Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, termasuk penyebabnya, gejala, cara penularan, kelompok berisiko, pencegahan, dan pengobatannya. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita selama waktu yang lama. Kelompok berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang tinggal di daerah endemis dengan kondisi
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, termasuk strategi dan aktivitas layanan untuk pengawasan dan pengendalian penyakit, agen infeksi dan ciri-cirinya, faktor risiko, masa pengeraman, rawatan, dan pembagian jenis penyakit kusta.
Penyakit Hansen atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan mempengaruhi kulit serta saraf tepi. Penyakit ini ditandai dengan borok pada kulit dan tulang yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. Pengobatan penyakit ini menggunakan terapi obat kombinasi untuk menyembuhkan pasien dan mencegah penularan serta komplikasi sepert
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf perifer dan dapat menyebabkan kerusakan jika tidak ditangani. Gejala umum penyakit kusta antara lain bercak pada kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Penularan terjadi melalui kontak dekat dengan penderita selama waktu yang lama. Pencegahan melalui pengob
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, mulai dari definisi, gejala, penularan, jenis, pencegahan, dan pengobatan penyakit kusta. Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi. Penularannya melalui kontak kulit yang lama dengan penderita, tetesan cairan dari hidung, atau partikel udara. Ada dua jenis utama yaitu kusta pausibas
Morbus Hansen atau penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf perifer. Penyakit ini memiliki berbagai manifestasi klinis dan klasifikasi berdasarkan gejala klinis dan status imun. Pengobatan dilakukan dengan kombinasi obat anti-bakteri selama berbulan-bulan untuk mencegah komplikasi dan menyembuhkan pasien. Pencegahan melalui sanitasi lingkungan dan menjaga daya t
Kusta (lepra) adalah penyakit kronik menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang saraf perifer, kulit, dan jaringan lain. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan rasa pada kulit dan kerusakan saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Pengobatan efektif menggunakan kombinasi obat-obatan anti-kusta selama beberapa tahun.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, epidemiologi penyakit kusta, dan peran dokter keluarga. Epidemiologi penyakit kusta dipengaruhi oleh agen penyebabnya (Mycobacterium leprae), inangnya (manusia), dan lingkungan yang mendukung penularan penyakit. Dokter keluarga memainkan peran penting dalam pencegahan dan penanganan awal kasus kusta melalui pendekatan keluarga dan komunitas.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai lepra, termasuk definisi, agen penyebab, epidemiologi, jenis, gejala klinikal, diagnosis, pengurusan, rawatan, komplikasi, pencegahan, dan peranan pembantu perubatan dalam program kawalan lepra.
[Ringkasan]
Makalah ini membahas tentang penyakit kusta (leprosy), termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, dan pengobatan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan menyebabkan berbagai gejala kulit seperti lesi, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan bakteriologis.
kusta dengan pelayanan dokter keluarganliyanaramli
油
Kasus seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang diduga menderita kusta. Dokter melakukan kunjungan rumah dan menemukan kondisi lingkungan yang tidak sehat serta anggota keluarga lain yang pernah sakit kusta. Penanganan kasus ini melibatkan diagnosis, pengobatan, serta upaya mencegah penyebaran penyakit melalui layanan kesehatan keluarga dan komunitas.
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi, namun memiliki berbagai macam manifestasi klinis. (WHO, 2010). Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, sistem saraf, dan mata. Gejalanya bervariasi mulai dari mati rasa hingga kecacatan saraf dan anggota tubuh. Indonesia memiliki prevalensi kasus kusta tinggi ketiga di dunia. Stigma sosial sering menunda diagnosis dan pengobatan, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi. Deteksi dini dan pengobatan antibiotik merupakan langkah terbaik untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Morbus Hansen (kusta), termasuk definisi, etiologi, masa inkubasi, dan proses penularannya. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi penyakit kusta di Sulawesi Selatan serta faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penularan penyakit tersebut.
Indonesia menduduki angka prevalensi 3 berpenyakit lepra di dunia. dan jawa timur adalah provinsi penyumbang terbanyak nomer pertama di Indonesia. Maka pengetahuan tentang lepra kini dibutuhkan sebagai usaha preventif pendistribusian penyakit.
Makalah ini membahas tentang Herpes Zoster dan Herpes Simpleks. Herpes Zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe I dan II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di kulit. Makalah ini juga membahas tentang gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan kedua penyakit tersebut.
Makalah ini membahas penyakit menular seksual pada manusia, dengan fokus pada penyebab, gejala, dan penularan berbagai jenis penyakit tersebut, serta dampaknya pada organ tubuh dan alat indera. Jenis penyakit yang dijelaskan meliputi klamidia, sifilis, herpes genital, dan kutil genital yang disebabkan virus atau bakteri dan menular melalui kontak seksual.
