Dokumen ini membahas perencanaan dua struktur jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, yaitu struktur baja castellated dan struktur beton prategang voided slab. Hasil studi menunjukkan bahwa biaya pembangunan struktur beton prategang voided slab lebih murah dibandingkan struktur baja castellated.
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang desain jembatan dan perkenalan software, mencakup aspek-aspek perencanaan jembatan seperti acuan normatif, pokok-pokok perencanaan, penentuan muatan dan lebar jembatan, kombinasi pembebanan, tahapan analisis struktur, teori dasar perhitungan struktur, dan contoh soal latihan.
Dokumen tersebut membahas kajian lapangan terhadap penerapan metode perkerasan jalan beton pracetak di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan mutu. Hasil kajian menunjukkan bahwa jalan beton pracetak di Cakung-Cilincing mampu menahan lalu lintas berat meski terdapat kerusakan pada beberapa sambungan. Ketidakrataan permukaan jalan pracetak di Kanci-Pejagan relatif baik dengan nilai 2,3 m
Modul kuliah ini membahas pengenalan jembatan baja, termasuk pengertian jembatan, material yang digunakan khususnya baja, keuntungan menggunakan baja sebagai material jembatan, dan pembagian jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur seperti gelagar I, gelagar pelat, gelagar kotak, dan rangka. Tujuan pembelajaran adalah memahami pengertian, struktur, dan anatomi
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
Ìý
Dalam perencanaannya, pelaksanaan jalan beton mengacu pada Petunjuk Perencanaan Jalan Beton Semen yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pd T-14-2003.Ìý(diadopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements 1992)
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Ìý
Artikel ini membandingkan penggunaan pondasi sumuran dan tiang pancang untuk proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Pacitan. Analisis biaya menunjukkan bahwa pondasi tiang pancang lebih murah dari pada pondasi sumuran. Selain itu, pondasi tiang pancang juga lebih cepat dibangun. Oleh karena itu, pondasi tiang pancang direkomendasikan untuk proyek jembatan tersebut.
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfRifaldiPorotuo
Ìý
Dokumen tersebut merupakan materi pelatihan mengenai pengenalan jembatan dan elemen-elemennya. Materi tersebut membahas definisi jembatan, hierarki elemen jembatan, contoh elemen seperti tipe pondasi, pilar, abutment, sistem atap, serta beberapa contoh tipe jembatan standar seperti box culvert, jembatan pelat beton, gelagar beton, dan rangka baja. Tujuan pelatihan ini adalah agar peserta memahami kriteria jemb
(Kelompok 2) geologi dan master plan pembangunan kereta peluru Alam F. Kusuma
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang master plan pembangunan rel kereta peluru dari Bandung menuju Jakarta dengan rute melalui Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Dibahas pula bahan-bahan konstruksi yang dibutuhkan seperti rel, bantalan, dan balast yang berfungsi untuk meredam getaran serta mencegah tanaman tumbuh di sekitar rel. Jenis bantalan yang umum digunakan adalah kayu, beton, dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
Ìý
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Rangkuman dokumen rencana perkerasan jalan:
Dokumen ini membahas rencana perkerasan untuk jalan yang menghubungkan Desa Papahan dengan Kelurahan Delingan dengan panjang 7 meter dan lalu lintas rata-rata 1600 kendaraan per hari. Rencananya adalah menggunakan perkerasan lentur dengan lapisan aspal dan berbutir setebal 40 cm atau perkerasan kaku berupa pelat beton setebal 15 cm. Dokumen ini juga menganalisis klasifikasi kendar
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan kaku untuk proyek pembangunan jalan PLTU Bungus - Teluk Kabung Padang. Perencanaan didasarkan pada metode Portland Cement dan mempertimbangkan beban lalu lintas, tanah dasar, dan umur rencana. Hasil perencanaan adalah tebal perkerasan beton 200 mm dengan kelas beton K350, dowel diameter 25 mm, dan tie bars diameter 16 mm.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Ìý
Artikel ini membandingkan penggunaan pondasi sumuran dan tiang pancang untuk proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Pacitan. Analisis biaya menunjukkan bahwa pondasi tiang pancang lebih murah dari pada pondasi sumuran. Selain itu, pondasi tiang pancang juga lebih cepat dibangun. Oleh karena itu, pondasi tiang pancang direkomendasikan untuk proyek jembatan tersebut.
