際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KELOMPOK VI
DESY HANDAYANI
ERNALIA SRI WENENG
FITRI SURYANI
RAIHANA FITHRIYAH
RUZI ALFIATI
Nemathelminthes Platyhelminthes
Nematoda Usus Nematoda Jaringan
Trematoda Cestoda
Protozoa
Helminth Arthropoda
- Rhizopoda
- Mastigophora = Flagellata
- Ciliophora = Ciliata
- Sporozoa
PARASITOLOGI
NEMATODA USUS DAN
JARINGAN
Helmintologi
Nemathelminthes Platyhelminthes
Nematoda Usus Nematoda Jaringan Trematoda Cestoda
STH Non STH
NEMATODA USUS
Soil Transmitted Helminth
A.lumbricoides T.trichiura Cacing
tambang
S.stercoralis
Hospes: Manusia
Penyakit : askariasis
Hospes : Manusia
Penyakit : trikuriasis
Hospes : Manusia
Penyakit :
nekatoriasis dan
ankilostomiasis
Hospes :Manusia
Hospes reservoir :
anjing dan primata.
Distribusi geografis :
Kosmopolit
Di Indonesia
prevalensinya
60  90 %
Distribusi Geografis:
kosmopolit
Distribusi Geografis:
Daerah katulistiwa,
pertambangan dan
perkebunan.
Prevalensi di
Indonesia sekitar
40%
Morfologi
Al TT CT SS
Patologi dan gejala klinis
A.lumbricoides T.trichiura Cacing tambang S.stercoralis
Larva pd paru-paru
sindroma Loeffler.
Cacing dewasa:
Gangguan usus ringan
Infeksi berat : malabsorbsi
yang memperberat
malnutrisi
Ileus
Infeksi ektopik ke empedu,
appendix atau bronkus.
Infeksi ringan : tanpa
gejala
Infeksi berat :
Ditemukan cacing di
seluruh colon dan rektum
Prolapsus rekti
Sindroma disentri anemia.
Stadium larva : Pada kulit
 ground itch
Pada paru  pneumonitis
ringan
Stadium dewasa:
Tergantung:
a) spesies dan jumlah
cacing
b) keadaan gizi (Fe dan
protein.
Anemia hipokrom
mikrositer
N. americanus  0,005 
0,1 cc / hari
A. duodenale  0,08 
0,34 cc/hari
Larva menembus kulit 
creeping urticarial eruption,
serpiginous yang disebut
larva currens
Cacing dewasa Ringan
tanpa gejala
Sedang  gejala
gastrointestinal.
Pada hyperinfeksi cacing
dewasa dapat ditemukan di
seluruh traktus digestivus dan
larvanya dapat ditemukan di
berbagai alat dalam (paru,
hati, ktg. empedu)---
disseminata
(imunocompromise)
Pada pemeriksaan darah 
eosinofilia/ hipereosinofilia.
Infeksi berat  Kematian
Diagnosis
A.lumbricoides T.trichiura Cacing tambang S.stercoralis
Menemukan telur
dalam tinja
Pada
pemeriksaan
langsung
Pada
pemeriksaan
konsentrasi
Menemukan telur
dalam tinja
Menemukan telur
dalam tinja segar
Diagnosa spesies
 biakan tinja
Harada Mori
Menemukan larva
rhabditiform dalam
tinja segar, teknik
sedimentasi atau
dalam biakan atau
dalam aspirasi
duodenum.
Biakan tinja selama
sekurang-
kurangnya 2x24
jam menghasilkan
larva filariform dan
cacing dewasa
hidup bebas.
Siklus hidup Strongiloides sercoralis
Epidemiologi Soil Transmitted Helminths
Pola penyebaran hampir sama
antara :
 A. lumbricoides dan T. trichiura
 Cacing tambang dan S. stercoralis
Prevalensi :
 A. lumbricoides : 70-90%
 T. trichiura : 83  91%
 C. tambang : 30  50%
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya
prevalensi :
 Usia :
Golongan rawan : anak balita
Termuda :
 Infeksi Ascaris : 16 minggu
 Infeksi Trichuris : 41 minggu
 Lingkungan :
A. lumbricoides dan Trichuris tanah liat
C. tambang dan S.stercoralis  tanah gembur
berpasir.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
1. Memutuskan rantai daur hidup dengan cara: ( Berdefekasi di kakus, Menjaga
kebersihan , Pengobatan masal )
2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi lingkungan.
