Kerja praktek dilakukan di Kantor Dinas Pertambangan, Energi Dan Sumber Daya Mineral Kota Subulussalam. Kota ini terletak di Provinsi Aceh dan memiliki 5 kecamatan serta luas wilayah 1,391 km2. Kota ini juga memiliki beragam kondisi topografi, jenis tanah, dan sumber daya air yang meliputi sungai-sungai seperti Sungai Lae Soraya."
Makalah ini membahas tentang desertifikasi, yang didefinisikan sebagai degradasi lahan di daerah kering yang disebabkan oleh faktor iklim dan aktivitas manusia. Penyebab utama desertifikasi adalah lahan kering, perubahan penggunaan lahan, dan perubahan iklim global. Cara mengatasi desertifikasi meliputi reboisasi, penanaman tembok erosi, dan penyuburan tanah. Kasus desertifikasi di Indonesia terjadi di daerah Gunung Kidul akibat tanahnya
Dokumen tersebut membahas hubungan antara ilmu tanah dengan ilmu bumi lainnya seperti geografi, klimatologi, dan geologi. Ilmu tanah berkaitan dengan geografi karena kondisi geografis mempengaruhi sifat tanah. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah, sehingga ilmu tanah berhubungan dengan klimatologi. Aktivitas vulkanik yang dijelaskan geologi berpengaruh terhadap pembentukan tanah
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Laporan ini membahas pengukuran kemiringan lereng dengan berbagai alat. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi dengan meningkatkan aliran permukaan seiring kecuraman lereng. Alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain selang air, alat ukur tipe A, dan klinometer. Tujuan praktikum adalah mengetahui cara pengukuran kemiringan lereng dan membandingkan hasil pengukuran dengan berbagai alat.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya lahan khususnya tanah, mulai dari definisi lahan dan sumber daya lahan, komponen-komponen yang membentuk tanah, faktor-faktor pembentuk tanah, sifat-sifat tanah, sistem klasifikasi tanah menurut USDA, serta jenis-jenis ordo tanah.
Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) melibatkan penilaian morfologi, kemudahan dikerjakan, dan kestabilan lereng lahan untuk menentukan kemampuan lahan di suatu wilayah. Faktor-faktor yang dinilai meliputi jenis tanah, kemiringan, ketinggian, dan penggunaan lahan eksisting untuk menghasilkan peta SKL dengan nilai kemampuan lahan dari yang paling rendah hingga paling tinggi.
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
油
Kombinasi kalkulasi hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah, interaksi keruangan di dalam wilayah dan analisis ekonomi wilayah. Menggunakan Teori pusat pertumbuhan, pusat pelayanan skalogram guttman dan indeks sentralitas marshall, interaksi keruangan teori grafik kansky dan analisis ekonomi Location Quotient dan Shift Share
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
油
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
油
Penambangan batu bara di Kalimantan Selatan menimbulkan dampak lingkungan seperti pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran air disebabkan oleh asam sulfat dan kontaminasi radioaktif. Pencemaran udara berupa debu dan emisi gas rumah kaca. Sedangkan pencemaran tanah menghancurkan vegetasi dan mengubah ekosistem.
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk lahan fluvial yang terbentuk akibat proses aliran air seperti erosi, transportasi, dan sedimentasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti dataran banjir, teras sungai, dan gosong sungai."
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaSally Indah N
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas analisis interaksi keruangan antara Kota Cirebon dengan wilayah sekitarnya meliputi Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.