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfRifaldiPorotuo
Ìý
Dokumen tersebut merupakan materi pelatihan mengenai pengenalan jembatan dan elemen-elemennya. Materi tersebut membahas definisi jembatan, hierarki elemen jembatan, contoh elemen seperti tipe pondasi, pilar, abutment, sistem atap, serta beberapa contoh tipe jembatan standar seperti box culvert, jembatan pelat beton, gelagar beton, dan rangka baja. Tujuan pelatihan ini adalah agar peserta memahami kriteria jemb
(Kelompok 2) geologi dan master plan pembangunan kereta peluru Alam F. Kusuma
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang master plan pembangunan rel kereta peluru dari Bandung menuju Jakarta dengan rute melalui Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Dibahas pula bahan-bahan konstruksi yang dibutuhkan seperti rel, bantalan, dan balast yang berfungsi untuk meredam getaran serta mencegah tanaman tumbuh di sekitar rel. Jenis bantalan yang umum digunakan adalah kayu, beton, dan baja.
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
Ìý
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Rangkuman dokumen rencana perkerasan jalan:
Dokumen ini membahas rencana perkerasan untuk jalan yang menghubungkan Desa Papahan dengan Kelurahan Delingan dengan panjang 7 meter dan lalu lintas rata-rata 1600 kendaraan per hari. Rencananya adalah menggunakan perkerasan lentur dengan lapisan aspal dan berbutir setebal 40 cm atau perkerasan kaku berupa pelat beton setebal 15 cm. Dokumen ini juga menganalisis klasifikasi kendar
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan kaku untuk proyek pembangunan jalan PLTU Bungus - Teluk Kabung Padang. Perencanaan didasarkan pada metode Portland Cement dan mempertimbangkan beban lalu lintas, tanah dasar, dan umur rencana. Hasil perencanaan adalah tebal perkerasan beton 200 mm dengan kelas beton K350, dowel diameter 25 mm, dan tie bars diameter 16 mm.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Topik 11 Employee Engagement dan Analitik SentimenSeta Wicaksana
Ìý
Di era digital, keterlibatan karyawan (Employee Engagement) menjadi faktor kunci dalam menentukan produktivitas, inovasi, dan retensi tenaga kerja dalam suatu organisasi. Karyawan yang terlibat secara emosional dengan pekerjaannya cenderung lebih produktif, loyal, dan memiliki kontribusi lebih besar terhadap keberhasilan bisnis.
Namun, tantangan utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengukur engagement karyawan secara objektif dan real-time. Pendekatan tradisional seperti survei tahunan sering kali tidak memberikan gambaran yang akurat tentang perasaan dan pengalaman kerja karyawan sehari-hari.
HR Analytics telah membawa perubahan besar dengan menghadirkan Analitik Sentimen (Sentiment Analysis) yang memungkinkan organisasi untuk menganalisis data keterlibatan karyawan secara lebih mendalam, berbasis data, dan real-time. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP), organisasi kini dapat:
Mengukur tingkat kepuasan dan emosi karyawan berdasarkan data komunikasi digital dan feedback.
Memprediksi kemungkinan disengagement dan turnover karyawan menggunakan predictive analytics.
Menyesuaikan strategi keterlibatan karyawan dengan program yang lebih personal dan berbasis data.
Dengan pendekatan berbasis HR Analytics dan Analitik Sentimen, perusahaan dapat mengoptimalkan pengalaman kerja karyawan, meningkatkan retensi tenaga kerja, serta membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docxDZAKY60
Ìý
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
1. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 124
PERENCANAAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG
DENGAN STRUKTUR BAJA CASTELLATED DAN STRUKTUR
BETON PRATEGANG VOIDED SLAB
(Studi kasus Kawasan Industri Rembang Pasuruan
Jl. Raya Surabaya-Pasuruan Km 50, Raci, Pasuruan)
Muhammad Ferdian Ramadianto 1
, Sugeng Riyanto2
, Qomariah3
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
2,3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
E-mail: m.ferdian.r@gmail.com
Abstract
The existing traffic conditions at the gate of Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) located on
Surabaya-Pasuruan Highway KM 50, Desa Raci, Bangil, Pasuruan is classified the National Highway type II class
1. It has an average volume of 286 pedestrian / hour (V) and 5175 vehicle / hour (P), so PV2
value is equal to 7.66 x
109
. It can be a traffic accident-prone area, especially for pedestrians. Therefore, it needs the facility of Pedestrian
Cross Bridge of 17.5 m span and 2.5 m wide. That is why, the writer examines the difference between the two
structures in terms of cost. This study comprises planning, detailed engineering design, implementation methods,
and cost estimate of castellated steel structures and prestressed concrete voided slab structures.
