際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Diseminasi Budaya
Positif
Oleh :
Asih Widayanti, S.Pd.
CGP Angkatan 11
Kabupaten Purworejo
Aksi Nyata
Aksi Nyata
Budaya Positif
Disiplin Positif & Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
Teori
Motivasi,Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
Keyakinan Kelas
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
Restitusi - 5 Posisi
Kontrol
Restitusi - Segitiga
Restitusi
Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
1.
Pemberian hukuman dengan hal positif seperti
membaca atau membersihkan halaman sekolah
dapat meningkatkan disiplin anak.
2.
Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi
belajar anak.
3.
Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan
Ada A dan B (Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga
untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu
tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara
untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk,
mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka
kepalan tangan Anda.
Apa yang terjadi?
Perubahan Paradigma Teori Kontrol
(Ilusi Kontrol)
Ilusi guru mengontrol murid.
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Ilusi guru mengontrol murid
Ilusi guru mengontrol murid
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-
bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi
murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu,
adalah suatu usaha untuk mengontrol murid
tersebut.
Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid
tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk
menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru
untuk berusaha.
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-
bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi
murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu,
adalah suatu usaha untuk mengontrol murid
tersebut.
Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid
tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk
menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru
untuk berusaha.
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa
murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid
tersebut memilih untuk tidak melakukannya.
Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol
perilaku murid, hal demikian terjadi karena
murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol.
Saat itu bentuk kontrol guru menjadi
kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut.
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua
perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap
perilaku yang tidak disukai.
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa
murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid
tersebut memilih untuk tidak melakukannya.
Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol
perilaku murid, hal demikian terjadi karena
murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol.
Saat itu bentuk kontrol guru menjadi
kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut.
Teori Kontrol menyatakan bahwa semua
perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap
perilaku yang tidak disukai.
Ilusi bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat
Ilusi bahwa semua penguatan positif
efektif dan bermanfaat
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan
karakter.
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat menguatkan
karakter.
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa
mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat
murid-murid berbuat hal-hal tertentu.
Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada
sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran
kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan
efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah
hubungan permusuhan akan terbentuk.
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa
mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat
murid-murid berbuat hal-hal tertentu.
Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada
sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran
kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan
efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah
hubungan permusuhan akan terbentuk.
Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk
mengontrol murid menuju pada identitas gagal.
Mereka belajar untuk merasa buruk tentang
diri mereka.
Mereka mengembangkan dialog diri yang
negatif.
Kadang kala sulit bagi guru untuk
mengidentifikasi bahwa mereka sedang
melakukan perilaku ini, karena seringkali guru
cukup menggunakan suara halus untuk
menyampaikan pesan negatif.
Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk
mengontrol murid menuju pada identitas gagal.
Mereka belajar untuk merasa buruk tentang
diri mereka.
Mereka mengembangkan dialog diri yang
negatif.
Kadang kala sulit bagi guru untuk
mengidentifikasi bahwa mereka sedang
melakukan perilaku ini, karena seringkali guru
cukup menggunakan suara halus untuk
menyampaikan pesan negatif.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki
hak untuk memaksa.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki
hak untuk memaksa.
Bagaimana seseorang bisa
berubah dari paradigma
Stimulus-Respon kepada
pendekatan teori Kontrol?
Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership,
1991) mengatakan bahwa :
..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,
ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki
cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan
kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda
berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema
pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang
realitas.
Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Evaluasi yang Berkala
Makna Disiplin
Ketika mendengar kata disiplin, apa yang
terbayang di benak Anda? Apa yang
terlintas di pikiran Anda?
Dalam budaya kita, makna kata disiplin
dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan
seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung
menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan
"Untuk menciptakan murid yang merdeka,
syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang
kuat, yaitu disiplin diri, yang memiliki motivasi
internal. Jika kita tidak mempunyai itu, maka kita
perlu orang lain untuk mendisiplinkan kita
(motivasi eksternal)
Menurut Ki Hadjar Dewantara :
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah
menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin
diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan
mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan
memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
Nilai-Nilai Kebajikan
Universal
Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991)
mengatakan bahwa :
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin
dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa,
agama maupun latar belakang.
Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol,
1984)
Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya
akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan
mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998)
Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil
Pelajar Pancasila.
Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global,
Bergotong royong , Mandiri, Kreatif, Bernalar Kritis
REFLEKSI DIRI
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat
teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak
ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi
karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan
tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda?
