際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
II-1
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Kerja Praktek dan Kesampaian Daerah
Kerja praktek dilakukan di Kantor Dinas Pertambangan, Energi Dan Sumber
Daya Mineral Kota Subulussalam. Lokasi Dinas beralamat di Jalan Teuku Umar
No.270 Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.
Kota Subulussalam berjarak + 210 kilometer dari Kota Medan, yang dapat
ditempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 6 jam.
2.2. Gambaran Umum Wilayah Kota Subulussalam
Kota Subulussalam adalah sebuah kota di Provinsi Aceh. Kota ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.
Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota Subulussalam
memiliki 5 kecamatan, yakni Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Penanggalan,
Kecamatan Rundeng, dan Kecamatan Sultan Daulat serta Kecamatan Longkib.
Motto Subulussalam adalah Sada Kata yang dapat diartikan penulis
sebagai SATU KATA. Secara umum makna motto tersebut adalah bahwa
kemungkinan segala sesuatunya harus berdasarkan kesepakatan bersama atau
dengan kata lain mempunyai maksud agar masyarakat Kota Subulussalam
menanamkan rasa kebersamaan dan tekad kuat.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2011 jumlah penduduk Kota Subulussalam tahun
mencapai 68.990 jiwa. Nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap
tahun sebesar 4,18 %.
Secara geografis, Kota Subulussalam yang memiliki luas wilyah 1,391 km2
dengan luas kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (賊43,3%),
sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan
(賊6,7%). Luas wilayah Kota Subulussalam dapat dilihat pada Tabel 2.1.
II-2
Tabel 2.1. Luas wilayah Kota Subulussalam
No Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Km族) % total
1 Simpang Kiri 14 213 15,3
2 Penanggalan 10 93 6,7
3 Rundeng 23 320 23,0
4 Sultan Daulat 17 602 43,3
5 Longkib 10 163 11,7
Jumlah 74 1.391 100,0
Sumber : BPS Subulussalam Dalam Angka Tahun 2012
2.3. Kondisi Geografis
Kota Subulussalam merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota di Provinsi
Aceh. Letak cukup strategis, karena dilewati oleh jalan nasional yang
menghubungkan kota-kota di pantai Barat-Selatan Provinsi Aceh dan merupakan
pintu masuk ke Aceh dari sebelah selatan karena berbatasan langsung dengan
Provinsi Sumatera Utara.
Secara Geografis, Kota Subulussalam terletak pada posisi 02属 27 30 - 03属 00
00 LU/ North Latitude dan 0 97属 45 00 - 98属 10 00 BT/ East Latitude. Kota
Subulussalam dalam konstelasi regional berada di bagian perbatasan antara
Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten
Dairi, Provinsi Sumatera Utara;
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak
Barat, Provinsi Sumatera Utara;
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Untuk lebih jelasnya letak Kota Subulussalam di Provinsi Aceh dapat dilihat
dalam bentuk peta tanpa skala pada Gambar 2.1.
II-3
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Subulussalam
II-4
2.4. Kondisi Topografi dan Morfologi
Berdasarkan karakteristik topografisnya, Kota Subulussalam diklasifikasikan
menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :
1. Dataran Rendah yang menjadi dominasi karakteristik bentang alam Kota
Subulussalam, dengan kemiringan 00  20 dengan prosentase luas terhadap luas
kota adalah 45%;
2. Daerah/dataran Landai dengan kemiringan 20  50 dengan prosentase luas
terhadap luas kota adalah 10,80%; dan
3. Dataran tinggi dengan kemiringan 50  150 dengan prosentase luas terhadap
luas kota adalah 26,45%.
4. Dataran perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan 150  1000, yaitu
daerah perbukitan dengan kemiringan 150  400 dengan prosentase luas
terhadap luas kota adalah 17%; dan daerah pegunungan terjal dengan
kemiringan melebihi 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah
1,12%.
Morfologi Kota Subulussalam secara umum bervariasi, baik morfologi berupa
perbukitan maupun morfologi bergelombang dan lahan datar. Morfologi Kota
Subulussalam berbukit di bagian timur dan kemudian semakin ke arah barat
semakin bergelombang dan mendatar.
Bagian tertinggi Kota Subulussalam mencapai ketinggian 1.000 mdpl, sedangkan
bagian terendah berada pada ketinggian 50 mdpl, sehingga dengan adanya margin
yang cukup tinggi antara ketinggian terendah dengan ketinggian tertinggi ini,
dapat dikatakan bahwa Kota Subulussalam memiliki kondisi morfologi yang unik
dimana baik dataran maupun pegunungan terdapat pada kota ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka morfologi di wilayah Kota Subulussalam dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal,
satuan morfologi perbukitan bergelombang, dan satuan morfologi pedataran.
1) Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang
tingginya antara 800  1.000 mdpl dan keterjalan lebih dari 40属. Aliran sungai
mempunyai pola dendritik  sub dendritik, sebagian trellis karena mengikuti
II-5
pola patahan, dengan lembah sungai yang sempit, biasanya berbentuk V dan
sebagian kecil cenderung U, menunjukkan tingkat erosi muda menuju dewasa.
2) Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Landai, dicirikan oleh perbukitan
dengan ketinggian antara 100  800 mdpl dan kemiringan lereng antara 15尊 -
40尊. Pola aliran sungai dendritik, dengan lembah berbentuk U dan sebagian
berbentuk V, menunjukkan tingkat erosi dewasa. Satuan ini umumnya
ditempati oleh batuan vulkanik dan sedimen.
Satuan Morfologi Pedataran merupakan daerah datar atau dengan kemiringan
lereng antara 0属 hingga 15属 dan pola aliran anyaman braided stream yang
umum terjadi di daerah muara sungai.
2.5. Geologi dan Jenis Tanah
Beberapa jenis tanah yang membentuk struktur tanah di Kota Subulussalam terdiri
atas jenis tanah komplek PMK dan litosol, podsolik merah kuning (PMK),
organosol dan glei humus, komplek PMK, litosol dan latosol. Jenis tanah PMK
mendominasi pada wilayah utara dan timur Kota Subulussalam, sementara jenis
tanah Organosol dan Glei Humus mendominasi jenis tanah di wilayah selatan dan
barat Kota Subulussalam. Hanya sedikit saja sebaran jenis tanah PMK, Listosol
dan Latosol.
Adapun karakteristik khas jenis tanah di Kota Subulussalam adalah sebagai
berikut :
1. Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah
liat, porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis
tanah ini hanya sekitar 10 %, serta memiliki kandungan unsur hara yang
rendah. Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya
menahan air yang kurang baik serta peka terhadap erosi.
2. Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan
bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30
% bahan organik atau lebih 20 % bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah,
drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk
pertanian memerlukan drainase/irigasi.
II-6
3. Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat,
Kalium dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan
mantap, tidak ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat
diolah untuk pertanian sepanjang tahun.
Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan
Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase.
Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi yang
terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff,
volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam
didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang
memiliki komposisi terkecil adalah tuff.
Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur
Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan
Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota
Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan
Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara
pada areal hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi
boulder-sandstone mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi
Kota Subulussalam, terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan
Lae Batu-batu.
2.6. Hidrologi
Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk
kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi, maupun untuk kepentingan
lainnya. Kota Subulussalam memiliki potensi terkait dengan hal ini. Sumberdaya
air di Kota Subulussalam meliputi air permukaan yaitu air sungai dan rawa, serta
air tanah yang bersumber dari mata air. Salah satu potensi sumberdaya air adalah
Sungai Besar Lae Soraya yang memiliki hulu di Lawe Alas Aceh Tenggara.
Selain Lae Soraya, terdapat beberapa sungai lainnya dengan kapasitas yang lebih
kecil serta anak-anak sungai yang tersebar di Kota Subulussalam.
II-7
Secara umum, karakteristik sungai-sungai di Kota Subulussalam berkelok pendek
sehingga sering menimbulkan bencana genangan/luapan sungai, namun dengan
lebar sungai yang sangat memadai seperti Lae Soraya, beroptensi untuk dijadikan
sebagai media transportasi sungai. Sungai-sungai di Kota Subulussalam belum
bertanggul, juga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya bencana genangan
akibat luapan sungai.
Dalam hal pengelolaan Wilayah Sungai (WS), Kota Subulussalam termasuk ke
dalam WS Alas-Singkil sebagai WS lintas provinsi karena menjadi sumber air
bagi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, pengelolaan
WS yang melintasi Kota Subulussalam ini menjadi tanggung jawab pemerintah
provinsi, yang didasarkan pada Permen PU No.11A/PRT/M/2006.
Terdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan Kota Subulussalam,
yaitu DAS Lawe Alas, DAS Trumor, DAS Simpang Kanan, dan DAS Simpang
Kiri. Aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Subulussalam adalah:
1. Sungai Lae Soraya yang merupakan sungai besar yang melintasi Kota
Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui
Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip
hingga Kabupaten Aceh Singkil.
2. Sungai Lae Kombih yang membentang dari timur ke barat kota, mengalir dari
Provinsi Sumatera Utara melintasi Kecamatan Penanggalan, Kecamatan
Simpang Kiri dan Kecamatan Rundeng, bermuara pada Sungai Lae Soraya di
Kecamatan Rundeng.
3. Sungai Lae Batu-Batu mengalir melintasi Kecamatan Sultan Daulat dan
Kecamatan Rundeng, memiliki hulu di Kecamatan Sultan Daulat dan bermuara
di Lae Belegen, Menuju Lae Soraya.
4. Sungai Lae Biski yang merupakan hulu dari sungai Lae Batu-batu di
Kecamatan Sultan Daulat.
5. Sungai Lae Belegen yang mengalir dari Kecamatan Simpang Kiri menuju
Kecamatan Rundeng dan bermuara di Sungai Lae Soraya.
II-8
6. Sungai Lae Sarkea yang merupakan daerah hulu, mengalir dari Kecamatan
Penanggalan menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae
Belegen.