The result of study are as follow : the castellated steel main girder WF 700 x 300 x 13 x 24 at IDR
723,247,800.00 and prestressed concrete voided slab with a size of 970 x 875 diameter 340 mm at IDR
496,282,628.00. From these results, it is concluded that construction of of prestressed concrete voided slab
structure is cheaper with price difference IDR 226,965,172.00.
Keyword : Pedestrian Bridge, Castellated Steel, Prestressed Concrete Voided Slab, Estimate Cost
1. PENDAHULUAN
Hasil studi dari Institut Studi Trasportasi (INSTRAN) mendapatkan bahwa 65% kecelakaan lalu
lintas berakibat kematian adalah pejalan kaki pada tahun 2010. Klasifikasi Jalan Raya Surabaya-Pasuruan
KM 50, Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan ini merupakan klasifikasi Jalan Nasional
dengan tipe II kelas 1 yang memiliki kecepatan rencana maksimum 60 Km/jam. Penyusun telah
melakukan survei lapangan dengan hasil rata-rata volume kendaraan (P) sebesar 5175 kendaraan/jam,
rata-rata volume pejalan kaki (V) sebesar 286 orang/jam, dan nilai PV2
adalah sebesar 7,66 x 109
,
sehingga Department of Transport, Road, and Local Transport memberi rekomendasi dalam dokumen
Departmental Advice Note TA/10/80 bahwa tipe fasilitas penyeberangan yang cocok adalah jembatan
penyeberangan. Hal ini didukung dengan kondisi eksisting menurut Peta Rawan Laka Lantas 2013 milik
Satlantas Polres Pasuruan yang menyebutkan bahwa Jalan Raya Surabaya-Pasuruan KM 49-51, Raci,
Pasuruan merupakan daerah rawan kecelakaan lalu lintas.
Pada umumnya perencanaan struktur konstruksi jembatan penyeberangan orang (JPO) di Indonesia
menggunakan konstruksi baja, akan tetapi Standar Nasional Indonesia hanya memiliki panduan untuk
konstruksi beton, sehingga dilakukan penelitian mengenai apa perbedaan kedua struktur tersebut dari segi
biaya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jembatan Beton Prategang Voided Slab
Menurut SNI Pd T-02-2004-B, Jembatan Beton Prategang Pratarik (Pretension) Tipe Plat
Berongga atau jembatan Voided Slab merupakan struktur beton dimana tegangan-tegangan yang terjadi
akibat beban luar sampai pada tingkat yang diinginkan.
Beton prategang pretension pada jembatan ini memiliki metode yang sama pada struktur beton
prategang pada umumnya dengan tahap-tahap sebagai berikut:
2. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 125
a. Dilakukan persiapan cetakan untuk beton prategang,
b. Tendon baja (strand) terlebih dahulu dilakukan penegangan yang diikat pada tumpuannya dengan
pasak baja,
c. Pengecoran dilakukan di dalam cetakan,
d. Jika beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan, maka dilakukan pemotongan pada strand,
sehingga beton mengalami tekanan,
Transfer prategang ke beton biasanya dilaksanakan dengan dongkrak hidrolik atau dongkrak sekrup
yang besar, dimana semua kawat dilepas secara bersamaan setelah beton mencapai kekuatan tekan yang
disyaratkan. Dalam ketentuan dimensi gelagar jembatan beton prategang voided slab, SNI 027/T/Bt/1995
telah menetapkan potongan melintang dengan lebar (B) 0.97 m dan tinggi (t) 0.05 panjang bentang (L)
pada Gambar 1a, panjang bentang jembatan beton antara 6–8 m pada Gambar 1b, dan tampak depan
jembatan pada Gambar 1c.