1.
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah
yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda
di sekolah?
2.
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan
disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada
perilaku murid-murid Anda
3.
Penerapan Disiplin Positif
Menciptakan lingkungan yang positif --> setiap warga sekolah dan
pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan
menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
Menciptakan lingkungan yang positif -- setiap warga sekolah dan
pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan
menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
Teori
Motivasi,Hukuman,Penghargaan,
Restitusi
Hukuman dan Penghargaan
Pendekatan Restitusi
KonsepTeori Motivasi
Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Seluruh tindakan yang kita lakukan
memiliki tujuan tertentu dan semua usaha terbaik yang kita lakukan
adalah dalam rangka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik.
Kasih sayang dan Rasa diterima
(Kebutuhan untuk diterima)
Penguasaan
(Kebutuhan Pengakuan atas kemampuan)
Kebebasan (Kebutuhan akan pilihan)
Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang)
Kebutuhan bertahan hidup
Kebutuhan Dasar Manusia
freedom
fun
survive
love and
belonging
power
Teori Motivasi perilaku Manusia
Evaluasi yang Berkala
Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
Apa yang terjadi jika saya tidak melakukannya?
Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya ?
Untuk menghargai diri sendiri
Saya akan menjadi orang yang seperti apa?
Motivasi Eksternal
Motivasi Eksternal
Motivasi Internal
Tujuan Disiplin Positif
Evaluasi yang Berkala
1
2
Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau
hukuman
Untuk mendapatkan
imbalan atau pujian dari
orang lain
Motivasi Internal
Untuk menjadi orang
yang mereka inginkan
dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai
yang mereka percaya
Menghindari
pemberian hukuman
atau hadiah berlebih
untuk meminimalisir
motivasi eksternal dari
dalam diri murid
Seharusnya
Mari liat diri kita sendiri ....
Apa motivasi Anda melakukan
sesuatu? menghindari hukuman?
mendapatkan pujian? atau
menghargai diri sendiri?
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
Penghargaan Menghukum Penghargaan tidak
efektif
Pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang
Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang
melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk.
Dorongannya eksternal dan ada faktor ketergantungan. beberapa dampak dari pemberian penghargaan
(Alfie Khon, 1993)
Dihukum Oleh penghargaan
Penghargaan mengurangi
ketepatan Penghargaan merusak hubungan
Penghargaan
menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan
kreatifitas
Penghargaanmengurangi
motivasi intrinsik
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan
terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah.
1.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat
hadir di sekolah.
2.
Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak
menggunakan topi saat upacara.
3.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat-
coret.
4.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar.
5.
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian
karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah.
6.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10
menit saat pelajaran olahraga.
7.
Hukuman atau konsekuensi ?
Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi?
............................................................
................................................................
...............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
................................................................
Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan
terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah.
1.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat
hadir di sekolah.
2.
Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak
menggunakan topi saat upacara.
3.
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat-
coret.
4.
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena
tersenggol pada saat belajar.
5.
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian
karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah.
6.
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10
menit saat pelajaran olahraga.
7.
Hukuman atau konsekuensi ?
Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi?
............................................................
................................................................
...............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
................................................................
Hukuman
Hukuman
Hukuman
Konsekuensi
Konsekuensi
Hukuman
Konsekuensi
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
RESTITUSI
Apa itu
RESTITUSI?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka
bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka inginkan (tujuan mulia), dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
9 Ciri RESTITUSI
Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan
1.
Memperbaiki hubungan
2.
Tawaran, bukan paksaan
3.
Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
4.
Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5.
Restitusi diri adalah cara yang paling baik
6.
Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
7.
Restitusi fokus pada solusi
8.
Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya
9.
KEYAKINAN
KELAS
mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm saat mengendarai sepeda
motor?
Mengapa kita harus menerapkan 5M?
Mengapa kita punya peraturan untuk tepat waktu datang ke pelatihan?
Mengapa tidak peraturan saja? Mengapa harus
keyakinan kelas?
Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang disebut sebagai suatu keyakinan,
yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
1.
Dilarang menganggu orang lain
2.
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
3.
Dilarang melakukan kekerasan
4.
Dilarang menggunakan narkoba
5.
Bergantian/menunggu giliran
6.
Gunakan masker
7.
Jangan berlari di kelas/koridor
8.
Peraturan - Keyakinan Kelas
Peraturan: Keyakinan Kelas
............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
1.
Dilarang menganggu orang lain
2.
