際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Probabilitas & Teorema Bayes
Ketidakpastian
 Dalam menghadapi suatu masalah, sering
ditemukan jawaban yang tidak memiliki
kepastian penuh.
 Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau
kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu
kejadian.
 Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua
faktor yaitu:
 aturan yang tidak pasti
 jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu
pertanyaan yang diajukan oleh sistem
12017098.ppt
Teori Penyelesaian
Ketidakpastian
 probabilitas klasik (classical probability)
 probabilitas Bayes (Bayesian probability)
 teori Hartley berdasarkan himpunan klasik
(Hartley theory based on classical sets)
 teori Shannon berdasarkan pada probabilitas
(Shanon theory based on probability)
 teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory)
 teori fuzzy Zadeh (Zadehs fuzzy theory)
 faktor kepastian (certainty factor).
Ketidakpastian Aturan
 Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu
 aturan tunggal
 ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuen dalam
aturan
 penyelesaian konflik
Aturan Tunggal
 Kesalahan
 ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara
 ketidaklengkapan data
 kesalahan informasi
 ketidakpercayaan terhadap suatu alat
 adanya bias
 probabilitas
disebabkan ketidakmampuan seorang pakar
merumuskan suatu aturan secara pasti
 kombinasi gejala (evidence)
Incompability Aturan
 kontradiksi aturan
 subsumpsi aturan
 redundancy aturan
 kehilangan aturan
 penggabungan data
Kontradiksi Aturan
aturan 1 :
JIKA anak demam
MAKA harus dikompres
aturan 2 :
JIKA anak demam
MAKA jangan dikompres
Subsumpsi Aturan
aturan 3 : JIKA E1 MAKA H
aturan 4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak
akan timbul karena aturan yang akan digunakan
adalah aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-
sama muncul maka kedua aturan (aturan 3 dan
4) sama-sama akan dijalankan
Redundancy Aturan
aturan 5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
aturan 6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H
dalam kasus ini ditemui aturan-aturan yang sepertinya
berbeda tetapi memiliki makna yang sama
Kehilangan Aturan
aturan 7 : JIKA E4 MAKA H
ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah
tersimpulkan
Probabilitas
 Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung
dari prosentase jumlah premis yang dialami
Pilihan User:
Premis1
Premis2
Premis3
Probabilitas berbobot
 Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung
dari prosentase jumlah bobot premis yang dialami
Pilihan User:
Premis1
Premis2
Premis3
Teori Probabilitas
probabilitas
 Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n
kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling
asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya
peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan
kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya
peristiwa E adalah :
 Jika P(EP = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak
terjadi, sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E
pasti terjadi, apabila E menyatakan buka peristiwa E,
maka diperoleh :
 Atau berlaku hubungan : P(E) + P(E) = 1
Probabilitas bersyarat
 Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A, P(B)
menyatakan probabilitas kejadian B, dan probabilitas
A dan B terjadi bersama-sama disimbolkan oleh P(A
|B), dan besarnya adalah :
 Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa
kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih
dahulu adalah :
 Karena maka diperoleh :
 Contoh :
P(Dila terkena cacar|Dila mempunyai bintik-bintik di
wajah) adalah 0,8
Ini sama dengan rule berikut :
IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila
terkena cacar (0,8)
Rule ini mempunyai arti sbb :
Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka
probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar
adalah 0,8
Teorema Bayes
 Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke
18.
 Dikembangkan secara luas dalam statistik
inferensia.
 Aplikasi banyak untuk : DSS
 Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan
hipotesis tunggal H adalah :
Dengan
 p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E
terjadi
 P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika
hipotesis H terjadi
 P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang
evidence apap pun
 P(E) = probabilitsa evidence E tanpa memandang apa
pun
Contoh :
 Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3.
p(demam|muntah)=0,75.
