Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptxLukmanHakim402204
油
BUDAYA POSITIF
Adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang baik di sekolah yang berpihak pada murid, agar murid bisa berkembang menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
a. Disiplin Positif dan Nilai-Nilai Kebajikan Universal
b. Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
c. Keyakinan Kelas
d. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
e. Posisi Kontrol
f. Segitiga Restitusi
SEGITIGA RESTITUSI
Adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya, agar mereka bisa kembali kepada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Diane Gossen: 2001)
LANGKAH-LANGKAH SEGITIGA RESTITUSI
1. Menstabilkan Identitas
Membuat kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran
Mengubah identitas gagal ke identitas sukses
2. Validasi Tindakan yang Salah
Setiap tindakan/perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu
Guru akan mengubah pandangannya dari pemikiran stimulus respon ke cara berpikir proaktif
Mengenali dan mengakui kebutuhan akan memperbaiki hubungan dengan murid
3. Menanyakan Keyakinan
Murid akan diberi pertanyaan-pertanyaan bermakna untuk memunculkan motivasi secara instrinsik
Murid mampu mengaitkan keyakinannya dengan tindakan yang salah
1. TOPI PUTIH: (Informasi terkait pengalaman selama pembelajaran).
29 September 3 Oktober 2023. Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep Mandiri.
Pada kegiatan ini, saya mempelajari konsep inti Budaya Positif (Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebijakan Universal. Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan. Keyakinan Kelas. 5 Kebutuhan Dasar Manusia. 5 Posisi Kontrol. Segitiga Restitusi) secara mandiri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di dalamnya.
4 5 Oktober 2023. Eksplorasi Konsep Forum Diskusi.
Pada kegiatan ini, sambil mempelajari konsep ini Budaya Positif, saya berdiskusi bersama fasilitator dan sesama CGP secara daring.
6 Oktober 2023. Ruang Kolaborasi Sesi 1.
Pada kegiatan ini, saya berdiskusi dengan fasilitator dan sesama anggota kelompok CGP secara virtual terkait beberapa simulasi kasus yang diberikan, dan memecahkan kasus tersebut dengan Segitiga Restitusi. Kegiatannya dimulai dari pukul 15.00 17.30 WIB.
7 Oktober 2023. Ruang Kolaborasi Sesi 2.
Pada kegiatan ini, saya bersama anggota kelompok melakukan presentasi kepada kelompok lain terkait beberapa kasus yang terjadi di sekolah dengan penerapan Segitiga Restitusi secara virtual. Kegiatannya dari pukul 13.00 15.30 WIB.
10 11 Oktober 2023. Demonstrasi Kontekstual.
Pada kegiatan ini, saya melakukan praktek penerapan Segitiga Restitusi di sekolah terhadap satu murid dengan dua kasus yang berbeda.
12 Oktober 2023. Elaborasi Pemahaman.
Pada kegiatan ini, saya berdiskusi dan tanya jawab untuk memperdalam konsep-konsep inti Budaya Positif dengan instruktur Niky Noberta, fasilitator, dan sesama CGP.
Trims.
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptxEDYSUSENO4
油
file ini materi berisi tentang materi pendidikan guru penggerak angkatan 10 balai besaar guru penggerak sumatra utara, materi ini tentang budaya positif yang akan didimplementasi di sekolah dengan menggunakan restitusi budaya positif yang dimaksud adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid. Hal itu dilakukan agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Dalam kebanyakan sekolah di Indonesia, contoh budaya sekolah yang sudah berjalan dengan baik adalah budaya senyum, salam, dan sapa. Tentunya, budaya sekolah tersebut masih perlu dilaksanakan mengingat perannya yang dapat membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman. trimakasih
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxtitikhandayani17
油
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positif.
Melalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepat
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxtitikhandayani17
油
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positif.
Melalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepat
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
2. Budaya Positif
Disiplin Positif & Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
Teori
Motivasi,Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
Keyakinan Kelas
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
Restitusi - 5 Posisi
Kontrol
Restitusi - Segitiga
Restitusi
3. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
1.
Pemberian hukuman dengan hal positif seperti
membaca atau membersihkan halaman sekolah
dapat meningkatkan disiplin anak.
2.
Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi
belajar anak.
3.
Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
4. Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan
Ada A dan B (Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga
untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu
tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara
untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk,
mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka
kepalan tangan Anda.
Apa yang terjadi?
5. Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
Ilusi guru mengontrol murid.
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
6. Ilusi guru mengontrol murid
Ilusi guru mengontrol murid
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-
bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi
murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu,
adalah suatu usaha untuk mengontrol murid
tersebut.
Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid
tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk
menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru
untuk berusaha.
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-
bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi
murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu,
adalah suatu usaha untuk mengontrol murid
tersebut.
Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid
tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk
menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru
untuk berusaha.
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa
murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid
tersebut memilih untuk tidak melakukannya.
Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol
perilaku murid, hal demikian terjadi karena
murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol.
Saat itu bentuk kontrol guru menjadi
kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut.
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua
perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap
perilaku yang tidak disukai.
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa
murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid
tersebut memilih untuk tidak melakukannya.
Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol
perilaku murid, hal demikian terjadi karena
murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol.
Saat itu bentuk kontrol guru menjadi
kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut.
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua
perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap
perilaku yang tidak disukai.
Ilusi bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat
Ilusi bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat
7. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan
karakter.
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan
karakter.
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa
mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat
murid-murid berbuat hal-hal tertentu.
Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada
sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran
kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan
efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah
hubungan permusuhan akan terbentuk.
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa
mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat
murid-murid berbuat hal-hal tertentu.
Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada
sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran
kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan
efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah
hubungan permusuhan akan terbentuk.
Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk
mengontrol murid menuju pada identitas gagal.
Mereka belajar untuk merasa buruk tentang
diri mereka.
Mereka mengembangkan dialog diri yang
negatif.
Kadang kala sulit bagi guru untuk
mengidentifikasi bahwa mereka sedang
melakukan perilaku ini, karena seringkali guru
cukup menggunakan suara halus untuk
menyampaikan pesan negatif.
Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk
mengontrol murid menuju pada identitas gagal.
Mereka belajar untuk merasa buruk tentang
diri mereka.
Mereka mengembangkan dialog diri yang
negatif.
Kadang kala sulit bagi guru untuk
mengidentifikasi bahwa mereka sedang
melakukan perilaku ini, karena seringkali guru
cukup menggunakan suara halus untuk
menyampaikan pesan negatif.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki
hak untuk memaksa.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki
hak untuk memaksa.
9. Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership,
1991) mengatakan bahwa :
..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,
ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki
cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan
kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda
berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema
pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang
realitas.
10. Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Evaluasi yang Berkala
12. Dalam budaya kita, makna kata disiplin
dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan
seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung
menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan
13. "Untuk menciptakan murid yang merdeka,
syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang
kuat, yaitu disiplin diri, yang memiliki motivasi
internal. Jika kita tidak mempunyai itu, maka kita
perlu orang lain untuk mendisiplinkan kita
(motivasi eksternal)
Menurut Ki Hadjar Dewantara :
14. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah
menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin
diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan
mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan
memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
16. Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991)
mengatakan bahwa :
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin
dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa,
agama maupun latar belakang.
Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol,
1984)
Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya
akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan
mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998)
Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil
Pelajar Pancasila.
Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global,
Bergotong royong , Mandiri, Kreatif, Bernalar Kritis
17. REFLEKSI DIRI
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat
teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak
ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi
karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan
tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda?
1.
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah
yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda
di sekolah?
2.
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan
disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada
perilaku murid-murid Anda
3.
18. Penerapan Disiplin Positif
Menciptakan lingkungan yang positif --> setiap warga sekolah dan
pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan
menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
Menciptakan lingkungan yang positif -- setiap warga sekolah dan
pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan
menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
20. Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Seluruh tindakan yang kita lakukan
memiliki tujuan tertentu dan semua usaha terbaik yang kita lakukan
adalah dalam rangka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik.
21. Kasih sayang dan Rasa diterima
(Kebutuhan untuk diterima)
Penguasaan
(Kebutuhan Pengakuan atas kemampuan)
Kebebasan (Kebutuhan akan pilihan)
Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang)
Kebutuhan bertahan hidup
Kebutuhan Dasar Manusia
freedom
fun
survive
love and
belonging
power
22. Teori Motivasi perilaku Manusia
Evaluasi yang Berkala
Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
Apa yang terjadi jika saya tidak melakukannya?
Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya ?
Untuk menghargai diri sendiri
Saya akan menjadi orang yang seperti apa?
Motivasi Eksternal
Motivasi Eksternal
Motivasi Internal
Tujuan Disiplin Positif
23. Evaluasi yang Berkala
1
2
Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau
hukuman
Untuk mendapatkan
imbalan atau pujian dari
orang lain
Motivasi Internal
Untuk menjadi orang
yang mereka inginkan
dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai
yang mereka percaya
Menghindari
pemberian hukuman
atau hadiah berlebih
untuk meminimalisir
motivasi eksternal dari
dalam diri murid
Seharusnya
24. Mari liat diri kita sendiri ....
Apa motivasi Anda melakukan
sesuatu? menghindari hukuman?
mendapatkan pujian? atau
menghargai diri sendiri?
26. Penghargaan Menghukum Penghargaan tidak
efektif
Pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang
Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang
melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk.