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
3.
Dilarang melakukan kekerasan
4.
Dilarang menggunakan narkoba
5.
Bergantian/menunggu giliran
6.
Gunakan masker
7.
Jangan berlari di kelas/koridor
8.
Peraturan - Keyakinan Kelas
Peraturan: Keyakinan Kelas
............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.............................................................
............................................................
............................................................
............................................................
Tanggungjawab
Menghormati orang lain
Menghormati orang lain/berkomitmen
keselamatan/menghormati orang lain
Kesehatan
Menghormati orang lain /bersabar
kesehatan/keselamatan
keselamatan/keamanan
Restitusi - 5 Posisi kontrol
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Restitusi adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari
solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti
apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan
orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
5 Posisi Kontrol
Guru
Pembuat Orang merasa
bersalah
Teman
Pemantau
Manajer
Penghukum
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun
verbal. Orangorang yang menjalankan posisi penghukum,
senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat
yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guruguru
yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: Patuhi aturan
saya, atau awas! Kamu selalu saja salah! Selalu, pasti selalu yang
terakhir selesai Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu
cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
Penghukum:
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat
rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang
lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang
keluar dengan lembut akan seperti: Ibu sangat kecewa sekali
dengan kamu Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?
Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini? Di
posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri
mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan
orang-orang disayanginya
Pembuat Merasa Bersalah:
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif
ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru
dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor
untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: Ayo bantulah, demi
bapak ya? Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini? Ya sudah kali ini
tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan. Hal negatif dari posisi teman adalah
bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan
berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid merasa dikecewakan, dan
tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya
akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan
tergantung pada guru tersebut.
TEMAN :
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung
jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau
berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan
menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi
kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau.
Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: Peraturannya apa? Apa
yang telah kamu lakukan? Sanksi atau konsekuensinya apa? Seorang
pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan
menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal
dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam
mengontrol murid
PEMANTAU:
Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan
demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi
tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita
menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita
perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang
manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis
kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan
pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada
MANAJER :
Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan
demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi
tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita
menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita
perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang
manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis
kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan
pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada
MANAJER :
Dimana posisi Anda sekarang?
Restitusi - Segitiga Restitusi
Proses 3 tahapan berdasarkan pada Teori Kontrol :
Restitusi - Segitiga Restitusi
Kalimat yang biasa digunakan :
Berbuat salah itu tidak apa-apa.
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi
Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu
sendiri?
Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
1.
Kalimat yang biasa digunakan : Padahal kamu bisa
melakukan yang lebih buruk dari ini ya?
Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal
itu
Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena
kamu telah melindungi sesuatu yang penting
buatmu.
Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu
harus menambahkan sikap yang baru.
2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)
Kalimat yang biasa digunakan :
Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
terima kasih

More Related Content

Similar to AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf (20)

Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya PositifPowerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
MeitiRosilawatiSpd
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWATPengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
astuti511
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptxbudayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
RitaYuliana10
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxaksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
titikhandayani17
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
AjiFauzi8
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
presentasi budaya positif guru penggerak.pptx
presentasi budaya positif guru penggerak.pptxpresentasi budaya positif guru penggerak.pptx
presentasi budaya positif guru penggerak.pptx
erviliawati22
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
herunugroho08
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptxDiseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
RiyantoTho1
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxDISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
ArifHidayat432514
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
AndrianSaputra18
Budaya Positif
Budaya PositifBudaya Positif
Budaya Positif
AvanzaNingSucipto
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Widiawati92
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada SiswaMateri Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
mukhlisds
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
RofinaSaina
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru PenggerakPPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
AndanSusantoIcn
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptxTUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
JoikeViksenWeken
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptxELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
stefanussanju26
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
novriwaldi31
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptxSOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
ssuserd0af09
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya PositifPowerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
MeitiRosilawatiSpd
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWATPengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
astuti511
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptxbudayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
budayapostif-230528084734-e7ff73a7 Yul.pptx
RitaYuliana10
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxaksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptx
titikhandayani17
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
AjiFauzi8
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
presentasi budaya positif guru penggerak.pptx
presentasi budaya positif guru penggerak.pptxpresentasi budaya positif guru penggerak.pptx
presentasi budaya positif guru penggerak.pptx
erviliawati22
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
Budaya positif modul 1.4 cgp angkatan 10
herunugroho08
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptxDiseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
Diseminasi Budaya Positif pendidikan guru penggerak.pptx
RiyantoTho1
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptxDISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
DISEMINASI MATERI BUDAYA POSITIF.pptx
ArifHidayat432514
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
AndrianSaputra18
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Widiawati92
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada SiswaMateri Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
mukhlisds
Budaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptxBudaya Postif.pptx
Budaya Postif.pptx
RofinaSaina
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru PenggerakPPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
AndanSusantoIcn
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptxTUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
JoikeViksenWeken
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptxELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
stefanussanju26
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
Diseminasi Budaya PoBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBs...