Gambar 1. Penentuan dimensi gelagar jembatan beton prategang voided slab
Sumber : Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di perkotaan 027/T/BT/1995
2.2. Jembatan Baja Castellated
Balok Kastella (castellated beam) adalah balok yang dipakai untuk konstruksi jembatan bentang
panjang (lebih dari 8 meter), yang berupa 2 profil baja yang disatukan menjadi 1 untuk mendapatkan
tinggi profil yang sesuai. Balok kastella disebut juga honey comb beam, karena bentuk lubang segi
enamnya yang menyerupai sarang lebah (honey comb).
Besarnya sudut kemiringn θ antara 45' sampai 70', sedangkan yang sering dipakai di lapangan
adalah 45' dan 60'. Sudut θ ditentukan dengan memperhitungkan tegangan geser yang terjadi pada bagian
garis netral badan sehingga tidak melebihi tegangan ijinnya. Proses membuat profil WF biasa menjadi
WF castellated harus diperhatikan saat pemotongan profil WF biasa (Gambar 2a), kemudian dilakukan
penyambungan lagi dengan pengelasan untuk menjadi profil WF castellated (Gambar 2b).
Gambar 2. Proses pembuatan profil baja castellated
Sumber : Louis F.G (Load and Resistance Factor Design of Steel Structure)
Dalam aplikasinya, sistem baja castellated memiliki kelemahan yaitu gaya lintang yang
diperbolehkan lebih kecil, sehingga sangat cocok untuk bentang panjang dengan beban kecil.
bagian yang
dipotong
bawah
atas
dilas
atas
bawah
a
b
c
a. Profil WF Biasa b) Profil WF Castellated
3. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 126
2.3. Data Perencanaan
Data perencanaan yang disusun dalam Perencanaan Perencanaan Detail Jembatan Penyeberangan
Orang di Area Gerbang Kawasan Industri Rembang Pasuruan (PIER) yang berlokasi di Jl. Raya
Surabaya-Pasuruan KM 50, Raci, Pasuruan. Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengatur dan
menentukan Spesifikasi Jembatan Penyeberangan Orang dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan,
keselamatan, keamanan, dan estetika bagi pejalan kaki dalam Tata Cara Perencanaan Jembatan
Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan Nomor 027/T/Bt/1995 dan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI) T-02-2005.
2.4. Analisa Struktur Atas Jembatan
2.4.1 Jembatan Beton Prategang Voided Slab
Kekuatan struktur jembatan voided slab dianalisis dengan kapasitas lentur penampang ditentukan
dengan cara Analisis Momen Lentur Serviceabilityyang dihitung tulangan prategang tekan untuk
menghitung gaya tekan
Analisis tegangan akibat gaya prategang (SNI T-02-2004-B)
Tegangan akibat gaya prategang dari strand atas (P1) dan strand bawah (P2) akan membuat gelagar
beton mengalami tegangan tekan untuk ikut memikul beban luar yang terjadi seperti pada Gambar 3,
dan Persamaan 1 dan Persamaan 2.
Gambar 3. Analisis tegangan akibat gaya prategang
(1)
(2)
dimana:
fap : Tegangan atas prategang fbp : Tegangan bawah prategang
e1 : Jarak dari titik berat ke strand atas e2 : Jarak dari titik berat ke strand bawah
P1 : Kekuatan strand atas P2 : Kekuatan strand bawah
Ix : Momen inersia penampang y : 0,5 dari tinggi beton prategang
Catatan:
(+) : Serat berada di daerah tarik, (-) : Serat berada di daerah tekan
Analisis tegangan akibat pembebanan (SNI T-02-2004-B)
Beban yang terjadi pada gelagar akan mengakibatkan momen ultimate (Mu), sehingga terjadi tegangan
tekan pada serat atas (fAU) dan tegangan tarik pada serat bawah gelagar (fBU) seperti pada Gambar 4
serta digunakan Persamaan 3, Persamaan 4, dan Persamaan 5.
Gambar 4. Analisa tegangan akibat pembebanan
ap
bp
au
bu
4. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 127
(3)
(4)
(5)
dimana:
: Momen ultimate : Momen beban mati
: Momen beban hidup : Tegangan atas ultimate
: Tegangan bawah ultimate :
Kontrol kekuatan serviceability
Tegangan keseluruhan yang terjadi akibat gaya prategang dan beban luar diakumulasikan untuk
mendapatkan tegangan total, sehingga kontrol kekuatan gelagar dapat dilakukan seperti pada Gambar
5, Persamaan 8 dan Persamaan 9.