Non soil transmitted helminth
 Enterobius(Oxyuris) vermicularis
(cacing keremi)
o Hospes : Manusia
o Penyakit : Enterobiasis
o Penyebaran Geografik :
Kosmopolit
 daerah dingin > daerah panas
 Ditunjang oleh hubungan erat antar
manusia satu dengan yang lain
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa:
 Pada ujung anterior ada cephalic alae
 Cacing betina : 8-13 mm x 0,4 mm
o Ekor panjang dan runcing
o Uterus penuh dengan telur
o yg gravid mengandung 11.000-15.000 telur
o Migrasi ke daerah perianal untuk bertelur, lalu
mati.
 Cacing jantan : 2-5 mm
o Ekor melingkar
o Mati setelah kopulasi
 Cara infeksi :
o tertelan telur matang
o retroinfeksi
o utoinfeksi
Waktu untuk daur
hidup kira-kira 2
minggu sampai 2 bulan
Daur hidup E. vermicularis
Gejala klinis utama :
o pruritus ani/vagina
Diagnosis
o Menemukan telur dengan anal swab
o Menemukan cacing dewasa yang keluar
anus.
Patologi dan gejala klin
Epidemiologi
 Penyebaran lebih luas daripada cacing lain
 Penularan terjadi antar keluarga dan
kelompok dalam satu lingkungan yang sama
 Penularan dipengaruhi oleh :
 Penularan dari tangan ke mulut
 Debu
 Retrofeksi melalui anus
Trichinella spiralis
 Hospes : Manusia, binatang. (babi,
tikus, beruang, kucing, anjing, babi
hutan)
 Penyakit : trikinosis=
trikinelosis=trikiniasis
Penyebaran : kosmopolit, jarang di
negeri mayoritas muslim.
Morfologi dan daur hidup
 Cacing dewasa halus seperti rambut
 Hidup dalam mukosa usus halus
 Cacing betina panjang 3-4 mm,
o Vivipar
o Menghasilkan 1500 ekor larva.
 cacing jantan 1,5 mm.
 Cara infeksi : makan daging babi mentah/kurang matang yang
mengandung kista berisi larva
Patologi dan gejala klinis
 Tergantung beratnya infeksi oleh stadium dewasa dan stadium larva.
 Cacing dewasa gejala usus 1-2 hari sesudah infeksi
 Larva di otot 7-28 hari sesudah infeksi  membentuk nurse cell -larva complex nyeri otot(myalgia) dan
radang otot(myositis) disertai eosinofilia, demam dan hipereosinofilia.
 Gejala oleh larva tergantung alat tubuh yang dihinggapi.
 Infeksi berat (賊 5.000 larva/kg bb) dapat menimbulkan kemati- an dalam waktu 2-3 minggu.
Diagnosis
 Diagnosis klinis
 Diagnosis laboratorium
Menemukan nurse cell-larva
complex dalam biopsi otot
Tes kulit dgn antigen larva
Trichinella (+) pada minggu ke
3 atau ke 4.
Deteksi DNA spesifik
Trichinella dgn PCR.
Tes serologi lain.
Pengobatan
 Simtomatis
 Spesifik  tiabendazol 25
mg/kg bb 2 x sehari selama
5-7 hari.
Epidemiologi
 Babi dan tikus memelihara infeksi
di alam
 Home made sausage
babi tikus
garbage
manusia
NEMATODA JARINGAN
1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Loa loa
5. Onchocerca volvulus
1.Wuchereria bancrofti
 Hospes : Manusia
 Penyakit : wukereriasis = filariasis bankrofti
 Penyebaran Geografik:
 Daerah iklim tropis seluruh dunia
Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe Bentuk halus
seperti benang putih susu Cacing betina vivipar 
mikrofilaria
Mikrofilaria hidup dalam darah.
 Mempunyai periodisitas nokturna
 Di Pasifik  subperiodik diurna
 Di Muang Thai subperiodik nokturna
Morfologi
Morfologi dan Daur hidup W.
bancrofti
Siklus Hidup
Patologi dan gejala klinis
 Cacing dewasa :
 Stadium akut : limfadenitis dan
limfangitis retrograd, funikulitis,
epididimitis dan orkitis
 Stadium kronis : hidrokel,
limfedema dan elefantiasis
seluruh tungkai, seluruh lengan,
dan alat kelamin, kadang-kadang
kiluria.