 Pertanyaan :
a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ?
b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika
p(demam)=0,1
JAWAB SOAL A :
 p(muntah|demam)= p(demam|muntah) x p(muntah)
p(demam)
= 0,75 x 0,3
0,4
= 0,56
 JAWAB SOAL B
p(muntah|demam) = p(demam|muntah)xp(muntah)
p(demam)
= (0,75 x 0,3)/0,1 = 2,25
 Jawaban di atas salah. Mengapa ? Karena nilai probabilitas haruslah
antara 0 dan 1. lalu apa yang salah ?
 Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam
n muntah).
 untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah
p(demam n muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah)
= 0,75 x 0,3 = 0,225
 Jadi, p(demam)  0,225
 Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga
menghasilkan perhitungan yang salah.
Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E
dan hipotesis ganda H1, H2, . Hn
 dengan:
 p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika
diberikan evidence E.
 p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika
diketahui hipotesis Hi benar.
 p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil
sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun.
 n = jumlah hipotesis yang mungkin.
 Untuk evidence ganda E1, E2,., Em dan
hipotesis ganda H1, H2, ., Hn adalah :
untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka
harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua
kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence
untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak
mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti
dengan persamaan :
12017098.ppt
Contoh kasus
 Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat
evidence E1E2E3 dan hipotesis H1H2H3 . Misalkan
pertama kali kita hanya mengamati evidence E3 , hitung
probabilitas terjadinya hipotesis :
a. H1 jika semula hanya evidence E3 yang teramati
b. H2 jika semula hanya evidence E3 yang teramati
c. H3 jika semula hanya evidence E3 yang teramati
 Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk
evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3
dengan persamaan berikut :
 Jadi,
12017098.ppt
 tampak bahwa setelah evidence E3 teramati,
kepercayaan terhadap hipotesis Hi berkurang dan
menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H2.
kepercayaan terhadap hipotesis H3 bertambah
bahkan hampir sama dengan H1 dan H2.
 Misalkan setelah kita mengamati evidence E3
kemudian teramati pula adanya evidence E1 hitung
probabilitas terjadinya hipotesis:
a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1
b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1
c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1
 Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk
evidence ganda E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 ,
H3 dengan persamaan
 Misalkan setelah kita mengamati evidence E1
teramati pula adanya evidence E2 , hitung
probabilitas terjadinya hipotesis :
a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2
b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2
c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2
 Jawab :
Contoh soal lainnya :
 Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di
wajahnya.
 Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:
1. Cacar, dengan:
 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah,
jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.
 Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa
memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4
2. Alergi, dengan :
 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah,
jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.
 Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa
memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.
3. Jerawat, dengan
 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah,
jika Si Ani jerawatan; p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9.
 Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang
gejala apapun; p(Jerawatan) = 0,5.
12017098.ppt
12017098.ppt
12017098.ppt
 Bintik-bintik di wajah merupakan gejala bahwa
seseorang terkena cacar.
 Observasi baru menunjukkan bahwa selain adanya
bintik-bintik di wajah, panas badan juga merupakan
gejala orang terkena cacar.
 Antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas
badan juga memiliki keterkaitan satu sama lain.
12017098.ppt
12017098.ppt
Contoh 2 :
 Seorang dokter
mengetahui bahwa
penyakit maningitis
menyebabkan stiff
neck adalah
 50%. Probabilitas
pasien menderita
maningitis adalah
1/50000 dan
probabilitas pasien
 menderita stiff neck
adalah 1/20 dari nilai-
nilai tersebut
didapatkan :
SOAL LATIHAN 1
 Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas
bersyarat dari gejala penyakit kulit.
Pertanyaan :
A. Bila ada seorang yang menderita gejala gatal-
gatal, demam. Tentukan penyakit yang diderita
oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes
!!!!
B. Bila beberapa hari kemudian muncul gejala lainnya
yaitu muncul peradangan folikuler kecil & merah
yang membesar. Tentukan penyakit yang diderita
oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes !
SOAL LATIHAN 2
Suatu generator telekomunikasi nirkabel mempunyai 3
pilihan tempat untuk membangun pemancar sinyal yaitu
didaerah tengah kota, daerah kaki bukit dikota itu dan
derah tepi pantai, dengan masing-masing mempunyai
probabilitas 0.4; 0.3 dan 0.5. Bila pemancar dibangun
ditengah kota, probabilitas terjadi ganguan sinyal adalah
0.03. Bila pemancar dibangun dikaki bukit, probabilitas
terjadinya ganguan sinyal adalah 0.05. Bila pemancar
dibangun ditepi pantai, probabilitas gangguan sinyal adalah
0.08.
A. Berapakah probabilitas terjadinya ganguan sinyal.
B. Bila diketahui telah terjadinya gangguan pada sinyal,
berapa probabilitas bahwa operator tsb ternyata telah
membangun pemancar di kaki bukit.

More Related Content

What's hot (20)

Membuat Wireframe.pptx
Membuat Wireframe.pptxMembuat Wireframe.pptx
Membuat Wireframe.pptx
FarhanNurhidayah1
Feasibility analysis
Feasibility analysisFeasibility analysis
Feasibility analysis
SariWahyuningsih4
Presentasi wordpress
Presentasi wordpressPresentasi wordpress
Presentasi wordpress
Deki Firmansyah
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
Lia Rusdyana Dewi
Materi 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko tiMateri 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko ti
Fajar Baskoro
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Auliaa Oktarianii
Membangun Merek (Building A Brand)
Membangun Merek (Building A Brand)Membangun Merek (Building A Brand)
Membangun Merek (Building A Brand)
Mohamad Adriyanto
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop OnlineProposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Lucha Kamala Putri
Pengenalan struktur elemen html
Pengenalan struktur elemen htmlPengenalan struktur elemen html
Pengenalan struktur elemen html
Deka M Wildan
Pengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
Pengertian dan Unsur-unsur Desain GrafisPengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
Pengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
barinix
Layout dan komposisi desain grafis
Layout dan komposisi desain grafisLayout dan komposisi desain grafis
Layout dan komposisi desain grafis
dwi_heristiyadi20
Alur Logika Pemrograman
Alur Logika PemrogramanAlur Logika Pemrograman
Alur Logika Pemrograman
Bambang Karyadi
Proses Data Mining
Proses Data MiningProses Data Mining
Proses Data Mining
dedidarwis
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Siti Khotijah
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
laurensius08
Sistem bus komputer
Sistem bus komputerSistem bus komputer
Sistem bus komputer
Shary Armonitha
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Indriyatno Banyumurti
Flowchart.ppt
Flowchart.pptFlowchart.ppt
Flowchart.ppt
DwiKurniawati36
Riset marketing ala Google Trends
Riset marketing ala Google TrendsRiset marketing ala Google Trends
Riset marketing ala Google Trends
Dedi Mukhlas
Pertemuan 3 activity
Pertemuan 3 activityPertemuan 3 activity
Pertemuan 3 activity
heriakj
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
Lia Rusdyana Dewi
Materi 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko tiMateri 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko ti
Fajar Baskoro
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Auliaa Oktarianii
Membangun Merek (Building A Brand)
Membangun Merek (Building A Brand)Membangun Merek (Building A Brand)
Membangun Merek (Building A Brand)
Mohamad Adriyanto
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop OnlineProposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Proposal Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bioskop Online
Lucha Kamala Putri
Pengenalan struktur elemen html
Pengenalan struktur elemen htmlPengenalan struktur elemen html
Pengenalan struktur elemen html
Deka M Wildan
Pengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
Pengertian dan Unsur-unsur Desain GrafisPengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
Pengertian dan Unsur-unsur Desain Grafis
barinix
Layout dan komposisi desain grafis
Layout dan komposisi desain grafisLayout dan komposisi desain grafis
Layout dan komposisi desain grafis
dwi_heristiyadi20
Alur Logika Pemrograman
Alur Logika PemrogramanAlur Logika Pemrograman
Alur Logika Pemrograman
Bambang Karyadi
Proses Data Mining
Proses Data MiningProses Data Mining
Proses Data Mining
dedidarwis
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Siti Khotijah
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
laurensius08
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Indriyatno Banyumurti
Riset marketing ala Google Trends
Riset marketing ala Google TrendsRiset marketing ala Google Trends
Riset marketing ala Google Trends
Dedi Mukhlas
Pertemuan 3 activity
Pertemuan 3 activityPertemuan 3 activity
Pertemuan 3 activity
heriakj

Similar to 12017098.ppt (17)

PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
KiraYami
Ai 6
Ai 6Ai 6
Ai 6
bayaws
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Endang Retnoningsih
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
zenardjov
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
Marlyd Talakua
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Fachran Arifin
Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4
Alzena Vashti
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Mayawi Karim
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
MegaAntariksaRahmaPu
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
rizka_safa
