalami koreksi
musim dari DT sejati.musim dari DT sejati.
Perhitungan nilai muka surutan dapat dilakukan denganPerhitungan nilai muka surutan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai formula, yaitu :menggunakan berbagai formula, yaitu :
Defenisi dari Prancis (Lowest Predicted Low Water),Defenisi dari Prancis (Lowest Predicted Low Water),
Zo = 1,2 (MZo = 1,2 (M22 + S+ S22 + K+ K22))
Defenisi Admiralty Inggris,Defenisi Admiralty Inggris, Zo = 1,1 (MZo = 1,1 (M22 + S+ S22))
Defenisi dari Pantai Timur Amerika (Mean Low Water),Defenisi dari Pantai Timur Amerika (Mean Low Water), ZZ00 = M= M22
Defenisi dari Australia (Indian Low Water Spring),Defenisi dari Australia (Indian Low Water Spring),
Zo = AMZo = AM22 + AS+ AS22 + AK+ AK11 + AO+ AO11
( Mihardja, 1987( Mihardja, 1987 dalamdalam Ongkosongo dan Suyarso, 1989 dan SitepuOngkosongo dan Suyarso, 1989 dan Sitepu dalamdalam
Teknologi Survei Laut, 1996).Teknologi Survei Laut, 1996).
23.  Air Tinggi Tertinggi (ATT)Air Tinggi Tertinggi (ATT)
Datum pasut lain yang biasa dipakai untuk keperluanDatum pasut lain yang biasa dipakai untuk keperluan
hidrografi adalah air tinggi tertinggi, biasa disebuthidrografi adalah air tinggi tertinggi, biasa disebut
sebagai datum elevasi yang didefenisikan menurutsebagai datum elevasi yang didefenisikan menurut
persamaan di bawah ini :persamaan di bawah ini :
NN
SS00 ++ ΣΣ AiAi
i=1i=1
Amplitudo komponen yang dipergunakan dalamAmplitudo komponen yang dipergunakan dalam
persamaan tersebut adalah amplitudo komponen dari Mpersamaan tersebut adalah amplitudo komponen dari M22,,
SS22, K, K11, dan O, dan O11..
(Mihardja dan Setiadi(Mihardja dan Setiadi dalamdalam Ongkosongo dan Suyarso, 1989)Ongkosongo dan Suyarso, 1989)
24. Pemanfaatan PasutPemanfaatan Pasut
 Pencemaran perairanPencemaran perairan
 Kegiatan perikanan tambak ikan/udang diKegiatan perikanan tambak ikan/udang di
wilayah pantaiwilayah pantai
 Sumber energi listrikSumber energi listrik
 Perencanaan tata ruang kawasanPerencanaan tata ruang kawasan
pesisir/pantaipesisir/pantai