際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PSIKOTROPIKA
Nama Anggota Kelompok
 Ambar Septyaningsih (1)
 Anggy Defiana Sanjani (3)
 Dhika Nur Amalia Yunitasari (10)
 Dias Faranti Prasetya (11)
 Febita Nur Azizah (14)
 Filzah Agyun Wulan Febrian (16)
 Intan Wiwit Lestari (19)
 Marazuri Elfida (23)
Pengertian
Menurut UU No.5 Tahun 1997
Psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Penggolongan Psikotropika
 Golongan I: mempunyai potensi
yang sangat kuat dalam
menyebabkan ketergantungan
dan dinyatakan sebagai barang
terlarang.
 LSD (lysergic Acid Diethylamide)
 Ekstasi (MDMA=3,4-methylenedeoxy
methamfetamine)
 Golongan II: mempunyai potensi
yang kuat dalam menyebabkan
ketergantungan.
 Amfetamine
 Metamfetamine (sabu)
 fenetilin
 Golongan III: mempunyai potensi
sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan
untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter.
 Amorbarbital
 Brupornorfina
 Magadon
 Golongan IV: mempunyai potensi
ringan dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan
untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter.
 Diazepam
 Nitrazepam
 Lexotan
Pengelolaan Psikotropika di Apotek
 Perencanaan
Perencanaan untuk Obat Psikotropika sama dengan dengan
perencanaan sediaan farmasi lainnya, yaitu dengan melalui:
1. Tahap Pemilihan Obat
obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhitungkan polam
penyakit, pola konsumsi, pola budaya, serta pola kemampuan
masyarakat.
2. Tahap Komplikasi Pemakaian Obat
komlikasi pemakaian obat adalah reka pemakaian obat
selama beberapa bulan terakhir.
lanjutan
3. TahapPerhitungan Kebutuhan Obat
Perhitungan kebutuhan obat dilakukan dengan
menggunakan metode konsumsi dengan melakukan analisis trend
pemakaian obat tiga tahun sebelumnya atau lebih, serta
menggunakan metode morbidilitas yakni erhitungan kebutuhan obat
berdasarkan pola penyakit.
4. Tahap Proyeksi Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan obat yang dilakukan secara
komprehensif dengan mempertimbangkan data pemakaian obat
dan jumlah sisa stok pada eriode yang masih berjalan.
 Permintaan/Pemesanan
Permintaan Obat Psikotropika dilakukan menggunakan Surat Pesanan
khusus psikotropika yang terdiri dari 2 rangkap, dan dapat dipergunakan
untuk melakukan pemesanan lebih dari 1 item obat, serta dapat digunakan
untuk memesan ke berbagai PBF.
 Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Pada
saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis, jumlah, nomor batch
 Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan
yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch,
bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll.
 Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan
yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch,
bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll.
 Penyimpanan
Penyimpanan Obat Psiokotropika diletakkan pada almari
khusus 2 pintu dengan kunci ganda dan ukurannya 40 x 80 x 100 cm.
Kunci tersebut dipegang oleh Asisten Apoteker sebagau penanggung
jawab yang diberi kuasa oleh APA.
Di dalam almari tersebut Obat Psikotropika dapat disimpan
secara abjad dengan menggunakan sistem FEFO.
 Pendistribusian
Apotek hanya melakukan pendistribusian menggunakan resep
Psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat sendiri oleh
apotek yang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian. Apotek tidak melayani pembelian Obat Psikotropika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
Pengendalian
pengendalian Obat Psikotropika dilakukan
dengan pencatatan dalam bentuk kartu stok
yang diisi setiap pemasukkan dan pengeluaran .
lanjutan....
Berita acara tersebut dibuat dengan :
a. Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan/Kota,
b. Kepala BPOM
c. Arsip apotek.
Catatan Kecil:
Di Gunungkidul pemusnahan dilakukan dengan
bekerjasama melalui PT. Arah yang dikoordinasikan
melalui Ikatan Apoteker Indonesia dengan sebutan
Perjanjian Limbah.
