ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN
                          PADA KLIEN BATU GINJAL


KONSEP MEDIS

Pengertian
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi.
Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks
ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal
kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih
bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).

Insidens dan Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia
adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

     Faktor intrinsik, meliputi:
     1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
     2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
     3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

     Faktor ekstrinsik, meliputi:
     1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
        daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
     2. Iklim dan temperatur
     3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
        meningkatkan insiden batu saluran kemih.
     4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
        kemih.
     5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
        duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih
             Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:
     1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk
         batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan
         mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu
         dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
     2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin,
         globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal

                                                                                          1
batu.
     3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat
        pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa
        peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan
        terbentuknya batu dalam saluran kemih.

Komposisi Batu
           Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat,
   kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin.
   Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha
   pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.

Batu Kalsium
              Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak
     ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu
     kalsium adalah:
     1. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi
         karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),
         gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria
         renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti
         pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
     2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak
         dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya
         oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran
         hijau terutama bayam.
     3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat
         dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya
         batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi
         makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
     4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
         sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan
         hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom
         malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
     5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai
         penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan
         bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan
         dengan kalsium ddengan oksalat.

Batu Struvit
             Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu
     ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
     golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,
     Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim
     urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
     Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan
     karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

Batu Urat
             Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak
     dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika
     dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
     tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
     mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6,
     volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.



                                                                                           2
Patofisiologi
             Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi
     saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi
     urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
     menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran
     kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan
     ginjal permanen (gagal ginjal)

                            Batu Saluran Kemih

                                                                   Pielonefritis
                      Obstruksi                Infeksi               Ureritis
                                                                      Sistitis

                  Hidronefrosis                Pionefrosis
                   Hidroureter                  Urosepsis



                                Gagal Ginjal



Gambaran Klinik dan Diagnosis

Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang
telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-
vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal
ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didaptkan demam/menggigil.
Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal
pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya
pertumbuhan kuman pemecah urea.
Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal
dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar
elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat,
fosfat maupun urat dalam darah dan urine).
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan
paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).
Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak
tampak pada foto polos abdomen.
Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada
keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini dapat
menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow), hidronefrosis,
pionefrosis atau pengkerutan ginjal.

Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar
tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu
saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat
dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan
endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

Pencegahan
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah
timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau
kambuh >50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat.
Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
      1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per
         hari
      2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
      3. Aktivitas harian yang cukup
      4. Medikamentosa
             Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan
      adalah:
      1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
         menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
      2. Rendah oksalat
      3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
      4. Rendah purin
      5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

     Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
               Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu
     dikaji adalah:
     1. Aktivitas/istirahat:
          Gejala:
          -    Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
          -    Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
          -    Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera
               serebrovaskuler, tirah baring lama)

     2.   Sirkulasi
          Tanda:
          -   Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
          -   Kulit hangat dan kemerahan atau pucat

     3.   Eliminasi
          Gejala:
          -   Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
          -   Penrunan volume urine
          -   Rasa terbakar, dorongan berkemih
          -   Diare
          Tanda:
          -   Oliguria, hematuria, piouria
          -   Perubahan pola berkemih

     4.   Makanan dan cairan:
          Gejala:
          -   Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
          -   Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
          -   Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
          Tanda:
          -   Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
          -   Muntah

     5.   Nyeri dan kenyamanan:
          Gejala:

                                                                                       4
-   Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu
              (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
          Tanda:
          -   Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
          -   Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit

     6.   Keamanan:
          Gejala:
          -   Penggunaan alkohol
          -   Demam/menggigil

     7.   Penyuluhan/pembelajaran:
          Gejala:
          -   Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout,
              ISK kronis
          -   Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme
          -   Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat,
              tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

1.     Tes Diagnostik
         Lihat konsep medis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
   1. Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan
      iskemia seluler.
   2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan
      ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
   3. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal
      dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
   4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang
      terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang
      akurat/lengkapnya informasi yang ada.




                                                                                           5
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan
iskemia seluler.