Gambar 5. Diagram tegangan akibat gaya luar balok tepi
Tegangan ijin penampang
(6)
(7)
dimana:
: Tegangan ijin serat atas : Tegangan ijin serat bawah
Tegangan total akibat gaya luar
(8)
(9)
2.4.2 Jembatan Baja Castellated
Dalam perencanaan jembatan baja castellated dilakukan pemilihan profil baja, analisa statika,
kemudian kontrol struktur jembatan. Kontrol struktur jembatan baja castellated meliputi:
Kontrol gelagar memanjang
(10)
(11)
dimana:
: Momen lapangan jembatan baja (kgm) : Tegangan leleh baja (MPa)
: Modulus penampang profil awal (cm3
) : Sudut tekuk (0
)
: Tinggi profil (mm) : Tebal web (mm)
: Elastisitas baja (kg/cm2
)
(12)
(13)
Kontrol lendutan jembatan
(14)
ap
bp
au
bu
ap+ au
bp+ bu
5. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 128
(15)
dimana:
: Lendutan ijin (m) : Lendutan yang terjadi (m)
: Panjang bentang jembatan (m) : Beban hidup dan beban mati (kg/m)
: Momen Inersia (cm4
)
Kontrol penampang profil
Pada sayap profil castellated
(16)
dimana:
: Lebar profil WF (mm) : Tebal flange pada profil WF (mm)
Pada badan profil castellated
(17)
dimana:
: Tinggi profil (mm) : Tebal webpada profil WF (mm)
2.5. Analisa Struktur Bawah Jembatan
2.5.1 Daya Dukung Tiang Tunggal
Dalam perhitungan daya dukung tiang pancang tunggal dari data sondir digunakan rumus sebagai
berikut:
(18)
dimana:
: Perlawanan konus (ujung tiang) (kg/cm2
) : Jumlah hambatan lekat (kg/cm)
: Keliling x panjang tiang : Luas penampang ujung tiang
2.5.2 Daya Dukung Tiang Kelompok
Dalam perhitungan daya dukung tiang pancang berkelompok digunakan rumus dari Converse
Laborre sebagai berikut:
(19)
(20)
dimana:
: Jumlah tiang dalam grup : Arc tan D/S
: Diameter tiang : Jarak antar sumbu tiang (2,5D - 3D)
: Jumlah tiang per baris (lajur x) : Jumlah tiang per kolom (lajur y)
2.5.3 Beban Maksimum Tiang
Beban maksimum tiang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(21)
dimana:
: Daya dukung tiang dalam 1 kelompok : Beban maksimum 1 tiang pancang
: Jumlah total beban aksial : Banyak tiang dalam 1 kelompok tiang
: Momen yang terjadi pada arah x : Momen yang terjadi pada arah y
: Absis terjauh terhadap titik berat kelompok tiang
: Ordinat terjauh terhadap titik berat kelompok tiang
: Jumlah kuadrat absis tiang pancang : Jumlah kuadrat ordinat tiang pancang
6. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 129
2.6. Rencana Anggaran Biaya
Hasil dari pekerjaan yang diurutkan adalah Work Breakdown Structure (WBS), kemudian dihitung
volume pekerjaan atau Bill of Quantity (BOQ) dengan melihat shop drawing. Kemudian BOQ dikalikan
dengan harga satuan pekerjaan untuk mendapatkan harga paket pekerjaan atau Work Package
(WP).Setelah itu, WP dari masing-masing pekerjaan dijumlahkan untuk mendapatkan Rencana Anggaran
Biaya.
3. METODOLOGI PELAKSANAAN
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan berbagai tahap yang sistematis untuk mendapatkan hasil
yang maksimal, sehingga dibuatlah alur kerja metodologi pelaksanaan pada Gambar 6.