 Pemusnahan dan Penarikan
Prosedur pemusnahan Obat Psikotropika:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan
psikotropika yang berisi jenis Psikotropika yang rusak atau tidak
memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, kemudian BPOM akan
menetapkan waktu dan tempat pemusnahan.
3. Kemudian diadakan panitia yang terdiri dari APA, AA, Petugas Balai
POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Bila telah dilaksanakan pemusnahan, kemudiat dibuat berita acara
pemusnahan yang berisi:
a. Hari, tanggal, bulan, tahun, tempat pemusnahan,
b. Nama, jenis, dan jumlah obat yang dimusnahkan,
c. Cara pemusnahan,
d. Petugas yang ikut dalam pemusnahan,
e. Nama dan tanda tangan APA.
lanjutan....
 Penarikan
Penarikan Obat Piskotropika dilakukan terhadap obat yang yang izin
edarnya dicabut oleh menteri, penarikan Psikotropika yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin
edar berdasarkan perintah oleh BPOM (Mandotory Recall).
 Pencatatan/Pelaporan/Pengarsipan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Obat Psikotropika
yang meliputi:
a. Perencanaan menggunakan Buku Defecta,
b. Permintaan menggunakan Surat Pesanan,
c. Penerimaan menggunakan Faktur,
d. Penyimpanan menggunakan Kartu Stok,
e. Pendistribusian menggunakan Buku Pengeluaran Psikotropika,
f. Pengendalian menggunakan Kartu Stok,
lanjutan....
Setiap awal bulan (tanggal 10) dibuat laporan Psikotropika dan
dilaoprkan ke situs Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropka
(SIPNAP).
Bentuk format laporan Psikotropika terdiri dari 6 kolom, yaitu:
1. Kolom 1: Nama sediaan
2. Kolom 2: Satuaan
3. Kolom 3: Saldo awal
4. Kolom4: Pemasukkan, kolom ke-4 dibagi menjadi 2 kolom lagi, yaitu
kolom dari dan kolom jumlah
5. Kolom 5: Penggunaan, kolom ini juga dibagi menjadi 2 kolom lagi,
yaitu kolom untuk dan kolom  jumlah
6. Kolom 6: Saldo akhir
Lanjutan....
 Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Tulis nama sediaan psikotropika dikolom sediaan berdasarkan
abjad.
2. Isi kolom satuan dengan bentuk bentuk sediaan sesuai data
dikkolom nama sediaan (misal Braxidin
satuannya tablet)
3. Pindahkan saldo akhir bulan lalu kekolom saldo awal.
4. Hitung jumlah pemasukkan setiap sediaan berdasarkan faktur
pembeliaan, masukkan pada kolom jumlah
sedangkan kolom dari diisi nama PBF yang tertera
difaktur pembeliaan.
5. Setiap akhir bulan hitung jumlah penggunaan setiap sediaan
psikotropika berdasarkan data dibuku catatan
penggunaan psikotropika dan kartu stok, lalu
masukkan data tersebut dikolom jumlah yang berada
dikolom penggunaan.
Lanjutan.....
Sedangkan kolom untuk diisi untuk apapengeluaran sediaan
tersebut. Umumnya kolom tersebut diisi racik
6. Kolom saldo akhir diisi berdasarkan hasil pengurangan total
jumlah sediaan dikurangi total penggunaan. Dengan
rumus saldo akhir = (saldo awal + jumlah pemasukkan)- jumlah
penggunaan.
7. laporan dilengkapi dengan nama dan alamat apotek, nama
Apoteker, pengelola apotek dan ditanda tangani
oleh Apoteker pengelola apotek.
8. Laporan lalu dikirim keinstansi-instansi yang telah ditentukan
melalui surat atau email.
Terimakasih
DAFTAR PERTANYAAN
 Aska
1. Apa sanksi apabila psikotropika di edarkan secara bebas?
2. berapa tahun jangka rehabilitasi psikotropika
Jawab : menurut pasal 59 UU No. 5 tahun 1997 menjelaskan bahwa akan dipidana paling singkat 4 tahun
penjara dan paling lama 15 tahun .