2. Metode yang digunakan adalah menganalisis data kuantitatif dan kualitatif serta menggunakan model matriks asal tujuan dan model gravitasi.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui seberapa
Dokumen ini membahas gambaran umum lokasi perancangan kota di Kelurahan Gedanganak dan Genuk, Semarang. Lokasi seluas 11,4 ha terletak di dua kelurahan tersebut. Secara umum memiliki kondisi fisik berupa topografi datar, curah hujan 2500-3000 mm/tahun, dan tanah latosol. Penggunaan lahan didominasi permukiman. Penduduk sebanyak 13.994 jiwa di Gedanganak dan 8.393 jiwa di Genuk. Prasarana
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Sistem Surjan merupakan sistem pengelolaan lahan rawa yang memadukan sistem sawah dan tegalan, memberikan pilihan komoditas seperti padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan untuk meningkatkan pangan dan pendapatan serta mengurangi risiko kegagalan panen. Sistem ini didukung oleh teknologi seperti penyiapan lahan, pengelolaan air, pemupukan, pemberian mulsa, varietas unggul, pola tanaman, dan kalender tan
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
. Pengertian Geografi Istilah geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratothenes ( 176-194 SM ). Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya tulisan atau lukisan. Jadi geografi adalah tulisan atau lukisan tentang bumi. Eratothenes merupakanpeletak dasar ilmu geografi.油 Menurut IGI (Ikatan Geograf Indonesia) geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang ke lingkungan (ekologis) dan kewilayahan (regional) dalam konteks keruangan
deliniasi tu sama aja kayak ngelompokin, bedakin, terus batas pembedanya pake garis. metodenya gampangnya ialah metode potong roti. jadi tu ada peta, kamu lapisin mika, terus digaris-garis, dibedain, dideliniasi mana yang permukiman, mana pendidikan, mana industri, dll, tapi secara digital. gitu. ini tugasnya bikin kamu nyelingkuhin waktu tidur. haha but that's just fine, kok. SEMANGAT, PLANNER !
1. Makalah ini membahas tentang perpetaan, termasuk definisi peta, jenis-jenis peta, hakekat dan manfaat peta, serta komposisi peta.
2. Ada beberapa jenis peta seperti peta berdasarkan skala, isi, sifat data, dan bentuknya. Peta bermanfaat untuk menunjukkan lokasi, arah, dan jarak serta memperlihatkan bentuk permukaan bumi.
3. Skala peta menunjukkan perbandingan ant
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuk-lahan di permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, serta proses-proses pembentukannya dan hubungannya dengan lingkungan. Ilmu ini mempelajari empat aspek utama yaitu morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoaransemen.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dari tahun 1994 hingga 2008. Perubahan penggunaan lahan terjadi karena pertambahan penduduk dan faktor lain seperti jarak aksesibilitas dan jumlah penduduk pendatang. Analisis menunjukkan luas lahan permukiman dan jasa/komersial meningkat, sementara lahan pertanian seperti kebun campur, sawah, dan tegalan menur
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan timbunan jalan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Double End Areas yaitu dengan mengambil rata-rata luas penampang di dua stasiun dan dikalikan dengan jarak kedua stasiun. Diagram massa digunakan untuk menggambarkan pemindahan tanah antar stasiun dan menentukan volume overhaul. Pedoman rancangan alinyemen horizontal dan vertikal serta penentapan
Provinsi Sumatera Utara terletak antara 1-4 derajat Lintang Utara dan 98-100 derajat Bujur Timur, berbatasan dengan Aceh, Selat Malaka, Riau, Sumatera Barat dan Samudera Hindia. Wilayahnya terdiri dari daratan dan perairan dengan topografi bervariasi antara dataran rendah, pegunungan dan dataran tinggi. Provinsi ini memiliki potensi bahaya alam seperti longsor, gempa, tsunami, banjir dan kebakaran hutan
Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) melibatkan penilaian morfologi, kemudahan dikerjakan, dan kestabilan lereng lahan untuk menentukan kemampuan lahan di suatu wilayah. Faktor-faktor yang dinilai meliputi jenis tanah, kemiringan, ketinggian, dan penggunaan lahan eksisting untuk menghasilkan peta SKL dengan nilai kemampuan lahan dari yang paling rendah hingga paling tinggi.
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
油
Kombinasi kalkulasi hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah, interaksi keruangan di dalam wilayah dan analisis ekonomi wilayah. Menggunakan Teori pusat pertumbuhan, pusat pelayanan skalogram guttman dan indeks sentralitas marshall, interaksi keruangan teori grafik kansky dan analisis ekonomi Location Quotient dan Shift Share
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
油
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
油
Penambangan batu bara di Kalimantan Selatan menimbulkan dampak lingkungan seperti pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran air disebabkan oleh asam sulfat dan kontaminasi radioaktif. Pencemaran udara berupa debu dan emisi gas rumah kaca. Sedangkan pencemaran tanah menghancurkan vegetasi dan mengubah ekosistem.
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk lahan fluvial yang terbentuk akibat proses aliran air seperti erosi, transportasi, dan sedimentasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti dataran banjir, teras sungai, dan gosong sungai."
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaSally Indah N
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas analisis interaksi keruangan antara Kota Cirebon dengan wilayah sekitarnya meliputi Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.
