BUDAYA POSITIF
Adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang baik di sekolah yang berpihak pada murid, agar murid bisa berkembang menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
a. Disiplin Positif dan Nilai-Nilai Kebajikan Universal
b. Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
c. Keyakinan Kelas
d. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
e. Posisi Kontrol
f. Segitiga Restitusi
SEGITIGA RESTITUSI
Adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya, agar mereka bisa kembali kepada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Diane Gossen: 2001)
LANGKAH-LANGKAH SEGITIGA RESTITUSI
1. Menstabilkan Identitas
Membuat kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran
Mengubah identitas gagal ke identitas sukses
2. Validasi Tindakan yang Salah
Setiap tindakan/perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu
Guru akan mengubah pandangannya dari pemikiran stimulus respon ke cara berpikir proaktif
Mengenali dan mengakui kebutuhan akan memperbaiki hubungan dengan murid
3. Menanyakan Keyakinan
Murid akan diberi pertanyaan-pertanyaan bermakna untuk memunculkan motivasi secara instrinsik
Murid mampu mengaitkan keyakinannya dengan tindakan yang salah
1. TOPI PUTIH: (Informasi terkait pengalaman selama pembelajaran).
29 September 3 Oktober 2023. Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep Mandiri.
Pada kegiatan ini, saya mempelajari konsep inti Budaya Positif (Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebijakan Universal. Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan. Keyakinan Kelas. 5 Kebutuhan Dasar Manusia. 5 Posisi Kontrol. Segitiga Restitusi) secara mandiri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di dalamnya.
4 5 Oktober 2023. Eksplorasi Konsep Forum Diskusi.
Pada kegiatan ini, sambil mempelajari konsep ini Budaya Positif, saya berdiskusi bersama fasilitator dan sesama CGP secara daring.
6 Oktober 2023. Ruang Kolaborasi Sesi 1.
Pada kegiatan ini, saya berdiskusi dengan fasilitator dan sesama anggota kelompok CGP secara virtual terkait beberapa simulasi kasus yang diberikan, dan memecahkan kasus tersebut dengan Segitiga Restitusi. Kegiatannya dimulai dari pukul 15.00 17.30 WIB.
7 Oktober 2023. Ruang Kolaborasi Sesi 2.
Pada kegiatan ini, saya bersama anggota kelompok melakukan presentasi kepada kelompok lain terkait beberapa kasus yang terjadi di sekolah dengan penerapan Segitiga Restitusi secara virtual. Kegiatannya dari pukul 13.00 15.30 WIB.
10 11 Oktober 2023. Demonstrasi Kontekstual.
Pada kegiatan ini, saya melakukan praktek penerapan Segitiga Restitusi di sekolah terhadap satu murid dengan dua kasus yang berbeda.
12 Oktober 2023. Elaborasi Pemahaman.
Pada kegiatan ini, saya berdiskusi dan tanya jawab untuk memperdalam konsep-konsep inti Budaya Positif dengan instruktur Niky Noberta, fasilitator, dan sesama CGP.
Trims.
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
油
Modul ini membahas tentang budaya positif di sekolah. Terdapat beberapa konsep kunci yang dibahas seperti perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang positif, aman, dan nyaman agar siswa dapat berpikir dan bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptx
Modul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp calon guru penggerak.pptxModul 1.4 untuk cgp c
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxtitikhandayani17
油
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positif.
Melalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepat
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya budaya positif di sekolah, termasuk konsep disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dokumen juga membahas perbedaan antara hukuman dan konsekuensi serta proses restitusi untuk memperbaiki kesalahan siswa."
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
More Related Content
Similar to Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx (20)
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya budaya positif di sekolah, termasuk konsep disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dokumen juga membahas perbedaan antara hukuman dan konsekuensi serta proses restitusi untuk memperbaiki kesalahan siswa."