Dorongannya eksternal dan ada faktor ketergantungan. beberapa dampak dari pemberian penghargaan
(Alfie Khon, 1993)
Dihukum Oleh penghargaan
Penghargaan mengurangi
ketepatan Penghargaan merusak hubungan
Penghargaan
menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan
kreatifitas
Penghargaanmengurangi
motivasi intrinsik
29. Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan
terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah.
1.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat
hadir di sekolah.
2.
Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak
menggunakan topi saat upacara.
3.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat-
coret.
4.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar.
5.
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian
karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah.
6.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10
menit saat pelajaran olahraga.
7.
Hukuman atau konsekuensi ?
Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi?
............................................................
................................................................
...............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
................................................................
30. Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan
terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah.
1.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat
hadir di sekolah.
2.
Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak
menggunakan topi saat upacara.
3.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat-
coret.
4.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar.
5.
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian
karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah.
6.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10
menit saat pelajaran olahraga.
7.
Hukuman atau konsekuensi ?
Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi?
............................................................
................................................................
...............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
................................................................
Hukuman
Hukuman
Hukuman
Konsekuensi
Konsekuensi
Hukuman
Konsekuensi
33. Apa itu
RESTITUSI?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka inginkan (tujuan mulia), dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
34. 9 Ciri RESTITUSI
Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan
1.
Memperbaiki hubungan
2.
Tawaran, bukan paksaan
3.
Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
4.
Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5.
Restitusi diri adalah cara yang paling baik
6.
Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
7.
Restitusi fokus pada solusi
8.
Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya
9.
36. mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm saat mengendarai sepeda
motor?
Mengapa kita harus menerapkan 5M?
Mengapa kita punya peraturan untuk tepat waktu datang ke pelatihan?
Mengapa tidak peraturan saja? Mengapa harus
keyakinan kelas?
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang disebut sebagai suatu keyakinan,
yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
38. Selalu kembalikan buku ke tempatnya
1.
Dilarang menganggu orang lain
2.
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
3.
Dilarang melakukan kekerasan
4.
Dilarang menggunakan narkoba
5.
Bergantian/menunggu giliran
6.
Gunakan masker
7.
Jangan berlari di kelas/koridor
8.
Peraturan - Keyakinan Kelas
Peraturan: Keyakinan Kelas
............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
39. Selalu kembalikan buku ke tempatnya
1.
Dilarang menganggu orang lain
2.
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
3.
Dilarang melakukan kekerasan
4.
Dilarang menggunakan narkoba
5.
Bergantian/menunggu giliran
6.
Gunakan masker
7.
Jangan berlari di kelas/koridor
8.
Peraturan - Keyakinan Kelas
Peraturan: Keyakinan Kelas
............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
Tanggungjawab
Menghormati orang lain
Menghormati orang lain/berkomitmen
keselamatan/menghormati orang lain
Kesehatan
Menghormati orang lain /bersabar
kesehatan/keselamatan
keselamatan/keamanan
40. Restitusi - 5 Posisi kontrol
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari
solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti
apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan
orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
42. Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun
verbal. Orangorang yang menjalankan posisi penghukum,
senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat
yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guruguru
yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: Patuhi aturan
saya, atau awas! Kamu selalu saja salah! Selalu, pasti selalu yang
terakhir selesai Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu
cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
Penghukum:
43. Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat
rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang
lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang
keluar dengan lembut akan seperti: Ibu sangat kecewa sekali
dengan kamu Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?
Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini? Di
posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri
mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan
orang-orang disayanginya
Pembuat Merasa Bersalah:
44. Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif
ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru
dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor
untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: Ayo bantulah, demi
bapak ya? Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini? Ya sudah kali ini
tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan. Hal negatif dari posisi teman adalah
bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan
berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid merasa dikecewakan, dan
tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya
akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan
tergantung pada guru tersebut.
TEMAN :
45. Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung
jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau
berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan
menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi
kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau.
Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: Peraturannya apa? Apa
yang telah kamu lakukan? Sanksi atau konsekuensinya apa? Seorang
pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan
menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal
dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam
mengontrol murid
PEMANTAU:
46. Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan
demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi
tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita
menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita
perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang
manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis
kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan
pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada
MANAJER :
47. Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan
demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi
tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita
menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita
perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang
manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis
kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan
pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada
MANAJER :
51. Kalimat yang biasa digunakan :
Berbuat salah itu tidak apa-apa.
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi
Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu
sendiri?
Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
1.
52. Kalimat yang biasa digunakan : Padahal kamu bisa
melakukan yang lebih buruk dari ini ya?
Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal
itu
Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena
kamu telah melindungi sesuatu yang penting
buatmu.
Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu
harus menambahkan sikap yang baru.
2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)
53. Kalimat yang biasa digunakan :
Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)