Diagnosis
 Gejala klinis
 Laboratorium :
 Parasitologi :
 Menemukan mikrofilaria dalam darah tepi , cairan hidrokel
aatau cairan kiluria
 Diferensiasi spesies dan stadium filaria dgn pelacak DNA
 Radiodiagnosis:
 USG pada skrotum
 Limfosintigrafi
 Imunologi
 ELISA
 Immunochromatographic test (ICT)
Pengobatan
 Dietil karbamazin (DEC) 6mg/kg
bb/hari selama 12 hari
 Obat lain : ivermektin
 Efek samping obat:
 Farmakologis : tergantung dosis
 Respons dari hospes : tergantung
jumlah parasit
Epidemiologi
Di Indonesia:
 di daerah pedesaan > perkotaan
 Kelompok usia produktif
 Berpenghasilan rendah
2.Brugia malayi dan Brugia timori
 Hospes :
 Brugia malayi :
 Manusia
 Binatang : kucing, kera,
 Brugia timori : Manusia
 Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori filariasis
brugia
Penyebaran geografis:
 Brugia malayi : Asia
 Brugia timori : Indonesia Timur( NTT,Timor
Lorosae)
B. malayi
B. timori
Vektor :
 B. malayi periodik : An. barbirostris
 B. malayi subperiodik : Mansonia spp.
 B. timori : An. barbirostris
Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung
larva filaria stadium III.
Morfologi dan Daur hidup
 Habitat : saluran dan kelenjar limfe
 Halus seperti benang putih susu
 Cacing dewasa :
 B. malayi :  55 mm x 0,16 mm
 22-23 x 0,09 mm
 B. timori :  21-39 mm x 0,1 mm
 13-23 mm x 0,08
Mikrofilaria :
 bersarung,
 ukuran :
200-260 袖 x 8 袖(B. malayi) dan
280 - 310 袖 x 7 袖(B. timori)
 Periodisitas :
B. malayi nokturna, subperiodik
nokturna atau non periodik
B. timori : periodik nokturna
Siklus hisup B.
malayi & B.timori
Patologi dan gejala klinis
 filariasis malayi = filariasis timori
 Stadium akut :
 serangan demam dan radang saluran dan kel.
limfe hilang timbul beru-lang kali.
 Limfadenitis kel. limfe inguinal unilateral
 Limfangitis retrograd
 Peradangan tampak sebagai garis merah yang
menjalar kebawah
Menahun : elefantiasis hanya mengenai tungkai
bawah bawah lutut atau lengan bawah bawah
siku.
Elephantiasis yang
disebabkan oleh B.malayi
Diagnosis
 Gejala klinis
 Diagnosis parasitologi = filariasis
bankrofti
 Radiodiagnosis umumnya tidak
dilakukan
 Diagnosis Imunologi belum dapat
dilakukan
DEC dgn dosis 5 mg /kg.bb selama 10 hari
Efek samping obat jauh lebih berat daripada filariasis bankrofti
Untuk pengobatan masal : dosis rendah jangka panjang(100 mg /minggu selama 40 minggu) atau
garam DEC 0,2-0,4% selama 9-12 bln.
Pengobatan
Epidemiologi
 Hanya terdapat di daerah pedesaan
 B. malayi yang hanya pada manusia
dan B. timori di daerah persawahan
 B. malayi manusia dan binatang  di
pinggir pantai atau aliran sungai,
rawa-rawa.
 Peneyebaran bersifat fokal.
3.Occult filariasis (tropical pulmonary
eosinophilia)
Occult filariasis ialah filariasis
limfatik yang disebabkan oleh penghancuran
mikrofilaria da-lam jumlah berlebihan oleh
sis-tem kekebalan penderita, akibat
hipersensitifitas terhadap anti-gen
mikrofilaria.
PENYEBARAN GEOGRAFIS
Indonesia, Singapura, Vietnam, Muangthai , Afrika
dan Curacao
Patologi dan gejala klinis
 Gejala klinis:
 Hipereosinofila
 Peningkatan kadar Ig.E
 Kelainan klinis menahun dgn
pembengkakan kel.limfe dan gejala
asma bronkial.
 Patologi :
 Benjolan-benjolan kecil warna kuning
kelabu berisi infiltrasi sel eosinofil
benda Meyers Kouwenaar.