Jawab : dalam waktu 2 minggu-3 bulan
 Chika
1. Bagaimana jika telat melaporkan psikotropika ada SIPNAP?
Jawab : laporan psikotropika akan dimasukan kebulan berikutnya bersamaan pelaporan psikotropika
pada bulan itu (laporan double).
 Meila
1. apakah penyimpanan psikotropika hanya menggunakan penyimpanan FEFO saja?
Jwab : iya, karena obat psikotropika mempunyai tanggal kadaluarsa, maka disimpan dengan sistem FEFO
agar tidak ada barang yang ED.
 Autri
1. apa efek samping psikotroika jika digunakan secara berlebihan?
Jawab : menyebabkan ketergantungan, overdosis, halusinasi, dehidrasi, hingga kematian.
 Fira
1. Bagaimana cara mengetahui orang pengguna psikotropika atau tidak?
Jawab : a. Badan lemas dan tidak bertenaga
b. Muka pucat dan tubuh kurus
c. Tubuh sering menggigil, seriong berteriak tidak jelas
d. Rambut rontok dan gigi rapuh.
 Delta
1. Apa kegunaan obat psikotropika?
Jawab : dalam dunia medis psikotropika digunakan dalam pengobatan sistem saraf pusat.
 Fafa
1. agaimana cara mencegah ketergantungnan psikotropika?
Jawab : mengikuti rehabilitas , sering mengikuti seminar penyuluhan tentang psikotropika.
 Amri
1. Penyakit yang bisa disembuhkan dengan psikotropika apa saja?
Jawab : depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, skizofrenia.
#Claricha
1. zat apa yang membuat ketergantungan dalam psikotropika?
Jawab : amfetamin, heroin, kokain.
#Khairunnisa
1. psikotropika dan narkotika, mana yang lebih bahaya?
Jawab : narkotika karena, levelnya lebih tinggi dan dosis/kandungannya lebih kuat dari psikotropika.
#Bu lisa
1. kenapa Apotek hanya menerima copy resep dari aotek yang sama?
2. perbedaan Narkotika dan Psikotropika?
Jawab: untuk mencegah penyalahgunaan sikotropika.
Jawab : narkotika termasuk obat untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan psikotropika
memengaruhi sifat dan perilaku seseorang.
LABEL SIPNAP

More Related Content

Similar to 5. farmasi A- pengelolaan psikotropika.pptx (20)

Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptxPresentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
LailaFitriyani5
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
MuhammadAnanda111000
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
MayaDamayanti28
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Tia nurazijah
Tia nurazijahTia nurazijah
Tia nurazijah
Agnesmustika
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
Johan Bernardus
1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx
dyana55
Makalah Zat Adiktif
Makalah Zat AdiktifMakalah Zat Adiktif
Makalah Zat Adiktif
cici cici
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesi
Abdul Mutholib
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7
ALLKuliah
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
ShaaShiiyShiee
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
Sei Enim
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropikaUNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
Muhammad Sirajuddin
Alur distribusi obat kf rs teling
Alur distribusi obat kf rs telingAlur distribusi obat kf rs teling
Alur distribusi obat kf rs teling
niksonkene
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
ssusera1c6082
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
FitriAyuWahyuni1
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxKONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
TriPurmaSari1
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
andrint12345
Sosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian SosialSosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian Sosial
Muhammad Februarif
Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptxPresentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
Presentasi Kelompok 5 KB 4. Modul 1 (1).pptx
LailaFitriyani5
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
MuhammadAnanda111000
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
Johan Bernardus
1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx
dyana55
Makalah Zat Adiktif
Makalah Zat AdiktifMakalah Zat Adiktif
Makalah Zat Adiktif
cici cici
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesi
Abdul Mutholib
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7
ALLKuliah
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
Konsep dasar Farmakologi bagi mahasiswa.