2. Metode yang digunakan adalah menganalisis data kuantitatif dan kualitatif serta menggunakan model matriks asal tujuan dan model gravitasi.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui seberapa
Dokumen ini membahas gambaran umum lokasi perancangan kota di Kelurahan Gedanganak dan Genuk, Semarang. Lokasi seluas 11,4 ha terletak di dua kelurahan tersebut. Secara umum memiliki kondisi fisik berupa topografi datar, curah hujan 2500-3000 mm/tahun, dan tanah latosol. Penggunaan lahan didominasi permukiman. Penduduk sebanyak 13.994 jiwa di Gedanganak dan 8.393 jiwa di Genuk. Prasarana
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Sistem Surjan merupakan sistem pengelolaan lahan rawa yang memadukan sistem sawah dan tegalan, memberikan pilihan komoditas seperti padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan untuk meningkatkan pangan dan pendapatan serta mengurangi risiko kegagalan panen. Sistem ini didukung oleh teknologi seperti penyiapan lahan, pengelolaan air, pemupukan, pemberian mulsa, varietas unggul, pola tanaman, dan kalender tan
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
. Pengertian Geografi Istilah geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratothenes ( 176-194 SM ). Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya tulisan atau lukisan. Jadi geografi adalah tulisan atau lukisan tentang bumi. Eratothenes merupakanpeletak dasar ilmu geografi.油 Menurut IGI (Ikatan Geograf Indonesia) geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang ke lingkungan (ekologis) dan kewilayahan (regional) dalam konteks keruangan
deliniasi tu sama aja kayak ngelompokin, bedakin, terus batas pembedanya pake garis. metodenya gampangnya ialah metode potong roti. jadi tu ada peta, kamu lapisin mika, terus digaris-garis, dibedain, dideliniasi mana yang permukiman, mana pendidikan, mana industri, dll, tapi secara digital. gitu. ini tugasnya bikin kamu nyelingkuhin waktu tidur. haha but that's just fine, kok. SEMANGAT, PLANNER !
1. Makalah ini membahas tentang perpetaan, termasuk definisi peta, jenis-jenis peta, hakekat dan manfaat peta, serta komposisi peta.
2. Ada beberapa jenis peta seperti peta berdasarkan skala, isi, sifat data, dan bentuknya. Peta bermanfaat untuk menunjukkan lokasi, arah, dan jarak serta memperlihatkan bentuk permukaan bumi.
3. Skala peta menunjukkan perbandingan ant
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuk-lahan di permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, serta proses-proses pembentukannya dan hubungannya dengan lingkungan. Ilmu ini mempelajari empat aspek utama yaitu morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoaransemen.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dari tahun 1994 hingga 2008. Perubahan penggunaan lahan terjadi karena pertambahan penduduk dan faktor lain seperti jarak aksesibilitas dan jumlah penduduk pendatang. Analisis menunjukkan luas lahan permukiman dan jasa/komersial meningkat, sementara lahan pertanian seperti kebun campur, sawah, dan tegalan menur
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan timbunan jalan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Double End Areas yaitu dengan mengambil rata-rata luas penampang di dua stasiun dan dikalikan dengan jarak kedua stasiun. Diagram massa digunakan untuk menggambarkan pemindahan tanah antar stasiun dan menentukan volume overhaul. Pedoman rancangan alinyemen horizontal dan vertikal serta penentapan
Provinsi Sumatera Utara terletak antara 1-4 derajat Lintang Utara dan 98-100 derajat Bujur Timur, berbatasan dengan Aceh, Selat Malaka, Riau, Sumatera Barat dan Samudera Hindia. Wilayahnya terdiri dari daratan dan perairan dengan topografi bervariasi antara dataran rendah, pegunungan dan dataran tinggi. Provinsi ini memiliki potensi bahaya alam seperti longsor, gempa, tsunami, banjir dan kebakaran hutan
DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat yang meliputi wilayah Bandung, Subang, Karawang, dan Bekasi. Sumber daya airnya berasal dari akuifer dangkal, tengah, dan dalam dengan kedalaman hingga 200m. Penggunaan lahan didominasi pemukiman, perkebunan, dan hutan yang mengalami degradasi.
