Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Ny. F mengalami stroke iskemik yang menyebabkan berbagai defisit neurologis seperti gangguan komunikasi, mobilitas, dan eliminasi. Pasien juga mengalami luka dekubitus dan hipertermi. Berdasarkan pemeriksaan, diduga terjadi penumpukan asam laktat akibat gangguan sirkulasi darah ke otak dan metabolisme anaerobik yang meningkat.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Renpra asuhan keperawatan komunitas di RW 05 Kelurahan Kemiri Muka, Beji Depok ini membahas 6 diagnosa keperawatan utama yaitu hipertensi, TB paru, gizi kurang pada balita dan anak, rematik pada lansia, serta pembentukan karang wreda untuk lansia. Strategi yang digunakan meliputi pendidikan kesehatan, motivasi, demonstrasi, dan pembentukan kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Renpra asuhan keperawatan komunitas di RW 05 Kelurahan Kemiri Muka, Beji Depok ini membahas 6 diagnosa keperawatan utama yaitu hipertensi, TB paru, gizi kurang pada balita dan anak, rematik pada lansia, serta pembentukan karang wreda untuk lansia. Strategi yang digunakan meliputi pendidikan kesehatan, motivasi, demonstrasi, dan pembentukan kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 dan penerapannya di masjid. Secara khusus, dibahas tujuh prinsip dasar ISO 9001:2015 yaitu fokus pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, pendekatan proses, perbaikan berkelanjutan, pendekatan berbasis fakta, dan hubungan kemitraan. Dibahas pula tahapan-tahapan penerapan sistem manajemen mutu
Panduan ini memberikan panduan praktik laboratorium tentang kebutuhan dasar manusia II yang mencakup aspek psikososial, penyakit terminal, dan menjelang ajal. Panduan ini terdiri dari dua kegiatan belajar yaitu praktik pemenuhan kebutuhan psikososial dan praktik perawatan jenazah.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang melibatkan perawat dan klien untuk membahas masalah keperawatan dan merencanakan tindakan guna mengatasinya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat dan menyelesaikan masalah klien. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan ronde keperawatan mulai dari persiapan, pelaksanaan diskusi kasus, hingga evaluasi hasilnya.
Proposal terapi aktivitas kelompok perawatan diri pada pasien dengan masalah defisit perawatan diri di RSJ Provinsi Lampung bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien akan pentingnya perawatan diri secara maksimal melalui kegiatan berdandan dan berhias. Terapi akan diikuti oleh pasien kooperatif tanpa perilaku agresif dan dilaksanakan selama dua sesi untuk memperkenalkan diri dan alat berdandan serta manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses keperawatan yang terdiri dari 5 langkah yaitu pengenalan masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan revisi rencana. Proses ini bertujuan untuk menjaga kesehatan pasien, mencegah penyakit, membantu pemulihan, dan meningkatkan mutu layanan keperawatan.
Konseling gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan penyakit, serta meningkatkan status gizi pasien. Tahapannya meliputi membangun hubungan, mengidentifikasi masalah gizi, menegakkan diagnosis, merencanakan intervensi, memperoleh komitmen pasien, dan memantau hasilnya.
1. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Harga diri rendah kronik
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan
3) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk |Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih kemampuan kedua
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien
beserta proses terjadinya
Strategi Pelaksanaan 2(SP 2) untuk Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien isolasi social
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi social
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Isolasi sosial
2. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Klien
1
)
Mengidentifikasi penyebab isolasi social
2
)
Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3
)
Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4
)
Mengajarkan kepada klien tentang cara berkenalan dengan satu orang
5
)
Menganjurkan kepada klien memasukkan kegiatan berbincang-bncang dengan orang lain dalam
kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikan cara berkenalan dengan satu orang
3
)
Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 3(SP 3) untuk klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Memberi kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3
)
Menganjurkan kepada klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 1 (SP4)untuk Keluarga
1
)
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2
)
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial beserta proses terjadinya
3
)
Menjelaskan cara-cara merawat klien isolasi social
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Keluarga
1
)
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien isolasi sosial
2
)
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi social
3. Straegi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
1
)
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2
)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Perubahan proses piker: waham
Strategi Pelaksanaan 1(SP 1) untuk Klien
1) Membantu orientasi realita
2) Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3) Membantu klien memenuhi kebutuhannya
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
3) Melatih kemampuan yang dimiliki
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaaan obat secara teratur
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham yang dialami klien beserta proses terjadinya
3) Menjelaskan cara-cara merawat klien waham
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien waham
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
4. 1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Perubahan persepsi sensori: halusinasi
Strategi Pelaksanaan 1 (SP1) untuk Klien
1) Mengidentifikasi jenis halusinasi:
2) Mengidentifikasi isi halusinasi
3) Mengidentifikasi waktu halusinasi
4) Mengidentifikas frekwensi halusinasi
5) Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
7) Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8) Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan klien di
rumah)
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4) untuk Klien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaaan obat secara teratur
5. 3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 1(SP 1) untuk Keluarga
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi yang dialami klien beserta proses terjadinya
3) Menjelaskan cara-cara merawat klien halusinasi
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Keluarga
1) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien halusinasi
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat klien halusinasi
Resiko bunuh diri
Strategi Pelaksanaan 1(SP 1) untuk Klien
1
)
Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
2
)
Mengamannkan benda-benda yang dapat membahayakan klien
3
)
Melakukan contact treatment
4
)
Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5
)
Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1
)
Mengidentifikasi aspek positif klien
2
)
Mendorong klien untuk berfikir positif terhadap diri
3
)
Mendorong klien untuk menghargai diri sebagai individu
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Klien
1
)
Mengidentifikasi pola koping yang biasa dilakukan klien
2
)
Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3
)
Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
6. 4
)
Mendorong klien memilih pola koping yang konstruktif
5
)
Menganjurkan klien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4) untuk Klien
1
)
Membuat rencana masa depan yang realistis bersama klien
2
)
Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3
)
Memberi dorongan klien melakukakn kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Keluarga
1
)
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2
)
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala perilaku bunuh diri yang dialami klien beserta proses terjadinya
3
)
Menjelaskan cara-cara merawat klien perilaku bunuh diri
Strategi Pelaksanaan 2(SP 2) untuk Keluarga
1
)
Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien perilaku bunuh diri
2
)
Melatih keluarga melakukan cara merawat klien perilaku bunuh diri
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
1
)
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2
)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Resiko perilaku kekerasan
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Klien
1
)
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2
)
Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasn
3
)
Mengidentifikasi perilaku kekeraan yang dilakukan
4
)
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
7. 5
)
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
6
)
Membantu klien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik I
7
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik II
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3)untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 5(SP 5) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2
)
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Keluarga
1
)
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
8. 2
)
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dialami klien beserta proses
terjadinya
3
)
Menjelaskan cara-cara merawat klien perilaku kekerasan
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Keluarga
1
)
Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien perilaku kekeasan
2
)
Melatih keluarga melakukan cara merawat klien perilaku kekerasan
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
1
)
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2
)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
9. Defisit perawatan diri
Strategi Pelaksanaan 1(SP 1) untuk Klien
1
)
Mengkaji kemampuan klieln melakukan perawatan diri : Mandi/kebersihan diri,
Berpakaian/ berhias, Makan, BAB/ BAK secara mandiri.
2
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
2
)
Memberikan latihan cara melakukan mandi/ kebersihan diri secara mandiri.
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
2
)
Memberikan latihan cara berpakaian/ berhias secara mandiri.
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
10. Strategi Pelaksanaan 4 (SP 4) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
2
)
Memberikan latihan cara makan secara mandiri.
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 5 (SP 5) untuk Klien
1
)
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien
2
)
Memberikan latihan cara BAB/ BAK secara mandiri
3
)
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk Keluarga
1
)
Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
klien untuk menjaga perawatan diri
Strategi Pelaksanaan 2(SP 2) untuk Keluarga
1
)
Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri (sesuai jadual yang telah disepakati).
2
)
Melatih keluarga melakukan cara merawat klien yang mengalami deficit perawatan
diri
Strategi Pelaksanaan 3 (SP 3) untuk Keluarga
1
)
Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri.
2
)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang