Psikotropika adalah istilah umum untuk banyak obat yang berbeda, termasuk obat resep dan obat yang sering disalahgunakan. Sebelumnya, pahami dulu perbedaan mendasar antara narkotika dan psikotropika. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 sudah menjelaskan perbedaaan narkotika psikotropika.
Pengelolaan obat golongan narkotika, psikotropika dan prekursor merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyerahan, pengembalian, pemusnahan, hingga pelaporan obat.
8. PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA.pptxZurya12
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan resep narkotika dan psikotropika, termasuk definisi, pengaturan penyaluran dan penyerahan, serta sanksi pelanggaran. Secara khusus membahas tentang penanganan dan skrining resep yang mengandung zat tersebut agar sesuai peraturan. Juga memberikan contoh studi kasus pelanggaran penjualan obat-obatan terkontrol.
Makalah ini membahas zat adiktif dan psikotropika, termasuk definisi, dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta cara pencegahan penyalahgunaannya. Zat-zat ini dapat merusak fungsi organ tubuh dan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, sehingga diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mencegah penyalahgunaannya.
Farmakologi mencakup beberapa aspek ilmu pengetahuan yang mempelajari obat, mulai dari sumber, sifat kimia, cara kerja, dan penggunaannya dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan massa tubuh dapat mempengaruhi cara tubuh merespons obat.
Soal nomor 2
2) b. Apakah yang dimaksud dengan larangan bagi PBF? Jelaskan !
Jawab:
Larangan bagi PBF menurut Permenkes No. 918/Menkes/PER/X/1993 adalah:
1. Tidak boleh menjual obat langsung kepada masyarakat.
2. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang sudah kadaluarsa.
3. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang tidak mem
Laporan praktek belajar lapangan di Apotek Kensarash membahas profil apotek, pengelolaan sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinik seperti pengkajian resep dan dispensing, pemberian informasi obat dan konseling, serta pemantauan terapi obat dan monitoring efek samping obat.
Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika mengatur tentang produksi, peredaran, ekspor, dan impor psikotropika di Indonesia. Psikotropika dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan potensi ketergantungan, dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan. Produksi, peredaran, dan impor psikotropika harus memenuhi persyaratan dan memperoleh izin dari Menteri Kese
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi yang diampu oleh Yitania Sari di Akbid Harapan Mulya Ponorogo pada semester 2.
2. Mata kuliah tersebut membahas konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat berdasarkan berbagai kriteria.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang pedoman akademik mata kuliah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian mengenai dampak penggunaan narkotika di kalangan remaja. Penelitian ini menjelaskan pengertian narkotika, jenis-jenis narkotika yang umum digunakan, faktor-faktor yang mendorong penggunaan narkotika, dampaknya bagi pengguna, serta cara mengatasi masalah penggunaan narkotika.
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptxLindaIndriani6
油
Pengelolaan obat di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pelaporan, pemusnahan, dan evaluasi
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptxLindaIndriani6
油
Imunomodulator adalah zat atau obat yang dapat mengubah respons imun tubuh, sehingga dapat membantu melawan penyakit, infeksi, atau kanker. Imunomodulator dapat bekerja dengan cara merangsang atau menekan sistem imun.
More Related Content
Similar to 5. farmasi A- pengelolaan psikotropika.pptx (20)
Makalah ini membahas zat adiktif dan psikotropika, termasuk definisi, dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta cara pencegahan penyalahgunaannya. Zat-zat ini dapat merusak fungsi organ tubuh dan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, sehingga diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mencegah penyalahgunaannya.
Farmakologi mencakup beberapa aspek ilmu pengetahuan yang mempelajari obat, mulai dari sumber, sifat kimia, cara kerja, dan penggunaannya dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan massa tubuh dapat mempengaruhi cara tubuh merespons obat.
Soal nomor 2
2) b. Apakah yang dimaksud dengan larangan bagi PBF? Jelaskan !
Jawab:
Larangan bagi PBF menurut Permenkes No. 918/Menkes/PER/X/1993 adalah:
1. Tidak boleh menjual obat langsung kepada masyarakat.
2. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang sudah kadaluarsa.
3. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang tidak mem
Laporan praktek belajar lapangan di Apotek Kensarash membahas profil apotek, pengelolaan sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinik seperti pengkajian resep dan dispensing, pemberian informasi obat dan konseling, serta pemantauan terapi obat dan monitoring efek samping obat.
Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika mengatur tentang produksi, peredaran, ekspor, dan impor psikotropika di Indonesia. Psikotropika dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan potensi ketergantungan, dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan. Produksi, peredaran, dan impor psikotropika harus memenuhi persyaratan dan memperoleh izin dari Menteri Kese
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi yang diampu oleh Yitania Sari di Akbid Harapan Mulya Ponorogo pada semester 2.