7. Sungai Lae Penuntungan di Kecamatan Penanggalan, bermuara di Sungai Lae
Sireprep.
8. Sungai Lae Sireprep yang merupakan daerah hulu di Kecamatan Penanggalan,
mengalir menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae
Belegen.
Adapun ukuran luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah Kota
Subulussalam dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Subulussalam
No Nama DAS Luas (Ha)
1 Sungai Lae Souraya 22,07
2 Sungai Lae Kombih 9,64
3 Sungai Lae Batu-Batu 8,40
4 Sungai Lae Biski 1,24
5 Sungai Lae Belegen 1,68
6 Sungai Lae Sarkea 2,20
7 Sungai Lae Penuntungan 0,97
8 Sungai Lae Sireprep 0,35
Kota Subulussalam 46,54
Sumber : Draft RTRW Kota SubulussalamTahun 2012
2.7. Keuangan Dan Perekonomian Daerah
Dari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kota Subulussalam, perlu
dilihat kemampuan Kota Subulussalam dalam membiayai belanja pembangunan.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBK) Kota Subulussalam
dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
II-9
Tabel 2.3 Ringkasan Realisasi APBK Kota Subulussalam Tahun 2008 - 2012
N
o
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
A.
PENDAPAT
AN
1 Pendapatan
Asli Daerah 1.514.408.21
1
3.054.708.673 3.361.400.822,81 6.830.438.999,60 6.099.446.461,29
2 Dana
Perimbangan 130.875.173.
732
230.106.065.261 220.961.849.060 240.664.207.050 284.034.414.099
3 Transfer
Pemerintah
Pusat Lainnya
441.825.800 1.777.350.000 38.858.463.338 58.858.997.040 10.737.772.000
4 Transfer
Pemerintah
Propinsi
4.072.921.27
4
10.350.532.209 4.419.882.846 17.108.469.933 7.881.673.161
5 Lain-lain
Pendapatan
yangSah
15.209.573.0
00
4.582.931.349 5.000.000.000 - 6.424.572.635
Jumlah
Pendapatan 152.113.902.
017
249.871.587.492 272.601.596.066,
81
323.462.113.022,
60
315.177.878.356,
29
B. BELANJA
1 Belanja
Operasi 119.245.409.
453
159.566.186.764 178.241.210.550 205.075.659.718,
33
230.877.911.414,
39
2 Belanja
Modal 31.582.911.2
65
75.370.839.320 86.473.311.900 99.192.262.694 61.788.343.756
3 Belanja Tidak
Terduga 330.565.000 770.989.500 406.787.400 384.000.000 236.340.000
4 Transfer
1.480.000.00
0
7.600.000.000 11.960.032.500 11.682.986.000 13.381.513.800
Jumlah
Belanja 152.638.885.
718
243.308.015.584 277.081.342.350 316.334.908.412,
33
306.284.108.970,
39
Surplus /
Defisit
Anggaran
(524.983.701,
00)
6.563.571.908 (4.479.746.283,1
9)
7.127.204.610,27 8.893.769.385,90
C.
PEMBIAYA
AN
1 Penerimaan
Pembiayaan 1.276.045.27
9
751.061.578 6.814.633.486 11.334.887.202,8
1
5.015.103.998,08
2 Pengeluaran
Pembiayaan - 500.000.000 1.000.000.000 13.480.987.815 11.906.842.200
Pembiayaan
Netto 1.276.045.27
9
251.061.578 5.814.633.486 (2.146.100.612,19
)
(6.891.738.201,9
2)
SisaLebih /
Kurang
Pembiayaan
Anggaran
751.061.578 6.814.633.486 1.334.887.202,81 4.981.103.998,08 2.002.031.183,98
Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota
SubulussalamTA. 2008-2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kota Subulussalam dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan, Pendapatan terbesar berasal dari dana
perimbangan. Ini menunjukkan bahwa Kota Subulussalam masih membutuhkan
II-10
dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan
dari sisi pembelanjaan, belanja Operasi memiliki peningkatan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan belanja Modal.
Khusus untuk pembangunan dibidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBK
mengalami penurunan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan dibidang sanitasi kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari
Pemerintah Kota Subulussalam. Adapun realisasi anggaran belanja modal sanitasi
Kota Subulussalam, dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.4 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk
No SKPK
Tahun Rata-rata
Pertumbu
han2008 2009 2010 2011 2012
1
Dinas Pekerjaan
Umum
-
3.925.500.00
0
1.401.025.0
00
2.738.755.0
00
1.918.083
1.a Investasi -
3.925.500.00
0
1.401.025.0
00
2.738.755.0
00
1.918.083
1.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- - - - -
2
Badan
Lingkungan
Hidup, KPPK
-
1.351.909.00
0
974.124.00
0
876.852.00
0
433.038.000
2.a Investasi -
1.185.953.00
0
809.877.00
0
696.220.00
0
241.660.000
2.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- 165.956.000
164.247.00
0
180.632.00
0
191.378.000
3 Dinas Kesehatan - - - - 20.920.000
3.a Investasi - - - - 20.920.000
3.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- - - - -
4 BelanjaSanitasi -
5.277.409.00
0
2.375.149.0
00
3.615.607.0
00
455.876.083
5 Pendanaan
Investasi Sanitasi
- 5.111.453.00
0
2.210.902.0
00
3.434.975.0
00
264.498.083
6 Pendanaan OM - 165.956.000
164.247.00
0
180.632.00
0
191.378.000
7
Belanja
Langsung
31.582.91
1.265
75.370.839.3
20
86.473.311.