Diagnosis
 Gejala klinis
 Hipereosinofilia
 Peningkatan kadar Ig.E
 Gambaran Rontgen paru
 Menemukan benda Meyers Kouwenaar pada sediaan
biopsi
DEC 6 mg/kg bb/hari selama 2-3 minggu
Pengobatan
4.Loa loa
o Hospes : Manusia
o Penyakit : loaiasis = Calabar swelling
(fugitive swelling)
o Penyebaran geografik : daerah katulistiwa
berhutan (rain forest) Afrika tropis bagian
Barat
Morfologi dan daur hidup
 Cacing dewasa hidup dalam jaringan
subkutan
 Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar
dalam darah pada siang hari
 Mikrofilaria bersarung, dapat ditemukan
dalam urin, sputum, kadang-kadang dalam
cairan sumsum tulang blakang
 Vektor : lalat Chrysops
Patologi dan gejala klinik
 Cacing dewasa dalam jaringan subkutan
dan mikrofilaria dalam darah tidak
menimbul-kan gejala
 Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh
tubuh  gangguan di konjungtiva mata
 Kelainan khas  calabar swelling atau
fugitive swelling
 Bila masuk ke otak ensefalitis
Menemukan mikrofilaria dalam darah
yang diambil pada siang hari
Menemukan cacing dewasa dari
conjunctiva mata atau dalam jaringan
subkutan.
Diagnosis
 DEC 2 mg/kg bb, 3 x sehari sesudah
makan selama 14 hari
 Cacing dewasa pada mata dengan
operasi.
Daerah endemi adalah daerah lalat Chrysops
silacea dan C. dimidiata dgn tempat
perindukan di hutan berhujan dng kelembaban
tinggi
Epidemiologi
Pengobatan
5.Onchocerca volvulus
 Hospes : Manusia
 Penyakit : onkosersiasis,river blindness,
blinding filariasis
 Penyebaran : Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan
Morfologi dan daur hidup
 Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat
 Bentuk seperti kawat putih, opalesen
dan transparan
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
dalam jar. subkutan  migrasi ke kulit
 Vektor : lalat Simulium
Patologi dan gejala klinik
 Ada 2 tipe onkosersiasis
1. Tipe forest  kelainan kulit lebih dominan
2. Tipe savanna kelainan mata yg dominan
 Manifestasi utama berupa kelianan pada
kulit, sistem limfatik dan mata
 Dua macam proses patologi:
 Cacing dewasa dalam jaringan ikat
 Mikrofilaria yg beredar menuju kulit
 Kelainan oleh cacing dewasa disebut
onkoserkoma
 Kelainan oleh mikrofilaria terutama menge-
nai mata gangguan serat-serat optik dan
retina
 Bila menahun kebutaan
 Kulit kehilangan elastisitas hanging groin
Diagnosis
 Klinis
 Parasitologik : menemukan
amikrofilaria atau cacing dewasa
dalam benjolan sub-kutan.
 USG nodul
 Pelacak DNA dgn teknik PCR dgn
pelacak ONCHO-150
 Mazotti test
Ivermectin
Suramin
Pengobatan
Epidemiologi
 Tempat perindukan vektor di
daerah pegunungan yang
mempunyai air sungai yang
deras
 Kebutaan pada penduduk yang
berdekatan dgn aliran sungai
 river blindness.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 347869624-Nematoda-Usus-Dan-Jaringan-Kelompok-Vi-Ppt.pptx (20)

Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Kelsy qoridisa
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
BagusSurya13
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
I Putu Cahya Legawa
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA sppMORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
wiwien3
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptxNematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
ssuserc1d0ee
Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri
Student at Faculty of Medicine Ukrida
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
robin2dompas
6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf
AnggunDwiPutri1
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
beusav
Askep elephantiasis
Askep elephantiasisAskep elephantiasis
Askep elephantiasis
Operator Warnet Vast Raha
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
Bernike Zega
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptxPPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
AhmadMuzaki47
pathofisiologi, etiologi filiaris.pptx
pathofisiologi, etiologi   filiaris.pptxpathofisiologi, etiologi   filiaris.pptx
pathofisiologi, etiologi filiaris.pptx
JeremiaSimbolon
Learning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious DiseaseLearning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious Disease
sapikurban
5. entomologi
5. entomologi5. entomologi
5. entomologi
Ervan Wulfric
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdfMonkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Heri Candra
Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
sunarto bin sudi
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
feni gita safitri
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Kelsy qoridisa
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
BagusSurya13
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
I Putu Cahya Legawa
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA sppMORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
MORFOLOGI TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA spp
wiwien3
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptxNematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
Nematoda Wuchereria bancrofti oleh kel. 6.pptx
ssuserc1d0ee
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
robin2dompas
6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf
AnggunDwiPutri1
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
beusav
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
Bernike Zega