ShaaShiiyShiee
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
Sei Enim
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropikaUNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1997 psikotropika
Muhammad Sirajuddin
Alur distribusi obat kf rs teling
Alur distribusi obat kf rs telingAlur distribusi obat kf rs teling
Alur distribusi obat kf rs teling
niksonkene
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
3. DOSIS LANJUT farmakologi keperawatan.ppt
ssusera1c6082
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
FitriAyuWahyuni1
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxKONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
TriPurmaSari1
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
andrint12345
Sosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian SosialSosiologi Penelitian Sosial
Sosiologi Penelitian Sosial
Muhammad Februarif

More from LindaIndriani6 (20)

5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
LindaIndriani6
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptxTugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
LindaIndriani6
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
LindaIndriani6
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
LindaIndriani6
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
LindaIndriani6
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptxTUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
LindaIndriani6
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptxcara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
LindaIndriani6
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptxBAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
LindaIndriani6
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptxBERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
LindaIndriani6
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdfSediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
LindaIndriani6
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdfFarmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
LindaIndriani6
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptxBAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
LindaIndriani6
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptxobat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
LindaIndriani6
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptxmateri Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
LindaIndriani6
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptxstudi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
LindaIndriani6
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptxpertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
LindaIndriani6
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARIFARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
LindaIndriani6
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptxTATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
LindaIndriani6
TUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptxTUGAS OT PPT.pptx
TUGAS OT PPT.pptx
LindaIndriani6
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
LindaIndriani6
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptx
LindaIndriani6
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptxTugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptx
LindaIndriani6
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptx
LindaIndriani6
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
[7] sediaan semisolid D3 Farmasi,Pasta.pptx
LindaIndriani6
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
[6] sediaan semisolid Ointment-Krim-Pasta-1.pptx
LindaIndriani6
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptxTUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptx
LindaIndriani6
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptxcara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
cara pembuatan salep ichtammol kel 2.pptx
LindaIndriani6
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptxBAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptx
LindaIndriani6
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptxBERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
BERBAGAI SEGI INTERAKSI OBAT part 1.pptx
LindaIndriani6
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdfSediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdf
LindaIndriani6
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdfFarmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdf
LindaIndriani6
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptxBAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
BAB 8. BIOREGULATOR & OBAT SIS .PERNAPASAN.pptx
LindaIndriani6
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptxobat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
obat yang digunakan dalam mengobatiHiperlipidemia.pptx
LindaIndriani6
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptxmateri Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
materi Amylum Farmakognosi kelas XI.pptx
LindaIndriani6
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptxstudi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
studi kasus alergi kasus kelompok 4.pptx
LindaIndriani6
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptxpertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
pertemuan 3 non resep dan retail bisnis.pptx
LindaIndriani6
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARIFARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
FARMAKOGNOSI Kel 3 kellas XI Farmasi SMK KESWARI
LindaIndriani6
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptxTATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
TATA CARA PEMBUATAN AMILUM MANIHOT .pptx
LindaIndriani6
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
LindaIndriani6

Recently uploaded (20)

Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko

5. farmasi A- pengelolaan psikotropika.pptx

  • 2. Nama Anggota Kelompok Ambar Septyaningsih (1) Anggy Defiana Sanjani (3) Dhika Nur Amalia Yunitasari (10) Dias Faranti Prasetya (11) Febita Nur Azizah (14) Filzah Agyun Wulan Febrian (16) Intan Wiwit Lestari (19) Marazuri Elfida (23)
  • 3. Pengertian Menurut UU No.5 Tahun 1997 Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
  • 4. Penggolongan Psikotropika Golongan I: mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. LSD (lysergic Acid Diethylamide) Ekstasi (MDMA=3,4-methylenedeoxy methamfetamine) Golongan II: mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Amfetamine Metamfetamine (sabu) fenetilin Golongan III: mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Amorbarbital Brupornorfina Magadon Golongan IV: mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Diazepam Nitrazepam Lexotan
  • 5. Pengelolaan Psikotropika di Apotek Perencanaan Perencanaan untuk Obat Psikotropika sama dengan dengan perencanaan sediaan farmasi lainnya, yaitu dengan melalui: 1. Tahap Pemilihan Obat obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhitungkan polam penyakit, pola konsumsi, pola budaya, serta pola kemampuan masyarakat. 2. Tahap Komplikasi Pemakaian Obat komlikasi pemakaian obat adalah reka pemakaian obat selama beberapa bulan terakhir.