900
99.192.262.
694
61.788.343.
756
8
Proporsi Belanja
Sanitasi / Belanja
Langsung
- 0,07 0,03 0,04 0,01
9
Proporsi Investasi
Sanitasi / Total
Belanja Sanitasi
- 0,97 0,93 0,95 0,58
10
Proporsi OM
Sanitasi / Total
Belanja Sanitasi
- 0,03 0,07 0,05 0,42
Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota
SubulussalamTA. 2008-2012
II-11
Tabel 2.5 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Subulussalam Tahun 2008-2012
No Deskripsi
Tahun
Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
1
Total Belanja
Sanitasi Kota
Subulussalam
- 5.277.409.000 2.375.149.000 3.615.607.000 455.876.083 2.344.808.217
2
Jumlah
Penduduk
69.776 68.729 67.446 68.990 70.520
69.092
Belanja Sanitasi
Perkapita (1/2)
0,00
76.786 35.216 52.408 6.464 34.175
Sumber : APBK dan BPS TA. 2008-2012, diolah.
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, dapat dilihat
dari pertumbuhan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Dari tahun
ke tahun, PDRB Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Kenaikan PDRB tersebut diikuti oleh peningkatan pendapatan
perkapita (PDRB perkapita) Kota Subulussalam. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi makro Indonesia.
Data perekonomian di Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.6 Tabel Peta Perekonomian Kota Subulussalam Tahun 2007-2011
No Deskripsi
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1
PDRB harga konstan
(struktur perekonomian)
(Rp.)
226.182,02 237.180,80 247.857,72 260.919,81 276.339,58
2
Pendapatan Perkapita Kota
(Rp.)
3.610.594,- 3.690.841,- 3.760.548,- 3.868.575,- 4.005.502,-
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) -1,65 2,22 1,89 2,87 3,54
Sumber : BPS Kota Subulussalam2012
2.8. Potensi Komoditas Tambang Kota Subulussalam
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan, Energi
Dan Sumber Daya Mineral Kota Subulussalam, Kota Subulussalam memiliki
potensi komoditas tambang baik itu mineral logam dan batubara maupun mineral
bukan logam dan batuan.
Mineral logam dan batubara meliputi ; biji besi, batubara, galena , emas, dan
pirite. Mineral bukan logam dan batuan meliputi ; pasir kuarsa, batu kapur, batu
kali, batu gunung, batu karang dan batu kuarsa. Beberapa investor telah
melakukan eksplorasi di wilayah Kota Subulussalam terutama eksplorasi bijih
besi DMP dan eksplorasi batubara.

More Related Content

What's hot (20)

Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
SOFI ANI
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
bramantiyo marjuki
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unida
Ekal Kurniawan
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaBab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Swastika Nugraheni,S.Pd
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Farhan Luqman Al-Hakim
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Sally Indah N
Bab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang KotaBab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang Kota
Latifah Tio
Erosi
ErosiErosi
Erosi
Ulul Azmi Lomuber Rezqi
Teknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjanTeknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjan
saniaronauli99
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
'Oke Aflatun'
Ruang lingkup geografi
Ruang lingkup geografiRuang lingkup geografi
Ruang lingkup geografi
Prayogi notonegoro
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laras Kun Rahmanti Putri
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
RudiniTakapi
1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)
Rafli Riandi Kusnadi
Tata guna lahan
Tata guna lahanTata guna lahan
Tata guna lahan
Mahirzza
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan DesaPanduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
infosanitasi
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
Frederiko1
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
SOFI ANI
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
bramantiyo marjuki
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unida
Ekal Kurniawan
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaBab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Swastika Nugraheni,S.Pd
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Farhan Luqman Al-Hakim
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Sally Indah N
Bab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang KotaBab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang Kota
Latifah Tio
Teknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjanTeknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjan
saniaronauli99
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
'Oke Aflatun'
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laras Kun Rahmanti Putri
Tata guna lahan
Tata guna lahanTata guna lahan
Tata guna lahan
Mahirzza
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
'Oke Aflatun'
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan DesaPanduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
Panduan Identifikasi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
infosanitasi
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
Frederiko1

Similar to 8. bab ii tinjauan umum (20)

Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Geniusmaniat La
Formasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utaraFormasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utara
Sulis Laruku Jrs
Tugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyahTugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyah
FAUZIYAH NUSTYANI
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDMGEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
MutiAh40
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
Moh. Dendy Fathurahman
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisis
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisisDigital 126620 6576-analisis dampak-analisis
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisis
aliftiarizki
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
Nasruddin Asnah
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Nurul Afdal Haris
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.