Gambar 6. Alur Kerja Perencanaan
Gambaran umum langkah-langkah perencanaan yang memiliki saling keterkaitan sebagai berikut:
a. Dalam data perencanaan dilakukan survei lapangan untuk menentukan desain gambar pra rencana
jembatan yang berdasarkan spesifikasi pra prencana jembatan, kemudian di desain pula pembebanan
apa saja yang berada pada jembatan,
b. Data pembebanan dan gambar pra rencana dimasukkan dalam detail engineering design khususnya
pada analisa struktur jembatan. Setelah itu dibuat gambar shop drawing yang mengacu pada hasil
analisa struktur jembatan, kemudian dengan panduan Gambar shop drawing dibuatlah rencana kerja
syarat sebagai panduan kerja kontraktor di lapangan,
c. Dalam engineer’s estimate, gambar shop drawing dan metode pelaksanaan sangat dibutuhkan untuk
menghitung volume pekerjaan (Bill of Quantity). Setelah Bill of quantity didapat lalu dikalikan dengan
harga satuan pekerjaan untuk menghasilkan Rencana Anggaran Biaya,
d. Disaat pehitungan harga satuan pekerjaan (HSP) yang diperoleh dari perkalian harga material dan
upah dengan indeks HSP, bisa diketahui selisih biaya total antara Jembatan Beton Prategang Voided
slab dan Jembatan Baja Castellated, sehingga dipilih biaya konstruksi termurah untuk dilaksanakan.
7. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 130
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Struktur Atas Jembatan
4.1.1 Jembatan Beton Prategang Voided slab
Setelah dilakukan perhitungan analisa statika dan kontrol didapatkan penampang gelagar beton
prategang voided slab, jumlah strand prategang, dan tulangan geser seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Penampang gelagar beton
Gelagar jembatan beton prategang voided slab harus dikontrol dari segi keamanan struktur pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kontrol gelagar jembatan beton prategang voided slab
4.1.2 Jembatan Baja Castellated
Setelah dilakukan perhitungan analisa statika dan kontrol, didapatkan profil WF 700 x 300 yang
telah dimodifikasi menjadi profil WF 1050 x 300 seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Gelagar baja castellated
Gelagar jembatan baja castellated harus dikontrol dari segi keamanan analisa struktur seperti pada
Tabel 2.
Tegangan Serat Atas Tegangan Serat Bawah
(kg/cm
2
) (kg/cm
2
)
1 Tegangan gaya prategang 12,47 - 106,73
2 Tegangan beban ultimate - 99,32 99,32
3 Tegangan total (+) 86,85 7,41
4 Tegangan ijin 157,52 9,35
5 Kontrol Tegangan Dapat diterima Dapat diterima
Ket : (+) = Tegangan tekan dibuat positif untuk bisa dikontrol
Analisa Struktur
No.
8. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 131
Tabel 2. Kontrol gelagar jembatan baja castellated
4.1.2 Tangga Jembatan
Perhitungan struktur tangga jembatan penyeberangan orang struktur beton prategang voided slab
dan struktur baja castellated menghasilkan dimensi beton atau profil baja tangga pada Tabel 3.
Tabel 3. Tangga jembatan
Struktur tangga jembatan beton menggunakan metode cross karena gaya dari plat tangga atau
bordes dilanjutkan ke balok terlebih dahulu sebelum ke kolom, sehingga seperti pembalokan. Pada
jembatan baja, gaya dari plat tangga atau bordes langsung dilanjutkan ke kolom seperti sebuah portal,
dank arena pembebanan pada portal tidak simetris, maka portal dapat dipastikan bergoyang.
4.2. Analisa Struktur Bawah Jembatan
Dari perhitungan analisis yang telah dilakukan didapatkan daya dukung tanah, daya dukung
kelompok tiang, dan beban maksimum tiang seperti pada Tabel 4.
No. Keterangan Jembatan Beton Jembatan Baja
1 Model Struktur Pembalokan Portal Bergoyang
2 Metode Cross Balok Cross Portal Bergoyang
3 Dimensi
- Tangga Plat Tebal 12 cm WF 350 x 175
- Balok Bordes 20 x 30 WF 300 x 150
- Kolom 25 x 25 WF 175 x 175
9. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 132
Tabel 4. Analisis struktur bawah jembatan
5. RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1. Biaya Alat Berat
Pada pengerjaan konstruksi jembatan beton prategang voided slab dan jembatan baja castellated
digunakan alat berat mobile crane untuk erection gelagar dan hammer pile untuk pemancangan pondasi
tiang pancang. Estimasi biaya dan waktu untuk penggunaan alat berat dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5. Estimasi biaya dan waktu alat berat
No. Keterangan Jembatan Beton Jembatan Baja
1 Pembebanan
- Pu 138,75 ton 46,82 ton
- Mu 29,53 ton 41,18 ton
2 Daya dukung tanah (Qijin)
- Df = 4,4 m 40,47 ton 27,38 ton
- Df = 4,6 m 62,30 ton 41,15 ton
3 Tiang Pancang
- Dimensi 25 X 25 20 X 20
- Karakteristik 450 450
- Tulangan utama 4 D 16 4 D 13
- Pijin 50 ton 35 ton
Pijin < Qijin Dapat diterima Dapat diterima
- Jumlah 8 buah 6 buah
4 Daya dukung kelompok tiang
- Ql (grup) 256,39 ton 186,89 ton
Ql (grup) > Pu Dapat diterima Dapat diterima
5 Beban maksimum tiang
- Pmax 39,34 ton 29,77 ton
Pmax < Pijin Dapat diterima Dapat diterima
10. JURNAL TEKNIK SIPIL
Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 133
5.2. Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi proyek didapat dari perkalian Bill of Quantity (volume pekerjaan) dengan analisa
harga satuan pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 6. Biaya konstruksi jembatan penyeberangan
6. KESIMPULAN
Dari penyusunan skripsi Perencanaan Jembatan Penyeberangan Orang dengan Struktur Baja
Castellated dan Struktur Beton Prategang Voided Slab di Area Gerbang Kawasan Industri Rembang
Pasuruan (PIER) yang berlokasi di Jl. Raya Surabaya-Pasuruan KM 50, Raci, Pasuruan ini didapat suatu
kesimpulan yaitu:
1. Detailed Engineering Design dilakukan dengan perencanaan data struktur, gambar rencana,
perhitungan struktur atas dan bawah. Hasil dari Detailed Engineering Design yang telah dilakukan ,
maka didapat struktur beton prategang voided slab dengan menggunakan gelagar dimensi 87,5 x 97
cm dengan 2 lubang berdiameter 34 cm dan struktur baja castellated dengan menggunakan gelagar
WF 700 x 300 yang dimodifikasi menjadi WF 1050 x 300.
2. Aplikasi perencanaan struktur pada jembatan beton prategang voided slab lebih mudah dilakukan
karena sedikitnya tahapan dan jenis perhitungan struktur daripada jembatan baja castellated,
sedangkan pada penerapan metode pelaksanaan jembatan beton prategang voided slab dan jembatan
baja menggunakan metode konvensional, kecuali pada pengerjaan erection menggunakan 2 mobile
crane dan pemancangan pile yang menggunakan hammer pile.
3. Dalam penyusunan Engineer Estimate didapatkan biaya konstruksi jembatan beton prategang voided
slab sebesar Rp 496.282.628,00 dan biaya konstruksi jembatan baja castellated sebesar
Rp._723.247.800,00.
4. Dari hasil rencana anggaran biaya, jembatan beton prategang voided slab lebih murah
Rp._226.965.172,00 daripada jembatan baja castellated, sehingga disarankan untuk memilih jembatan
beton prategang voided slab dari segi biaya konstruksi.
7. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2005. RSNI T-02-2005. Standar Pembebanan Untuk Jembatan. Bandung:
Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Standardisasi Nasional. 2005. RSNI T-03-2005. Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan.
Bandung: Departemen Pekerjaan Umum
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan
Kaki di Perkotaan 027/T/Bt/1995. Bandung : Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1980. Standar Konstruksi Jembatan Type Pretensioned Precast Concrete
Voided Slab.Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Standardisasi Nasional.2004. Perkuatan Eksternal pada Jembatan Beton Prategang Voided
SlabSNI Pd-T-02-2004-B.Bandung : Departemen Pekerjaan Umum.
Aponno, Gerard. 2012. Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Serbaguna Al Hambra Jalan Hiu,
Bangil, Pasuruan. Malang : Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang.
No Pekerjaan Jembatan Beton Jembatan Baja
A. Pekerjaan Persiapan 56,291,505.72
Rp 56,291,505.72
Rp
B. Pekerjaan Tanah 2,406,589.41
Rp 2,918,556.35
Rp
C. Pekerjaan Pembetonan 72,958,579.32
Rp 12,842,930.81
Rp
D Pekerjaan Pembesian 95,218,965.77
Rp 495,517,777.69
Rp
E. Pekerjaan kayu 111,713,581.37
Rp 11,302,572.89
Rp
F. Pekerjaan Finishing 14,304,832.96
Rp 3,632,550.29
Rp
G. Pekerjaan lain - lain 143,388,573.67
Rp 140,741,906.67
Rp
496,282,628.21
Rp 723,247,800.42
Rp
Total Biaya