Digital 126620 6576-analisis dampak-analisisaliftiarizki
油
Bab ini menganalisis kelayakan pembangunan PLTA Pamona 2 dari aspek teknis. Lokasi PLTA berada di Desa Sulewana, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Kondisi topografi dan geologi lokasi sangat mendukung pembangunan PLTA karena terdapat Danau Poso dan sungai dengan kemiringan yang cocok. Kondisi seismologi lokasi masuk zona gempa 5, sehingga perlu mempertimbangkan faktor keselamatan g
Kabupaten Rokan Hulu terletak di pulau Sumatera dengan luas wilayah 7.449,89 km2. Terdapat 3 sungai besar dan perbukitan seperti Bukit Simolombu. Penduduknya berjumlah 382.489 jiwa yang kebanyakan bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Masyarakatnya mayoritas beragama Islam dengan budaya Melayu seperti tarian tradisional dan seni bela diri sendeng.
Dokumen tersebut membahas rencana tata ruang Kabupaten Musi Banyuasin untuk periode 2011-2031. Rencana ini mengatur pemanfaatan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya dengan mempertimbangkan kebijakan tata ruang nasional, provinsi, dan kabupaten sebelumnya serta kriteria kawasan lindung seperti hutan, resapan air, sekitar danau dan sungai, serta kawasan rawan bencana.
Dokumen tersebut membahas tentang Gambaran Umum Kota Makassar, termasuk letak geografis, topografi, geologi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, dan rencana tata ruang wilayah Kota Makassar. Dokumen ini juga meninjau Kampung Wahdah Islamiyah di Kota Makassar, meliputi perkiraan jumlah penduduknya, serta persentase jumlah penduduk Kampung Wahdah terhadap total penduduk Kota Makass
Dokumen tersebut membahas pengelolaan lahan rawa dan pasang surut di Indonesia. Lahan rawa merupakan ekosistem yang luas dan potensial untuk pertanian, namun rawa memiliki karakteristik yang rapuh sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat. Dokumen menjelaskan penyebaran, klasifikasi, dan karakteristik tanah di berbagai zona rawa di Indonesia.
Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan 126 pulau yang tersebar, dengan luas total 2.093 km2 dan wilayah perairan 50.000 km2. Wilayahnya dibatasi oleh Selat Madura, Laut Jawa, Kabupaten Pamekasan, dan Laut Flores. Terdapat 27 kecamatan, 328 desa, dan jumlah penduduk 1.003.035 jiwa pada tahun 2005. Jenis tanah di Kabupaten ini beragam dan sebagian besar wilayahnya berada pada k
Dokumen tersebut merupakan bagian pendahuluan dari dokumen pelaksanaan penataan ruang Kabupaten Musi Rawas tahun 2008. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum dan profil Kabupaten Musi Rawas yang mencakup luas wilayah, batas wilayah, kondisi topografi, sistem transportasi, dan kondisi jaringan jalan di Kabupaten tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber-sumber keuangan negara khususnya pajak. Pajak dijelaskan sebagai kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, tanpa mendapat manfaat langsung. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan memiliki berbagai fungsi seperti membiayai infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, dan kebijakan ekon
Laporan ini menganalisis realisasi penerimaan daerah dari sektor pertambangan mineral dan batubara di Kota Subulussalam, Aceh pada tahun 2012-2013. Laporan ini diajukan untuk memenuhi syarat kurikulum Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Medan.
Laporan ini mengkaji realisasi penerimaan daerah Kota Subulussalam dari sektor pertambangan mineral dan batubara pada tahun 2012-2013. Penelitian ini dilakukan oleh Hardiansyah untuk memenuhi syarat kurikulum Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Medan.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. II-1
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Kerja Praktek dan Kesampaian Daerah
Kerja praktek dilakukan di Kantor Dinas Pertambangan, Energi Dan Sumber
Daya Mineral Kota Subulussalam. Lokasi Dinas beralamat di Jalan Teuku Umar
No.270 Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.
Kota Subulussalam berjarak + 210 kilometer dari Kota Medan, yang dapat
ditempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 6 jam.
2.2. Gambaran Umum Wilayah Kota Subulussalam
Kota Subulussalam adalah sebuah kota di Provinsi Aceh. Kota ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.
Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota Subulussalam
memiliki 5 kecamatan, yakni Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Penanggalan,
Kecamatan Rundeng, dan Kecamatan Sultan Daulat serta Kecamatan Longkib.