drestajumena1
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
Deki Zulkarnain
Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013
Bill Asbi
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayarPropinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Farkhan Boedak Bhikien Onar
Malaysia
MalaysiaMalaysia
Malaysia
FeraGraciaNusantara
9. bab iii
9. bab iii9. bab iii
9. bab iii
Basith Salam
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIRPOTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
Tetty Malau
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptxPENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
ResthuArthaNugraha
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujakBab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Sopia Kartika
Sumenep
SumenepSumenep
Sumenep
Mia ayudis
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
Deki Zulkarnain
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Geniusmaniat La
Formasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utaraFormasi batubara di sumatera utara
Formasi batubara di sumatera utara
Sulis Laruku Jrs
Tugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyahTugas das brantas fauziyah
Tugas das brantas fauziyah
FAUZIYAH NUSTYANI
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDMGEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
GEOGRAFI REGIONAL SUMATERA JDFHESJGFSNDM
MutiAh40
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
342050101 das-citarum-hulu-tengah-hilir
Moh. Dendy Fathurahman
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisis
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisisDigital 126620 6576-analisis dampak-analisis
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisis
aliftiarizki
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
際際滷 Presentasi Peserta BPAD Riau 2012 penempatan Rokan Hulu
Nasruddin Asnah
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Nurul Afdal Haris
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.
drestajumena1
Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013
Bill Asbi
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayarPropinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Propinsi yang mempunyai sungai dan danau yang bisa dilayar
Farkhan Boedak Bhikien Onar
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIRPOTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
POTENSI WISATA KABUPATEN SAMOSIR
Tetty Malau
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptxPENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
PENGELOLAAN_RAWA_LEBAK_DAN_PASANG_SURUT.pptx
ResthuArthaNugraha
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujakBab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Sopia Kartika

More from vespa (8)

9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
vespa
7. bab i pendahuluan
7. bab i pendahuluan7. bab i pendahuluan
7. bab i pendahuluan
vespa
6. daftar tabel
6. daftar tabel6. daftar tabel
6. daftar tabel
vespa
5. daftar gambar
5. daftar gambar5. daftar gambar
5. daftar gambar
vespa
4. daftar isi
4. daftar isi4. daftar isi
4. daftar isi
vespa
3. kata pengantar
3. kata pengantar3. kata pengantar
3. kata pengantar
vespa
2. lembar pengesahan
2. lembar pengesahan2. lembar pengesahan
2. lembar pengesahan
vespa
1. cover
1. cover1. cover
1. cover
vespa
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
vespa
7. bab i pendahuluan
7. bab i pendahuluan7. bab i pendahuluan
7. bab i pendahuluan
vespa
6. daftar tabel
6. daftar tabel6. daftar tabel
6. daftar tabel
vespa
5. daftar gambar
5. daftar gambar5. daftar gambar
5. daftar gambar
vespa
4. daftar isi
4. daftar isi4. daftar isi
4. daftar isi
vespa
3. kata pengantar
3. kata pengantar3. kata pengantar
3. kata pengantar
vespa
2. lembar pengesahan
2. lembar pengesahan2. lembar pengesahan
2. lembar pengesahan
vespa
1. cover
1. cover1. cover
1. cover
vespa

Recently uploaded (7)

pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset

8. bab ii tinjauan umum

  • 1. II-1 II. TINJAUAN UMUM 2.1. Lokasi Kerja Praktek dan Kesampaian Daerah Kerja praktek dilakukan di Kantor Dinas Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral Kota Subulussalam. Lokasi Dinas beralamat di Jalan Teuku Umar No.270 Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Kota Subulussalam berjarak + 210 kilometer dari Kota Medan, yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 6 jam. 2.2. Gambaran Umum Wilayah Kota Subulussalam Kota Subulussalam adalah sebuah kota di Provinsi Aceh. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007. Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota Subulussalam memiliki 5 kecamatan, yakni Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Rundeng, dan Kecamatan Sultan Daulat serta Kecamatan Longkib. Motto Subulussalam adalah Sada Kata yang dapat diartikan penulis sebagai SATU KATA. Secara umum makna motto tersebut adalah bahwa kemungkinan segala sesuatunya harus berdasarkan kesepakatan bersama atau dengan kata lain mempunyai maksud agar masyarakat Kota Subulussalam menanamkan rasa kebersamaan dan tekad kuat. Berdasarkan hasil sensus tahun 2011 jumlah penduduk Kota Subulussalam tahun mencapai 68.990 jiwa. Nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahun sebesar 4,18 %. Secara geografis, Kota Subulussalam yang memiliki luas wilyah 1,391 km2 dengan luas kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (賊43,3%), sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan (賊6,7%). Luas wilayah Kota Subulussalam dapat dilihat pada Tabel 2.1.