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptxPPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
PPT Lapkas SKABIES sewandi gunawan sjrait.pptx
AhmadMuzaki47
pathofisiologi, etiologi filiaris.pptx
pathofisiologi, etiologi   filiaris.pptxpathofisiologi, etiologi   filiaris.pptx
pathofisiologi, etiologi filiaris.pptx
JeremiaSimbolon
Learning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious DiseaseLearning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious Disease
sapikurban
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdfMonkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Monkeypox Sosialisasi Klinis 27 Juli 2022 - Robert Sinto.pdf
Heri Candra
Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
sunarto bin sudi

More from YustinaLinda (10)

konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptxkonsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
YustinaLinda
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
YustinaLinda
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptxtrematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
YustinaLinda
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptxPHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
YustinaLinda
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdfTugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
YustinaLinda
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
YustinaLinda
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptxContoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
YustinaLinda
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptxTugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
YustinaLinda
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .pptBahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
YustinaLinda
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anakKONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
YustinaLinda
konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptxkonsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
konsepinfeksi-130922133737 tugas-phpapp01.pptx.pptx
YustinaLinda
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
320156398-infeksi-nosokomial kuliah-ppt.ppt
YustinaLinda
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptxtrematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
trematoda paru tugas parasitologi - Copy.pptx
YustinaLinda
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptxPHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
PHYLUM PROTOZOA tugas parasitologi real.pptx
YustinaLinda
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdfTugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
Tugas pamflet elsya aprilian 241048201033.pdf
YustinaLinda
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
345925329-Ppt-Kromatografi-Eksklusi-Kel-5.pptx
YustinaLinda
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptxContoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
Contoh Presentasi untuk PPT-DEPRESI.pptx
YustinaLinda
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptxTugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
Tugas Kelompok Presentasi PPT EPILEPSI KLP 1.pptx
YustinaLinda
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .pptBahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
Bahan Presentasi Tumbuh Kembang Remaja .ppt
YustinaLinda
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anakKONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
KONSEP GENDER.pptx tentang konsep gender anak
YustinaLinda

Recently uploaded (20)

sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
KhusnulAzizah4
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
ChibiMochi
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptxBERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
putuariutama
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib MuhammadChapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Universitas Teknokrat Indonesia
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdfPROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
Indra Diputra
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
BangZiel
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Kanaidi ken
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docxKisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
KhusnulAzizah4
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
AyiDamayani
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
5. Program Semester Mapel Bahasa Indonesia.docx
KhusnulAzizah4
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)
ChibiMochi
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptxBERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
BERBICARA FORMAL, NONFORMAL, DAN PRESENTASI.pptx
putuariutama
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdfPROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
PROSES PERHITUNGAN IKU tahun 2024 untuk perguruan tinggi akademik dan vokasi.pdf
Indra Diputra
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025
BangZiel
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Kanaidi ken
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docxKisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docx
KhusnulAzizah4
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
Pengumpulan data- Askeb komunitas-Pertemuan 10
AyiDamayani