Motto Subulussalam adalah Sada Kata yang dapat diartikan penulis
sebagai SATU KATA. Secara umum makna motto tersebut adalah bahwa
kemungkinan segala sesuatunya harus berdasarkan kesepakatan bersama atau
dengan kata lain mempunyai maksud agar masyarakat Kota Subulussalam
menanamkan rasa kebersamaan dan tekad kuat.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2011 jumlah penduduk Kota Subulussalam tahun
mencapai 68.990 jiwa. Nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap
tahun sebesar 4,18 %.
Secara geografis, Kota Subulussalam yang memiliki luas wilyah 1,391 km2
dengan luas kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (賊43,3%),
sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan
(賊6,7%). Luas wilayah Kota Subulussalam dapat dilihat pada Tabel 2.1.
2. II-2
Tabel 2.1. Luas wilayah Kota Subulussalam
No Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Km族) % total
1 Simpang Kiri 14 213 15,3
2 Penanggalan 10 93 6,7
3 Rundeng 23 320 23,0
4 Sultan Daulat 17 602 43,3
5 Longkib 10 163 11,7
Jumlah 74 1.391 100,0
Sumber : BPS Subulussalam Dalam Angka Tahun 2012
2.3. Kondisi Geografis
Kota Subulussalam merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota di Provinsi
Aceh. Letak cukup strategis, karena dilewati oleh jalan nasional yang
menghubungkan kota-kota di pantai Barat-Selatan Provinsi Aceh dan merupakan
pintu masuk ke Aceh dari sebelah selatan karena berbatasan langsung dengan
Provinsi Sumatera Utara.
Secara Geografis, Kota Subulussalam terletak pada posisi 02属 27 30 - 03属 00
00 LU/ North Latitude dan 0 97属 45 00 - 98属 10 00 BT/ East Latitude. Kota
Subulussalam dalam konstelasi regional berada di bagian perbatasan antara
Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten
Dairi, Provinsi Sumatera Utara;
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak
Barat, Provinsi Sumatera Utara;
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Untuk lebih jelasnya letak Kota Subulussalam di Provinsi Aceh dapat dilihat
dalam bentuk peta tanpa skala pada Gambar 2.1.
4. II-4
2.4. Kondisi Topografi dan Morfologi
Berdasarkan karakteristik topografisnya, Kota Subulussalam diklasifikasikan
menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :
1. Dataran Rendah yang menjadi dominasi karakteristik bentang alam Kota
Subulussalam, dengan kemiringan 00 20 dengan prosentase luas terhadap luas
kota adalah 45%;
2. Daerah/dataran Landai dengan kemiringan 20 50 dengan prosentase luas
terhadap luas kota adalah 10,80%; dan
3. Dataran tinggi dengan kemiringan 50 150 dengan prosentase luas terhadap
luas kota adalah 26,45%.
4. Dataran perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan 150 1000, yaitu
daerah perbukitan dengan kemiringan 150 400 dengan prosentase luas
terhadap luas kota adalah 17%; dan daerah pegunungan terjal dengan
kemiringan melebihi 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah
1,12%.
Morfologi Kota Subulussalam secara umum bervariasi, baik morfologi berupa
perbukitan maupun morfologi bergelombang dan lahan datar. Morfologi Kota
Subulussalam berbukit di bagian timur dan kemudian semakin ke arah barat
semakin bergelombang dan mendatar.
Bagian tertinggi Kota Subulussalam mencapai ketinggian 1.000 mdpl, sedangkan
bagian terendah berada pada ketinggian 50 mdpl, sehingga dengan adanya margin
yang cukup tinggi antara ketinggian terendah dengan ketinggian tertinggi ini,
dapat dikatakan bahwa Kota Subulussalam memiliki kondisi morfologi yang unik
dimana baik dataran maupun pegunungan terdapat pada kota ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka morfologi di wilayah Kota Subulussalam dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal,
satuan morfologi perbukitan bergelombang, dan satuan morfologi pedataran.
1) Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang
tingginya antara 800 1.000 mdpl dan keterjalan lebih dari 40属. Aliran sungai
mempunyai pola dendritik sub dendritik, sebagian trellis karena mengikuti
5. II-5
pola patahan, dengan lembah sungai yang sempit, biasanya berbentuk V dan
sebagian kecil cenderung U, menunjukkan tingkat erosi muda menuju dewasa.
2) Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Landai, dicirikan oleh perbukitan
dengan ketinggian antara 100 800 mdpl dan kemiringan lereng antara 15尊 -
40尊. Pola aliran sungai dendritik, dengan lembah berbentuk U dan sebagian
berbentuk V, menunjukkan tingkat erosi dewasa. Satuan ini umumnya
ditempati oleh batuan vulkanik dan sedimen.
Satuan Morfologi Pedataran merupakan daerah datar atau dengan kemiringan
lereng antara 0属 hingga 15属 dan pola aliran anyaman braided stream yang
umum terjadi di daerah muara sungai.
2.5. Geologi dan Jenis Tanah
Beberapa jenis tanah yang membentuk struktur tanah di Kota Subulussalam terdiri
atas jenis tanah komplek PMK dan litosol, podsolik merah kuning (PMK),
organosol dan glei humus, komplek PMK, litosol dan latosol. Jenis tanah PMK
mendominasi pada wilayah utara dan timur Kota Subulussalam, sementara jenis
tanah Organosol dan Glei Humus mendominasi jenis tanah di wilayah selatan dan
barat Kota Subulussalam. Hanya sedikit saja sebaran jenis tanah PMK, Listosol
dan Latosol.
Adapun karakteristik khas jenis tanah di Kota Subulussalam adalah sebagai
berikut :
1. Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah
liat, porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis
tanah ini hanya sekitar 10 %, serta memiliki kandungan unsur hara yang
rendah. Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya
menahan air yang kurang baik serta peka terhadap erosi.
2. Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan
bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30
% bahan organik atau lebih 20 % bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah,
drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk
pertanian memerlukan drainase/irigasi.
6. II-6
3. Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat,
Kalium dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan
mantap, tidak ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat
diolah untuk pertanian sepanjang tahun.
Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan
Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase.
Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi yang
terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff,
volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam
didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang
memiliki komposisi terkecil adalah tuff.
Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur
Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan
Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota
Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan
Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara
pada areal hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi
boulder-sandstone mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi
Kota Subulussalam, terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan
Lae Batu-batu.
2.6. Hidrologi
Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk
kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi, maupun untuk kepentingan
lainnya. Kota Subulussalam memiliki potensi terkait dengan hal ini. Sumberdaya
air di Kota Subulussalam meliputi air permukaan yaitu air sungai dan rawa, serta
air tanah yang bersumber dari mata air. Salah satu potensi sumberdaya air adalah
Sungai Besar Lae Soraya yang memiliki hulu di Lawe Alas Aceh Tenggara.
Selain Lae Soraya, terdapat beberapa sungai lainnya dengan kapasitas yang lebih
kecil serta anak-anak sungai yang tersebar di Kota Subulussalam.
7. II-7
Secara umum, karakteristik sungai-sungai di Kota Subulussalam berkelok pendek
sehingga sering menimbulkan bencana genangan/luapan sungai, namun dengan
lebar sungai yang sangat memadai seperti Lae Soraya, beroptensi untuk dijadikan
sebagai media transportasi sungai. Sungai-sungai di Kota Subulussalam belum
bertanggul, juga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya bencana genangan
akibat luapan sungai.
Dalam hal pengelolaan Wilayah Sungai (WS), Kota Subulussalam termasuk ke
dalam WS Alas-Singkil sebagai WS lintas provinsi karena menjadi sumber air
bagi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, pengelolaan
WS yang melintasi Kota Subulussalam ini menjadi tanggung jawab pemerintah
provinsi, yang didasarkan pada Permen PU No.11A/PRT/M/2006.
Terdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan Kota Subulussalam,
yaitu DAS Lawe Alas, DAS Trumor, DAS Simpang Kanan, dan DAS Simpang
Kiri. Aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Subulussalam adalah:
1. Sungai Lae Soraya yang merupakan sungai besar yang melintasi Kota
Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui
Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip
hingga Kabupaten Aceh Singkil.
2. Sungai Lae Kombih yang membentang dari timur ke barat kota, mengalir dari
Provinsi Sumatera Utara melintasi Kecamatan Penanggalan, Kecamatan
Simpang Kiri dan Kecamatan Rundeng, bermuara pada Sungai Lae Soraya di
Kecamatan Rundeng.
3. Sungai Lae Batu-Batu mengalir melintasi Kecamatan Sultan Daulat dan
Kecamatan Rundeng, memiliki hulu di Kecamatan Sultan Daulat dan bermuara
di Lae Belegen, Menuju Lae Soraya.