           INTERVENSI KEPERAWATAN                              RASIONAL
     1.        Catat lokasi, lamanya/intensitas Membantu evaluasi tempat obstruksi dan
          nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya. kemajuan gerakan batu. Nyeri panggul
          Perhatiakn tanda non verbal seperti:  sering menyebar ke punggung, lipat paha,
          peningkatan TD dan DN, gelisah,       genitalia sehubungan dengan proksimitas
          meringis, merintih, menggelepar.      pleksus saraf dan pembuluh darah yang
                                                menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan
                                                hebat    dapat   menimbulkan      gelisah,
                                                takut/cemas.
     2.      Jelaskan penyebab nyeri dan Melaporkan nyeri secara dini memberikan
        pentingnya melaporkan kepada staf kesempatan pemberian analgesi pada
        perawatan        setiap       perubahan waktu yang tepat dan membantu
        karakteristik nyeri yang terjadi.       meningkatkan kemampuan koping klien
                                                dalam menurunkan ansietas.

     3.       Lakukan       tindakan     yang Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
          mendukung kenyamanan (seperti ketegangan otot.
          masase ringan/kompres hangat pada
          punggung, lingkungan yang tenang)

     4.        Bantu/dorong pernapasan dalam, Mengalihkan perhatian dan membantu
          bimbingan imajinasi dan aktivitas relaksasi otot.
          terapeutik.

     5.        Batu/dorong            peningkatan    Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat
          aktivitas (ambulasi aktif) sesuai          meningkatkan lewatnya batu, mencegah
          indikasi disertai asupan cairan            stasis urine dan mencegah pembentukan
          sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas   batu selanjutnya.
          toleransi jantung.
                                                 Obstruksi      lengkap     ureter    dapat
     6.        Perhatikan                        menyebabkan           perforasi        dan
          peningkatan/menetapnya         keluhan ekstravasasiurine ke dalam area perrenal,
          nyeri abdomen.                         hal ini merupakan kedaruratan bedah akut.



     7.       Kolaborasi pemberian obat sesuai Analgetik   (gol.    narkotik) biasanya
          program terapi:                      diberikan selama episode akut untuk
          -           Analgetik                menurunkan       kolik      ureter  dan
                                               meningkatkan relaksasi otot/mental.
                                               Menurunkan refleks spasme, dapat
                                               menurunkan kolik dan nyeri.
          -           Antispasmodik
                                               Mungkin digunakan untuk menurunkan
                                               edema jaringan untuk membantu gerakan
          -           Kortikosteroid           batu.

                                               Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan
                                               risiko peningkatan tekanan ginjal dan
     8. Pertahankan patensi kateter urine bila infeksi.
        diperlukan.
7
Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan
ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.

         INTERVENSI KEPERAWATAN                                RASIONAL
    1.                       Awasi     asupan Memberikan informasi tentang fungsi
       dan haluaran, karakteristik urine, catat ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan
       adanya keluaran batu.                    batu memungkinkan identifikasi tipe batu
                                                dan mempengaruhi pilihan terapi
    2.                       Tentukan pola Batu saluran kemih dapat menyebabkan
       berkemih normal klien dan perhatikan peningkatan eksitabilitas saraf sehingga
       variasi yang terjadi.                    menimbulkan sensasi kebutuhan berkemih
                                                segera. Biasanya frekuensi dan urgensi
                                                meningkat bila batu mendekati pertemuan
                                                uretrovesikal.
                                                Peningkatan hidrasi dapat membilas
    3.                       Dorong             bakteri, darah, debris dan membantu
       peningkatan asupan cairan.               lewatnya batu.
                                                Akumulasi        sisa     uremik      dan
                                                ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi
    4.                       Observasi          toksik pada SSP.
       perubahan status mental, perilaku atau Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit
       tingkat kesadaran.                       menjukkan disfungsi ginjal

    5.                      Pantau    hasil      Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk
       pemeriksaan laboratorium (elektrolit,     menurnkan pembentukan batu asam.
       BUN, kreatinin)
    6.                      Berikan    obat      Mencegah stasis urine ddan menurunkan
       sesuai indikasi:                          pembentukan batu kalsium.
       -           Asetazolamid (Diamox),
          Alupurinol (Ziloprim)                  Menurunkan pembentukan batu fosfat

         -            Hidroklorotiazid (Esidrix,
             Hidroiuril), Klortalidon (Higroton) Menurnkan produksi asam urat.