347869624-Nematoda-Usus-Dan-Jaringan-Kelompok-Vi-Ppt.pptx

  • 1. KELOMPOK VI DESY HANDAYANI ERNALIA SRI WENENG FITRI SURYANI RAIHANA FITHRIYAH RUZI ALFIATI
  • 2. Nemathelminthes Platyhelminthes Nematoda Usus Nematoda Jaringan Trematoda Cestoda Protozoa Helminth Arthropoda - Rhizopoda - Mastigophora = Flagellata - Ciliophora = Ciliata - Sporozoa PARASITOLOGI
  • 4. Helmintologi Nemathelminthes Platyhelminthes Nematoda Usus Nematoda Jaringan Trematoda Cestoda STH Non STH
  • 6. Soil Transmitted Helminth A.lumbricoides T.trichiura Cacing tambang S.stercoralis Hospes: Manusia Penyakit : askariasis Hospes : Manusia Penyakit : trikuriasis Hospes : Manusia Penyakit : nekatoriasis dan ankilostomiasis Hospes :Manusia Hospes reservoir : anjing dan primata. Distribusi geografis : Kosmopolit Di Indonesia prevalensinya 60 90 % Distribusi Geografis: kosmopolit Distribusi Geografis: Daerah katulistiwa, pertambangan dan perkebunan. Prevalensi di Indonesia sekitar 40%
  • 8. Patologi dan gejala klinis A.lumbricoides T.trichiura Cacing tambang S.stercoralis Larva pd paru-paru sindroma Loeffler. Cacing dewasa: Gangguan usus ringan Infeksi berat : malabsorbsi yang memperberat malnutrisi Ileus Infeksi ektopik ke empedu, appendix atau bronkus. Infeksi ringan : tanpa gejala Infeksi berat : Ditemukan cacing di seluruh colon dan rektum Prolapsus rekti Sindroma disentri anemia. Stadium larva : Pada kulit ground itch Pada paru pneumonitis ringan Stadium dewasa: Tergantung: a) spesies dan jumlah cacing b) keadaan gizi (Fe dan protein. Anemia hipokrom mikrositer N. americanus 0,005 0,1 cc / hari A. duodenale 0,08 0,34 cc/hari Larva menembus kulit creeping urticarial eruption, serpiginous yang disebut larva currens Cacing dewasa Ringan tanpa gejala Sedang gejala gastrointestinal. Pada hyperinfeksi cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh traktus digestivus dan larvanya dapat ditemukan di berbagai alat dalam (paru, hati, ktg. empedu)--- disseminata (imunocompromise) Pada pemeriksaan darah eosinofilia/ hipereosinofilia. Infeksi berat Kematian
  • 9. Diagnosis A.lumbricoides T.trichiura Cacing tambang S.stercoralis Menemukan telur dalam tinja Pada pemeriksaan langsung Pada pemeriksaan konsentrasi Menemukan telur dalam tinja Menemukan telur dalam tinja segar Diagnosa spesies biakan tinja Harada Mori Menemukan larva rhabditiform dalam tinja segar, teknik sedimentasi atau dalam biakan atau dalam aspirasi duodenum. Biakan tinja selama sekurang- kurangnya 2x24 jam menghasilkan larva filariform dan cacing dewasa hidup bebas.
  • 11. Epidemiologi Soil Transmitted Helminths Pola penyebaran hampir sama antara : A. lumbricoides dan T. trichiura Cacing tambang dan S. stercoralis Prevalensi : A. lumbricoides : 70-90% T. trichiura : 83 91% C. tambang : 30 50% Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi : Usia : Golongan rawan : anak balita Termuda : Infeksi Ascaris : 16 minggu Infeksi Trichuris : 41 minggu Lingkungan : A. lumbricoides dan Trichuris tanah liat C. tambang dan S.stercoralis tanah gembur berpasir. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN 1. Memutuskan rantai daur hidup dengan cara: ( Berdefekasi di kakus, Menjaga kebersihan , Pengobatan masal ) 2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi lingkungan.
  • 12. Non soil transmitted helminth Enterobius(Oxyuris) vermicularis (cacing keremi) o Hospes : Manusia o Penyakit : Enterobiasis o Penyebaran Geografik : Kosmopolit daerah dingin > daerah panas Ditunjang oleh hubungan erat antar manusia satu dengan yang lain Morfologi dan Daur Hidup Cacing dewasa: Pada ujung anterior ada cephalic alae Cacing betina : 8-13 mm x 0,4 mm o Ekor panjang dan runcing o Uterus penuh dengan telur o yg gravid mengandung 11.000-15.000 telur o Migrasi ke daerah perianal untuk bertelur, lalu mati. Cacing jantan : 2-5 mm o Ekor melingkar o Mati setelah kopulasi Cara infeksi : o tertelan telur matang o retroinfeksi o utoinfeksi Waktu untuk daur hidup kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan
  • 13. Daur hidup E. vermicularis Gejala klinis utama : o pruritus ani/vagina Diagnosis o Menemukan telur dengan anal swab o Menemukan cacing dewasa yang keluar anus. Patologi dan gejala klin Epidemiologi Penyebaran lebih luas daripada cacing lain Penularan terjadi antar keluarga dan kelompok dalam satu lingkungan yang sama Penularan dipengaruhi oleh : Penularan dari tangan ke mulut Debu Retrofeksi melalui anus
  • 14. Trichinella spiralis Hospes : Manusia, binatang. (babi, tikus, beruang, kucing, anjing, babi hutan) Penyakit : trikinosis= trikinelosis=trikiniasis Penyebaran : kosmopolit, jarang di negeri mayoritas muslim. Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa halus seperti rambut Hidup dalam mukosa usus halus Cacing betina panjang 3-4 mm, o Vivipar o Menghasilkan 1500 ekor larva. cacing jantan 1,5 mm. Cara infeksi : makan daging babi mentah/kurang matang yang mengandung kista berisi larva Patologi dan gejala klinis Tergantung beratnya infeksi oleh stadium dewasa dan stadium larva. Cacing dewasa gejala usus 1-2 hari sesudah infeksi Larva di otot 7-28 hari sesudah infeksi membentuk nurse cell -larva complex nyeri otot(myalgia) dan radang otot(myositis) disertai eosinofilia, demam dan hipereosinofilia. Gejala oleh larva tergantung alat tubuh yang dihinggapi. Infeksi berat (賊 5.000 larva/kg bb) dapat menimbulkan kemati- an dalam waktu 2-3 minggu.