2. Mata kuliah tersebut membahas konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat berdasarkan berbagai kriteria.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang pedoman akademik mata kuliah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian mengenai dampak penggunaan narkotika di kalangan remaja. Penelitian ini menjelaskan pengertian narkotika, jenis-jenis narkotika yang umum digunakan, faktor-faktor yang mendorong penggunaan narkotika, dampaknya bagi pengguna, serta cara mengatasi masalah penggunaan narkotika.
5. Farmasi B-pengelolaan di Puskesmas.pptxLindaIndriani6
油
Pengelolaan obat di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pelaporan, pemusnahan, dan evaluasi
Tugas Farmakologi Imunomodulator Kelompok 3_20240926_195052_0000.pptxLindaIndriani6
油
Imunomodulator adalah zat atau obat yang dapat mengubah respons imun tubuh, sehingga dapat membantu melawan penyakit, infeksi, atau kanker. Imunomodulator dapat bekerja dengan cara merangsang atau menekan sistem imun.
[9] Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar (CPOB).pptxLindaIndriani6
油
CPOB adalah singkatan dari Cara Pembuatan Obat yang Baik. CPOB merupakan pedoman yang digunakan industri farmasi untuk memastikan obat yang diproduksi aman, berkualitas, dan manjur.
TUgas PPt Nosi K.4 pembuatan ichtamolum (1).pptxLindaIndriani6
油
Ichtammolum adalah obat yang digunakan sebagai pembunuh atau pelemah kuman atau bakteri, yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit bisul. Obat ini termasuk dalam golongan kortikosteroid sediaan topikal yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit akibat peradangan pada kulit, seperti eksim atau dermatitis, bisul, psoriasis, maupun jerawat.
Ichtammolum adalah obat yang digunakan sebagai pembunuh atau pelemah kuman atau bakteri, yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit bisul. Obat ini termasuk dalam golongan kortikosteroid sediaan topikal yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit akibat peradangan pada kulit, seperti eksim atau dermatitis, bisul, psoriasis, maupun jerawat.
BAB 2 MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT.pptxLindaIndriani6
油
Obat bisa masuk ke dalam tubuh dengan berbagai jalan. Setiap rute memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Rute yang paling umum adalah melalui mulut (per oral) karena sederhana dan mudah dilakukan. Beberapa rute tidak bisa dilakukan oleh setiap orang, namun harus diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
Berikut macam-macam rute pemberian obat :
Diminum (oral)
Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot (intramuskular), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang (intratekal), atau di bawah kulit (subkutan)
Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau mulut dan hidung (dengan nebulisasi)
Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh (sistemik)
Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk efek sistemik.
Interaksi obat merupakan interaksi yang dapat terjadi apabila efek obat diubah oleh obat lain, makanan, atau minuman. Dampak yang mungkin terjadi jika terdapat potensi interaksi obat antara lain adalah penurunan efek terapi, peningkatan toksisitas, atau efek farmakologis yang tidak diharapkan.
Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka Kelompok Fabri.pdfLindaIndriani6
油
dengan adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk obat tradisional(jjamu), tetapi juga dalam bentuk OHT dan Fitofarmaka, maka pedoman CPOTB yg baik ini dapat pula diberlakukan bagi Industri OHT dan Fitofarmaka
Farmakognosi BAB 9 XIFAR.pptx_20240730_130012_0000.pdfLindaIndriani6
油
obat tradisional merupakan produk yg dibuat dari bahan alam yg jenis dan sifat kandungannya sangat beragam, sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku
amylum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, dalam dunia farmasi amylum memiliki banyak fungsi, salah satu diantaranya adalah sebgai bahan penghancur dalam sediaan tablet
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdfLindaIndriani6
油
Kuliah ini membahas tentang compounding dan dispensing dalam praktek kefarmasian, meliputi latar belakang, landasan hukum, definisi, tujuan, dan peran apoteker. Mahasiswa diharapkan memahami peran apoteker dalam menjalankan praktik profesi kefarmasian.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. Nama Anggota Kelompok
Ambar Septyaningsih (1)
Anggy Defiana Sanjani (3)
Dhika Nur Amalia Yunitasari (10)
Dias Faranti Prasetya (11)
Febita Nur Azizah (14)
Filzah Agyun Wulan Febrian (16)
Intan Wiwit Lestari (19)
Marazuri Elfida (23)
3. Pengertian
Menurut UU No.5 Tahun 1997
Psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
4. Penggolongan Psikotropika
Golongan I: mempunyai potensi
yang sangat kuat dalam
menyebabkan ketergantungan
dan dinyatakan sebagai barang
terlarang.