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptxPENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
ZulfardiAshar
02.KETIDAKPASTIAN.ppt
02.KETIDAKPASTIAN.ppt02.KETIDAKPASTIAN.ppt
02.KETIDAKPASTIAN.ppt
Yaya610291
10. statistik 10 teori probabilitas
10. statistik 10   teori probabilitas10. statistik 10   teori probabilitas
10. statistik 10 teori probabilitas
Edwin Ramadhani
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
AmiraSulistya1
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.pptPertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
MuhammadRizkyPribadi2
Uji+hipotesis
Uji+hipotesisUji+hipotesis
Uji+hipotesis
Rio Kurniawan
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
Elvi Rahmi
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
KiraYami
Ai 6
Ai 6Ai 6
Ai 6
bayaws
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Pertemuan 13 Kepastian (Certainty)
Endang Retnoningsih
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
zenardjov
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
Marlyd Talakua
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Fachran Arifin
Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4
Alzena Vashti
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Mayawi Karim
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
rizka_safa
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptxPENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
PENGUJIAN HIPOTESIS.pptx
ZulfardiAshar
02.KETIDAKPASTIAN.ppt
02.KETIDAKPASTIAN.ppt02.KETIDAKPASTIAN.ppt
02.KETIDAKPASTIAN.ppt
Yaya610291
10. statistik 10 teori probabilitas
10. statistik 10   teori probabilitas10. statistik 10   teori probabilitas
10. statistik 10 teori probabilitas
Edwin Ramadhani
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
4. Biostatistika_Hipotesis & Reliabilitas (26 Nov 2022).pdf
AmiraSulistya1
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.pptPertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
Pertemuan-6-dan-7_Ketidakpastian-Uncertainty_AI-dan-Study-kasus.ppt
MuhammadRizkyPribadi2
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
Elvi Rahmi

More from Bernad Bear (20)

197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
Bernad Bear
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
Bernad Bear
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
Bernad Bear
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
Bernad Bear
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
Bernad Bear
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
Bernad Bear
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.pptsi-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
Bernad Bear
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.pptPERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
Bernad Bear
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdfnitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
Bernad Bear
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdfkecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
Bernad Bear
pengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
pengantar logika fuzzy dan contohnya.pptpengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
pengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
Bernad Bear
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptxMateri Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Bernad Bear
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.pptLesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Bernad Bear
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.pptPertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Bernad Bear
security.ppt
security.pptsecurity.ppt
security.ppt
Bernad Bear
Relasi.ppt
Relasi.pptRelasi.ppt
Relasi.ppt
Bernad Bear
Pengenalan Teknik Komputer.pptx
Pengenalan Teknik Komputer.pptxPengenalan Teknik Komputer.pptx
Pengenalan Teknik Komputer.pptx
Bernad Bear
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
Bernad Bear
Persentasi SMU9.pptx
Persentasi SMU9.pptxPersentasi SMU9.pptx
Persentasi SMU9.pptx
Bernad Bear
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
Bernad Bear
197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
197dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd6425.ppt
Bernad Bear
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
272403sdgdsggggggggggggdgsggggfgfffffffg6.ppt
Bernad Bear
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
際際滷-ACT110-ACT110-ACT110-ACT110-際際滷-01.pptx
Bernad Bear
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
2. Pengantar Keamanan Sistem Informasi 2024.pptx
Bernad Bear
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
1759293ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg3.ppt
Bernad Bear
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
586000765-Backward-Chaining-PPT-FIX.pptx
Bernad Bear
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.pptsi-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
si-3-komponen-sistem-informasikomponen.ppt
Bernad Bear
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.pptPERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
PERTEMUAN KE IIIsistem informasi konsep dasar.ppt
Bernad Bear
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdfnitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
nitcse1a30-1701dddddddd15074319-2-12.pdf
Bernad Bear
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdfkecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