  • 15. Diagnosis Diagnosis klinis Diagnosis laboratorium Menemukan nurse cell-larva complex dalam biopsi otot Tes kulit dgn antigen larva Trichinella (+) pada minggu ke 3 atau ke 4. Deteksi DNA spesifik Trichinella dgn PCR. Tes serologi lain. Pengobatan Simtomatis Spesifik tiabendazol 25 mg/kg bb 2 x sehari selama 5-7 hari. Epidemiologi Babi dan tikus memelihara infeksi di alam Home made sausage babi tikus garbage manusia
  • 16. NEMATODA JARINGAN 1. Wucehereia bancrofti 2. Brugia malayi 3. Brugia timori 4. Loa loa 5. Onchocerca volvulus
  • 17. 1.Wuchereria bancrofti Hospes : Manusia Penyakit : wukereriasis = filariasis bankrofti Penyebaran Geografik: Daerah iklim tropis seluruh dunia Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe Bentuk halus seperti benang putih susu Cacing betina vivipar mikrofilaria Mikrofilaria hidup dalam darah. Mempunyai periodisitas nokturna Di Pasifik subperiodik diurna Di Muang Thai subperiodik nokturna Morfologi
  • 18. Morfologi dan Daur hidup W. bancrofti Siklus Hidup
  • 19. Patologi dan gejala klinis Cacing dewasa : Stadium akut : limfadenitis dan limfangitis retrograd, funikulitis, epididimitis dan orkitis Stadium kronis : hidrokel, limfedema dan elefantiasis seluruh tungkai, seluruh lengan, dan alat kelamin, kadang-kadang kiluria. Diagnosis Gejala klinis Laboratorium : Parasitologi : Menemukan mikrofilaria dalam darah tepi , cairan hidrokel aatau cairan kiluria Diferensiasi spesies dan stadium filaria dgn pelacak DNA Radiodiagnosis: USG pada skrotum Limfosintigrafi Imunologi ELISA Immunochromatographic test (ICT) Pengobatan Dietil karbamazin (DEC) 6mg/kg bb/hari selama 12 hari Obat lain : ivermektin Efek samping obat: Farmakologis : tergantung dosis Respons dari hospes : tergantung jumlah parasit Epidemiologi Di Indonesia: di daerah pedesaan > perkotaan Kelompok usia produktif Berpenghasilan rendah
  • 20. 2.Brugia malayi dan Brugia timori Hospes : Brugia malayi : Manusia Binatang : kucing, kera, Brugia timori : Manusia Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori filariasis brugia Penyebaran geografis: Brugia malayi : Asia Brugia timori : Indonesia Timur( NTT,Timor Lorosae) B. malayi B. timori Vektor : B. malayi periodik : An. barbirostris B. malayi subperiodik : Mansonia spp. B. timori : An. barbirostris Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva filaria stadium III.