  • 6. lanjutan 3. TahapPerhitungan Kebutuhan Obat Perhitungan kebutuhan obat dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi dengan melakukan analisis trend pemakaian obat tiga tahun sebelumnya atau lebih, serta menggunakan metode morbidilitas yakni erhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. 4. Tahap Proyeksi Kebutuhan Perhitungan kebutuhan obat yang dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan data pemakaian obat dan jumlah sisa stok pada eriode yang masih berjalan.
  • 7. Permintaan/Pemesanan Permintaan Obat Psikotropika dilakukan menggunakan Surat Pesanan khusus psikotropika yang terdiri dari 2 rangkap, dan dapat dipergunakan untuk melakukan pemesanan lebih dari 1 item obat, serta dapat digunakan untuk memesan ke berbagai PBF. Penerimaan Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis, jumlah, nomor batch
  • 8. Penerimaan Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch, bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll. Penerimaan Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch, bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll.
  • 9. Penyimpanan Penyimpanan Obat Psiokotropika diletakkan pada almari khusus 2 pintu dengan kunci ganda dan ukurannya 40 x 80 x 100 cm. Kunci tersebut dipegang oleh Asisten Apoteker sebagau penanggung jawab yang diberi kuasa oleh APA. Di dalam almari tersebut Obat Psikotropika dapat disimpan secara abjad dengan menggunakan sistem FEFO. Pendistribusian Apotek hanya melakukan pendistribusian menggunakan resep Psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat sendiri oleh apotek yang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian Obat Psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
  • 10. Pengendalian pengendalian Obat Psikotropika dilakukan dengan pencatatan dalam bentuk kartu stok yang diisi setiap pemasukkan dan pengeluaran .
  • 11. lanjutan.... Berita acara tersebut dibuat dengan : a. Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan/Kota, b. Kepala BPOM c. Arsip apotek. Catatan Kecil: Di Gunungkidul pemusnahan dilakukan dengan bekerjasama melalui PT. Arah yang dikoordinasikan melalui Ikatan Apoteker Indonesia dengan sebutan Perjanjian Limbah.
  • 12. Pemusnahan dan Penarikan Prosedur pemusnahan Obat Psikotropika: 1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan psikotropika yang berisi jenis Psikotropika yang rusak atau tidak memenuhi syarat. 2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, kemudian BPOM akan menetapkan waktu dan tempat pemusnahan. 3. Kemudian diadakan panitia yang terdiri dari APA, AA, Petugas Balai POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 4. Bila telah dilaksanakan pemusnahan, kemudiat dibuat berita acara pemusnahan yang berisi: a. Hari, tanggal, bulan, tahun, tempat pemusnahan, b. Nama, jenis, dan jumlah obat yang dimusnahkan, c. Cara pemusnahan, d. Petugas yang ikut dalam pemusnahan, e. Nama dan tanda tangan APA.
  • 13. lanjutan.... Penarikan Penarikan Obat Piskotropika dilakukan terhadap obat yang yang izin edarnya dicabut oleh menteri, penarikan Psikotropika yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah oleh BPOM (Mandotory Recall). Pencatatan/Pelaporan/Pengarsipan Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Obat Psikotropika yang meliputi: a. Perencanaan menggunakan Buku Defecta, b. Permintaan menggunakan Surat Pesanan, c. Penerimaan menggunakan Faktur, d. Penyimpanan menggunakan Kartu Stok, e. Pendistribusian menggunakan Buku Pengeluaran Psikotropika, f. Pengendalian menggunakan Kartu Stok,
  • 14. lanjutan.... Setiap awal bulan (tanggal 10) dibuat laporan Psikotropika dan dilaoprkan ke situs Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropka (SIPNAP). Bentuk format laporan Psikotropika terdiri dari 6 kolom, yaitu: 1. Kolom 1: Nama sediaan 2. Kolom 2: Satuaan 3. Kolom 3: Saldo awal 4. Kolom4: Pemasukkan, kolom ke-4 dibagi menjadi 2 kolom lagi, yaitu kolom dari dan kolom jumlah 5. Kolom 5: Penggunaan, kolom ini juga dibagi menjadi 2 kolom lagi, yaitu kolom untuk dan kolom jumlah 6. Kolom 6: Saldo akhir
  • 15. Lanjutan.... Prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Tulis nama sediaan psikotropika dikolom sediaan berdasarkan abjad. 2. Isi kolom satuan dengan bentuk bentuk sediaan sesuai data dikkolom nama sediaan (misal Braxidin satuannya tablet) 3. Pindahkan saldo akhir bulan lalu kekolom saldo awal. 4. Hitung jumlah pemasukkan setiap sediaan berdasarkan faktur pembeliaan, masukkan pada kolom jumlah sedangkan kolom dari diisi nama PBF yang tertera difaktur pembeliaan. 5. Setiap akhir bulan hitung jumlah penggunaan setiap sediaan psikotropika berdasarkan data dibuku catatan penggunaan psikotropika dan kartu stok, lalu masukkan data tersebut dikolom jumlah yang berada dikolom penggunaan.