kecerdasanbuatandampak-230601045041-af3f18c2-3-24.pdf
Bernad Bear
pengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
pengantar logika fuzzy dan contohnya.pptpengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
pengantar logika fuzzy dan contohnya.ppt
Bernad Bear
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptxMateri Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Materi Keamanan Siber Prinsip Keamanan Jaringan.pptx
Bernad Bear
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.pptLesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Lesson 13 - Visualisasi dan Informasi.ppt
Bernad Bear
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.pptPertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Pertemuan-7-Proses_Desain interaksi manusia dan komputer.ppt
Bernad Bear
Pengenalan Teknik Komputer.pptx
Pengenalan Teknik Komputer.pptxPengenalan Teknik Komputer.pptx
Pengenalan Teknik Komputer.pptx
Bernad Bear
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
Bernad Bear
Persentasi SMU9.pptx
Persentasi SMU9.pptxPersentasi SMU9.pptx
Persentasi SMU9.pptx
Bernad Bear
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
_KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI.ppt
Bernad Bear

12017098.ppt

  • 2. Ketidakpastian Dalam menghadapi suatu masalah, sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu: aturan yang tidak pasti jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem
  • 4. Teori Penyelesaian Ketidakpastian probabilitas klasik (classical probability) probabilitas Bayes (Bayesian probability) teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical sets) teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shanon theory based on probability) teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory) teori fuzzy Zadeh (Zadehs fuzzy theory) faktor kepastian (certainty factor).
  • 5. Ketidakpastian Aturan Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuen dalam aturan penyelesaian konflik
  • 6. Aturan Tunggal Kesalahan ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara ketidaklengkapan data kesalahan informasi ketidakpercayaan terhadap suatu alat adanya bias probabilitas disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan suatu aturan secara pasti kombinasi gejala (evidence)
  • 7. Incompability Aturan kontradiksi aturan subsumpsi aturan redundancy aturan kehilangan aturan penggabungan data
  • 8. Kontradiksi Aturan aturan 1 : JIKA anak demam MAKA harus dikompres aturan 2 : JIKA anak demam MAKA jangan dikompres
  • 9. Subsumpsi Aturan aturan 3 : JIKA E1 MAKA H aturan 4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan yang akan digunakan adalah aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama- sama muncul maka kedua aturan (aturan 3 dan 4) sama-sama akan dijalankan
  • 10. Redundancy Aturan aturan 5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H aturan 6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H dalam kasus ini ditemui aturan-aturan yang sepertinya berbeda tetapi memiliki makna yang sama
  • 11. Kehilangan Aturan aturan 7 : JIKA E4 MAKA H ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah tersimpulkan
  • 12. Probabilitas Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari prosentase jumlah premis yang dialami
  • 14. Probabilitas berbobot Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari prosentase jumlah bobot premis yang dialami
  • 17. probabilitas Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya peristiwa E adalah : Jika P(EP = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila E menyatakan buka peristiwa E, maka diperoleh : Atau berlaku hubungan : P(E) + P(E) = 1
  • 18. Probabilitas bersyarat Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A, P(B) menyatakan probabilitas kejadian B, dan probabilitas A dan B terjadi bersama-sama disimbolkan oleh P(A |B), dan besarnya adalah : Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah : Karena maka diperoleh :
  • 19. Contoh : P(Dila terkena cacar|Dila mempunyai bintik-bintik di wajah) adalah 0,8 Ini sama dengan rule berikut : IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8) Rule ini mempunyai arti sbb : Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8
  • 20. Teorema Bayes Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18. Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia. Aplikasi banyak untuk : DSS
  • 21. Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah : Dengan p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apap pun P(E) = probabilitsa evidence E tanpa memandang apa pun
  • 22. Contoh : Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3. p(demam|muntah)=0,75. Pertanyaan : a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ? b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika p(demam)=0,1
  • 23. JAWAB SOAL A : p(muntah|demam)= p(demam|muntah) x p(muntah) p(demam) = 0,75 x 0,3 0,4 = 0,56
  • 24. JAWAB SOAL B p(muntah|demam) = p(demam|muntah)xp(muntah) p(demam) = (0,75 x 0,3)/0,1 = 2,25 Jawaban di atas salah. Mengapa ? Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1. lalu apa yang salah ? Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam n muntah). untuk menghitung p(demam n muntah) rumusnya adalah p(demam n muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah) = 0,75 x 0,3 = 0,225 Jadi, p(demam) 0,225 Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.