novriwaldi31
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptxSOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
SOSIALISASI BUDAYA POSITIF2.pptx
ssuserd0af09

Recently uploaded (20)

BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd

AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf

  • 1. Diseminasi Budaya Positif Oleh : Asih Widayanti, S.Pd. CGP Angkatan 11 Kabupaten Purworejo Aksi Nyata Aksi Nyata
  • 2. Budaya Positif Disiplin Positif & Nilai-Nilai Kebajikan Universal Teori Motivasi,Hukuman dan Penghargaan, Restitusi Keyakinan Kelas Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas Restitusi - 5 Posisi Kontrol Restitusi - Segitiga Restitusi
  • 3. Hukuman dapat mendisiplinkan anak. 1. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak. 2. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak. 3. Pertanyaan Pemantik Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
  • 4. Perubahan Paradigma Kegiatan Kepalan Tangan Ada A dan B (Anda dan teman Anda). Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan. Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda. Apa yang terjadi?
  • 5. Perubahan Paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol) Ilusi guru mengontrol murid. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
  • 6. Ilusi guru mengontrol murid Ilusi guru mengontrol murid Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk- bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha. Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk- bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha. Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai. Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai. Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat
  • 7. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk. Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk. Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka sedang melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan suara halus untuk menyampaikan pesan negatif. Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka sedang melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan suara halus untuk menyampaikan pesan negatif. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
  • 8. Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol?
  • 9. Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa : ..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas.
  • 10. Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol? Evaluasi yang Berkala
  • 11. Makna Disiplin Ketika mendengar kata disiplin, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda?
  • 12. Dalam budaya kita, makna kata disiplin dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan
  • 13. "Untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat, yaitu disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak mempunyai itu, maka kita perlu orang lain untuk mendisiplinkan kita (motivasi eksternal) Menurut Ki Hadjar Dewantara :
  • 14. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
  • 16. Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa : Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang. Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984) Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998) Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Bergotong royong , Mandiri, Kreatif, Bernalar Kritis
  • 17. REFLEKSI DIRI Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? 1. Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? 2. Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda 3.
  • 18. Penerapan Disiplin Positif Menciptakan lingkungan yang positif --> setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama. Menciptakan lingkungan yang positif -- setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nilainilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
  • 20. Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Seluruh tindakan yang kita lakukan memiliki tujuan tertentu dan semua usaha terbaik yang kita lakukan adalah dalam rangka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik.
  • 21. Kasih sayang dan Rasa diterima (Kebutuhan untuk diterima) Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas kemampuan) Kebebasan (Kebutuhan akan pilihan) Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang) Kebutuhan bertahan hidup Kebutuhan Dasar Manusia freedom fun survive love and belonging power
  • 22. Teori Motivasi perilaku Manusia Evaluasi yang Berkala Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Apa yang terjadi jika saya tidak melakukannya? Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya ? Untuk menghargai diri sendiri Saya akan menjadi orang yang seperti apa? Motivasi Eksternal Motivasi Eksternal Motivasi Internal Tujuan Disiplin Positif
  • 23. Evaluasi yang Berkala 1 2 Motivasi Perilaku Manusia Motivasi Eksternal Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman Untuk mendapatkan imbalan atau pujian dari orang lain Motivasi Internal Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya Menghindari pemberian hukuman atau hadiah berlebih untuk meminimalisir motivasi eksternal dari dalam diri murid Seharusnya
  • 24. Mari liat diri kita sendiri .... Apa motivasi Anda melakukan sesuatu? menghindari hukuman? mendapatkan pujian? atau menghargai diri sendiri?