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptxsuwaibahkapa2
油
MUQODDIMAH
惡愕 悋 悋惘忰 悋惘忰
(5) 悋忰惆 惘惡 悋惺悋 (1) 悋惘忰 悋惘忰 (2) 悋惆 (3) 悒悋 惺惡惆 悒悋 愕惠惺 (4) 悋惆悋 悋惶惘悋愀 悋愕惠
(6) 惶惘悋愀 悋悵 悖惺惠 惺 愃惘 悋愃惷惡 惺 悋 悋惷悛
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat. (QS Al-Fatihah 1-6)
惘惷惠 惡悋 惘惡悋 惡悋悒愕悋 惆悋 惡忰惆 惶 悋 惺 愕 惡悋 惘愕悋
Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu alaihi wassalam.
AMMA BADU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan thaat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:
ル曄惠ル 曄 悖ル悸朏 リ曄惺 悒ル 抉曄悽ル曄惘 ルリ曄莧 惡抉曄リ鉱『悦
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
1. DISEMINASI BUDAYA POSITIF
DI SEKOLAH
Oleh:
LUKMAN HAKIM, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 9
Kabupaten Sintang
SMP NEGERI 9 SATAP KETUNGAU TENGAH
2. Tujuan Umum Budaya Positif
Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan
dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak
pada murid.
Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan
Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai
konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila.
Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan
menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
3. Mendemonstrasikan pemahaman mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat
konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia,
motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar
Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi.
Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah
aman dan berpihak pada anak.
Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi
dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat
mengembangkan karakter murid.
Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya
sesuai kebutuhan sosial dan emosional murid.
Tujuan Khussus Budaya Positif
4. Pertanyaan Pemantik
1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak.
2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau
membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak.
3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Setuju/Tidak Setuju?
5. 1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
3. Keyakinan Kelas
4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5. 5 Posisi Kontrol
6. Segitiga Restitusi
KONSEP INTI
DALAM BUDAYA POSITIF
7. Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan
Ada A dan B (Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga
untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu
tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.
Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara
untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk,
mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka
kepalan tangan Anda.
Apa yang terjadi?
8. Ilusi guru mengontrol murid.
Iluisi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat
menguatkan karakter.
Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori
Pilihan (Ilusi Kontrol), Dr. William Glasser
9. Ilusi guru mengontrol murid.
Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu
jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun
tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi
karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol
guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol
menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap
perilaku yang tidak disukai.
10. Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala
usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku
tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam
jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya,
dan mencoba untuk menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut
menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha.
11. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju
pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri
mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala
sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka sedang melakukan
perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan suara halus
untuk menyampaikan pesan negatif.
12. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung
jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang
dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan
sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan
menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu
panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.
13. Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori Pilihan
Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol?
Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan
Kita berusaha memahami pandangan orang
lain tentang dunia.
Semua perilaku memiliki tujuan.
Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Kolaborasi dan konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
Model Berpikir Menang-menang.
Kita mencoba mengubah orang agar
berpandangan sama dengan kita.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan
Orang lain bisa mengontrol saya.
Saya bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal.
Model Berpikir Menang/Kalah
14. Makna Disiplin
Belajar kontrol diri
dengan menggali
potensi kita, agar
tercapai tujuan
mulia, yaitu
sesuatu menjadi
seseorang yang
kita inginkan
berdasarkan
nilai-nilai yang kita
hargai.
Nilai-Nilai
Kebajikan Universal
1. Untuk menghindari hukuman
Keyakinan Kelas
5 Kebutuhan Dasar Manusia
Bertahan Hidup
Penguasaan
Kasih sayang dan Rasa Diterima
Kesenangan
Kebebasan
5 Posisi Kontrol
Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser)
Realitas (kebutuhan) kita berbeda.
Kita berusaha memahami
pandangan orang lain tentang
dunia.
Setiap orang memiliki gambaran
berbeda.
Semua perilaku
memiliki tujuan.
Anda tidak bisa
mengontrol orang lain,
hanya Anda yang bisa
mengontrol diri Anda.