         -             Amonium klorida, kalium
             atau natrium fosfat (Sal-Hepatika) Mungkin diperlukan bila ada ISK

         -           Agen       antigout   mis: Mengganti kehilangan yang tidak dapat
             Alupurinol (Ziloprim)              teratasi selama pembuangan bikarbonat
                                                dan atau alkalinisasi urine, dapat mencegah
         -            Antibiotika               pemebntukan batu.

         -            Natrium bikarbonat         Mengasamkan urine untuk mencegah
                                                 berulangnay pembentukan batu alkalin.
                                                 Mungkin diperlukan untuk membantu
                                                 kelancaran aliran urine.

         -            Asam askorbat      Mengubah pH urien dapat membantu
                                         pelarutan batu dan mencegah pembentukan
    7. Pertahankan patensi kateter tak batu selanjutnya.
       menetap (uereteral, uretral atau Berbagai prosedur endo-urologi dapat
       nefrostomi).                      dilakukan untuk mengeluarkan batu.
    8.                    Irigasi dengan
       larutan asam atau alkali sesuai
       indikasi.
9. Siapkan klien dan bantu prosedur
   endoskopi.




                                      9
Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan
pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.

        INTERVENSI KEPERAWATAN                                     RASIONAL

     1. Awasi asupan dan haluaran                   Mengevaluasi           adanya         stasis
                                                    urine/kerusakan ginjal.

     2. Catat insiden        dan   karakteristik Mual/muntah dan diare secara umum
        muntah, diare.                           berhubungan dengan kolik ginjal karena
                                                 saraf ganglion seliaka menghubungkan
                                                 kedua ginjal dengan lambung.

     3. Tingkatkan     asupan      cairan     3-4 Mempertahankan keseimbangan cairan
        liter/hari.                               untuk homeostasis, juga dimaksudkan
                                                  sebagai upaya membilas batu keluar.

     4. Awasi tanda vital.                          Indikator hiddrasi/volume sirkulasi dan
                                                    kebutuhan intervensi.

     5. Timbang berat badan setiap hari.            Peningkatan BB yang cepat mungkin
                                                    berhubungan dengan retensi.

     6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan Mengkaji                hidrasi   dan      efektiviatas
        elektrolit.                      intervensi.

     7. Berikan cairan infus sesuai program Mempertahankan volume sirkulasi (bila
        terapi.                             asupan per oral tidak cukup)

     8. Kolaborasi pemberian       diet     sesuai Makanan mudah cerna menurunkan
        keadaan klien.                             aktivitas saluran cerna, mengurangi iritasi
                                                   dan membantu mempertahankan cairan dan
                                                   keseimbangan nutrisi.

     9. Berikan obat sesuai program terapi Antiemetik mungkin diperlukan untuk
        (antiemetik misalnya Proklorperasin/ menurunkan mual/muntah.
        Campazin).
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang
akurat/lengkapnya informasi yang ada.

        INTERVENSI KEPERAWATAN                               RASIONAL

     1. Tekankan pentingnya memperta- Pembilasan sistem ginjal menurunkan
        hankan asupan hidrasi 3-4 liter/hari. kesemapatan stasis ginjal dan pembentukan
                                              batu.

     2. Kaji ulang program diet sesuai Jenis diet yang diberikan disesuaikan
        indikasi.                            dengan tipe batu yang ditemukan.
        -         Diet rendah purin
        -         Diet rendah kalsium
        -         Diet rendah oksalat
        -         Diet rendah kalsium/fosfat


     3. Diskusikan program obat-obatan, Obat-obatan yang diberikan bertujuan
        hindari obat yang dijual bebas. untuk mengoreksi asiditas atau alkalinitas
                                        urine   tergantung    penyebab      dasar
                                        pembentukan batu.

     4. Jelaskan tentang tanda/gejala yang Pengenalan dini tanda/gejala berulangnya
        memerlukan evaluasi medik (nyeri pembentukan batu diperlukan untuk
        berulang, hematuria, oliguria)     memperoleh intervensi yang cepat sebelum
                                           timbul komplikasi serius.