  • 26. Penghargaan Menghukum Penghargaan tidak efektif Pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan ada faktor ketergantungan. beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Khon, 1993) Dihukum Oleh penghargaan Penghargaan mengurangi ketepatan Penghargaan merusak hubungan Penghargaan menurunkan kualitas Penghargaan mematikan kreatifitas Penghargaanmengurangi motivasi intrinsik
  • 29. Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah. 1. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. 2. Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak menggunakan topi saat upacara. 3. Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat- coret. 4. Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. 5. Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah. 6. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit saat pelajaran olahraga. 7. Hukuman atau konsekuensi ? Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi? ............................................................ ................................................................ ............................................................... .............................................................. .............................................................. .............................................................. ................................................................
  • 30. Mencatat 100 kali di dalam buku, kalimat Saya tidak akan terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah. 1. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. 2. Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak menggunakan topi saat upacara. 3. Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicorat- coret. 4. Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. 5. Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian karena tidak menggunakan sepatu hitam di sekolah. 6. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit saat pelajaran olahraga. 7. Hukuman atau konsekuensi ? Tindakan Guru : Hukuman atau Konsekuensi? ............................................................ ................................................................ ............................................................... .............................................................. .............................................................. .............................................................. ................................................................ Hukuman Hukuman Hukuman Konsekuensi Konsekuensi Hukuman Konsekuensi
  • 33. Apa itu RESTITUSI? Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
  • 34. 9 Ciri RESTITUSI Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan 1. Memperbaiki hubungan 2. Tawaran, bukan paksaan 3. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri 4. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan 5. Restitusi diri adalah cara yang paling baik 6. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan 7. Restitusi fokus pada solusi 8. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya 9.
  • 36. mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm saat mengendarai sepeda motor? Mengapa kita harus menerapkan 5M? Mengapa kita punya peraturan untuk tepat waktu datang ke pelatihan? Mengapa tidak peraturan saja? Mengapa harus keyakinan kelas? Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang disebut sebagai suatu keyakinan, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
  • 38. Selalu kembalikan buku ke tempatnya 1. Dilarang menganggu orang lain 2. Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai 3. Dilarang melakukan kekerasan 4. Dilarang menggunakan narkoba 5. Bergantian/menunggu giliran 6. Gunakan masker 7. Jangan berlari di kelas/koridor 8. Peraturan - Keyakinan Kelas Peraturan: Keyakinan Kelas ............................................................ ............................................................. ............................................................. ............................................................. ............................................................. ............................................................ ............................................................ ............................................................
  • 39. Selalu kembalikan buku ke tempatnya 1. Dilarang menganggu orang lain 2. Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai 3. Dilarang melakukan kekerasan 4. Dilarang menggunakan narkoba 5. Bergantian/menunggu giliran 6. Gunakan masker 7. Jangan berlari di kelas/koridor 8. Peraturan - Keyakinan Kelas Peraturan: Keyakinan Kelas ............................................................ ............................................................. ............................................................. ............................................................. ............................................................. ............................................................ ............................................................ ............................................................ Tanggungjawab Menghormati orang lain Menghormati orang lain/berkomitmen keselamatan/menghormati orang lain Kesehatan Menghormati orang lain /bersabar kesehatan/keselamatan keselamatan/keamanan
  • 40. Restitusi - 5 Posisi kontrol Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) Restitusi adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
  • 41. 5 Posisi Kontrol Guru Pembuat Orang merasa bersalah Teman Pemantau Manajer Penghukum
  • 42. Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orangorang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guruguru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: Patuhi aturan saya, atau awas! Kamu selalu saja salah! Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia. Penghukum:
  • 43. Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti: Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya? Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini? Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya Pembuat Merasa Bersalah:
  • 44. Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: Ayo bantulah, demi bapak ya? Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini? Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan. Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut. TEMAN :
  • 45. Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: Peraturannya apa? Apa yang telah kamu lakukan? Sanksi atau konsekuensinya apa? Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid PEMANTAU:
  • 46. Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada MANAJER :
  • 47. Posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada MANAJER :
  • 48. Dimana posisi Anda sekarang?
  • 49. Restitusi - Segitiga Restitusi Proses 3 tahapan berdasarkan pada Teori Kontrol :
  • 50. Restitusi - Segitiga Restitusi
  • 51. Kalimat yang biasa digunakan : Berbuat salah itu tidak apa-apa. Tidak ada manusia yang sempurna Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu. Kita bisa menyelesaikan ini. Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. Kamu berhak merasa begitu. Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri? Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity) 1.
  • 52. Kalimat yang biasa digunakan : Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya? Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu. Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru. 2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)
  • 53. Kalimat yang biasa digunakan : Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga? Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati? Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal? Kamu mau jadi orang yang seperti apa? 3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)