LSD (lysergic Acid Diethylamide)
Ekstasi (MDMA=3,4-methylenedeoxy
methamfetamine)
Golongan II: mempunyai potensi
yang kuat dalam menyebabkan
ketergantungan.
Amfetamine
Metamfetamine (sabu)
fenetilin
Golongan III: mempunyai potensi
sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan
untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter.
Amorbarbital
Brupornorfina
Magadon
Golongan IV: mempunyai potensi
ringan dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan
untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter.
Diazepam
Nitrazepam
Lexotan
5. Pengelolaan Psikotropika di Apotek
Perencanaan
Perencanaan untuk Obat Psikotropika sama dengan dengan
perencanaan sediaan farmasi lainnya, yaitu dengan melalui:
1. Tahap Pemilihan Obat
obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhitungkan polam
penyakit, pola konsumsi, pola budaya, serta pola kemampuan
masyarakat.
2. Tahap Komplikasi Pemakaian Obat
komlikasi pemakaian obat adalah reka pemakaian obat
selama beberapa bulan terakhir.
6. lanjutan
3. TahapPerhitungan Kebutuhan Obat
Perhitungan kebutuhan obat dilakukan dengan
menggunakan metode konsumsi dengan melakukan analisis trend
pemakaian obat tiga tahun sebelumnya atau lebih, serta
menggunakan metode morbidilitas yakni erhitungan kebutuhan obat
berdasarkan pola penyakit.
4. Tahap Proyeksi Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan obat yang dilakukan secara
komprehensif dengan mempertimbangkan data pemakaian obat
dan jumlah sisa stok pada eriode yang masih berjalan.
7. Permintaan/Pemesanan
Permintaan Obat Psikotropika dilakukan menggunakan Surat Pesanan
khusus psikotropika yang terdiri dari 2 rangkap, dan dapat dipergunakan
untuk melakukan pemesanan lebih dari 1 item obat, serta dapat digunakan
untuk memesan ke berbagai PBF.
Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Pada
saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis, jumlah, nomor batch
8. Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan
yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch,
bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll.
Penerimaan
Penerimaan Obat Psikotropika dari PBF harus diterima oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan
yang meliputi kesesuaian nama apotek, jenis, jumlah, nomor batch,
bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dll.
9. Penyimpanan
Penyimpanan Obat Psiokotropika diletakkan pada almari
khusus 2 pintu dengan kunci ganda dan ukurannya 40 x 80 x 100 cm.
Kunci tersebut dipegang oleh Asisten Apoteker sebagau penanggung
jawab yang diberi kuasa oleh APA.
Di dalam almari tersebut Obat Psikotropika dapat disimpan
secara abjad dengan menggunakan sistem FEFO.
Pendistribusian
Apotek hanya melakukan pendistribusian menggunakan resep
Psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat sendiri oleh
apotek yang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian. Apotek tidak melayani pembelian Obat Psikotropika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
11. lanjutan....
Berita acara tersebut dibuat dengan :
a. Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan/Kota,
b. Kepala BPOM
c. Arsip apotek.
Catatan Kecil:
Di Gunungkidul pemusnahan dilakukan dengan
bekerjasama melalui PT. Arah yang dikoordinasikan
melalui Ikatan Apoteker Indonesia dengan sebutan
Perjanjian Limbah.
12. Pemusnahan dan Penarikan
Prosedur pemusnahan Obat Psikotropika:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan
psikotropika yang berisi jenis Psikotropika yang rusak atau tidak
memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, kemudian BPOM akan
menetapkan waktu dan tempat pemusnahan.
3. Kemudian diadakan panitia yang terdiri dari APA, AA, Petugas Balai
POM, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Bila telah dilaksanakan pemusnahan, kemudiat dibuat berita acara
pemusnahan yang berisi:
a. Hari, tanggal, bulan, tahun, tempat pemusnahan,
b. Nama, jenis, dan jumlah obat yang dimusnahkan,
c. Cara pemusnahan,
d. Petugas yang ikut dalam pemusnahan,
e. Nama dan tanda tangan APA.
13. lanjutan....
Penarikan
Penarikan Obat Piskotropika dilakukan terhadap obat yang yang izin
edarnya dicabut oleh menteri, penarikan Psikotropika yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin
edar berdasarkan perintah oleh BPOM (Mandotory Recall).
Pencatatan/Pelaporan/Pengarsipan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Obat Psikotropika
yang meliputi:
a. Perencanaan menggunakan Buku Defecta,
b. Permintaan menggunakan Surat Pesanan,
c. Penerimaan menggunakan Faktur,
d. Penyimpanan menggunakan Kartu Stok,
e. Pendistribusian menggunakan Buku Pengeluaran Psikotropika,
f. Pengendalian menggunakan Kartu Stok,
14. lanjutan....