     5. Tunjukkan perawatan yang tepat Meningkatakan kemampuan rawat diri dan
        terhadap luka insisi dan kateter bila kemandirian.
        ada.




                              DAFTAR PUSTAKA

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC,
       Jakarta

Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.
Askep batu ginjal

More Related Content

What's hot (20)

Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
Mifta Hussa'adah
Ìý
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
Mas Mawon
Ìý
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Tri Kusniati
Ìý
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
Yabniel Lit Jingga
Ìý
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
Jafar Latzone
Ìý
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
Darsana Wayan
Ìý
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Ìý
Lk
LkLk
Lk
Putry Sitorus
Ìý
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
Ìý
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
Yabniel Lit Jingga
Ìý
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
Danang Novandhori
Ìý
Sp 7 diagnosa
Sp 7 diagnosaSp 7 diagnosa
Sp 7 diagnosa
citra Lestari
Ìý
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
Yabniel Lit Jingga
Ìý
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
EllyeUtami
Ìý

Similar to Askep batu ginjal (20)

Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
HidayatFarizi
Ìý
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
Septian Muna Barakati
Ìý
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
Warnet Raha
Ìý
Satpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemihSatpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemih
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjalBatu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
elfitriwawa
Ìý
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Masykur Khair
Ìý
Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
Mus Lem
Ìý
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Lp kasus batu urete
Lp kasus batu ureteLp kasus batu urete
Lp kasus batu urete
vio1992
Ìý
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013
Regi Septian
Ìý
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptxBATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
AdityaPrambudhi1
Ìý
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Christian Paomey
Ìý
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
VandyIkra1
Ìý
Batu saluran kemih
Batu saluran kemihBatu saluran kemih
Batu saluran kemih
fikri asyura
Ìý
Danger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptxDanger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptx
redemptusdr
Ìý
Urolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnexUrolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnex
Sun Siregar
Ìý
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
HidayatFarizi
Ìý
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
Warnet Raha
Ìý
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjalBatu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
Batu Ginjal.pptx kelompok I asuhan keperawatan dengan gagal ginjal
elfitriwawa
Ìý
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Masykur Khair
Ìý
Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
Mus Lem
Ìý
Lp kasus batu urete
Lp kasus batu ureteLp kasus batu urete
Lp kasus batu urete
vio1992
Ìý
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013
Regi Septian
Ìý
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptxBATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
AdityaPrambudhi1
Ìý
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Christian Paomey
Ìý
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
VandyIkra1
Ìý
Batu saluran kemih
Batu saluran kemihBatu saluran kemih
Batu saluran kemih
fikri asyura
Ìý
Danger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptxDanger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptx
redemptusdr
Ìý
Urolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnexUrolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnex
Sun Siregar
Ìý

More from f' yagami (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
f' yagami
Ìý
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
f' yagami
Ìý
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
f' yagami
Ìý
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
f' yagami
Ìý
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
f' yagami
Ìý
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
f' yagami
Ìý
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
f' yagami
Ìý
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
f' yagami
Ìý
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
f' yagami
Ìý
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
f' yagami
Ìý
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
f' yagami
Ìý
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
f' yagami
Ìý
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
f' yagami
Ìý
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
f' yagami
Ìý
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
f' yagami
Ìý
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
f' yagami
Ìý
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
f' yagami
Ìý
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
f' yagami
Ìý
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
f' yagami
Ìý
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
f' yagami
Ìý
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
f' yagami
Ìý
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
f' yagami
Ìý
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
f' yagami
Ìý
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
f' yagami
Ìý
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
f' yagami
Ìý
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
f' yagami
Ìý
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
f' yagami
Ìý
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
f' yagami
Ìý
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
f' yagami
Ìý
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
f' yagami
Ìý
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
f' yagami
Ìý
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
f' yagami
Ìý
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
f' yagami
Ìý
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
f' yagami
Ìý
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
f' yagami
Ìý
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
f' yagami
Ìý
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
f' yagami
Ìý
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
f' yagami
Ìý
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
f' yagami
Ìý

Askep batu ginjal

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BATU GINJAL KONSEP MEDIS Pengertian Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69). Insidens dan Etiologi Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik) Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik, meliputi: 1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. 2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun 3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. Faktor ekstrinsik, meliputi: 1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu) 2. Iklim dan temperatur 3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih. 4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih. 5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life). Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah: 1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih. 2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal 1
  • 2. batu. 3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih. Komposisi Batu Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Batu Kalsium Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah: 1. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid. 2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam. 3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen. 4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama. 5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat. Batu Struvit Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. Batu Urat Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria. 2
  • 3. Patofisiologi Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal) Batu Saluran Kemih Pielonefritis Obstruksi Infeksi Ureritis Sistitis Hidronefrosis Pionefrosis Hidroureter Urosepsis Gagal Ginjal Gambaran Klinik dan Diagnosis Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto- vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didaptkan demam/menggigil. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine). Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen). Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto polos abdomen. Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal. Penatalaksanaan Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka. Pencegahan Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah
  • 4. timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah: 1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari 2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu 3. Aktivitas harian yang cukup 4. Medikamentosa Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah: 1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam. 2. Rendah oksalat 3. Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria 4. Rendah purin 5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik: Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah: 1. Aktivitas/istirahat: Gejala: - Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk - Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi - Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama) 2. Sirkulasi Tanda: - Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal) - Kulit hangat dan kemerahan atau pucat 3. Eliminasi Gejala: - Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya - Penrunan volume urine - Rasa terbakar, dorongan berkemih - Diare Tanda: - Oliguria, hematuria, piouria - Perubahan pola berkemih 4. Makanan dan cairan: Gejala: - Mual/muntah, nyeri tekan abdomen - Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat - Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup Tanda: - Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus - Muntah 5. Nyeri dan kenyamanan: Gejala: 4
  • 5. - Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan) Tanda: - Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi - Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit 6. Keamanan: Gejala: - Penggunaan alkohol - Demam/menggigil 7. Penyuluhan/pembelajaran: Gejala: - Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis - Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme - Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin. 1. Tes Diagnostik Lihat konsep medis. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler. 2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan. 3. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi. 4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada. 5
  • 6. INTERVENSI KEPERAWATAN Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL 1. Catat lokasi, lamanya/intensitas Membantu evaluasi tempat obstruksi dan nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya. kemajuan gerakan batu. Nyeri panggul Perhatiakn tanda non verbal seperti: sering menyebar ke punggung, lipat paha, peningkatan TD dan DN, gelisah, genitalia sehubungan dengan proksimitas meringis, merintih, menggelepar. pleksus saraf dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah, takut/cemas. 2. Jelaskan penyebab nyeri dan Melaporkan nyeri secara dini memberikan pentingnya melaporkan kepada staf kesempatan pemberian analgesi pada perawatan setiap perubahan waktu yang tepat dan membantu karakteristik nyeri yang terjadi. meningkatkan kemampuan koping klien dalam menurunkan ansietas. 3. Lakukan tindakan yang Meningkatkan relaksasi dan menurunkan mendukung kenyamanan (seperti ketegangan otot. masase ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang) 4. Bantu/dorong pernapasan dalam, Mengalihkan perhatian dan membantu bimbingan imajinasi dan aktivitas relaksasi otot. terapeutik. 5. Batu/dorong peningkatan Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat aktivitas (ambulasi aktif) sesuai meningkatkan lewatnya batu, mencegah indikasi disertai asupan cairan stasis urine dan mencegah pembentukan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas batu selanjutnya. toleransi jantung. Obstruksi lengkap ureter dapat 6. Perhatikan menyebabkan perforasi dan peningkatan/menetapnya keluhan ekstravasasiurine ke dalam area perrenal, nyeri abdomen. hal ini merupakan kedaruratan bedah akut. 7. Kolaborasi pemberian obat sesuai Analgetik (gol. narkotik) biasanya program terapi: diberikan selama episode akut untuk - Analgetik menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental. Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri. - Antispasmodik Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan - Kortikosteroid batu. Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan 8. Pertahankan patensi kateter urine bila infeksi. diperlukan.
  • 7. 7
  • 8. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL 1. Awasi asupan Memberikan informasi tentang fungsi dan haluaran, karakteristik urine, catat ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan adanya keluaran batu. batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi 2. Tentukan pola Batu saluran kemih dapat menyebabkan berkemih normal klien dan perhatikan peningkatan eksitabilitas saraf sehingga variasi yang terjadi. menimbulkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila batu mendekati pertemuan uretrovesikal. Peningkatan hidrasi dapat membilas 3. Dorong bakteri, darah, debris dan membantu peningkatan asupan cairan. lewatnya batu. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi 4. Observasi toksik pada SSP. perubahan status mental, perilaku atau Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit tingkat kesadaran. menjukkan disfungsi ginjal 5. Pantau hasil Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk pemeriksaan laboratorium (elektrolit, menurnkan pembentukan batu asam. BUN, kreatinin) 6. Berikan obat Mencegah stasis urine ddan menurunkan sesuai indikasi: pembentukan batu kalsium. - Asetazolamid (Diamox), Alupurinol (Ziloprim) Menurunkan pembentukan batu fosfat - Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), Klortalidon (Higroton) Menurnkan produksi asam urat. - Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika) Mungkin diperlukan bila ada ISK - Agen antigout mis: Mengganti kehilangan yang tidak dapat Alupurinol (Ziloprim) teratasi selama pembuangan bikarbonat dan atau alkalinisasi urine, dapat mencegah - Antibiotika pemebntukan batu. - Natrium bikarbonat Mengasamkan urine untuk mencegah berulangnay pembentukan batu alkalin. Mungkin diperlukan untuk membantu kelancaran aliran urine. - Asam askorbat Mengubah pH urien dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan 7. Pertahankan patensi kateter tak batu selanjutnya. menetap (uereteral, uretral atau Berbagai prosedur endo-urologi dapat nefrostomi). dilakukan untuk mengeluarkan batu. 8. Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.
  • 9. 9. Siapkan klien dan bantu prosedur endoskopi. 9
  • 10. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL 1. Awasi asupan dan haluaran Mengevaluasi adanya stasis urine/kerusakan ginjal. 2. Catat insiden dan karakteristik Mual/muntah dan diare secara umum muntah, diare. berhubungan dengan kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka menghubungkan kedua ginjal dengan lambung. 3. Tingkatkan asupan cairan 3-4 Mempertahankan keseimbangan cairan liter/hari. untuk homeostasis, juga dimaksudkan sebagai upaya membilas batu keluar. 4. Awasi tanda vital. Indikator hiddrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi. 5. Timbang berat badan setiap hari. Peningkatan BB yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi. 6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan Mengkaji hidrasi dan efektiviatas elektrolit. intervensi. 7. Berikan cairan infus sesuai program Mempertahankan volume sirkulasi (bila terapi. asupan per oral tidak cukup) 8. Kolaborasi pemberian diet sesuai Makanan mudah cerna menurunkan keadaan klien. aktivitas saluran cerna, mengurangi iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi. 9. Berikan obat sesuai program terapi Antiemetik mungkin diperlukan untuk (antiemetik misalnya Proklorperasin/ menurunkan mual/muntah. Campazin).
  • 11. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL 1. Tekankan pentingnya memperta- Pembilasan sistem ginjal menurunkan hankan asupan hidrasi 3-4 liter/hari. kesemapatan stasis ginjal dan pembentukan batu. 2. Kaji ulang program diet sesuai Jenis diet yang diberikan disesuaikan indikasi. dengan tipe batu yang ditemukan. - Diet rendah purin - Diet rendah kalsium - Diet rendah oksalat - Diet rendah kalsium/fosfat 3. Diskusikan program obat-obatan, Obat-obatan yang diberikan bertujuan hindari obat yang dijual bebas. untuk mengoreksi asiditas atau alkalinitas urine tergantung penyebab dasar pembentukan batu. 4. Jelaskan tentang tanda/gejala yang Pengenalan dini tanda/gejala berulangnya memerlukan evaluasi medik (nyeri pembentukan batu diperlukan untuk berulang, hematuria, oliguria) memperoleh intervensi yang cepat sebelum timbul komplikasi serius. 5. Tunjukkan perawatan yang tepat Meningkatakan kemampuan rawat diri dan terhadap luka insisi dan kateter bila kemandirian. ada. DAFTAR PUSTAKA Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.