  • 2. II-2 Tabel 2.1. Luas wilayah Kota Subulussalam No Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Luas Wilayah (Km族) % total 1 Simpang Kiri 14 213 15,3 2 Penanggalan 10 93 6,7 3 Rundeng 23 320 23,0 4 Sultan Daulat 17 602 43,3 5 Longkib 10 163 11,7 Jumlah 74 1.391 100,0 Sumber : BPS Subulussalam Dalam Angka Tahun 2012 2.3. Kondisi Geografis Kota Subulussalam merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Letak cukup strategis, karena dilewati oleh jalan nasional yang menghubungkan kota-kota di pantai Barat-Selatan Provinsi Aceh dan merupakan pintu masuk ke Aceh dari sebelah selatan karena berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara. Secara Geografis, Kota Subulussalam terletak pada posisi 02属 27 30 - 03属 00 00 LU/ North Latitude dan 0 97属 45 00 - 98属 10 00 BT/ East Latitude. Kota Subulussalam dalam konstelasi regional berada di bagian perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara; 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, Provinsi Sumatera Utara; 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil; dan 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan. Untuk lebih jelasnya letak Kota Subulussalam di Provinsi Aceh dapat dilihat dalam bentuk peta tanpa skala pada Gambar 2.1.
  • 3. II-3 Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Subulussalam
  • 4. II-4 2.4. Kondisi Topografi dan Morfologi Berdasarkan karakteristik topografisnya, Kota Subulussalam diklasifikasikan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu : 1. Dataran Rendah yang menjadi dominasi karakteristik bentang alam Kota Subulussalam, dengan kemiringan 00 20 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 45%; 2. Daerah/dataran Landai dengan kemiringan 20 50 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 10,80%; dan 3. Dataran tinggi dengan kemiringan 50 150 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 26,45%. 4. Dataran perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan 150 1000, yaitu daerah perbukitan dengan kemiringan 150 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 17%; dan daerah pegunungan terjal dengan kemiringan melebihi 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 1,12%. Morfologi Kota Subulussalam secara umum bervariasi, baik morfologi berupa perbukitan maupun morfologi bergelombang dan lahan datar. Morfologi Kota Subulussalam berbukit di bagian timur dan kemudian semakin ke arah barat semakin bergelombang dan mendatar. Bagian tertinggi Kota Subulussalam mencapai ketinggian 1.000 mdpl, sedangkan bagian terendah berada pada ketinggian 50 mdpl, sehingga dengan adanya margin yang cukup tinggi antara ketinggian terendah dengan ketinggian tertinggi ini, dapat dikatakan bahwa Kota Subulussalam memiliki kondisi morfologi yang unik dimana baik dataran maupun pegunungan terdapat pada kota ini. Berdasarkan hal tersebut, maka morfologi di wilayah Kota Subulussalam dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal, satuan morfologi perbukitan bergelombang, dan satuan morfologi pedataran. 1) Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang tingginya antara 800 1.000 mdpl dan keterjalan lebih dari 40属. Aliran sungai mempunyai pola dendritik sub dendritik, sebagian trellis karena mengikuti
  • 5. II-5 pola patahan, dengan lembah sungai yang sempit, biasanya berbentuk V dan sebagian kecil cenderung U, menunjukkan tingkat erosi muda menuju dewasa. 2) Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Landai, dicirikan oleh perbukitan dengan ketinggian antara 100 800 mdpl dan kemiringan lereng antara 15尊 - 40尊. Pola aliran sungai dendritik, dengan lembah berbentuk U dan sebagian berbentuk V, menunjukkan tingkat erosi dewasa. Satuan ini umumnya ditempati oleh batuan vulkanik dan sedimen. Satuan Morfologi Pedataran merupakan daerah datar atau dengan kemiringan lereng antara 0属 hingga 15属 dan pola aliran anyaman braided stream yang umum terjadi di daerah muara sungai. 2.5. Geologi dan Jenis Tanah Beberapa jenis tanah yang membentuk struktur tanah di Kota Subulussalam terdiri atas jenis tanah komplek PMK dan litosol, podsolik merah kuning (PMK), organosol dan glei humus, komplek PMK, litosol dan latosol. Jenis tanah PMK mendominasi pada wilayah utara dan timur Kota Subulussalam, sementara jenis tanah Organosol dan Glei Humus mendominasi jenis tanah di wilayah selatan dan barat Kota Subulussalam. Hanya sedikit saja sebaran jenis tanah PMK, Listosol dan Latosol. Adapun karakteristik khas jenis tanah di Kota Subulussalam adalah sebagai berikut : 1. Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis tanah ini hanya sekitar 10 %, serta memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya menahan air yang kurang baik serta peka terhadap erosi. 2. Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30 % bahan organik atau lebih 20 % bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah, drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk pertanian memerlukan drainase/irigasi.
  • 6. II-6 3. Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat, Kalium dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan mantap, tidak ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat diolah untuk pertanian sepanjang tahun. Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase. Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi yang terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff, volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang memiliki komposisi terkecil adalah tuff. Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara pada areal hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi boulder-sandstone mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi Kota Subulussalam, terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan Lae Batu-batu. 2.6. Hidrologi Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya. Kota Subulussalam memiliki potensi terkait dengan hal ini. Sumberdaya air di Kota Subulussalam meliputi air permukaan yaitu air sungai dan rawa, serta air tanah yang bersumber dari mata air. Salah satu potensi sumberdaya air adalah Sungai Besar Lae Soraya yang memiliki hulu di Lawe Alas Aceh Tenggara. Selain Lae Soraya, terdapat beberapa sungai lainnya dengan kapasitas yang lebih kecil serta anak-anak sungai yang tersebar di Kota Subulussalam.