- Model Berpikir
Menang-menang,
- Kolaborasi dan
konsensus menciptakan
pilihan-pilihan baru.
2. Untuk mendapatkan imbalan
3. Untuk menghargai diri sendiri
Teori Motivasi
3. Teman
4. Pemantau
1. Penghukum
2. Pembuat Rasa Bersalah
Disiplin Positif
Motivasi
Intrinsik
Motivasi
Ekstrinsik
5. Manajer
Segitiga Restitusi
1. Menstabilkan Identitas
2. Validasi Kebutuhan
3. Menanyakan Keyakinan
15. Apakah makna Disiplin?
Berasal dari bahasa Latin, disciplina, yang artinya belajar.
Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari
murid-murid, (Socrates dan Plato).
Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju
sebuah tujuan, apa yang dia hargai.
Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah
berubah
menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
16. Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang
merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-
nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa,
agama maupun latar belakang.
Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William
Glasser pada Teori Kontrol, 1984)
Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini
seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun,
sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat
mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998)
17. Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak
Indonesia dikenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia.
- Mandiri
- Bernalar Kritis
- Berkebinekaan Global
- Bergotong royong
- Kreatif
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
19. Motivasi Internal
(Tujuan Disiplin Positif)
3. Untuk menghargai diri sendiri
Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya
melakukannya?
3 Teori Motivasi Perilaku Manusia
Motivasi Eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi
Apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya?
Motivasi Eksternal
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
20. Merdeka
menurut Ki Hajar Dewantara
...merdeka itu artinya:
tidak hanya terlepas dari
perintah; akan tetapi juga
cakap buat memerintah diri
sendiri
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima,
2013, Halaman 469)
21. Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi ketepatan
Penghargaan tidak efektif
Penghargaan merusak hubungan
Dihukum Oleh Penghargaan
Bahwa penghargaan berlaku sama dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk
seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang
meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan ada faktor ketergantungan.
Beberapa dampak dari pemberian penghargaan, (Alfie Kohn, 1993).
22. Penghargaan menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan
kreatifitas
Penghargaan mengurangi
motivasi intrinsik
Dihukum Oleh Penghargaan
Penghargaan menurunkan kualitas
Penghargaan mematikan kreatifitas
Penghargaan mengurangi motivasi instrinsik
23. Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi)
Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat
beberapa hal:
Beri pengakuan secara khusus.
Beri pengakuan secara pribadi.
Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian).
Beri pengakuan secara konsisten.
Fokus pada proses.
24. Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan
Pembuka Nilai Kebajikan Situasi
Kemarin saya perhatikan rasa empatimu besar sekali
pada saat menolong murid
baru di kelas kita.
Saya menghargai kepedulianmu
pada saat kamu membantu
teman-temanmu di tugas
kelompok.
Terima kasih untuk rasa tanggung jawabmu
pada saat kamu
memungut kertas-kertas
yang berserakan di
lantai.
25. TINDAKAN GURU
HUKUMAN ATAU
KONSEKUENSI
Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, Saya tidak akan terlambat
lagi, karena terlambat ke sekolah.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di
sekolah.
Hukuman
Murid diminta untuk push up 15 kali karena tidak menggunakan
masker ke sekolah.
Hukuman
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Konsekuensi
Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat
belajar.
Konsekuensi
Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah,
karena tidak mengenakan sepatu hitam.
Hukuman
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit
untuk pelajaran PJOK.
Konsekuensi
26. Perbedaan Hukuman dan
Konsekuensi
HUKUMAN KONSEKUENSI
Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi
Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka
waktu lama
Membuat anak merasa tidak nyaman
dalam jangka waktu pendek
Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin
Paksaan Stimulus-tanggapan
Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri
Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik
Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak
dihargai
Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman,
diasingkan untuk sementara (time
out)
27. APA ITU RESTITUSI?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat.
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk
mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang
orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana
mereka harus memperlakukan orang lain (Diane Gossen; 2004)
29. Ciri-Ciri Restitusi
1. salah pada kelompoknya.