  • 25. Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2, . Hn dengan: p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E. p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar. p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun. n = jumlah hipotesis yang mungkin.
  • 26. Untuk evidence ganda E1, E2,., Em dan hipotesis ganda H1, H2, ., Hn adalah : untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan :
  • 28. Contoh kasus Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence E1E2E3 dan hipotesis H1H2H3 . Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence E3 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H1 jika semula hanya evidence E3 yang teramati b. H2 jika semula hanya evidence E3 yang teramati c. H3 jika semula hanya evidence E3 yang teramati
  • 29. Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut : Jadi,
  • 31. tampak bahwa setelah evidence E3 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H2. kepercayaan terhadap hipotesis H3 bertambah bahkan hampir sama dengan H1 dan H2.
  • 32. Misalkan setelah kita mengamati evidence E3 kemudian teramati pula adanya evidence E1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis: a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1 b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1 c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1
  • 33. Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence ganda E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 , H3 dengan persamaan
  • 34. Misalkan setelah kita mengamati evidence E1 teramati pula adanya evidence E2 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2 b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2 c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2
  • 36. Contoh soal lainnya : Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Si Ani terkena: 1. Cacar, dengan: Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8. Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4 2. Alergi, dengan : Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3. Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.
  • 37. 3. Jerawat, dengan Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani jerawatan; p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9. Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang gejala apapun; p(Jerawatan) = 0,5.
  • 41. Bintik-bintik di wajah merupakan gejala bahwa seseorang terkena cacar. Observasi baru menunjukkan bahwa selain adanya bintik-bintik di wajah, panas badan juga merupakan gejala orang terkena cacar. Antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas badan juga memiliki keterkaitan satu sama lain.
  • 44. Contoh 2 : Seorang dokter mengetahui bahwa penyakit maningitis menyebabkan stiff neck adalah 50%. Probabilitas pasien menderita maningitis adalah 1/50000 dan probabilitas pasien menderita stiff neck adalah 1/20 dari nilai- nilai tersebut didapatkan :
  • 45. SOAL LATIHAN 1 Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat dari gejala penyakit kulit.
  • 46. Pertanyaan : A. Bila ada seorang yang menderita gejala gatal- gatal, demam. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes !!!! B. Bila beberapa hari kemudian muncul gejala lainnya yaitu muncul peradangan folikuler kecil & merah yang membesar. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut menggunakan teorema bayes !
  • 47. SOAL LATIHAN 2 Suatu generator telekomunikasi nirkabel mempunyai 3 pilihan tempat untuk membangun pemancar sinyal yaitu didaerah tengah kota, daerah kaki bukit dikota itu dan derah tepi pantai, dengan masing-masing mempunyai probabilitas 0.4; 0.3 dan 0.5. Bila pemancar dibangun ditengah kota, probabilitas terjadi ganguan sinyal adalah 0.03. Bila pemancar dibangun dikaki bukit, probabilitas terjadinya ganguan sinyal adalah 0.05. Bila pemancar dibangun ditepi pantai, probabilitas gangguan sinyal adalah 0.08. A. Berapakah probabilitas terjadinya ganguan sinyal. B. Bila diketahui telah terjadinya gangguan pada sinyal, berapa probabilitas bahwa operator tsb ternyata telah membangun pemancar di kaki bukit.