  • 7. II-7 Secara umum, karakteristik sungai-sungai di Kota Subulussalam berkelok pendek sehingga sering menimbulkan bencana genangan/luapan sungai, namun dengan lebar sungai yang sangat memadai seperti Lae Soraya, beroptensi untuk dijadikan sebagai media transportasi sungai. Sungai-sungai di Kota Subulussalam belum bertanggul, juga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya bencana genangan akibat luapan sungai. Dalam hal pengelolaan Wilayah Sungai (WS), Kota Subulussalam termasuk ke dalam WS Alas-Singkil sebagai WS lintas provinsi karena menjadi sumber air bagi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, pengelolaan WS yang melintasi Kota Subulussalam ini menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, yang didasarkan pada Permen PU No.11A/PRT/M/2006. Terdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan Kota Subulussalam, yaitu DAS Lawe Alas, DAS Trumor, DAS Simpang Kanan, dan DAS Simpang Kiri. Aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Subulussalam adalah: 1. Sungai Lae Soraya yang merupakan sungai besar yang melintasi Kota Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip hingga Kabupaten Aceh Singkil. 2. Sungai Lae Kombih yang membentang dari timur ke barat kota, mengalir dari Provinsi Sumatera Utara melintasi Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Rundeng, bermuara pada Sungai Lae Soraya di Kecamatan Rundeng. 3. Sungai Lae Batu-Batu mengalir melintasi Kecamatan Sultan Daulat dan Kecamatan Rundeng, memiliki hulu di Kecamatan Sultan Daulat dan bermuara di Lae Belegen, Menuju Lae Soraya. 4. Sungai Lae Biski yang merupakan hulu dari sungai Lae Batu-batu di Kecamatan Sultan Daulat. 5. Sungai Lae Belegen yang mengalir dari Kecamatan Simpang Kiri menuju Kecamatan Rundeng dan bermuara di Sungai Lae Soraya.
  • 8. II-8 6. Sungai Lae Sarkea yang merupakan daerah hulu, mengalir dari Kecamatan Penanggalan menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen. 7. Sungai Lae Penuntungan di Kecamatan Penanggalan, bermuara di Sungai Lae Sireprep. 8. Sungai Lae Sireprep yang merupakan daerah hulu di Kecamatan Penanggalan, mengalir menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen. Adapun ukuran luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Subulussalam No Nama DAS Luas (Ha) 1 Sungai Lae Souraya 22,07 2 Sungai Lae Kombih 9,64 3 Sungai Lae Batu-Batu 8,40 4 Sungai Lae Biski 1,24 5 Sungai Lae Belegen 1,68 6 Sungai Lae Sarkea 2,20 7 Sungai Lae Penuntungan 0,97 8 Sungai Lae Sireprep 0,35 Kota Subulussalam 46,54 Sumber : Draft RTRW Kota SubulussalamTahun 2012 2.7. Keuangan Dan Perekonomian Daerah Dari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kota Subulussalam, perlu dilihat kemampuan Kota Subulussalam dalam membiayai belanja pembangunan. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBK) Kota Subulussalam dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
  • 9. II-9 Tabel 2.3 Ringkasan Realisasi APBK Kota Subulussalam Tahun 2008 - 2012 N o Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 A. PENDAPAT AN 1 Pendapatan Asli Daerah 1.514.408.21 1 3.054.708.673 3.361.400.822,81 6.830.438.999,60 6.099.446.461,29 2 Dana Perimbangan 130.875.173. 732 230.106.065.261 220.961.849.060 240.664.207.050 284.034.414.099 3 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 441.825.800 1.777.350.000 38.858.463.338 58.858.997.040 10.737.772.000 4 Transfer Pemerintah Propinsi 4.072.921.27 4 10.350.532.209 4.419.882.846 17.108.469.933 7.881.673.161 5 Lain-lain Pendapatan yangSah 15.209.573.0 00 4.582.931.349 5.000.000.000 - 6.424.572.635 Jumlah Pendapatan 152.113.902. 017 249.871.587.492 272.601.596.066, 81 323.462.113.022, 60 315.177.878.356, 29 B. BELANJA 1 Belanja Operasi 119.245.409. 453 159.566.186.764 178.241.210.550 205.075.659.718, 33 230.877.911.414, 39 2 Belanja Modal 31.582.911.2 65 75.370.839.320 86.473.311.900 99.192.262.694 61.788.343.756 3 Belanja Tidak Terduga 330.565.000 770.989.500 406.787.400 384.000.000 236.340.000 4 Transfer 1.480.000.00 0 7.600.000.000 11.960.032.500 11.682.986.000 13.381.513.800 Jumlah Belanja 152.638.885. 718 243.308.015.584 277.081.342.350 316.334.908.412, 33 306.284.108.970, 39 Surplus / Defisit Anggaran (524.983.701, 00) 6.563.571.908 (4.479.746.283,1 9) 7.127.204.610,27 8.893.769.385,90 C. PEMBIAYA AN 1 Penerimaan Pembiayaan 1.276.045.27 9 751.061.578 6.814.633.486 11.334.887.202,8 1 5.015.103.998,08 2 Pengeluaran Pembiayaan - 500.000.000 1.000.000.000 13.480.987.815 11.906.842.200 Pembiayaan Netto 1.276.045.27 9 251.061.578 5.814.633.486 (2.146.100.612,19 ) (6.891.738.201,9 2) SisaLebih / Kurang Pembiayaan Anggaran 751.061.578 6.814.633.486 1.334.887.202,81 4.981.103.998,08 2.002.031.183,98 Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota SubulussalamTA. 2008-2012 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kota Subulussalam dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, Pendapatan terbesar berasal dari dana perimbangan. Ini menunjukkan bahwa Kota Subulussalam masih membutuhkan