4. Sungai Lae Biski yang merupakan hulu dari sungai Lae Batu-batu di
Kecamatan Sultan Daulat.
5. Sungai Lae Belegen yang mengalir dari Kecamatan Simpang Kiri menuju
Kecamatan Rundeng dan bermuara di Sungai Lae Soraya.
8. II-8
6. Sungai Lae Sarkea yang merupakan daerah hulu, mengalir dari Kecamatan
Penanggalan menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae
Belegen.
7. Sungai Lae Penuntungan di Kecamatan Penanggalan, bermuara di Sungai Lae
Sireprep.
8. Sungai Lae Sireprep yang merupakan daerah hulu di Kecamatan Penanggalan,
mengalir menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae
Belegen.
Adapun ukuran luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah Kota
Subulussalam dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Subulussalam
No Nama DAS Luas (Ha)
1 Sungai Lae Souraya 22,07
2 Sungai Lae Kombih 9,64
3 Sungai Lae Batu-Batu 8,40
4 Sungai Lae Biski 1,24
5 Sungai Lae Belegen 1,68
6 Sungai Lae Sarkea 2,20
7 Sungai Lae Penuntungan 0,97
8 Sungai Lae Sireprep 0,35
Kota Subulussalam 46,54
Sumber : Draft RTRW Kota SubulussalamTahun 2012
2.7. Keuangan Dan Perekonomian Daerah
Dari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kota Subulussalam, perlu
dilihat kemampuan Kota Subulussalam dalam membiayai belanja pembangunan.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBK) Kota Subulussalam
dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
9. II-9
Tabel 2.3 Ringkasan Realisasi APBK Kota Subulussalam Tahun 2008 - 2012
N
o
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
A.
PENDAPAT
AN
1 Pendapatan
Asli Daerah 1.514.408.21
1
3.054.708.673 3.361.400.822,81 6.830.438.999,60 6.099.446.461,29
2 Dana
Perimbangan 130.875.173.
732
230.106.065.261 220.961.849.060 240.664.207.050 284.034.414.099
3 Transfer
Pemerintah
Pusat Lainnya
441.825.800 1.777.350.000 38.858.463.338 58.858.997.040 10.737.772.000
4 Transfer
Pemerintah
Propinsi
4.072.921.27
4
10.350.532.209 4.419.882.846 17.108.469.933 7.881.673.161
5 Lain-lain
Pendapatan
yangSah
15.209.573.0
00
4.582.931.349 5.000.000.000 - 6.424.572.635
Jumlah
Pendapatan 152.113.902.
017
249.871.587.492 272.601.596.066,
81
323.462.113.022,
60
315.177.878.356,
29
B. BELANJA
1 Belanja
Operasi 119.245.409.
453
159.566.186.764 178.241.210.550 205.075.659.718,
33
230.877.911.414,
39
2 Belanja
Modal 31.582.911.2
65
75.370.839.320 86.473.311.900 99.192.262.694 61.788.343.756
3 Belanja Tidak
Terduga 330.565.000 770.989.500 406.787.400 384.000.000 236.340.000
4 Transfer
1.480.000.00
0
7.600.000.000 11.960.032.500 11.682.986.000 13.381.513.800
Jumlah
Belanja 152.638.885.
718
243.308.015.584 277.081.342.350 316.334.908.412,
33
306.284.108.970,
39
Surplus /
Defisit
Anggaran
(524.983.701,
00)
6.563.571.908 (4.479.746.283,1
9)
7.127.204.610,27 8.893.769.385,90
C.
PEMBIAYA
AN
1 Penerimaan
Pembiayaan 1.276.045.27
9
751.061.578 6.814.633.486 11.334.887.202,8
1
5.015.103.998,08
2 Pengeluaran
Pembiayaan - 500.000.000 1.000.000.000 13.480.987.815 11.906.842.200
Pembiayaan
Netto 1.276.045.27
9
251.061.578 5.814.633.486 (2.146.100.612,19
)
(6.891.738.201,9
2)
SisaLebih /
Kurang
Pembiayaan
Anggaran
751.061.578 6.814.633.486 1.334.887.202,81 4.981.103.998,08 2.002.031.183,98
Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota
SubulussalamTA. 2008-2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kota Subulussalam dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan, Pendapatan terbesar berasal dari dana
perimbangan. Ini menunjukkan bahwa Kota Subulussalam masih membutuhkan
10. II-10
dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan
dari sisi pembelanjaan, belanja Operasi memiliki peningkatan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan belanja Modal.