Setiap awal bulan (tanggal 10) dibuat laporan Psikotropika dan
dilaoprkan ke situs Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropka
(SIPNAP).
Bentuk format laporan Psikotropika terdiri dari 6 kolom, yaitu:
1. Kolom 1: Nama sediaan
2. Kolom 2: Satuaan
3. Kolom 3: Saldo awal
4. Kolom4: Pemasukkan, kolom ke-4 dibagi menjadi 2 kolom lagi, yaitu
kolom dari dan kolom jumlah
5. Kolom 5: Penggunaan, kolom ini juga dibagi menjadi 2 kolom lagi,
yaitu kolom untuk dan kolom jumlah
6. Kolom 6: Saldo akhir
15. Lanjutan....
Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Tulis nama sediaan psikotropika dikolom sediaan berdasarkan
abjad.
2. Isi kolom satuan dengan bentuk bentuk sediaan sesuai data
dikkolom nama sediaan (misal Braxidin
satuannya tablet)
3. Pindahkan saldo akhir bulan lalu kekolom saldo awal.
4. Hitung jumlah pemasukkan setiap sediaan berdasarkan faktur
pembeliaan, masukkan pada kolom jumlah
sedangkan kolom dari diisi nama PBF yang tertera
difaktur pembeliaan.
5. Setiap akhir bulan hitung jumlah penggunaan setiap sediaan
psikotropika berdasarkan data dibuku catatan
penggunaan psikotropika dan kartu stok, lalu
masukkan data tersebut dikolom jumlah yang berada
dikolom penggunaan.
16. Lanjutan.....
Sedangkan kolom untuk diisi untuk apapengeluaran sediaan
tersebut. Umumnya kolom tersebut diisi racik
6. Kolom saldo akhir diisi berdasarkan hasil pengurangan total
jumlah sediaan dikurangi total penggunaan. Dengan
rumus saldo akhir = (saldo awal + jumlah pemasukkan)- jumlah
penggunaan.
7. laporan dilengkapi dengan nama dan alamat apotek, nama
Apoteker, pengelola apotek dan ditanda tangani
oleh Apoteker pengelola apotek.
8. Laporan lalu dikirim keinstansi-instansi yang telah ditentukan
melalui surat atau email.
18. DAFTAR PERTANYAAN
Aska
1. Apa sanksi apabila psikotropika di edarkan secara bebas?
2. berapa tahun jangka rehabilitasi psikotropika
Jawab : menurut pasal 59 UU No. 5 tahun 1997 menjelaskan bahwa akan dipidana paling singkat 4 tahun
penjara dan paling lama 15 tahun .
Jawab : dalam waktu 2 minggu-3 bulan
Chika
1. Bagaimana jika telat melaporkan psikotropika ada SIPNAP?
Jawab : laporan psikotropika akan dimasukan kebulan berikutnya bersamaan pelaporan psikotropika
pada bulan itu (laporan double).
Meila
1. apakah penyimpanan psikotropika hanya menggunakan penyimpanan FEFO saja?
Jwab : iya, karena obat psikotropika mempunyai tanggal kadaluarsa, maka disimpan dengan sistem FEFO
agar tidak ada barang yang ED.
Autri
1. apa efek samping psikotroika jika digunakan secara berlebihan?
Jawab : menyebabkan ketergantungan, overdosis, halusinasi, dehidrasi, hingga kematian.
19. Fira
1. Bagaimana cara mengetahui orang pengguna psikotropika atau tidak?
Jawab : a. Badan lemas dan tidak bertenaga
b. Muka pucat dan tubuh kurus
c. Tubuh sering menggigil, seriong berteriak tidak jelas
d. Rambut rontok dan gigi rapuh.
Delta
1. Apa kegunaan obat psikotropika?
Jawab : dalam dunia medis psikotropika digunakan dalam pengobatan sistem saraf pusat.
Fafa
1. agaimana cara mencegah ketergantungnan psikotropika?
Jawab : mengikuti rehabilitas , sering mengikuti seminar penyuluhan tentang psikotropika.
Amri
1. Penyakit yang bisa disembuhkan dengan psikotropika apa saja?
Jawab : depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, skizofrenia.
20. #Claricha
1. zat apa yang membuat ketergantungan dalam psikotropika?
Jawab : amfetamin, heroin, kokain.
#Khairunnisa
1. psikotropika dan narkotika, mana yang lebih bahaya?
Jawab : narkotika karena, levelnya lebih tinggi dan dosis/kandungannya lebih kuat dari psikotropika.
#Bu lisa
1. kenapa Apotek hanya menerima copy resep dari aotek yang sama?
2. perbedaan Narkotika dan Psikotropika?
Jawab: untuk mencegah penyalahgunaan sikotropika.
Jawab : narkotika termasuk obat untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan psikotropika
memengaruhi sifat dan perilaku seseorang.