  • 21. Morfologi dan Daur hidup Habitat : saluran dan kelenjar limfe Halus seperti benang putih susu Cacing dewasa : B. malayi : 55 mm x 0,16 mm 22-23 x 0,09 mm B. timori : 21-39 mm x 0,1 mm 13-23 mm x 0,08 Mikrofilaria : bersarung, ukuran : 200-260 袖 x 8 袖(B. malayi) dan 280 - 310 袖 x 7 袖(B. timori) Periodisitas : B. malayi nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik B. timori : periodik nokturna Siklus hisup B. malayi & B.timori
  • 22. Patologi dan gejala klinis filariasis malayi = filariasis timori Stadium akut : serangan demam dan radang saluran dan kel. limfe hilang timbul beru-lang kali. Limfadenitis kel. limfe inguinal unilateral Limfangitis retrograd Peradangan tampak sebagai garis merah yang menjalar kebawah Menahun : elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah bawah lutut atau lengan bawah bawah siku. Elephantiasis yang disebabkan oleh B.malayi
  • 23. Diagnosis Gejala klinis Diagnosis parasitologi = filariasis bankrofti Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan Diagnosis Imunologi belum dapat dilakukan DEC dgn dosis 5 mg /kg.bb selama 10 hari Efek samping obat jauh lebih berat daripada filariasis bankrofti Untuk pengobatan masal : dosis rendah jangka panjang(100 mg /minggu selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2-0,4% selama 9-12 bln. Pengobatan Epidemiologi Hanya terdapat di daerah pedesaan B. malayi yang hanya pada manusia dan B. timori di daerah persawahan B. malayi manusia dan binatang di pinggir pantai atau aliran sungai, rawa-rawa. Peneyebaran bersifat fokal.
  • 24. 3.Occult filariasis (tropical pulmonary eosinophilia) Occult filariasis ialah filariasis limfatik yang disebabkan oleh penghancuran mikrofilaria da-lam jumlah berlebihan oleh sis-tem kekebalan penderita, akibat hipersensitifitas terhadap anti-gen mikrofilaria. PENYEBARAN GEOGRAFIS Indonesia, Singapura, Vietnam, Muangthai , Afrika dan Curacao Patologi dan gejala klinis Gejala klinis: Hipereosinofila Peningkatan kadar Ig.E Kelainan klinis menahun dgn pembengkakan kel.limfe dan gejala asma bronkial. Patologi : Benjolan-benjolan kecil warna kuning kelabu berisi infiltrasi sel eosinofil benda Meyers Kouwenaar. Diagnosis Gejala klinis Hipereosinofilia Peningkatan kadar Ig.E Gambaran Rontgen paru Menemukan benda Meyers Kouwenaar pada sediaan biopsi DEC 6 mg/kg bb/hari selama 2-3 minggu Pengobatan
  • 25. 4.Loa loa o Hospes : Manusia o Penyakit : loaiasis = Calabar swelling (fugitive swelling) o Penyebaran geografik : daerah katulistiwa berhutan (rain forest) Afrika tropis bagian Barat Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari Mikrofilaria bersarung, dapat ditemukan dalam urin, sputum, kadang-kadang dalam cairan sumsum tulang blakang Vektor : lalat Chrysops Patologi dan gejala klinik Cacing dewasa dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dalam darah tidak menimbul-kan gejala Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh gangguan di konjungtiva mata Kelainan khas calabar swelling atau fugitive swelling Bila masuk ke otak ensefalitis Menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada siang hari Menemukan cacing dewasa dari conjunctiva mata atau dalam jaringan subkutan. Diagnosis
  • 26. DEC 2 mg/kg bb, 3 x sehari sesudah makan selama 14 hari Cacing dewasa pada mata dengan operasi. Daerah endemi adalah daerah lalat Chrysops silacea dan C. dimidiata dgn tempat perindukan di hutan berhujan dng kelembaban tinggi Epidemiologi Pengobatan
  • 27. 5.Onchocerca volvulus Hospes : Manusia Penyakit : onkosersiasis,river blindness, blinding filariasis Penyebaran : Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat Bentuk seperti kawat putih, opalesen dan transparan Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria dalam jar. subkutan migrasi ke kulit Vektor : lalat Simulium Patologi dan gejala klinik Ada 2 tipe onkosersiasis 1. Tipe forest kelainan kulit lebih dominan 2. Tipe savanna kelainan mata yg dominan Manifestasi utama berupa kelianan pada kulit, sistem limfatik dan mata Dua macam proses patologi: Cacing dewasa dalam jaringan ikat Mikrofilaria yg beredar menuju kulit Kelainan oleh cacing dewasa disebut onkoserkoma Kelainan oleh mikrofilaria terutama menge- nai mata gangguan serat-serat optik dan retina Bila menahun kebutaan Kulit kehilangan elastisitas hanging groin
  • 28. Diagnosis Klinis Parasitologik : menemukan amikrofilaria atau cacing dewasa dalam benjolan sub-kutan. USG nodul Pelacak DNA dgn teknik PCR dgn pelacak ONCHO-150 Mazotti test Ivermectin Suramin Pengobatan Epidemiologi Tempat perindukan vektor di daerah pegunungan yang mempunyai air sungai yang deras Kebutaan pada penduduk yang berdekatan dgn aliran sungai river blindness.