Khusus untuk pembangunan dibidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBK
mengalami penurunan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan dibidang sanitasi kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari
Pemerintah Kota Subulussalam. Adapun realisasi anggaran belanja modal sanitasi
Kota Subulussalam, dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.4 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk
No SKPK
Tahun Rata-rata
Pertumbu
han2008 2009 2010 2011 2012
1
Dinas Pekerjaan
Umum
-
3.925.500.00
0
1.401.025.0
00
2.738.755.0
00
1.918.083
1.a Investasi -
3.925.500.00
0
1.401.025.0
00
2.738.755.0
00
1.918.083
1.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- - - - -
2
Badan
Lingkungan
Hidup, KPPK
-
1.351.909.00
0
974.124.00
0
876.852.00
0
433.038.000
2.a Investasi -
1.185.953.00
0
809.877.00
0
696.220.00
0
241.660.000
2.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- 165.956.000
164.247.00
0
180.632.00
0
191.378.000
3 Dinas Kesehatan - - - - 20.920.000
3.a Investasi - - - - 20.920.000
3.b
Operasional/Peme
liharaan (OM)
- - - - -
4 BelanjaSanitasi -
5.277.409.00
0
2.375.149.0
00
3.615.607.0
00
455.876.083
5 Pendanaan
Investasi Sanitasi
- 5.111.453.00
0
2.210.902.0
00
3.434.975.0
00
264.498.083
6 Pendanaan OM - 165.956.000
164.247.00
0
180.632.00
0
191.378.000
7
Belanja
Langsung
31.582.91
1.265
75.370.839.3
20
86.473.311.
900
99.192.262.
694
61.788.343.
756
8
Proporsi Belanja
Sanitasi / Belanja
Langsung
- 0,07 0,03 0,04 0,01
9
Proporsi Investasi
Sanitasi / Total
Belanja Sanitasi
- 0,97 0,93 0,95 0,58
10
Proporsi OM
Sanitasi / Total
Belanja Sanitasi
- 0,03 0,07 0,05 0,42
Sumber: Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota
SubulussalamTA. 2008-2012
11. II-11
Tabel 2.5 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Subulussalam Tahun 2008-2012
No Deskripsi
Tahun
Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
1
Total Belanja
Sanitasi Kota
Subulussalam
- 5.277.409.000 2.375.149.000 3.615.607.000 455.876.083 2.344.808.217
2
Jumlah
Penduduk
69.776 68.729 67.446 68.990 70.520
69.092
Belanja Sanitasi
Perkapita (1/2)
0,00
76.786 35.216 52.408 6.464 34.175
Sumber : APBK dan BPS TA. 2008-2012, diolah.
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, dapat dilihat
dari pertumbuhan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Dari tahun
ke tahun, PDRB Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Kenaikan PDRB tersebut diikuti oleh peningkatan pendapatan
perkapita (PDRB perkapita) Kota Subulussalam. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi makro Indonesia.
Data perekonomian di Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.6 Tabel Peta Perekonomian Kota Subulussalam Tahun 2007-2011
No Deskripsi
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1
PDRB harga konstan
(struktur perekonomian)
(Rp.)
226.182,02 237.180,80 247.857,72 260.919,81 276.339,58
2
Pendapatan Perkapita Kota
(Rp.)
3.610.594,- 3.690.841,- 3.760.548,- 3.868.575,- 4.005.502,-
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) -1,65 2,22 1,89 2,87 3,54
Sumber : BPS Kota Subulussalam2012
2.8. Potensi Komoditas Tambang Kota Subulussalam
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan, Energi
Dan Sumber Daya Mineral Kota Subulussalam, Kota Subulussalam memiliki
potensi komoditas tambang baik itu mineral logam dan batubara maupun mineral
bukan logam dan batuan.
Mineral logam dan batubara meliputi ; biji besi, batubara, galena , emas, dan
pirite. Mineral bukan logam dan batuan meliputi ; pasir kuarsa, batu kapur, batu
kali, batu gunung, batu karang dan batu kuarsa. Beberapa investor telah
melakukan eksplorasi di wilayah Kota Subulussalam terutama eksplorasi bijih
besi DMP dan eksplorasi batubara.