Makalah ini membahas tentang penyakit rabies. Rabies pertama kali ditemukan pada 2000 SM dan Louis Pasteur berhasil membuat vaksin rabies pada 1885. Rabies disebabkan oleh virus Rhabdovirus dan menyerang sistem saraf pusat. Virus rabies memiliki struktur berbentuk batang dan siklus hidupnya meliputi penetrasi, replikasi, ensidasi, dan keluar dari sel inang.
Tinea korporis adalah infeksi jamur superficial yang menyerang kulit glabrous (tanpa rambut) seperti wajah, leher, badan, lengan, dan tungkai, yang ditandai dengan lesi berupa eritema, skuama, dan gatal. Penyebab utamanya adalah jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Tinea korporis umumnya terjadi di daerah beriklim panas dan lembab akibat faktor lingkungan dan kontak dengan penderita
Kusta (lepra) adalah penyakit kronik menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang saraf perifer, kulit, dan jaringan lain. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan rasa pada kulit dan kerusakan saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Pengobatan efektif menggunakan kombinasi obat-obatan anti-kusta selama beberapa tahun.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, epidemiologi penyakit kusta, dan peran dokter keluarga. Epidemiologi penyakit kusta dipengaruhi oleh agen penyebabnya (Mycobacterium leprae), inangnya (manusia), dan lingkungan yang mendukung penularan penyakit. Dokter keluarga memainkan peran penting dalam pencegahan dan penanganan awal kasus kusta melalui pendekatan keluarga dan komunitas.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai lepra, termasuk definisi, agen penyebab, epidemiologi, jenis, gejala klinikal, diagnosis, pengurusan, rawatan, komplikasi, pencegahan, dan peranan pembantu perubatan dalam program kawalan lepra.
[Ringkasan]
Makalah ini membahas tentang penyakit kusta (leprosy), termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, dan pengobatan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan menyebabkan berbagai gejala kulit seperti lesi, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan bakteriologis.
kusta dengan pelayanan dokter keluarganliyanaramli
油
Kasus seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang diduga menderita kusta. Dokter melakukan kunjungan rumah dan menemukan kondisi lingkungan yang tidak sehat serta anggota keluarga lain yang pernah sakit kusta. Penanganan kasus ini melibatkan diagnosis, pengobatan, serta upaya mencegah penyebaran penyakit melalui layanan kesehatan keluarga dan komunitas.
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi, namun memiliki berbagai macam manifestasi klinis. (WHO, 2010). Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, sistem saraf, dan mata. Gejalanya bervariasi mulai dari mati rasa hingga kecacatan saraf dan anggota tubuh. Indonesia memiliki prevalensi kasus kusta tinggi ketiga di dunia. Stigma sosial sering menunda diagnosis dan pengobatan, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi. Deteksi dini dan pengobatan antibiotik merupakan langkah terbaik untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Morbus Hansen (kusta), termasuk definisi, etiologi, masa inkubasi, dan proses penularannya. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi penyakit kusta di Sulawesi Selatan serta faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penularan penyakit tersebut.
Indonesia menduduki angka prevalensi 3 berpenyakit lepra di dunia. dan jawa timur adalah provinsi penyumbang terbanyak nomer pertama di Indonesia. Maka pengetahuan tentang lepra kini dibutuhkan sebagai usaha preventif pendistribusian penyakit.
Makalah ini membahas tentang Herpes Zoster dan Herpes Simpleks. Herpes Zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe I dan II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di kulit. Makalah ini juga membahas tentang gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan kedua penyakit tersebut.
Makalah ini membahas penyakit menular seksual pada manusia, dengan fokus pada penyebab, gejala, dan penularan berbagai jenis penyakit tersebut, serta dampaknya pada organ tubuh dan alat indera. Jenis penyakit yang dijelaskan meliputi klamidia, sifilis, herpes genital, dan kutil genital yang disebabkan virus atau bakteri dan menular melalui kontak seksual.
Makalah ini membahas tentang penyakit rabies. Rabies pertama kali ditemukan pada 2000 SM dan Louis Pasteur berhasil membuat vaksin rabies pada 1885. Rabies disebabkan oleh virus Rhabdovirus dan menyerang sistem saraf pusat. Virus rabies memiliki struktur berbentuk batang dan siklus hidupnya meliputi penetrasi, replikasi, ensidasi, dan keluar dari sel inang.
Tinea korporis adalah infeksi jamur superficial yang menyerang kulit glabrous (tanpa rambut) seperti wajah, leher, badan, lengan, dan tungkai, yang ditandai dengan lesi berupa eritema, skuama, dan gatal. Penyebab utamanya adalah jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Tinea korporis umumnya terjadi di daerah beriklim panas dan lembab akibat faktor lingkungan dan kontak dengan penderita
1. Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis yang ditandai dengan adanya eritema dan pelepasan lapisan kulit (eksfoliasi) di seluruh atau hampir seluruh tubuh. Penyebabnya dapat karena alergi obat, penyakit kulit seperti psoriasis, atau penyakit sistemik.
Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Tanda-tanda klinisnya bervariasi antara lain bercak kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf perifer bergantung pada tipe penyakitnya. Penularannya diperkirakan melalui kontak dengan sekret hidung penderita meskipun mekanismenya masih belum jelas.
Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang saraf perifer, kulit, dan saluran pernapasan atas. Terjadi di daerah tropis dan subtropis serta masyarakat berpendapatan rendah. Terdiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis dan bakteriologis serta ditatalaksanakan dengan MDT.
Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf perifer. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti bercak dan kelainan pada kulit serta gangguan saraf yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Pengobatan yang tepat dapat memutus mata rantai penularan sekaligus mencegah terjadinya cacat pada pasien.
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium seperti tuberkulosis kulit, penyakit Buruli, dan penyakit Hansen. Jenis penyakit dan gejalanya dijelaskan beserta pemeriksaan diagnostik dan tatalaksananya.
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema dan pelepasan lapisan kulit di hampir seluruh tubuh. Penyebabnya dapat berupa alergi obat, perluasan penyakit kulit kronis, atau penyakit sistemik. Pada eritroderma terjadi inflamasi kulit parah yang dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Dokumen ini menjelaskan pengertian, anatomi, fisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosis keperawatan, dan tujuan intervensi untuk dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang biologi kulit dan berbagai penyakit kulit yang dapat terjadi akibat infeksi, termasuk patogenesisnya. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan subkutis. Infeksi kulit dapat terjadi karena mikroorganisme yang menyebar melalui darah atau toksin mereka, atau proses imunologi pada penyakit sistemik. Respon imun melibatkan presentasi antigen ke limfosit dan aktivasi sel inflam
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai oleh eritema dan pelepasan lapisan kulit (eksfoliasi) yang terjadi hampir di seluruh tubuh. Penyebabnya dapat karena alergi obat, perluasan penyakit kulit seperti psoriasis, atau penyakit sistemik lainnya. Penderita eritroderma mengalami gangguan integritas kulit, rasa tidak nyaman, dan citra tubuh negatif karena penampilan kulit
Makalah ini membahas dermatitis kontak iritan, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Dermatitis kontak iritan adalah reaksi peradangan akibat paparan zat kimia yang dapat menyebabkan lesi pada kulit."
1. LEPRA
Lepra adalah penyakit menular kronik yang
berkembang lambat, disebabkan oleh
Mycobacterium leprae dan ditandai dengan
pembentukan lesi granulomatosa atau
neurotropik pada kulit, selaput lendir, saraf,
tulang, dan organ-organ dalam.
2. Bentuk Lepra
Bentuk Tuberkuloid (T) .
Bentuk ini bersifat tidak menular dan agak mudah disembuhkan.
Pasien tetap memiliki daya tangkis Imunologi. Lepra Tuberkuloid :
dapson 100 mg 1x sehari, rifampisin 600 mg 1xsebulan selama 6
bulan.
Bentuk Lepromatosus (L).
Bentuk ini bersifat sangat menular, sukar disembuhkan dan lama.
Penularan bentuk Lopromatosus disebabkan kontak yang erat dan
lama dan sistem tangkis dari pasien sudah tidak aktif lagi. Lepra
Lepromatosus : dapson 100 mg 1xsehari, rifampisin 600 mg 1x
sebulan dan klofazimin 50 mg 1x sehari + 300 mg 1x sebulan selama
minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun.
Bentuk T.L (Kombinasi bentuk tuberkuloid & Lepromatosus.
3. Tipe lepra
Ada dua tipe lepra yaitu :
Tipe I (reaksi kebalikan = reversal)
Menimbulkan exacerbasi mendadak dari luka-luka kulit dan syaraf
yang meradang dan membengkak terutama terjadi pada bentuk
border line dari LT dan LL. Penyebabnya adalah suatu reaksi imun
seluler (oleh limfe-T) terhadap anti gen basil lepra.
Tipe II (Erythema nodosum leprosum, ENL)
Terjadi hanya pada LL sebagai reaksi imun humoral (dari antibody)
terhadap anti gen basil lepra. Kompleks imun diendapkan pada
endotel pembuluh dan syaraf kulit yang berakibat bertambahnya
permeabilitas dindind pembuluh dan berkurangnya oksigen di
jaringan. Gejalanya berupa demam tinggi, nodule dengan ruam
merah dan radang syaraf.
4. Produksi Leprae
Mycobacterium leprae berproduksi di daerah-daerah yang
lebih dingin. Sebenarnya M.Leprae mempunyai
Patogenetas dan daya Invasif yang rendah, sebab
penderita yang mengandung kuman jauh lebih banyak
belum tentu memberikan gejala yang lebih berat,bahkan
dapat sebaliknya, ketidakseimbangan antara derajat infeksi
dan derajat penyakit, tidak lain disebabkan oleh sistem
imun yang berbeda yang mencegah timbulnya reaksi
Granuloma setempat dan menyeluruh yang dapat sembuh
sendiri /Progresif. Oleh karena itu penyakit kusta dapat
disebut penyakit Imunologik. Gejala-gejala klinisnya lebih
sebanding dengan tingkat reaksi selularnya daripada
intensitas infeksinya.
5. Gejala Klinis
Diagnosis penyakit kusta didasarkan pada gambaran
klinis, Bakterioskopis, Hispatologis, diantara ketiganya,
diagnosis secara klinislah yang terpenting yang paling
sederhana, hasil bakterioskopis memerlukan waktu
paling sedikit 15-30 menit, sedang Hispatologis
memerlukan 3-7 hari. Kalau masih memungkinkan,
baiknya juga dilakukan tes Lepromim (mitsuda) untuk
membantu penentuan tipe, yang hasilnya baru
diketahui setelah 3-4 minggu tidak cukup hanya sampai
diagnosis kusta saja, tetapi perlu ditentukan tipenya,
sebab penting untuk terapinya.
6. Penyakit Kusta pada Kulit
Penyakit kusta terutama bagi kelainan kulit yang masih
berupa Makula yang
Hipopigmentasi, hiperpigmentasi, dan Eritematosa.
Kelainan kulit yang tanpa komplikasi pada penyakit
kusta dapat hanya berbentuk Makula saja, Infiltrat
saja, atau keduanya. Sebab penyakit kusta ini
mendapat julukan The Greatest Immitator pada ilmu
penyakit kulit. Penyakit kulit lain yang harus
diperhatikan sebagai diagnosis banding antara lain
adalah :
Dermatofitosis, Tinea, versikolor, Pitiriasisrosea, Pitirias
isalba, dermatitis seboroika, Granuloma
Anulare, Xantomatosis, Skleroderma, Leukomia
Kutis, Tuberkolosis Kutis Verukosa, dan BirthMark.
7. Jenis dan Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari kusta sangat
beragam, namun terutama mengenai
kulit, saraf, dan membran mukosa penyakit ini
dapat dikelompokkan lagi menjadi :
kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary),
kusta lepromatosa (penyakit Hansen
multibasiler), atau
kusta multibasiler (borderline leprosy).
8. Penyebab
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari
kusta. (Sebuah bakteri yang tahan asam) M.
leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram
positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh
membran sel lilin yang merupakan ciri dari
spesies Mycobacterium. M. leprae belum
dapat dikultur pada laboratorium.
9. Patofisiologi
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui.
Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya
kontak dekat dan penularan dari udara.Selain manusia,
hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse,
dan monyet pemakan kepiting. Faktor ketidakcukupan gizi
juga diduga merupakan faktor penyebab Dua pintu keluar
dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit
dan mukosa hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus
lepromatosa menunjukkan adnaya sejumlah organisme di
dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan
bahwa organisme tersebut dapat berpindah ke permukaan
kulit
10. Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia
masih menjadi tanda tanya. Saat ini
diperkirakan bahwa kulit dan saluran
pernapasan atas menjadi gerbang dari
masuknya bakteri saluran pernapasan adalah
rute yang paling dimungkinkan menjadi
gerbang masuknya bakteri, walaupun
demikian pendapat mengenai kulit belum
dapat disingkirkan
11. Pengobatan
DOS (Diamino Difenil Sulfom )
resistensi DOS ada dua,primer dan sekunder
Protionamid etionamid
Dosisnya 5-10 mg/kg berat badan setiap hari
Dapson : diaminodifenilsulfon, DDS, suatu
inhibitor folat sintetase.
Klofazimin : lampren
Rifampisin : Rifampin,Rifadin,Rimactane.
Talidomida : softenon,synovir
12. Kelompok Berisiko
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta
adalah yang tinggal di daerah endemik dengan
kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang
tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan
gizi yang buruk, dan adanya penyertaan
penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan
sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena
kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
14. MAKALAH
FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI
PATOGENESIS LEPRA
Kelompok I
Vini Desista Sani (066108002) Pratiwi (0661080 )
Lia Raini (066108011) Maria Ulfah (0661080 )
Mega Maulida (066108016) Septian Wisnu (0661080 )
Rani Novia J (066108027) Indra R (066108059)
Eti Susanti (066108028) Elpriadi Laoli (0661080 )
Fauzia Rahmah (066108029) Ramiana S (0661080 )
Ardiansyah (066107051) Dedi.D (0661080 )
Arpiansyah (066107066) Kiki Astrianti (0661080 )
Heri Hermawan (0661070 ) Anita Pramita (066108013)