  • 16. Lanjutan..... Sedangkan kolom untuk diisi untuk apapengeluaran sediaan tersebut. Umumnya kolom tersebut diisi racik 6. Kolom saldo akhir diisi berdasarkan hasil pengurangan total jumlah sediaan dikurangi total penggunaan. Dengan rumus saldo akhir = (saldo awal + jumlah pemasukkan)- jumlah penggunaan. 7. laporan dilengkapi dengan nama dan alamat apotek, nama Apoteker, pengelola apotek dan ditanda tangani oleh Apoteker pengelola apotek. 8. Laporan lalu dikirim keinstansi-instansi yang telah ditentukan melalui surat atau email.
  • 18. DAFTAR PERTANYAAN Aska 1. Apa sanksi apabila psikotropika di edarkan secara bebas? 2. berapa tahun jangka rehabilitasi psikotropika Jawab : menurut pasal 59 UU No. 5 tahun 1997 menjelaskan bahwa akan dipidana paling singkat 4 tahun penjara dan paling lama 15 tahun . Jawab : dalam waktu 2 minggu-3 bulan Chika 1. Bagaimana jika telat melaporkan psikotropika ada SIPNAP? Jawab : laporan psikotropika akan dimasukan kebulan berikutnya bersamaan pelaporan psikotropika pada bulan itu (laporan double). Meila 1. apakah penyimpanan psikotropika hanya menggunakan penyimpanan FEFO saja? Jwab : iya, karena obat psikotropika mempunyai tanggal kadaluarsa, maka disimpan dengan sistem FEFO agar tidak ada barang yang ED. Autri 1. apa efek samping psikotroika jika digunakan secara berlebihan? Jawab : menyebabkan ketergantungan, overdosis, halusinasi, dehidrasi, hingga kematian.
  • 19. Fira 1. Bagaimana cara mengetahui orang pengguna psikotropika atau tidak? Jawab : a. Badan lemas dan tidak bertenaga b. Muka pucat dan tubuh kurus c. Tubuh sering menggigil, seriong berteriak tidak jelas d. Rambut rontok dan gigi rapuh. Delta 1. Apa kegunaan obat psikotropika? Jawab : dalam dunia medis psikotropika digunakan dalam pengobatan sistem saraf pusat. Fafa 1. agaimana cara mencegah ketergantungnan psikotropika? Jawab : mengikuti rehabilitas , sering mengikuti seminar penyuluhan tentang psikotropika. Amri 1. Penyakit yang bisa disembuhkan dengan psikotropika apa saja? Jawab : depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, skizofrenia.
  • 20. #Claricha 1. zat apa yang membuat ketergantungan dalam psikotropika? Jawab : amfetamin, heroin, kokain. #Khairunnisa 1. psikotropika dan narkotika, mana yang lebih bahaya? Jawab : narkotika karena, levelnya lebih tinggi dan dosis/kandungannya lebih kuat dari psikotropika. #Bu lisa 1. kenapa Apotek hanya menerima copy resep dari aotek yang sama? 2. perbedaan Narkotika dan Psikotropika? Jawab: untuk mencegah penyalahgunaan sikotropika. Jawab : narkotika termasuk obat untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan psikotropika memengaruhi sifat dan perilaku seseorang.