  • 10. II-10 dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan dari sisi pembelanjaan, belanja Operasi memiliki peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan belanja Modal. Khusus untuk pembangunan dibidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBK mengalami penurunan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dibidang sanitasi kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari Pemerintah Kota Subulussalam. Adapun realisasi anggaran belanja modal sanitasi Kota Subulussalam, dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini. Tabel 2.4 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk No SKPK Tahun Rata-rata Pertumbu han2008 2009 2010 2011 2012 1 Dinas Pekerjaan Umum - 3.925.500.00 0 1.401.025.0 00 2.738.755.0 00 1.918.083 1.a Investasi - 3.925.500.00 0 1.401.025.0 00 2.738.755.0 00 1.918.083 1.b Operasional/Peme liharaan (OM) - - - - - 2 Badan Lingkungan Hidup, KPPK - 1.351.909.00 0 974.124.00 0 876.852.00 0 433.038.000 2.a Investasi - 1.185.953.00 0 809.877.00 0 696.220.00 0 241.660.000 2.b Operasional/Peme liharaan (OM) - 165.956.000 164.247.00 0 180.632.00 0 191.378.000 3 Dinas Kesehatan - - - - 20.920.000 3.a Investasi - - - - 20.920.000 3.b Operasional/Peme liharaan (OM) - - - - - 4 BelanjaSanitasi - 5.277.409.00 0 2.375.149.0 00 3.615.607.0 00 455.876.083 5 Pendanaan Investasi Sanitasi - 5.111.453.00 0 2.210.902.0 00 3.434.975.0 00 264.498.083 6 Pendanaan OM - 165.956.000 164.247.00 0 180.632.00 0 191.378.000 7 Belanja Langsung 31.582.91 1.265 75.370.839.3 20 86.473.311. 900 99.192.262. 694 61.788.343. 756 8 Proporsi Belanja Sanitasi / Belanja Langsung - 0,07 0,03 0,04 0,01 9 Proporsi Investasi Sanitasi / Total Belanja Sanitasi - 0,97 0,93 0,95 0,58 10 Proporsi OM Sanitasi / Total Belanja Sanitasi - 0,03 0,07 0,05 0,42 Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota SubulussalamTA. 2008-2012
  • 11. II-11 Tabel 2.5 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Subulussalam Tahun 2008-2012 No Deskripsi Tahun Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 1 Total Belanja Sanitasi Kota Subulussalam - 5.277.409.000 2.375.149.000 3.615.607.000 455.876.083 2.344.808.217 2 Jumlah Penduduk 69.776 68.729 67.446 68.990 70.520 69.092 Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) 0,00 76.786 35.216 52.408 6.464 34.175 Sumber : APBK dan BPS TA. 2008-2012, diolah. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, dapat dilihat dari pertumbuhan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Dari tahun ke tahun, PDRB Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan PDRB tersebut diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita (PDRB perkapita) Kota Subulussalam. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi makro Indonesia. Data perekonomian di Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.6 Tabel Peta Perekonomian Kota Subulussalam Tahun 2007-2011 No Deskripsi Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 226.182,02 237.180,80 247.857,72 260.919,81 276.339,58 2 Pendapatan Perkapita Kota (Rp.) 3.610.594,- 3.690.841,- 3.760.548,- 3.868.575,- 4.005.502,- 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) -1,65 2,22 1,89 2,87 3,54 Sumber : BPS Kota Subulussalam2012 2.8. Potensi Komoditas Tambang Kota Subulussalam Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral Kota Subulussalam, Kota Subulussalam memiliki potensi komoditas tambang baik itu mineral logam dan batubara maupun mineral bukan logam dan batuan. Mineral logam dan batubara meliputi ; biji besi, batubara, galena , emas, dan pirite. Mineral bukan logam dan batuan meliputi ; pasir kuarsa, batu kapur, batu kali, batu gunung, batu karang dan batu kuarsa. Beberapa investor telah melakukan eksplorasi di wilayah Kota Subulussalam terutama eksplorasi bijih besi DMP dan eksplorasi batubara.