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
31. Mengapa tidak peraturan saja,
mengapa harus Keyakinan Kelas?
Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai sepeda motor?Mungkin jawaban anda adalah
untuk keselamatan.
Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter? Mungkin jawaban anda adalah
untuk kesehatan/keselamatan.
Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan? Mungkin jawaban anda adalah untuk disiplin.
Nilai-nilai keselamatan, kesehatan, disiplin inilah yang disebut sebagai suatu
keyakinan, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat
dan tersurat.
32. Nilai-nilai kebajikan ini apabila ditekankan pada keyakinan seseorang akan
lebih memotivasi seseorang dari dalam (motivasi instrinsik). Seseorang akan
lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada
hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.
33. Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya
Dilarang Mengganggu Orang Lain
Hadir di sekolah 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai
Dilarang Melakukan Kekerasan
Dilarang Menggunakan Narkoba
Bergantian atau menunggu giliran
Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor
34. Peraturan Keyakinan kelas
Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab
Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain
Hadir di sekolah 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai
Menghormati Orang Lain, Berkomitmen
Dilarang Melakukan Kekerasan Keselamatan, Menghormati Orang Lain.
Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan
Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, Bersabar
Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan
Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, Keamanan
35. Pembentukan Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkret.
Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami
oleh semua warga kelas.
Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat
kegiatan curah pendapat.
Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
37. 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Bertahan
Hidup
Rasa Kasih Sayang
Dan Diterima
Penguasaan
Kesenangan Kebebasan
38. Kebutuhan Bertahan Hidup
Adalah kebutuhan yang bersifat pysiologis untuk bertahan hidup, misalnya: Kesehatan,
rumah, dan makanan. Atau kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang dan Diterima
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial. Kebutuhan ini juga
memiliki keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain, seperti teman, keluarga,
pasangan hidup, teman kerja, binatang peliharaan, dan kelompok di mana kita bergabung.
39. Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan)
Kebutuhan ini berhubungan dengan kekuatan untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten,
menjadi terampil, diakui atas prestasi dan keterampilan, didengarkan dan memiliki rasa harga
diri. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan,
bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dan dihormati.
Kebebasan (Kebutuhan akan Pilihan)
Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan
mampu mengendalikan arah hidup seseorang. Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan
yang tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak bergerak, suka mencoba-coba, tidak
terlalu terpengaruh, orang lain dan senang mencoba hal baru dan menarik.
40. Kesenangan (Kebutuhan untuk Merasa Senang)
Adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Anak-anak dengan
kebutuhan dasar kesenangan yang tinggi biasanya ingin menikmati apa yang dilakukan.
Mereka juga bisa berkonsentrasi tinggi saat mengerjakan hal yang disenangi. Mereka suka
permainan dan suka mengoleksi barang, suka bergurau, dan suka melucu, dan juga
menggemaskan. Bahkan saat mereka bertingkah laku buruk, mereka masih terlihat lucu.
45. Setiap prilaku memiliki tujuan, setiap prilaku yang dilakukan adalah
untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Semua orang
senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan
berbagai cara. Bila mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhannya
dengan cara yang positif, mereka bisa melanggar peraturan atau
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
46. Dunia berkualitas anda adalah tempat khusus dalam pikiran kita, tempat kita menyimpan
gambaran representasi dari semua yang kita inginkan: bisa berisi orang-orang, hal-hal,
dan apa saja yang terbaik dalam hidup kita dan membuat kita merasa bahagia dan
terpenuhi kebutuhan dasar kita. Dr. William Glasser menyebutnya seperti semacam album
foto sehingga isinya tidak akan terlalu banyak, hanya akan terdiri dari beberapa hal saja
yang sangat signifikan dan benar-benar terbaik dalam hidup kita yang membuat hidup kita
menjadi lebih bermakna.
Kebutuhan dasar bersifat lebih umum dan universal, sedangkan dunia berkualitas lebih
unik dan personal.
Dunia Berkualitas
47. Menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah sebagai contoh
Dunia Berkualitas dalam hidup Anda
1. Siapakah orang-orang yang paling penting dalam hidup Anda?
2. Nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting dalam hidup Anda?
3. Kalau Anda menjadi orang yang ideal, karakter atau sifat apa yang Anda paling
inginkan ada pada diri Anda?
4. Apa pencapaian Anda yang sangat Anda banggakan?
5. Apa pekerjaan ideal bagi Anda?
6. Ceritakan bagaimana perjalanan hidup Anda, di mana Anda merasa itulah titik puncah
hidup Anda!
7. Apa yang paling bermakna dalam hidup Anda?
48. Dunia Berkualitas
Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Tentunya
sebagai guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal yang bermakna dan nilai-
nilai kebajikan yang hakiki ke dalam dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat
membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka
murid akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam
dunia berkualitas karena mereka menghargai nilai-nilai kebajikan.
50. Disiplin positif yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane
Gossen dengan pendekatan Restitusi, yang disebut dengan 5 Posisi Kontrol:
1. Posisi Penghukum
2. Posisi Pembuat Merasa Bersalah
3. PosisiTeman
4. Posisi Pemantau
5. Posisi Manajer
51. Posisi Penghukum
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang
yang menjalankan posisi penghukum senantiasa mengatakan bahwa sekolah
memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid lebih dalam lagi. Guru-
guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:
Patuhi aturan saya, atau awas!
Kamu selalu saja salah!
Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai
Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa
berhasil, yaitu cara dia.
52. Posisi Pembuat Merasa Bersalah
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah
akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman,
bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:
Bapak sangat kecewa sekali dengan kamu
Berapa kali bapak harus memberitahu kamu ya
Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini
Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid
merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang yang disayanginya.
53. Posisi Teman
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid
melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa positif ataupun negatif. Positif di sini berupa
hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan
baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata:
Ayo bantulah, demi bapak ya?
Ayo ingat tidak bantuan bapak selama ini?
Ya sudah, kali ini tidak apa-apa. Nanti bapak bantu bereskan
Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid
akan kecewa dan berkata, Saya piker bapak/ibu teman saya. Murid merasa dikecewakan dan
tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid akan akan bertindak untuk
guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan bergantung pada guru tersebut.
54. Posisi Pemantau
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas prilaku orang-
orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi.
Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan
murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang
pemantau adalah:
Peraturannya apak?
Apa yang telah kamu lakukan?
Sanksi atau konsekuensinya apa?
Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan, sebagai
bukti atas prilaku seseorang. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang
menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
55. Posisi Manajer
Posisi manajer adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid,
mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan prilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Di psosisi manajer, murid diajak untuk
menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Di sini, penekanan bukan pada
kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana
memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata:
Apa yang kita Yakini? (Kembali ke keyakinan kelas)
Apakah kamu meyakininya?
Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?
Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?
Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?
56. Posisi Manajer
Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi
Teman atau posisi Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak
berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5
posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah
murid dapat menjadi probadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas
segala prilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang
positif, nyaman, dan aman.
57. 5 POSISI KONTROL
MOTIVASI:
IDENTITAS GAGAL
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol dari Luar)
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
(Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman
Mengharapkan Imbalan atau
Ketergantungan pada Orang Lain
Menghargai Diri Sendiri
PENGHUKUM
PEMBUAT
RASA
BERSALAH
TEMAN PEMANTAU MANAJER
Guru Berbuat:
Menghardik
Menunjuk-nunjuk
Menyakiti
Menyindir
Berceramah dan
mengatakan,
Seharusnya
Ibu kecewa
Membuatkan alasan-alasan
untuk muridnya.
Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Guru Berkata:
Kalau kamu tidak
melakukannya, awas ya!
Rasakan!
Kamu seharusnya
kamu sudah tahu. Ibu
lelah sekali
mengatakannya. Ibu
stress
Ayolah, lakukan demi
Ibu
Masa kamu tidak mau,
ingat tidak Ibu pernah
bantu
Apa peraturannya?
Apa yang kita yakini?
Apa yang bisa kau kerjakan untuk
memperbaiki masalah ini?
Hasil:
Memberontak
Menyalahkan orang lain
Berbohong
Menyembunyikan
Menyangkal
Berbohong
Ketergantungan
Menyesuaikan diri, bila
diawasi
Menguatkan pribadi
Kaitan dengan
Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru di
luar Dunia Berkualitas
Murid meletakkan
guru di dalam Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru di
sebagai orang yang
sangat penting di Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru
peraturan dan hukum di
dunia Berkualitas
Murid meletakkan dirinya
sebagai individu yang positif
dalam Dunia Berkualitas
Murid Berkata:
Ah, biarkan saja. Nanti
juga marah-marah lagi.
Maafkan saya.
Saya pikir Bapak/Ibu teman
saya. Ternyata begitu.
Berapa banyak bintang
yang saya harus peroleh?
Berapa halaman yang
harus saya tulis?
Bagaimana caranya saya bisa
memperbaiki keadaan?
Dampak pada
Murid:
Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri
Lemah, tidak mandiri,
tergantung
Menitikberatkan pada
sanksi atau hadiah untuk
dirinya.
Mengevaluasi diri, bagaimana cara
memperbaiki diri?
58. Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
Saya kecewa sekali dengan kamu
Kamu tidak pernah benar
melakukannya.
Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak
Apakah kamu mau mendapatkan stiker
bintang hari ini?
Bagaimana kamu bisa menyelesaikan
masalah ini?
Kamu selalu yang paling terakhir
59. Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan?
Saya kecewa sekali dengan kamu Pembuat orang merasa bersalah
Kamu tidak pernah benar
melakukannya.
Penghukum
Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak Teman
Apakah kamu mau mendapatkan stiker
bintang hari ini?
Pemantau
Bagaimana kamu bisa menyelesaikan
masalah ini?
Manajer
Kamu selalu yang paling terakhir Penghukum
62. SEGITIGA RESTITUSI
Segitiga Restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan
oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang
mandiri dan bertanggung jawab.
64. Menstabilkan
Identitas
Berdasarkan prinsip setiap prilaku berupaya
membuat kesalahan merupakan bagian dari
proses pembelajaran
Berperan menggeser identitas murid dari
identitas gagal ke identitas sukses
Untuk membuat anak yang merasa gagal karena berbuat
salah menjadi positif terhadap dirinya
65. Guru bisa berkata:
"Berbuat salah itu hal yang
manusiawi" "Tidak ada manusia yang
sempurna" "Bapak/Ibu juga buat
salah"
"Kita pasti bisa menyelesaikan
permasalahan ini"
"Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari
tahu siapa yang benar,
siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk
menyelesaikan masalah"
"Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus,
66. Validasi Tindakan
yang Salah
Berdasarkan prinsip setiap perilaku berupaya
memenuhi suatu kebutuhan tertentu
Guru akan bergeser dari pemikiran stimulus-
respon ke proaktif
Mengenali dan mengakui kebutuhan murid ini
dapat memperbaiki hubungan dengan murid
Membantu murid mengenali kebutuhan dasar yang ingin
dipenuhinya ketika melakukan kesalahan.
Pada dasarnya setiap tindakan/prilaku manusia tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan dasar
67. Guru bisa berkata:
Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak
melakukannya kan?
Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
Apa yang penting bagi kamu?
Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan
sikap yang lain, yang baru
Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu
butuhkan tanpa harus memukul?
Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
68. Murid akan diberi pertanyaan-pertanyaan
bermakna untuk memunculkan motivasi
instrinsik
Murid mampu mengaitkan keyakinannya dengan
tindakan yang salah
Menanyakan
Keyakinan
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma
sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi
dengan orang lain.
69. Guru bisa berkata:
Apa nilai-nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-
nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi orang seperti apa?
Apa yang kamu rasakan ketika kamu melakukan itu?